Anda di halaman 1dari 20

AUDIT SIKLUS INVESTASI

4:32 AM by IdiotS 0 Comments A+ a-

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Istilah investasi sangat luas karena mecakup akuisisi perusahaan lain, memperluas dan

meningkatkan kapasitas pabrik, membeli surat berharga, mendirikan anak perusahaan, dan

sejenisnya. Adapun salah satunya adalah siklus investasi sebagai investasi dalam bentuk surat

berharga. Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan

kekayaan melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalty, devident, dan uang sewa)

untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti

manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.

Investasi terbagi atas investasi lancar, yaitu investasi yang dapat segera dicairkan dan

dimaksudkan untuk dijual selama setahun atau kurang.Adapun investasi jangka panjang adalah

investasi selain investasi lancar.Investasi lancar termasuk aktiva lancar. Biaya perolehan suatu

investasi mencakup biaya perolehan lain disamping harga beli, seperti komisi broker, jasa bank,

dan pungutan oleh bursa efek. Investasi dalam surat berharga dapat berupa penamaan dalam

surat-surat berharga yang di klasifikasikan sebagai aktiva lancar maupun bukan sebagai aktiva

lancar. Investasi surat berharga sebagai aktiva lancar merupakan investasi temporer surat

berharga yang marketable investasi temporer ini bertujuan untuk memanfaatkan dana

menganggur dalam jangka pendek untuk memperoleh laba seperti kapital gain. Jangka waktu

investasi temporer ini tidak lebih dari satu periode akuntansi.

1.2. Rumusan Masalah


a. Bagaimana sifat dan tujuan siklus investasi.
b. Bagaimana pemahaman atas bisnis dan industri membantu dalam mengembangkan strategi audit

untuk siklus investasi.

c. Bagaimana menentukan risiko deteksi dan merancang serta melaksanakan program audit untuk

pengujian substantif guna mencapai tujuan audit spesifik atas aktiva tetap.

1.3. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui sifat dan tujuan siklus investasi.

b. Untuk mengetahui pemahaman atas bisnis dan industri membantu dalam mengembangkan

strategi audit untuk siklus investasi.


c. Untuk mengetahui caramenentukan risiko deteksi dan merancang serta melaksanakan program

audit untuk pengujian substantif guna mencapai tujuan audit spesifik atas aktiva tetap.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Sifat Siklus Investasi

Aktivitas investasi (investing activities) adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan,

peralan, serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali. Disamping itu,

aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrument keuangan yang tidak

dimaksudkan untuk tujuan perdagangan (dibahas pada bab 18). Suatu entitas mengakuisisi

aktiva-aktiva ini karena aktiva itu diperlukan untuk mendukung operasi dan proses intinya.

Sebagai pegangan, kebanyakan perusahaan akan mengakuisisi aktiva baru jika tingkat

pengembalian yang dihasilkan oleh aktiva-aktiva itu melebihi biaya marginal sesudah pajak dari

pembiayaan dengan hutang menyangkut akuisisi aktiva tambahan.

Langkah pertama dalam mengaudit aktivitas investasi meliputi pemahaman atas aktiva

yang diperlukan untuk mendukung operasi entitas bersangkutan (misalnya : mesin, peralatan,

fasilitas, tanah, atau sumber daya alam) dan tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan
akan dicapai dari aktiva yang mendasarinya.
Langkah kedua dalam mengaudit aktivitas investasi meliputi penentuan aktiva apa yang

diakuisisi selama periode berjalan. Biasanya pertumbuhan aktiva tetap harus memperlihatkan

hubungan yang konsisten dengan pertumbuhan pendapatan, dengan memperhitungkan sejumlah

periode pembukuan (startup).Aktiva jangka panjang biasanya cukup stabil bagi kebanyakan

entitas. Dengan kata lain, sebagian besar aktiva tetap yang ada pada akhir tahun juga ada pada

awal tahun. Karenanya, auditor sering memusatkan startegi audit pada audit perubahan aktiva

jangka panjang, bukan pada keseluruhan populasi aktiva jangka panjang.

1. Menggunakan pemahaman tentang bisnis dan industri untuk mengembangkan strategi audit
Ketika seorang auditor mengembangkan strategi audit berdasarkan transaksi, dari bawah

ke atas untuk audit atas investasi dalam aktiva tetap, dan aktiva jangka panjang lain, proses ini

biasanya merupakan produk sampingan dari siklus pengeluaran.Pengendalian internal atas

transaksi pengeluaran juga mempengaruhi akuisisi, dan investasi dalam aktiva tetap. Apabila

auditor mengembangkan pendekatan berdasarkan bisnis dari bawah ke atas untuk aktivitas

investasi, maka ia akan sering mengaudit investasi dalam aktiva tetap, bersama pembiayaan dari

investasi ini, karena hal itu saling berkaitan sangat erat. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan

melakukan ekspansi besar-besaran dalam aktiva tetap, maka perusahaan juga harus

mempertimbangkan bagaimana akan membiayai akuisisi tersebut. Jika auditor ingin

mengembangkan ekspektasi mengenai laporan keungan, maka penting untuk memahami

bagaimana aktiva yang dimiliki mendukung operasi entitas itu, aktiva baru apa yang diakuisisi,

dan bagaimana hal itu dibiayai.Gambar 17-1 di bawah ini menyajikan ikhtisar informasi

keuangan yang berkaitan dengan aktivitas pembiayaan dan investasi bagi industri.

