Anda di halaman 1dari 8

EDUCATION FOOD SERVICE DI CENTRAL MAINE STATE UNIVERSITY

Disusun Oleh :

1. Cela Lutfiana (171003622010594)


2. Eni Nurhayati (171003622010645)
3. Mohammad Asil Naqi (171003622010589)

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas 17 Agustus 1995

Semarang
PENDAHULUAN

Pam Worth bertemu dengan seorang peneliti, ia merupakan dosen di universitas lain yang
sedang melakukan studi lapangan dalam bisnis jasa makanan. Dengan jaminan kerahasiaan yang
ketat, pam menjelaskan bahwa dia selalu mencoba untuk menyembunyikan suatu kelonggaran
dalam anggaran dan bagaimana dia melakukan apa yang dilakukan oleh orang lain di perusahaan
dan di dalam industrinya. Dia yang ingin memiliki buffer moderat dalam anggaran dengan taruhan
yang tinggi, review kinerja yang akan baik ditahun ini dan akan mendapatkan bonus 20%. Jika,
dia melewatkan anggarannya, dia bisa kehilangan pekerjaannya.

Pam Worth adalah Manajer Education Food Service di Central Maine State University
(CMSU), dia seorang lulusan akuntansi dari Northern University dan bekerja sebagai karyawan di
sebuah perusahaan besar penyedia makanan yang bernama Contract Food Service Corporation
(CFSC). Pam menjalankan profit center di CMSU, yang menyediakan makanan di dua tempat
besar, kafetaria di kampus yang melayani 12.000 mahasiswa dan sekitar 2.000 dosen dan staf. Pam
yang memperkerjakan 59 karyawan tetap dan 150-180 mahasiswa secara paruh waktu. CFSC dan
CMSU memiliki kontrak yang mengatur didalamnya adalah CMSU menyedikan semua biaya
peralatan lebih dari $100, CMSU menyetujui rencana dan harga yang telah ditetapkan oleh CFSC
yang menyebutkan bahwa CFSC mendapatkan 100% hingga 10% laba dari operasional makanan
dan untuk laba melebihi 10% akan dibagikan secara merata dengan CMSU. Selain itu, anggaran
yang dipersiapkan secara bottom-up akan menghasilkan ekspektasi bahwa manajer akan
meningkatkan target laba.

Pam juga menjelaskan bahwa dia secara rutin menyembunyikan beberapa buffer dalam
biaya tenaga kerja dan makanan seperti halnya :

 Menjaga porposi makanan yang disajikan sesuai kontrak setara dengan tahun lalu,
meskipun jumlah siswa akan meningkat.
 Dengan menjanjikan anggaran $7,15 per jam upah untuk mahasiswa paruh waktu,
tetapi yang diterima tidak seperti yang dijanjikan.
 Tidak ada perencanaan adanya peningkatan efisiensi, meskipun dia tahu efisiensi
akan meningkat dari tahun ke tahun.
Pam meyakini bahwa ia akan mencapai target anggarannya, setelah perusahaan
mengeluarkan beberapa buffer-nya dalam tinjauan mereka. Bos Pam tidak bisa datang di
perusahaan untuk memeriksa setiap asumsi yang pam rencanakan, karena Bos-nya tidak memiliki
banyak waktu dan tanggung jawab bos-nya pun tidak hanya di CSMU saja.

Pam menyadari tindakannya sedikit licik, tetapi bukan pencurian, ,melainkan hanya
bermain dengan proyeksi. Karena jika tidak membangun buffer untuk diri sendiri, maka tidak akan
bertahan lama dalam bisnis.

Masalah yang ada :

1. Ketidaksesuaian yang jelas dalam angka anggaran tahun lalu, yang dilakukan oleh Pam
Worth dan mengapa dia selalu menyembunyikan suatu kelonggaran dalam anggaran
dengan menggunakan metode bottom up !
2. Pam Worth secara rutin menyembunyikan beberapa buffer dalam biaya tenaga kerja dan
makanan !
PEMBAHASAN

1. Ketidaksesuaian yang jelas dalam angka anggaran tahun lalu, yang dilakukan oleh
Pam Worth dan mengapa dia selalu menyembunyikan suatu kelonggaran dalam
anggaran dengan menggunakan metode bottom up.

Senjangan anggaran didefinisikan sebagai jumlah yang dinyatakan oleh bawahan


mengenai kemampuan produktifnya saat diberikan kesempatan untuk memilih standar kerja
terhadapnya yang kemudian akan dievaluasi dan merupakan masalah organisasi dan perilaku, di
mana manajer sengaja mengatur kewajiban tambahan untuk sumber daya dari anggaran tertentu
atau tidak menggunakan kemampuan produktif secara maksimal.

