Anda di halaman 1dari 32

AUDIT PLAN, AUDIT PROCEDURES & AUDIT TEKNIK

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti


mata kuliah Auditing 1

Oleh
ANDRIYANI PUTRI AMELIA
NIM. 2016121891

BANGKIT OETOMO PUTRA


NIM. 2016120259

EVA SARTIKA
NIM. 2016120205

IRWANY NADA SETYANINGSIH


NIM. 2016121816

NURLAILA
NIM. 2016121310

SITI AQILATUL MUNAWAROH


NIM. 2016121389

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAMULANG

TANGERANG SELATAN

2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “AUDIT PLAN, AUDIT PROCEDURES &
AUDIT TEKNIK”. Penulisan makalah ini kami lakukan untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Auditing 1.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dorongan dari semua pihak
penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Hal ini disebabkan karena
keterbasan pengetahuan yang kami miliki. Sehingga penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moral
maupun materiil.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Dan penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca khususnya mahasiswa/mahasiswi Universitas Pamulang.

Pamulang, Mei 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Audit Plan...............................................................................................3

2.2 Audit Procedures..................................................................................12

2.3 Audit Teknik.........................................................................................12

BAB III PENUTUP..............................................................................................27

3.1 Kesimpulan...........................................................................................27

3.2 Saran.....................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Auditing merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara

kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan

keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan

pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat

memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan, hasil usaha,

perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.

Pemeriksaan dilakukan secara kritis dan sistematis dengan

berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik mentaati kode etik

IAI dan aturan etika profesi akuntan publik serta mematuhi standar

pengendalian mutu.

Agar pemeriksaan dapat dilakukan secara sistematis, akuntan

publik harus merencanakan pemeriksaannya sebelum proses pemeriksaan

dimulai, dengan membuat apa yang disebut rencana pemeriksaan ( audit

plan ). Dalam audit plan antara lain dicantumkan kapan pemeriksaan

dimulai, berapa lama jangka waktu pemeriksaan diperkirakan, kapan

laporan harus selesai, berapa orang audit staf yang ditugaskan, masalah-

masalah yang diperkirakan akan dihadapi di bidang auditing, akuntansi

(accounting), perpajakan dan lain-lain.

1
Selain audit plan, terdapat jenis audit lain seperti audit procedures

dan audit teknik. Audit procedures dilakukan dalam rangka mendapatkan

bahan-bahan bukti (audit evidence) yang cukup untuk mendukung

pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan. Untuk itu diperlukan

audit teknik yaitu cara-cara memperoleh audit evidence.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan Audit Plan ?

2. Apa yang dimaksud dengan Audit Procedures?

3. Apa yang dimaksud dengan Audit Teknik ?

1.3. Tujuan penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini adalah

untuk menjelaskan kepada Pembaca tentang bagaimana penjelasan terkait

apa-apa saja dalam audit plan, audit procedures dan audit teknik.

1.4. Manfaat Penulisan

Berdasarkan tujuan penulisan makalah ini, maka penulis mengharapkan

makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca agar pembaca dapat

memahami dan menambah pengetahuan tentang audit plan, audit

procedures dan audit teknik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. AUDIT PLAN

2.1.1. Pengertian Audit Plan

Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang

dibutuhkan oleh auditor untuk melakukan perencanaan

audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan

program audit menyeluruh.

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi

menyeluruh pelaksanaan dan ruang lingkup audit yang

diharapkan. Sifat, luas, dan saat perencanaan bermacam-

macam dengan ukuran dan kompleksitas satuan usaha,

pengalaman mengenai satuan usaha, dan pengetahuan

tentang bisnis satuan usaha.

Tiga alasan utama mengapa auditor harus

merencanakan penugasan dengan tepat :

1. Untuk memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang

tepat yang mencukupi pada situasi yang dihadapi.

