Anda di halaman 1dari 81

MATERI UJIAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI

Tahun 2012

Dessy Tjahyawati A Page 0


☺ Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi
ekonomi untuk penilaian dan pengambilan keputusan dengan jelas dan tegas bagi mereka
yang menggunakan informasi tersebut.
☺ Akuntansi biaya adalah suatu proses pencatatan, penggolongan, dan peringkasan biaya-
biaya yang terjadi di dalam perusahaan. Akuntansi biaya merupakan bagian dari
akuntansi keuangan.
☺ Akuntansi manajemen adalah penyajian informasi untuk para manajemen guna
perencanaan, koordinasi dan pengawasan kegiatan perusahaan.
☺ Akuntansi keuangan merupakan tipe akuntansi yang mengolah informasi keuangan yang
terutama untuk memenuhi keperluan manajemen puncak dan pihak luar organisasi.
☺ Pihak-pihak yang memerlukan informasi akuntansi:
1. Pihak intern seperti: pemegang saham, manajemen (perusahaan), pengelola
perusahaan untuk membuat perencanaan, kebijakan dimasa yang akan datang,
pengawas terhadap kegiatan perusahaan dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
yang dicapai oleh perusahaan.
2. Pihak ekstern seperti:
a. Investor untuk menilai prospek usaha suatu perusahaan sehingga dapat mengambil
keputusan dalam melakukan investasi.
b. Kreditur untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pemberian kredit.
c. Pemerintah untuk tujuan penentuan besarnya pajak yang harus dibayar oleh
perusahaan dan pengawas pajak.
☺ Tipe organisasi dan perbedaannya:
Keterangan Profit Non profit
(organisasi laba) (organisasi nirlaba)
Tujuan Mencari laba Tidak mencari laba
Sumber dana Modal disetor Sumbangan donatur
Peraturan dan pengendalian produk Modifikasi produk Tidak ada modifikasi produk
Harga produk dan jasa Harga pasar Harga pokok
Contoh: PLN, Pertamina, bank, Gereja, sekolah negeri,
kantor pos indonesia, rumah sakit dan klinik
dll. publik, organisasi politis,
organisasi jasa sukarelawan,
serikat buruh, asosiasi
profesional, institut riset,
museum, PMI, dll.

Dessy Tjahyawati A Page 1


☺ Akun
Nama-nama akun:
1. Aktiva lancar (current asset) adalah uang tunai atau aktiva lainnya yang diharapkan
segera menjadi uang tunai.
a. Kas (cash)
b. Piutang (account receivable)
c. Piutang wesel (notes receivable)
d. Perlengkapan (supplies) adalah barang-barang yang jangka waktu penggunaannya
akan habis dalam waktu kurang dari 1 tahun dan tidak ada penyusutan serta tidak
ikut dalam proses produksi. Contoh: alat tulis kantor, dll.
e. Investasi (investment)
f. Beban dibayar di muka (prepaid exspense)
g. Surat-surat berharga (Marketeble Securities)
h. Persediaan (inventory)
i. Pendapatan yang masih akan diterima (Accrued Revenues)
2. Aktiva investasi (Investment Assets)
a. Reksadana
b. Saham
c. Obligasi
3. Aktiva tetap (fixed asset) adalah aktiva tahan lama berwujud yang digunakan dalam
usaha pokok perusahaan.
a. Tanah (land)
b. Gedung (building)
c. Kendaraan (car)
d. Mesin (Machinery)
e. Peralatan (equipment) adalah barang-barang yang masa penggunaanya lebih dari 1
tahun dan ada biaya penyusutan serta ikut dalam proses produksi. Contoh: mobil,
komputer, mesin, dll.
f. Akumulasi penyusutan
4. Aktiva tidak berwujud (Intangible Asset) adalah mencerminkan hak atau posisi yang
mnguntungkan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan.
a. Merk dagang
b. Hak paten
c. Hak cipta

Dessy Tjahyawati A Page 2


d. Hak kekayaan
e. Lisensi dan waralaba
f. Franchise
g. Goodwill
5. Aktiva lainnya (other assets)
a. Mesin rusak
b. Uang jaminan
c. Harta yang masih dalam proses kepengurusan yang sah
6. Kewajiban lancar (current liability) adalah utang-utang yang harus segera dilunasi
dalam tempo satu tahun.
a. Hutang dagang (account payable)
b. Hutang wesel (notes payable)
c. Hutang pajak (tax payable)
d. Hutang gaji (wages payable)
e. Hutang dividen
f. Deposito yang dikembalikan
g. Beban yang masih harus dibayar (Accrued Expenses)
h. Pendapatan diterima di muka (Deferred revenue)
7. Kewajiban jangka panjang (long-term liability) adalah utang-utang yang jatuh
temponya lebih dari satu tahun.
a. Hutang hipotek (Mortgage Payable)
b. Hutang obligasi (Bonds Payable)
c. Hutang bank
d. Wesel bayar jangka panjang
e. Hutang pensiun
f. Hutang sewa guna usaha (lease obligations)
8. Kewajiban lain-lain (Other Payable)
a. Uang jaminan
b. Hutang pada pemegang saham
9. Modal (capital)
a. Prive (drawing) adalah pengambilan modal yang dilakukan oleh pemilik
perusahaan.
b. Modal saham

Dessy Tjahyawati A Page 3


c. Laba ditahan (retained earning) adalah saldo laba bersih setelah dikurangi pajak
yang oleh RUPS (rapat umum tahunan) atau rapat anggota diputuskan untuk tidak
dibagikan.
d. Agio saham (additional paid-in capital) atau disagio saham yaitu selisih antara
setoran pemegang saham dengan nilai nominal saham. Agio adalah selisih di atas
nominal, sedang disagio adalah selisih di bawah nominal. Di dalam neraca, agio
akan ditambahkan pada modal saham beredar, disagio diuangkan.
a. Saham preferen dan Saham biasa
b. Simpanan-simpanan (simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela)
c. Sisa hasil usaha
10. Pendapatan (Revenues)
Pendapatan operasional
Pendapatan non operasional
11. Biaya/beban (expenses):
a. Beban perlengkapan (supplies expense)
b. Beban gaji (salaries expense)
c. Beban sewa (Rent expense)
d. Beban iklan (advertising expense)
e. Beban asuransi (insurance expense)
f. Beban bunga (interest Expense)
12. Kerugian piutang tak bertagih (Bad Debt Expense)
13. Akumulasi penyusutan gedung (accumulated depreciation for building)
14. Akumulasi penyusutan kendaraan (accumulated depreciation for car)
15. Akumulasi penyusutan peralatan (accumulated depreciation for equipment)
16. Modal saham (capital stock)
17. Retur penjualan (retured earning)
Jenis-jenis akun:
1. Akun riil adalah akun yang dicantumkan di neraca yang isinya aset, kewajiban, dan
modal.
2. Akun nominal adalah akun yang dicantumkan di laporan laba rugi yang isinya biaya
dan pendapatan.

Dessy Tjahyawati A Page 4


☺ Metode pencatatan akuntansi:
1. Cash basis adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa
lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar yang digunakan untuk
pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan (pencatatan pendapatan).
2. Accrual basis adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa
lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau
setara kas diterima atau dibayar (pencatatan biaya).
☺ Tarnsaksi Akuntansi:
Transaksi Bertambah Berkurang
Aset Debet Kredit
Pendapatan Kredit Debet
Kewajiban Kredit Debet
Modal Kredit Debet
Beban atau biaya Debet Kredit
☺ Siklus Akuntansi (accounting cycle) dimulai dari: transaksi > bukti transaksi > jurnal
> buku besar > neraca saldo > ayat jurnal penyesuaian > neraca lajur > laporan
keuangan ( laporan laba rugi > laporan perubahan modal > neraca > laporan arus kas
> catatan atas laporan keuangan ) > jurnal penutup > jurnal pembalik.
☺ Transaksi (transaction) adalah kegiatan yang mempengaruhi posisi keuangan
perusahaanyang dapat diukur dengan satuan uang. Transaksi dikatakan valid dan sah,
apabila dilengkapi dengan bukti transaksi.
☺ Bukti transaksi (transaction document) adalah bukti fisik adanya transaksi yang terjadi
pada perusahaan.
1. Bukti ekstern adalah bukti transaksi yang digunakan di luar perusahaan, baik yang
dibuat oleh perusahaan ataupun pihak di luar perusahaan. Bukti transaksi terdiri dari:
cek, kuitansi, faktur, nota, nota debet (bukti transaksi pengembalian barang yang
dibuat oleh pihak pembeli), nota kredit (bukti transaksi pengembalian barang yang
dibuat oleh pihak penjual).
2. Bukti intern adalah bukti transaksi yang hanya digunakan dan dibuat di dalam
perusahaan. Contohnya adalah memo.
☺ Jurnal (journal) adalah media pencatatan transaksi secara urut waktu (kronologis).
1. Jurnal umum digunakan apabila transaksi perusahaan masih sedikit.

Dessy Tjahyawati A Page 5


2. Jurnal khusus digunakan apabila transaksi perusahaan makin banyak dan berulang
kali terjadi dengan frekuensi yang tinggi.
☺ Buku besar (ledger) adalah kumpulan akun-akun yang digunakan untuk meringkas
transaksi yang telah dicatat dalam jurnal.
Bentuk-bentuk buku besar:
1. Bentuk T account.
2. Bentuk skontro (dua kolom).
3. Bentuk staffle (berkolom saldo tunggal) digunakan jika diperlukan penjelasan dari
transaksi yang relatif banyak.
☺ Neraca saldo (trial balance) adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo sementara setiap
akun buku besar pada suatu saat tertentu dan disusun pada akhir periode akuntansi yang
bertujuan untuk memeriksa kesamaan jumlah saldo debet dengan saldo kredit.
Perusahaan XYZ
Neraca Saldo
Per 30 Juni 2010
Nama akun Debet Kredit
Kas xxx
Piutang dagang xxx
Perlengkapan xxx
Penyisihan kerugian piutang
PPN masukan xxx
Persediaan bahan baku xxx
Persediaan BDP xxx
Persediaan barang jadi xxx
Persediaan bahan pembantu xxx
perlengkapan xxx
Sewa dibayar dimuka xxx
Tanah xxx
Gedung xxx
Akumulasi penyusutan gedung xxx
Peralatan xxx
Akumulasi depresiasi peralatan xxx
Utang dagang xxx
Utang wesel xxx
PPN keluaran xxx
Utang pajak xxx
Utang gaji dan upah xxx
Utang bunga xxx
Utang bank xxx
Modal xxx
Prive xxx
Penjualan xxx
Retur penjualan xxx
Potongan penjualan xxx

Dessy Tjahyawati A Page 6


Pembelian xxx
Beban angkut pembelian xxx
Retur pembelian xxx
Potongan pembelian xxx
Beban gaji xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya tenaga kerja tidak langsung xxx
Beban reparasi mesin xxx
Beban pemasaran xxx
Beban administrasi dan umum xxx
Beban administrasi bank xxx
Beban bunga xxx
Jumlah xxx xxx

☺ Ayat jurnal penyesuaian (adjusting entries) adalah jurnal yang dibuat untuk
menyesuaikan akun-akun sementara setiap buku besar yang belum mencerminkan
jumlah (saldo) yang sebenarnya.
1. Data akuntansi yang memerlukan penyesuaian:
a. Pendapatan yang masih harus diterima (accrueel revenue).
b. Pendapatan diterima dimuka (defened revenue).
c. Biaya yang masih harus dibayar (accrued expense).
d. Biaya dibayar dimuka (prepaid expense).
e. Penyusutan aktiva tetap (fixed assets depreciation).
f. Amortisasi biaya (cost amortization).
g. Piutang yang tidak dapat ditagih (doubtful account).
2. Ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode dengan menggunakan metode fisik:
HPP xxx
Persediaan barang dagangan akhir xxx
Retur pembelian xxx
Potongan pembelian xxx
Pembelian xxx
Persediaan barang dagangan awal xxx
Beban angkut pembelian xxx

Ayat jurnal penyesuaian hanya menggunakan metode fisik karena metode ini
melakukan perhitungan persediaan akhir pada akhir periode atau secara berkala,
sedangkan metode perpetual apabila terjadi perubahan persediaan maka langsung
dicatat di buku pembantu persediaan barang dagangan. Namun tidak menutup

Dessy Tjahyawati A Page 7


kemungkinan bahwa dalam metode perpetual dibuat penyesuaian apabila terjadi
kerusakan terhadap persediaan yang terjadi pada akhir periode setelah dilakukan
perhitungan fisik.
☺ Neraca lajur (work sheet) adalah kertas kerja berkolom-kolom untuk memudahkan dalam
membuat penyesuaian dan penyusunan laporan keuangan dengan memindahkan data-
data di neraca saldo dan jurnal penyesuaian.
Perusahaan XYZ
Neraca Lajur
Per 30 Juni 2011
Akun Neraca Saldo AJP Neraca Saldo Laporan L/R Neraca
disesuaikan
D K D K D K D K D K

☺ Laporan keuangan
Kerangka konseptual laporan keuangan merupakan konsep yang mendasari penyusunan
dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai ekstern.
Dasar pengukuran laporan keuangan:
1. Biaya historis, aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas yang dibayar atau sebesar nilai
wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat
perolehan.
2. Biaya kini (current cost), aktiva dinilai dalam jumlah kas yang seharusnya dibayar
bila aktiva yang sama diperoleh sekarang.
3. Nilai realisasi /penyelesaian, aktiva dinyatakan dalam jumlah kas yang dapat
diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal.
4. Nilai sekarang (present value), aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di
masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat
memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.
Jenis-jenis laporan keuangan:
PSAK
1. Laporan laba rugi (income statement) adalah laporan keuangan yang menyajikan
informasi mengenai pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu, misalnya:
bulanan, kuartalan, semesteran atau tahunan.

Dessy Tjahyawati A Page 8


Bentuk-bentuk laporan laba rugi:
a. Bentuk langsung (single step) adalah laporan laba rugi yang mencatat seluruh
penghasilan terlebih dahulu kemudian dikurangi dengan seluruh beban.
b. Bentuk tidak langsung (multiple step) adalah laporan laba rugi yang menghitung
penghasilan dan beban berdasarkan kriterianya masing-masing, yaitu pendapatan
dan beban operasi serta pendapatan dan beban lain-lain.

1. Laporan laba rugi perusahaan jasa


Perusahaan XYZ
Laporan Laba Rugi
Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2011
Pendapatan: xxx
Pendapatan jasa xxx
Penambangan Migas xxx
Pendapatan sewa xxx
Pendapatan lain-lain xxx
Total pendapatan xxx
Biaya Operasi:
Biaya gaji xxx
Beban suplai xxx
Beban buku xxx
Biaya sewa xxx
Biaya listrik, telepon dan air xxx
Biaya iklan xxx
Biaya transportasi xxx
Biaya perlengkapan xxx
Biaya penyusutan xxx
Biaya bunga xxx
Biaya akomodasi xxx
Total biaya ( xxx )
Laba/Rugi xxx

Dessy Tjahyawati A Page 9


2. Laporan laba rugi perusahaan dagang
Perusahaan XYZ
Laporan Laba Rugi
Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2011
Penjualan xxx
Retur penjualan xxx
Potongan penjualan xxx
Diskon penjualan xxx
(xxx)
Penjualan bersih xxx
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan awal xxx
Pembelian xxx
Beban angkut pembelian xxx
Retur pembelian (xxx)
Potongan pembelian (xxx)
Pembelian bersih xxx
Barang siap dijual xxx
Persediaan akhir (xxx)
Harga Pokok Penjualan (xxx)
Laba kotor xxx
Beban operasional:
Beban angkut penjualan xxx
Beban gaji bagian toko xxx
Beban penyusutan xxx
Beban penjualan xxx
Beban perlengkapan bagian toko xxx
Beban administrasi:
Beban gaji bagian kantor xxx
Beban perlengkapan kantor xxx
Beban sewa xxx
Beban asuransi xxx
Beban listrik, air, dan telepon xxx
Beban iklan xxx
Beban penyusutan peralatan toko xxx
Beban penyusutan peralatan kantor xxx
Beban kerugian piutang xxx
Total beban operasional dan administrasi (xxx)
Laba operasional xxx
Pendapatan lain-lain:
Pendapatan bunga xxx
Pendapatan jasa giro xxx
Pendapatan sewa xxx
Beban lain-lain:
Beban bunga (xxx)
Beban bank (xxx)
xxx
Laba bersih sebelum pajak xxx
Pajak penghasilan (xxx)
Laba bersih setelah pajak xxx

Dessy Tjahyawati A Page 10


3. Laporan laba rugi perusahaan manufaktur
Perusahaan XYZ
Laporan Laba Rugi
Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2011
Penjualan xxx
Retur pejualan xxx
Potongan penjualan xxx
(xxx)
Penjualan bersih xxx
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan barang jadi awal xxx
Harga Pokok Produksi:
Biaya bahan baku: xxx
Persediaan bahan baku awal xxx
Pembelian bahan baku xxx
Retur pembelian (xxx)
Potongan pembelian (xxx)
Pembelian bersih xxx
Biaya angkut pembelian xxx
Harga pokok pembelian xxx
Bahan baku siap diproduksi xxx
Persediaan bahan baku akhir (xxx)
Biaya pemakaian bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik: xxx
Bahan penolong xxx
Biaya tenaga kerja tidak langsung xxx
Beban penyusutan bangunan xxx
Beban penyusutan mesin xxx
Beban penyusutan peralatan xxx
Jumlah biaya overhead pabrik xxx
Jumlah biaya produksi xxx
Persediaan barang dalam proses awal xxx
Jumlah barang dagang proses xxx
Persediaan barang dalam proses akhir (xxx)
Harga Pokok Produksi xxx
Persediaan barang jadi yang tersedia dijual xxx
Persediaan akhir barang jadi (xxx)
Harga Pokok Penjualan (xxx)
Laba kotor xxx
Beban usaha:
Beban pemasaran xxx
Beban administrasi umum xxx
Beban perlengkapan xxx
Beban kerugian piutang xxx
Beban sewa xxx
Beban gaji xxx
Total beban usaha (xxx)
Laba usaha xxx
Pendapatan dan beban diluar usaha:
Pendapatan bunga xxx
Beban bunga (xxx)
xxx
Laba bersih sebelum pajak xxx
Pajak penghasilan (xxx)
Laba bersih setelah pajak xxx

