Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AUDIT PLANE AUDIT PROGRAM AUDIT PROSEDUR AUDIT TEKNIK

Disusun oleh :

1. Iza Khoirul imam

2. Otto Adnan Hanafi

3. M. Nurkholis

UNIVERSITAS PAMULANG

Jln. Surya Kencana No.1 Pamulang Barat , Kota Tangerang Selatan , Banten 15417

1
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang sebesar besarnya kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam
makalah ini kami membahas tentang “Audit Plan, Audit Program, Audit Procedures, Audit
Teknik, Risiko Audit Dan Materialitas”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman kita mengenai materi
pemeriksaan akuntansi khususnya Bab yang kami bahas agar nantinya kita dapat memahami apa
itu konsumen, apa itu audit plan, audit program, audit procedures, audit teknik, risiko audit dan
materialitas.
Dalam menulis makalah ini kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menjadikan
dan menyajikan materi ini agar lebih menarik,mudah dibaca,dan mudah dimengerti. Selamat
membaca dan semoga sukses.

2
DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................. 3

BAB I

PENDAHULUAN .................................................................................................... 4
1.1.Latar Belakang ..................................................................................................... 4
1.2.Rumusan Permasalahan ....................................................................................... 4
1.3.Tujuan .................................................................................................................. 4

BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 5
3.1. Audit Plan (Perencanaan Pemeriksaan) .............................................................. 5
3.2. Audit Program ..................................................................................................... 7
3.3. Audit Procedures dan Audit Teknik ................................................................... 7
3.4. Risiko Audit dan Materialitas ............................................................................. 8
3.5 Contoh Kasus ...................................................................................................... 9
BAB III
PENUTUP ................................................................................................................. 10
4.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Auditing merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secar kritis dan sistematis,
oleh pihak yang Independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen
beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukunnya, dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapatan mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Dalam melakukan pemeriksaannya, akuntan publik berpedoman pada standar
professional akuntan public ( di USA: Generally Accepted Auditing Standards ), menaati
kode etik IAI dan aturan etika profesi akuntan public serta mematuhi standar pengendalian
mutu. Agar pemeriksaan dapat dilakukan secara sistematis, akuntan publik harus
merencanakan pemeriksaannya sebelum proses pemeriksaan dimulai, dengan membuat apa
yang disebut rencana pemeriksaan ( audit plan ). Dalam audit plan antara lain dicantumkan
kapan pemeriksaan dimulai, berapa lama jangka waktu pemeriksaan diperkirakan, kapan
laporan harus selesai, berapa orang audit staf yang ditugaskan, masalah-maslah yang
diperkirakan akan dihadapi di bidang auditing, akuntansi (accounting), perpajakan dan lain-
lain. Selain itu dalam audit plan , akuntan publik harus menetapkan batas materialitas dan
memperhitungkan resiko audit.
Selain audit plan, terdapat jenis audit lain seperti audit program, audit procedures dan
audit teknik, serta resiko audit dan materialitas. Audit program membantu auditor dalam
memberikan perintah kepada asisten mengenai pekerjaan yang harus dilaksanakan. Dan audit
procedures dilakukan dalam rangka mendapatkan bahan-bahan bukti ( audit avidence ) yang
cukup untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan, serta risiko audit
dan materialitas dalam PSA No. 25 diberikan pedoman bagi auditor dalam
mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan dan pelaksaan audit atas
laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan ikatan akuntan Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diajukan adalah
sebagai berikut :
 Apa yang dimaksud dengan audit plan (perencanaan pemeriksaan) ?
 Apa yang dimaksud dengan audit program ?
 Apa yang dimaksud dengan audit procedures dan audit teknik ?
 Apa saja risiko audit dan materialitas ?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Memahami apa yang dimaksud dengan audit plan ( perencanaan pemeriksaan)
2. Memahami apa yang dimaksud dengan audit program
3. Memahami apa yang dimaksud dengan audit procedures dan audit teknik
4. Mengetahui apa saja risiko audit dan materialitas

