Anda di halaman 1dari 17

RINGKASAN MATERI KULIAH

BAB 7, 8 & 9

METODE PENGUMPULAN DATA: PENGANTAR DAN WAWANCARA


METODE PENGUMPULAN DATA: OBSERVASI
METODE PENGUMPULAN DATA: KUISIONER

Untuk Memenuhi Tugas Metode Penelitian Positif


Dosen: Prof. Dr. Bambang Subroto, SE., MM., Ak.

Disusun Oleh:
Budi Utomo
Firdaus
Fauzia Agustina (186020300011004)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
BAB VII

METODE PENGUMPULAN DATA: PENGANTAR DAN WAWANCARA

WAWANCARA

Pewawancara diperlukan pelatihan unuk meminimalkan bias yang ditunjukkan dalam infleksi

suara, perbedaan dalam penyusunan kata dan interpretasi.

Jenis Wawancara

1. Wawancara Tidak Terstruktur

Dalam wawancara tidak terstruktur (unstructured interview) pewawancara tidak

memasuki situasi wawancara dengan rangkaian pertanyaan yang direncanakan yang akan

diberikan ke responden. Tujuannya untuk mengetahui beberapa isu pendahuluan, sehingga

peneliti dapat menentukan variabel yang memerlukan investigasi lebih lanjut. Untuk

memahami situasi, peneliti dapat mewawancara karyawan pada beberapa tingkat, pada tahap

awal hanya pertanyaan terbuka dan luas yang diajukan dan jawabannya akan memberikan

informasi mengenai persepsi responden. Jenis dan sifat pertanyaan yang diberikan berbeda

sesuai dengan tingkat dan jenis pekerjaannya. Manajer pada tingkat atas dan menengah dapat

diberikan pertanyaan yang lebih langsung mengenai persepsi terhadap masalah dan situasi yang

dihadapi. Sedangkan untuk karyawan yang lebih rendah diberikan pertanyaan yang terbuka dan

luas. Adapun contoh pertanyaan yang diajukan:

a) Ceritakan mengenai unit dan departemen anda, bahkan mengenai organisasi secara

keseluruhan, dalam hal pekerjaan, karyawan dan apapun yang menurut anda penting.
b) Saya ingin mengetahui tentang pekerjaan anda, mohon dijelaskan secara terperinci hal-hal

yang anda lakukan dalam pekerjaan sehari-hari dari jam delapan pagi hingga jam empat

sore?

c) Dibandingkan dengan unit lain dalam organisasi ini, apa saja kekuatan dan kelemahan unit

anda?

Teknik bertanya seperti itu biasanya membuat responden lebih bersedia memberikan

informasi, baik hal baik maupun kurang baik yang dapat diungkapkan. Namun jika responden

menunjukkan keengganan ataupun secara terus terang menolak bekerja sama, pewawancara

sebaiknya menghargai dan membatalkan wawancara tersebut.

Setelah melakukan wawancara tidak terstruktur dan mempelajari data yang diperoleh,

peneliti akan mengetahui variabel yang memerlukan fokus lebih besar dan membutuhkan

informasi mendalam.

2. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur (structured Interviews) adalah wawancara yang dilakukan

ketika sejak awal diketahui informasi apa yang diperlukan. Pewawancara mempunyai daftar

pertanyaan yang direncanakan untuk ditanyakan baik secara pribadi, melalui telepon atau

komputer sebagai tindak lanjut dari wawancara tidak terstruktur. Selanjutnya faktor-faktor baru

dapat diidentifikasi sehingga menghasilkan pemahaman mendalam. Untuk mampu mengenali

respons, pewawancara harus memahami tujuan dan sasaran dari setiap pertanyaan.

Alat bantu visual seperti gambar, kartu, atau materi lain terkadang digunakan dalam

melakukan wawancara, misalnya untuk penelitian pemasaran. Alat bantu visual digunakan

untuk mengungkapkan pemikiran atau ide yang sulit disampaikan.