Gambar 17-1.Ikhtisar Aktiva Tetap Bersih dan Bagaimana Aktiva itu dibiayai untuk

Industri Tertentu.
Sekolah Pengecer Pabrikan Komputer
Perabotan Elektronik
Distrik Makanan Rumah
Tangga

Hotel
Aktiva tetap bersih sebagai % 75% 57% 42% 36% 16%
dari total aktiva
Hutang operasi sebagai % dari 25% 23% 36% 47% 56%
total aktiva

Pembiayaan dengan hutang 65% 19% 33% 23% 10%


sebagai % dari total aktiva

Ekuitas sebagai % dari total 10% 58% 31% 30% 34%


aktiva 100% 100% 100% 100% 100%

Penjualan terhadap aktiva 0,8 1,3 1,6 3,7 17,3


tetap bersih

Penjualan terhadap total 0,6 0,8 0,7 1,4 2,8


aktiva

Ekspektasi bagi sebuah perusahaan yang berkecimpung dalam industri hotel menunjukkan

bahwa berdasarkan rata-rata industri, aktiva tetap bersih merupakan sekitar 75% dari total aktiva.

Mengingat bahwa perusahaan itu bergerak dalam industri jasa yang produk intinya adalah

penyewaan property jangka panjang, maka tidaklah mengejutkan bahwa presentase yang kecil

dari aktiva terkait pada perlengkapan atau piutang, dan properti sangat penting bagi perusahaan

bersangkutan. Selanjutnya, properti itu biasanya dibiayai melalui hutang dengan normaindustri

dimana rata-rata hutang adalah 65% dari total aktiva. Secara rata-rata, industri biasanya hanya

menghasilkan penjualan senilai $0,80 untuk setiap dolar aktiva tetap bersih. Dalam situasi di

mana suatu entitas mempunyai proporsi investasi yang sangat besar dalam aktiva tetap, seperti

dalam industri hotel, perusahaan biasanya mempunyai proporsi aktiva tetap yang

tinggi.Profitabilitas dalam industri ini sangat sensitive terhadap tingkat hunian (occupancy rate)

entitas tersebut.

Melihat sifat dari sekolah distrik lokal, maka tidaklah mengejutkan jika ditemukan bahwa

aktiva tetap bersih merupakan aktiva yang paling signifikan, rata-rata 57% dari total aktiva.

Perbedaan penting antara industri sekolah dan hotel adalah bahwa banyak sekolah sudah
berumur cukup tua sehingga obligasi telah ditarik, sementara merupakan proporsi yang lebih
kecil dari total aktiva. Investasi baru dalam property, pabrik dan peralatan biasanya harus

melewati proses persetujuan publik yang panjang, dan pembiayaan dengan obligasi untuk

mendanai kontruksi baru seringkali memerlukan persetujuan dari publik. Risiko salah saji yang

material dalam siklus investasi dan pembiayaan untuk industri sekolah seringkali rendah.

Investasi yang dilakukan oleh pengecer makanan dalam property, pabrik dan peralatan

diperlukan untuk melakukan penjualan, sementara aktiva tetap bersih rata-rata adalah sekitar

42% dari total aktiva. Volume aktivitas yang lebih tinggi yang menyertai marjin laba rendah

dicerminkan dengan kenyataan bahwa pengecer makanan biasanya mendapatkan penjualan


sekitar $1,60 untuk setiap dolar investasi dalam aktiva tetap bersih. Pendanaan dengan hutang

berjumlah sekitar 33% dari total aktiva yang hanya dapat dilampaui oleh industri hotel dalam

contoh-contoh ini. Banyak konsolidasi yang kita lihat dalam industriini didorong oleh upaya

untuk mengendalikan secara lebih baik investasi dalam sistem distribusi dan menggerakkan

tingkat produk yang lebih tinggi melalui investasi tunggal dalam property, pabrik dan peralatan

yang diperlukan untuk mengelola mata rantai distribusi dari pabrikan ke pelanggan

Industri peralatan rumah tangga mempunyai proporsi aktiva yang lebih kecil yang

diinvestasikan dalam pabrik dan peralatan, serta proporsi yang lebih besar yang diinvestasikan

dalam persediaan dan piutang.Suatu penelaahan yang cermat atas banyak perusahaan yang

bergerak dalam industri ini juga mengungkapkan bahwa banyak aktiva disusutkan dengan

cepat.Umur rata-rata property, pabrik dan peralatan dalam industri ini (seperti sekolah) berkaitan

langsung dengan kenyataan bahwa industri dari pada jaringan pengecer makanan rata-rata dan

proporsi ekuitas yang lebih tinggi. Secara rata-rata, industri ini menghasilkan sekitar $3,70 dari

penjualan untuk setiap dollar investasi dalam aktiva tetap bersih.