4
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

A. Audit Plan ( Perencanaan Pemeriksaan )

Audit Plan adalah pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup


audit yang diharapkan disusun segera setelah MANAGEMENT LETTER (surat perikatan)
disetujui klien. Perencanaan dan supervisi berlangsung terus-menerus selama audit, dan
prosedur yang berkaitan sering kali tumpang tindih (overlap). Audior sebagai penanggung
jawab akhir dapat mendelegasikan sebagian fungsi perencanaan dan supervise auditnya
kepada staf lain dalam kantor akuntannya (asisten).
Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan
lingkup audit yang diharapkan. Sifat, luas, dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran
dan kompleksitas suatu usaha, pengalaman mengenai satuan usaha, dan pengetahuan tentang
bisnis satuan usaha. Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan antara lain:

a. Masalah yang berkaitan dengan bisnis satuan usaha tersebut dan industry dimana satuan
usaha tersebut beroperasi didalamnya.
b. Kebijakan dan prosedur akuntansi satuan usaha tersebut
c. Metode yang digunakan oleh satuan usaha tersebut dalam mengolah informasi akuntansi
yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah informasi
akuntansi pokok perusahaan
d. Penetapan tingkat resiko pengendalian yang direncanakan
e. Pertimbangan awal tentang tingkat meterialitas untuk tujuan audit
f. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian (adjustment)
g. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit, seperti
resiko kekeliruan dan ketidakberesan yang material atau adanya transaksi antar pihak-pihak
yang mempunyai hubungan istimewa
h. Sifat laporan audit yang diharapkan akan diserahkan kepada pemberi tugas (sebagai
contoh, laporan audit tentang laporan keuangan konsolidasi, laporan khusus untuk
menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak/perjanjian).

Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan dan supervise
biasanya mencakup review terhadap catatan auditor yang berkaitan dengan satuan usaha dan
diskusi dengan staf lain dalam kantor akuntan dan pegawai satuan usaha tersebut.

Contoh prosedur tersebut meliputi :


a. Mereview arsip korespondensi, kertas kerja, arsip permanen, laporan keuangan, laporan
audit tahun lalu.
b. Membahas masalah-masalah yang berdampak terhadap audit dengan staf kantor akuntan
yang bertanggung jawab atas jasa non audit bagi satuan usaha.
c. Mengajukan pertanyaan terhadap perkembangan bisnis saat ini yang berdampak terhadap
satuan usaha.
d. Membaca laporan keuangan interim tahun berjalan.
e. Membicarakan tipe, luas, dan waktu audit dengan manajemen, dewan komisaris, atau
komite audit.
f. Mempertimbangkan dampak diterapkannya pernyataan standar akuntansi dan standar
auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, terutama yang baru.
g. Mengkoordinasi bantuan dari pegawai satuan usaha dalam penyiapan data.

5
h. Menentukan luasanya keterlibatan jika ada konsultan, spesialis, dan auditor intern.
i. Membuat jadwal pekerjaan audit ( time schedule).
j. Menentukan dan mengkoordinasikan kebutuhan staf audit
k. Melaksanakan diskusi dengan pihak pemberi tugas untuk memperoleh tambahan
informasi tentang tujuan audit yang akan dilakasanakan sehingga auditor dapat
mengantisipasi dan memberikan perhatian terhadap hal-hal yang berkaitan yang dipandang
perlu.
Agar dapat membuat perencanaan audit dengan sebaik-baiknya, auditor harus
memahami bisnis klien dengan sebaik-baiknya (understanding client business), termasuk sifat
dan jenis usaha klien, struktur organisasinya, struktur permodalan, metode produksi,
pemasaran, distribusi dan lain-lain.
Pengetahuan mengenai bisnis satuan usaha biasanya diperoleh auditor melalui
pengalaman dengan satuan usaha atau industrinya serta dari pengajuan pertanyaan kepada
pegawai perusahaan. Kertas kerja audit dari tahun sebelumnya dapat berisi informasi yang
bermanfaat mengenai sifat bisnis, struktur organisasi, dan karateristik operasi, serta auditor
adalah publikasi yang dikeluarkan oleh industry, laporan keuangan satuan usaha lain dalam
industry, buku teks, majalah, dan perorangan yang memiliki pengetahuan mengenai industry.

Pengetahuan tentang bisnis klien, membantu auditor dalam :


a. Mengidentifikasikan bidang yang memerlukan pertimbangan khusus.
b. Menilai kondisi yang didalamnya data akuntansi yang dihasilkan, diolah, di-review dan
dikumpulkan dalam organisasi.
c. Menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian atas persediaan, depresiasi, penyisihan
piutang ragu-ragu persentase penyelesaian kontrak jangka panjang.
d. Menilai kewajaran representasi manajemen
e. Mempertimbangkan kesesuaian standar akuntansi yang diterapkan dan kecukupan
pengungkapanya.
Supervisi mencakup pengarahan usaha asisten yang terkait dalam pencapaian tujuan
audit dan menentukan apakah tujuan tersebut tercapai. Unsur supervisi adalah memberikan
instruksi kepada asisten, tetap menjaga penyampaian informasi masalah-masalah penting
yang dijumpai dalam audit, me-review pekerjaan yang dilaksanakannya, dan menyelesaikan
perbedaan pendapat di antara staf audit kantor akuntan. Luasnya supervisi yang memadai
bagi suatu keadaan tergantung atas banyak faktor, termasuk kompleksitas masalah dan
kualifikasi orang yang melaksanakan audit.

Isi dari Audit Plan mencakup :


1. Hal – hal mengenai klien
2. Hal – hal yang mempengaruhi klien
3. Rencana kerja auditor

Hal – hal mengenai klien :


a. Bidang usaha Klien, Alamat, Nomor Telephon, faksimile dan lain-lain
b. Status Hukum Perusahaan ( berdasar akta Pendirian )
c. Accounting policy ( kebijakan akuntansi )

6
B. Audit Program

Audit program merupakan kumpulan prosedur audit (dibuat tertulis ) yang rinci dan
dijalankan untuk mencapai tujuan audit ( akan lebih baik jika audit program dibuat terpisah
untuk compliance test dan substantive test. Audit program merupakan kumpulan prosedur
audit (dibuat tertulis ) yang rinci dan dijalankan untuk mencapai tujuan audit ( akan lebih baik
jika audit program dibuat terpisah untuk compliance test dan substantive test. Tujuan audit
program :
untuk mengetahui apakah penyajian laporan keuangan oleh manajemen dari
sisieksistensi atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi serta
panyjian dan pengungkapan dapat dipercaya, wajar dan tidak menyesatkan terhadap pihak
yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.
Audit program membantu auditor dalam memberikan perintah kepada asisten
mengenai pekerjaan yang harus dilaksanakan. Audit program harus menggariskan dengan
rinci, prosedur audit yang menurut keyakinan auditor diperlukan untuk mencapai tujuan
audit.
Sebagian KAP (Kantor Akuntan Publik) menggunakan audit program yang sudah
distandarisasi dan digunakan di setiap kliennya, sebagian lagi menggunakan audit program
yang disusun sesuai kondisi dan situasi di perusahaan (tailor made). Akan lebih baik jika
audit program dibuat terpisah untuk Compliance test dan substantive test.

C. Audit Procedures Dan Audit Teknik

Audit Procedures adalah langkah-langkah yang harus dijalankan oleh auditor dalam
melaksanakan pemeriksaannya dan sangat di perlukan oleh asisten agar tidak melakukan
penyimpangan dan dapat bekerja secar efisien dan efektif. Audit procedures dilakukan dalam
rangka mendapatkan bahan-bahan bukti (audit avidence) yang cukup untuk mendukung
pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan untuk itu di perlukan audit teknik, yaitu
cara-cara untuk memperoleh audit evidence seperti : konfirmasi, observasi, inspeksi, Tanya
jawab (inquiry) dan lain-lain.
Teknik Audit adalah audit tehnics yaitu teknik pengumpuian data yang dilakukan
oleh auditor untuk memperoleh bukti audit. Prosedur audit merupakan langkah yang harus
ditempuh auditor saat melakukan kegiatan audit. dan dalam prosedur audit yang dilakukan
terdapat cara yang digunakan auditoruntuk memperoleh bukti audit yang disebut teknik
audit.

7
D. Risiko Audit Dan Materialitas

Dalam PSA No.25,diberikan pedoman bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan
materialitas pada saat perencanaan dan pelaksanaan audit atas laporan keuangan berdasarkan
standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia :

1. Risiko audit dan materialitas memengaruhi penerapan standar auditing,khususnya standar


pekerjaan lapangan dan standar pelaporan,serta tercemin dalam laporan audit bentuk
baku.Risiko audit dan materilitas,bersama dengan hal-hal lain,perlu dipertimbangkan dalam
menentukan sifat,saat dan luas prosedur audit serta dalam mengevaluasi hasil prosedur
tersebut.

2. Adanya risiko audit diakui dengan pernyataan dalam penjelasaan tentang tanggung jawab
dan fungsi auditor independen yang berbunyi sebagai berikut: “Karena sifat bukti audit dan
karakteristik kecurangan,auditor dapat memperoleh keyakinan memadai,bukti mutlak,bahwa
salah saji material terdeteksi.Risiko audit adalah risiko yang timbul karena auditor tanpa
disadari tidak memodifikasikan pendapatnya sebagaimana mestinya,atas suatu laporan
keuangan yang mengandung salah saji material.

3. Konsep materialitas mengakui bahwa beberapa hal,baik secara individual atau


keseluruhan,adalah penting bagi kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku diindonesia,sedangkan beberapa hal lainnya adalah tidak
penting.Frasa “menyajikan secara wajar,dalam semua hal yang material,sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku umum di indonesia” menunjukan keyakinan auditor bahwa
laporan keuangan secara keseluruhan tidak mengandung salah saji material.

4. Laporan keuangan mengandung salah saji yang dampaknya,secara individual atau


keseluruhan,cukup signifikan sehingga dapat mengakibatkan laporan keuangan tidak
disajikan secara wajar,dalam semua hal yang material,sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.Salah saji dapat terjadi sebagai akibat dari kekeliruan atau
kecurangan.

5. Dalam perencanaan audit,auditor berkepentingan dengan masalah-masalah yang mungkin


material terhadap laporan keuangan,auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan
dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai bahwaa salah saji,yang
disebabkan karena kekeliruan atau kecurangan,tidak material terhadap laporan keuangan.

CONTOH KASUS
8
Pada penelitian terbaru yang dilakukan oleh the Committee of Sponsoring
Organizations of the Treadway Commission (COSO), kecurangan (fraud) dalam pelaporan
keuangan oleh perusahaan-perusahaan publik di Amerika Serikat memberikan konsekuensi
negatif yang signifikan terhadap para investor dan eksekutif.
Penelitian COSO tersebut, dengan menelah tuduhan kecurangan laporan keuangan
yang diselidiki oleh Securities and Exchange Commission (SEC) dalam waktu sepuluh tahun
antara tahun 1998 – 2007, menemukan fakta bahwa berita dugaan kecurangan telah
mengakibatkan penurunan abnormal harga saham rata-rata 16,7% dalam dua hari setelah
diumumkan. Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam kecurangan seringkali mengalami
kebangkrutan, delisting dari bursa efek, atau harus menjual aset, dan sembilan dari sepuluh
kasus-kasus SEC tersebut menyebutkan CEO atau CFO perusahaan yang bersangkutan
diduga terlibat dalam kecurangan.
Chairman COSO, David Landsittel, mengatakan bahwa analisis mendalam dalam
penelitian tersebut terkait tentang sifat, jangkauan, dan karakteristik dari kecurangan
pelaporan keuangan memberikan pemahaman yang sangat membantu tentang isu-isu baru
dan berkelanjutan yang perlu segera ditangani. ”Semua pihak yang terlibat dalam proses
pelaporan keuangan harus terus berfokus pada cara-cara untuk mencegah, menghalangi, dan
mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan,” kata Landsittel. ”COSO berencana untuk
mensponsori penelitian lanjutan mengenai kecurangan pelaporan keuangan, serta
pengembangan lebih lanjut pedoman pengendalian internal, untuk membantu pihak-pihak
yang terlibat dalam proses pelaporan keuangan.”

BAB III
PENUTUP
9
Kesimpulan

Dapat di simpulkan bahwa Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi


menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Sifat, luas, dan saat perencanaan
bervareasi dengan ukuran dan kompleksitas suatu usaha, pengalaman mengenai satuan usaha,
dan pengetahuan tentang bisnis satuan usaha. Setelah audit plan disusun, tetapi sebelum
pemeriksaan lapangan dimulai, auditor harus menyusun audit program yang merupakan
kumpulan dari prosedur audit yang akan dijalankan dan dibuat secara tertulis. Audit
procedures adalah langkah – langkah yang harus djalankan auditor dalam melaksanakan
pemeriksaannya dan sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan penyimpangan dan
dapat bekerja secara efesien dan efektif. Untuk itu diperlukan audit teknik yaitu cara – cara
untuk memperoleh audit evidence seperti : konfirmasi, observasi, inspeksi, Tanya jawab
(inquiry), dan lain – lain. Dalam PSA No. 25, diberikan pedoman bagi auditor dalam
mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan dan pelaksanaan audit atas
laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno, 2014, Auditing ( petunjuk praktis pemeriksaan akuntan oleh akuntan public
) edisi 4 hal 141, Jakarta : Salemba Empat.

10
11
12

Anda mungkin juga menyukai