Informasi yang diperoleh dalam wawancara ini selanjutnya ditabulasi dan dianalisis,

sehingga peneliti bisa menjelaskan fenomena dan bisa mengukurnya, atau mengidentifikasi
masalah spesifik dan membuat teori mengenai faktor yang mempengaruhi masalah dan

menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian.

Tinjauan Wawancara Tidak Terstruktur dan Wawancara Terstruktur

Tujuan wawancara tidak terstruktur untuk menyelidiki dan menggali beberapa faktor

penting pada situasi tertentu. Selanjutnya hal tersebut ditindaklanjuti selama wawancara

terstruktur untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam yang membantu dalam

identifikasi masalah kritis serta bagaimana pemecahan masalahnya.

Melatih Pewawancara

Pewawancara bisa terdiri dari tim yang terlatih. Sebelumnya pewawancara harus

diberikan informasi yang lengkap mengenai penelitian dan diberikan pelatihan mengenai cara

memulai wawancara, bagaimana melanjutkan wawancara dengan pertanyaan, bagaimana

memotivasi responden untuk menjawab, apa yang dicari dari jawaban tersebut, bagaimana

mengakhiri wawancara, serta bagaimana membuat catatan dan pengkodean respon wawancara.

Penggunaan teknik wawancara sebagai mekanisme pengumpulan data yang efektif

memerlukan perencanaan yang baik, pelatihan yang memadai, memberikan pedoman yang

jelas bagi pewawancara, dan memberikan supervisi atas pekerjaan.

Kita-Kiat Melakukan Wawancara

Informasi yang diperoleh selama wawancara semaksimal mungkin harus bebas dari

bias. Bias mengacu pada kesalahan atau ketidakakuratan dalam pengumpulan data. Bias dapat

muncul dari pewawancara, orang yang diwawancara maupun situasi

 Pewawancara bisa membiaskan data jika tidak terbangun kepercayaan dan hubungan

yang baik dengan orang yang diwawancara, jika respon diartikan secara salah atau
terdistorsi, maupun jika pewawancara secara tidak sengaja mendorong atau

melemahkan jenis respon tertentu melalui gestur dan ekspresi wajah.

Pewawancara harus mendengarkan orang yang diwawancara, menunjukkan perhatian

terhadap apa yang disampaikan responden, sopan dalam bertanya, mengulangi dan/atau

mengklarifikasi pertanyaan yang diajukan, memparafrasakan beberapa jawaban untuk

memastikan pemahaman dan menjaga minat responden selama wawancara serta

mencatat respon secara akurat.

 Orang yang diwawancara dapat membiaskan data jika mereka tidak menyampaikan

pendapat mereka yang sebenarnya, mereka menyampaikan informasi yang menurut

mereka adalah apa yang pewawancara ingin dengarkan dan harapkan dari mereka.

Demikian juga jika orang yang diwawancara tidak memahami pertanyaan, dan mereka

malu atau enggan untuk meminta klarifikasi, sehingga jawabannya menyebabkan bias.

Responden mungkin juga tidak memberikan jawaban yang sebenanya karena faktor

ketidaksukaan pribadi, ataupun menjawab pertanyaan dengan cara yang dapat diterima

sosial dan tidak menunjukkan perasaan yang sesungguhnya.

 Bias bisa terjadi karena situasi, yaitu

- Nonpartisipan, keengganan atau ketidakmampuan responden untuk berpartisipasi

dalam studi dapat membiaskan data.

- Tingkat kepercayaan dan hubungan yang dibangun. Pewawancara yang berbeda

membangun tingkat kepercayaan dan hubungan berbeda dengan responden,

sehingga menghasilkan jawaban dengan tingkat keterbukaan yang berbeda.

