Dosen Pembimbing :
Dr. M. Rasuli, SE, M.Si, Ak, CA, ACPA
Oleh :
Kelompok 4
Langkah/Kegiatan Pokok
Survey pendahuluan meliputi langkah/kegiatan pokok, yaitu :
1) Penyelidikan awal.
Meliputi kegiatan review atas kertas kerja audit terdahulu, temuan audit sebelumnya
(yang relevan), bagan organisasi dan permanent file.
2) Pertemuan terbuka dengan manajemen auditee.
Bertujuan untuk :
(1) menyampaikan informasi bagaimana audit akan dilakukan;
(2) mendapatkan respon dalam bentuk kerjasama ;
(3) memperoleh informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan audit, dan ; (4)
membangun kredibilitas auditor.
Dalam pertemuan tersebut, auditor tidak membicarakan prosedur audit dengan auditee.
3) Penelaahan atas dokumen yang ada pada auditee.
Diperlukan untuk memperoleh informasi yang telah dimutakhirkan yang mengindikasikan
adanya perubahan-perubahan pada bagian/fungsi yang akan diaudit.
4) Observasi.
1. Pengamatan lapangan (on site tour).
Hal-hal yang perlu diperhatikan auditor pada saat pengamatan lapangan al :
(a) aktivitas yang tidak biasa ;
(b) indikasi inefisiensi ;
(c) fasilitas yang tidak digunakan ;
(d) sikap pegawai terhadap pekerjaannya ;
(e) hubungan antara pegawai dengan manajemen ;
(f) pegawai yang menganggur ;
(g) indikasi buruknya pemeliharaan peralatan dan fasilitas.
2. Review atas kegiatan tertentu secara bertahap (walk-throughs).
Guna mengetahui :
(a) bagaimana program/aktivitas dilaksanakan ;
(b) manfaat/guna dari setiap tahapan proses/kegiatan ;
(c) hasil dari suatu proses/kegiatan,
(d) kekuatan dan kelemahan pengendalian
5) Penyiapan Bagan Arus.
Bertujuan untuk mendeskripsikan auditee secara komprehensif dalam bentuk analisis
visual.
6) Review Analitis.
Menggunakan analsis rasio dan trend atas data keuangan dan membandingkannya dengan
data periode sebelumnya/rata-rata industri/ kriteria lain yang relevan.
Tujuan dilakukannya review analitis adalah untuk :
(a) Memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai operasi auditee dalam bentuk
kuantitatif.
(b) Menandai variasi dan trend yang signifikan
(c) Menandai area spesifik yang mengandung potensi masalah
(d) Mengarahkan audit pada area yang perlu mendapatkan perhatian
khusus dan memiliki tingkat risiko yang tinggi.
7) Pembuatan laporan/risalah survey.
Laporan/risalah survey pendahuluan berisi mengenai informasi yang menunjukkan
identifikasi mengenai :
(a) Persoalan/masalah yang harus ditindak lanjuti dengan melakukan pekerjaan lapangan
(field work) guna memecahkan persoalan/masalah tersebut. Informasi yang terkandung
didalamnya merupakan bahan untuk menyusun/ mengembangkan program audit.
(b) Informasi mengenai temuan audit yang dapat ditindak lanjuti oleh manajemen
meskipun pengujian subtantif belum dilakukan. Informasi demikian umumnya diringkas dan
dibicarakan dengan manajemen auditee, dan bila manajemen auditee menganggap bahwa
berdasarkan informasi tersebut suatu perbaikan/penyempurnaan dapat langsung dilakukan,
maka auditor menyusun laporan yang berkenaan dengan hal tersebut.
(c) Informasi mengenai estimasi waktu dan sumberdaya (staf auditor dan anggaran) yang
diperlukan bila pekerjaan lapangan (field work) harus dilakukan.
Informasi Yg Diperlukan
Informasi yg diperlukan diklasifikasikan berdasarkan fungsi manajemen :
1)Informasi yang berkenaan dengan Perencanaan :
(a) Tujuan suatu aktifitas/bagian.
(b) Kebijakan, petunjuk/instruksi, prosedur.
(c) Anggaran.