Akhirnya, pabrikan komputer elektronik memerlukan investasi yang paling kecil dalam

properti, pabrik dan peralatan.Untuk sebagian besar, banyak pemain dalam industri ini merakit,

bukan membuat, komponen-komponen yang diperlukan untuk menyelesaikan produk


akhir.Industri ini mampu menghasilkan sekitar $17,30 penjualan untuk setiap dolar investasi

dalam aktiva tetap, dan industri ini juga mampu menghasilkan arus kas bebas yang mencukupi
(arus kas dari oprasi dikurangi pengeluaran modal) sehingga bagian lancar dan jangka panjang

dari rata-rata hutang hanya 10% dari total aktiva.

Dari contoh-contoh ini terlihat jelas bahwa mungkin terdapat variasi yang besar di antara

industri-industri dalam hal pentingnya aktivitas pembiayaan dan investasi bagi operasi entitas

bersangkutan.Karenanya, pengetahuan tentang industri adalah penting untuk mengembangkan

ekspektasi mengenai laporan keuangan.Pada banyak industri ini, investasi dalam property,

pabrik dan peralatan bersifat material, serta dikendalikan dengan cermat.Selanjutnya, sebagian

besar perusahaan tidak mampu menghasilkan arus kas bebas yang cukup untuk membiayai
akuisisi, dan investasi baru yang dilakukan seringkali disertai dengan pembiayaan dengan hutang

atau ekuitas tambahan. Akibatnya, meruapakan startegi audit yang umum untuk melakukan audit

yang sama baik untuk aktivitas investasi maupun pembiayaan.

2. Tujuan Audit

Tujuan audit spesifik untuk audit atas aktiva tetap dalam siklus investasi disajikan dalam

gambar 17-2. Masing-masing tujuan itu diuraikan dalam asersi implisit atau eksplisit manajemen

tentang transaksi siklus investasi seperti hal itu berkaitan dengan aktiva jangka panjang.Tujuan-

tujuan ini merupakan hal yang utama bagi siklus ini dalam kebanyakan audit.Hal itu tidak

dimaksudkan agar bersifat all inclusive untuk semua situasi yang dihadapi klien.

Gambar 17-2 tujuan audit spesifik untuk siklus investasi


Kategori Asersi Tujuan Audit Atas Kelompok Tujuan Audit Saldo Akun
Transaksi

Keberadaan atau Akuisisi yang tercatat dari transaksi Aktiva tetap yang tercatat
Keterjadian aktiva tetap (EO1), pelepasan aktiva merupakan aktiva produktif yang
tetap (EO2), dan reparasi serta digunakan pada tanggal neraca
pemeliharaan (EO3) merupakan (EO4)
transaksi yang terjadi selama tahun
berjalan.
Kelengkapan Semua transaksi akuisisi aktiva tetap Saldo aktiva tetap mencakup
(C1) dan pelepasan aktiva tetap (C2) pengaruh semua transaksi yang
serta reparasi dan pemeliharaan (C3) terjadi selama periode berjalan (C4).
yang telah terjadi selama periode
berjalan telah dicatat.
Hak Entitas itu memiliki atau
dan Kewajiban mendapatkan hak atas semua aktiva
tetap yang dicatat pada tanggal
neraca (RO1).
Penilaian atau Transaksi untuk beban penyusutan Aktiva tetap dicatat pada harga
Alokasi dan penurunan nilai aktiva tetap telah pokok dikurangi akumulasi
dinilai dengan tepat (VA1). penyusutan (VA2) dan diturunkan
nilainya sebesar penurunan nilai
yang material (VA3).
Penyajian dan Transaksi penyusutan, reparasi, dan Aktiva tetap dan lease modal telah
Pengungkapan pemeliharaan serta lease operasi telah diidentifikasi dalam laporan
diidentifikasi dengan benar dan keuangan (PD2).
diklasifikasikan dalam laporan Pengungkapan yang berkaitan
keuangan (PD1). dengan harga pokok, nilai buku,
metode penyusutan, dan umur
manfaat dari kelas utama aktiva
tetap, penggadaian aktiva tetap
sebagai agunan, dan syarat-syarat
utama dari kontrak lease modal
sudah memadai (PD3).

Untuk mencapai masing-masing tujuan audit spesifik ini, auditor menggunakan berbagai bagian

dari metodologi perencanaan dan pengujian audit yang diuraikan dalam bagian 2 dan 3 buku ini.
Mencakup evaluasi atas materialitas, risiko inheren, risiko prosedur analitis dan risiko

pengendalian ketika mengembangkan strategi audit yang telah dibahas dalam 3 bab sebelumnya.
3. Pertimbangan Perencaan Audit

a. Materialitas

Pertimbangan utama adalah mengevaluasi alokasi materialitas ini adalah penentuan besarnya

salah saji yang akan mempengaruhi keputusan seorang pemakai laporan keuangan yang layak.

