Anda di halaman 1dari 48

ANALISIS PEMERIKSAAN KAS KECIL TERHADAP

LAPORAN KEUANGAN STUDI KASUS PADA PT “X”

Makalah ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah
Seminar Pemeriksaan Akuntansi

Sri Agustini, S.E., M.Si.

Oleh
Kelompok 3
1. Bahrul (2015121225)
2. Rika Putri Amelia Listiana (2016121325)
3. Jihan Syahnaz (2016122011)
4. Irwany Nada Setyaningsih (2016121816)
5. Niken Tri Rahayu (2016120645)
6. Weni Solekha (2016121831)
7. Winda Amalia (2016121070)
8. Yona Suciana (2015121282)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul

“Analisis Pemeriksaan Kas Kecil Terhadap Laporan Keuangan Studi Kasus pada

PT “X”. Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas

mata kuliah Seminar Pemeriksaan Akuntansi yang diajarkan oleh Ibu Sri

Agustini, S.E., M.Si. pada Program Studi Akuntansi di Fakultas Ekonomi

Universitas Pamulang Tangerang.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

mendukung dan membantu dalam penulisan makalah ini. Kami menyadari bahwa

dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak terdapat

kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini di masa

mendatang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para

pembaca. Semoga Allah SWT selalu memberi petunjuk untuk kebaikan kita

bersama. Amiin ya Rabbal „Alamiin.

Pamulang, Maret 2020

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL......................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................. 4
1.3 Tujuan dan Manfaat............................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Akuntansi............................................. 5
2.2 Pengertian Pemeriksaan Akuntansi/Audit.............. 5
2.3 Pengertian Kas……................................................ 6
2.3.1 Pencacatan Dana Kas Kecil.................................... 7
2.4 PSAK Kas………................................................... 10
2.5 Laporan Keuangan................................................. 10
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum PT "X….................................... 13
3.1.1 Latar Belakang Perusahaan................................... 13
3.1.2 Stuktur Organisasi................................................. 14
3.1.3 Kebijakan Akuntansi............................................. 15
3.2 Analisis Pemeriksaan............................................. 15
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................ 21
4.2 Saran……………….............................................. 21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 22
LAMPIRAN
- Surat Tugas
- Program Audit

iii
- Daftar Pertanyaan Audit
- LKS ( Lembar Ketidaksesuaian)
- Audit Status Log
- Prosedur Audit
- Bukti-Bukti Pendukung
- SOP

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan adalah suatu organisasi yang mempunyai berbagai kegiatan

tertentu dalam suatu usaha untuk mencapai tujuan organisasi, yang pada

umumnya bertujuan untuk menghasilkan suatu laba yang lebih optimal agar dapat

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, oleh karena itu untuk

memajukan serta mengembangkan usahanya ke tingkat yang lebih tinggi. Setiap

perusahaan harus membuat keputusan bisnis yang baik dan Keputusan bisnis

tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pengendalian intern untuk

mengarahkan operasi perusahaan, melindungi aktiva, dan mencegah

penyalahgunaan sistem perusahaan yang telah dibentuk oleh perusahaan. (Arfiani,

2014).

Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti

mempunyai kas. Kas adalah suatu harta lancar perusahaan yang sangat menarik

dan mudah untuk diselewengkan. Pengendalian intern yang paling memadai

sangat dibutuhkan untuk melindungi kas yang ada. Oleh karena itu bagi sebuah

perusahaan, penerapan pengendalian internal sangat penting. Salah satu bentuk

kas di perusahaan adalah kas kecil dan kas di Bank. Untuk menjaga keamanan dan

keakuratan data terhadap kas kecil dan kas di Bank maka diperlukan pengendalian

terhadap kedua hal tersebut. Karena apabila perusahaan tidak melakukan

pengendalian yang baik terhadap kas kecil dan kas di Bank, maka sama saja

manajemen membiarkan harta kekayaan perusahaan tanpa penjagaan, sehingga

1
perusahaan akan mengalami kerugian. Pengendalian intern terhadap penerimaan

dan pengeluaran kas ini sangat diperlukan, karena kas merupakan suatu aktiva

lancar yang paling likuid cepat dijadikan uang dan dapat digunakan untuk

membayar suatu kewajiban perusahaan tanpa pembatasan apapun (Sutarti, 2018).

Dalam sebuah perusahaan akan memerlukan laporan keuangan yang

sehat. Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang merangkum seluruh

kegiatan aktivitas perusahaan. Salah satu tugas penting bagi manajemen

perusahaan adalah melakukan peyusunan laporan keuangan setiap tahun

(Sugiono, 2016). Kas merupakan ukuran standar yang diakui umum oleh setiap

perusahaan atau para investor dan kreditur sebagai alat pembayaran sebesar

nominal, tersedia dan bebas digunakan dalam waktu kapan saja untuk membiayai

sebuah kegiatan perusahaan. Perusahaan membutuhkan kas untuk membiayai

operasi perusahaan, oleh karena itu kas perlu dikelola dengan efektif untuk

menjaga kesehatan perusahaan. Setara kas merupakan investasi yang sangat likuid

yang selalu siap dikonversi menjadi kas sejumlah kas, selain itu kas akan jatuh

tempo dalam waktu dekat, sehingga tak terpengaruh oleh perubahan tingkat

bunga.

Menurut SAK ETAP (IAI, 2009:28) dalam Sukrisno Agoes (2012),

setara kas adalah investasi jangka pendek dan sangat likuid yang dimiliki untuk

memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk tujuan investasi atau

lainnya. Oleh karena itu investasi diklasifikasikan sebagai setara kas hanya jika

akan segera jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal

perolehan. Cerukan bank pada umumnya termasuk aktivitas pendanaan sejenis

2
dengan pinjaman. Namun, jika cerukan bank ditarik sewaktu-waktu dan

merupakan bagian yang tak bisa terpisahkan dari pengelolaan kas entitas, maka

cerukan termasuk komponen kas dan setara kas.

Tujuan pemeriksaan audit kas adalah untuk memeriksa apakah terdapat

internal control cukup baik kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas.

Selain itu juga untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk menggunakan

saldo kas. Selain itu tujuan pembasahan ini adalah untuk mengevaluasi

pengendalian intern kas.

Analisis pemeriksaan ini dilakukan dengan studi kasus pada PT X. PT X

merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa custom clearance,

dimana PT X ini melayani jasa kepengurusan kepabeanan untuk barang impor

ataupun ekspor. Berdasarkan narative, flowchart dan jawaban internal

control questionnaires misalnya ditarik kesimpulan sementara bahwa

pengendalian internal atas penerimaan dan pengeluaran kas/bank cukup baik dan

tidak diidentifikasi suatu risiko kesalahan yang material. Solusinya adalah auditor

harus melakukan compliance test (pengujian ketaatan) namun sebelumnya perlu

disusun audit program untuk pengujian ketaatan atas transaksi penerimaan dan

pengeluran kas/setara kas. Jika internal control lemah, auditor tidak perlu

mengadakan tes ketaatan, tetapi langsung melakukan substantive test yang

diperluas. Karena biasanya jika tetap dilakukan compliance test (tes ketaatan),

kesimpulan akhir tetap menyatakan bahwa internal control lemah.

3
1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Analisa pemeriksaan kas terhadap laporan keuangan studi

kasus pada PT “X” ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, makalah ini memiliki

tujuan dan manfaat bagi penulis dan pembaca agar makalah ini dapat dijadikan

sebagai sarana pembelajaran dalam menambah wawasan.