- Keadaan tempat wawancara, misalnya beberapa orang mungkin merasa tidak cukup

nyaman jika diwawancara ditempat kerja sehingga tidak memberikan respon yang

sebenarnya. Wawancara bisa dilakukan dari rumah kerumah atau melalui telepon.

Pewawancara juga bisa mengurangi bias dengan menggunakan cara bertanya yang
konsisten dengan tidak mendistorsi atau memalsukan informasi yang diterima dan

tidak mempengaruhi respon subjek dengan cara apapun.

Bias dapat diminimalkan dengan cara berikut ini:

1. Membangun Kredibilitas, Hubungan dan Motivasi Individu untuk Merespon

 Kualitas yang harus ditunjukkan peneliti dalam membangun kredibilitas dengan

organisasi yang mempekerjakan dan anggotanya adalah pengetahuan,

ketrampilan, kemampuan, kepercayaan, penyampaian dan antusiasme.

 Peneliti harus mampu membuat responden cukup nyaman memberikan jawaban

yang informatif dan jujur tanpa merasa takut dengan konsekuensi yang

membahayakan.

 Peneliti harus menyampaikan tujuan wawancara dan menjamin sepenuhnya

kerahasiaan sumber respon.

 Responden diberikan pemahaman bahwa peneliti tidak berpihak dan tidak

merugikan staf.

 Peneliti dapat memotivasi responden untuk emmberikan jawaban yang jujur dan

benar dengan menjelaskan bahwa kontribusi responden sangat membantu untuk

peningkatan pekerjaan.

2. Teknik Bertanya

Peneliti perlu membangun hubungan dengan responden dan memotivasi untuk

memberikan respon yang tidak bias dengan menghilangkan kecurigaan yang mungkin

mereka miliki tentang penelitian dan konsekuensinya.

 Teknik Corong (Funneling Technique)

Pada awal wawancara tidak terstruktur, disarankan untuk mengajukan

pertanyaan terbuka untuk memperoleh ide yang luas dan membentuk kesan

tertentu mengenai situasi. Pertanyaan lebih lanjut yang secaara progresif lebih
fokus dapat diajukan dengan memproses respon dan mencatat bebrapa

persoalan penting yang relevan dengan situasi. Contohnya: “Bagaimana

perasaan anda dengan bekerja untuk organisasi ini?”

 Pertanyaan tidak bias

Mengajuakan pertanyaan tidak bias merupakan upaya untuk meminimalkan

bias dengan tidak menggunakan loaded question (pertanyaan yang berisi asumsi

salah), karena mempengaruhi jenis jawaban yang diperoleh dari responden.

Bias muncul dari penekanan kata-kata tertentu, perubahan nada dan suara serta

melalui saran yang tidak tepat. Sebagai contoh, “Ceritakan bagaimana anda

melakukan pekerjaan?” lebih baik daripada “Pekerjaan yang anda lakukan pasti

membosankan, ceritakan bagaimana anda menjalaninya”.

 Mengklarifikasi Persoalan

Disarankan pewawancara untuk memparafrasakan atau menyatakan kembali

informasi penting yang diberikan responden dengan tujuan memperjelas

persoalan. Misalnya jika responden mengatakan, ”Ada kebijakan promosi yang

tidak adil dalam organisasi ini, senioritas sama sekali tidak diperhitungkan,

junior yang selalu mendapatkan promosi”, peneliti dapat memperjelas dengan

mengatakan, “Jadi anda mengatakan bahwa junior selalu dipromosikan bahkan

melampaui senior yang mampu”.

 Membantu Responden untuk Mempertimbangkan Persoalan

Jika responden tidak dapat menyatakan persepsinya, peneliti sebaiknya

mengajukan pertanyaan secara lebih sederhana atau memparafrasakannya.

