Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
F3317054
D3 Akuntansi A 2017
Perencanaan Audit Dan Penerimaan Klien
RMK Pertemuan 1
Berikut ini adalah Rangkuman Materi Kuliah (RMK) mata kuliah Pengauditan II
mahasiswa D3 Akuntansi A 2017 dengan Dosen Pengampu Dr. Payamta M.Si, Ak, CPA. Tugas
RMK ini berisikan berisi materi silabus dengan materi “Perencanaan Audit Dan Penerimaan
Klien” Berikut ini adalah rangkuman yang saya buat :
1) PERENCANAAN AUDIT
Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk
melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan program audit
menyeluruh. Variabel ini diukur dengan menggunakan jam perencanaan audit. Keberhasilan
penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh
auditor.
Menurut Standar Auditing 316 dalam Standar Profesional Akuntan Publik (Ikatan
Akuntan Indonesia, 2001) mensyaratkan agar audit dirancang untuk memberikan keyakinan
memadai atas pendeteksian salah saji yang material dalam laporan keuangan.
Menurut SA Seksi 326 (PSA No. 07), Paragraf Audit No. 20 menyatakan bahwa
Auditor pada hakikatnya harus dirumuskan dalam jangka waktu dan biaya yang wajar.
Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup
audit yang diharapkan. sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan
kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang bisnis entitas.
Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan dan supervise
biasanya mencakup review terhadap catatan auditor yang berkaitan dengan satuan usaha dan
diskusi dengan staf lain dalam kantor akuntan dan pegawai satuan usaha tersebut.
1. Hal-hal mengenai klien, pengetahuan tentang bisnis klien membantu auditor dalam
mengindentifikasi bidang yang memerlukan pertimbangan khusus; menilai kondisi yang
didalamnya data akuntansi yang dihasilkan,diolah, di-review dan dikumpulkan dalam
organisasi; menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian atas persediaan, depresiasi,
penyisihan piutang ragu-ragu, persentase penyelesaian kontrak jangka panjang; menilai
kewajaran representasi manajemenen; mempertimbangkan kesesuaian prinsip akuntansi
yang diterapkan dan kecukupan pengungkapannya.
2. Hal-hal yang mempengaruhi klien.
3. Rencana Kerja Auditor. Hal-hal pentingnya antara lain : Staffing, pemeriksaan, dan jasa-
jasa audit yang diberikan. Hal-hal tambahannya : bantuan yang dapat diberikan klien
seperti mengisi formulir konfirmasi utang piutang, dan membuat jadwal-jadwal, time
schedule.
Ruang lingkup dari perencanaan pemeriksaan ini adalah bervariasi sesuai dengan besarnya
dan kompleksitas permasalahan objek yang diperiksa dan pengetahuan mengenai jenis usaha
objek yang diperiksa. Adapun elemen-elemen perencanaan audit menurut Arens and Loebbecke
(2000:219) adalah :
1. Pra Plan (Perencanaan Awal). Beberapa hal penting yang terdapat dalam perencanaan
awal ini adalah menyangkut informasi mengenai alasan klien untuk diaudit,menerima
atau menolak klien baru maupun klien lama, mengidentifikasi alasan klien untuk diaudit,
menentukan staf untuk penugasan dan memperoleh surat penugasan.
Dua istilah risiko yang sangat mempengaruhi pelaksanaan dan biaya audit :
I. Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) adalah ukuran
seberapa besar auditor bersedia menerima bahwa laporan keuangan akan salah
saji secara material setelah audit diselesaikan dan pendapat wajar tanpa
pengecualian telah dikeluarkan.
II. Risiko inheren adalah ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah
saji yang material dalam suatu saldo akun sebelum mempertimbangkan
keefektifan pengendalian internal.
7. Mengembangkan program audit dan rencana audit. Untuk melaporkan serta
memberikan pendapat yang tepat maka auditor harus melakukan wawancara, melakukan
pemeriksaan dan meneliti keaslian bukti-bukti. Guna mempermudah pelaksanaan maka
auditor harus menyusun program yang direncanakan secara logis untuk prosedur-
prosedur audit bagi setiap pemeriksaan. Program pemeriksaan juga merupakan suatu alat
pengendalian dimana pemeriksa dapat menyesuaikan pemeriksaannya dengan anggaran
dan jadwal yang telah ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
dalam hal ini Ikatan Akuntansi Indonesia (2001:311.3) menyatakan bahwa: “Dalam
perencanaan auditnya, auditor harus mempertimbangkan sifat, luas, dan saat pekerjaan
yang harus dilaksanakan dan harus membuat suatu program audit secara tertulis. Program
audit membantu auditor dalam memberikan perintah kepada asisten mengenai pekerjaan
yang harus dilakukan. Bentuk program audit dan tingkat kerinciannya sangat bervariasi”.
Perencanaan audit awal (initial audit planning) melibatkan empat hal, yang semuanya harus
dilakukan lebih dulu dalam audit :
1. Auditor memutuskan apakah akan menerima klien baru atau terus melayani klien yang
ada sekarang.
2. Auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit.
3. Untuk menghindari kesalahpahaman, auditor harus memahami syarat-syarat penugasan
yang ditetapkan klien.
4. Auditor mengembangkan strategi audit secara keseluruhan.
2) PENERIMAAN KLIEN
Dalam perencanaan audit penerimaan klien lama atau baru adalah suatuhal atau suatu komponen
awal dalam melakukan perencanaan audit. Hal ini bertujuan untuk :
Pemeriksaan klien yang diajukan untuk menentukan apakah terdapat alasan untuk
menolak penugasan (penerimaan klien).
Meyakinkan klien untuk mempekerjakan auditor (penerimaan oleh klien).
Tahapan-tahapan dalam proses penerimaan klien antara lain:
Auditor harus memperoleh pengetahuan terkait bisnis klien secara memadai untuk
memungkinkannya mengidentifikasi dan memahami sejumlah peristiwa/kejadian, transaksi dan
praktik yang mungkin memiliki pengaruh penting pada laporan keuangan atau pada laporan
audit. Alasan pemahaman ini adalah untuk mengevaluasi risiko-risiko penugasan terkait
penerimaan penugasan tertentu dan untuk membantu auditor dalam menentukan apakah seluruh
persyaratan etika dan profesional (termasuk independensi, kompetensi dsb.) terkait klien tersebut
dapat dipenuhi.
Investigasi klien baru akan dilakukan secara menyeluruh untuk menentukan apakah klien
tersebut dapat diterima dan memenuhi persyaratakan etika untuk auditor. Untuk klien yang sudah
ada sebelumnya tidak banyak aktivitas investigasi. Auditor akan mempertimbangkan konflik-
konflik yang pernah terjadi sebelumnya terkait cakupan audit, tipe opini dan imbalan jasa,
litigasi yang tertunda antara KAP dan klien serta integritas manajemen.
Auditor akan memastikan bahwa para anggota tim audit dan kantor akuntan publik secara
keseluruhan memenuhi persyaratan etika. Kode etik akuntan profesional menurut International
Ethics Standards Board of Accountant (IESBA) menyatakan bahwa tanggung jawab auditor
untuk mengambil tindakan dengan memperhatikan kepentingan publik, bukan hanya untuk
memuaskan klien atau pemberik kerja.
Para anggota tim harus memiliki tingkat pelatihan dan kemampuan teknis yang diperlukan
dalam situasi-situasi tertentu. Selain itu, seharusnya terdapat pengarahan, supervisi, dan reviu
yang memadai atas pekerjaan di seluruh tingkatan dalam upaya untuk memberikan asurans yang
memadai bahwa pekerjaan yang dilakukan memenuhi standar-standar kualitas yang sesuai.
Terdapat preferensi untuk kontinuitas dalam kepegawaian dari tahun ke tahun.
Rekan-rekan audit di beberapa negara harus dirotasi setiap beberapa tahun tertentu.
Sebagaimana tercantum dalam European Union Guidelines, rekan-rekan audit harus dirotasi
setidaknya sekali setiap tujuh tahun. Sarbanes-Oxley Act di Amerika Serikat mewajibkan rekan-
rekan audit dirotasi setidaknya setiap lima tahun.
ISA 620 mendefinisikan tenaga ahli sebagai individu atau organisasi yang memiliki
keahlian dalam suatu bidang selain akuntansi atau auditing, yang bekerja dalam bidang yang
digunakan oleh auditor untuk membantu auditor tersebut dalam memperoleh bukti audit yang
cukup dan layak. Keahlian dibidang selain akuntansi atau audit seperti penilaian atas instrumen
keuangan yang kompleks, tanah dan bangunan, mesin dan pabrik, perhiasan, karya seni, barang
antik, aset takberwujud, aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih dalam kombinasi
bisnis dan aset yang mungkin telah mengalami penurunan.
Jika pekerjaan tenaga ahli akan digunakan sebagai bukti audit, auditor harus menentukan
keterampilan dan kompetensi tenaga ahli tersebut dengan mempertimbangkan sejumlah
sertifikasi, pengalaman dan reputasi profesional. Objektivitas tenaga ahli juga harus dievaluasi.
Apabila ada auditor yang saat ini sedang ditugaskan, kode Etik IESBA bagi para akuntan
profesional menyatakan bahwa auditor baru berkomunikasi secara langsung dengan auditor
sebelumnya tergantung pada situasinya. Sejauh mana akuntan yang ada saat ini dapat
mendiskusikan permasalahan klien dengan akuntan yang diajukan (proposed accountant) akan
bergantung pada diterimanya izin dari klien dan persyaratan hukum atau etika yang terkait
dengan pengungkapan ini. Tujuan komunikasi ini adalah untuk mengurangi atau menghilangkan
ancaman-ancaman dengan memperoleh informasi atas fakta-fakta atau situasi-situasi yang
dimaksud, yang mana akuntan yang diajukan perlu menyadari sebelum memutuskan apakah akan
menerima penugasan atau tidak menurut opini akuntan yang ada saat ini.
5. Penerimaan oleh klien – Proposal penugasan
Surat penugasan (engagement letter) adalah perjanjian antara kantor akuntan publik dan
klien untuk melakukan audit dan jasa-jasa terkait. Surat penugasan auditor mendokumentasikan
dan mengonfirmasikan penerimaannya atas penunjukkan tersebut, tujuan dan ruang lingkup
audit, dan besarnya tanggung jawab auditor kepada klien, dan bentuk setiap laporan yang harus
dibuat.
Bentuk dan isi surat penugasan dapat bervariasi untuk setiap klien. Isi surat penugasan
mencakup:
Auditor juga dapat menyertakan hal-hal lain seperti elaborasi ruang lingkup audit, termasuk
rujukan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, regulasi, ISA dan etika, serta
pernyataan-pernyataan lainnya dari badan profesional yang harus diikuti oleh auditor.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/linasusan/564c62b420afbdb909258d69/audit-planning-
perencanaan-audit?page=all
https://iapi.or.id/Iapi/detail/362
http://coreaccountingindonesia.blogspot.com/2019/03/penerimaan-klien-audit.html
SPAP SA 300,325,311