Lean manufacturing adalah pendekatan yang didesain untuk meniadakan buangan dan
memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Pendekatan ini memiliki ciri pengiriman produk yang benar
(tanpa cacat), pada waktu yang tepat dengan kebutuhan pelanggan, serta dengan biaya serendah
mungkin. Sistem lean manufacturing menungkinkan para manajer untuk meniadakan buangan,
mengurangi biaya dan menjadi lebih efisien.
Keterlibatan karyawan sangat penting untuk mengidentifikasi dan mediakan semua bentuk
buangan. Kemudian, produksi lean tidak dapat diimplemantasikan tanpa komitmen atas
pengendalian kualitas total (Total Quality Control-TQC). TQC adalah usaha tidak berkesudahan
untuk menyempurnakan kualitas; keinginan keras untuk mencapai proses desai dan produksi
produk bebas cacat.
Sistem manajemen biaya tradisional juga tidak bekerja dengan baik dalam lingkungan lean.
Bahkan, pendekatan perhitungan biaya tradisional dan pengendalian operasional mungkin tidak
akan benar-benar berjalan dalam lingkungan lean. Variansi perhitungan biaya standard dan
variansi anggaran departemen cenderung mendorong produksi berlebih dan tidak sesuai dengan
system permintaan pull yang dibutuhkan dalam lean manufacturing.
Studi perhitungan biaya berdasarkan aktivitas menjelaskan bahwa penggunaan tarif
overhead keseluruhan pabrik dalam pabrik yang memiliki multiple produk dapat menghasilkan
biaya produk yang menyesatkan jika dibandingkan dengan pembebanan produksi terfokus atau
pembebanan berdasarkan aktivitas. Biaya produk yang menyesatkan dapat menandakan kegagalan
dalam lean manufacturing walaupun ada perbaikan yang signifikan.
Sistem perhitungan biaya menggunakan tiga metode untuk membebankan berbagai biaya
ke tiap produk:
Penelusuran langsung,
Penelusuran penggerak, dan
Alokasi.
Dari ketiga metode tersebut yang paling akurat adalah penelusuran langsung. Di
lingkungan lean manufacturing, biaya overhead yang dulu dibebankan pada berbagai produk
dengan menggunakan penelusuran penggerak atau alokasi, menggunakan penelusuran langsung
ke produk saat ini.
Karena penugasan ganda, pelatihan silang dan penugasan ulang berbagai personel
pendukung, sebagian besar nilai terfokus sehingga dibebankan pada suatu produk dengan
menggunakan penelusuran langsung. Namun terdapat keterbatasan dn masalah karena
menugaskan semua orang yang dibutuhkan ekslusif ke suatu arus nilai merupakan hal yang tidak
mungkin.
2. Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan adalah sumber komponen pendapatan dari tujuan keuangan.
Perspektif ini mendefinisikan dan memilih pelanggan dans segmen pasar dimana
perusahaan memutuskan untuk bersaing.
a. Tujuan dan ukuran utama. Tujuan nya adalah peningkatan pangsa pasar,
peningkatan retensi pelanggan, peningkatan pelanggan baru, peningkatan kepuasan
pelanggan , dan peningkatan profitabilitas pelanggan.
b. Nilai pelanggan. Adalah perbedaan antara realisasi dan pengorbanan, dimana
realisasi adalah apa yang pelanggan terima dan pengorbanan adalah apa yang
diserahkan.
3. Perspektif Proses
Proses adalah sarana menciptakan nilai pelanggan dan pemegang saham. Jadi, perspektif
proses mencakup identifikasi proses yang diperlukan untuk mencapai tujuan pelanggan dan
keuangan. Untuk memberikan kerangka kerja yang diperlukan perspektif ini, rantai nilai
proses didefinisikan. Rantai nilai proses terdiri atas tiga proses: proses inovasi, proses
operasional, proses pascapenjualan.
a. Proses inovasi: Tujuan dan ukuran. Tujuannya meliputu peningkatan jumlah
produk baru, peningkatan persentase pendapatan dari produk baru, peningkatan
persentase pendapatandari produk yang dimiliki, dan penurunan waktu untuk
mengembangkan produk baru.
b. Waktu Siklus dan Velositas. Waktu untuk merespon suatu pesanan pelanggan
disebut responsiveness. Waktu siklus dan velositas adalah dua ukuran operasional
untuk responsiveness.
c. Efisiensi Siklus Manufaktur (Manufacturing Cycle Efficiency-MCE), ukuran
operasional berdasarkan waktu
d. Laporan takt time dan hari berdasar jam. Salah satu tujuan laporan tersebut
adalah menjaga agar para pekerja berfokus pada kegiatan memproduksi produk
yang dibutuhkan pelanggan ketika pelanggan menginginkannya.
e. Proses pelayanan pasacapenjualan: Tujuan dan ukuran. Peningkatan efisiensi,
dan penurunan waktu pemrosesan juga merupakan tujuan yang dibutuhkan pada
proses pelayanan pasca penjualan.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan;
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah sumber kemampuan yang
memungkinkan penyelesaian atau pencapaian tujuan berikut:
a. Kemampuan karyawan. Tiga pengukuran hasil utama bagi kemampuan karyawan
adalah tingkat kepuasan karyawan, persentase pergantian karyawan, dan
produktivitas karyawan.
b. Motivasi, pemberdayaan, dan pelibatan karyawan. Karyawan seharusnya tida
hanya memiliki keterampilan yang diperlukan, tetapi juga memiliki kebebasan
motivasi, dan inisiatif untuk menggunakan keahlian nya tersebut secara efektif.
c. Kemampuan Sistem Informasi. Peningkatan kemampuan system informasi
berarti memberikan informasi yang lebih akurat dan tepat waktu pada karyawan
sehingga mereka dapat memperbaiki proses dan melaksanakan produk baru secara
efektif.