Contohnya responden diberikan pertanyaan pilihan, melayani konsumen atau

melakukan pekerjaan arsip, jika jawabannya melayani konsumen, peneliti dapat

menggunakan aspek lain dari pekerjaan responden dan kembali menanyakan


pertanyaan dua pilihan untuk mengetahui pekerjaan yang lebih disukai

responden dibandingkan dengan yang lain.

 Membuat Catatan

Penting untuk peneliti membuat catatan tertulis saat wawancara berlangsung

dan segera setelah wawancara berakhir. Wawancara dapat direkam dengan

seizin responden, tetapi hal tersebut dapat membiaskan jawaban karena

anonimitas tidak sepenuhnya terjamin.


BAB VIII

METODE PENGUMPULAN DATA: OBSERVASI

DUA PENDEKATAN PENTING UNTUK OBSERVASI

a) Observasi Partisipan

Ciri utama observasi partisipan adalah peneliti mengumpulkan data dengan

berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari dari kelompok atau organisasi yang diteliti,

sehingga peneliti memungkinkan untuk mempelajari kegiatan kelompok dari sudut

pandang orang dalam.

Aspek Partisipatif dari Observasi Partisipan

Observasi partisipan mengkombinasikan proses partisipasi dan observasi. Ciri dari

Observasi Partisipan adalah peneliti berpartisipasi dalam kelompok sosial yang diteliti.

Partisipasi ini memiliki tingkat yang berbeda, tingkat tertinggi adalah partisipasi lengkap.

Dalam partisipasi lengkap, peneliti adalah seorang pengamat, berperilaku senatural

mungkin dan berusaha untuk menjadi anggota yang diterima dari kelompok sosial.

Kekurangannya adalah partisipasi lengkap dapat membatasi kebebasan gerak diluar peran

yang sudah dipilih dan sulit untuk menghentikan peran partisipan penuh ketika penelitian

berlangsung. Selain itu masalah metodologi menjadi penduduk asli menyebabkan

perspektif penelitian yang kabur, meningkatnya kemungkinan temuan penelitian bias, serta

partisipasi lengkap dianggap tidak etis.

Partisipasi moderat mengasumsikan peneliti antara menjadi anggota (insider)

sepenuhnya (partisipan lengkap) dan non anggota sepenuhnya (outsider). Dalam partisipasi

ini peneliti mengamati kejadian yang diteliti, menjaga jarak tertentu dari kejadian dan tidak

pernah memberikan intervensi. Jadi peran peneliti sebagai saksi atau penonton. Teknik lain
adalah “shadowing”, yaitu peneliti mengikuti subjek secara dekat dengan terlibat dalam

kehidupan sehari-hari.

Dalam partisipasi aktif peneliti tidak hanya sebagai penonton dan tidak

menyembunyikan bahwa dia adalah pengamat. Sehingga peneliti tidak hanya mengamati

kegiatan sehari-hari tetapi juga terlibat dalam kegiatan. Tujuannya partisipasi aktif adalah

tidak untuk menjadi subjek dan telibat jauh dalam aktivitas mereka, namun hanya untuk

mendapatkan pemahaman.

Aspek Observasi dari Observasi Partisipan

Memulai observasi partisipan dimulai dengan memilih “tempat”, mendapatkan izin,

memilih informasi penting dan mempelajari keadaan penelitian. Izin melakukan penelitian

diperoleh dari manajemen puncak setelah peneliti menjelaskan tujuan penelitian. Senjutnya

adalah menjadi anggota yang diterima kelompok sosial. Perlunya sponsor dari orang yang

dihormati dalam kelompok membantu peneliti untuk memperkenalkan kepada anggota

kelompok lain, menjamin peneliti dan menjelaskan kehadiran peneliti dalam kelompok.

Aspek penting dalam observasi partisipan adalah membangun hubungan, yaitu membangun

hubungan dengan mempercayai kelompok yang diteliti, menunjukkan rasa hormat, menjadi

orang yang dipercaya dan menunjukkan komitmen terhadap kesejahteraan kelompok

sehingga mereka aman memberikan informasi.