Pertimbanga kedua adalah hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan. Audit atas

aktiva tetap relative murah bila dibandingkan dengan audit atas akun-akun piutang atau

persediaan. Akibatnya, auditor biasanya akan mengalokasikan secara proporsional materialitas

yang lebih kecil ke aktiva tetap dibandingkan ke piutang atau persediaan.


b. Risiko Inheren

Risiko inheren (inherent risk) yang berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan seringkali

rendah Karena aktiva tetap tidak mudah dicuri. Risiko inheren akan keberadaan dapat meningkat

sampai ke tingkat sedang atau tinggi karena potensi bahwa aktiva dibesituakan atau tidak

digunakan lagi, mungkin tidak dihapuskan. Asersi kelengkapan dapat mencapai tingkat sedang

sampai tinggi dalam kasus aktiva-aktiva konstruksi, atau lease modal yang mungkin dicatat

sebagai lease operasi Karena kerumitan akuntansi untuk lease.Tergantung pada industri dan

tingkat kesulitan yang berkaitan dengan estimasi umur manfaat dan nilai sisa serta kerumitan

metode penyusutan, risiko inheren yang menyangkut asersi penilaian mungkin dinilai sedang

atau tinggi berkaitan dengan estimasi akuntansi dalam hubungannya dengan estimasi beban

penyusutan.

c. Risiko Prosedur Analitis

Risiko prosedur analitis unsur elemen dari risiko deteksi bahwa prosedur analitis akan gagal

mendeteksi kesalahan yang material. Prosedur analitis bersifat efektif dari segi biaya dan hal itu

dapat membantu auditor dalam mengevaluasi kelayakan laporan keuangan.

Gambar 17-3. Prosedur analitis yang biasa digunakan untuk audit aktiva tetap
Rasio Rumus Signifikansi Audit
Perputaran Penjualan bersih : aktiva tetap Suatu kenaikan yang tidak terduga pada
aktiva tetap rata-rata. perputaran aktiva tetap dapat menunjukkan
kelalaian untuk mencatat atau
mengkapitalisasi aktiva yang dapat
disusutkan.

Perputaran Penjualan bersih : total aktiva Suatu kenaikan yang tidak terduga dalam
total aktiva rata-rata perputaran total aktiva dapat menunjukkan
kelalaian untuk mencatat atau
mengkapitalisasikan aktiva yang dapat
disusutkan.

Pengembalian Suatu kenaikan yang tidak terduga pada


atas total (laba bersih +(bunga x (1- tarif pengembalian atas aktiva dapat
aktiva pajak))) / total aktiva rata-rata menunjukkan kelalaian untuk mencatat atau
mengkapitalisasi aktiva yang dapat
disusutkan.

Beban Suatu kenaikan atau penurunan yang tidak


penyusutan Beban penyusutan / properti, terduga ada beban penyusutan sebagai
sebagai pabrik dan peralatan rata-rata persentase dari aktiva yang dapat disusutkan
persen dari dapat menunjukkan suatu kesalahan dalam
properti, menghitung penyusutan.
pabrik dan
peralatan

Beban reparasi Suatu kenaikan yang tidak terduga dalam


terhadap beban reparasi dana pemeliharaan dapat
penjualan Beban raparasi dan pemeliharaan menunjukkan kemungkinan bahwa aktiva
bersih : penjualan bersih yang seharusnya dikapitalisasi telah dicatat
sebagai beban.
Gambar 17-3 menyajikan beberapa contoh prosedur analitis beserta penjelasan mengenai

masalah yang dapat diidentifikasinya.Aktiva tetap secara relative harus stabil, dan akibatnya,

prosedur analitis dapat memberikan keyakinan tentang kewajaran penyajian laporan

keuangan.Akan tetapi, auditor harus menunjukkan tingkat skeptisisme professional ketika

mengevaluasi kelayakan beban penyusutan, termasuk kebijakan mengenai kapitalisasi lawan

langsung membebankan aktiva sebagai beban melalui beban perbaikan dan pemeliharaan.

d. Risiko Pengendalian

Aspek yang sama dari pengendalian internal dan menetapkan kesadaran akan tingkat
pengendalian yang tinggi seperti lingkungan pengendalian yang kuat, penilaian risiko efektif,

akuntabilitas yang efektif atas penggunaan sumber daya, dan pemantauan sistem pengendalian

adalah penting dalam konteks akuntansi untuk aktiva tetap. Salah satu transaksi penting yang

berkaitan dengan aktiva tetap adalah akuntansi awal untuk akuisisi aktiva tetap.Karakteristik

sistem akuntansi dan prosedur pengendalian spesifik yang berkaitan dengan siklus

pengeluaran.Transaksi yang secara individu bersifat material, seperti akuisisi tanah atau

bangunan, atau pengeluaran modal yang besar, biasanya merupakan pokok dari pengendalian

terpisah yang mencakup anggaran modal dan otorisasi oleh dewan komisaris.Akibatnya, risiko

pengendalian mungkin rendah untuk asersi keberadaan atau keterjadian.Pengendalian yang

berkaitan dengan asersi penilaian mencakup pengendalian atas estimasi akuntansi menyangkut

beban penyusutan.

2.2.Pengujian Substantif atas Saldo Aktiva Tetap

1. Menentukan Risiko Deteksi

Pengujian substantif yang dilakukan auditor akan jauh lebih ekstensif dalam audit pertama

atas seorang klien dibandingkan dengan penugasan yang berulang. Dalam audit pertama, harus

diperoleh bukti tentang ketetapan saldo awal akun dan kepemilikan aktiva bersagkutan. Apabila

klien tersebut sebelumnya telah diaudit oleh auditor independen lain, maka bukti-bukti ini akan
lebih mudah diperoleh apabila auditor pengganti dapat menelaah atas kertas kerja auditor

terdahulu. Akan tetapi, jika klien belum pernah diaudit maka auditor harus melaksanakan
penyelidikan atas saldo dan kepemilikan unit-unit utama pabrik yang saat ini sedang beroperasi.

