Dua kategori utama pembatasan lingkup yaitu yang disebabkan oleh klien dan
kondisi di luar kendali klien maupun auditor. Pengaruhnya pada laporan auditor sama,
tetapi interpretasi materialitas cenderung berbeda. Ketika ada pembatasan ruang lingkup,
tindakan yang tepat adalah mengeluarkan laporan unqualified, kualifikasi ruang lingkup
dan pendapat, atau penafsiran opini, tergantung pada materialitas. Untuk pembatasan yang
dikenakan oleh klien, auditor harus mengkhawatir kemungkinan bahwa manajemen
berusaha mencegah penemuan informasi yang salah saji. Dalam kasus seperti itu, standar
auditing mendorong penolakan pendapat ketika materialitas dipertanyakan. Ketika
pembatasan dihasilkan dari kondisi di luar kendali klien, kualifikasi ruang lingkup dan
pendapat lebih memungkinkan.
Dua batasan yang sering dilakukan oleh klien pada lingkup auditor, berhubungan
dengan pengamatan inventaris fisik dan piutang, tetapi pembatasan lain juga terjadi.
Alasannya untuk menghemat biaya audit dan, dalam piutang, untuk mencegah
kemungkinan konflik antara klien dan pelanggan ketika jumlahnya berbeda. Kasus yang
paling umum di luar kendali klien dan auditor adalah ketika auditor ditunjuk setelah tanggal
neraca klien. Ketika auditor tidak dapat melakukan prosedur yang diinginkan tetapi dapat
dipenuhi dengan prosedur alternatif, bahwa informasi yang diverifikasi dinyatakan secara
wajar, laporan unqualified adalah tepat, namun jika prosedur alternative tidak dapat
dilakukan, disclaimer of opinion diperlukan, tergantung pada materialitas.
Auditor mengidentifikasi kondisi yang mereka hadapi saat melakukan audit dan
memasukkan informasi tentang kondisi dalam file audit sebagai item diskusi untuk
pelaporan audit. Jika tidak satupun dari kondisi ini ada, auditor mengeluarkan laporan audit
standar tanpa pengecualian. Dalam hal ini bukti audit sangat diperlukan
… In an audit, most work is affected by auditor to obtain and evaluate evidence, using
various procedures (inspection, observation, investigation, confirmation, recalculation, re-
performance, etc.) in arriving at audit opinion. Obtain audit evidence (sufficient and
appropriate) is one of the most important steps that auditors should make and that is
crucial in shaping the overall standard governing audit evidence. Audit evidence should be
properly documented…1.
Ketika suatu kondisi yang membutuhkan keberangkatan dari pendapat wajar tanpa
pengecualian, auditor mengevaluasi efek potensial pada laporan keuangan. Dalam hal itu
auditor harus memutuskan antara tidak material, material, dan sangat material. Semua
kondisi lain, kecuali kurangnya independensi auditor, hanya membutuhkan perbedaan
antara tidak material dan material. Keputusan materialitas adalah keputusan yang sulit
karena membutuhkan penilaian yang cukup.
Decide the Appropriate Type of Report for the Condition, Given the Materiality
Level.
“….most ‘new’ audit reports still do not really explain to investors what the rationale was
for setting the materiality threshold and how it was applied in practice. Investors would
expect a link between any inherent accounting estimate risk of certain business models and
the materiality threshold….Investors can do with a higher materiality level on the
estimation for an impairment of goodwill, but we expect reporting entities to scrutinise their
reported cash position and remuneration to the last time.”2
1
Augustine, O. Enofe, Chijioke Mgbame, Lucky, G. Odeyile & Kinglsey Kuegbe “Impact of Audit Evidence
on Auditor’S Report” Research Journal of Finance and Accounting,Vol.4, No.13, 2013.
2
Financial Reporting Council “Extended auditor’s reports A further review of experience”, January 2016,
page 28.
Sebagian besar perusahaan CPA memiliki template komputer yang sudah
memasukkan kata-kata yang tepat untuk situasi yang berbeda untuk membantu auditor
menulis laporan audit. Satu atau lebih mitra di sebagian besar perusahaan CPA memiliki
keahlian khusus dalam menulis laporan audit. Mitra-mitra ini biasanya menulis atau
meninjau semua laporan audit sebelum diterbitkan.
Auditor sering menghadapi situasi yang melibatkan lebih dari satu kondisi yang
memerlukan modifikasi dari laporan standar. Dalam keadaan ini, auditor harus mengubah
pendapatnya untuk setiap kondisi kecuali jika kondisi satu memiliki efek menetralkan
kondisi yang lain. Sebagai contoh.
Auditor tidak independen dan auditor tahu bahwa perusahaan tidak mengikuti
prinsip GAAP
Ada batasan ruang lingkup dan ada keraguan substansial tentang kemampuan
perusahaan untuk melanjutkan usaha.
Ada keraguan substansial tentang Going Concern dan informasi tentang penyebab
ketidakpastian itu tidak diungkapkan secara memadai dalam CALK
Ada penyimpangan dalam persipan, pernyataan yang tidak sesuai dengan GAAP
dan prinsip akuntansi lain diterapkan atas dasar yang tidak konsisten dengan tahun
sebelumnya.
3
AvinA. Rens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasly, Auditing And Assurance Service (Harlow: Pearson
Education Limited,2014), hlm. 88.