1.3.1 Bagi Penulis

Tujuan makalah ini untuk menganalisis pemeriksaan kas terhadap laporan

keuangan. Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dalam menambah

pengetahuan dan wawasan tentang bagaimana pemeriksaan kas terhadap laporan

keuangan, prosedur apa saja yang dilakukan dalam pemeriksaan kas, serta tindak

lanjut terhadap hasil temuan pemeriksaan.

1.3.2 Bagi Pembaca

Tujuan dan manfaat makalah ini bagi pembaca yaitu agar pembaca dapat

mengetahui serta memahami bagaimana analisis pemeriksaan kas yang dilakukan

oleh auditor internal terhadap laporan keuangan, sehingga bermanfaat dalam

menambah pengetahuan khususnya ilmu auditing.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Akuntansi

Menurut Belkaoui (2011), akuntansi adalah suatu aktivitas jasa,

fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif dari entitas ekonomi,

terutama yang bersifat keuangan dan dimaksudkan untuk bermanfaat dalam

pengambilan keputusan ekonomi dan dalam menentukan pilihan diantara

serangkaian tindakan-tindakan alternatif yang ada (Sanger, 2015).

Pengertian lainnya menurut Horngern and Harison (2007) akuntansi

adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi

laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para penggambil keputusan

(Widyaningsih, 2013).

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

akuntansi merupakan suatu kegiatan dalam memproses data-data transaksi

keuangan menjadi suatu laporan keuangan yang berguna untuk pengambilan

keputusan.

2.2 Pengertian Pemeriksaan/Audit

Menurut Agoes (2016), Audit adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan

secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan

keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan

dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat

mengenai kewajaran laporan keuangan.

5
Menurut Rahayu dan Suhayati (2010) menyatakan bahwa auditing

merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

bukti secara objektif yang berhubungan dengan asersi-asersi tentang tindakan-

tindakan dan peristiwa-peristiwa ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian

antara asersi-asersi tersebut dan kriteria yang ditetapkan, serta

mengkomunikasikan hasilnya kepada pengguna informasi tersebut (Risal, 2015).

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa audit

merupakan suatu proses pemeriksaan yang dilakukan secara sistematik dan

objektif oleh auditor independen dan kompeten terhadap laporan keuangan,

pengawasan intern, dan catatan akuntansi suatu perusahaan dengan tujuan untuk

menilai, mengevaluasi dan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan

keuangan berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh dari perusahaan tersebut.

2.3 Pengertian Kas

Kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran

dalam akuntansi, dalam neraca kas merupakan aktiva yang paling lancar, dalam

arti paling sering berubah, yang hampir pada setiap transaksi dengan pihak luar

selalu mempengaruhi kas (Risal, 2015).

Menurut Munawir (2010) berpendapat bahwa : Kas adalah uang tunai

yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Termasuk dalam

pengertian kas adalah cek yang diterima dari para langganan dan simpanan

perusahaan di bank dalam bentuk giro atau permintaan deposit, yaitu simpanan di

bank yang dapat diambil kembali setiap saat oleh perusahaan (Selfiana et al.,

2017).

6
Berdasarkan pengertian di atas kas meliputi uang tunai dan

instrumen/alat-alat pembayaran yang diterima oleh umum, baik yang ada di dalam

perusahaan maupun yang disimpan di bank. Terdapat dua kriteria yang harus

dipenuhi, agar suatu alat pembayaran dapat diklasifikasikan sebagai kas (Selfiana

et al., 2017) :

1. Harus diterima oleh umum sebagai alat pembayaran atau di terima oleh bank

sebagai simpanan, sebesar nilai nominalnya.

2. Harus dapat digunakan sebagai alat pembayaran untuk kegiatan perusahaan

sehari-hari

2.3.1 Pencatatan Dana Kas Kecil

Menurut Baridwan (2004), kas kecil dibentuk untuk membiayai

pengeluaran rutin yang jumlahnya relatif kecil (Suranti, 2016). Kas kecil juga

dapat diartikan sebagai uang yang dicadangkan oleh entitas bisnis/perusahaan

untuk pembayaran pengeluaran-pengeluaran yang bersifat rutin namun jumlah

nominalnya relatife kecil, serta tidak material.

Kas kecil mempunyai beberapa karakteristik yaitu :

a. Jumlah nominalnya dibatasi, tidak lebih ataupun tidak kurang dari jumlah

nominal tertentu yang sudah ditetapkan oleh manajemen perusahaan.

Tentunya masing - masing perusahaan menetapkan jumlah nominal yang

berbeda beda sesuai dengan kebijakan dan skala operasional perusahaan.

b. Digunakan untuk mendanai transaksi yang bernominal kecil yang rutin

terjadi setiap hari.

7
Ada beberapa tujuan dibentuknya Kas Kecil, berikut diantaranya:

a. Menangani masalah perlengkapan/perbekalan kantor yang dialami oleh

suatu bagian di kantor

b. Menghindari cara pembayaran yang tidak ekonomis juga tidak praktis atas

pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan mendadak.

c. Meringankan beban staff karyawan dalam memberikan pelayanan secara

maksimal kepada pelanggan juga termasuk kepada relasi bisnis pimpinan.

d. Mempercepat aktivitas atasan yang menggunakan dana secara mendadak

dan juga tidak terencana sebelumnya.

Pembayaran melalui kas kecil dilakukan untuk suatu hal seperti berikut:

a. Pengeluaran kas kecil biasanya telah ditentukan batas maksimalnya setiap

terjadi pengeluaran

b. Pengeluaran tidak diperbolehkan untuk pemberian pinjaman (utang) kepada

staf

c. Bukti pengeluaran kas kecil harus ditanda-tangani oleh bagian pemengang

petty cash

d. Apabila ada bukti pembayaran, semisal kuitansi, faktur atau bukti

pendukung yang lain harus dilampirkan juga pada bukti pengeluaran kas.

Setiap transaksi yang akan memengaruhi posisi saldo kas kecil, harus

dicatat kedalam dokumen yang digunakan untuk mengelola administrasi dana kas

kecil. Identifikasi mutasi dana kas kecil harus didukung oleh bagian-bagian yang

berkaitan dengan mutasi tersebut, agar pertanggungjawaban penggunaan dana kas

8
kecil lebih jelas. Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan dana kas kecil adalah

sebagai berikut:

a. Dokumen/bukti penerimaan kas

b. Dokumen/bukti pengeluaran kas kecil

c. Bukti kas keluar (BKK)

d. Permintaan pengeluaran kas kecil (PPKK)

e. Bukti pengeluaran kas kecil (BPKK)

f. Permintaan pengisian kembali kas kecil (PPKKK)

Pengisian kembali kas kecil dapat dilakukan setiap periode tertentu.

Dalam hubungannya dengan pencatatan dana kas kecil terdapat dua metode yang

digunakan, yaitu:

a. Metode Tetap (Imprest system)

Pada metode ini jumlah dalam rekening kas kecil selalu tetap, yaitu

sebesar jumlah yang diserahkan kepada kasir kas kecil untuk membentuk dana kas

kecil. Pada metode ini tidak ada penjurnalan pengeluaran kas, namun hanya

membuat bukti pembayaran sebagai bukti pengeluaran kas untuk digunakan pada

saat pengisian kembali dana kas kecil.

b. Metode Berubah-ubah (Fluctuation System)

Dalam metode fluktuasi pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan

cara yang sama seperti dalam metode imprest. Perbedaannya dengan sistem

imprest adalah bahwa dalam metode fluktuasi saldo rekening kas kecil tidak tetap,

tetapi berubah-ubah sesuai dengan jumlah pengisian kembali dan pengeluaran dari

kas kecil.

9
2.4 PSAK Kas

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 (2012), kas adalah alat pembayaran yang siap

dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan (Suranti,

2016). PSAK No.2 (IAI:2011:22) menyatakan bahwa ”Kas terdiri dari saldo kas

(cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi

yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan

sebagai kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapai risiko perubahan nilai yang

signifikan”. Kas merupakan komponen aktiva (asset) lancar yang paling likuid di

dalam neraca, karena kas sering mengalami mutasi atau perpindahan dan hampir

semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan akan mempengaruhi posisi kas.

2.5 Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2012:2), laporan keuangan

merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, biasanya

meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan posisi keuangan (yang dapat disajikan

dalam beberapa cara, laporan arus kas dan laporan arus dana), catatan dan laporan

lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian intergal dari laporan

keuangan, disamping itu juga segmen industri dan geografis serta pengungkapan

perubahan harga (Andini, 2014).

Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri

dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca

menunjukkan atau menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu

perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi

10
memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang

terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan

sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas

perusahaan. (Andini, 2014).

Sedangkan menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan

menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat

tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim

dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan

ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan (Andini, 2014)

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan

keuangan untuk perusahaan terdiri dari laporan-laporan yang melaporkan posisi

keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu, yang dilaporkan dalam neraca

dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas,

dimana neraca menunjukkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan.

Laporan keuangan yang lengkap menurut Standar Akuntansi Keuangan (2012:12),

meliputi:

1. Laporan laba rugi: laporan yang menunjukkan pendapatan dan biaya, serta

laba/rugi pada suatu periode tertentu.

2. Laporan perubahan ekuitas: laporan yang menggambarkan peningkatan atau

penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan.

3. Laporan posisi keuangan: laporan yang menunjukkan posisi asset dan

kewajiban perusahan selama periode tertentu.

11
4. Laporan arus kas: Laporan yang menunjukkan aliran masuk dan keluar kas

sehubungan dengan aktivitas operasi, pendanaan dan investasi.

5. Catatan atas laporan keuangan: catatan tambahan dan informasi yang

ditambahkan ke akhir laporan keuangan untuk memberikan tambahan

informasi kepada pembaca dengan informasi lebih lanjut.

12
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum PT “X”

Gambaran umum ini berfungsi untuk memahami latar belakang, struktur

organisasi, dan kebijakan akuntansi PT X, sebelum melakukan pemeriksaan/audit

terhadap laporan keuangan PT X.

3.1.1 Latar Belakang Perusahaan

PT X didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 26 tanggal 17 Mei 1994.

Akta pendirian tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman

Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-12389.HT.01.01.TH.94 dan

telah diumumkan dalam Berita Negara RI No. 63 tanggal 8 Agustus 1995. Kantor

pusat PT X beralamat di Jl. Ciputat Raya No. 99, Pondok Pinang, Jakarta Selatan

12310. PT X merupakan anak perusahaan atau Strategic Business Unit (SBU)

yang dinaungi oleh X Group. Dalam meningkatkan pelayanan dan lebih

memfokuskan pelayanan maka perusahaan membagi pekerjaan dan pelayanan

kepada beberapa anak perusahaan sesuai spesifikasi dan keahlian masing-masing.

Strategi tersebut berhasil memajukan perusahaan serta meningkatkan mutu

layanan perusahaan.

PT X merupakan SBU yang mendukung dalam bidang jasa penanganan

bea cukai, baik barang dari ekspor maupun impor baik melalui jalur udara

maupun jalur laut. PT X memfasilitasi dan mempercepat proses pengiriman

konsumen melalui kepengurusan kepabeanan, apapun tipe paket baik barang

13
ataupun dokumen, kemanapun konsumen ingin mengirimnya. Layanan

kepabeanan dan gudang penyimpanan barang ketika paket konsumen transit dapat

diberikan untuk konsumen. PT X merupakan satu-satunya SBU yang

berhubungan dengan pemerintah yaitu Bea Cukai. Per 31 Desember 2018 PT X

memiliki jumlah karyawan mencapai 141 karyawan.

PT X memiliki visi yang selaras dengan X Group yaitu memberikan jasa

pelayanan logistik melalui para karyawan, manajemen, dan para mitra perusahaan

yang didukung oleh teknologi terkini dan para praktisi bisnis. Setiap orang di PT

X akan menjalin hubungan yang saling menguntungkan dengan para pelanggan

dan mitra perusahaan lainnya. Melalui visi tersebut PT X mengusung misi dengan

berdedikasi sebagai Strategic Business Unit yang mendukung X Group untuk

bersaing dalam ekonomi global.

3.1.2 Struktur Organisasi


RUPS

Komisaris

Direktur Utama
President Director

Auditor
Internal
HRD (Human Keuangan dan Akuntansi
Clearance and Sales
Air Freight
Resource
Department Finance and Accounting
Management)
Tenaga Akuntansi Keuangan
operasional Accounting Finance
Kasir
Cashier

14
3.1.3 Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi yang diterapkan PT X selaras dengan Standar

Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia yang mencakup Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK). Laporan keuangan, kecuali laporan arus kas,

disusun berdasarkan dasar akrual. Laporan arus kas menyajikan penerimaan dan

pengeluaran kas yang dikelompokkan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan

pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi disajikan dengan menggunakan metode

tidak langsung.

Jenis kas pada PT X terdiri dari kas kecil (Petty Cash/Cash on Hand) dan

kas di bank (Cash in Bank). Metode pencatatan yang ditetapkan pada kas kecil

PT X, menggunakan metode fluktuatif (berubah-ubah) dimana jumlah kas kecil

tidak harus tetap, tetapi dapat berubah sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Dalam Standar Operasional Prosedur PT X, pengeluaran kas kecil untuk

kebutuhan operasional perusahaan yang diterapkan maksimal Rp. 1.500.000,-

yang biasanya di gunakan untuk transportasi, uang makan, perjalanan dinas,

household dan lain-lain. PT X memberlakukan audit internal untuk mengawasi

efektivitas pengendalian internal pada kas PT X. Auditor internal yang ditugaskan

ini diawasi langsung oleh direktur utama, dan dilakukan setiap kuartal per

periodenya.

3.2 Analisis Pemeriksaan

Sebelum melakukan analisis pemeriksaan kas kecil terhadap laporan

keuangan studi kasus pada PT X, sebagai auditor internal baiknya memahami

terlebih dahulu aliran dana masuk dan keluar pada PT X. Berikut ini dilampirkan

15
flowchart pengeluaran kas kecil pada PT X

Gambar 3.1

Flowchart Pengeluaran Kas Kecil PT X

Divisi yang berkepentingan Keuangan Treasury / Kasir

Dok. Pendukung

BKK/BKB

Dok. Pendukung

Paraf Kepala
BKK/BKB
Bagian

Verifikasi:
a. Periksa
b. Isi kode/rekening
c. Paraf

Otorisasi&
Pembayaran

Dok. Pendukung
BKK/BKB

Bukti transfer/Rp Bukti transfer/Rp

Prosedur kegiatan:

a. Divisi yang berkepentingan, membuat Bukti Keluar Kas/Bukti Keluar Bank

sesuai kebutuhan dan dilampiri dengan bukti pendukung.

16
b. Setiap BKK/BKB yang dibuat harus mendapat persetujuan dan paraf kepala

bagian terkait untuk selanjutnya disampaikan ke bagian keuangan untuk

diverifikasi.

c. Bagian keuangan memeriksa kebenaran bukti dan dokumen pendukungnya,

dan membubuhkan kode rekening serta paraf sebagai verifikator.

d. Kepala bagian keuangan melakukan otorisasi pengeluaran kas/bank yang

didukung bukti/dokumen.

e. Manajer keuangan melakukan persetujuan pembiayaan kas/bank.

f. Kasir/Treasury melakukan pembayaran kepada divisi yang berkepentingan.

Adapun pengendalian internal yang dilakukan PT X terhadap pengeluaran kas

kecil:

a. Dokumen pendukung terlebih dahulu harus disetujui oleh kepala bagian

atasan yang terkait.

b. Bukti keluar kas/bank harus diverifikasi kepala bagian keuangan dan

ditambahkan kode rekening.

c. Penerima uang harus membubuhkan tanda tangan dan nama jelas sebagai

tanda terima pada Bukti Keluar Kas (BKK)/Bukti Keluar Bank (BKB)

d. Pengeluaran ≤ Rp. 1.500.000 dilakukan melalui kas kecil, selain itu harus

melalui rekening bank (Cek/Bukti Transfer).

e. Apabila terdapat Form Pengajuan Dana (advance) harus mendapat otorisasi

pihak yang berwenang dan menyerahkan LPJ (Lembar Pertanggung

Jawaban) penggunaan dana beserta bukti pendukungnya paling lambat 3

minggu setelah dana diterima.

17
Untuk melakukan analisis pemeriksaan kas terhadap laporan keuangan

PT. X kami menyusun Prosedur Audit Kas sebagai berikut:

1. Lakukan penutupan buku kas per tanggal pemeriksaan dan tentukan

saldonya.

2. Adakan kas opname tanpa pemberitahuan sebelumnya.

3. Bandingkan saldo kas menurut kas opname dengan saldo buku dan buat

berita acara pemeriksaan kas.

4. Lakukan rekonsiliasi rekening bank dengan buku kas.

5. Kirim konfirmasi bank

6. Cek angka neraca dengan saldo akhir perkiraan kas di buku besar.

7. Cek saldo awal perkiraan kas dibuku besar dan saldo akhir pada KKP tahun

lalu.

8. Tentukan sampel bukti-bukti kas yang akan diperiksa.

9. Teliti sampel bukti-bukti kas dan buku-buku hariannya

10. Periksa sahnya penerimaan-penerimaan dan pengeluaran-pengeluaran kas

dengan dokumen-dokumen dasarnya untuk menentukan apakah tidak ada

lapping.

Setelah dilakukan prosedur pemeriksaan tersebut terhadap akun kas dan

bank PT X, kami mendapati adanya perbedaan mutasi keluar bank dengan mutasi

pada kas kecil. Temuan ini didasari adanya mutasi kredit ke bank payment dari

kas kecil, namun tidak tercatat pada mutasi debet kas kecil senilai Rp.

117.624.900. Setelah kami telusuri ke bagian Account Payable (AP), mutasi

kredit itu terjadi karena adanya requestor advance yang butuh dana cepat untuk

18
kegiatan operasional namun jika harus menunggu otorisasi di bagian AP akan

butuh waktu lama dan akan memakan biaya yang lebih besar. Oleh karena itu

pihak AP meminjam uang dari kas kecil yang dipegang oleh kasir Tanjung Priok,

dengan perjanjian AP akan membuat cek keluar untuk mengganti saldo kas kecil

tersebut setelah Form Advance diotorisasi.

Kami melakukan trace back ke tanggal transaksi tersebut terjadi, namun

saldo buku kas kecil menunjukkan saldo < Rp. 117.624.900, hal ini menimbulkan

pertanyaan bagaimana kas kecil meminjamkan dana ke AP sedangkan saldo kas

kecil kurang dari nominal pinjaman? Selisih saldo kas tersebut terindikasi cash

out of balance sheet (kas di luar neraca), adanya transaksi yang tidak dimasukkan

ke dalam neraca periode tersebut. Transaksi tersebut dapat terjadi karena adanya

kas masuk yang tidak disetor ke bank oleh kasir, serta adanya sisa-sisa dana

advance yang tidak dikembalikan lagi oleh kasir.

Namun hal ini masih perlu penelusuran lebih lanjut, sampai di sini kami

menemukan adanya pelanggaran SOP pada poin 4-5, di mana form advance

belum mendapat otorisasi dari pihak berwenang sesuai nominal pengajuan

dananya, tetapi oleh pihak AP telah diberikan dana tersebut dengan meminjam

dana kas kecil. Pelanggaran lainnya adalah kas kecil melakukan pengeluaran

dana > 1.500.000 melalui setor bank dan tidak dicatat pada mutasi kas kecil.

Berdasarkan temuan ini kami selaku auditor internal memberikan usulan

tindak lanjut kepada manajemen untuk melakukan perbaikan pada cash out of

balance sheet tersebut agar dapat dibukukan ke saldo neraca kas. Pengendalian

internal perlu lebih ditingkatkan, dan memberikan sanksi bagi siapapun yang

19
melanggar SOP. Selain itu kami merekomendasikan agar setiap penerimaan kas

sebaiknya melalui bank transfer/cek kecuali transaksi kas kecil. Hal ini dilakukan

untuk meminimalisir risiko kas pada bagian penerimaan.

20
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan analisis pada BAB III dapat ditarik kesimpulan

bahwa:

1. Adanya pelanggaran terhadap SOP menjelaskan bahwa sistem pengendalian

internal yang ada belum berjalan efektif.

2. Banyaknya kegiatan operasional yang membutuhkan dana cepat melemahkan

sistem otorisasi yang ada, karena lamanya proses otorisasi dapat

menyebabkan biaya yang lebih besar pada kegiatan operasional dan hal ini

juga akan berimbas pada kerugian perusahaan.

3. Adanya penerimaan secara tunai memungkinkan bagian kasir dapat

melakukan lapping, dengan tidak mencatat penerimaan yang ada.

4.2 Saran

1. Disarankan kepada pihak manajemen PT. X untuk menambah SDM di bagian

Account Payable khususnya bagian penerimaan verifikasi pengajuan dana

advance, agar proses otorisasi dapat berjalan lebih cepat.

2. Meningkatkan sistem pengendalian internal untuk penerimaan kas agar setiap

penerimaan kas dilakukan hanya melalui cek/transfer.

3. Kami merekomendasikan kepada manajemen PT X agar memberikan sanksi

kepada siapapun yang melanggar SOP yang berlaku.

21
DAFTAR PUSTAKA

Andini, A. D. (2014). Audit Atas Kas dan Setara Kas Bank ABC. Laporan
Magang. Universitas Indonesia.
Arfiani, A. (2014). Analisis Desain Formulir sebagai Salah Satu Bentuk
Pengendalian Operasional Perusahaan pada PT Multi Hardware
Indonesia. Skripsi. Politeknik Negeri Batam.

Baridwan, Z. (2004). Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE.

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2012). Standar Akuntansi Keuangan. Edisi Revisi


2012. Salemba 4: Jakarta.

Ivanni, & Khairani, S. (n.d.). Pemeriksaan Internal Atas Penerimaan Dan


Pengeluaran Kas Dalam Meminimalkan Salah Saji Potensial Pada Pt.
Autoprima Maju Lestari Palembang. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis
Dan Kewirausahaan, 1–10.
Kieso, D. E., Weygandt, Jerry, J., & Warfield, T. D. (2011). Intermediate
Accounting (12th ed.). New Jersey: John Wiley and Sons.

. (2011). Intermediate Accounting. Washington, DC: American


Psychological Association.

Munawir. (2010). Analisa Laporan Keuangan. Edisi 4. Yogyakarta: Liberty

Rahayu, Kurnia, S., & Suhayati, E. (2010). Auditing, Konsep Dasar dan Pedoman
Pemeriksaan Akuntan Publik. Edisi Pertama, Cetakan Pertama. Jakarta:
Graha Ilmu.
Risal, A. B. (2015). Analisis Audit Internal Terhadap Efektivitas Pengendalian
Kas Pada Pt. Rajawali Jaya Sakti Kontrindo di Makassar. Skripsi.
Universitas Hasanuddin Makassar.

Sanger, H. (2015). Analisis Informasi Laporan Arus Kas Sebagai Alat Ukur
Efektivitas Kinerja Keuangan Pada PT. Gudang Analysis of Information
Cash Flow Statement for Measuring As One Cigarette Industry Company
Listed in Indonesia Stock. 15(05), 862–872.
Selfiana, Menne, F., & Thanwain. (2017). Analisis Penerapan Prosedur Audit Kas
pada PT Semen Tonasa di Pangkep. Jurnal Riset Edisi XII, 3(001).

Sugiono, A., & Untung, E. (2016). Analisa Laporan Keuangan. Edisi Revisi.
Jakarta: Grasindo.

22
Sugiri, S., & Sumiyana. (2005). Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta:
Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
Sukrisno, A. (2016). Auditing. Edisi Empat. Buku Satu. Salemba Empat:Jakarta.

Suranti, D. (2016). Perlakuan Akuntansi Kas Kecil. Accounting and Taxation,


Vol. 1, No(1), 21–24.
Sutarti, M. P. G. F. (2018). Pengaruh System Akuntansi Kas Kecil dan
Rekonsialisasi Bank Terhadap Efektifitas Pengendalian Kas. Skripsi.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor.

Widyaningsih, T. (2013). Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Dan


Pengeluaran Kas Pada Hotel Bukit Asri Semarang. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1–18.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

23
LAMPIRAN
Lampiran 1 (Surat Tugas)

SURAT TUGAS
002/ST/I/2019

Dasar :Mengacu kepada aturan penilaian atas penyajian laporan keuangan


secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK).

MENUGASKAN

Kepada : 1. Bahrul (Ketua Tim Auditor)


2. Rika Putri Amelia Listiana (Auditor Senior)
3. Winda Amalia (Auditor Senior)
4. Jihan Syahnaz (Auditor Junior)
5. Irwany Nada Setyaningsih (Auditor Junior)
6. Niken Tri Rahayu (Auditor Junior)
7. Weni Solekha (Auditor Junior)
8. Yona Suciana (Auditor Junior)

Tujuan : 1. Memberi keseragaman dalam tata laksana prosedur pemeriksaan kas.


2. Menjamin adanya pengawasan intern dalam kas.
3. Memastikan kebenaran dan dapat dipertanggungjawabkan atas laporan
kas.
4. Mengadakan pencatatan secara benar dan tepat atas transaksi
yang berkaitan dengan kas.

Demikian surat tugas ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tangerang, 01 Februari 2019

Muhammad Al Fatih
Direktur
Lampiran 2 (Program Audit)
PROGRAM AUDIT INTERNAL TAHUN 2019

TANGGAL 01 FEBRUARI – 01 MARET 2019


No. BAGIAN/SUB-BAGIAN JADWAL AUDITOR KETERANGAN
1 Bagian Perencanaan Program 01 – 12 Februari Ketua :
Sub-Bagian Perencanaan Program I Bahrul - Laporan Keuangan PT X tahun 2018
- Standar Operasional Prosedur PT X
Anggota : - Buku besar mutasi kas kecil PT X tahun
Irwany Nada S 2018
Jihan Syahnaz - Rekening Koran PT X tahun 2018
Niken Tri Rahayu - Invoice transaksi tahun 2018
Rika Putri Amelia
Weni Solekha
Winda Amalia
Yona Suciana

2 Bagian Proses Pengujian 12 – 21 Februari Ketua : - Menelusuri mutasi kas kecil yang terjadi
Sub-Bagian Pemeriksaan Bahrul ditahun 2018
Finance/Cash Management - Melakukan pemeriksaan saldo kas kecil
Anggota : yang tercatat dengan yang ada secara fisik
Irwany Nada S
Jihan Syahnaz
Niken Tri Rahayu
Rika Putri Amelia
Weni Solekha
Winda Amalia
Yona Suciana

3 Bagian Proses Pelaporan 22 – 01 Maret Ketua : - Membuat daftar koreksi dari temuan yang
Sub-Bagian Pemeriksaan Bahrul ada
Finance/Cash Management - Membuat kesimpulan dan komentar hasil
Anggota : pemeriksaan kas yang perlu diketahui oleh
Irwany Nada S rekan dan memberikan saran perbaikan.
Jihan Syahnaz
Niken Tri Rahayu
Rika Putri Amelia
Weni Solekha
Winda Amalia
Yona Suciana

Ketua Tim Auditor,

Bahrul
Lampiran 3 (Daftar Pertanyaan Audit Kas)

DAFTAR PERTANYAAN TEMUAN AUDIT

No Rincian Pertanyaan Hasil Keterangan

1. Apakah setiap dokumen pendukung terkait pengeluaran


kas/bank sudah diotorisasi divisi yang berkepentingan? Close

2. Apakah bukti keluar kas/bank sudah diverifikasi oleh


kepala bagian keuangan ? Close

3. Apakah penerima uang telah membubuhkan tanda tangan


dan nama jelas sebagai tanda terima pada Bukti Keluar
Close
Kas (BKK)/ Bukti Keluar Bank (BKB)?
4. Apakah setiap pengeluaran ≤ Rp. 1.500.000 dilakukan
melalui kas kecil, selain itu melalui rekening bank Close
(Cek/Bukti Transfer)?
5. Apakah form pengajuan dana (advance) sudah mendapat Open
otorisasi pihak yang berwenang ?
6. Apakah penyerahan LPJ dilakukan dalam jangka waktu 3
minggu ? Close

7. Apakah penyerahan bukti-bukti pendukung bersama LPJ


telah diverifikasi dengan rinci ? Close

8. Apakah setiap penerimaan kas yang masuk ke rekening


bank telah sesuai dengan bukti-bukti pendukungnya ? Close

9. Apakah setiap penerimaan dan pengeluaran kas/bank


sudah dicatat dengan benar sesuai bukti pendukungnya? Open
Lampiran 4 (Lembar Ketidaksesuaian/LKS)

LAPORAN TEMUAN AUDIT INTERNAL

Tanggal: 07 Maret 2019 Bagian/Kegiatan yang Diaudit


Kas
Auditor:
Auditee: PT. “X”
Temuan:
 Terdapat cash out of balance sheet, transaksi yang tidak masuk ke dalam
neraca
 Terdapat form pengajuan dana yang belum diotorisasi namun dana sudah
dikeluarkan

Persyaratan dan Acuan:


 Laporan keuangan tahun 2018 dalam akun kas dan bank
 SOP dan flowchart pengeluaran dan penerimaan kas/bank.

Akar Masalah:
 Terlalu banyak transaksi yang terjadi
 Lamanya proses otorisasi
 Kurangnya pengendalian internal dalam hal penerapan SOP verifikasi
otorisasi dokumen

Usulan Tindak Lanjut: Tanggal Penyelesaian:


 Meningkatkan Internal control 07 Maret 2019
dan menambah staff advance.
 Memberikan sanksi bagi Auditor Auditee
pelanggar.
 Melakukan perbaikan pada
transaksi di luar neraca.
(Rika Putri A.) (Nur)
Verifikasi: Open/Close Tanggal Verifikasi:
08 Maret 2019

Pengesahan:
Ketua Tim Auditor Ketua Tim Jaminan Mutu

(Bahrul) (Renita Sugiarto)


Lampiran 5 (Audit Status Log)

AUDIT STATUS LOG

HASIL AUDIT INTERNAL BAGIAN PEMANTAUAN DAN PELAPORAN (BPEP) TAHUN 2018

Tgl. Terbit Batas Waktu Rencana


Tanggal Area yang Dok.
Bag/ Subbag. Tim Audit Temuan Aksi/ Keterangan Laporan Tindak Audit
Audit Diaudit Acuan
Audit Perbaikan Selanjutnya
01/02/2019 Finance Cash Bahrul Form pengajuan Melakukan 28/02/2019 Invoice, 11/03/2019 01/04/2019
Management Rika Putri Amelia L. dana yang belum penelusuran SOP,
Jihan Syahnaz diotorisasi transaksi kas Rekening
Irwany Nada S. Koran
Niken Tri Rahayu
Weni Solekha
Winda Amalia
Yona Suciana
01/02/2019 Finance Cash Management Bahrul Cash out of Melakukan kas 28/02/2019 Laporan 11/03/2019 01/04/2019
Rika Putri Amelia L. balance sheet Opname, Keuangan
Jihan Syahnaz
Irwany Nada S. memeriksa mutasi , Buku
Niken Tri Rahayu kas kecil Mutasi
Weni Solekha Kas
Winda Amalia
Yona Suciana
01/02/2019 Finance Cash Management Bahrul Bukti keluar Melakukan 28/02/2019 Mutasi 11/03/2019 01/04/2019
Rika Putri Amelia L. kas/bank belum di penelusuran kas kecil,
Jihan Syahnaz verifikasi
Irwany Nada S. transaksi kas dan Invoice
Niken Tri Rahayu invoice
Weni Solekha
Winda Amalia
Yona Suciana
01/02/2019 Finance Cash Management Bahrul Penerima uang Melakukan 28/02/2019 Invoice, 11/03/2019 01/04/2019
Rika Putri Amelia L. tidak penelusuran mutasi SOP
Jihan Syahnaz membubuhkan
Irwany Nada S. tanda tangan pada kas kecil ke bukti
Niken Tri Rahayu form BKK transaksi
Weni Solekha
Winda Amalia
Yona Suciana
01/02/2019 Finance Cash Management Bahrul Transaksi Ditemukan pada 28/02/2019 SOP 11/03/2019 01/04/2019
Rika Putri Amelia L. pengeluaran kas saat cross check
Jihan Syahnaz kecil ≤ Rp.
Irwany Nada S. 1.500.000 mutasi kas kecil
Niken Tri Rahayu
Weni Solekha
Winda Amalia
Yona Suciana
01/02/2019 Finance Cash Management Bahrul Penyerahan LPJ Penelusuran pada 28/02/2019 SOP, 11/03/2019 01/04/2019
Rika Putri Amelia L. lebih dari 3 aging advance Aging
Jihan Syahnaz minggu
Irwany Nada S. advance
Niken Tri Rahayu
Weni Solekha
Winda Amalia
Yona Suciana
01/02/2019 Finance Cash Management Bahrul Penyerahan LPJ Cross check bukti 28/02/2019 Invoice, 11/03/2019 01/04/2019
Rika Putri Amelia L. sudah diserahkan transaksi SOP
Jihan Syahnaz dengan bukti-bukti
Irwany Nada S. pendukung
Niken Tri Rahayu
Weni Solekha
Winda Amalia
Yona Suciana
01/02/2019 Finance Cash Management Bahrul Penerimaan kas Memeriksa 28/02/2019 Rekening 11/03/2019 01/04/2019
Rika Putri Amelia L. masuk pada bank Rekening koran koran,
Jihan Syahnaz sudah sesuai
Irwany Nada S. dengan bukti khusus petty cash mutsi
Niken Tri Rahayu pendukung petty cash
Weni Solekha
Winda Amalia
Yona Suciana
01/02/2019 Finance Cash Management Bahrul Pencatatan kas Penelusuran ke 28/02/2019 Bukti 11/03/2019 01/04/2019
Rika Putri Amelia L. masuk dan keluar bukti transaksi dan transaksi,
Jihan Syahnaz sudah sesuai
Irwany Nada S. dengan bukti yang mutasi SOP,
Niken Tri Rahayu ada Mutasi
Weni Solekha
Winda Amalia
Yona Suciana

Ketua Tim Auditor,

Bahrul
Lampiran 6 (Prosedur Audit Kas)

Prosedur Audit Kas

Dikerjakan Oleh
No Prosedur Audit
Indeks Paraf
1 Lakukan penutupan buku kas per tanggal
pemeriksaan dan tentukan saldonya.

2 Adakan kas opname tanpa pemberitahuan


sebelumnya.
3 Bandingkan saldo kas menurut kas opname
dengan saldo buku dan buat berita acara
pemeriksaan kas.
4 Lakukan rekonsiliasi rekening bank dengan
buku kas.
5 Kirim konfirmasi bank

6 Cek angka neraca dengan saldo akhir perkiraan


kas di buku besar.
7 Cek saldo awal perkiraan kas dibuku besar dan
saldo akhir pada KKP tahun lalu.
8 Tentukan sampel bukti-bukti kas yang akan
diperiksa.
9 Teliti sampel bukti-bukti kas dan buku-buku
hariannya
10 Periksa sahnya penerimaan-penerimaan dan
pengeluaran-pengeluaran kas dengan dokumen-
dokumen dasarnya untuk menentukan apakah
tidak ada lapping.
Klien Dibuat oleh: Diperiksa oleh: Indeks
-
PT. X
Judul: Tanggal: Tanggal: Periode:
Siklus Penerimaan dan
Pengeluaran Kas/Bank 31/12/2018
Lampiran 7 (Mutasi Kas Kecil)
PT X
Subledger Report
Period Dec 18
Petty Cash
Category
IDR
Batch Name GL Date Entered Debit Entered Credit Accounted Debit Accounted Credit Net Amount
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1350613 01-DEC-18 150.000,00 150.000,00 (150.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1350613 01-DEC-18 150.000,00 150.000,00 (150.000,00)
Advance RCM RPX PETTY CASH A 1357797 03-DEC-18 170.000,00 170.000,00 (170.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1357797 03-DEC-18 150.000,00 150.000,00 (150.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1357797 03-DEC-18 200.000,00 200.000,00 (200.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1357797 03-DEC-18 72.796,00 72.796,00 (72.796,00)
Monitoring Advance RCM RPX PETTY CASH A 1357797 03-DEC-18 30.890,00 30.890,00 30.890,00
Receipt RCM RPX PETTY CASH A 1357797 03-DEC-18 547.645,00 547.645,00 547.645,00
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1360807 04-DEC-18 280.000,00 280.000,00 (280.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1360807 04-DEC-18 200.000,00 200.000,00 (200.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1360807 04-DEC-18 151.000,00 151.000,00 (151.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1360807 04-DEC-18 135.000,00 135.000,00 (135.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1360807 04-DEC-18 93.000,00 93.000,00 (93.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1360807 04-DEC-18 41.354,00 41.354,00 (41.354,00)
Monitoring Advance RCM RPX PETTY CASH A 1360807 04-DEC-18 7.500,00 7.500,00 7.500,00
Advance RCM RPX PETTY CASH A 1363810 05-DEC-18 30.000,00 30.000,00 (30.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1363810 05-DEC-18 150.000,00 150.000,00 (150.000,00)
Receipt RCM RPX PETTY CASH A 1363810 05-DEC-18 766.000,00 766.000,00 766.000,00
Advance RCM RPX PETTY CASH A 1365815 06-DEC-18 350.000,00 350.000,00 (350.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1365815 06-DEC-18 150.000,00 150.000,00 (150.000,00)
Advance RCM RPX PETTY CASH A 1367830 07-DEC-18 500.000,00 500.000,00 (500.000,00)
Advance RCM RPX PETTY CASH A 1367830 07-DEC-18 250.000,00 250.000,00 (250.000,00)
Advance RCM RPX PETTY CASH A 1367830 07-DEC-18 500.000,00 500.000,00 (500.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1367830 07-DEC-18 197.579,00 197.579,00 (197.579,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1367830 07-DEC-18 453.500,00 453.500,00 (453.500,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1367830 07-DEC-18 341.203,00 341.203,00 (341.203,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1367830 07-DEC-18 93.000,00 93.000,00 (93.000,00)
Receipt RCM RPX PETTY CASH A 1367830 07-DEC-18 457.000,00 457.000,00 457.000,00
Receipt RCM RPX PETTY CASH A 1367830 07-DEC-18 3.023.905,00 3.023.905,00 3.023.905,00
Advance RCM RPX PETTY CASH A 1372934 10-DEC-18 200.000,00 200.000,00 (200.000,00)
Monitoring Advance RCM RPX PETTY CASH A 1372934 10-DEC-18 50.000,00 50.000,00 50.000,00
Monitoring Advance RCM RPX PETTY CASH A 1372934 10-DEC-18 4.000,00 4.000,00 4.000,00
Receipt RCM RPX PETTY CASH A 1372934 10-DEC-18 651.079,00 651.079,00 651.079,00
Advance RCM RPX PETTY CASH A 1374928 11-DEC-18 300.000,00 300.000,00 (300.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1374928 11-DEC-18 210.431,00 210.431,00 (210.431,00)
Monitoring Advance RCM RPX PETTY CASH A 1374928 11-DEC-18 7.500,00 7.500,00 7.500,00
Receipt RCM RPX PETTY CASH A 1374928 11-DEC-18 150.000,00 150.000,00 150.000,00
Advance RCM RPX PETTY CASH A 1377932 12-DEC-18 140.000,00 140.000,00 (140.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1377932 12-DEC-18 357.000,00 357.000,00 (357.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1377932 12-DEC-18 49.500,00 49.500,00 49.500,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1377932 12-DEC-18 150.000,00 150.000,00 (150.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1377932 12-DEC-18 150.000,00 150.000,00 (150.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1377932 12-DEC-18 250.000,00 250.000,00 (250.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1377932 12-DEC-18 45.000,00 45.000,00 45.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1377932 12-DEC-18 525.000,00 525.000,00 (525.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1377932 12-DEC-18 100.000,00 100.000,00 (100.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1377932 12-DEC-18 225.000,00 225.000,00 (225.000,00)
Receipt RCM RPX PETTY CASH A 1381298 13-DEC-18 850.000,00 850.000,00 850.000,00
Advance RCM RPX PETTY CASH A 1383912 14-DEC-18 250.000,00 250.000,00 (250.000,00)
Advance RCM RPX PETTY CASH A 1383912 14-DEC-18 500.000,00 500.000,00 (500.000,00)
Receipt RCM RPX PETTY CASH A 1383912 14-DEC-18 2.352.703,00 2.352.703,00 2.352.703,00
Advance RCM RPX PETTY CASH A 1390030 17-DEC-18 500.000,00 500.000,00 (500.000,00)
Advance RCM RPX PETTY CASH A 1390030 17-DEC-18 200.000,00 200.000,00 (200.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1390030 17-DEC-18 170.000,00 170.000,00 (170.000,00)
Advance RCM RPX PETTY CASH A 1391046 18-DEC-18 250.000,00 250.000,00 (250.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1391046 18-DEC-18 90.140,00 90.140,00 90.140,00)
Monitoring Advance RCM RPX PETTY CASH A 1391046 18-DEC-18 7.500,00 7.500,00 7.500,00
Monitoring Advance RCM RPX PETTY CASH A 1391046 18-DEC-18 5.400,00 5.400,00 5.400,00
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1394049 19-DEC-18 229.429,00 229.429,00 (229.429,00)
Monitoring Advance RCM RPX PETTY CASH A 1394049 19-DEC-18 101.000,00 101.000,00 101.000,00
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1397047 20-DEC-18 240.000,00 240.000,00 (240.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1397047 20-DEC-18 100.000,00 100.000,00 (100.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1397047 20-DEC-18 150.000,00 150.000,00 (150.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1397047 20-DEC-18 400.000,00 400.000,00 (400.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1397047 20-DEC-18 164.000,00 164.000,00 (164.000,00)
Receipt RCM RPX PETTY CASH A 1397047 20-DEC-18 650.431,00 650.431,00 650.431,00
Advance RCM RPX PETTY CASH A 1399043 21-DEC-18 200.000,00 200.000,00 (200.000,00)
Advance RCM RPX PETTY CASH A 1399043 21-DEC-18 500.000,00 500.000,00 (500.000,00)
Advance RCM RPX PETTY CASH A 1399043 21-DEC-18 500.000,00 500.000,00 (500.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1399043 21-DEC-18 130.723,00 130.723,00 (130.723,00)
Monitoring Advance RCM RPX PETTY CASH A 1413147 26-DEC-18 300,00 300,00 300,00
Monitoring Advance RCM RPX PETTY CASH A 1413147 26-DEC-18 7.500,00 7.500,00 7.500,00
Receipt RCM RPX PETTY CASH A 1413147 26-DEC-18 149.000,00 149.000,00 149.000,00
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1416174 27-DEC-18 267.569,00 267.569,00 (267.569,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1416174 27-DEC-18 35.000,00 35.000,00 35.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1416174 27-DEC-18 93.000,00 93.000,00 93.000,00)
Receipt RCM RPX PETTY CASH A 1416174 27-DEC-18 1.144.140,00 1.144.140,00 1.144.140,00
Advance RCM RPX PETTY CASH A 1419158 28-DEC-18 250.000,00 250.000,00 (250.000,00)
Advance RCM RPX PETTY CASH A 1419158 28-DEC-18 500.000,00 500.000,00 (500.000,00)
Advance RCM RPX PETTY CASH A 1419158 28-DEC-18 500.000,00 500.000,00 (500.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1421127 29-DEC-18 450.000,00 450.000,00 (450.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1421127 29-DEC-18 90.000,00 90.000,00 90.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1421127 29-DEC-18 133.400,00 133.400,00 (133.400,00)
Receipt RCM RPX PETTY CASH A 1421127 29-DEC-18 1.001.500,00 1.001.500,00 1.001.500,00
Advance RCM RPX PETTY CASH A 1429275 31-DEC-18 200.000,00 200.000,00 (200.000,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1429275 31-DEC-18 307.471,00 307.471,00 (307.471,00)
Expense RCM RPX PETTY CASH A 1429275 31-DEC-18 340.000,00 340.000,00 (340.000,00)
Monitoring Advance RCM RPX PETTY CASH A 1429275 31-DEC-18 8.600,00 8.600,00 8.600,00
Monitoring Advance RCM RPX PETTY CASH A 1429275 31-DEC-18 5.500,00 5.500,00 5.500,00
Receipt RCM RPX PETTY CASH A 1429275 31-DEC-18 2.117.252,00 2.117.252,00 2.117.252,00
Lampiran 8 (Contoh Form Pengajuan Dana)

PT X
Lanjutan Lampiran 8 (Contoh Bukti Pendukung LPJ)

PT X
Jl. Ciputat Raya No.
99, Pondok Pinang,
Jakarta Selatan
Lampiran 9 (Job Sheet Form)

10-Dec-18
Lampiran 10 (Rekening Koran Sebagian)

PT X

For Advance Payment 117,624,900.00


Setor Tunai

Cek 896312 117,624,900.00


Tarik Tunai 00896312
Lampiran 11 (SOP Pengeluaran Kas/Bank)

PT. X
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGELOLAAN KEUANGAN
PROSEDUR PENGELUARAN KAS/BANK

Ruang Lingkup
Prosedur ini dimulai sejak pembuatan Bukti Keluar Kas/Bank oleh divisi yang berkepentingan dan berakhir setelah
pengeluaran kas oleh kasir atau diberikannya Bukti Transfer oleh Bagian Keuangan kepada yang berkepentingan.

Pengendalian Internal
a. Dokumen pendukung terlebih dahulu harus disetujui oleh kepala bagian atasan yang terkait
b. Bukti keluar kas/bank harus diverifikasi kepala bagian keuangan dan ditambahkan kode rekening.
c. Penerima uang harus membubuhkan tanda tangan dan nama jelas sebagai tanda terima pada Bukti Keluar Kas (BKK)/
Bukti Keluar Bank (BKB)
d. Pengeluaran ≤ Rp. 1.500.000 dilakukan melalui kas kecil, selain itu harus melalui rekening bank (Cek/Bukti Transfer)
e. Apabila terdapat Form pengajuan dana (advance) harus mendapat otorisasi pihak yang berwenang dan menyerahkan
LPJ (Lembar Pertanggung Jawaban) penggunaan dana beserta bukti pendukungnya paling lambat 3 minggu setelah
dana diterima
Sistem Otorisasi
Persetujuan pengeluaran Kas/Bank dilakukan oleh Kepala Bagian keuangan

Pihak terkait
a. Divisi yang berkepentingan
b. Akuntansi dan Keuangan
c. Kasir
d. Manajer Keuangan

Dokumen
a. Bukti Keluar Kas (BKK) / Bukti Keluar Bank (BKB)
b. Dokumen pendukung lain

Prosedur Kegiatan
a. Divisi yang berkepentingan, membuat BKK/BKB sesuai kebutuhan dan dilampiri dengan bukti pendukung
b. Setiap BKK/BKB yang dibuat harus mendapat persetujuan dan paraf kepala bagian terkait untuk selanjutnya
disampaikan ke bagian keuangan untuk diverifikasi
c. Bagian keuangan memeriksa kebenaran bukti dan dokumen pendukungnya, dan membubuhkan kode
rekening serta paraf sebagai verifikator
d. Kepala bagian keuangan melakukan otorisasi pengeluaran kas/bank yang didukung bukti/dokumen
e. Manajer keuangan melakukan persetujuan pembiayaan kas/bank
f. Kasir/Treasury melakukan pembayaran kepada divisi yang berkepentingan
Lanjutan Lampiran 11 (SOP Pengeluaran Kas/Bank)

PT. X
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGELOLAAN KEUANGAN
PROSEDUR PENGELUARAN KAS/BANK

Bagian Terkait
Divisi yang berkepentingan Keuangan Treasury / Kasir

Dok. Pendukung

BKK/BKB

Dok. Pendukung

Paraf Kepala
BKK/BKB
Bagian

Verifikasi:
a. Periksa
b. Isi kode/rekening
c. Paraf

Otorisasi&
Pembayaran

Dok. Pendukung
BKK/BKB

Bukti transfer/Rp Bukti transfer/Rp

Disposisi Nama Jabatan Paraf


dibuat oleh Risa Andini Manajer
diperiksa oleh Nurkholis Management Representatif
disetujui oleh M. Al Fatih Direktur
Lampiran 12 (SOP Penerimaan Kas/Bank)

PT. X
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGELOLAAN KEUANGAN
PROSEDUR PENERIMAAN KAS/BANK

Ruang Lingkup
Proses dalam penerimaan kas harus dituangkan dalam prosedur penerimaan kas agar transaksi penerimaan kas tersebut
aman, sesuai dengan kebijakan perusahaan, dilengkapi bukti yang kuat serta diotorisasi oleh pihak-pihak yang berwenang.

Pengendalian Internal
a. Setiap penerimaan kas harus disetor ke bank sesuai dengan bukti-bukti pendukungnya
b. Kasir mempersiapkan form setoran bank & menyetorkan uang ke bank setiap hari pertama kerja bank, jika bertepatan
dengan hari libur maka uang harus disimpan dalam brankas
c. Membuat rekapan untuk setiap penerimaan baik kas/bank

Sistem Otorisasi
Persetujuan dan verifikasi Penerimaan Kas/Bank dilakukan oleh bagian keuangan

Pihak terkait
a. Akuntansi dan Keuangan
b. Kasir

Dokumen
a. Bukti Kas Masuk
b. Bukti Setor Bank
c. Dokumen pendukung lain

Prosedur Kegiatan
a. Penyetor menyerahkan uang tunai/cek kepada kasir disertai bukti pendukung
b. Kasir harus melakukan croscheck antara jumlah uang dengan bukti pendukungnya
c. Kasir membuat Bukti Kas Masuk (BKM) rangkap 3 dan diserahkan kepada penyetor untuk ditandatangani
d. Bukti Kas Masuk (VBKM) lembar ke 2 & 3 diminta kembali oleh kasir
e. Bukti Kas Masuk (VBKM) lembar ke 3 dan bukti setor bank harus diserahkan kepada bagian akuntansi keuangan
f. Kasir mencatat dalam buku kasir dan mengarsipkan Voucher Bukti Kas Masuk (VBKM) lembar ke 2 dilengkapi bukti
penerimaan
Lanjutan Lampiran 12 (SOP Penerimaan Kas/Bank)

PT. X
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGELOLAAN KEUANGAN
PROSEDUR PENERIMAAN KAS/BANK

Bagian Terkait
Keuangan Akuntansi
1

Dok. Pendukung Bukti Setor Dok. Pendukung


Bank Dok. Pendukung
3
BKM 2
Cek/Uang Tunai
BKM
3
BKM
Memeriksa
kesesuaian
cek/jumlah uang
dengan Bukti Rekap Bukti Rekap
dok.pendukung

Bukti Setor
Membuat Bank
Bukti Kas
Masuk (BKM)

Cek /Uang Tunai Menyetor


Dok. Pendukung cek/uang
ke bank
3
BKM 2
BKM 1 Bukti Setor
BKM Bank

Penyetor

Disposisi Nama Jabatan Paraf


dibuat oleh Risa Andini Manajer
diperiksa oleh Nurkholis Management Representatif
disetujui oleh M. Al Fatih Direktur

Anda mungkin juga menyukai