Seringkali risiko terbesar yang berkaitan dengan penugasan pertama melipu informasi audit

tentang saldo-saldo awal, yang mungkin memerlukan transaksi audit yang banyak terjadi dalam

tahun-tahun sebelumnya. Bukti-bukti yang berkaitan dengan audit awal biasanya diikhtisarkan

dan disimpan dalam kertas kerja permanen auditor.

Dalam penugasan yang berulang auditor akan memusatkan perhatian pada transaksi

tahun berjalan. Biasanya proporsi terbesar dari aktiva tetap adalah aktiva yang ada pada awal

tahun yang sebelumnya telah diaudit. Karena itu, akan lebih mudah untuk memusatkan perhatian
pada populasi yang kecil dari transaksi tahun berjalan. Ketika menentukan risiko deteksi, auditor

harus mempertimbangkan sejauh mana klien mempunyai aktiva konstruksi, lease modal yang

signifikan, dan penambahan serta penarikan yang signifikan dari aktiva-aktiva tersebut. Auditor

juga perlu mengevaluasi asumsi-asumsi kunci yang bertalian dengan estimasi akuntansi atas

beban penyusutan.Akhirnya, risiko deteksi dalam penugasa yang berulang seringkali tergantung

pada pengendalian internal atas siklus pengeluaran.

2. Merancang Pengujian Substantif

Pengujia substantif yang mungkin dilakukan atas saldo aktiva tetap dalam penugasan

yang berulang dengan tujuan audit atas saldo akun spesifik yang bertalian dengan pengujian itu

diperlihatkan dalam gambar 17.4.Pertimbangan risiko biasanya menghasilkan penekanan yang

lebih besar pada asersi keberadaan atau keterjadian serta penilaian atau alokasi.

Gambar 17.4 Pengujian Substantif Yang Mungkin Untuk Sersi Aktiva Tetap
Kategori Pengujian Sustantif Tujuan Audit Saldo Akun
Asersi EO C RO VA# PD#
Prosedur awal1. Mendapatkan pemahaman atas bisnis dan
industri serta menentukan :
a. Signifikansi aktiva tetap dan perubahan
aktiva tetap bagi entitas.
b. Pendorong ekonomi kunci yang
mempengaruhi akuisisi perusahaan atas
aktiva tetap.
c. Standar industri sejauh mana entitas 1,3
tersebut bersifat pada modal dan dampak
aktiva tetap terhadap laba.
2. Melaksanakan prosedur awal atas saldo
dan catatan aktiva tetap yang akan
mendapat mengujian lebih lanjut.
a. Menelusuri saldo awal aktiva tetap dan
akumulasi penyusutan kertas kerja tahun
sebelumnya.
b. Mereview aktivitas dalam akun buku
besar aktiva tetap dan beban penyusutan
serta menyelidiki ayat jurnal yang tampak
tidak biasa dari segi jumlah atau
sumbernya.
c. Mendapatkan skedul penambahan,
penarikan, dan beban penyusutan aktiva
tetap yang disiapkan klien dan
menentukan bahwa hal itu secara akurat
merupakan catatan akuntansi mendasar
yang disiapkan darinya dengan :
i. Melakukan voting dan cross vooting
Prosedur skedul serta merekonsiliasi total dengan
Analitis kenaikan atau penurunan saldo buku besar
yang berkaitan selama periode berjalan.
ii. Menguji kecocokan pos-pos pada skedul
dengan ayat jurnal dalam akun buku besar
yang bertalian.
1,2,3
3. Melaksanakan prosedur analitis: 1,2,3
1,2,3,4 1,2,3,4
a. Mengembangkan ekspektasi atas aktiva
tetap dengan menggunakan pengetahuan
tentang aktivitas industri dan bisnis entitas
tersebut.
b.Menghitung rasio:
i. Perputaran aktiva tetap
ii. Beban penyusutan sebagai presentase dari
penjualan.
Pengujian iii. Beban reparasi dan pemeliharaan sebagai
Rincian perentase dari penjualan.
Transaksi iv. Tingkat pengembalian atas aktiva.
c. Menganalisis hasil-hasil rasio dalam
hubungannya dalam ekspektasi
berdasarkan tahun-tahun sebelumnya,
data industri, jumlah yang dianggarkan,
Pengujian 1
dan data lainnya.
Rincian Saldo
2
4. Memvouching menambahan aktiva tetap
kedokumentasi pendukung. 3 2,3
5. Memvouching pelepasan aktiva tetap ke
dokumentasi pendukung.
6. Mereview ayat junal ke beban reparasi 2,3
2,3
dan pemeliharaan.
Pengujian
7. Menginspeksi aktiva tetap:
Rincian Saldo 1
: a. Meninspeksi penambahan aktiva tetap.
Estimasi
Akuntansi b. Melihat aktiva tetap lainnya dan waspada
terhadap bukti penambahan serta 2
pelepasan yang termasuk dalam skedul
Penyajian dan klien dan pada kondisi yang berhubungan 3
Pengungkapan dengan penilaian serta klasifikasi aktiva
tetap yang tepat. 1
8. Memeriksa dokumen kepemilikan dan
kontrak. 2
1,2
9. Mengevaluasi kewajaran penyajian beban
penyusutan dengan mengevaluasi
kelayakan umur manfaat dan estimasi nilai
sisa. 1,2
10. Menentukan apakah suatu kejadian yang
signifikan akan mengakibatkan penurunan
nilai aktiva tetap. 1,2,3