(d) Program/proyek/penelitian khusus yang akan dilaksanakan.
(e) Perencanaan khusus yang sedang disusun.
(f) Gagasan penyempurnaan yang belum dioperasionalisasikan.
(g) Mekanisme Penetapan tujuan, dan pihak yg terlibat didalamnya.
2) Informasi yang berkenaan dengan Pengorganisasian :
(a) Bagan/struktur organisasi
(b) Deskripsi dan spesialisasi pekerjaan
(c) Hubungan kerja diantara bagian-bagian organisasi
(d) Lay out fasilitas, penempatan dan catatan aktiva berikut kondisinya.
(e) Perubahan organisasional yang dilakukan.
(f) Penetapan mengenai pendelegasian wewenang dan tanggungjawab.
(g) Lokasi/fungsi/luas ruang (terutama kantor) yang digunakan.
3) Informasi yang berkenaan dengan Pengarahan/Pengaturan :
(a) Instruksi operasi (apakah jelas/dpt dipahami).
(b) Keseimbangan wewenang dan tanggungjawab.
(c) Restriksi kemampuan organisasional dalam penetapan tugas.
4) Informasi yang berkenaan dengan Pengendalian :
(a) Standar, dan pedoman kinerja
(b) Signal/tanda-tanda yang mengindikasikan adanya pemborosan, kemewahan, pekerjaan
yang belum diselesaian, kelebihan peralatan atau bahan baku, pegawai yang menganggur,
perbaikan atau pengerjaan kembali yang signifikan, limbah yang berlebihan, dan kondisi
kerja yang buruk.
(c) Laporan Keuangan dengan fokus : identifikasi kecenderungan, perbandingan anggaran
dan realisasinya, kemajuan yang mempertimbangkan batas waktu dan biaya, serta
peningkatan atau penurunan produktivitas.
(d) Aktivitas dan prosedur yang bersifat khusus : kontrak, penilaian aplikasi
pinjaman/utang berikut mekanisme persetujuannya, penjualan aktiva perusahaan, penggunaan
jasa leasing/pembiayaan aktiva, dan dengar-pendapat dengan pegawai.
Fokus Perhatian
1) Duplikasi pekerjaan/usaha, dan duplikasi catatan.
2) Pembelian/pembelanjaan yang tidak dianggarkan.
3) Pertanggungjawaban yang tidak diterima atas tugas yang telah ditetapkan.
4) Pekerjaan/aktivitas yang tidak diotorisasi.
5) Pengendalian yang tidak dilaksanakan atas suatu pekerjaan/aktivitas.
6) Pola organisasional yang tidak praktis dan manajemennya bergaya mewah
(dalam mengelola perusahaannya).
7) Pegawai yang tidak kompeten.
8) Pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang tidak efektif.
9) Catatan dan laporan yang jarang dikonsultasikan, tujuannya tidak jelas,
pelaporan yang tidak diperlukan.
10) Pekerjaan yang belum deselesaikan dengan volume yang berlebihan.
11) Standar dan anggaran yang digunakan sebagai pedoman kerja.
12) Instruksi yang tidak jelas.
13) Keberatan yang diajukan oleh konsumen.
14) Material handling yang buruk.
15) Peningkatan dalam retur penjualan.
16) Biaya perbaikan atau pengerjaan kembali yang berlebihan.
A. Lapangan Kerja
Pekerjaan lapangan adalah proses yang dilakukan secara sistematis dalam
mengumpulkan bukti audit yang objektif mengenai operasi yang diaudit, kemudian
mengevaluasinya untuk :
(1) memastikan bahwa operasi yang dimaksud sesuai dengan standar/kriteria yang dapat
diterima dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta
(2) menyediakan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan oleh manajemen.
Secara umum, auditor dapat mengaplikasikan 3 (tiga) langkah dalam melaksanakan
pekerjaan lapangan, yaitu :
(1) Penegasan,
(2) Evaluasi, dan
(3) Pengujian.
Penegasan
Menegaskan/memastikan lebih dalam/jauh mengenai informasi yang telah diperoleh
untuk mengetahui :
1) Tujuan operasional secara rinci, strategi dan program.
2) Kesesuaian tujuan pengendalian dengan tujuan operasional.
3) Risiko yang paling tinggi yang melekat pada sistem.
4) Bagaimana sistem bekerja pada blok input, proses, dan output.
5) Prosedur dan pelaksanaan pekerjaan.
6) Kelayakan/kecocokan sistem dalam organisasi.
7) Perubahan strategi yang berdampak terhadap kinerja sistem
Evaluasi
Faktor yang perlu dipertimbangkan :
1) Evaluasi terhadap efektivitas dan efisiensi pengendalian dimaksudkan untuk
mendorong/membantu dalam memperbaiki pengendalian yang ada.
2) Evaluasi terhadap pengendalian bergantung kepada kriteria yang ditetapkan.
3) Evaluasi atas pengendalian menggunakan instrumen kuesioner.
4) Evaluasi berdasarkan kepada batasan ekspektasi pada bidang yang diaudit.
5) Evaluasi dapat dilakukan dengan metode analytical review.
6) Evaluasi atas pengendalian dirancang untuk menandai aspek dari sistem yang rentan
(memiliki risiko yang tinggi).
7) Evaluasi harus mempertimbangkan keberadaan compensating control.
Pengujian
Fokus audit internal secara tradisional :
pengujian-pengujian secara rinci yang dirancang guna menemukan kesalahan atau
ketidakteraturan/ketidaksesuaian dengan aspek legal/kebijakan.
Fokus audit internal berbasis risiko :
upaya bagaimana suatu risiko dikelola dalam sistem organisasi.
Pandangan/penilaian auditor mengenai kelayakan/kecukupan pengelolaan risiko oleh
manajemen didasarkan kepada pertimbangan dan hasil evaluasi yang merujuk kepada bukti
audit yang dapat diandalkan.
Pengujian digunakan untuk mendukung pandangan/penilaian auditor terhadap tingkat
keefektifan pengendalian dalam mencegah/mengantisipasi/menekan risiko tertentu, dan
memastikan bahwa pengendalian tersebut bekerja/berjalan sebagaimana mestinya.
Faktor perlu diperhatikan dalam melakukan pengujian :
1) Pengujian terdiri atas dua tipe, yaitu :
(a) Pengujian Kepatuhan (Complience Tests), yaitu menguji apakah keandalan pengendalian
dalam mengelola risiko secara aktual berjalan sesuai dengan yang ditetapkan.
(b) Pengujian Substantif (Substantive Tests), yaitu pengujian terhadap implikasi
dari kesenjangan pengendalian internal dalam perancangan dan implementasinya.
1) Bukti audit yang diperoleh selama tahap pengujian harus mendukung pendapat auditor
mengenai hasil auditnya.
2) Pengujian harus dilakukan dengan mempertimbangkan biaya dan waktu, sebab pengujian
yang diperluas umumnya memerlukan biaya yang besar dan waktu yang relatif lama. Oleh
karena itu, umumnya pengujian dilakukan atas suatu sampel yang dipilih dengan teknik
sampling yang representatif.
3) Pengujian dimungkinkan untuk menggunakan perangkat lunak audit dan memanfaatkan
database, sehingga teknik-teknik pengujian dengan statistika, atau analisis kuantitatif lainnya
dapat dilakukan dengan cepat dan akurat, terutama untuk melihat kesalahan,
ketidaklengkapan, duplikasi, dan inkonsistensi, yang mungkin sebagai dampak dari lemahnya
pengendalian internal.
4) Informasi yang berkenaan dengan pengujian harus didokumentasikan dengan baik, yang
meliputi informasi mengenai tujuan pengujian, tipe pengujian, ruang lingkup pengujian,
teknik/prosedur pengujian, staf pelaksana, hasil pengujian, dan referensi silang pada evaluasi
pengendalian, serta draft laporan audit.
Pengujian Yang Diperluas
Secara teknis, pekerjaan lapangan merupakan upaya untuk memperoleh informasi
tambahan/informasi yang lebih lengkap guna memberikan keyakinan yang lebih baik dalam
penarikan kesimpulan atas hasil auditnya.
Oleh karena itu, pekerjaan lapangan ini merupakan proses pengujian yang diperluas
(expanded testing).