Para manajer cenderung akan menganggarkan pendapatan yang lebih rendah (understated)
dan menganggarkan biaya yang lebih tinggi (overstated). Senjangan anggaran dapat terjadi karena
manajer berusaha untuk mencari cara melindungi dirinya sendiri dari risiko tidak tercapainya
target anggaran. Senjangan anggaran digunakan sebagai alat untuk memanipulasi anggaran agar
target anggaran lebih mudah untuk dicapai. Dengan melakukan senjangan anggaran, kinerja
manajer perusahaan akan terlihat baik karena jumlah yang dianggarkan mudah dicapai dan bahkan
berpotensi untuk memperoleh bonus.

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya senjangan anggaran adalah partisipasi
penganggaran. Partisipasi penganggaran memiliki tiga potensi masalah, yaitu menetapkan standar
yang terlalu tinggi atau rendah, membuat kelonggaran dalam anggaran, dan partisipasi semu.
Dalam proses penyusunan anggaran, manajer cenderung membuat anggaran yang terlalu ketat atau
terlalu longgar. Tujuan anggaran cenderung menjadi tujuan manajer ketika menyusun anggaran.
Penetapan anggaran yang terlalu ketat merupakan tantangan bagi manajer yang agresif dan kreatif,
sedangkan anggaran yang terlalu longgar merupakan kesempatan bagi manajer yang ingin
mencapai anggarannya dengan mudah, sehingga mengurangi risiko yang harus dihadapi.

Dalam penerapan etika menciptakan kelonggaran anggaran seharusnya Pam Worth tidak
menyembunyikan kelonggaran dalam anggaran yang dapat mengakibatkan ketidaksesuaian yang
jelas dalam anggaran tahun lalu. Oleh karena itu, menciptakan kelonggaran anggaran dapat
dianggap melanggar beberapa kewajiban yang tercantum dalam Statement of Ethical Professional
Practice dari Association for Accountans and Financial Professional in Business. Analisis dari
ajaran utilitarianisme menunjukan bahwa penciptaan kelonggaran anggaran merupakan masalah
etika yang dapat merugikan para pemangku kepentingan.

2. Pam Worth secara rutin menyembunyikan beberapa buffer dalam biaya tenaga kerja
dan makanan

Tindakan Pam Worth ini dinamakan Budgetary Slack, Budgetary slack adalah perbedaan
antara jumlah anggaran yang diajukan oleh subordinates dengan jumlah estimasi yang terbaik dari
organisasi. Bawahan cenderung mengajukan anggaran dengan merendahkan pendapatan dan
menaikkan biaya dibandingkan dengan estimasi terbaik dari yang diajukan, sehingga target akan
lebih mudah tercapai. Atasan dan bawahan dalam pusat pertanggungjawaban cenderung membuat
anggaran yang terlalu longgar ataupun terlalu ketat. Dalam studi kasus Pam Worth
mengindikasikan bahwa budgetary slack dapat diciptakan karena keinginan dari Pam Worth
sebagai manajer tingkat menengah dengan menekan bawahan sebagai manajer tingkat bawah
supaya melakukan perintah sesuai permintaan atasan. Apabila subordinates merasa insentifnya
tergantung pada pencapaian sasaran anggaran, maka mereka akan membuat budgetary slack
melalui proses partisipasi.

Budgetary slack bisa disebut dengan tindakan yang tidak etis, karena tindakan tersebut
tidak melibatkan dalam model etika utilitarianisme, hak dan kewajiban, keadilan dan kewajaran,
dan keutamaan. Penjelasan dari model utilitarianisme adalah kebenaran tindakan dinilai
berdasarkan konsekuensinya, model utilitarianisme ini banyak digunakan oleh banyak perusahaan
karena tradisinya dibidang ekonomi, dan tertanam dalma banyak prosedur pengambilan keputusan
kebijakan public, seperti analisis ekonomi kesejahteraan dan biaya manfaat. Model hak dan
kewajiban menyatakan bahwa setiap individu memiliki hak moral sebagai manusia. Hak-hak dasar
meliputi hak untuk martabat, rasa hormat, dan kebebasan. Selain itu berhak juga mendapatkan hak
kesejahteraan. Model keadilan dan kewajaran bahwa orang harus diperlakukan sama dengan yang
lain, kecuali bila dalam beberapa hal mereka berbeda, seperti mengevaluasi kinerja karyawan,
tergantung pada hal-hal seperti kenetralan dan konsistensi. Membayar dengan jumlah yang sama
untuk karyawan ketika atas pekerjaan mereka yang lebih sulit dibanding dengan karyawan yang
lain dengan menekan atau lebih beresiko harus dianggap adil, sedangkan membayar keryawan
yang memiliki kebutuhan khusus atau kebutuhan lebih besar dengan jumlah yang lebih banyak
atau besar dari karyawan lain dengan pekerjaan yang serupa dianggap tidak adil. Model keutamaan
yang terpenting yaitu integritas, loyalitas, dan keteguhan hati. Individu dengan integritas memiliki
niat untuk melakukan apa yang benar secara etis tanpa memperhatikan kepentingan diri sendiri
juga harus memiliki jiwa yang jujur. Sedangkan loyalitas kesetiaan kepada seseorang, kesetiaan
bisa tertuju kepada organisasi, pekerjaan, agama, dll. Untuk keteguhan hati memiliki kekuatan
untuk berdiri teguh dala menghadapi kesulitan dan tekanan. Keutamaan itu sendiri sering tercermin
dalam kode etik profesi dan kode etik perusahaan.

Alasan lain mengapa orang bertindak tidak etis? Banyak alas an mengapa mereka bertindak
tidak etis, beberapa orang secara tidak sadar bertindak buruk, pada dasarnya tidak jujur atas
tindakan yang mereka lakukan. Atau bahkan tidak adanya moral atau ketidaktahuan atas apa yang
mereka lakukan. Sebagai contoh etika merespon indicator pengendalian yang cacat, tindakan
memberikan sinyal kepada karyawan mengenai apa yang dianggap penting oleh organisasi, baik
keuntungan, pertumbuhan, kualitas, atau kinerja lain yang diinginkan. Banyak kasus penipuan
melibatkan karyawan yang melakukan tindakan tidak etis dan illegal yang mereka anggap
“diperlukan” oleh suatu perusahaan untuk berkembang dan bertahan.

Solusi yang tepat dalam kasus Pam Worth tersebut dengan penyebaran etika yang baik
dalam perusahaan. Perusahaan menggunakan pengendalian tindakan tipe akuntabilitas, seperti
standar, aturan, dan peraturan yang mewujudkan perilaku yang diinginkan. Perusahaan
menyampaikan standar melalui kebijakan perusahaan dan manual prosedur, kode etik perusahaan,
atau seperangkat memorandum informal. Aturan memperjelas makna etika yang baik, perilaku
yang etis dihargai, dan memberikan panduan karyawan untuk memikirkan isu-isu etis. Aturan
perlu diperbaharui dari waktu ke waktu, meskipun prinsip-prinsip dasar kode etik yang baik
mungkin sebagian besar tetap sama. Setelah aturan dikomunikasikan, perusahaan mengambil
langkah untuk memastikan bahwa karyawan mengikuti aturan. Dengan cara menandatangani surat
perjanjian yang menyatakan mereka memahami dan mematuhi. Sebaliknya untuk pihak
perusahaan.
KESIMPULAN

Pam Worth seorang Manajer Education Food Service di Central Maine State University
(CMSU), dan sebagai karyawan di sebuah perusahaan besar penyedia makanan yang bernama
Contract Food Service Corporation (CFSC). Pam menjalankan profit center di CMSU, CFSC dan
CMSU memiliki kontrak yang mengatur didalamnya adalah CMSU menyedikan semua biaya
peralatan lebih dari $100, CMSU menyetujui rencana dan harga yang telah ditetapkan oleh CFSC
yang menyebutkan bahwa CFSC mendapatkan 100% hingga 10% laba dari operasional makanan
dan untuk laba melebihi 10% akan dibagikan secara merata dengan CMSU. Selain itu, anggaran
yang dipersiapkan secara bottom-up akan menghasilkan ekspektasi bahwa manajer akan
meningkatkan target laba.

Pam Worth melakukan tindakan yang tidak etis terhadap bisnis yang ia jalankan yaitu
ketidaksesuaian yang jelas dalam angka anggaran tahun lalu, dan mengapa dia selalu
menyembunyikan suatu kelonggaran dalam anggaran dengan menggunakan metode bottom up dan
Pam Worth secara rutin menyembunyikan beberapa buffer dalam biaya tenaga kerja dan makanan.

Contoh dari kasus Pam Worth tersebut membuat banyak masalah etika penting yang masih
belum jelas, dengan menciptakan kelonggaran anggaran selalu tidak etis atau etika merespon
indicator pengendalian yang cacat. Namun, kesamaran penilaian membuat lebih penting bagi
manajer untuk menunjukan berbagai isu etis untuk analisis formal. Ketidakaliannya terhadap
karyawan, dan memberikan hak dan kewajiban karyawan yang tidak sesuai dengan apa yang
mereka lakukan. Karena setiap organisasi memiliki berbagai etika baik, dan buruk. Manajer perlu
membangun etika yang baik, untuk menghormati hak, kewajiban dan pemangku kepentingan di
dalam maupun di luar perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

 https://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/17854
 http://repository.wima.ac.id/18920/2/BAB%201.pdf
 https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/37846929/AKMEN_02.pdf?respons
e-content-
disposition=inline%3B%20filename%3DPENGARUH_TEKANAN_KETAATAN_DA
N_TANGGUNG_J.pdf&X-Amz-Algorithm=AWS4-HMAC-SHA256&X-Amz-
Credential=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A%2F20191016%2Fus-east-
1%2Fs3%2Faws4_request&X-Amz-Date=20191016T065838Z&X-Amz-
Expires=3600&X-Amz-SignedHeaders=host&X-Amz-
Signature=46b3aedf4becec0363536bcf152e85d64f647a0c7ac18a231e1ddab4f4886a90
 Buku Sistem Pengendalian Manajemen (pengukur kinerja, evaluasi, dan insentif) Hal 712-
713, 716-717, 719, 721, 722

Anda mungkin juga menyukai