11. Membandingkan penyajian pelaporan


dengan GAAP.
a. Menetukan apakah aktiva tetap dan
beban, keuntungan, serta kerugian yang
berkaitan telah dioidentifikasi dan
diklasipikasikan dengan tepat dalam
laporan keuangan.
b. Menentukan kelayakan pengungkapan
yang berkaitan dengan biaya, nilai buku,
metode penyusutan, dan umur manfaat
kelas-kelas utama aktiva tetap,
penggadaian aktiva tetap sebagai agunan,
dan syarat kontrak lease.

3. Prosedur Awal

Suatu prosedur awal yang penting termasuk memperoleh pemahaman tentang bisnis dan
industri bersangkutan.Industri yang bersifat sangat padat modal biasanya mempunyai biaya tetap
operasi yang besar dan memerlukan volume yang signifikan untuk mencapai break-even atau

impas.

Sebelum melakukan pengujian substantif lainnya dalam program audit, auditor

menentukan bahwa saldo buku besar umum awal untuk akun-akun aktiva tetap telah sesuai

dengan kertas kerja periode sebelumnya. Selain itu, perbandingan ini akan mengkonfirmasikan

bahwa setiap penyesuaian yang dianggap perlu pada penyelesaian audit sebelumnya yang

dicerminkan dalam laporan keuangan yang diterbitkan pada periode sebelumnya juga telah

dibukukan dengan tepat dan diteruskan ke muka. Berikutnya, auditor harus menguji ketepatan
matematis dari skedul penambahan dan pelepasan yang disiapkan klien serta merenkosiliasi

totalnya dengan perubahan saldo buku besar umum terkait untuk aktiva tetap selama periode

berjalan.Selain itu, auditor yang harus menguji skedul-skedul itu dengan memvouching pos-pos

pada skedul tersebut ke ayat jurnal dalam akun buku besar, dan menelusuri ayat jurnal buku

besar ke skedul bersangkutan untuk menentukan bahwa penyajian yang akurat atas catatan

akuntansi yang disiapkan dari buku tersebut telah dilakukan. Skedul ini kemudian dapat

digunakan sebagai dasar untuk beberapa dari proedur audit lainnya.

4. Prosedur Analitis

Suatu bagian yang penting dalam siklus investasi adalah menentukan bahwa informasi

keuangan yang akan diaudit konsisten dengan ekspektasi auditor. Pembahasan terdahulu

mengenai pengetahuan bisnis dan industri serta risiko prosedur analitis menentukan prosedur

yang dapat dijalankan auditor untuk menilai kelayakan saldo-saldo aktiva tetap, beban

penyusutan, beban perbaikan dan pemeliharaan, serta beban yang berkaitan lease operasi.Ketika

melaksanakan prosedur analitis, auditor harus mempertahankan tingkat skeptisisme professional

yang layak dan menyelidiki hasil-hasil yang tidak normal.Jika hasil prosedur analitis konsisten

dengan ekspektasi auditor, maka strategi audit dapat dimodifikasi untuk mengurangi luas
pengujian rincian transaksi dan saldo.

5. Pengujian Rincian Transaksi


Pengujian substantif ini mencakup tiga jenis transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap:

a. Memvouching penambahan aktiva tetap

Semua penambahan yang normal harus didukung oleh dokumentasi berupa otorisasi dalam

notulen rapat, voucher, faktur, kontrak dan cek yang dibatalkan.Jumlah yang dicatat harus di

vouching untuk mendukung dokumentasi (EO1).Jika ada banyak transaksi, maka vouching dapat

dilakukan atas dasar pengujian.Dalam melaksanakan pengujian ini, auditor menugaskan bahwa

pengakuan akuntansi yang tepat telah diberikan untuk biaya instalasi, angkutan, dan

sejenisnya.Untuk kontruksi dalam pelaksaan, auditor dapat menelaah kontrak dan dokumentasi
guna mendukung biaya kontruksi. Apabila aktiva tetap diperoleh menurut lease modal, maka

biaya property dan kewajiban yang berkaitan harus dicatat sebesar nilai sekarang pembayaran

lease minimum masa depan (V2). Ketetapan penentuan pelayan atas nilai sekarang dari

kewajiban lease juga harus diverifikasi dengan perhitungan kembali.

Vouching atas penambahan memberikan bukti tentang asersi eksistensi atau keberadaan hak

dan kewajiban dan penilaian atau lokasi.

b. Memvouching Pelepasan Aktiva Tetap

Bukti-bukti tentang penjualan, penarikan dan tukar tambah harus tersedia bagi auditor dalam

bentuk nota pembayaran kas, otorisasi tertulis, dan perjanjian penjualan.Dokumentasi tersebut

secara ditelaah secara saksama untuk menentukan ketetapan dan kelayakan catatan akuntansi,

termasuk pengakuan keuntungan atau kerugian, jika ada.