Apa yang Diamati

Werner dan Schoepfle (1987) menjelaskan 3 proses dalam observasi yang dapat

memberikan pemahaman mendalam terhadap keadaan yang diteliti:

1. Observasi deskriptif, yaitu peneliti terbuka terhadap segala sesuatu yang sedang terjadi,

mengumpulkan data yang menjelaskan kondisi, subjek dan peristiwa yang terjadi. Data

awal yang dikumpulkan memberikan deskripsi awal yang menjadi dasar

pengembangan konsep, teori dan rerangka konseptual.


2. Observasi terfokus, menekankan pada observasi dimana peneliti akan berkonsentrasi

pada jenis pendapat, emosi, tidakan, aktivitas serta mencari tema yang muncul.

3. Observasi selektif, peneliti fokus pada jenis tindakan atau aktivitas yang berbeda,

mencari persamaannya, namun terbuka terhadap perbedaan dan pengecualian yang

muncul.

Metode penting dalam memperoleh data observasi adalah membuat catatan lapangan

yang berisi informasi yang diamati, rekaman percakapan informal dengan subjek yang

diteliti dan catatan jurnal. Berikut ciri catatan yang baik (Schensul, Schensul & LeComte,

1999):

 Menggunakan kutipan yang tepat jika memungkinkan

 Menggunakan pseudonim atau nama samaran untuk menjaga kerahasiaan

 Menjelaskan aktivitas berdasarkan urutan kejadian

 Memberikan deskripsi tanpa mengambil kesimpulan dari makna

 Menggunakan informasi latar belakang yang relevan untuk menempatkan kejadian

 Memisahkan pendapat dan asumsi pribadi seseorang dari apa yang mereka amati

 Mencatat tanggal, waktu, tempat dan nama peneliti pada setiap halaman catatan.

Saran untuk melakukan observasi partisipan:

 Samar dalam tindakan

 Familier dengan kondisi sebelum mengumpulkan jenis data lain

 Menerima ambiguitas, termasuk menjadi adaptif dan fleksibel

 Memperhatikan dan menggunakan perspektif yang luas dan terbatas

 Melihat interaksi dalam kondisi/keadaan: siapa yang berbicara, siapa yang dihormati,

dan bagaimana keputusan diambil


 Mendengarkan percapakan secara seksama, mencari kata kunci dalam percakapan serta

menuliskannya untuk membantu mengingat percakapan tersebut nantinya.

 Memperhatikan kata diawal dan diakhir, karena hal tersebut paling mudah diingat

 Mendengarkan secara seksama dalam waktu yang alma merupakan hal yang sulit,

terkadang memperhatikan.

 Seringkali melibatkan lebih dari satu observasi, termasuk wawancara informal dan

terstruktur seperti kuisioner.

 Tentukan dan yakin pada diri sendiri


BAB IX

METODE PENGUMPULAN DATA: KUISIONER

Jenis dan Bentuk Pertanyaan

Jenis pertanyaan terbagi dalam pertanyaan terbuka dan tertutup, yaitu:

1. Pertanyaan terbuka

Pertanyaan terbuka memungkinkan responden untuk menjawab pertanyaan dengan cara

yang mereka pilih. Contohnya menanyakan apa yang responden sukai dari supervisor atau

lingkungan kerja mereka.

2. Pertanyaan Tertutup

Dalam pertanyaan tertutup meminta responden membuat pilihan diantara serangkaian

alternatif yang diberikan peneliti. Misalnya pertanyaan yang sudah disiapkan jawaban oleh

peneliti beberapa aspek-aspeknya, sehingga responden tinggal memilih dan mengurutkan

aspek menurut preferensi mereka. Pertanyaan tertutup membantu responden membuat

keputusan cepat dalam memilih alternatif yang diberikan dan membantu peneliti

mengkodekan informasi dengan mudah untuk analisis selanjutnya. Pilihan alternatif harus

bersifat mutually exclusive (saling lepas) dan collectively exhaustive (mencakup semua).