Dessy Tjahyawati A Page 11


2. Laporan perubahan modal (changes in capital) adalah suatu bentuk laporan keuangan
yang menyajiakan informasi mengenai perubahan yang terjadi pada modal suatu
perusahaan untuk satu periode akuntansi tertentu.
Perusahaan XYZ
Laporan Perubahan Modal
Periode 30 Juni 2010
Modal xxx
Laba bersih xxx
Prive ( xxx )
Penanaman modal ( xxx)
Modal akhir xxx

3. Neraca (financial position) adalah daftar sistematis yang memuat informasi mengenai
aktiva, utang, dan modal suatu perusahaan pada akhir periode tertentu.
a. Neraca perusahaan jasa
Perusahaan XYZ
Neraca
Per 30 Juni 2010
Aktiva: Kewajiban:
Kas xxx Utang dagang xxx
Piutang dagang xxx Pendapatan jasa diterima xxx
dimuka
Sewa dibayar dimuka xxx Utang wesel xxx
Peralatan xxx Utang gaji xxx
Akumulasi depresiasi (xxx) Utang bunga xxx
peralatan
xxx Modal xxx
perlengkapan xxx
Total Aktiwa xxx Total kewajiban dan xxx
modal

Dessy Tjahyawati A Page 12


b. Neraca perusahaan dagang
Perusahaan XYZ
Neraca
Per 30 Juni 2010
Aktiva: Pasiva:
Aktiva lancar: Utang lancar:
Kas xxx Utang dagang xxx
Piutang dagang xxx Utang gaji xxx
Cadangan kerugian piutang (xxx) Utang bunga xxx
xxx Wesel bayar xxx
Persediaan barang xxx Beban yang masih harus dibayar xxx
Wesel tagih xxx Pendapatan diterima dimuka xxx
Perlengkapan xxx Total utang lancar xxx
Beban dibayar dimuka xxx
Asuransi dibayar dimuka xxx Utang jangka panjang:
Biaya sewa dibayar dimuka xxx Pinjaman obligasi xxx
Pendapatan yang akan diterima xxx Utang hipotek xxx
Investasi jangka panjang xxx Total utang jangka panjang xxx
Total aktiva lancar xxx

Aktiva tetap: Modal xxx


Peralatan xxx
Akumulasi penyusutan peralatan (xxx)
Total aktiva tetap xxx

Aktiva tidak berwujud:


Hak paten xxx
Hak cipta xxx
Hak merk xxx
Franchise xxx
Goodwill xxx
Total aktiva tidak berwujud xxx
Total aktiva xxx Total pasiva xxx

Dessy Tjahyawati A Page 13


c. Neraca perusahaan manufaktur
Perusahaan XYZ
Neraca
Per 30 Juni 2010
Aktiva: Pasiva:
Aktiva lancar: Utang lancar:
Kas xxx Utang usaha xxx
Obligasi xxx Utang gaji xxx
Piutang usaha xxx Utang bunga xxx
Piutang bunga xxx Wesel bayar xxx
Sewa dibayar dimuka xxx Beban yang masih harus dibayar xxx
Perlengkapan xxx Pendapatan diterima dimuka xxx
Wesel tagih xxx Total utang lancar xxx
Persediaan bahan baku xxx
Persediaan barang dalam proses xxx
Persediaan barang jadi xxx Utang jangka panjang:
Pendapatan yang akan diterima xxx Utang bank jangka panjang xxx
Investasi jangka panjang xxx Pinjaman obligasi xxx
Total aktiva lancar xxx Utang hipotek xxx
Total utang: xxx
Aktiva tetap:
Tanah xxx
Bangunan xxx
Akumulasi penyusutan bangunan (xxx)
xxx Modal xxx
Mesin xxx
Akumulasi penyusutan mesin (xxx)
Total aktiva tetap xxx

Aktiva tidak berwujud:


Hak paten xxx
Hak cipta xxx
Hak merk xxx
Franchise xxx
Goodwill xxx
Total aktiva tidak berwujud xxx
Total aktiva xxx Total pasiva xxx

4. Laporan arus kas (cash flow statement) adalah laporan yang memberikan informasi
tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama periode waktu tertentu.
Metode laporan arus kas:
a. Metode langsung
Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas
masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung serta dapat
memperlihatkan penerimaan dan pengeluaran kas operasional.

Dessy Tjahyawati A Page 14


b. Metode tidak langsung
Metode ini berfokus pada perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih aktivitas
operasional yang ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih sehingga
tidak melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas.
Laporan arus kas terdiri dari:
a. Arus kas dari kegiatan operasi
b. Arus kas dari kegiatan investasi
c. Arus kas dari kegiatan pendanaan
Jenis-jenis laporan arus kas:
a. Laporan arus kas perusahaan jasa
Perusahaan XYZ
Laporan Arus Kas
Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2010
Arus kas dari kegiatan operasi:
Penerimaan dari pelanggan xxx
Pembayaran kepada pemasok, karyawan dan operasional perusahaan (xxx)
Penghasilan jasa bank xxx
Pembayaran bunga atau biaya bank (xxx)
Pembayaran pajak penghasilan (xxx)
Kas bersih dari aktiva operasi xxx
Arus kas dari kegiatan investasi:
Pembayaran untuk perolehan aktiva tetap (xxx)
Kas bersih dari aktiva investasi (xxx)
Arus kas dari kegiatan pendanaan xxx
Kenaikan/penurunan kas bersih dan setara kas xxx
Kas dan setara kas pada awal periode xxx
Kas dan setara kas pada akhir periode xxx

b. Laporan arus kas perusahaan dagang


Perusahaan XYZ
Laporan Arus Kas
Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2010
Arus kas dari kegiatan operasi:
Pembayaran piutang dari pelanggan xxx
Penerimaan kas lain-lain (premi) xxx
Kas masuk dari kegiatan operasi xxx
Pembayaran utang pada pemasok xxx
Pembayaran pajak penghasilan xxx
Kas keluar dari kegiatan operasi xxx
Arus kas dari kegiatan operasi xxx
Arus kas dari kegiatan investasi:
Hasil penjualan aktiva tetap (peralatan) xxx
Penerimaan bungan dan dividen xxx
Kas masuk dari kegiatan investasi xxx
Pembelian aktiva tetap (tanah dan bangunan) xxx
Arus kas dari kegiatan investasi xxx

Dessy Tjahyawati A Page 15


Arus kas dari kegiatan pendanaan:
Penerbitan saham xxx
Pembayaran deviden (xxx)
Arus kas dari kegiatan pendanaan xxx
Kenaikan/penurunan kas bersih dan setara kas xxx
Kas dan setara kas pada awal periode xxx
Kas dan setara kas pada akhir periode xxx

c. Laporan arus kas perusahaan manufaktur


Perusahaan XYZ
Laporan Arus Kas
Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2010
Laba bersih xxx
Ditambah:
Kenaikan utang usaha xxx
Kenaikan utang gaji xxx
Kenaikan utang bunga xxx
Kenaikan utang bank jangka panjang xxx
Kenaikan akumulasi penyusutan bangunan xxx
Kenaikan akumulasi penyusutan mesin pabrik xxx
Penurunan persediaan:
Bahan baku xxx
Barang dalam proses xxx
Barang jadi xxx
Penurunan jumlah perlengkapan xxx
Penurunan sewa dibayar dimuka xxx
Dikurangi:
Kenaikan obligasi (xxx)
Kenaikan piutang usaha (xxx)
Kenaikan piutang bunga (xxx)
xxx

5. Catatan atas laporan keuangan (notes of financial statement) digunakan untuk


menginformasikan kebijakan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dari
hasil keuangan perusahaan.
IFRS
6. Laporan posisi keuangan awal dalam hal penyajian kembali atau reklasifikasi.
Bentuk-bentuk laporan keuangan:
1. All inclusive adalah semua laporan dimasukkan, contohnya laporan perubahan modal.
2. Current operating income adalah kejadian luar biasa tidak dimasukkan (berupa
laporan keuangan pada tahun-tahun normal).
3. Comprehensive income adalah harta bersih tidak termasuk investasi dan
didistribusikan.

Dessy Tjahyawati A Page 16


☺ Laporan Keuangan Bank
1. Bank Umum Asing
a. Neraca
Bank XYZ
Neraca
(Dalam Jutaan Rupiah)
ASET
Kas xxx
Penempatan pada Bank Indonesia xxx
Penempatan pada bank lain xxx
Tagihan spot dan derivatif xxx
Surat berharga
a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi xxx
b. Tersedia untuk dijual xxx
c. Dimiliki hingga jatuh tempo xxx
d. Pinjaman diberikan dan piutang xxx
xxx
Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) xxx
Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali
(reverse repo) xxx
Tagihan akseptasi xxx
Kredit
a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi xxx
b. Tersedia untuk dijual xxx
c. Dimiliki hingga jatuh tempo xxx
d. Pinjaman diberikan dan piutang xxx
xxx
Pembiayaan Syariah xxx
Penyertaan xxx
Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan -/-
a. Surat berharga xxx
b. Kredit xxx
c. Lainnya xxx
(xxx)
Aset tidak berwujud xxx
Akumulasi amortisasi aset tidak berwujud -/- (xxx)
Aset tetap dan inventaris xxx
Akumulasi penyusutan aset tetap dan inventaris -/- (xxx)
Properti terbengkalai xxx
Aset yang diambil alih xxx
Rekening tunda xxx
Aset antarkantor
a. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia xxx
b. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia xxx
xxx
Cadangan kerugian penurunan nilai aset lainnya -/- (xxx)
Penyisihan penghapusan aset non produktif -/- (xxx)
Sewa pembiayaan xxx
Aset pajak tangguhan xxx
Rupa-rupa aset xxx
TOTAL ASET xxx

Dessy Tjahyawati A Page 17


KEWAJIBAN DAN MODAL
Giro xxx
Tabungan xxx
Simpanan berjangka xxx
Dana investasi revenue sharing xxx
Kewajiban kepada Bank Indonesia xxx
Kewajiban kepada bank lain xxx
Kewajiban spot dan derivatif xxx
Kewajiban surat berharga yang dijual dengan janji dibeli xxx
kembali (repo)
Kewajiban akseptasi xxx
Surat berharga yang diterbitkan xxx
Pinjaman yang diterima xxx
Setoran jaminan xxx
Kewajiban antarkantor
a. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia xxx
b. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia xxx
xxx
Kewajiban pajak tangguhan xxx
Penyisihan penghapusan transaksi rekening administratif xxx
Rupa-rupa kewajiban xxx
Dana investasi (profit sharing) xxx
Kepentingan minoritas (minority interest) xxx
Modal pinjaman xxx
Modal disetor
a. Modal dasar xxx
b. Modal yang belum disetor -/- (xxx)
c. Saham yang dibeli kembali (treasury stock) -/- (xxx)
Tambahan modal disetor
a. Agio xxx
b. Disagio -/- (xxx)
c. Modal sumbangan xxx
d. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan xxx
e. Pendapatan (kerugian) komprehensif lainnya xxx
f. Lainnya xxx
g. Dana setoran modal xxx
Selisih penilaian kembali aset tetap xxx
Selisih kuasi reorganisasi xxx
Selisih restrukturisasi entitas sepengendali xxx
Cadangan
a. Cadangan umum xxx
b. Cadangan tujuan xxx
xxx
Laba/rugi
a. Tahun-tahun lalu xxx
b. Tahun berjalan xxx
xxx
TOTAL KEWAJIBAN DAN MODAL xxx

Dessy Tjahyawati A Page 18


b. Laporan laba rugi
Bank XYZ
Laporan Laba Rugi
(Dalam Jutaan Rupiah)
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan dan Beban Bunga
a. Pendapatan Bunga
1. Rupiah xxx
2. Valuta Asing xxx
xxx
b. Beban Bunga
1. Rupiah xxx
2. Valuta Asing xxx
(xxx)
Pendapatan (Beban) Bunga Bersih xxx
Pendapatan dan Beban Operasional selain Bunga
a. Pendapatan Operasional Selain Bunga
1. Peningkatan nilai wajar aset keuangan (mark to market)
a. Surat berharga xxx
b. Kredit xxx
c. Spot dan derivatif xxx
d. Aset keuangan lainnya xxx
xxx
2. Penurunan nilai wajar kewajiban keuangan (mark to market) xxx
3. Keuntungan penjualan aset keuangan
a. Surat berharga xxx
b. Kredit xxx
c. Aset keuangan lainnya xxx
xxx
4. Keuntungan transaksi spot dan derivatif (realised) xxx
5. Dividen, keuntungan dari penyertaan dengan equity method,
komisi/provisi/fee dan administrasi xxx
6. Koreksi atas cadangan kerugian penurunan nilai, penyisihan
penghapusan aset non produktif, dan penyisihan
penghapusan transaksi rekening administratif xxx
7. Pendapatan lainnya xxx
xxx
b. Beban Operasional Selain Bunga
1. Penurunan nilai wajar aset keuangan (mark to market)
a. Surat berharga xxx
b. Kredit xxx
c. Spot dan derivatif xxx
d. Aset keuangan lainnya xxx
xxx
2. Peningkatan nilai wajar kewajiban keuangan (mark to
market) xxx
3. Kerugian penjualan aset keuangan
a. Surat berharga xxx
b. Kredit xxx
c. Aset keuangan lainnya xxx
xxx
4. Kerugian transaksi spot dan derivatif (realised) xxx

Dessy Tjahyawati A Page 19


5. Kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment)
a. Surat berharga xxx
b. Kredit xxx
c. Pembiayaan syariah xxx
d. Aset keuangan lainnya xxx
xxx
6. Penyisihan penghapusan transaksi rekening administratif xxx
7. Penyisihan kerugian risiko operasional xxx
8. Kerugian terkait risiko operasional xxx
9. Kerugian dari penyertaan dengan equity method,
komisi/provisi/fee dan administrasi xxx
10. Kerugian penurunan nilai aset lainnya (non keuangan) xxx
11. Pembentukan penyisihan penghapusan aset non produktif xxx
12. Beban tenaga kerja xxx
13. Beban promosi xxx
14. Beban lainnya xxx
Pendapatan (Beban) Operasional Selain Bunga Bersih (xxx)
xxx
LABA (RUGI) OPERASIONAL xxx
PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL
Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap dan inventaris xxx
Keuntungan (kerugian) penjabaran transaksi valuta asing xxx
Pendapatan (beban) non operasional lainnya xxx
LABA (RUGI) NON OPERASIONAL xxx
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN xxx
Transfer laba (rugi) ke kantor pusat xxx
Pajak penghasilan
a. Taksiran pajak tahun berjalan xxx
b. Pendapatan (beban) pajak tangguhan xxx
xxx
LABA (RUGI) BERSIH xxx

Dessy Tjahyawati A Page 20


c. Laporan komitmen dan kontinjensi
Bank XYZ
Laporan Komitmen dan Kontinjensi
(Dalam Jutaan Rupiah)
TAGIHAN KOMITMEN
1. Fasilitas pinjaman yang belum ditarik
a. Rupiah xxx
b. Valuta asing xxx
xxx
2. Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan xxx
3. Lainnya xxx
KEWAJIBAN KOMITMEN
1. Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik
a. BUMN
i. Committed
 Rupiah xxx
 Valuta asing xxx
xxx
ii. Uncommitted
 Rupiah xxx
 Valuta asing xxx
xxx
b. Lainnya
i. Committed xxx
ii. Uncommitted xxx
xxx
Total Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik xxx
2. Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik
a. Committed
i. Rupiah xxx
ii. Valuta asing xxx
xxx
b. Uncommitted
i. Rupiah xxx
ii. Valuta asing xxx
xxx
Total Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik xxx
3. Irrevocable L/C yang masih berjalan
a. L/C luar negeri xxx
b. L/C dalam negeri xxx
xxx
4. Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan xxx
5. Lainnya xxx
TAGIHAN KONTINJENSI
1. Garansi yang diterima
a. Rupiah xxx
b. Valuta asing xxx
xxx
2. Pendapatan bunga dalam penyelesaian
a. Bunga kredit yang diberikan xxx
b. Bunga lainnya xxx
xxx
3. Lainnya xxx

Dessy Tjahyawati A Page 21


KEWAJIBAN KONTIJENSI
1. Garansi yang diberikan
a. Rupiah xxx
b. Valuta asing xxx
xxx
2. Lainnya xxx

d. Kewajiban penyediaan modal minimum

Bank XYZ
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
(Dalam Jutaan Rupiah)
1. KOMPONEN MODAL
a. Dana Usaha
 Dana Usaha xxx
 Modal disetor xxx
xxx
b. Cadangan
 Cadangan Umum xxx
 Cadangan Tujuan xxx
xxx
c. Laba (rugi) tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%) xxx
d. Laba (rugi) tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (50%) xxx
e. Dana Setoran Modal xxx
f. Pendapatan Komprehensif Lainnya : kerugian berasal dari penurunan xxx
penyertaan dalam kelompok tersedia utk dijual (100%)
g. Pendapatan Komprehensif Lainnya : keuntungan berasal dari xxx
peningkatan penyertaan dalam kelompok tersedia utk dijual (45%)
h. Revaluasi Aset Tetap (45%) xxx
i. Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas xxx
aset produktif
j. Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan xxx
dalam trading book
k. Cadangan umum aset produktif (maks. 1,25% dari ATMR) xxx
l. Faktor Pengurang Modal -/- Angkanya
(xxx)
Eksposur Sekuritisasi sama (xxx)
2. MODAL BANK ASING ( Jumlah a s.d k - l ) xxx
3. ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK xxx
RISIKO KREDIT
4. ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK xxx
RISIKO OPERASIONAL
5. ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK xxx
RISIKO PASAR
xxx
6. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK
RISIKO KREDIT DAN RISIKO OPERASIONAL (3+4:2)
7. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK xxx
RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR (3+5:2)
8. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK xxx
RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR
(3+4+5:2)

Dessy Tjahyawati A Page 22


2. Bank Syariah
a. Neraca
Bank XYZ
Neraca
(Dalam Jutaan Rupiah)
ASET
Kas xxx
Penempatan pada Bank Indonesia
a. Giro Wadiah xxx
b. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) xxx
c. Lainnya xxx
Total Penempatan pada Bank Indonesia xxx
Penempatan pada Bank Lain
a. Rupiah xxx
PPA - Penempatan pada Bank Lain -/- (xxx)
b. Valuta Asing xxx
PPA - Penempatan pada Bank Lain -/- (xxx)
Total Penempatan pada Bank Lain xxx
Surat Berharga yang Dimiliki
a. Rupiah
i. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo xxx
ii. Lainnya xxx
PPA - Rupiah -/- (xxx)
b. Valuta Asing
i. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo xxx
ii. Lainnya xxx
PPA - Valuta Asing -/- (xxx)
Total Surat Berharga yang Dimiliki xxx
Piutang Murabahah
a. Rupiah
i. Terkait dengan Bank
1. Piutang Murabahah xxx
2. Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan xxx
ii. Tidak Terkait dengan Bank
1. Piutang Murabahah xxx
2. Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan xxx
PPA - Rupiah -/- (xxx)
Total Rupiah xxx
b. Valuta Asing
i. Terkait dengan Bank
1. Piutang Murabahah xxx
2. Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan xxx
ii. Tidak Terkait dengan Bank
1. Piutang Murabahah xxx
2. Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan xxx
PPA - Valuta Asing -/- (xxx)
Total Valuta Asing xxx
Total Piutang Murabahah xxx
Piutang Salam xxx
PPA - Piutang Salam -/- (xxx)
Piutang Istishna xxx
Pendapatan Margin Istishna yang ditangguhkan -/- (xxx)
PPA - Piutang Istishna -/- (xxx)

Dessy Tjahyawati A Page 23


Piutang Qardh xxx
PPA - Piutang Qardh -/- (xxx)
Pembiayaan
a. Rupiah
1. Pihak Terkait dengan Bank xxx
2. Pihak Tidak Terkait dengan Bank xxx
PPA - Pembiayaan Rupiah -/- (xxx)
b. Valuta Asing
1. Pihak Terkait dengan Bank xxx
2. Pihak Tidak Terkait dengan Bank xxx
PPA - Pembiayaan Valuta Asing -/- (xxx)
Total Pembiayaan xxx
Persediaan xxx
Ijarah
a. Aset Ijarah xxx
b. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Ijarah -/- xxx
PPA - Aset Ijarah -/- (xxx)
Total Ijarah xxx
Tagihan Lainnya xxx
PPA - Tagihan Lainnya -/- (xxx)
Penyertaan xxx
PPA - Penyertaan -/- (xxx)
Aset Istishna dalam penyelesaian xxx
Termin Istishna -/- (xxx)
Pendapatan yang Masih Akan Diterima xxx
Biaya Dibayar Dimuka xxx
Uang Muka Pajak xxx
Aset Pajak Tangguhan xxx
Aset Tetap dan Inventaris xxx
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap dan Inventaris -/- (xxx)
Agunan yang Diambil Alih xxx
Aset Lain - lain xxx
TOTAL ASET xxx

KEWAJIBAN DAN MODAL


Dana Simpanan Wadiah
a. Giro Wadiah xxx
b. Tabungan Wadiah xxx
Total Dana Simpanan Wadiah xxx
Kewajiban Segera Lainnya xxx
Kewajiban Kepada Bank Indonesia
a. FPJPS xxx
b. Lainnya xxx
Total Kewajiban Kepada Bank Indonesia xxx
Kewajiban kepada Bank Lain xxx
Surat Berharga yang Diterbitkan xxx
Pembiayaan/Pinjaman Yang Diterima
a. Rupiah
i. Pihak Terkait dengan Bank xxx
ii. Pihak Tidak Terkait dengan Bank xxx
b. Valuta Asing
i. Pihak Terkait dengan Bank xxx
ii. Pihak Tidak Terkait dengan Bank xxx
Total Pembiayaan/Pinjaman Yang Diterima xxx

Dessy Tjahyawati A Page 24


Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi xxx
Beban Yang Masih Harus Dibayar xxx
Taksiran Pajak Penghasilan xxx
Kewajiban Pajak Tangguhan xxx
Kewajiban Lain - lain xxx
Pinjamin Subordinasi
a. Rupiah
i. Pihak Terkait dengan Bank xxx
ii. Pihak Tidak Terkait dengan Bank xxx
b. Valuta Asing
i. Pihak Terkait dengan Bank xxx
ii. Pihak Tidak Terkait dengan Bank xxx
Total Pinjamin Subordinasi xxx
Rupa-rupa Pasiva xxx
Modal Pinjaman xxx
Hak Minoritas xxx
Dana Investasi Tidak Terikat (Mudharabah Muthlaqah)
a. Tabungan Mudharabah xxx
b. Deposito Mudharabah
i. Rupiah xxx
ii. Valuta Asing xxx
Total Dana Investasi Tidak Terikat (Mudharabah Muthlaqah) xxx
Modal
a. Modal Disetor xxx
b. Agio (Disagio) xxx
c. Modal Sumbangan xxx
d. Dana Setoran Modal xxx
e. Penyesuaian Akibat Penjabaran Laporan Keuangan xxx
f. Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap xxx
g. Laba (Rugi) Belum Terealisasi dari Surat Berharga xxx
h. Saldo Laba (Rugi) xxx
Total Modal xxx
TOTAL KEWAJIBAN DAN MODAL xxx

Dessy Tjahyawati A Page 25


b. Laporan laba rugi
Bank XYZ
Laporan Laba Rugi
(Dalam Jutaan Rupiah)
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
I. PENDAPATAN OPERASIONAL
A. Pendapatan dari Penyaluran Dana
1. Dari Pihak Ketiga Bukan Bank
a. Pendapatan Margin Murabahah xxx
b. Pendapatan Bersih Salam Paralel xxx
c. Pendapatan Bersih Istishna Paralel
i. Pendapatan Istishna xxx
ii. Harga Pokok Istishna -/- (xxx)
d. Pendapatan Sewa Ijarah xxx
e. Pendapatan bagi hasil Mudharabah xxx
f. Pendapatan bagi hasil Musyarakah xxx
g. Pendapatan dari Penyertaan xxx
h. Lainnya xxx
2. Dari Bank Indonesia
a. Bonus SWBI xxx
b. Lainnya xxx
3. Dari Bank-bank Lain di Indonesia
a. Bonus dari Bank Syariah Lain xxx
b. Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah
i. Tabungan Mudharabah xxx
ii. Deposito Mudharabah xxx
iii. Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank xxx
iv. Lainnya xxx
c. Lainnya xxx
B. Pendapatan Operasional Lainnya
1. Jasa Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah) xxx
2. Jasa Layanan xxx
3. Pendapatan Dari Transaksi Valuta Asing xxx
4. Koreksi PPAP xxx
5. Koreksi Penyisihan Penghapusan Transaksi Rekening xxx
Administratif
6. Lainnya xxx
Total Pendapatan Operasional xxx
II. Bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat
1. Pihak Ketiga Bukan Bank
a. Tabungan Mudharabah xxx
b. Deposito Mudharabah xxx
c. Lainnya xxx
2. Bank Indonesia
a. FPJP Syariah xxx
b. Lainnya xxx
3. Bank-bank Lain di Indonesia dan di Luar Indonesia
a. Tabungan Mudharabah xxx
b. Deposito Mudharabah xxx
c. Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank xxx
d. Lainnya xxx
(xxx)
III. Pendapatan Operasional Setelah Distribusi Bagi Hasil xxx
untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat

Dessy Tjahyawati A Page 26


IV. Beban (Pendapatan) Penyisihan Penghapusan Aset (xxx)
V. Beban (Pendapatan) Estimasi Kerugian Komitmen dan (xxx)
Kontinjensi
VI. Beban Operasional lainnya
A. Beban Bonus Titipan Wadiah xxx
B. Beban Administrasi dan Umum xxx
C. Biaya Personalia xxx
D. Beban Penurunan Nilai Surat Berharga xxx
E. Beban Transaksi Valuta Asing xxx
F. Beban Promosi xxx
G. Beban Lainnya xxx
(xxx)
VII. Laba (Rugi) Operasional (III-(IV+V+VI)) xxx

PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL


VIII. Pendapatan Non Operasional xxx
IX. Beban Non Operasional (xxx)
X. Laba (Rugi) Non Operasional (VIII-IX) xxx
XI. Laba (rugi) Tahun Berjalan (VII+X) xxx
XII. Taksiran Pajak Penghasilan (xxx)
XIII. Jumlah Laba (Rugi) xxx

c. Laporan komitmen dan kontinjensi


Bank XYZ
Laporan komitmen dan kontinjensi
(Dalam Jutaan Rupiah)
KOMITMEN
Tagihan Komitmen
1. Fasilitas Pembiayaan Yang Diterima dan Belum Digunakan
i. Posisi Pembelian Spot Yang Masih Berjalan
a. Terkait Dengan Bank xxx
b. Tidak Terkait Dengan Bank xxx
ii. Posisi Pembelian Forward Yang Masih Berjalan
a. Terkait Dengan Bank xxx
b. Tidak Terkait dengan Bank xxx
2. Lainnya xxx
Jumlah Tagihan Komitmen xxx
Kewajiban Komitmen
1. Fasilitas Piutang Qardh Yang Belum Ditarik xxx
2. Fasilitas Pembiayaan Kepada Nasabah Yang Belum Ditarik
a. Pembiayaan Mudharabah xxx
b. Pembiayaan Musyarakah xxx
3. Fasilitas Pembiayaan Kepada Bank Syariah Lain Yang xxx
Belum Ditarik
4. Irrevocable L/C Yang Masih Berjalan xxx
5. Posisi Penjualan Spot Yang Masih Berjalan
a. Terkait Dengan Bank xxx
b. Tidak Terkait Dengan Bank xxx
6. Posisi Penjualan Forward Yang Masih Berjalan
a. Terkait Dengan Bank xxx
b. Tidak Terkait Dengan Bank xxx

Dessy Tjahyawati A Page 27


7. Lainnya xxx
Jumlah Kewajiban Komitmen (xxx)
JUMLAH KOMITMEN BERSIH xxx

KONTINJENSI
Tagihan Kontinjensi
Garansi (Kafalah) Yang Diterima xxx
Pendapatan Yang Akan Diterima (Non-Lancar)
a. Terkait Dengan bank xxx
b. Tidak Terkait Dengan Bank xxx
Lainnya xxx
Jumlah Tagihan Kontinjensi xxx
Kewajiban Kontinjensi
Garansi (Kafalah) Yang Diberikan xxx
Lainnya xxx
Jumlah Kewajiban Kontinjensi (xxx)
JUMLAH KONTINJENSI BERSIH xxx

d. Kewajiban penyediaan modal minimum


Bank XYZ
Kewajiban penyediaan modal minimum
(Dalam Jutaan Rupiah)
I. Komponen Modal
A. Modal Inti
1. Modal Disetor xxx
2. Cadangan Tambahan Modal (Disclosed Reserves)
a. Agio Saham xxx
b. Disagio xxx
c. Modal Sumbangan xxx
d. Cadangan Umum dan Tujuan xxx
e. Laba Tahun-tahun Lalu Setelah Diperhitungkan Pajak xxx
f. Rugi Tahun-tahun Lalu xxx
g. Laba Tahun Berjalan Setelah Diperhitungkan Pajak (50%) xxx
h. Rugi Tahun Berjalan xxx
i. Selisih Penjabaran Laporan Keuangan Kantor Cabang Luar
Negeri
i. Selisih lebih xxx
ii. Selisih kurang xxx
j. Dana Setoran Modal xxx
k. Penurunan Nilai Penyertaan pada Portofolio Tersedia xxx
untuk Dijual
3. Goodwill xxx
Total Modal Inti xxx
B. Modal Pelengkap (maks. 100% dari modal inti)
1. Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap xxx
2. Cadangan Umum PPAP (maks. 1.25% dari ATMR) xxx
3. Modal Pinjaman xxx
4. Investasi Subordinasi (maks. 50% dari modal inti) xxx
5. Peningkatan Nilai Penyertaan pada Portfolio Tersedia untuk xxx
dijual (45%)
Total Modal Pelengkap xxx
C. Modal Pelengkap Tambahan
1. Modal Inti yang dialokasikan untuk Risiko Pasar xxx

Dessy Tjahyawati A Page 28


2. Modal Pelengkap yang tidak digunakan untuk Risiko xxx
Penyaluran Dana
3. Investasi Subordinasi untuk Risiko Pasar xxx
4. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan (1 s/d 3) xxx
5. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan yang memenuhi kriteria xxx
untuk risiko pasar
II. Total Modal Inti dan Modal Pelengkap (A+B) xxx
III. Total Modal Inti, Modal Pelengkap, dan Modal Pelengkap xxx
Tambahan (A+B+C)
IV. Penyertaan xxx
V. Total Modal Untuk Risiko Kredit (II-IV) xxx
VI. Total Modal Untuk Risiko Kredit dan Risiko Pasar (III-IV) xxx
VII. Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Kredit xxx
VIII. Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Pasar xxx
IX. Aktiva Tertimbang Menurut Risiko Kredit dan Risiko Pasar xxx
X. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang tersedia xxx
untuk Risiko Kredit (V : VII)
XI. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang tersedia xxx
untuk Risiko Kredit dan Risiko Pasar {VI : (VII+VIII)}
XII. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang xxx
diwajibkan (VII + VIII : VI)

3. Bank Umum
a. Neraca
Bank XYZ
Neraca
(Dalam Jutaan Rupiah)
ASET
Kas xxx
Penempatan pada Bank Indonesia xxx
Penempatan pada bank lain xxx
Tagihan spot dan derivatif xxx
Surat berharga
a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi xxx
b. Tersedia untuk dijual xxx
c. Dimiliki hingga jatuh tempo xxx
d. Pinjaman diberikan dan piutang xxx
Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) xxx
Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse xxx
repo)
Tagihan akseptasi xxx
Kredit
a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi xxx
b. Tersedia untuk dijual xxx
c. Dimiliki hingga jatuh tempo xxx
d. Pinjaman diberikan dan piutang xxx
Pembiayaan Syariah xxx
Penyertaan xxx
Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan -/-
a. Surat berharga (xxx)
b. Kredit (xxx)
c. Lainnya (xxx)
Aset tidak berwujud xxx

Dessy Tjahyawati A Page 29


Akumulasi amortisasi aset tidak berwujud -/- (xxx)
Aset tetap dan inventaris xxx
Akumulasi penyusutan aset tetap dan inventaris -/- (xxx)
Properti terbengkalai xxx
Aset yang diambil alih xxx
Rekening tunda xxx
Aset antarkantor
a. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia xxx
b. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia xxx
Cadangan kerugian penurunan nilai aset lainnya -/- (xxx)
Penyisihan penghapusan aset non produktif -/- (xxx)
Sewa pembiayaan xxx
Aset pajak tangguhan xxx
Rupa-rupa aset xxx
TOTAL ASET xxx

KEWAJIBAN DAN MODAL


Giro xxx
Tabungan xxx
Simpanan berjangka xxx
Dana investasi revenue sharing xxx
Kewajiban kepada Bank Indonesia xxx
Kewajiban kepada bank lain xxx
Kewajiban spot dan derivatif xxx
Kewajiban surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) xxx
Kewajiban akseptasi xxx
Surat berharga yang diterbitkan xxx
Pinjaman yang diterima xxx
Setoran jaminan xxx
Kewajiban antarkantor
a. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia xxx
b. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia xxx
Kewajiban pajak tangguhan xxx
Penyisihan penghapusan transaksi rekening administratif xxx
Rupa-rupa kewajiban xxx
Dana investasi (profit sharing) xxx
Kepentingan minoritas (minority interest) xxx
Modal pinjaman xxx
Modal disetor
a. Modal dasar xxx
b. Modal yang belum disetor -/- (xxx)
c. Saham yang dibeli kembali (treasury stock) -/- (xxx)
Tambahan modal disetor
a. Agio xxx
b. Disagio -/- (xxx)
c. Modal sumbangan xxx
d. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan xxx
e. Pendapatan (kerugian) komprehensif lainnya xxx
f. Lainnya xxx
g. Dana setoran modal xxx
Selisih penilaian kembali aset tetap xxx
Selisih kuasi reorganisasi xxx
Selisih restrukturisasi entitas sepengendali xxx
Cadangan

Dessy Tjahyawati A Page 30


a. Cadangan umum xxx
b. Cadangan tujuan xxx
Laba/rugi
a. Tahun-tahun lalu xxx
b. Tahun berjalan xxx
TOTAL KEWAJIBAN DAN MODAL xxx

b. Laporan laba rugi


Bank XYZ
Laporan Laba Rugi
(Dalam Jutaan Rupiah)
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
A. Pendapatan dan Beban Bunga
1. Pendapatan Bunga
i. Rupiah xxx
ii. Valuta Asing xxx
2. Beban Bunga
i. Rupiah (xxx)
ii. Valuta Asing (xxx)
Pendapatan (Beban) Bunga Bersih xxx
B. Pendapatan dan Beban Operasional selain Bunga
1. Pendapatan Operasional Selain Bunga
a. Peningkatan nilai wajar aset keuangan (mark to market)
i. Surat berharga xxx
ii. Kredit xxx
iii. Spot dan derivatif xxx
iv. Aset keuangan lainnya xxx
b. Penurunan nilai wajar kewajiban keuangan (mark to market) xxx
c. Keuntungan penjualan aset keuangan
i. Surat berharga xxx
ii. Kredit xxx
iii. Aset keuangan lainnya xxx
d. Keuntungan transaksi spot dan derivatif (realised) xxx
e. Dividen, keuntungan dari penyertaan dengan equity method, xxx
komisi/provisi/fee dan administrasi
xxx
f. Koreksi atas cadangan kerugian penurunan nilai, penyisihan
penghapusan aset non produktif, dan penyisihan
penghapusan transaksi rekening administratif
g. Pendapatan lainnya xxx
Total Pendapatan Operasional Selain Bunga xxx
2. Beban Operasional Selain Bunga
a. Penurunan nilai wajar aset keuangan (mark to market)
i. Surat berharga xxx
ii. Kredit xxx
iii. Spot dan derivatif xxx
iv. Aset keuangan lainnya xxx
b. Peningkatan nilai wajar kewajiban keuangan (mark to xxx
market)
c. Kerugian penjualan aset keuangan
i. Surat berharga xxx
ii. Kredit xxx
iii. Aset keuangan lainnya xxx

Dessy Tjahyawati A Page 31


d. Kerugian transaksi spot dan derivatif (realised) xxx
e. Kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment)
i. Surat berharga xxx
ii. Kredit xxx
iii. Pembiayaan syariah xxx
iv. Aset keuangan lainnya xxx
f. Penyisihan penghapusan transaksi rekening administratif xxx
g. Penyisihan kerugian risiko operasional xxx
h. Kerugian terkait risiko operasional xxx
i. Kerugian dari penyertaan dengan equity method, xxx
komisi/provisi/fee dan administrasi
j. Kerugian penurunan nilai aset lainnya (non keuangan) xxx
k. Pembentukan penyisihan penghapusan aset non produktif xxx
l. Beban tenaga kerja xxx
m. Beban promosi xxx
n. Beban lainnya xxx
Total Beban Operasional Selain Bunga (xxx)
Pendapatan (Beban) Operasional Selain Bunga Bersih xxx
LABA (RUGI) OPERASIONAL xxx

PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL


Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap dan inventaris xxx
Keuntungan (kerugian) penjabaran transaksi valuta asing xxx
Pendapatan (beban) non operasional lainnya xxx
LABA (RUGI) NON OPERASIONAL xxx
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN xxx
Transfer laba (rugi) ke kantor pusat xxx
Pajak penghasilan
a. Taksiran pajak tahun berjalan xxx
b. Pendapatan (beban) pajak tangguhan xxx
LABA (RUGI) BERSIH xxx

Dessy Tjahyawati A Page 32


c. Laporan komitmen dan kontinjensi
Bank XYZ
Laporan komitmen dan kontinjensi
(Dalam Jutaan Rupiah)
TAGIHAN KOMITMEN
1. Fasilitas pinjaman yang belum ditarik
a. Rupiah xxx
b. Valuta asing xxx
2. Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan xxx
3. Lainnya xxx

KEWAJIBAN KOMITMEN
1. Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik
a. BUMN
i. Committed
- Rupiah xxx
- Valuta asing xxx
ii. Uncommitted
- Rupiah xxx
- Valuta asing xxx
b. Lainnya
i. Committed xxx
ii. Uncommitted xxx
Total Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik xxx
2. Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik
a. Committed
i. Rupiah xxx
ii. Valuta asing xxx
b. Uncommitted
i. Rupiah xxx
ii. Valuta asing xxx
Total Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik xxx
3. Irrevocable L/C yang masih berjalan
a. L/C luar negeri xxx
b. L/C dalam negeri xxx
4. Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan xxx
5. Lainnya xxx

TAGIHAN KONTINJENSI
1. Garansi yang diterima
a. Rupiah xxx
b. Valuta asing xxx
2. Pendapatan bunga dalam penyelesaian
a. Bunga kredit yang diberikan xxx
b. Bunga lainnya xxx
3. Lainnya xxx

KEWAJIBAN KONTIJENSI
1. Garansi yang diberikan
a. Rupiah xxx
b. Valuta asing xxx
2. Lainnya xxx

Dessy Tjahyawati A Page 33


d. Kewajiban penyediaan modal minimum
Bank XYZ
Kewajiban penyediaan modal minimum
(Dalam Jutaan Rupiah)
I. KOMPONEN MODAL
A. Modal Inti
1. Modal Disetor xxx
2. Cadangan Tambahan Modal
i. Faktor penambah
a. Agio xxx
b. Modal Sumbangan xxx
c. Cadangan Umum xxx
d. Cadangan Tujuan xxx
e. Laba tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%) xxx
f. Laba tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (50%) xxx
g. Selisih lebih karena penjabaran laporan keuangan xxx
h. Dana Setoran Modal xxx
i. Waran yang diterbitkan (50%) xxx
j. Opsi saham yang diterbitkan dalam rangka program xxx
kompensasi berbasis saham (50%)
xxx
ii. Faktor pengurang
a. Disagio xxx
b. Rugi tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%) xxx
c. Rugi tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (100%) xxx
d. Selisih kurang karena penjabaran laporan keuangan xxx
e. Pendapatan komprehensif lain: Kerugian dari penurunan nilai xxx
wajar atas penyertaan dalam kategori Tersedia untuk Dijual
xxx
f. Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan
nilai atas aset produktif
g. Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen xxx
keuangan dalam trading book
(xxx)
Total Cadangan Tambahan Modal xxx
3. Modal Inovatif
a. Surat berharga subordinasi (perpetual non kumulatif) xxx
b. Pinjaman subordinasi (perpetual non kumulatif) xxx
c. Instrumen Modal Inovatif lainnya xxx
4. Faktor Pengurang Modal Inti
a. Goodwill xxx
b. Aset tidak berwujud lainnya xxx
c. Penyertaan (50%) xxx
d. Kekurangan modal pada perusahaan anak asuransi (50%) xxx
5. Kepentingan Minoritas xxx
Total Modal Inti xxx
B. Modal Pelengkap
1. Level Atas (Upper Tier 2)
a. Saham preferen (perpetual kumulatif) xxx
b. Surat berharga subordinasi (perpetual kumulatif) xxx
c. Pinjaman subordinasi (perpetual kumulatif) xxx
d. Mandatory convertible bond xxx
e. Modal inovatif yang tidak diperhitungkan sebagai Modal inti xxx
f. Instrumen modal pelengkap level atas (upper tier 2) lainnya xxx
g. Revaluasi aset tetap xxx

Dessy Tjahyawati A Page 34


h. Cadangan umum aset produktif (maks 1,25% ATMR) xxx
i. Pendapatan komprehensif lain: Keuntungan dari peningkatan nilai xxx
wajar atas penyertaan dalam kategori Tersedia untuk Dijual (45%)
2. Level Bawah (Lower Tier 2) maksimum 50 % Modal Inti
a. Redeemable preference shares xxx
b. Pinjaman atau obligasi subordinasi yang dapat diperhitungkan xxx
c. Instrumen modal pelengkap level bawah (lower tier 2) lainnya xxx
3. Faktor Pengurang Modal Pelengkap
a. Penyertaan (50%) xxx
b. Kekurangan modal pada perusahaan anak asuransi (50%) xxx
Total Modal Pelengkap xxx
C. Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap -/- xxx
Angkanya sama xxx
Eksposur Sekuritisasi
D. Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3) xxx
E. Modal Pelengkap Tambahan Yang Dialokasikan Untuk xxx
Mengantisipasi Risiko Pasar
II. TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A+B-C) xxx
III. TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP DAN MODAL xxx
PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK
MENGANTISIPASI RISIKO PASAR (A+B-C+E)
IV. ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK xxx
RISIKO KREDIT
V. ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK xxx
RISIKO OPERASIONAL
VI. ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK xxx
RISIKO PASAR
VII. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK xxx
RISIKO KREDIT DAN RISIKO OPERASIONAL {II:(IV+V)}
VIII. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK xxx
RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR {III:(IV+VI)}
IX. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK xxx
RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR
{III:(IV+V+VI)}

☺ Jurnal penutup (closing entries) adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi
untuk menutup rekening-rekening nominal.
Akun-akun yang memerlukan jurnal penutup:
1. Menutup akun pendapatan
Pendapatan xxx
Ikhtisar laba rugi xxx
2. Menutup akun beban
Ikhtisar laba rugi xxx
Beban xxx
3. Menutup akun ikhtisar laba rugi
Jika laba:
Ikhtisar laba rugi xxx
Modal xxx

Dessy Tjahyawati A Page 35


Jika rugi:
Modal xxx
Ikhtisar laba rugi xxx
4. Menutup akun prive
Modal xxx
Prive xxx
☺ Jurnal pembalik (reversing entries) adalah jurnal yang dibuat pada awal periode
akuntansi berikutnya untuk membalik jurnal penyesuaian yang menimbulkan perkiraan
riil baru.
Hal-hal yang memerlukan jurnal pembalik:
1. Beban yang masih harus dibayar
2. Beban dibayar dimuka
3. Pendapatan yang masih harus diterima
4. Pendapatan diterima dimuka
☺ Jurnal koreksi adalah jurnal yang dilakukan untuk mendapatkan jurnal yang benar dan
diperlukan untuk memperbaiki kesalahan pencatatan.
Contoh:
1. Dibeli Perlengkapan dengan cara kredit sebesar Rp.5.000.000
 Jurnal yang salah dan belum diposting ke buku besar
Peralatan 5.000.000
Kas 5.000.000
 Jurnal Koreksi adalah :
Perlengkapan 5.000.000
Utang Dagang 5.000.000
2. Dibeli Perlengkapan dengan cara kredit sebesar Rp.5.000.000
 Jurnal yang dibuat tidak benar dan sudah diposting ke buku besar yaitu sebagai
berikut :
Peralatan 5.000.000
Kas 5.000.000
 Jurnal Koreksi adalah :
Kas 5.000.000
Perlengkapan 5.000.000
Peralatan 5.000.000
Utang Dagang 5.000.000

Dessy Tjahyawati A Page 36


Kesalahan yang sering terjadi dalam penjurnalan:
1. Kesalahan dalam jumlah nominal (angka rupiah)
Biasanya kesalahan terjadi karena jumlah rupiah yang tercantum dalam jurnal terlalu
besar atau terlalu kecil.
2. Kesalahan dalam mencantumkan nama akun (rekening/perkiraan)
Kesalahan ini terjadi karena pencatatan dalam jurnal salah dalam mencantumkan
nama rekening.
3. Kombinasi kesalahan dalam jumlah nominal dan pencantuman nama akun dalam
jurnal
☺ Perbedaan biaya (cost) dengan beban (expense)
1. Biaya (cost) adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang dan jasa
(aktiva) yang memberikan manfaat ekonomi untuk kegiatan selanjutnya dengan
periode waktu lebih dari satu tahun dan uang yang dikeluarkan dalam jumlah yang
besar. Biaya terletak di neraca, contohnya adalah sewa dibayar dimuka.
2. Beban (expense) adalah pengorbanan sumber ekonomi yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan (pengeluaran biaya yang telah terpakai) tetapi tidak memiliki
manfaat ekonomi di masa yang akan datang dengan periode waktu kurang dari satu
tahun dan jumlah uang yang dikeluarkan relatif kecil. Beban terletak di laporan laba
rugi, contohnya adalah beban sewa.
Catatan: jadi beban adalah bagian daripada biaya yang telah digunakan untuk
memperoleh pendapatan.
☺ Rekonsiliasi bank (bank reconsiliation) adalah laporan mengenai penyebab perbedaan
antara catatan perusahaan dengan rekening koran.
Jenis-jenis rekonsiliasi bank:
1. Rekonsiliasi bank dua kolom biasanya dibuat oleh perusahaan.
2. Rekonsiliasi bank empat kolom biasanya dibuat oleh auditor.
3. Rekonsiliasi bank delapan kolom biasanya dibuat oleh auditor.
Penyebab perbedaan antara catatan perusahaan dengan rekening koran bank:
Akun Menurut buku Menurut laporan
perusahaan bank
Setoran dalam perjalanan (deposit in transit)
Adalah setoran yang dilakukan oleh perusahaan (biasanya pada akhir
Sudah dicatat Belum dicatat
suatu periode yang dicakup oleh rekening koran) dan uang setoran
tersebut telah diterima oleh bank tetapi belum masuk dalam rekening

Dessy Tjahyawati A Page 37


koran bank karena rekening koran bank dibuat mendahului setoran
tersebut.
Cek yang masih beredar (outstanding checks ) adalah cek yang sudah
dibuat dan diserahkan oleh perusahaan kepada penerima tetapi
sampai akhir periode cek tersebut belum diuangkan di bank. Sudah dicatat Belum dicatat
Akibatnya perusahaan telah mencatat pengeluaran tetapi bank belum.
Kas dan bank meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank ya
Pembebanan oleh bank (bank charges) Belum dicatat Sudah dicatat
Penerimaan (inkaso) adalah Penagihan piutang dengan menggunakan Belum dicatat Sudah dicatat
jasa bank
Cek kosong (not sufficient fund) adalah cek yang ditolak oleh bank
Belum dicatat Sudah dicatat
karena dananya tidak cukup
Kesalahan pencatatan (pengaruhnya tergantung jenis kesalahan Ditambah/dikurang Ditambah/dikurang
pencatatan) kan kan
Tagihan wesel dan bunga langsung ditagihkan bank Belum dicatat Sudah dicatat
Jasa giro adalah balas jasa bank yang diberikan kepada perusahaan
Belum dicatat Sudah dicatat
karena bank dapat memanfaatkan simpanan giro perusahaan.
Biaya administrasi bank dalah biaya yang dibebankan oleh bank
Belum dicatat Sudah dicatat
kepada perusahaan atas jasa bank melayani giro perusahaan.

Perusahaan XYZ
Laporan Rekonsiliasi Bank
Per 30 Juni 2010
Saldo Bank xxx Saldo Perusahaan xxx
Bertambah: Bertambah:
Setoran dalam perjalanan xxx Jasa giro xxx
Inkaso xxx
Penerimaan via bank xxx
Pendapatan bunga bank xxx
Berkurang: Kesalahan pencatatan xxx
Cek yang masih beredar xxx
Kesalahan pencatatan xxx Berkurang:
(xxx) Biaya administrasi xxx
Transfer/pengeluaran xxx
Cek ditempat xxx
Cek kosong xxx
(xxx)
Saldo bank yang benar xxx Saldo perusahaan yang xxx
benar

Dessy Tjahyawati A Page 38


Ayat jurnal penyesuaian rekonsiliasi bank
Yang dijurnal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi saldo kas perusahaan bukan
saldo bank.
Transaksi Ayat jurnal penyesuaian
Mencatat Inkaso atas tagihan perusahaan. Kas xxx
Biaya inkaso xxx
Piutang xxx
Mencatat jasa giro dari bank. Kas xxx
Pendapatan bunga xxx
Mencatat perbaikan kesalahan. Kas xxx
Piutang xxx
Mencatat cek kosong (Cek TCD). Piutang xxx
Kas xxx
Mencatat penarikan cek di tempat. Pengambilan prive xxx
Kas xxx
Mencatat beban administrasi. Biaya bank xxx
Kas xxx

☺ Jenis-jenis Kas:
1. Cash at Bank adalah kas suatu perusahaan yang berada di bank.
2. Cash on Hand adalah kas keseluruhan yang berada di suatu perusahaan.
a. Cash (Kas) disini yang dimaksud dengan kas besar.
b. Kas kecil (petty cash) adalah uang tunai yang dicadangkan oleh perusahaan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang sifatnya rutin dalam
jumlah rupiah yang relatif kecil.
Pembentukan dana kas keci
Pada saat dibentuknya dana kas kecil uangnya diambil dari bank dengan
menggunakan cek yang diserahkan kepada pemegang kasir perusahaan tersebut.
Dana kas kecil xxx
Bank xxx
Metode dana kas kecil:
1. Metode dana tetap (imprest fund method) adalah jumlah dana dalam rekening
kas kecil selalu tetap (konstan) yang biasanya di isi dengan sejumlah uang yang
telah ditetapkan untuk keperluan pembayaran selama jangka waktu tertentu,
misalnya mingguan dan bulanan.

Dessy Tjahyawati A Page 39


2. Metode dana berubah (fluctuation method) adalah saldo rekening kas kecil
tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengisian kembali dan
pengeluaran-pengeluaran dari kas kecil (tergantung besar kecilnya pengeluaran
yang terjadi untuk periode tertentu).
Transaksi Metode imprest Metode fluktuasi
Pembentukan dana kas kecil Kas kecil xxx Kas kecil xxx
Bank xxx Bank xxx
Pengeluaran dari kas kecil Biaya.... xxx
Tidak ada jurnal
Kas kecil xxx
Pengisian kembali kas kecil Biaya.... xxx Kas kecil xxx
Bank xxx Bank xxx
Saat laporan keuangan dibuat (kas Dibuat jurnal penyesuaian
kecil belum diisi kembali atau
Tidak ada jurnal peyesuaian
metode imprest) Biaya.... xxx
Kas kecil xxx
☺ Karakteristik Kas
1. Bertambahnya saldo (D).
Yang terdapat pada jurnal khusus karena bertambahnya saldo ini yaitu dalam
penerimaan kas.
Setoran Tabungan Kas xxx
Utang (tabungan) xxx
Setoran Bunga Kas xxx
Pendapatan (bunga) xxx
Setoran Kredit Nasabah Kas xxx
Piutang xxx
Setoran Jasa Transfer Kas xxx
Pendapatan xxx
Penjualan Kas xxx
Pendapatan xxx
Setoran Giro Kas xxx
Utang (Giro) xxx
Setoran Deposito Kas xxx
Utang (Deposito) xxx
2. Berkurangnya Saldo (K)
Yang terdapat pada jurnal khusus dalam berkurangnya saldo ini yaitu dalam
penerimaan kas.
Penarikan Tabungan Utang xxx
Kas
Penarikan Giro Utang (Giro) xxx
Kas
Penarikan Deposito Utang (Deposito) xxx
Kas

Dessy Tjahyawati A Page 40


Pembayaran Pajak Beban (Pajak) xxx
Kas
Pembayaran Gaji Beban (Gaji) xxx
Kas
Penarikan Bunga Beban (bunga) xxx
Kas
Pembelian Tunai Pembelian xxx
Kas
☺ Kliring adalah tata cara perhitungan hutang piutang dalam bentuk surat-surat dagang dan
surat-surat berharga dari suatu bank terhadap bank lainnya dengan maksud agar
penyelesaiannya dapat terselenggara dengan mudah dan aman, serta untuk memperluas
dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral.
Bank A :
Kliring Rp. xxx
Giro-Rekening Tn. B Rp. xxx
Setelah diketahui hasilnya:
Bank Indonesia-Giro. Rp. xxx
Kliring Rp. xxx
Bank B:
Giro-Rekening Tn. A Rp. xxx
Bank Indonesia-Giro Rp. xxx
Atau
Bank B:
Giro-Rekening Tn. B Rp. xxx
Bank Indonesia-Giro Rp. xxx
Bank A:
Bank Indonesia-Giro Rp. xxx
Giro-Rekening Tn. A Rp. xxx
☺ Giro adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan sek, surat perintah pembayaran lainnya, atau dengan
cara pemindah bukuan.
Transaksi Pembukaan :
Kas Rp. xxx
Giro-rekening Tn. A Rp. xxx
Barang cetakan-buku cek Rp. xxx

Dessy Tjahyawati A Page 41


Penyetoran Kliring :
Bank Indonesia-Giro Rp. xxx
Warkat Kliring Rp. xxx
Apabila kliring berhasil :
Kliring Rp. xxx
Giro-Rekening A Rp. xxx
Penyetoran melalui transfer :
Bank B-Giro Rp. xxx
Giro-Rekening Tn. A Rp. xxx
Penarikan giro :
Giro-Rekening Tn. A Rp. xxx
Kas Rupiah Rp. xxx
Penarikan secara kliring :
Giro-Rekening Tn. A Rp. xxx
Bank Indonesia-Giro Rp. xxx
Penarikan dengan amanat :
Giro-Rekening Giro Rp. xxx
Hubungan antar kantor-Cabang.... Rp. xxx
Pembukuan Jasa Giro :
Bunga Giro Rp. xxx
Giro-Rekening Tn. A Rp. xxx
☺ Tabungan adalah simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan oleh si
penabung sewaktu-waktu dikehendaki.
Pembukaan :
Kas Rp. xxx
Tabungan-rekening Tn. A Rp. xxx
Penyetoran dengan cek :
Giro-rekening Tn.A Rp. xxx
RAK-Cabang.... Rp. xxx
Tabungan-Rekening Tn. B Rp. xxx
Penyetoran antar cabang :
Rekening Antar Kantor-Cabang.... Rp. xxx
Tabungan-Rekening Tn. A Rp. xxx

Dessy Tjahyawati A Page 42


Penarikan :
Cabang lain :
Rekening Antar Kantor-Jakarta Rp. xxx
Kas Rp. xxx

Cabang Penerbit :
Tabungan-Rekening Tn. A Rp. xxx
Rekening Antar Kantor-Bandung Rp. xxx
Pembebanan Bunga :
Biaya Bunga-Tabungan Rp. xxx
Tabungan-Rekening Tn. A Rp. xxx

Penutupan Rekening :
Tabungan-Rekening Tn. A Rp. xxx
Kas Rp. xxx
☺ Persediaan
Metode penilaian persediaan:
1. Last in first out (LIFO) metode masuk terakhir keluar pertama adalah metode untuk
menghitung harga pokok penjualan dan persediaan akhir dari hasil melakukan stock
opname pada akhir suatu periode akuntansi. Harga pokok penjualan dihitung dengan
menggunakan harga barang yang masuk terakhir ke gudang dan di keluarkan dahulu.
Maka, barang yang masih ada yang belum terjual adalah barang dari persediaan
awalnya.
2. First in first out (FIFO) metode masuk pertama keluar pertama adalah harga pokok
dari barang-barang yang pertama kali dibeli adalah barang yang pertama kali dijual.
Dalam metode ini, persediaan akhir dinilai dengan harga pokok pembelian yang
paling akhir.
3. Average (rata-rata) adalah metode untuk menghitung harga pokok penjualan dan
persediaan akhir dari hasil melakukan stock opname pada akhir suatu periode
akuntansi. Harga pokok penjualan dihitung dengan menggunakan harga rata-rata dari
keseluruhan barang yang dimiliki perusahaan. Maka, harga pokok barang terjual dan
barang yang masih belum terjual atau persediaan akhir adalah sama besar.
Notes: dalam IFRS metode LIFO dan FIFO tidak dipergunakan.

Dessy Tjahyawati A Page 43


Metode pencatatan persediaan:
1. Metode fisik (sistem periodik) adalah persediaan hanya dicatat pada akhir periode
akuntansi, dan untuk mendapatkan nilai persediaan secara periodik maka diakhir
periode dilakukan perhitungan fisik (stock opname). Artinya, mutasi persediaan
barang tidak dicatat dalam akun persediaan (tidak mencatat mutasi persediaan).
2. Metode perpetual (buku) adalah pencatatan atas persediaan barang dagang yang
dilakukan secara kontinyu (terus menerus), yaitu setiap transaksi yang mempengaruhi
persediaan barang dagang dicatat kedalam akun persediaan barang dagang. Artinya,
mutasi persediaan barang langsung dicatat dalam akun persediaan (mencatat mutasi
persediaan).

Perbedaan metode fisik dengan metode perpetual


Transaksi Metode Fisik Metode Perpetual
Pembelian Pembelian Persediaan barang
Utang Dagang/Kas Utang dagang/Kas
Pembayaran Biaya Angkut Beban Angkut Persediaan barang dagang
Pembelian Pembelian Kas
Kas
Penjualan Kas/Piutang Dagang Kas/Piutang Dagang
Penjualan Penjualan
(Menurut harga Jual)
Harga Pokok Penjualan
Persediaan barang dag
(Menurut harga pokok)
Retur Pembelian & PH Utang Dagang/Kas Utang dagang/Kas
Retur Pembelian & PH Persediaan barang dag
Retur Penjualan & PH Retur Penjualan & PH Retur Penjualan & PH
Kas/Piutang Dagang Kas/Piutang dagang
(Menurut harga jual)
Persediaan barang dagang
HPP
(Menurut Harga Pokok)
Potongan pembelian Utang Dagang Utang Dagang
Potongan Pembelian Potongan Pembelian
Kas Kas
Potongan penjualan Kas Kas
Potongan Penjualan Potongan Penjualan
Piutang Dagang Piutang Dagang
Pembayaran biaya angkut penjualan Beban angkut penjualan Beban angkut penjualan
Kas Kas
Perhitungan HPP HPP HPP akan dihitung berdasarkan kartu
Persediaan awal persediaan barang
Pembelian
Beban angkut pembelian
Retur pembelian & PH
Potongan Pembelian
Pembelian bersih
Barang Siap untuk dijual
Persediaan akhir
HPP

Dessy Tjahyawati A Page 44


Penyesuaian Persediaan akhir Iktisar L/R Tidak perlu penyesuaian kecuali jika terdapat
Persediaan barang dag koreksi yang perlu disesuaiakan
Persediaan barang dag
Ikhtisar L/R

Jenis perusahaan dan persediaannya:


1. Perusahaan Jasa (misal: konsultan, agen, broker, dll) = Tidak memiliki persediaan.
2. Perusahaan Dagang (misal: toko, mini market, dll) = Persediaannya berupa barang
jadi.
3. Perusahaan Manufaktur (misal: pabrik gula, pabrik pakaian jadi, dll) = Persediaannya
berupa: bahan baku, bahan penolong, barang dalam proses, barang jadi.
Masalah Pemilikan Persediaan Barang:
1. Barang dalam perjalanan (goods in Transit)
a. FOB Shipping Point adalah kepemilikan atas suatu barang akan berpindah ke
tangan pembeli pada saat barang diserahkan ke pihak pengangkutan.
b. FOB Destination adalah kepemilikan atas suatu barang akan berpindah ke tangan
pembeli pada saat barang sudah diterima oleh pembeli.
2. Barang-barang yang dipisahkan (Segregated Goods) adalah Kontrak penjualan barang
dalam jumlah besar sehingga pengirimannya tidak dapat dilakukan sekaligus.
3. Barang-barang konsinyasi (Consigment Goods) adalah Dalam cara penjualan titipan,
barang-barang yang dititipkan untuk dijual (dikonsinyasikan) haknya masih tetap pada
yang menitipkan sampai saat barang-barang tersebut dijual.
4. Penjualan Angsuran (Installment Sales) adalah Dalam penjualan angsuran, hak atas
barang tetap pada penjual sampai seluruh harga jualnya dilunasi.
☺ Harga pokok produksi
Metode penentuan harga pokok produksi:
1. Variabel costing adalah Merupakan suatu metode penentuan harga pokok produksi
yang hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja.
2. Full costing adalah metode penentuan harga pokok produksi, yang membebankan
seluruh biaya produksi baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk.
Metode pengumpulan harga pokok produksi:
1. Metode harga pokok pesanan (job order cost method) adalah metode pengumpulan
harga pokok produk di mana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak
atau jasa secara terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan
identitasnya. Contoh: perusahaan percetakan, kontraktor bangunan, kantor akuntan
atau konsultan, pabrik botol dan sebagainya.

Dessy Tjahyawati A Page 45


Jurnal Pencatatan Biaya Bahan Baku
a. Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku
Persediaan bahan baku xxx
Utang dagang (Kas) xxx
b. Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku
Barang dalam proses xxx
Persediaan bahan baku xxx
Jika rekening barang dalam proses dipecah menurut elemen
biaya produksi, maka jurnalnya adalah:
Barang dalam proses biaya bahan baku xxx
Persediaan bahan baku xxx
c. Jurnal untuk mencatat pembelian retur
Utang dagang (Kas) xxx
Persediaan bahan baku xxx

Jurnal Pencatatan Biaya Tenaga Kerja


a. Jurnal untuk mencatat kewajiban Gaji dan Upah
Gaji dan Upah xxx
Utang gaji dan upah xxx
b. Jurnal untuk mencatat pembayaran Gaji dan Upah
Utang gaji dan upah xxx
Kas xxx
c. Jurnal untuk mencatat alokasi Gaji dan Upah
Barang dalam proses–BTKL xxx
BOP sesungguhnya-BTKTL xxx

Biaya administrasi (gaji bagian pemasaran) xxx


Biaya administrasi (gaji bagian administrasi) xxx
Gaji upah xxx

Jurnal Pencatatan Biaya Overhead Pabrik


a. Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya
BOP sesungguhnya xxx
Persediaan bahan penolong xxx
Biaya sewa xxx
Biaya listrik xxx
Biaya asuransi pabrik xxx
Berbagai macam rekening yang di kredit xxx
b. Jurnal untuk mencatat pembebanan BOP berdasarkan tarif yang ditentukan di
muka.
Barang dalam proses xxx
BOP dibebankan xxx
Jika rekening barang dalam proses dipecah menurut elemen biaya
produksi, maka jurnalnya adalah:

Dessy Tjahyawati A Page 46


Barang dalam proses BOP xxx
BOP dibebankan xxx
Jika rekening barang dalam proses dipecah menurut elemen biaya
produksi, maka jurnalnya adalah:
Barang dalam proses BOP xxx
BOP dibebankan xxx
c. Jurnal untuk penutup BOP dibebankan
BOP dibebankan xxx
BOP sesungguhnya xxx
d. Jurnal untuk mencatat selisih BOP
Jika BOP sesungguhnya lebih besar daripada BOP dibebankan, selisihnya bersifat
tidak menguntungkan (unfavorable) dan dijurnal:
Selisih BOP xxx
BOP sesungguhnya xxx
Jika BOP sesungguhnya lebih kecil daripada BOP dibebankan, maka selisihnya
bersifat menguntungkan dan dijurnal:
BOP sesungguhnya xxx
Selisih BOP xxx

Jurnal untuk menutup rekening BOP


BOP dibebankan xxx
BOP sesungguhnya xxx
Selisih BOP xxx

Jurnal Pencatatan Produk Selesai


a. Untuk mencatat barang jadi yang diserahkan dari produksi ke bagian:
Persediaan barang jadi xxx
Barang dalam proses xxx
b. Jika rekening barang dalam proses dipecah menurut elemen biaya produksi:
Persediaan barang jadi xxx
Barang dalam proses BBB xxx
Barang dalam proses BTK xxx
Barang dalam proses BOP xxx

Jurnal Pencatatan Barang Dlm Proses Akhir


a. Untuk mencatat persediaan barang dalam proses akhir periode:
Persediaan barang dalam proses xxx
Barang dalam proses xxx
b. Jika rekening barang dalam proses dipecah menurut elemen biaya produksi :
Persediaan barang dalam proses xxx
Barang dalam proses BBB xxx
Barang dalam proses BTK xxx
Barang dalam proses BOP xxx

Dessy Tjahyawati A Page 47


Jurnal Pencatatan Barang Jadi Kepada Pemesan
a. Jurnal untuk mencatat harga pokokpenjualan
Harga pokok penjualan xxx
Persediaan barang jadi xxx
b. Jurnal untuk mencatat hasil penjualan :
Kas/Piutang dagang xxx
Penjualan xxx

2. Metode harga pokok proses (proses cost method) adalah mnetode pengumpulan harga
pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tetentu, misalnya
bulan, triwulan, semester, tahun. Contoh: pabrik semen, kertas, petrokimia, tekstil,
penyulingan minyak mentah, PLN, air minum, perusahaan angkutan dan sebagainya.
Process Costing Job Order Costing
Proses pengolahan produksi terus-menerus terputus-putus
Produk yang dihasilkan standar tergantung pada pesanan
Produk ditujukan untuk mengisi gudang memenuhi pesanan
Biaya produksi dikumpulkan tiap periode tiap pesanan
Harga pokok satuan dihitung akhir periode pesanan selesai
☺ Rasio keuangan:
1. Rasio likuiditas (rasio neraca) adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjang.
a. Current ratio yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang segera
harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
Aktiva lancar
x 100 %
Utang lancar
b. Cash ratio yaitu ratio untuk mengukur kemampuan membayar hutang yang
segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek
yang dapat diuangkan.
Kas + Bank (Efek)
x 100 %
Utang lancar
c. Quick Ratio, yaitu ratio untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk
membayar hutang yang harus segera dibayar dengan aktiva lancar di luar
persediaan.
Aktiva lancar - persediaan
x 100 %
Utang lancar
d. Working capital to total asset ratio yaitu ratio antara persediaan dengan (aktiva
lancar minus hutang lancar) atau ratio antara persediaan dengan modal kerja.

Dessy Tjahyawati A Page 48


Persediaan
x 100 %
Aktiva lancar - Utang lancar
2. Ratio Leverage atau Rasio solvabilitas (rasio neraca) yaitu ukuran atas dana yang
disediakan pemilik dibandingkan dengan keuangan yang diberikan kreditur
(kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang dengan aktiva).
a. Total Debt to equity ratio yaitu ratio antara total hutang dengan modal sendiri.
Hutang lancar + Hutang jangka panjang
Jumlah modal sendiri
b. Total debt to total capital assets adalah beberapa bagian dari keseluruhan
kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau berapa bagian dari aktiva yang
digunakan untuk menjamin utang.
Hutang lancar + Hutang jangka panjang
Jumlah modal (aktiva)
c. Tangible assets debt coverage yaitu ratio antara aktiva tetap berwujud dengan
hutang jangka panjang.
Utang jangka panjang
Modal sendiri
d. L ong term debt to equity ratio yaitu ratio antara hutang jangka panjang dengan
modal sendiri.
Jumlah aktiva – Intangibles – utang lancar
Hutang jangka panjang
e. Times interest earned ratio adalah besarnya jaminan keuntungan untuk
membayar bunga utang jangka panjang.
EBIT
Bunga utang jangka panjang
3. Rasio aktivitas (rasio antar laporan keuangan, neraca dan laba rugi) adalah rasio-rasio
yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan
dalam mengerjakan sumber-sumber dananya.
a. Total assets turnover adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang
diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.
Penjualan netto
Jumlah aktiva
b. Receivable turnover adalah kemampuan dana yang tertanam dalam piutang dalam
piutang berputar dalam suatu periode tertentu.
Penjualan kredit
Piutang rata-rata

Dessy Tjahyawati A Page 49


c. Average collection period adalah periode rata-rata yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang.
(Piutang rata-rata x 360)
Penjualan kredit
d. Inventory turnover adalah kemampuan dana yang tertanam dalam inventory
berputar dalam suatu periode tertentu atau likuiditas dari inventory dan tendensi
untuk adanya overstock.
Harga pokok penjualan
Inventory rata-rata
e. Average day’s inventory adalah periode menahan persediaan rata-rata periode rata-
rata persediaan barang berada di gudang.
(inventory rata-rata x 360)
Harga pokok penjualan
f. Working capital turnover adalah kemampuan modal kerja (netto) berputar dalam
suatu periode siklus kas ( cash cycle ) dari perusahaan.
Penjualan netto
(aktiva lancar - utang lancar)
4. Rasio rentabilitas atau rasio provitabilitas (rasio laporan laba rugi) adalah kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dengan modal yang ada.
a. Gross Profit Margin adalah laba kotor per rupiah penjualan.
Laba kotor
Penjualan bersih
b. Net Profit Margin adalah keuntungan neto per rupiah penjualan.
Laba setelah pajak
Penjualan bersih
c. Earning Power of Total investment adalah kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi
semua investor.
Laba sebelum pajak
Total aktiva
d. Return on Equity adalah kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan
keuntungan bagi seluruh pemegang saham.
Laba setelah pajak
Ekuitas pemegang saham
☺ Just in time (JIT) adalah tarikan permintaan dimana produksi dilakukan pada saat
dibutuhkan dan jumlahnya sesuai pesanan.
☺ Taxable dan deduxtable : bagi yang menerima merupakan penghasilan wajib pajak maka
bagi perusahaan yang membayar boleh dijadikan biaya, tetapi jika bagi yang menerima

Dessy Tjahyawati A Page 50


bukan penghasilan wajib pajak maka bagi perusahaan yang membayar tidak boleh dicatat
sebagai biaya.
☺ Aktiva
Metode penyusutan aktiva tetap:
1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method) adalah metode depresiasi yang paling
sederhana dan banyak digunakan karena depresiasi tiap periode jumlahnya sama
(kecuali kalau ada penyesuaian-penyesuaian).
Cara perhitungannya:
Harga perolehan – nilai sisa
Depresasi =
Taksiran umur kegunaan
2. Metode Jam Jasa (Service Hours Method) adalah beban depresiasi dihitung dengan
dasar satuan jam jasa. Beban depresiasi periodik besarnya akan sangat tergantung
pada jam jasa yang terpakai (digunakan).
Cara perhitungannya:
Harga perolehan – nilai sisa
Depresasi per jam =
Taksiran jam jasa
3. Metode Hasil Produksi (Productive Output Method) adalah Beban depresiasi dihitung
dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga depresiasi tiap periode akan berfluktuasi
sesuai dengan fluktuasi dalam hasil produksi.
Cara perhitungannya:
Harga perolehan – nilai sisa
Depresasi per unit =
Taksiran hasil produksi (unit)
4. Metode Beban Berkurang (Reducing Charge Method) adalah beban depresiasi tahun-
tahun pertama akan lebih besar daripada beban depresiasi tahun-tahun berikutnya.
a. Jumlah angka Tahun (Sum Of Years’ Digits Method) adalah depresiasi dihitung
dengan cara mengalikan bagian pengurang (reducing fractions) yang setiap
tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan dikurangi nilai residu.
Cara perhitungannya:
N (N + 1) Keterangan:
Sum of the year digits =
2 N = masa manfaat
b. Saldo menurun (Declining Balance Method) adalah depresiasi periodik dihitung
dengan cara mengalikan tarif yang tetap dengan nilai buku aktiva.

Dessy Tjahyawati A Page 51


Cara perhitungannya:

Beban penyusutan = 2 x tarif garis lurus x nilai buku awal tahun

c. Double Declining Balance Method adalah beban depresiasi tiap tahunnya menurun
dengan cara dikalikan dua dan setiap tahunnya dikalikan pada nilai buku aktiva
tetap.
d. Tarif Menurun (Declining Rate On Cost Method) adalah tarif ini setiap periode
dikalikan dengan harga perolehan
Pertukaran aktiva tetap:
1. Pertukaran aktiva tidak sejenis (dissimilar assets) adalah pertukaran aktiva tetap yang
sifat dan fungsinya tidak sama. Dalam pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis,
perbedaan antara nilai buku yang diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan
sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus
diakui sebagai laba atau rugi pertukaran aktiva tetap.
2. Pertukaran aktiva sejenis (smilar asset) adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan
fungsinya sama. Dalam pertukaran aktiva tetap yang sejenis laba yang timbul akan
ditangguhkan (mengurangi harga perolehan aktiva yang bersangkutan).
☺ Piutang usaha
Metode pencatatan piutang usaha:
1. Metode Penyisihan/Metode Pembentukan Cadangan Piutang/Metode Penghapusan
Tidak Langsung (Allowance Method)
Perusahaan menentukan jumlah piutang tak tertagih berdasarkan taksiran atau
estimasi.
Akhir periode dibuat Beban piutang tak tertagih xxx
Penyisihan piutang ragu-ragu xxx
Piutang benar-benar tak tertagih Penyisihan piutang ragu-ragu xxx
Piutang dagang xxx
Piutang yang sudah dihapuskan Piutang dagang xxx
dilunasi kembali Penyisihan piutang ragu-ragu xxx
Kas xxx
Piutang dagang xxx

Dessy Tjahyawati A Page 52


2. Metode Penghapusan Langsung (Direct Write-Off Method)
Pencatatan piutang tak tertagih hanya akan dilakukan apabila piutang dagang dari
debitur sudah dapat dipastikan tidak akan tertagih lagi
Akhir periode dibuat Tidak ada jurnal
Piutang benar-benar tak tertagih Beban piutang tak tertagih xxx
Piutang dagang xxx
Piutang yang sudah dihapuskan Piutang dagang xxx
dilunasi kembali Beban piutang tak tertagih xxx
Kas xxx
Piutang dagang xxx
☺ Pajak
Subjek PPh meliputi:
a. Orang pribadi
b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak
c. Badan
d. Bentuk Usaha Tetap (BUT).
e. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau yang berada di Indonesia
lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas)
bulan, atau yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat
untuk bertempat tinggal di Indonesia.
f. Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia.
g. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia
tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua
belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di
Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT di
Indonesia.
h. Orang Pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia
tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak didirikan
dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh
panghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
melalui BUT di Indonesia.

Dessy Tjahyawati A Page 53


Objek PPh meliputi:
a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau
diperoleh.
b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan.
c. Laba usaha.
d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta.
e. Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan
asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil usaha koperasi.
f. Royalty atau imbalan atas penggunaan hak.
g. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.
h. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.
i. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
j. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing
k. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
l. Premi asuransi.
m. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari WP
yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.
n. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak.
o. Penghasilan dari usaha berbasis syariah.
p. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang yang mengatur
mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
q. Surplus Bank Indonesia.

Pajak penghasilan final adalah pajak penghasilan yang bersifat final, yaitu bahwa setelah
pelunasannya, kewajiban pajak telah selesai dan penghasilan yang dikenakan pajak
penghasilan final tidak digabungkan dengan jenis penghasilan lain yang terkena pajak
penghasilan yang bersifat tidak final
Bunga deposito dan tabungan 20%
Penghasilan dari transaksi saham 0.1% x Jumlah bruto nilai transaksi
penjualan seluruh saham Ditambah.
0.5% x nilai pasar saham saat IPO untuk
saham pendiri.
Hadiah atas undian 25% x Jumlah bruto nilai undian
Penghasilan dari pengalihan hak atas tanah 5 % x Nilai Pengalihan
dan/atau bangunan

Dessy Tjahyawati A Page 54


Penghasilan bunga atau diskonto obligas 15 % x jumlah bruto (untuk WP dalam
negeri dan BUT).
20 % x jumlah bruto (untuk WP luar negeri)
atau (berdasarkan tarif persetujuan
penghindaran pajak berganda).
Imbalan jasa konstruksi 2 % x imbalan bruto jasa pelaksanaan
konstruksi.
4 % x imbalan bruto jasa perencanaan
konstruksi dan jasa pengawasan konstruksi

Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
(PPnBM)
1. Tarif PPN adalah 10% (sepuluh persen).
2. Tarif PPN sebesar 0% (sepuluh persen) diterapkan atas:
 Ekspor Barang Kena Pajak (BKP) Berwujud
 Ekspor BKP Tidak Berwujud
 Ekspor Jasa Kena Pajak.
3. Tarif PPnBM adalah paling rendah 10% (sepuluh persen) dan paling tinggi 200% (dua
ratus persen).
4. Tarif PPnBM atas ekspor BKP yang tergolong mewah adalah 0% (nol persen).
Pajak penghasilan (PPh)
1. PPh pasal 21 adalah pasal yang mengatur pajak yang dikenakan terhadap penghasilan
yang diterima dari pekerjaan/jasa baik dalam hubungan kerja maupun dari pekerjaan
bebas oleh wajib pajak perorangan dalam negeri.
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Penghasilan Kena Pajak (PKP)
WP orang pribadi. 15.840.000 Sampai dengan Rp 50.000.000 5%
Tambahan untuk WP yang kawin. 1.320.000 Di atas Rp 50.000.000 - Rp 15%
250.000.000,00
Tambahan untuk seorang istri 15.840.000 Di atas Rp 250.000.000 – Rp 25%
yang penghasilannya digabung 500.000.000
dengan penghasilan suami.
Tambahan untuk setiap anggota 1.320.000 Di atas Rp 500.000.000 30%
keluarga yang sedarah dalam satu
garis keturunan serta anak angkat
(maksimal 3 orang).
Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap (BUT) adalah sebesar 28%

2. PPh pasal 22 adalah tentang penghasilan yang berasal dari penjualan pada instansi
pemerintah, impor, dan industri tertentu (industri rokok, industri kertas, industri

Dessy Tjahyawati A Page 55


otomotif, industri semen, industri baja, Pertamina, Bulog untuk tepung terigu dan gula
pasir).
PPh pasal 22 impor 2,5% (dengan API) Nilai impor
7,5% (tanpa API)
0,5% (kedelai, gandum, terigu dengan API)
Harga jual
7,5% (yang tidak dikuasai)
lelang
PPh pasal 22 bendahara
pemerintah, kuasa pengguna
1,5%
anggaran, pejabat penerbit
Harga beli
SPM, bendahara pengeluaran
PPh pasal 22 pedagang
0,25%
pengumpul
PPh pasal 22 migas 0,25% BBM SPBU Pertamina
0,3% BBM SPBU Non Pertamina
Penjualan
0,3% BBG
0,3% Pelumas
PPh pasal 22 industri 0,25% Semen
0,1% Kertas
DPP PPN
0,3% Baja
0,45% Otomotif
PPh pasal 22 barang mewah 5% Harga jual

3. PPh pasal 23 adalah tentang penghasilan yang diperoleh dari penggunaan harta atau
modal (deviden, bunga, royalti, hadiah penghargaan, sewa, dan jasa).
Deviden
Bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang
15%
Royalti
Hadiah, penghargaan, bonus selain yang telah dipotong PPh pasal
21
Sewa dan penghasilan sehubungan dengan penggunaan harta 2%
Jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultas, jasa
akuntansi, jasa pengeboran, jasa penambangan, jasa penerbangan,
jasa penebangan hutan, jasa pengolahan limbah, jasa penyedia 2%
tenaga kerja, perdagangan surat-surat berharga, jasa penitipan, dan
jasa pengisian suara.
4. PPh pasal 24 adalah tentang penghasilan yang berasal dari luar negeri.
Batas maksimum kredit pajak = penghasilan dari luar negeri / PKP x PPh terutang
5. PPh pasal 25 adalah tentang angsuran pajak yang menggunakan stelsel anggapan.
Ansuran pajak/ bulan = PPh terutang – kredit pajak /12
6. PPh pasal 26 adalah PPh yang dikenakan/dipotong atas penghasilan yang bersumber
dari Indonesia yang diterima/diperoleh wajib pajak luar negeri selain bentuk usaha
tetap (BUT) diIndonesia.
Penghasilan bruto 20%
Perkiraan penghasilan neto 20%

Dessy Tjahyawati A Page 56


Jenis-jenis tarif pajak:
1. Tarif Proporsional adalah tarif pajak yang persentasenya tetap/sama untuk setiap jenis
objek pajak. Contoh: PPN
2. Tarif progresif adalah tarif pajak yang persentasenya semakin besar jika objek pajak
bertambah. Contoh: PPh
3. Tarif Degresif adalah tarif pajak yang persentasenya semakin rendah jika objek pajak
bertambah.
4. Tarif tetap adalah tarif berupa jumlah yang tetap terhadap berapapun jumlah yang
dikenai pajak. Contoh: bea materai.
☺ Deplesi (depletion) adalah berkurangnya harga perolehan (cost) atau nilai sumber-
sumber alam seperti tambang dan hutan yang disebabkan oleh pengolahan terhadap
sumber-sumber alam tersebut. Nama lain dari deplesi adalah amortisasi (amortization).
Cara perhitungannya:
Nilai perolehan – nilai residu
Deplesi =
Jumlah potensi

Perbedaan deplesi dan depresiasi :


 Depresiasi
1. Pengakuan terhadap pengurangan service (manfaat ekonomi).
2. Aktiva tetap dapat diganti jika sudah habis.
3. Alokasi harga perolehan ke pendapatan periode untuk suatu service yang
dihasilkan.
 Deplesi
1. Pengakuan terhadap pengurangan kuantitas yang terjadi dalam sumber-sumber
alam.
2. Untuk aktiva tetap yang tidak dapat diganti langsung dengan aktiva tetap yang
sama jika sudah habis.
3. Pengakuan terhadap perubahan langsung dari sumber alam menjadi barang yang
dapat dijual.
Metode Perhitungan Deplesi:
1. Harga perolehan aktiva tetap maksudnya adalah pengeluaran sejak mendapat ijin dari
pemerintah sampai sumber alam dapat diambil hasilnya). Harga perolehan meliputi:
harga perolehan sumber alam, biaya eksplorasi sumber alam, dan biaya pembangunan
sumber alam (Intangible Development Cost)

Dessy Tjahyawati A Page 57


2. Taksiran nilai sisa maksudanya adalah jika sumber alam sudah selesai dieksploitasi
3. Taksiran hasil maksudnya adalah yang secara ekonomis dapat dieksploitasi
☺ Perbedaan stock split, stock deviden, dan outsanding stock
 Stock split adalah pemecahan saham. Contoh: dari 1000 lbr saham menjadi 500 lbr
saham.
 Stock deviden adalah deviden yang dibagikan dalam bentuk saham.
 Outsanding stock (saham yang beredar) adalah saham yang masih tersisa di tangan
pemegang saham.
☺ Bunga berjalan adalah bunga yang terjadi sejak tanggal pembayaran bunga terakhir
sampai dengan tanggal penjualan/emisi obligasi.
☺ Deviden (dividend) adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan
banyaknya saham yang dimiliki.
Jenis-jenis dividen:
1. Dividen tunai (dividen kas) adalah metode paling umum untuk pembagian
keuntungan. Dibayarkan dalam bentuk tunai dan dikenai pajak pada tahun
pengeluarannya.
Ayat jurnal untuk mencatat cash dividend oleh perusahaan adalah:
Pada saat pengumuman dividen Laba ditahan (dividen tunai yang diumumkan) xxx
Hutang dividen xxx
Pada saat pembayaran dividen Hutang dividen xxx
Kas xxx

2. Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pengembalian modal.


Ayat jurnal untuk mencatat liquidating dividens oleh perusahaan adalah:
Pada saat pengumuman dividen Laba ditahan xxx
Tambahan modal saham xxx
Hutang dividen xxx
Pada saat pembayaran dividen Hutang dividen xxx
Kas xxx

3. Dividen saham adalah cukup umum dilakukan dan dibayarkan dalam bentuk saham
tambahan, biasanya dihitung berdasarkan proporsi terhadap jumlah saham yang
dimiliki.

Dessy Tjahyawati A Page 58


Ayat jurnal untuk mencatat stock dividend oleh perusahaan adalah:
Pada saat pengumuman dividen Laba ditahan (dividen saham yang diumumkan) xxx
Dividen saham biasa yang dapat dibagikan xxx
Agio saham xxx

4. Dividen properti adalah dibayarkan dalam bentuk aset. Pembagian dividen dengan
cara ini jarang dilakukan.
Ayat jurnal untuk mencatat dividen properti adalah:
Pada saat pengumuman dividen Laba ditahan xxx
Hutang dividen xxx
Pada saat pembayaran dividen Hutang dividen xxx
Kas xxx

5. Dividen skrip (dividen hutang) adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah tertentu
diwaktu yang akan datang, hal ini disebabkan saldo kas yang ada tidak cukup.
Dividen ini bisa berbunga bisa tidak.
Ayat jurnal untuk mencatat dividen skrip adalah:
Pada saat pengumuman dividen Laba ditahan xxx
Hutang dividen xxx
Pada saat pembayaran dividen Hutang dividen xxx
Kas xxx

Hutang dividen xxx


Biaya bunga xxx
Kas xxx

6. Dividen interim adalah dibagikan sebelum tahun buku perusahaan berakhir.


☺ Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda bukti kepemilikan seseorang atau
badan terhadap suatu perusahaan.
Jenis-jenis saham:
1. Berdasarkan prioritas pemberian deviden
a. Saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibanding
hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen lebih
dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibanding pemegang saham biasa.
b. Saham biasa adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai
bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi

Dessy Tjahyawati A Page 59


perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagaian
pendapatan tetap atau deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung resiko
kerugian yang diderita perusahaan.
2. Berdasarkan kapitalisasi BI:
a. Big cap = kapitalisasi di atas 1 triliyun
b. Mid cap = kapitalisasi 100 milyar - 1 triliyun
c. Small cap = kapitalisasi di bawa 1 milyar
3. Berdasarkan fundamental:
a. Income stock adalah saham yang mempunyai pasar luas.
b. Growth stock adalah saham yang memimpin dalam industri yang prospektif.
c. Speculative stock adalah saham perusahaan yang belum pasti menghasilkan hasil
yang tetap.
d. Cyclical stock adalah saham perusahaan yang pergerakannya mengikuti gerak
ekonomi makro.
e. Defensive stock adalah saham perusahaan yang tidak dipengaruhi situasi ekonomi.
☺ Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan.
Menentukan Harga Obligasi
Harga jual atau harga beli obligasi tidak selalu sebesar nominalnya. Besarnya harga
obligasi ditentukan oleh tingkat bunga obligasi, semakin besar bunganya, harga obligasi
semakin tinggi dan sebaliknya. Untuk mengetahui apakah bunga obligasi cukup besar,
bandingkan persentase bunga obligasi dengan persentase bunga di pasar. Perbandingan
ini menghasilkan 2 pengertian:
1. Agio adalah persentase bunga obligasi melebihi tingkat bunga di pasar.
2. Disagio adalah persentase bunga obligasi kurang atau lebih rendah dari tingkat bunga
di pasar.
Jenis-jenis obligasi:
1. Dari sisi penerbit:
a. Corporate bond, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan.
b. Government bond, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat.
c. Municipal bond, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Pemda.
2. Sistem pembayaran :
a. Zero coupon bond, yaitu obligasi yang tidak mewajibkan penerbitnya membayar
coupon (bunga) kepada pemegangnya.

Dessy Tjahyawati A Page 60


b. Coupon bond (fixed coupun bond & Floating coupon bond), yaitu obligasi yang
mewajibkan penerbit untuk membayar coupon (bunga) baik tetap (fixed coupon
bond) maupun bungan mengambang (floating coupon bond).
c. Junk Bond adalah oligasi yang memberikan tingkat keuntungan (kupon) yang
tinggi, tetapi juga mengandung risiko yang sangat tinggi pula.
3. Dari sisi Hak penukaran :
a. Convertible bond, yaitu obligasi yang dapat ditukar dengan saham penerbitnya
(ditukar saham emiten).
b. Exchangable bond, yaitu obligasi yang dapat ditukar dengan saham afiliasi milik
penerbit/emiten.
c. Callable bond, yaitu obligasi yang memberi hak kepada penerbitnya untuk
melakukan penarikan/pelunasan pada waktu tertentu (waktu penarikan biasanya
sudah diatur dalam perjanjian waktu penerbitan obligasi).
d. Putable bond, yaitu obligasi yang memberikan hak kepada pemilik/pemegang
untuk menukarkan/meminta pelunasan kepada penerbit/emiten.
4. Dari sisi Jaminan :
a. Secure bond , yaitu obligasi yang dijamin pelunasannya dengan assets tertentu.
b. Guaranteed bond, jika penjaminnya adalah pihak ke 3.
c. Mortgage bond, jika dijamin dengan real properties (gedung)
d. Collateral trust bond, jika dijamin dengan surat berharga (sekuritas, receivables).
e. Unsecured bond (Debentures), yaitu obligasi yang tidak dijamin oleh assets
tertentu.
5. Menurut perusahaan:
a. Obligasi dengan jaminan (mortgage bonds) adalah obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan dengan menggunakan jaminan suatu aset real. Sehingga jika
perusahaan gagal memenuhi kewajibannya, maka pemegang obligasi berhak untuk
mengambil alih aset tersebut.
b. Obligasi tanpa jaminan (debentures atau unsecured bond) adalah obligasi yang
diterbitkan tanpa menggunakan suatu jaminan aset real tertentu.
c. Obligasi konversi adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya
untuk mengkonversikan obligasi tersebut dengan sejumlah saham perusahaan pada
harga yang telah ditetapkan, sehingga pemegang obligasi mempunyai kesempatan
untuk memperoleh capital gain.

Dessy Tjahyawati A Page 61


d. Obligasi yang disertai warrant, dengan adanya waran, maka pemegang obligasi
mempunyai hak untuk membeli saham perusahaan pada harga yang telah
ditentukan.
e. Obligasi tanpa kupon (zero coupon bond) adalah obligasi yang tidak memberikan
pembayaran bunga. Obligasi ini umumnya ditawarkan pada harga dibawah nilai
parnya (discount).
f. Obligasi dengan tingkat bunga mengambang (floating rate bond) adalah obligasi
yang memberikan tingkat bunga yang besarnya disesuaikan dengan fluktuasi
tingkat bunga pasar yang berlaku.
g. Sovereign Bonds adalah obligasi yang diterbitkan oleh suatu negara dalam mata
uangnya sendiri, tetapi dijual di negara lain dalam mata uang negara tersebut.
 Yankee bonds adalah obligasi yang diterbitkan dalam mata uang US$ oleh pihak
yang memerlukan dana di luar negeri untuk para investor Amerika.
 Eurobonds adalah obligasi yang diterbitkan oleh pihak asing dan obligasi ini
dijual di luar negara yang mata uangnya digunakan sebagai denominasi obligasi.
 Samurai bonds adalah obligasi dalam denominasi yen, yang diterbitkan di
Jepang oleh pemerintah atau perusahaan negara lain.
 Dragon bonds adalah obligasi yang harganya ditetapkan di Asia untuk para
investor Asia selain Jepang.
Tipe obligasi:
a. Premium bonds adalah obligasi dengan harga lebih tinggi daripada nilai nominalnya
dikatakan dijual pada harga premi.
b. Discount bonds adalah obligasi dengan harga lebih rendah daripada nilai nominalnya
dikatakan dijual pada harga diskon.
c. Par bonds adalah obligasi dengan harga sama dengan nilai nominalnya dikatakan
dijual pada harga par.
Resiko-resiko obligasi:
1. Interest-Rate Risk
Harga dari sebuah obligasi akan berubah pada arah yang berlawanan dari perubahan
tingkat bunga: Jika tingkat suku bunga naik, maka harga obligasi akan turun. Begitu
pula sebaliknya, jika suku bunga turun maka harga obligasi akan naik.
2. Reinvestment Risk
Variabilitas pada tingkat reinvestment akibat adanya perubahan pada tingkat bunga
pasar dinamakan reinvestment risk.

Dessy Tjahyawati A Page 62


3. Call Risk
Sebagian perusahaan menetapkan untuk menarik atau membeli obligasi yang
diterbitkannya pada harga dan waktu tertentu.
4. Default Risk
Berkaitan dengan risiko gagal bayar, artinya risiko penerbit obligasi yang mengalami
kebangkrutan.
5. Inflation Risk
Peningkatan Inflation risk atau purchasing power risk disebabkan oleh bervariasinya
nilai aliran kas yang diterima oleh investor akibat dampak adanya security due inflasi.
6. Exchange-Rate Risk
Obigasi yang diperdagangkan denominasi valuta asing, memiliki nilai yang tidak
dapat diketahui dengan pasti. Nilai obligasi dalam mata uang lokal baru dapat
diketahui ketika pembayaran kupon atau nilai pokok pinjaman terjadi.
7. Liquidity Risk atau marketable risk
Bergantung pada kemudahan suatu obligasi untuk dijual kembali sebesar nilai
obligasinya.
8. Volatility Risk
Harga suatu jenis obligasi tertentu bergantung pada tingkat suku bunga dan faktor-
faktor lainnya yang mempengaruhi nilai obligasi tersebut.
☺ Reksadana (collective investment scheme) adalah wadah untuk menghimpun dana
masyarakat yang dikelola oleh badan hukum yang bernama manajer investasi untuk
kemudian diinvestasikan ke aset finansial lainnya.
Jenis-jenis reksadana:
1. Dari segi bentuknya:
a. Reksadana Berbentuk Perseroan (corporate type)
Dalam bentuk reksadana ini, perusahaan penerbit reksadana menghimpun dana
dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut
diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasarkan di pasar
modal maupun pasar uang.
b. Reksadana berbentuk Kontak Investasi Kolektif (contractual type).
Reksadana bentuk ini, merupakan kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank
Kustodian yang mengikat Pemegang Unit Penyertaan, di mana Manajer Investasi
diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank
Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif.

Dessy Tjahyawati A Page 63


2. Dilihat dari sifatnya:
a. Reksadana bersifat Tertutup (close-end fund) merupakan reksadana yang tidak
dapat membeli kembali saham-saham yang telah dijual kepada pemodal. Artinya,
pemegang saham tidak dapat menjual kembali sahamnya kepada manajer investasi.
b. Reksadana bersifat Terbuka (open-end fund) merupakan reksadana yang
menawarkan dan membeli kembali saham-saham menjualnya dari pemodal sampai
sejumlah modal yang sudah dikeluarkan.
3. Dilihat dari tujuan investasinya:
a. Growth Fund adalah reksadana yang menekankan pada upaya mengejar
pertumbuhan nilai dana. Reksa dana jenis ini biasanya mengalokasikan dananya
pada saham.
b. Income Fund adalah reksadana yang mengutamakan pendapatan konstan. Reksa
dana jenis ini mengalokasikan dananya pada surat hutang dan obligasi.
c. Safety Fund adalah reksadana yang mengutamakan keamanan daripada
pertumbuhan. Reksa dana jenis ini umumnya mengalokasikan danannya di pasar
uang, seperti deposito berjangka, sertifikat deposito dan surat hutang jangka
pendek.
4. Dilihat dari portofolio investasinya:
a. Reksadana Pendapatan tetap adalah reksadana dengan investasi yang sekurang-
kurangnya 80% dari dana yang dikelola (aktiva -nya) dalam bentuk efek bersifat
hutang.
b. Reksadana Saham adalah reksadana dengan investasi yang sekurang-kurangnya
80% dari dana yang dikelolanya diinvestasikan dalam efek bersifat ekuitas.
c. Reksadana Pasar Uang adalah reksadana yang investasinya ditanam pada efek
bersifat hutang dengan jatuh tempo yang kurang dari satu tahun.
d. Reksadana Campuran adalah reksadana yang mempunyai perbandingan target aset
alokasi pada efek saham dan pendapatan tetap yang tidak dapat dikategorikan ke
dalam ketiga reksadana lainnya
☺ Treasury stock adalah saham perusahaan yang dibeli kembali dari peredaran untuk
sementara waktu.

Dessy Tjahyawati A Page 64


Metode pencatatan transaksi saham treasury stock:
1. Metode nilai nominal
Pembelian treasury stock dipandang sebagai penghentian peredaran sebagian saham
yang beredar. Jika treasury stock dijual lagi maka penjualannya dianggap mencari
pemegang saham baru.
2. Metode harga perolehan.
Pembelian treasury stock dipandang sebagai tambahan terhadap elemen modal yang
belum ditentukan penyelesaiannya (biasa dijual kembali/tidak).
Pencatatan treasury stock
1. Metode Harga Perolehan.
a. Saat membeli/menarik saham:
Treasury stock xxx
Kas xxx
b. Saat dijual kembali di atas harga perolehan:
Kas xxx
Treasury stock xxx
Agio Saham xxx
c. Saat dijual kembali sama dengan harga perolehan:
Kas xxx
Treasury stock xxx
d. Saat dijual kembali di bawah harga perolehan:
Kas xxx
Agio Saham xxx
Retained Earning xxx
Treasury stock xxx

2. Metode Harga Nominal.


a. Saat membeli/menarik saham – di atas nilai nominal:
Treasury stock xxx
Agio saham xxx
Retained Earning xxx
Kas xxx
b. Saat membeli/menarik saham – di bawah nilai nominal:
Treasury stock xxx
Kas xxx
Agio Saham xxx

Dessy Tjahyawati A Page 65


c. Saat dijual kembali – di atas nilai nominal:
Kas xxx
Treasury stock xxx
Agio Saham xxx
d. Saat dijual kembali – di bawah harga nominal:
Kas xxx
Disagio Saham xxx
Treasury stock xxx
☺ Penggolongan biaya:
1. Menurut hubungannya dengan produk:
a. Biaya pabrikasi/pabrik adalah biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi yang siap dijual.
 Biaya bahan baku adalah biaya yang membentuk bagian integral dari barang
jadi. Contoh: Biaya pembelian Kayu di perusahaan meubel.
 Biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dikerahkan untuk
mengubah bahan langsung menjadi barnag jadi. Contoh: Biaya untuk
pembayaran pegawai yang membuat meja.
 Biaya overhead pabrik
b. Biaya komersial:
 Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan
pemasaran produk. Contoh: biaya iklan, biaya promosi, dll.
 Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang dikeluarkan dalam mengatur
dan mengendalikan organisasi. Contoh: biaya gaji karyawan.
2. Menurut hubungan pertanggungjawaban:
a. Biaya Terkendali adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu tempat biaya dan atas
pengeluaran biaya tersebut seseorang harus mempertanggungjawabkan.
Contoh: Biaya pemasangan iklan merupakan biaya terkendali bagi manager
pemasaran.
b. Biaya Tak Terkendali adalah biaya yang tidak bisa dibebankan tanggungjawab
pengeluarannya pada seseorang manajer/pimpinan pusat biaya.
Contoh: Biaya penggunaan bahan merupakan biaya tidak terkendali bagi manager
pembelian.

Dessy Tjahyawati A Page 66


3. Menurut pengambilan keputusan:
a. Biaya Relevan adalah biaya yang diperkirakan nantinya akan muncul, yang
berbeda diantara berbagai alterantif.
b. Biaya Tidak Relevan adalah biaya yang tidak termasuk biaya relevan
4. Menurut waktu pengakuan:
a. Biaya produk adalah biaya yang terjadi dalam rangka membuat produk/melekat
pada produk.
b. Biaya periode adalah biaya yang terjadi dalam satu periode yang tidak ada
kaitannya dengan pembuatan produk.
5. Menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai:
a. Biaya langsung adalah (Direct Cost) adalah biaya yang secara jelas dan secara
ekonomis dapat ditelusuri kedalam objek biaya.
b. Biaya tidak langsung adalah (Indirect Cost) adaah biaya yang tidak dapat ditelusuri
atau dialokasikan dengan mudah ke objek biaya.
6. Menurut jangka waktu manfaatnya:
a. Pengeluaran modal (capital expenditures) adalah pengeluaran-pengeluaran untuk
memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi.
b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) adalah pengeluaran-pengeluaran
untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam periode akuntansi
yang bersangkutan.
7. Menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan:
a. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap walaupun aktivitas bisnis
mengalami kenaikan atau penurunan dalam kisar volume kegiatan tertentu.
Contoh: biaya sewa gedung.
Grafiknya:

Biaya tetap total Biaya tetap per unit


Biaya sewa

Biaya sewa
(rupiah)

(rupiah)

Unit produksi Unit produksi

Dessy Tjahyawati A Page 67


b. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah secara proporsional
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh: BBB, BTKL
Grafiknya:

Biaya variabel total Biaya variabel per unit


BBB (rupiah)

BBB (rupiah)
Unit produksi Unit produksi

c. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan
volume kegiatan (mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel). Contoh:
biaya listrik untuk penerangan termasuk biaya tetap, tetapi biaya abonemennya
termasuk biaya variabel.
Gambarnya:

A B

8. Istilah lain:
a. Sunk cost adalah biaya yang telah dikeluarkan dan tidak dapat dipulihkan kembali
(biaya yang terjadi pada masa lalu).
b. Opportunity cost adalah biaya yang hilang karena memilih satu alternatif tertentu.
☺ Opini audit:
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)
Diberikan karena : Auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar
auditing (SPAP), mengumpulkan bahan bukti yang cukup, tidak menemukan adanya
kesalahan material atas penyimpangan dari Prinsip Akuntansi Berterima Umum
(PABU).

Dessy Tjahyawati A Page 68


2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas (Unqualified Opinion
with Explanatory Language)
Dalam keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf penjelas (atau bahasa
penjelas yang lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat
wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan keuangan auditan.
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)
Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila auditee menyajikan secara
wajar laporan keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan Prinsip
Akuntansi Berterima Umum (PABU) di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal
yang dikecualikan.
4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion) diberikan karena auditor mengetahui adanya
ketidakwajaran dalam laporan keuangan klien dan ruang lingkup auditor dibatasi
sehingga bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya tidak dapat
dikumpulkan.
5. Tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion) diberikan karena auditor tidak
cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan auditan atau karena
auditor tidak independen dalam hubungannya dengan klien.
☺ Jenis-jenis kertas kerja audit:
1. Berkas tahun berjalan (Current file) adalah berkas berjalan berisikan informasi yang
berkaitan dengan audit yang sedang dilakukan.
2. Berkas permanen (Permanent file) adalah berkas permanen yang berisikan
data/informasi yang diperlukan oleh auditor untuk memahami gambar umum audit.
3. Berkas surat menyurat (Correspondence file) adalah berkas yang berisikan
korespondensi dengan klien, berupa surat menyurat, fachsimile.
☺ Langkah-langkah audit:
1. Melakukan audit pendahuluan
2. Melakukan review terhadap pengendalian manajemen
3. Melakukan audit lanjutan
4. Pelaporan
☺ Jenis-jenis audit:
1. Jenis audit menurut pihak yang melakukan audit
a. Audit intern adalah audit yang dilakukan oleh pihak dari dalam organisasi auditi.
Contoh: Pemerintah Daerah dilakukan oleh aparat pengawasan intern daerah yang
bersangkutan (Bawasda), Kementerian Negara dilakukan oleh inspektorat jenderal

Dessy Tjahyawati A Page 69


departemen, dan Pemerintah Pusat dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP).
b. Audit ekstern adalah audit yang dilakukan oleh pihak di luar organisasi auditi.
Dalam pemerintahan Republik Indonesia, peran audit ekstern dijalankan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
2. Jenis audit menurut tujuan pelaksanaan audit
a. Audit keuangan adalah audit atas laporan keuangan.
b. Audit kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri
atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek efektivitas.
3. Audit dengan tujuan tertentu
a. Audit ketaatan adalah audit yang dilakukan untuk menilai kesesuaian antara
kondisi/pelaksanaan kegiatan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Audit investigatif adalah audit yang dilakukan untuk membuktikan apakah suatu
indikasi penyimpangan atau kecurangan benar terjadi atau tidak terjadi.
☺ Terdapat 3 unsur risiko audit:
1. Risiko Bawaan, adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap
suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur
pengendalian intern yang terkait.
2. Risiko Pengendalian, adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi
yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern
entitas.
3. Risiko Deteksi, adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji
material yang terdapat dalam suatu asersi.
☺ Jenis-jenis jasa Kantor Akuntan Publik (KAP):
1. Jasa Atestasia dalah suatu pernyataan pendapat atau perimbangan seseorang yang
independen dan kompeten mengenai kesesuaian, dalam segala hal yang signifikan,
asersi suatu entitas dengan kriteria yang telah ditetapkan.
a. Audit
Contoh: audit atas laporan keuangan historis.
b. Pemeriksaan (Examination)
Auditor dalam melaksanakan penugasan jasa ini akan memberikan pendapat atas
asersi-asersi suatu pihak sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
c. Penelaahan (jasa review) dilakukan dengan wawancara dengan manajemen dan
analisi komparatif informasi keuangan suatu perusahaan.

Dessy Tjahyawati A Page 70


d. Prosedur yang telah disepakati bersama (agreed upon Procedures)
Contoh auditor dan klien sepakat bahwa prosedur tertentu akan dilakukan atas
elemen tertentu akan dilakukan atas elemen tertentu laporan keuangan misalnya
akun atau rekening kas dan surat berharga.
2. Jasa Nonatestasi
a. Jasa Akuntansi dapat diberikan melalui aktivitas pencatatan, penjurnalan, posting,
jurnal penyesuain dan penyusunan laporan keuangan klien (jasa kompilasi) serta
perancangan sistem akuntansi klien.
b. Jasa Perpajakan meliputi pengisian surat laporan pajak, dan perencanaan pajak.
c. Jasa Konsultasi Manajemen merupakan fungsi pemberian konsultasi dengan
memberikan saran dan bantuan teknis kepada klien untuk peningkatan penggunaan
kemampuan dan sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan klien.
☺ Organisasi sektor publik tidak pernah bisa meninggalkan konsep “3E” (Value For
Money), apa maksudnya? Jelaskan!
Jawab:
Karena organisasi sektor publik sering dinilai sebagai sarang inefisiensi, pemborosan,
sumber kebocoran dana, dan institusi yang selalu merugi, maka digunakanlah konsep 3E
yaitu:
a. Efisiensi adalah hubungan antara input dengan output. Efisiensi terjadi jika sejumlah
output tertentu dapat dicapai dengan jumlah input yang lebih kecil.
a. Efektivitas adalah tercapainya tujuan atau manfaat, dimana efektivitas diukur
berdasarkan seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur organisasi dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Ekonomis adalah kemampuan untuk mencapai hasil yang memenuhi standar mutu dan
waktu tertentu dengan biaya yang minimum. Ekonomis/hemat berhubungan dengan
perolehan input untuk pelaksanaan kegiatan, yaitu bila harga/nilai input menjadi lebih
rendah/murah/hemat.
☺ Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) => di Indonesia SAK, di Amerika GAAP
 Prinsip akuntansi berterima umum (PABU), terutama standar akuntansi, menentukan
bentuk, isi, dan susunan statemen keuangan.
 Pedoman resmi yang membentuk PABU ditetapkan dengan cara saksama (due
process).
 Rerangka konseptual harus dijabarkan dalam bentuk standar akuntansi (accounting
standards) sebagai pedoman operasional pelaporan di tingkat perusahaan.

Dessy Tjahyawati A Page 71


 Diperlukan rerangka pedoman lebih dari sekadar standar akuntansi untuk
menentukan kewajaran penyajian statemen keuangan.
 Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) atau yang disebut dengan Generally
Accepted Accounting Principles (GAAP) merupakan rerangka pedoman (a framework
of guidelines) membatasi sumber-sumber prinsip akuntansi yang layak dianut
berdasarkan keautoritatifannya.
Prinsip-prinsip itu antara lain:
a. Ukuran Moneter (money measurement) g. Konservatip (conservatism)
b. Kesatuan usaha (busines entity) h. Realisasi (realization)
c. Kelangsungan usaha (going concern) i. Penandingan (matching)
d. Harga perolehan (cost) j. Taat asas (consistency)
e. Aspek ganda (dual aspect) k. Materialitas (materiality)
f. Periode akuntansi (accounting periode) l. Pengungkapan (disclousure)
PABU di Indonesia
a. PABU versi SPAP
b. PABU versi SAS No.69
c. Sumber:
 AICPA
 Codifications on Auditing Standards (SAS)
 International Federation of Accountants (IFA)
 International Standards on Auditing
☺ Perbedaan Pos Transitoris dan Pos Antisipasi :
a. Pos Transitoris (deferral item) adalah pendapatan yang sudah diterima kasnya akan
tetapi belum menjadi hak perusahaan, dan biaya yang sudah dibayar dengan kas akan
tetapi belum menjadi kewajiban perusahaan.
b. Pos Antisipasi (accrual item) adalah pendapatan yang belum diterima dalam bentuk
kas akan tetapi sudah menjadi hak perusahaan, dan biaya yang belum dibayar dengan
kas akan tetapi sudah menjadi kewajiban perusaahaan.
☺ Wesel tagih (notes receivable) adalah janji tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak ke
pihak lain untuk sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang.
Digunakan untuk memberikan kredit berdasarkan instrumen kredit resmi, yang disebut
wesel promes.

Dessy Tjahyawati A Page 72


Rumus untuk menghitung bunga atas wesel tagih
Pinjaman pokok X Tingkat bunga X Waktu = Jumlah

Jurnal wesel tagih


Jurnal untuk mencatat pinjaman
Wesel tagih xxx
Kas xxx
Jurnal untuk mencatat penagihan yang jatuh tempo
Kas xxx
Wesel tagih xxx
Pendapatan bunga xxx
Jurnal untuk mencatat penjualan
Wesel tagih xxx
Pendapatan xxx
Jurnal untuk mencatat pendapatan bunga yang belum diterima perusahaan tahun xxxx
Piutang bunga xxx
Pendapatan bunga xxx
Jurnal untuk mencatat penagihan wesel tagih dimana sebagian dari pendapatan bunga
telah dicatat sebelumnya
Kas xxx
Wesel tagih xxx
Piutang bunga xxx
Pendapatan bunga xxx
Jurnal untuk mencatat pendiskontoan wesel tagih
Kas xxx
Wesel tagih xxx
Pendapatan bunga xxx
Jurnal untuk mencatat wesel tagih yang tidak dapat dibayar
Piutang dagang xxx
Wesel tagih xxx
Pendapatan bunga xxx

Dessy Tjahyawati A Page 73


☺ Jurnal-jurnal Akuntansi
Penjualan saham biasa H. Jual > N.Nominal Agio
Kas
Modal saham biasa
Agio Saham Biasa
H. Jual < N.Nominal Disagio
Kas
Disagio Saham Biasa
Modal Saham Biasa
Penjualan tunai saham Kas
Utang obligasi
Agio obligas
Kas
Disagio
Utang obligasi
Penjualan tunai obligasi Kas
Modal saham
Agio saham
Pelunasan obligasi Utang obligasi
Agio obligasi
Kas
Laba
Pembayaran bunga obligasi Beban bunga
Kas
Saat bunga obligas terutang Beban bunga
Utang bunga
Saat pelunasan bunga obligas Utang obligasi
kas
Obligasi diterbitkan dengan diskonto Kas
Diskonto utang obligasi
Utang obligasi

Obligasi yang diterbitkan dengan premi Kas


Premi utang obligasi
Utang obligasi
Pendapatan dividen Kas
Pendapatan deviden
Pembagian deviden saham:
a. Pencatatan oleh perusahaan  Saat pengumuman:
Laba tidak dibagi
Utang deviden saham biasa
 Saat pengeluaran:
Utang deviden saham biasa
Modal saham biasa

b. Pencatatan oleh investor  Saat pengumuman:


Tidak ada jurnal
 Saat pengeluaran:
Investasi saham
Pendapatan deviden saham

Dessy Tjahyawati A Page 74


Piutang usaha:
a. Metode penyisihan Beban piutang tak tertagih
Penyisihan piutang ragu-ragu
Penyisihan piutang ragu-ragu
Piutang usaha
b. Metode langsung Beban piutang tak tertagih
Piutang usaha
Penjualan aktiva tetap Kas
Depresiasi aktiva tetap
Aktiva tetap
Laba

Pada saat tanggal pelunasan aktiva Utang usaha


Biaya bunga
Kas
Perubahan umur aktiva dengan uang Aktiva
muka/angsuran Utang usaha
Kas
PPN
a. PPN masukan Pembelian/persediaan
PPN masukan
Kas

b. PPN keluaran Kas


Penjualan/persediaan
PPN keluaran
PPh
a. Timbulnya PPh Beban pajak
Utang pajak

b. Pembayaran PPh Utang pajak


Kas

☺ Perbandingan antara IFRS dengan PSAK


Perbedaan IFRS PSAK
Cakupan Pengaturan Desain IFRS diperuntukkan untuk SAK diperuntukkan untuk Entitas yang
entitas yang bersifat profitoriented dan bersifat profitoriented, Nirlaba, UKM
SME (Small Medium Enterprise). IFRS (Usaha kecil menengah) yang disebut
belum mengatur standar akuntansi SAK-ENTAP, dan Perusahaan
untuk perusahaan berbasis syariah. berbasis syariah.
Kerangka Dasar Memungkinkan penilaian aktiva tetap Sama seperti IFRS, PSAK memberikan
berwujud dan tidak berwujud alternatif penggunaan nilai wajar untuk
menggunakan nilai wajar. Laporan menilai kembali aktiva tetap berwujud
keuangan harus disajikan dengan basis dan tidak berwujud. Laporan keuangan
true and fair (IFRS Framework par disajikan dengan basis “fairly stated”
46). (Kerangka dasar par 46).
Pernyataan kepatuhan Entitas harus membuat pernyataan Entitas tidak harus membuat pernyataan
akan Standar eksplisit tentang kepatuhan akan kepatuhan akan SAK
standar IFRS.
Prinsip Ketepatan Tidak diatur secara khusus kapan Dianjurkan agar entitas menyajikan
Waktu (Timeliness) entitas menyajikan laporan keuangan laporan keuangan paling lama 4 bulan
setelah tanggal neraca
Basis Standar Menganut standar akuntansi berbasis Menganut standar akuntansi berbasis

Dessy Tjahyawati A Page 75


prinsip untuk meningkatkan aturan.
transparansi, akuntabilitas, dan
keterbandingan laporan keuangan antar
entitas secara global.
Prinsip Konservatif Tidak lagi mengakui prinsip Masih mengkui prinsip konservatif
konservatif, namun diganti dengan
prinsip kehati-hatian (Prudence)
Komponen Laporan Komponen laporan keuangan lengkap Komponen laporan keuangan lengkap
Keuangan yang terdiri atas: terdiri atas:
lengkap • Laporan posisi keuangan (neraca) • Neraca
• Laporan laba rugi komprehensif • Laporan laba rugi
• Laporan perubahan ekuitas • Laporan perubahan ekuitas
• Laporan arus kas • Laporan arus kas
• Catatan atas laporan keuangan • Catatan atas laporan keuangan
• Laporan posisi keuangan komparatif
awal periode dan penyajian
retrospektif terhadap penerapan
kebijakan akuntansi
Pengungkapan dalam Berdasar ilustrasi IFRS: Berdasar PSAK:
Laporan posisi Aset: Ekuitas: Aset: Laibilitas:
keuangan (neraca) • Aset Tidak • Ekuitas yang dapat • Aset Lancar • Laibilitas jangka
Lancar diatribusikan ke • Aset Tidak pendek
• Aset lancar pemilik entitas Lancar • Laibilitas jangka
induk panjang
• Hak non pengendali Ekuitas:
Laibilitas: • Hak non pengendali
• Laibilitas jangka • Ekuitas yang dapat
panjang diatribusikan ke
• Laibilitas jangka pemilik entitas
pendek induk
Istilah minority Istilah minority interest (hak minoritas) Menggunakan istilah hak minoritas
interest diganti menjadi non controlling
interest (hak non pengendali) dan
disajikan dalam Laporan perubahan
ekuitas.
Pos luar biasa Tidak mengenal istilah pos luar biasa Masih memakai istilah pos luar biasa
(extraordinary item) (extraordinary item) (extraordinary item)
Penyajian laibilitas Laibilitas jangka panjang disajikan Tetap disajikan sebagai Laibilitas jangka
jangka panjang yang sebagai Laibilitas jangka pendek jika panjang
akan dibiayai kembali akan jatuh tempo dalam 12 bulan
meskipun perjanjian pembiayaan
kembali sudah selesai setelah periode
pelaporan dan sebelum penerbitan
laporan keuangan
Metode arus kas Dianjurkan menggunakan metode Tidak ada pengaturan, kecuali untuk
langsung, namun metode tidak Perusahaan Publik (Listed Company)
langsung tetap diperbolehkan harus menggunakan Metode Langsung
sesuai Peraturan Bapepam VIII G 7 yang
telah diubah dengan KEP-06/PM/2000
Arus kas terkait pos Item pos luar biasa tidak diperbolehkan Masih diperkenankan menggunakan
luar biasa dalam IFRS istilah pos luar biasa, dan
diklasifikasikan sesuai dengan sifat
transaksinya, apakah sebagai aktivitas
operasi, investasi atau pendanaan
Pengukuran biaya Pengukuran persediaan berdasarkan Sama dengan IFRS, Persediaan harus
biaya atau net realizable value (nilai diukur berdasarkan biaya atau nilai
realisasi bersih) mana yang lebih realisasi neto, mana yang lebih rendah
rendah.
Penggunaan Metode IFRS melarang penggunaan metode Dalam PSAK No 14 Rev 1994,
LIFO LIFO (Last In First Out). Hanya boleh penggunaan metode LIFO masih
Menggunakan metode FIFO atau rata- diperbolehkan. Namun dalam Revisi

Dessy Tjahyawati A Page 76


rata tertimbang tahun 2008 penggunaan metode LIFO
sudah dilarang. Hanya digunakan metode
FIFO (First in First Out)/MPKP (Masuk
Pertama Keluar Pertama) atau Rata-rata
tertimbang.
Pengungkapan Mengatur pengungkapan dan Mengatur pengungkapan dan
peristiwa setelah penyesuaian laporan keuangan terkait penyesuaian laporan keuangan terkait
tanggal neraca peristiwa baik yang bersifat favorable peristiwa baik yang bersifat favorable
maupun unfavorable yang terjadi maupun unfavorable yang terjadi antara
antara akhir periode pelaporan hingga tangal neraca hingga tanggal
tanggal laporan keuangan diotorisasi penyelesaian laporan keuangan
untuk terbit
Penggunaan istilah Istilah events after balance sheet date Masih menggunakan istilah peristiwa
Peristiwa setelah (peristiwa setelah tanggal neraca) setelah tanggal neraca
tanggal neraca VS direvisi menjadi Events after reporting
Peristiwa setelah period (Peristiwa setelah periode
akhir pelaporan pelaporan)
Penggunaan istilah Terdapat istilah tanggal laporan Memakai istilah tangal penyelesaian
Tanggal Laporan keuangan diotorisasi untuk terbit (the laporan keuangan
keuangan Diotorisasi date when the financial statements are
untuk terbit authorised for issue).
Pihak yang dapat Terdapat pengungkapan fakta adanya Tidak diatur
mengubah laporan pihak yang dapat mengubah laporan
keuangan setelah keuangan setelah diterbitkan jika ada
diterbitkan
Penilaian Aktiva Penerapan prinsip nilai wajar dalam Sama dengan IFRS
penilaian Aset. Aktiva dapat diukur
dengan menggunakan dua pendekatan,
yaitu model revaluasi dan model harga
perolehan.
Selisih akibat Nilai selisih akibat adanya revaluasi Sama dengan IFRS
revaluasi disajikan dalam lapora laba rugi dan
ekuitas
Metode penyusutan Metode penyusutan yang digunakan Sama dengan IFRS, dengan penyesuaian
harus ditelaah secara periodik. Koreksi sesuai dengan PSAK 25
akibat penelaahan ini akan
diperlakukan sesuai dengan IAS 8.
Dimungkinkan juga perubahan
terhadap metode penyusutan jika dalam
hasil review terdapat perubahan
signifikan dengan pola pemanfaatan
ekonomi yang diharapkan dari aktiva
tersebut.
Nilai residu Manajemen harus melakukan review Sama dengan IFRS, dengan penyesuaian
atas nilai residu dan masa manfaat sesuai dengan PSAK 25
aktiva setiap tahun. Jika terdapat
perubahan, maka disesuaikan dengan
menggunakan IAS 8
Akun hak minoritas Akun minority interest dihapuskan dan Menggunakan akun hak minoritas dan
(minority interest) diganti dengan non controlling interest disajikan diantara kewajiban dan ekuitas
yang disajikan sebagai bagian ekuitas
Batasan pengendalian Pengendalian ada jika suatu entitas Pengendalian ada jika suatu entitas
memiliki 50% hak suara, kecuali dapat memiliki 50% hak suara
dibuktikan bahwa tidak ada
pengendalian.
Cakupan laporan Laporan keuangan konsolidasi harus Laporan keuangan konsolidasi harus
konsolidasi mencakup “semua” anak perusahaan, mencakup semua anak perusahaan,
kecuali jika akuisisi terhadap anak kecuali:
perusahaan termasuk kriteria sebagai • Entitas anak yang dimiliki untuk dijual
dimiliki untuk dijual, maka harus atau dialihkan dalam jangka pendek

Dessy Tjahyawati A Page 77


disajikan sebagaimana diatur dalam • Entitas anak yang dibatasi restriksi
IFRS 5 tentang Non-current Assets jangka panjang
Held for Sale and Discontinued
Operations
Pengecualian Entitas induk dapat tidak menyajikan Tidak adapengaturan
kewajiban laporan keuangan konsolidasi jika:
menyajikan laporan • Entitas induk tersebut adalah entitas
keuangan konsolidasi anak yang dimilikiseluruhnya, atau
entitas anak yang dimiliki sebagian
oleh entitas lainnya dan pemilik lain,
termasuk pihak yang tidakmemiliki
hak suara, yang telah diinformasikan
dan tidak menolak entitas induk
tersebut untuk tidak menyajikan
laporan keuangan konsolidasian;
• Instrumen utang dan instrumen
ekuitas entitas induk tersebut tidak
diperdagangkan di pasar public
• Entitas induk sedang tidak dalam
proses menerbitkan sekuritas ke
public
• Entitas induk akhir atau entitas induk
antara telah menghasilkan laporan
keuangan konsolidasi sesuai IFRS
Pendekatan penyajian IFRS mengijinkan penggunaan Hanya menggunakan pendekatan
laporan keuangan penggunaan 2 pendekatan, yaitu proporsi.
konsolidasi pendekatan proporsi kepemilikan dan
pendekatan nilai wajar.

☺ Contoh Penghitungan Pemotongan PPh Pasal 21


1. Penghasilan Pegawai Tetap yang diterima Bulanan
Saefudin adalah pegawai tetap di PT Insan Selalu Lestari sejak 1 Januari 2010. Ia
memperoleh gaji beserta tunjangan berupa uang sebulan sebesar Rp 2.000.000,00 dan
membayar iuran pensiun sebesar Rp 50.000,00 sebulan. Saefudin menikah tetapi
belum mempunyai anak (status K/0).
Penghitungan PPh Pasal 21
Penghitungan PPh Pasal 21 terutang:
Gaji Sebulan = 2.000.000
Penghasilan bruto = 2.000.000
Pengurangan
(5% x 2.000.000) = 100.000
Iuran pensiun = 50.000 +
Total Pengurangan = 150.000
Penghasilan netto sebulan = 1.850.000
Penghasilan netto setahun
(12 x 1.850.000) = 22.200.000

Dessy Tjahyawati A Page 78


PTKP setahun:
WP sendiri = 15.840.000
Tambahan WP kawin = 1.320.000 +
Total PTKP = 17.160.000
PKP setahun (22.200.000 - 17.160.000) = 5.040.000
PPh Pasal 21 (5 % x 5.040.000) = 252.000
PPh Pasal 21 sebulan (252.000 x 12) = 21.000
2. Penerima pensiun yang dibayarkan secara bulanan
Teja status kawin dengan 1 anak pegawai PT. Mulia, pensiun tahun 2005. Tahun 2010
Teja menerima pensiun sebulan Rp. 3.000.000,00.
Penghitungan PPh Pasal 21
Pensiun sebulan = 3.000.000
Pengurangan
Biaya Pensiun (5% x 3.000.000) = 150.000 -
(Maksimum diperkenankan Rp. 200.000)
Penghasilan Netto sebulan = 2.850.000
Penghasilan Netto setahun = 34.200.000
PTKP (K/1) = 18.480.000 -
PKP = 15.720.000
PPh Pasal 21 setahun (5% x 15.720.000) = 786.000
PPh Pasal 21 sebulan (Rp. 786.000 : 12) = 65.500

3. Pegawai tetap menerima bonus, gratifikasi, tantiem, Tunjangan Hari Raya atau tahun
baru, premi dan penghasilan yang sifatnya tidak tetap, diberikan sekali saja atau sekali
setahun.
Ikhsan Alisyahbani adalah pegawai tetap di PT Tiurmas Lampung Indah. Ia
memperoleh gaji bulan Desember sebesar Rp. 2.500.000,00 menerima THR sebesar
Rp. 1.000.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp. 50.000,00 sebulan. Ikhsan
Alisyahbani menikah tetapi belum mempunyai anak (status K/0)
PPh Pasal 21 atas gaji dan THR
Penghasilan Bruto setahun (12 x 2.500.000) = 30.000.000
THR = 1.000.000 +
Jumlah Penghasilan Bruto = 31.000.000
Pengurangan:

Dessy Tjahyawati A Page 79


Biaya Jabatan (5% x 31.000.000) = 1.550.000
Iuran pensiun (12 x 50.000) = 600.000 +
Total Pengurangan = 2.150.000
Penghasilan netto setahun = 28.850.000
PTKP (K/0) setahun = 17.160.000
PKP setahun = 11.690.000
PPh Ps. 21 terutang (5% x 11.690.000) = 584.500
PPh Pasal 21 atas gaji:
Penghasilan Bruto setahun (12 x 2.500.000) = 30.000.000
Pengurangan:
5% x 30.000.000 = 1.500.000
Iuran pensiun (12 x 50.000) = 600.000
Total Pengurangan = 2.100.000
Penghasilan netto setahun = 27.900.000
PTKP (K/0) setahun = 17.160.000 +
PKP setahun = 10.740.000
PPh Pasal 21 terutang (5% x 10.740.000) = 537.000
PPh Pasal 21atas gaji dan THR – PPh Pasal 21 atas gaji
(Rp. 584.500– Rp.537.000) = 47.500

Dessy Tjahyawati A Page 80

Anda mungkin juga menyukai