PERENCANAAN AUDIT
7.1 PENDAHULUAN
Penilaian risiko merupakan bagian penting pada perencanaan audit sehingga pelaksanaan audit
dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Proses audit internal terdiri dari tahapan perencanaan,
tahapan pelaksanaan dan tahapan pelaporan berserta pemantauan tindak lanjut. Tujuan utama proses
perencanaan audit adalah merancang pendekatan audit yang akan dilaksanakan agar memberi jaminan
bahwa audit dilakukan secara efektif dan efisien. Tahapan perencanaan audit internal terdiri dari
pemilihan auditee, persiapan penugasan, dan survei pendahuluan.
Pemilihan auditee merupakan salah satu bagian dari tahap perencanaan untuk menyusun
perencanaan penugasan audit untuk jangka pendek dan jangka panjang yang dapat dilakukan dengan
pemilihan secara sistematis, audit secara ad hoc, dan permintaan audit yang berasal dari direksi, komite
audit dan auditee.
Dalam pemilihan auditee secara sistematis, saat ini SKAI lebih didorong menggunakan metode
audit internal berbasis risiko (risk-based internal audit). Dalam pemilihan auditee ditentukan dengan
tahapan yang terdiri dari identifikasi audit universe, menetapkan faktor risiko dan skala prioritas,
pemberian skor dan rangking, dan pemilihan auditee.
Audit universe merupakan kumpulan dari semua auditable unit (unit yang layak menjadi auditee
tersendiri, misalnya kegiatan, bagian, divisi, instansi, proyek).
Setelah audit universe dirumuskan, selanjutnya auditor harus menempuh langkah dalam
menetapkan faktor risiko. Faktor risiko adalah kriteria yang digunakan untuk menggambarkan kondisi
risiko yang ada dalam suatu instansi. Faktor risiko utama yang biasanya digunakan dalam sistem scoring
adalah sebagai berikut:
Selanjutnya pada tahap pemberian skor, auditable unit diberikan skor skala antara 1-5. Langkah
selanjutnya adalah penilaian pada setiap faktor risiko yaitu dengan menetapkan skala tertentu melalui
langkah-langkah sebagai berikut:
Penentuan rencana dan jadwal audit didasarkan pada penyesuaian peringkat auditable unit
dengan sumber daya audit yang tersedia. Jika anggaran dan personel yang tersedia hanya cukup untuk
mengaudit sebian auditee maka pemilihan audit sebaik nya mendahulukan unit yang memiliki resiko
tetinggi.
Setiap penugasan audit harus disiapkan dengan baik dan direncanakan secara matang karena
hal tersebut merupakan salah satu langkah agar setiap penugasan dapat dijalankan secara efektif dan
efisien. Pada tahap ini dimulai dengan penunjukan tim yang akan terlibat dalam suatu penugasan oleh
SKAI dengan tujuan agar tim yang akan melaksanakan tugas mempunyai payung hukum yang kuat.
Dalam persiapan penugasan terdapat beberapa langkah yang diperhatikan dan dilaksanakan, yakni
sebagai berikut.
Fungsi pokok surat tugas ini adalah pemberitahuan kepada auditee bahwa akan dilaksanakan
penugasan audit di unit tersebut. Surat tugas ini sebaiknya diterima oleh auditee beberapa hari sebelum
tanggal dilaksanakannya first meeting atau pertemuan awal agar auditee telah mempersiapkan diri, baik
dari segi personel maupun data yang dibutuhkan untuk proses audit, seingga dengan surat tugas ini
waktu yang telah direncanakan sebelum nya dapat berjalan dengan efektif. Adapun isi dari surat tugas
berikut meliputi:
1. Dasar Audit
Surat penugasan bertujuan untuk menjelskan alasan pelaksanaan audit tersebut, yakni bersifat
rutin atau karena permintaan khusus.
2. Tujuan Audit
Berisi penjelasan mengenai tujuan yang ingin dicapai
3. Ruang Lingkup Audit
Ruang lingkup audit mengurangi tentang lingkup area yang akan diperiksa oleh auditor
4. Objek dan Lokasi Audit
Objek dan lokasi audit meliputi objek audit dan tempat unit kerja yang akan di audit
5. Periode Audit
Periode audit yang dimaksud kan untuk menginformasikan kepada auditee mengenai jangka
waktu/masa kegiatan yang diaudit
6. Waktu dan Pelaksanaan Audit
Waktu pelaksanaan audit disajikan untuk menjelaskan periode yang diperlukan tim auditor
untuk menyelesaikan setiap penugasan audit
7. Susunan Tim Audit
Susunan organisasi tim audit yang akan ditugaskan dalam auditee, misalnya supervisor, ketua
tim, dan anggota tim yang ditugaskan
Koordinasi atau kerja sama audit akan sangat bermanfaat bagi semua pihak karena dapat
menghindari penugasan audit yang tumpang tindih
Dalam melakukan persiapan audit, SKAI perlu melakukan koordinasi rencana audit dan
pengumpulan serta penelaahan informasi umum mengenai objek yang akan diaudit.
Didalam penyusunan perencanaan penugasan audit yang tepat terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yakni a) melakukan koordinasi tim, b) Menentukan jenis pekerjaan yang harus
dilakukan, dan c) menyusun format, baik bentuk maupun isi laporan yang iingin kan.
Kompleksnya operasional yang terdapat pada perusahaan saat ini, mau tidak mau
membuat auditor harus mengetahui rumitnya operasional perusahaan yang akan di audit. Untuk
itu, maka diperlukan adanya survei pendahuluan. Survei pendahuluan merupakan sarana penting
untuk membuat auditor lebih memahami tujuan, proses, risiko, dan kontrol yang terkait audit jika
dilakukan dengan tepat. Survei pendahuluan adalah kegiatan untuk mendapatkan informasi (tanpa
melakukan verifikasi secara rinci) mengenai bagian atau fungsi yang akan diaudit dengan tujuan
untuk :
2. Mengidentifikasi area atau bidang yang memerlukan penekanan khusus dalam audit.
Dengan kata lain, survei pendahuluan berguna untuk memahami lebih baik mengenai
tujuan, proses, risiko dan pengendalian dari bagian atau fungsi yang diaudit.
Survei pendahuluan tersebut meliputi langkah atau kegiatan pokok berikut ini :
1. Penyelidikan awal
Meliputi kegiatan review atas kertas kerja audit terdahulu, temuan audit sebelumnya (yang
relevan), bagan organisasi dan permanent file.
Dalam pertemuan tersebut, auditor tidak membicarakan prosedur audit dengan auditee.
4. Observasi
6. Review analitis
Menggunakan analisis rasio dan trend atas data keuangan dan membandingkannya dengan
data periode sebelumnya, rata-rata industri, dan kriteria lain yang relevan.
Laporan atau risalah survei pendahuluan berisi mengenai informasi yang menunjukkan
identifikasi mengenai :
Persoalan atau masalah yang harus ditindak lanjuti dengan melakukan pekerjaan lapangan
(field work) guna memecahkan persoalan atau masalah tersebut. Informasi yang terkandung
didalamnya merupakan bahan untuk menyusun atau mengembangkan program audit.
Informasi mengenai temuan audit yang dapat ditindak lanjuti oleh manajemen meskipun
pengujian subtantif belum dilakukan. Informasi demikian umumnya diringkas dan
dibicarakan dengan manajemen auditee, dan bila manajemen auditee menganggap bahwa
berdasarkan informasi tersebut suatu perbaikan atau penyempurnaan dapat langsung
dilakukan, maka auditor menyusun laporan yang berkenaan dengan hal tersebut.
Informasi mengenai estimasi waktu dan sumber daya (staf auditor dan anggaran) yang
diperlukan bila pekerjaan lapangan (field work) harus dilakukan.
Program kerja audit merupakan rencana dan langkah kerja yang harus dilakukan selama
audit yang didasarkan atas tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta informasi yang ada tentang
aktivitas yang diaudit. Untuk hasil yang lebih baik, bisa saja dilakukan perubahan prosedur di
tengah pelaksanaan pekerjaan lapangan. Karena program audit bukanlah sesuatu yang bersifat
kaku dan dogmatis melainkan dinamis dan lentur.