Beberapa kuisioner diakhiri dengan pertanyaan terbuka yang mendorong responden untuk

mengomentari topik yang belum tercakup. Responnya harus diedit dan dikategorikan untuk

analisis selanjutnya.

Berikut adalah bentuk-bentuk pertanyaan:

1. Pertanyaan yang disusun secara positif dan negatif


Pertanyaan negatif disusun untuk meminimalkan kecenderungan responden yang

menjawab tanpa berfikir untuk melingkari titik diujung skala. Dalam kuisioner

pertanyaan sebaiknya disusun secara positif dan negatif dalam daftar pertanyaan agar

peneliti bisa mendeteksi bias, dan sebaiknya menghindari penggunaan kata “tidak” dan

“hanya” secara berlebihan karena membingungkan responden.

2. Pertanyaan yang memiliki respon ganda

Pertanyaan ini sebaiknya dihindari karena membuka kemungkinan respon yang

berbeda pada sub kalimatnya dan sebaiknya mengajukan pertanyaan dalam dua atau

lebih pertanyaan yang terpisah. Misalnya pertanyaan respon ganda, “menurut anda

apakah ada pasar yang baik untuk produk ini dan bahwa produk ini akan laris terjual?”.

Sebaiknya pertanyaan tersebut dipisan agar tidak mendapatkan respon yang ambigu.

3. Pertanyaan ambigu

Pertanyaan ini menjadikan responden tidak yakin terkait apakah maksud

pertanyaannya. Contohnya, “menurut anda, sejauh mana kebahagiaan anda?”,

pertanyaan tersebut tidak dijelaskan perasaan mereka ditempat kerja, dirumah atau

secara umum sehingga menyebabkan responden menginterpretasikan berbeda. Respon

tersebut menyebabkan bias karena hasilnya tidak memberikan jawaban yang tepat.

4. Pertanyaan yang bergantung pada ingatan

Yaitu pertanyaan yang mengharuskan responden untuk mengingat pengalaman masa

lalu yang sudah tidak begitu jelas dalam memori.

5. Pertanyaan yang mengarahkan

Pertanyaan sebaiknya tidak disampaikan dengan cara yang mengarahkan responden

untuk memberikan respon yang peneliti inginkan. Misalnya pertanyaan, “tidakkah

menurut anda pada peningkatan biaya hidup saat ini, karyawan seharusnya diberikan

kenaikan gaji yang layak?”.


6. Loaded Question

Pertanyaan ini menimbulkan bias karena disampaikan dengan cara yang sangat

emosional, misalnya, “Sejauh mana menurut anda pihak manajemen mungkin akan

mengancam jika serikat pekerja memutuskan untuk melakukan pemogokan?”

7. Keinginan Sosial

Pertanyaan sebaiknya tidak disampaikan pada tingkat bahwa pertanyaan tersebut

menghasilkan respon yang diinginkan secara sosial. Misalnya pertanyaan “menurut

anda apakah orang yang tua sebaiknya diberhentikan?” sebaiknya diubah dengan

memberikan sedikit tekanan pada penerimaan sosial menjadi “terdapat kelebihan dan

kekurangan untuk mempertahankan orang-orang yang sudah tua sebagai tenaga kerja,

sejauh mana menurut anda perusahaan seharusnya terus mempekerjakan orang yang

sudah tua?”

8. Panjang Pertanyaaan

Pertanyaan yang sederhana lebih disukai dari pertanyaan panjang, sehingga sebaiknya

pertanyaan kuisioner tidak melebihi 20 kata atau melebihi satu baris penuh pada

cetakan.

9. Urutan Pertanyaan

Urutan pertanyaan sebaiknya mengarahkan responden dari pertanyaan yang bersifat

umum ke pertanyaan spesifik, dari pertanyaan yang mudah ke pertanyaan yang semakin

sulit dijawab (funnel approach). Yang perlu diperhatikan adalah dalam menentukan

urutan sebaiknya tidak menempatkan pertanyaan positif dan negatif yang

mengungkapkan konsep yang sama secara berdekatan.

10. Kualifikasi data dan Informasi Pribadi

Klasifikasi data/informasi pribadi terdiri dari informasi usia, tingkat pendidikan, status

pernikahan dan penghasilan. Sebaiknya tidak menanyakan nama responden, tetapi jika
kuisioner harus diidentifikasi dengan responden, maka dapat diberi nomor dan

dihubungkan dengan nama responden dalam sebuah dokumen terpisah. Data pribadi

bisa ditempatkan diawal atau diakhir kuisioner.

Prinsip Pengukuran

Prinsip pengukuran perlu diikuti untuk memastikan data yang diperoleh adalah tepat untuk

menguji hipotesis. Hal ini mengacu pada skala dan teknik penskalaan yang digunakan untuk

mengukur konsep. Menentukan skala yang tepat sebaiknya menggunakan skala interval dan

skala rasio dibandingkan dengan skala nominal dan skala ordinal. Ketepatan data perlu dinilai

melalui uji validitas dan reliabilitas. Validitas mengungkap seberapa baik sebuah teknik,

instrumen atau proses mengukur konsep tertentu, dan reliabilitas menunjukkan seberapa stabil

dan konsisten instrumen tersebut dalam memperoleh variabel.

Tampilan Umum atau Susunan Kuisioner

Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kuisioner:

a) Pendahuluan yang baik

Pendahuluan yang baik mengungkapkan identitas peneliti dan menyampaikan tujuan

survei secara jelas. Sangat penting membangun hubungan dengan responden dan

memotivasi untuk menjawab pertanyaan dalam kuisioner dengan antusias. Jaminan

kerahasiaan atas informasi yang diberikan akan mengurangi kemungkinan jawaban

yang bias. Bagian pendahuluan sebaiknya diakhiri dengan ungkapan yang sopan,

mengucapkan terima kasih kepada responden karena menyediakan waktu untuk

mengisi survei.

b) Menyusun pertanyaan, memberikan instruksi dan petunjuk serta penjajaran yang baik

Menyusun pertanyaan yang logis dan rapi pada bagian yang tepat dan memberikan

instruksi tentang bagaimana melengkapi poin-poin disetiap bagian akan membantu


responden menjawab tanpa kesulitan. Pertanyaan juga seharusnya dijajarkan dengan

rapi sehingga responden bisa membaca dan menjawab kuisioner dengan cepat.

c) Data pribadi

d) Informasi tentang penghasilan dan data pribadi lainnya yang sensitif

Informasi yang bersifat sangat pribadi dan rahasia misalnya penghasilan, keadaan

kesehatan jika dianggap diperlukan dalam survei sebaiknya ditanyakan diakhir

kuisioner, dan sebaiknya dijelalskan bagaimana informasi tersebut akan berkontribusi

pada pengetahuan dan pemecahan masalah sehingga responden tidak menganggap hal

tersebut bersifat menyelidiki atau mencampuri. Menunda pertanyaan tersebut

membantu mengurangi bias responden jika mereka merasa terganggu dengan

pertanyaan yang bersifat pribadi.

e) Pertanyaan Terbuka dibagian Akhir

Pertanyaan terbuka ini memungkinkan responden untuk mengomentari aspek yang

mereka inginkan. Kuisiner akan diakhiri dengan ucapan terima kasih kepada responden.

f) Menyimpulkan Kuisioner

Kuisiner sebaiknya diakhiri dengan sebuah catatan yang sopan yang mengingatkan

responden untuk memeriksa kembali semua poin yang telah diisi.

Anda mungkin juga menyukai