2. Muspirawati 1501035091 3. Siti Nurjanah 1501035090 Latar Belakang
Pada tahun 2002, PT. TELKOM membuat
mekanisme tender untuk mengaudit keuangannya. Pada saat itu yang memenangkan tender adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) Haryanto Sahari dan Rekan akan tetapi karena ada sesuatu hal KAP tersebut mundur dan digantikan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Eddy Pianto Simon. Lanjutan.. PT TELKOM selaku induk perusahaan yang didalam laporan auditnya berisi laporan keuangan masing-masing anak perusahaannya. Salah satu anak perusahaan yang laporan keuangannya dimasukkan adalah PT Telekomunikasi Seluler (TELKOMSEL). Audit Telkomsel dilakukan oleh KAP Haryanto Sahari dan Rekan, melanggar undang-undang nomor 5 tahun 1999. Dimana dengan sengaja memberi interprestasi yang salah terhadap PT Telkom, PT Telkomsel dan United States Securities and Exchange Commission mengenai ketentuan standar audit Amerika.
Hal tersebut menyebabkan KAP Eddy Pianto tidak bisa melakukan
audit dan terhalangi untuk bersaing di lantai bursa. Analisis Masalah
Bahwa audit TELKOMSEL dilakukan oleh KAP
Haryanto Sahari dan Rekan, bahwa kaitannya KAP Haryanto Sahari melanggar undang-undang nomor 5 tahun 1999. Dimana dengan sengaja memberi interpretasi yang salah terhadap PT Telkom, PT Telkomsel dan United States Securities and Exchange Commission mengenai ketentuan standar audit Amerika. Analisis Masalah
Kemudian diambil alih oleh KAP Eddy Pianto. Namun KAP
Haryanto Sahari dan Rekan melakukan penolakan atas izin audit sebagai first layer sehingga. KAP Eddy Pianto kesulitan dalam mendapatkan opini hasil keuangan sebelumnya baik hasil audit keuangan holding perseroan yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk maupun hasil audit anak perusahaannya yaitu PT Telekomunikasi Selular. Hal ini merugikan KAP Eddy Pianto karena berlarut-larutnya audit padahal waktu untuk penyerahan laporan keuangan sudah ditunggu oleh Bapepam dan SEC. KAP EP mendapat sanksi dari Bapepam yaitu pembekuan izin usaha di lantai bursa. KAP EP menjadi korban atas pelanggaran pasal 107 Undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Opini Pada kasus PT. Telkom tersebut telah melanggar Pasal 107 Undang-undang nomor 8 Tahun 1995 Oleh KAP Haryanto Sahari Dan Rekan serta KAP EP mendapatkan sanksi dari Bapepam dan tidak boleh beroperasi dulu di lantai bursa untuk melakukan audit terhadap laporan keuangan perseroan.
Pada kasus tersebut juga melanggar Kode Etik Di
Tempat Kerja yaitu Kode Etik Sumber Daya Manusia dan Kode Etik Akuntansi Opini Dimana seharusnya seorang auditor saling bekerjasama namun pada praktiknya tidak demikian. Kasus tersebut melanggar Kode Etik Sumber Daya Manusia karena melanggar prinsip – prinsip etika kejujuran, keadilan, prediktabilitas, mematuhi hukum,dan responbilitas. Dalam Kode Etik Sumber Daya Manusia hal yang perlu disadari dan diingat adalah pentingnya aspek sikap dan perilaku setiap individu manusia. Kasus tersebut melanggar Kode Etik Akuntansi karena melanggar perilaku etis, yaitu kompetensi, kerahasiaan, integritas, dan objektifitas sebagai seorang auditor yang professional. Saran Profesionalitas seorang auditor dalam menjalankan tugasnya merupakan aset penting yang harus dimiliki. Saling menghargai sesama profesi dan menjalankan tugas sebaik- baiknya adalah tujuan dari setiap pekerjaan. Minimal tidak membuat orang susah, dengan bagusnya sikap dan sifat Kantor Akuntan Publik yang ada di Indonesia akan membuat reputasi saham di pasar akan membaik. Dan banyak investor yang akan menanamkan modalnya di Indonesia. Dengan adanya reputasi baik tersebut, perekonomian Indonesia di mata dunia akan mendapatkan tempat yang baik bula. Sehingga semakin banyak perseroan-peseroan dari Indonesia mendapatkan perilaku yang baik juga di bursa asing.