Prosedur berikut dapat juga berguna bagi auditor dalam menentukan apakah semua penarikan

telah dicatat (C2) :

1. Menganalisis akun pendapatan rupa-rupa untuk hasil dari penjualan aktiva tetap.

2. Menyelidiki disposisi fasilitas yang berkaitan dengan lini produk atau operasi yang dihentikan.

3. Menelusuri penarikan pesanan kerja dan otorisasi untuk penarikan ke catatan akuntansi.

4. Mereview polis asuransi untuk mengakhiri atau mengurangi penanggungan.


5. Melakukan Tanya jawab dengan manajemen tentang penarikan.
Bukti-bukti bahwa semua penarikan atau pelepasan telah dicatat dengan tepat berkaitan

dengan asersi keberadaan atau keterjadian (C2), hak dan kewajiban (RO1), dan penilaian atau

lokasi (VA3). Bukti-bukti yang medukung keabsahan transaksi yang mengurangi saldo aktiva

tetap berkaitan dengan asersi kelengkapan.

Akhirnya, bukti-bukti yang diperoleh ketika mengaudit pelepasan aktiva tetap dapat

membantu dalam mengaudit beban penyusutan.Kerugian yang signifikan atas pelepasan aktiva

dapat menunjukkan bahwa estimasi penyusutan mungkin kurang memadai.Sementara keuntunga

yang signifikan dapat menunjukkan bahwa klien terlalu agresif dalam menyusutkan aktiva
(VA1).

c. Mereview Jurnal Beban Reparasi dan Pemelihaan

Tujuan auditor dalam melaksanakan pengujian ini adalah untuk mentukan kelayakan dan

konsistensi pembebanan ke beban reparasi.Kelayakan meliputi pertimbangan mengenai apakah

klien telah melakukan pembebanan yang tepat antara pengeluaran modal dan pendapatan. Sesuai

dengan itu, auditor harus menscan masing-masing beban untuk mengidentifikasi jumlah yang

cukup material yang akan dikapitalisasi. Untuk pos-pos ini, auditor harus memeriksa

dokumentasi pendukung, seperti faktur penjualan, pesanan kerja perusahaan, dan otorisasi

manajemen guna menentukan kelayakan beban atau kebutuhan akan ayat jurnal penyesuaian

(EO3).

Konsistensi meliputi penentuan apakah kriteria perusahaan atas pembedaan antara

pengeluaran modal dan pendapatan sama seperti dalam tahun-tahun sebelumnya. Pengujian

substantif ini memberikan bukti yang penting mengenai asersi kelengkapan (C3) untuk aktiva

tetap karena hal itu harus mengungkapkan pengeluaran yang akan dikapitalisasi. Analisis ayat

jurnal beban reparasi juga menghadirkan bukti tentang penilaian aktiva tetap.Selain itu, analisis

itu juga dapat mengungkapkan kesalahan klasifikasi dalam akun-akun yang berkaitan dengan

asersi penyajian dan pengungkapan (PO1).


6. Pengujian Rincian Saldo

a. Menginspeksi aktiva tetap


Inspeksi aktiva tetap akan memungkinkan auditor untuk mendapatkan pengetahuan pribadi

yang langsung mengenai eksistensinya (EO4). Dalam penugasan yang berulang, inspeksi yang

terinci dapat dibatasi pada pos-pos yang tercantum pada skedul penambahan aktiva tetap.Akan

tetapi, auditor harus mengunjungi aktiva tetap lainnya sambil tetap waspada terhadap bukti

relefan lainnya tentang aktiva tetap.

b. Memeriksa dokumen dan kontrak hak kepemilikan

Kepemilikan atas kendaraan dapat ditetapkan dengan memeriksa sertifikat hak (BPKB),

sertifikat pendaftaran (STNK), dan polis asuransi.Untuk peralatan, perabotan, dan furniture,
faktur yang telah dibayar mungkin merupakan bukti terbaik mengenai kepemilikan (RO1).Bukti

tentang kepemilikan dalam industri real estate dapat ditemukan dalam akte pembelian, polis

asuransi kepemilikan, tagihan pajak properti, tanda terima pembayaran hipotek, dan polis

asuransi kebakaran.Verifikasi atas kepemilikan dalam property riel juga dapat diperkuat dengan

menelaah catatan publik.Jika bentuk bukti tambahan ini diperlukan, maka auditor dapat meminta

bantuan ahli hokum atau pengacara. Pemeriksaan atas dokumen kepemilikan ini akan

menyumbang pada asersi keberadaan atau keterjadiaan dan hak serta kewajiban untuk aktiva

tetap.

7. Pengujian Rincian Saldo : Estimasi Akuntansi

a. Review penyisihan untuk penyusutan

Dalam pengujian ini, auditor mencari bukti tentang kelayakan, konsistensi, dan ketetapan

beban penyusutan. Titik tolak yang akan esensial bagi auditor dalam melakukan pengujian ini

adalah memastikan metode penyusatanyang digunakan oleh klien selama tahun yang sedang

diaudit. Identifikasi metode dapat diperoleh melalui penalaahan atas skedul penyusutan yang

disiapkan oleh klien dan melakukan Tanya jawab dengan klien.Auditor kemudian harus

menemukan apakah metode saat ini yang sedang digunakan konsisten dengan tahun-tahun
sebelumnya. Pada audit yang berulang, hal ini dapat ditetapkan melalui mereview atas kertas

kerja tahun sebelumnya.