2. Untuk membantu menjaga biaya audit tetap wajar.

3. Untuk menghindarkan kesalahpahaman dengan klien

2.1.2. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan

3
Hal yang harus dipertimbangkan oleh auditor dalam

perencanaan audit adalah:

a. Masalah yang berkaitan dengan bisnis satuan usaha

tersebut dan industri dimana satuan usaha tersebut

beroperasi didalamnya,

b. Kebijakan dan prosedur akuntansi satuan usaha tersebut.

c. Metode yang digunakan oleh satuan usaha tersebut

dalam mengolah informasi akuntansi,

d. Penetapan tingkat resiko pengendalian yang

direncanakan,

e. Pertimbangan awal tentang materialitas untuk tujuan

audit,

f. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan

penyesuaian.

g. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau

pengubahan pengujian audit, dan

h. Sifat audit yang dilaporkan akan diserahkan kepada

pemberi tugas

2.1.3. Isi Audit Plan

Isi dari Audit Plan mencakup :

1. Hal-hal mengenai klien pengetahuan tentang bisnis

klien, membantu auditor dalam :

4
a. Mengindentifikasi bidang yang memerlukan

pertimbangan khusus

b. Menilai kondisi yang didalamnya data akuntansi

yang dihasilkan,diolah, di review dan dikumpulkan

dalam organisasi.

c. Menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian atas

persediaan, depresiasi,  penyisihan piutang ragu-

ragu, persentase penyelesaian kontrak jangka

panjang.

d. Menilai kewajaran representasi manajemen.

Mempertimbangkan kesesuaian prinsip akuntansi

yang diterapkan dan kecukupan pengungkapannya.

2. Hal-hal yang mempengaruhi klien

Bisa didapat dari majalah-majalah ekonomi / surat

kabar, antara lain : Business  News , Ekonomi

Keuangan Indonesia.

Contoh : adanya peraturan-peraturan baru yang dapat

mempengaruhi klien

3. Rencana kerja auditor, hal-hal penting antara lain :

a. Staffing

b. Waktu pemeriksaan :

1.) Waktu dimulainya suatu pemeriksaan

2.) Berapa lama waktu pemeriksaan

5
3.) Dead Line

4.) Budget, baik dalam jumlah jam kerja maupun

biaya pemeriksaan

c. Jenis jasa yang diberikan

1.) General Audit

2.) Special Audit

3.) Bantuan Adminstrasi

4.) Menyusun Neraca / Laba Rugi

5.) Perpajakan

Hal-hal tambahan :

a. Bantuan-bantuan yang dapat diberikan klien

1.) Mengisi formulir konfirmasi piutang, utang

2.) Membuat schedule-schedule

b. Time Schedule

2.1.4. Langkah-langkah Dalam Kegiatan Audit Plan

1. Memahami bisnis dan industri klien

Untuk menyusun rencana audit, auditor harus

mengetahui tentang usaha klien untuk memahami

kejadian - kejadian, transaksi - transaksi, dan praktik -

praktik yang mungkin mempunyai pengaruh terhadap

laporan keuangan. Yang perlu diketahui :

6
a. Jenis usaha, jenis produk dan jasa, lokasi

perusahaan dan karakteristik operasinya, metode

produksi dan pemasaran.

b. Jenis industri, mudah tidaknya industri tersebut

dipengaruhi kondisi ekonomi, kebijaksanaan dan

praktik sebagian besar industri.

c. Adanya transaksi dalam hubungan istimewa

d. Peraturan pemerintah yang mempengaruhi

perusahaan dan industri

e. Struktur pengendalian intern perusahaan

f. Sifat laporan yang harus diserahkan kepada suatu

lembaga tertentu.

2. Memahami dan menilai struktur pengendalian intern.

Pengendalian intern adalah suatu proses yang

dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan

personel lain entitas yang didesain untuk memberikan

keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan

tujuan yaitu : Keandalan pelaporan keuangan,

Efektivitas dan efisiensi operasi, Kepatuhan terhadap

hukum dan peraturan yang berlaku

3. Menentukan tingkat materialitas

Materialistis didefinisikan sebagai suatu nilai informasi

akuntansi yang dihilangkan atau salah disajikan, yang

7
dalam lingkungan yang berlaku, mungkin akan

mengubah pertimbangan seorang yang bersandar pada

informasi tersebut karena hilangnya atau salahnya

penyajian informasi tersebut. Dalam perencanaan audit,

auditor harus menentukan materialitas pada dua

tingkatan :

a. Tingkat laporan keuangan karena pendapat auditor

tentang kewajaran meliputi laporan keuangan

secara keseluruhan.

b. Tingkat saldo akun atau kelompok transaksi karena

auditor harus memverifikasi saldo akun atau

kelompok transaksi dalam rangka memperoleh

kesimpulan tentang kewajaran laporan keuangan.

Materialistis merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi pertimbangan auditor dalam

menentukan jumlah bukti yang cukup. Semakin

material atau pentingnya suatu saldo akun, maka untuk

memperoleh keyakinan yang memadai dibutuhkan

bukti yang semakin besar jumlahnya.

4. Menentukan tingkat risiko audit awal

Yaitu risiko bahwa auditor secara tidak sadar gagal

untuk menyesuaikan pendapatnya atas laporan

8
keuangan yang salah saji secara material. Komponen

risiko audit terdiri dari :

a. Risiko bawaan kerentanan suatu saldo akun atau

golongan transaksi terhadap suatu salah saji

material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat

kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern

yang terkait

b. Risiko pengendalian, risiko terjadinya salah saji

material dalam suatu asersi yang tidak dapat

dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh

struktur pengendalian intern entitas

c. Risiko penurunan, risiko yang timbul sebagai

akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji

material yang terdapat dalam suatu asersi

5. Melakukan komunikasi dengan auditor lain, jika

bertindak sebagai auditor utama

Komunikasi dengan auditor lain tergantung dari posisi

KAP, sebagai auditor utama atau sebagai auditor

lain. Apabila bertindak sebagai auditor lain dan

menerima instruksi dari auditor utama, KAP wajib

menjawab setiap pertanyaan auditor lain.

Hal-hal yang harus dikomunikasikan meliputi:

a. Petunjuk audit

9
b. Jadwal penyerahan laporan-laporan yang diinginkan

dari auditor lain

c. Pernyataan independen dari auditor lain

d. Rencana audit yang disusun oleh auditor lain

e. Audit clearence oleh auditor lain

f. Kuesioner audit yang harus diisi oleh auditor lain

g. Catatan penyelesaian audit

h. Rincian saldo dan transaksi antar afiliasi

i. Check list pengungkapan

j. Review kejadian setelah tanggal neraca

6. Menyusun rencana audit

Cakupan Rencana Audit meliputi:

a. Tujuan perikatan

b. Kondisi bisnis dan industri klien

c. Pengendalian intern

d. Area-area kritis dan penting

e. Penetapan materialitas

f. Risiko audit

g. Rencana sample

h. Personalia dan jadwal

Rencana Audit merupakan proses akumulatif,

artinya apa yang sudah ditetapkan dalam Rencana

10
Audit bukanlah harga mati yang tidak dapat diubah.

Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan lapangan

dijumpai adanya ketidaksesuaian antara yang

direncanakan dengan kondisi lapangan, maka in-charge

segera menginformasikan adanya penyimpangan ini,

termasuk saran perubahan terhadap rencana audit,

kepada manager dalam sebuah memorandum. Manager

kemudian menginformasikan perubahan ini kepada

Partner untuk mendapatkan persetujuan. Perubahan

terhadap rencana audit yang telah disetujui oleh Partner

diringkaskan dalam Revisi Rencana Audit

7. Menyusun audit program

Audit program dirancang untuk memenuhi tujuan audit

atas transaksi dan akun-akun utama dalam laporan

keuangan. Tujuan audit adalah untuk menguji asersi

manajemen dalam laporan keuangan yang meliputi :

a. Eksistensi atau keberadaan

b. Kelengkapan

c. Hak dan kewajiban

d. Penilaian atau alokasi

e. Penyajian dan pengungkapan

11
2.2. AUDIT PROCEDURES

2.2.1. Audit Procedures

Audit Procedures adalah metode atau teknik yang

digunakan oleh para auditor untuk mengumpulkan dan

mengevaluasi bahan bukti yang mencukupi dan kompeten.

Audit Procedures dilakukan dalam rangka

mendapatkan bahan-bahan bukti (audit evidence) yang

cukup untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran

laporan keuangan.

Pemilihan prosedur yang akan digunakan untuk

menyelesaikan suatu tujuan audit tertentu terjadi dalam

tahap perencanaan audit. Efektivitas prosedur dalam

memenuhi tujuan audit spesifik dan biaya pelaksanaan

prosedur tersebut harus dipertimbangkan dalam pemilihan

prosedur yang akan digunakan.

2.3. AUDIT TEKNIK

2.3.1. Audit Teknik

Setiap prosedur audit berisi cara yang harus

dilakukan untuk memperoleh bukti audit. Cara untuk

memperoleh bukti audit tersebut disebut teknik audit.

Teknik audit adalah cara-cara yang ditempuh auditor untuk

12
memperoleh pembuktian dalam membandingkan keadaan

yang sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya.

Pada dasarnya seorang auditor dalam proses

membandingkan apa yang sebenarnya dengan apa yang

seharusnya, harus mengumpulkan bukti-bukti, baik bukti

mengenai keadaan yang sebenarnya maupun bukti-bukti

mengenai keadaan yang seharusnya. Dalam hubungan ini

perlu disadari tindakan membuktikan tidaklah selalu mudah

dilakukan. Selain bukti-bukti itu tidak mudah dipahami oleh

auditor, sering kali bukti-bukti tersebut tidak mudah

diperoleh pada saat audit. Dengan demikian perlu ditempuh

berbagai cara agar bukti-bukti itu dapat diperoleh dan

dipahami oleh auditor. Mengingat pembuktian di dalam

audit adalah mutlak diperlukan, sedangkan hal itu hanya

bisa diperoleh dengan cara-cara tertentu, maka jelaslah

bahwa teknik audit harus dipelajari secara mendalam oleh

auditor. Dengan kata lain teknik audit memegang peranan

penting dalam audit.

2.3.2. Macam-macam Audit Teknik

Teknik-teknik audit diklasifikasikan dan dijelaskan dengan

lengkap, yaitu meliputi :

1) Teknik Audit untuk Bukti Pengujian Fisik

13
a. Observasi/Pengamatan

Adalah peninjauan dan pengamatan terhadap suatu

objek secara hati-hati, ilmiah dan kontinu selama

kurun waktu tertentu untuk membuktikan suatu

keadaan atau masalah. Teknik ini sering dilakukan

dari jarak jauh dan tanpa disadari oleh pihak yang

diamati. Observasi banyak mengandalkan panca

indera, kecermatan dan pengetahuan auditor. Hasil

observasi harus dituangkan dalam kertas kerja audit.

Contoh :

1. Pengamatan sekilas terhadap fasilitas dan

operasi/kegiatan yang dilakukan pada tahapan

survei pendahuluan.

2. Mobil digunakan untuk melihat apakah reboisasi

telah dilaksanakan sebagaimana mestinya. Dari

observasi ini terlihat apakah tanaman reboisasi

(penanaman kembali) tumbuh dengan baik atau

tidak.

Observasi untuk mengetahui tingkat produktivitas

pegawai misalnya:

1. Observasi terhadap petugas lapangan

menunjukkan pegawai yang telah berhenti

14
bekerja setelah tengah hari dan tidak terdapat

pengawasan atasannya,

2. Observasi terhadap pegawai bagian pemeliharaan

menunjukkan pegawai yang datang terlambat dan

pulang sebelum waktunya, serta yang cara

kerjanya tidak teratur.

b. Inventarisasi/Opname

Adalah pemeriksaan fisik dengan menghitung fisik

barang, menilai kondisinya (rusak berat, rusak ringan,

atau baik) dan membandingkannya dengan saldo

menurut buku (administrasi), kemudian mencari

sebab-sebab terjadinya perbedaan apabila ada. Hasil

opname biasanya dituangkan dalam suatu berita acara

(BA). Teknik audit inventarisasi dapat diterapkan

misalnya untuk: barang inventaris, perabot kantor,

kebun ataupun ternak, kas, persediaan barang, sejauh

ada fisiknya.

Contoh :

1. BAP (Berita Acara Pemeriksaan) Kas, beserta

Register Pemeriksaan BAP Kas

2. BAP (Berita Acara Pemeriksaan) Fisik Untuk

Persediaan/Inventaris, beserta Daftar Pendukung

BAP Fisik Untuk Persediaan/Inventaris

15
c. Inspeksi

Adalah meneliti secara langsung ke tempat kejadian,

yang lazim pula disebut on the spot inspection, yang

dilakukan secara rinci dan teliti. Inspeksi sering

dilakukan dengan pendadakan dan biasanya tidak

diikuti dengan pembuatan suatu berita acara (BA).

Contoh :

1. Inspeksi pelaksanaan tugas di lapangan, apakah

semua pegawai hadir.

2. Inspeksi apakah ruang kerja rapi dan bersih.

2) Teknik Audit untuk Bukti Dokumen

a. Verifikasi

Adalah pengujian secara rinci dan teliti tentang

kebenaran, ketelitian perhitungan, kesahihan,

pembukuan, pemilikan dan eksistensi suatu dokumen.

Verifikasi mencakup teknik-teknik audit lain untuk

mengumpulkan dan mengevaluasi bukti dokumen.

b. Cek

Cek adalah menguji kebenaran atau keberadaan

sesuatu, dengan teliti.

Contoh :

1. Cek apakah barang yang dibeli telah diterima

16
2. Cek apakah merek mesin yang diterima sesuai

dengan yang dipesan

3. Cek apakah peralatan yang dibeli adalah baru dan

lengkap

4. Cek apakah barang yang dibeli dapat berfungsi

dan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan

c. Uji/Test

Uji atau test adalah penelitian secara mendalam

terhadap hal-hal yang esensial atau penting.

Contoh:

1. Uji rumus yang digunakan oleh auditi. Dalam hal

ini maka auditor harus melakukan penelitian

untuk meyakini bahwa rumus yang digunakan

auditi tepat.

2. Dalam hal auditi mempunyai beberapa alternatif,

auditor menguji apakah alternatif yang dipilih

oleh auditi adalah alternatif yang terbaik.

3. Uji apakah teknik metode kerja yang digunakan

oleh auditi adalah tepat, efisien dan hemat.

d. Footing

Adalah menguji kebenaran penjumlahan subtotal dan

total dari atas ke bawah (vertikal). Footing dilakukan

terhadap data yang disediakan oleh auditi. Tujuan

17
teknik audit footing adalah untuk menentukan apakah

data atau laporan yang disediakan auditi dapat

diyakini ketepatan perhitungannya. Teknik audit

footing tidak digunakan untuk menguji kebenaran

penjumlahan dari atas ke bawah (vertikal) atas kertas

kerja yang dibuat sendiri oleh auditor.

e. Cross Footing

Adalah menguji kebenaran penjumlahan subtotal dan

total dari kiri ke kanan (horizontal). Sama halnya

dengan teknik audit footing, cross footing dilakukan

terhadap perhitungan yang dibuat oleh auditi.

f. Vouching

Adalah menelusuri suatu informasi/data dalam suatu

dokumen dari pencatatan menuju kepada adanya

bukti pendukung (voucher); atau menelusur

mengikuti ketentuan/prosedur yang berlaku dari hasil

menuju awal kegiatan. Vouching hanya mengecek

adanya bukti (voucher) tetapi belum meneliti isinya

(substantif).

Contoh : Pada pemeriksaan termin pembayaran

kontrak pemborongan dilakukan vouching dengan

menelusuri dari laporan pembayaran termin ke buku

kas keluar dan kemudian ke bukti kuitansi

18
pembayaran, yang dihubungkan dengan berita acara

pemeriksaan penyelesaian fisik.

g. Trasir/Telusur

Adalah teknik audit dengan menelusuri suatu bukti

transaksi/kejadian (voucher) menuju ke

penyajian/informasi dalam suatu dokumen. Teknik

audit trasir merupakan cara perolehan bukti dengan

arah pengujian yang terbalik dari teknik audit

vouching.

h. Scanning

Adalah penelaahan secara umum dan dilakukan

dengan cepat tetapi teliti untuk menemukan hal-hal

yang tidak lazim atas suatu informasi/data.

Contoh :

1. Scanning terhadap buku tamu untuk memperoleh

data tentang pihak-pihak yang berhubungan

dengan pemberian suatu perizinan.

2. Scanning terhadap agenda surat masuk/keluar

untuk memperoleh adanya surat-surat

masuk/keluar yang memuat informasi/data

penting yang tidak lazim atau ada hubungannya

dengan suatu permasalahan.

19
3. Scanning terhadap buku kas keluar untuk

mengetahui secara cepat pengeluaran-

pengeluaran kas yang bernilai lebih dari

Rp5.000.000,00

i. Rekonsiliasi

Adalah mencocokkan dua data yang terpisah,

mengenai hal yang sama yang dikerjakan oleh

instansi/unit/bagian yang berbeda. Tujuan teknik

audit rekonsiliasi adalah untuk memperoleh jumlah

yang seharusnya atau jumlah yang benar mengenai

suatu hal tertentu

Contoh : Rekonsiliasi dilakukan terhadap catatan

bendahara mengenai jumlah saldo simpanan di bank

yang dituangkan dalam Buku Pembantu Bank dengan

saldo simpanan di bank menurut rekening koran yang

diterima dari pihak bank. Kedua data tersebut

biasanya akan menunjukkan saldo yang berbeda

karena perbedaan waktu pencatatan. Dengan

melakukan teknik rekonsiliasi maka dapat diketahui

berapa sesungguhnya saldo simpanan di bank yang

seharusnya.

20
3) Teknik Audit untuk Bukti Analisis

a. Analisis

Adalah memecah/mengurai data/informasi ke dalam

unsur-unsur yang lebih kecil atau bagian-bagian

sehingga dapat diketahui pola hubungan antar unsur

atau unsur penting yang tersembunyi. Auditor juga

dapat melakukan pengujian dengan mencari pola

hubungan dan kecenderungan, baik berdasarkan data

internal auditi maupun berdasarkan data dari luar.

Analisis tersebut antara lain dalam bentuk:

Analisis Rasio

Teknik analisis ini biasanya digunakan dalam audit

atas laporan keuangan namun dapat dikembangkan

untuk kepentingan selain audit atas laporan keuangan.

Bentuk-bentuk rasio tersebut misalnya rasio

perputaran persediaan (inventory turnover) dan ratio

keuntungan (rentability ratio).

Analisis Statistik

Teknik analisis ini menggunakan teknik-teknik

penghitungan statistik untuk melihat rata-rata,

korelasi, kecenderungan maupun kesimpulan-

kesimpulan lain yang dapat disimpulkan dari satu atau

beberapa kelompok data.

21
b. Evaluasi

Adalah cara untuk memperoleh suatu simpulan atau

pandangan/penilaian dengan mencari pola hubungan

atau dengan menghubungkan atau merakit berbagai

informasi yang telah diperoleh, baik informasi/bukti

intern maupun bukti ekstern.

Contoh :

1. Evaluasi terhadap sistem informasi

2. Evaluasi terhadap sistem pelaporan

3. Evaluasi terhadap kinerja penerbitan sertifikat

tanah

4. Evaluasi terhadap kegiatan pengendalian banjir

5. Evaluasi jumlah produksi bensin dan produk

ikutan lainnya dari penyulingan 1000 M3

minyak mentah.

c. Investigasi

Adalah suatu upaya untuk mengupas secara intensif

suatu permasalahan melalui penjabaran, penguraian,

atau penelitian secara mendalam. Investigasi

merupakan suatu proses pendalaman dari verifikasi

setelah adanya indikasi. Tujuan teknik audit

investigasi adalah memastikan apakah indikasi yang

diperoleh dari teknik audit lainnya memang benar

22
terjadi dan merupakan penyimpangan atau tidak.

Contoh :

Auditor dapat melakukan pembacaan data atau

penyitaan berkas yang diduga mempunyai kaitan

dengan fraud yang sedang diselidiki atau dengan

memotret ruangan atau benda yang diduga memiliki

kaitan dengan peristiwa. Misalnya, pada kasus pasca

meledaknya travo dalam gardu induk atau Gas

Insulated Switchgear (GIS) PT PLN (Persero) di

Cawang, Menneg BUMN Sofyan Djalil

menginstruksikan agar PLN melakukan audit

investigasi secara menyeluruh untuk mengetahui

penyebab ledakan travo tersebut.

d. Pembandingan

Adalah membandingkan data dari satu unit kerja

dengan data dari unit kerja yang lain, atas hal yang

sama dan periode yang sama atau hal yang sama dari

periode yang berbeda, kemudian ditarik

kesimpulannya. Teknik pembandingan ini umumnya

digunakan sebelum teknik analisis.

Contoh :

1. Bandingkan jumlah pemakaian barang menurut

administrasi unit kerja pemakai dengan jumlah

23
pemakaian unit tersebut menurut administrasi

gudang

2. Bandingkan biaya pegawai 2010 dengan 2009

3. Bandingkan harga beli dengan harga pasar

menurut penawaran umum

4) Teknik Audit untuk Bukti Keterangan

a. Konfirmasi

Adalah memperoleh bukti sebagai peyakin bagi

auditor, dengan cara mendapatkan/meminta informasi

yang sah dari pihak yang relevan, umumnya pihak di

luar auditi. Dalam konfirmasi, auditor telah memiliki

informasi/data yang akan dikonfirmasikan.

Konfirmasi dapat dilakukan dengan lisan yaitu dengan

wawancara langsung kepada pihak yang

bersangkutan, atau dapat dilakukan secara tertulis

dengan mengirimkan surat konfirmasi. Dalam

konfirmasi, jawaban harus diterima langsung oleh

auditor. Jika konfirmasi dilakukan secara tertulis,

maka harus ditegaskan bahwa jawaban agar

dialamatkan kepada auditor. Surat permintaan

konfirmasi kepada responden sebaiknya

24
ditandatangani oleh auditi. Pada konfirmasi tertulis,

terdapat dua teknik konfirmasi, yakni:

Contoh: Konfirmasi saldo piutang, konfirmasi saldo

hutang, konfirmasi keabsahan STTPL/ijazah,

konfirmasi keabsahan sertifikat tanah dan luas tanah,

konfirmasi tentang penggunaan tata ruang tempat

pembangunan dilaksanakan.

b. Permintaan Informasi

(inquiry) dapat dilakukan untuk menggali informasi

tertentu dari berbagai pihak yang berkompeten. Pihak

yang kompeten bisa berarti pegawai atau pejabat

auditi yang berkaitan dengan permasalahan atau pihak

ketiga termasuk para spesialis atau profesional suatu

bidang ilmu. Teknik ini dapat dilakukan dengan

mengajukannya secara tertulis maupun secara lisan.

Permintaan informasi secara tertulis dapat dilakukan

dengan kuesioner (questioner), menulis surat

permintaan informasi, atau nota permintaan informasi.

Sedangkan wawancara adalah upaya memperoleh

informasi/data melalui lisan yang lebih bersifat

menggali informasi/data dari pihak yang relevan.

Contoh : (mengajukan pertanyaan)

25
(-) Apakah Anda selalu menyusun rekonsiliasi bank

secara berkala?

(+) Bagaimana cara mencocokkan uang kas dengan

buku banknya?

(-) Apakah pegawai selalu datang ke kantor tepat

waktunya?

(+) Apakah pegawai merasa bahwa jam kantor terlalu

ketat?

(-) Apakah anda selalu mengunci brankas?

(+) Bagaimana cara anda mengamankan uang yang

ada di brankas?

Keterangan:

(-) Cara mengajukan pertanyaan yang kurang baik

(+) Cara mengajukan pertanyaan yang lebih baik

26
BAB III

PENUTUP

1.1. KESIMPULAN

Sebelum menerima suatu penugasan, auditor harus memastikan

bahwa penugasan tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan semua standar

profesional, termasuk standar auditing, kode etik akuntan, dan standar

pengendalian mutu. Tahap-tahap penting dalam penerimaan suatu

penugasan meliputi : evaluasi integritas manajemen, mengidentifikasi

keadaan-keadaan khusus dan resiko tak biasa, menentukan kompetensi,

menilai independensi,menentukan bahwa pekerjaan dapat dilaksanakan

dengan cermat dan teliti, serta menerbitkan surat penugasan.

Penetapan perencanaan yang tepat merupakan pekerjaan yang

cukup sulit dalam melaksanakan audit yang efisien dan efektif. Tahapan-

tahapan perencanaan meliputi pekerjaan mendapatkan pemahaman tentang

bisnis dan industri klien, melaksanakan prosedur analitis, menentukan

pertimbangan awal, tingkat materialitas, mempertimbangkan resikoaudit,

mengembangkan strategi awal audit untuk asersi-asersi signifikan, dan

mendapatkan pemahaman mengenai struktur pengendalian intern klien

1.2. SARAN

27
DAFTAR PUSTAKA

Nurharyanto. 2009. Modul : Auditing. Edisi Kelima. Bogor : Pusat Pendidikan

dan Pelatihan Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan

28
Irawan, Rudi. 2014. Tujuan Audit Bukti Audit Prosedur Audit.

http://rudiirawantofeuh.blogspot.com/2014/04/tujuan-audit-bukti-audit-

prosedur-audit.html

Sukrisno, Agoes. 2017. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh

Akuntan Publik Buku 1 Edisi 5, Jakarta : Salemba Empat

29

Anda mungkin juga menyukai