B. Standar Kedua
Standar pekerjaan lapangan kedua berbunyi :
“Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang
akan dilakukan.”
C. Pelaksanaan Pengujian
Pada tahap pelaksanaan pengujian ini auditor perlu mencari bukti yang akan
menguatkan informasi yang diperoleh pada survey pendahuluan tersebut. Bukti audit
yang cukup, kompeten, relevan dan catatan lainnya.
F. Pemantauan tindaklanjut
Tindak lanjut dilaksanakan berdasarkan kesepakatan yang telah disetujui
oleh auditee terkait dengan pelaksanaan rekomendasi yang telah diberikan.
4. Perencanaan Dan Supervisi
Perencanaan
Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan
lingkup audit yang diharapkan. Sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariasi
dengan ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan
pengetahuan tentang bisnis entitas. Dalam perencanaan audit, auditor harus
mempertimbangkan, antara lain:
Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi tempat
entitas tersebut.
Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut.
Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolahinformasi akuntansi
yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dariluar untuk mengolah
informasi akuntansi pokok perusahaan.
Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan.
Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit .
Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian (adjustment).
Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit,
seperti risiko kekeliruan atau kecurangan yang material atau adanya transaksi
antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Sifat laporan auditor yang diharapkan akan diserahkan (sebagai contoh, laporan
auditor tentang laporan keuangan konsolidasian, laporan keuangan yang
diserahkan ke Bapepam, laporan khusus untuk menggambarkan kepatuhan klien
terhadap kontrak perjanjian).
Dalam perencanaan auditnya, auditor harus mempertimbangkan sifat , lingkup, dan
saat pekerjaan yang harus dilaksanakan dan harus membuat suatu program audit secara
tertulis (atau satu set program audit tertulis) untuk setiap audit. Auditor juga harus
memperoleh pengetahuan tentang bisnis entitas yang memungkinkannya untuk
merencanakan dan melaksanakan auditnya berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
Supervisi
Supervisi mencakup pengarahan usaha asisten dalam mencapai tujuan audit dan
penentuan apakah tujuan tersebut tercapai. Unsur supervisi adalah memberikan
instruksi kepada asisten, tetap menjaga penyampaian informasi masalah-masalah
penting yang dijumpai dalam audit, mereview pekerjaan yang dilaksanakan, dan
menyelesaikan perbedaan pendapat di antara staf audit kantor akuntan. Luasnya
supervisi memadai dalam suatu keadaan tergantung atas banyak faktor, termasuk
kompleksitas masalah dan kualifikasi orang yang melaksanakan audit .
Auditor yang bertanggung jawab akhir mengenai auditnya dan asistennya harus
menyadari prosedur yang harus diikuti jika terdapat perbedaan pendapat mengenai
masalah akuntansi dan auditing di antara personel kantor akuntan publik yang
terlibat dalam audit. Prosedur tersebut harus memungkinkan asisten
mendokumentasikan ketidaksetujuan di antara mereka dan kesimpulan yang diambil
jika, setelah konsultasi memadai, berkeyakinan bahwa perlu baginya untuk tidak
sependapat dengan penyelesaian masalah tersebut. dasar penyelesaian akhir masalah
harus juga didokumentasikan.
7. Program Audit
Standar Auditing yang berlaku umum menyatakan bahwa dalam merencanakan
audit, auditor harus mempertimbangkan sifat, luas, dan saat pekerjaan yang harus
dilaksanakan serta harus mempersiapkan suatu program audit tertylis untuk setiap audit.
Maksud suatu program audit adalah mengatur secara sistematis prosedur audit yang
akan dilaksankan selama audit berlangsung. Program audit tersebut menyatakan bahwa
prosedur audit yang diyakini oleh auditor merupakan hal yang penting untuk mencapai
tujuan audit. Program audit juga mendokumentasikan strategi audit. Biasanya auditor
berusaha menyeimbangkan prosedur audit top-down dan bottom-up ketika
mengembangkan suatu program audit. Jenis pengujian yang termasuk dalam program
audit meliputi :
Prosedur Analitis :Prosedur ini meneliti hubungan yang dapt diterima antara data
keuangan dan data non-keuangan untuk mengembangkan harapan atas saldo laporan
keuangan.
Prosedur awal : Yakni prosedur untuk memperoleh pemahaman atas (1) faktor
persaingan bisnis dan industri klien, (2) struktur pengendalian internnya. Auditor
juga melaksanakan prosedur awal untuk memastikan bahwa catatan-catatan dalam
buku pembantu sesuai dengan akun pengendali dalam buku besar.
Pengujian Estimasi Akuntansi: Pengujian ini meliputi pengujian subtantif atas saldo.
Pengujian pengendalian Adalah pengujian pengendalain intern yang ditetapkan oleh
strategi audit dari auditor.
Pengujian transaksi: pengujian substantif yang terutama meliputi tracing atau
vouching transaksi berdasarkan bukti dokumenter yang mendasari.
Pengujian Saldo :Berfokus pada perolehan bukti secara langsung tentang saldo akun
serta item-item yang membentuk saldo tersebut.
Pengujian penyajian dan pengungkapan :Mengevaluasi penyajian secara wajar
semua pengungkapan yang dipersyaratkan oleh GAAP.
Halim, Abdul. 2008. Auditing, Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan. Jilid 1. Edisi
Keempat. Yogyakarta: Unit Penerbitan dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN
Standar Profesional Akuntan Publik. 31 Maret 2011. Jakarta : Penerbit Salemba Empat
Zamzami, Faiz .2010 .Proses Internal Audit. http://www.sai.ugm.ac.id/site/artikel/proses-
internal-audit-ugm