Penentuan kelayakan penyisihan penyusutan meliputi atas pertimbangan factor-faktor seperti

sejarah masa lalu klien dalam mengestimasi umur manfaat dan umur manfaat yang tersisa atas

aktiva yang ada.Verifikasi auditor atas ketepatan diperoleh melalui perhitungan

kembali.Biasanya, hal ini dilakukan atas dasar selektif dengan menghitung kembali penyusutan

atas aktiva-aktiva utama, dan menguji penyusutan yang dilakukan atas penambahan serta

penarikan selama tahun berjalan.Bukti tentang keuntungan atau kerugian yang tidak biasa atas

penarikan aktiva dapat menunjukkan bahwa estimasi penyusutan mungkin salah saji.Pengujian

substantif ini memberikan bukti tentang semua asrsi laporan keuangan kecuali asersi hak dan
kewajiban.

b. Penurunan Nilai Aktiva Tetap

Suatu peristiwa dapat terjadi diantara perolehan dan penarikan aktiva yang mempengaruhi

asersi penilaian dan memerlukan penghapusan segera atas aktiva seperti yang dinyatakan

dalamFASB 121, accounting for the impairment of the long/ lived assets and for the long/lived

assts to be disposed of. Auditor harus mengevaluasi apakah klien telah memperhitungkan secara

layak penurunan nilai (impairment) aktiva tetap apabila terjadi perubahan yang material

bagaimana suatu aktiva digunakan atau apabila terjadi perubahan yang material dalam

lingkungan bisnis. Bukti untuk mengevaluasi penurunan nilai ini didasarkan pada estimasi arus

kas masa depan yang belum didiskontokan dari aktiva itu. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan

dalam FASB 121, auditor harus mempertimbangkan bahwa nilai aktiva akan menurun apabila

arus kas masa depan yang belum didiskontokan dari aktiva lebih kecil daripada nilai buku aktiva

tersebut.

8. Perbandingan Penyajian Laporan dengan GAAP

Persyaratan penyajian laporan aktiva tetap dalam laporan keuangan bersifat ekstensif

(PD1,2,3). Sebagai contoh, laporan keuangan harus memperlihatkan beban penyusutan selama

tahun berjalan, biaya dan nilai buku kelas utama aktiva tetap serta metode penyusutan yang
digunakan.Bukti yang berkanaan dengan ini dapat diperoleh melalui pengujian substantif.
Properti yang digadaikan sebagai pinjaman harus diungkapkan. Informasi tentang

penggadaian dapat diperoleh dengan menelaah notulen rapat dan perjanjian kontaktual jangka

panjang, dengan mengkonfirmasikan perjanjian hutang, dan melalui tanya jawab dengan

manajemen. Kelayakan pengungkapan klien yang berkaitan dengan aktiva menurut lease dapat

ditentukan dengan melihat kembali ke pengumuman akuntansi otoritatif dan perjanjian lease

yang berkaitan.

9. Pengujian substantif terhadap investasi ditujukan untuk:


a. memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan

investasi,

b. membuktikan asersi keberadaan saldo investasi yang dicantumkan di neraca dan keterjadian

transaksi yang berkaitan dengan investasi dalam tahun yang diaudit,

c. membuktikan asersi kelengkapan semua unsur investasi dan semua transaksi yang berkaitan

dengan investasi, membuktikan asersi kepemilikan klien atas investasi yang dicantumkan dalam

laporan keuangan,

d. membuktikan asersi kepemilikan klien atas investasi yang dicantumkan di neraca, membuktikan

kewajaran penilaian investasi di neraca, dan

e. membuktikan kesesuaian penyajian investasi di neraca dengan prinsip akuntansi berterima

umum di Indonesia.

BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Aktivitas investasi (investing activities) adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan,

peralan, serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali.Transaksi dalam
setiap siklus ini tidak sering terjadi dan otorisasi serta pengendalian pemroresan atas transaksi

investasi biasanya kuat.

Langkah pertama dalam mengaudit aktivitas investasi meliputi pemahaman atas aktiva yang

diperlukan untuk mendukung operasi entitas bersangkutan (misalnya mesin, peralatan, fasilitas,

tanah atau sumber daya alam) dan tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan akan

dicapai dari aktiva yang mendasarinya. Langkah kedua dalam mengaudit investasi meliputi

penentuan aktiva apa yang diakuisisi selama periode berjalan. Biasanya pertumbuhan aktiva

tetap harus memperlihatkan hubungan yang konsisten dengan pertumbuhan pendapatan.Aktiva


jangka panjang biasanya cukup stabil bagi kebanyakan entitas. Dengan kata lain, sebagian besar

aktiva tetap yang ada pada akhir tahun juga ada pada awal tahun. Karenanya, auditor sering

memusatkan strategi audit pada audit perubahan aktiva jangka panjang, bukan pada keseluruhan

populasi aktiva jangka panjang.

3.2.Saran

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.Apabila ada

saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.Apabila ada terdapat

kesalahan mohon dapat dimaafkan dan dimaklumi, karena kami adalah hamba Allah yang tak

luput dari salah.Penulis berharap penulis kedepan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai