Oleh:
150810301095
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2017
PENDAHULUAN
Pemerintah yang atau tata kelola yang baik ditandai dengan tiga pilar utama yang
merupakan elemen dasar yang saling berkaitan. Ketiga elemen dasar tersebut adalah
partisipasi, transparasi, dan akuntabilitas. Untuk meminimalkan terjadinya pemerintahan
yang menyimpang dan tidak akuntabel diperlukan sistem akuntabilitas publik yang baik.
Sistem akuntabilitas yang baik memerlukan saluran-saluran pertanggung jawaban yang
tersistem dengan baik sehingga dapat mencegah terjadinya praktik penyimpangan dalam
pemerintah oleh karena itu untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pemerintah
maka diterapkanya fungsi yang harus ada dalam proses akuntabilitas publik adalah fungsi
pemeriksaan atau audit.
Audit yang dilakukan pada sektor publik pemerintah berbeda dengan yang
dilakukan pada sektor swasta. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan
latar belakang institusional dan hukum, di mana audit sektor publik pemerintah
mempunyai prosedur dan tanggung jawab yang berbeda serta peran yang lebih luas
dibanding audit sektor swasta. Secara umum, ada tiga jenis audit dalam audit sektor
publik, yaitu audit keuangan (financial audit), audit kinerja (performance audit), dan audit
investigasi (investigation audit) (Bastian,2003).
Audit Keuangan
Audit keuangan adalah audit yang menjamin bahwa sistem akuntansi dan
pengendalian keuangan berjalan secara efisien dan tepat serta transaksi keuangan
diotorisasi serta dicatat secara benar. Audit keuangan dibagi menjadi audit atas laporan
keuangan dan audit atas hal yang berkaitan dengan keuangan.
Audit Kinerja
Audit kinerja atau sering dikenal dengan performance audit atau value for money
audit merupakan jenis audit yang relatif baru dalam organisasi sektor publik (Mahmudi,
2007).
Audit kinerja merupakan perluasan dari audit keuangan, dalam hal tujuan dan
prosedurnya. Menurut SKPN, yang dimaksud dengan audit kinerja adalah pemeriksaan
atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas audit atas aspek ekonomi, efisiensi,
dan efektivitas. Audit kinerja pada sebuah program pemerintah meliputi juga audit atas
kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan serta pengujian terhadap
pengendalian internal (Sandha dan Bastian, 2008).
Secara proses dan teknik pengauditan, antara audit keuangan dan audit kinerja
tidak ada perbedaan yang mendasar. Bahkan definisi audit kinerja dapat diturunkan dari
audit keuangan. Perbedaan di antara keduanya terletak pada objek yang diaudit, fokus
audit, dan kriteria atau standar yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan audit
(Mahmudi,2007).
Audit ekonomi dan efisiensi bertujuan untuk menentukan bahwa suatu entitas telah
memperoleh, melindungi, menggunakan sumber dayanya (karyawan, gedung, ruang, dan
peralatan kantor) secara ekonomis dan efisien. Selain itu juga bertujuan untuk
menentukan dan mengidentifikasi penyebab terjadinya praktik-praktik yang tidak ekonomis
atau tidak efisien, termasuk ketidakmampuan organisasi dalam mengelola sistem
informasi, prosedur administrasi, dan struktur organisasi.
Audit Efektivitas
Efektivitas berkenaan dengan dampak suatu output bagi pengguna jasa. Untuk
mengukur efektivitas suatu kegiatan harus didasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Meskipun efektivitas suatu program tidak dapat diukur secara langsung, ada
beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan suatu
program, yaitu mengukur dampak atau pengaruh, evaluasi oleh konsumen dan evaluasi
yang menitikberatkan pada proses, bukan pada hasil.
Audit Investigasi
Sesuai dengan peraturan BPK-RI Nomor 1 Tahun 2007 bahwa SPKN atau standar
pemeriksaan keuangan negara adalah patokan untuk melakukan pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. SPKN dinyatakan dalam bentuk
pernyataan standar pemeriksaan yang selanjutnya disebut PSP. SPKN ini berlaku untuk
semua pemeriksaan yang dilaksanakan terhadap entitas , program kegiatan serta fungsi
yang berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
sesuai dengan peraturan perundang-undang
Audit sektor publik tidak hanya memeriksa serta meniai kewajaran laporan keuangan
sektor publik tetapi juga menilai ketaatan aparatur pemerintahan terhadap undang-undang
dan peraturan yang berlaku. Disamping itu, auditor sektor publik juga memeriksa dan
menilai tingkat ekonomis , efisiensi serta efetivitas dari semua entitas , program , kegiatan
serta fungsi yang dilakukan pemerintah. Dengan demikian , bila kualitas auidt sektor publik
rendah akan mengakibatkan risiko tuntutan hukum terhadap pejabat pemerintah dan akan
muncil kecurangan , korupsi kolusi serta berbagai ketidakberesan.
Selain itu tantangan dimasa yang akan datang auditor atau pemeriksa
sebagaimana telah dijelaskan oleh ritonga (2010) adalah adanya amanat UU Nomor 17
Tahun 2003 untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual. Salah satu kondisi yang
menjadi syarat untuk dapat menerapkan akuntansi berbasis akrual pada pemerintah
daerah adalah adanya dukungan dari pemeriksa keuangan.
Salah satu fungsi yang harus ada dalam proses akuntabilitas publik adalah fungsi
pemeriksaan atau auditing. Fungsi pemeriksaan berbeda dengan fungsi pengawasan.
Secara konsepsional, pelaksanaan pemeriksaan APBN/APBD sangat berbeda dari aspek
pengawasan. Namun, secara operasional , antara pengawasan dan pemeriksaan
memang sulit dipisahkan. Sebagai bagian dari pelaksanaan fungsi pengawasan dari
pimpinan, pemeriksaan keuangan secara internal, tidak bisa lepas dari keharusan untuk
melakukan pengawasan , yaitu membandingkan hasil yang seharusnya terjadi dengan
yang benar-benar terjadi.
Berdasarkan landasan hukum , kewenangan BPK telah diatur didalam UUD 1945
Pasal 23E. BPK berperan untuk senantiasa melaporkan hasil auditnya kepada lembaga
yang kompeten untuk memberantas korupsi. Validitas data BPK dapat dijadikan data awal
bagi penegak hukum untuk melakukan penyidikan atas indikasi korupsi yang dilaporkan,
laporan BPK yang akurat juga akan menjadi alat bukti dalam pengadilan.
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul dan M. Syam Kusufi. 2015. Teori, Konsep, dan Aplikasi Akuntansi
SektorPublik. Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta.