Anda di halaman 1dari 9

PEKERJAAN LAPANGAN 1

(PENGAUDITAN INTERNAL)

Disusun oleh:
Kelompok 5
KELAS : Akuntansi D Malam

1. Ni Made Evayanti (1902622010258/ 01)


2. Ni Kadek Dwi Kurnia Utami (1902622010266/ 09)
3. Kadek Widiatantri (1902622010287/ 30)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
PRODI AKUNTANSI
2022
PEMBAHASAN

1.1 Tujuan dan Strategi Melakukan Pekerjaan Lapangan


Field work / pekerjaan lapangan adalah suatu proses yang dilakukan secara
sistematis dalam mengumpulkan bukti audit yang objektif mengenai operasi/kegiatan
yang diaudit, kemudian mengevaluasinya untuk memastikan bahwa operasi/kegiatan
tersebut sesuai dengan standar/kriteria yang dapat diterima dan dapat mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, serta menyediakan informasi yang berguna bagi pengambilan
keputusan oleh manajemen.
1.1.1 Tujuan Pekerjaan Lapangan
Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk membantu memberi keyakinan
dengan melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada di program audit
sesuai tujuan audit yang ingin dicapai. Pekerjaan lapangan merupakan
pengumpulan bahan bukti untuk pengukuran dan evaluasi. Tujuan audit tidak
sama dengan tujuan operasi, tetapi tujuan audit terkait dengan tujuan
operasional.
Mereka harus memahami bahwa mereka :
a. Tidak dapat memberikan keyakinan dengan mengaudit operasi secara
sempit.
b. Tidak dapat mengamati sebuah proses dan seenaknya memutuskan
apakah proses tersebut baik atau buruk.
c. Harus memandang operasi tersebut dalam bentuk unit-unit pengukuran
dan standar.
Unit-unit pengukuran diturunkan dari kuantifikasi elemen-elemen terpisah
yang diterapkan pada operasi tersebut – jumlah dolar, hari, derajat, orang-
orang, dokumen-dokumen, mesin-mesin atau elemen-elemen lainnya yang
dapat dikuantifikasikan dari kualitas yang telah ditetapkan untuk mengukur
operasi secara objektif.
1.1.2 Strategi Pekerjaan Lapangan
Bagian pekerjaan strategis :
1. Kebutuhan pegawai
Sebelum melakukan pekerjaan lapangan, sebaiknya direncanakan pula
berapa banyak staf yang akan dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan
lapangan. Perlu diperhatikan juga jumlah serta kualifikasi berupa keahlian,
pengalaman, dan sisplin ilmu yang dimiliki untuk melakukan audit.
2. Kebutuhan sumber daya dari luar
Jika staf audit yang ada tidak memiliki keahlian khusus, maka harus
melibatkan pihak luar dengan keahlian khusus yang dibutuhkan. Misalnya
staf ahli i bidang psikologi, kesehatan, sosial, dan lain-lain. Namun dalam
melibatkan pihak luar ini harus tetap diperhitungkan estimasi seberapa
besar anggaran yang dibutuhkan, serta seberapa pentingnya pihak luar ini
terlibat dalam proses audit.
3. Pengorganisasian staf audit
Selain staf audit yang berkompeten, dibutuhkan pula pengorganisasian
yang baik di dalamnya. Misalnya dengan membagi tugas sesuai dengan
bidang ilmu dan kompetensi staf audit. Dengan adanya pembagian tugas
seperti ini, maka diharapkan audit yang dilakukan akan tepat sasaran.
4. Wewenang dan tanggung jawab
Karena dalam suatu proses audit melibatkan banyak staf, maka diperlukan
suatu koordinasi berupa struktur komando dari timaudit. Dengan begitu
maka akan terjadi otorisasi dalam setiap lini dan staf dalam tim audit.
5. Struktur pekerjaan lapangan
Pada bagian ini, irut-urutan program audit direncanakan. Aktivitas yang
saling berurutan dan saling berhubungan direncanakan, untukk
meyakinkan bahwa terdapat susunan alur kerja. Aktivitas ini diidentifikasi
dalam diagram dengan simbol-simbol ayng saling berhubungan untuk
menunjukkan adanya tahapan.
6. Waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan
Karena aktivitas yang dilakukan bersamaan dengan aktivitas lainnya, maka
diperlukan teknik PERT untuk mencapai estimasi tahap-tahap kerja dan
waktu keseluruhan. Estimasi waktu harus mencakup aspek administratif,
estimasi untuk kegiatan non operasi, dan pendokumentasian serta
penulisan draft laporan audit yang berisi hail-hasil pekerjaan lapangan.
7. Metode pekerjaan lapangan
Ada enam metode yang dapat digunakan, yaitu : observasi, konfirmasi,
verifikasi, investigasi, analisis, dan evaluasi. Penting bagi auditor untuk
memilih metode mana yang sesuai untuk digunakan, serta penting juga
untuk menyiapkan kelengkapan dalam menggunaka metode yang dipilih.
8. Metode pendokumentasian
Bagian ini melibatkan akumulasi bahan bukti dan penyiapan kertas kerja .
bagiana ini membutuhkan antisipasi hasil-hasil metode pekerjaan lapangan
dan juga penggunaan akhir dari audit.
9. Penyiapan laporan
Struktur laporan sering kali dirancang pada proses awal audit. Struktur
makro dari laporan harus direncanakan. Hal ini merupakan tahapan
penyajian temuan audit dan kerangka kasar dari bagian-bagian laporan.
Juga struktur mikro laporan atau metode pengujian.
10. Rencana kontijensi
Rencana ini disusun untuk menghadapi situasi ketika audit tidak berjalan
sesuai dengan rencana. Kontijensi harus diantisipasi dan kerangka harus
disiapkan untuk situasi-situasi seperti :
a. Kekurangan staf
b. Tidak ada bahan yang bisa di audit
c. Indikasi bahwa kondisi proyek tidak material
d. Indikasi mendadak tentang adanya kecurangan atau kejahatan
e. Halangan yang material dari klien
f. Kerusakan komputer atau maslah perngkat lunak
g. Campur tangan manajemen puncak
h. Kemajuan pekerjaan yang mungkin akan melebihi anggaran

1.2 Bagian-Bagian Pekerjaan Lapangan


Tujuan-Tujuan Audit
Tujuan-tujuan operasi adalah hasil yang ingin dicapai manajer operasi,
misalnya (1) mendapatkan barang yang tepat di tempat yang tepat, pada waktu yang
tepat, dan harga yang tepat,(2) hanya menerima produk dari pemasok yang memenuhi
spesifikasi dan tercakup dalam jumlah yang dipesan. Prosedur operasi dirancang
untuk melihat apakah tujuan operasi akan tercapai, contohnya penggunaan metode
statistik yang sesuai dalam menentukan jumlah yang diterima.Tujuan-tujuan audit
terkait dengan tujuan operasi, namun memiliki maksud yang berbeda. Tujuan ini
dirancang untuk menentukan apakah tujuan operasi telah tercapai. Tujuan audit
tercapai dengan menerapkan prosedur audit untuk menentukan apakah prosedur
operasi berfungsi sebagaimana mestinya dan mencapai tujuan operasi. Untuk tujuan
operasi ditetapkan manajemen, sedangkan tujuan audit ditetapkan oleh auditor.

Prosedur audit adalah sarana yang digunakan auditor untuk memenuhi tujuan
auditnya. Prosedur audit merupakan langkah-langkah dalam proses audit yang
menjadi pedoman bagi auditor dalam melaksanakan penelaahan yang direncanakan,
berdasarkan tujuan audit yang ditetapkan.Tujuan audit harus ditujukan kepada audit
untuk setiap hal yang perlu dilakukan. Prosedur audit harus relevan dengan tujuan
audit. Prosedur audit mungkin terlihat cocok untuk audit sebuah operasi tertentu,
namun jika tidak dirancang untuk melaksanakan tujuan audit yang telah disetujui,
maka akan sedikit manfaatnya dalam membantu memenuhi misi audit. Daftar tujuan
dan prosedur audit untuk semua operasi tidak ada habisnya dikarenakan beragam
aktivitas dan sarana yang mencakupinya. Sehingga para praktisi diharapkan dapat
memilih tujuan audit dan menerapkan prosedurnya dengan melihat kondisi
perusahaannya, serta merancang prosedur yang relevan dengan tujuan audit yang
dipilih.

Berikut salah satu contoh hubungan tujuan audit dengan prosedur audit :
Persediaan, persediaan dipindahkan dari gedung ke departemen yang memesan barang
tersebut. Tujuan auditnya adalah mengevaluasi kontrol atas pengalihan tanggung
jawab atas barang-barang tersebut. Dokumen yang tepat untuk menunjukkan
pengiriman fisik persediaan adalah catatan penerimaan yang ditandatangani dan
formulir permintaan barang. Meskipun laporan penerimaan, daftar pengiriman, dan
faktur pemasok berhubungan dengan persediaan, namun dokumen tersebut tidak
relevan dengan tujuan audit ini. Tujuan audit yang lain adalah menentukan apakah
persediaan dikeluarkan hanya setelah formulir permintaan barang yang diotorisasi
diterima. Pengujian yang tepat untuk mencapai tujuan ini adalah memilih sampel acak
pengeluaran persediaan perpetual (sisi kredit) dan menelusurinya ke formulir
permohonan yang diotorisasi dengan layak. Memeriksa permohonan tanda tangan
orang yang berwenang dan menelusuri formulir pengeluaran ke catatan persediaan
perpetual atau ke catatan akumulasi biaya tidak memberi keyakinan, bahwa semua
kredit atas persediaan telah diotorisasi dengan layak. Tujuan audit internal yang
modern berada dalam kisaran yang luas. Saat ini audit internal sudah beralih dari audit
atas keandalan informasi keuangan ke audit atas ketaatan organsasi terhadap hukum
dan regulasi, ke audit atas efisiensi dan keekonomian penggunaan sumber terpercaya
dan ke audit atas efektivitas kinerja.

1.3 Audit SMART


Konsep SMART dikembangkan oleh audit pada Carolina Power and Light,
singkatan dari Selective Monitoring and Assessment of Risks and Trends. Metode ini
merupakan gabungan penentuan risiko dan audit analitis. Metode ini menggunakan
indikator-indikator kunci sebagai elemen dasar dari proses audit. Terdapat empat
tahap yaitu :
a. Pemilihan bidang-bidang kunci untuk pengawasan dan penetuan
b. Pengembangan indikator- indikator kunci untuk pengawasan dan penentuan
c. Implementasi
d. Pemeliharaan teknik-teknik audit SMART

Pemilihan bidang-bidang kunci untuk pengawasan didasarkan pada kriteria-kriteria


berikut ini :
a. Risiko yang dihadapi organisasi
b. Lingkungan kontrol
c. Perubahan atau inisiatif baru
d. Bidang-bidang masalah yang diketahui
e. Kemampuan menggunakan teknik audit berbantuan komputer secara efektif
dari segi biaya
f. Mutu informasi
g. Likuiditas aset
h. Kontrak-kontrak utama
i. Manajemen
j. Pengawasan aktivitas oleh yang lain

Indikator-indikator kunci :
a. Penuh makna
b. Tepat waktu
c. Sensitivitas
d. Keandalan
e. Dapat diukur
f. Praktis

Pemeliharaan teknik-teknik audit SMART mencakup :


a. Penugasan aktivitas-aktivitas audit SMART ke masing-masing anggota tim
b. Mengupayakan pendokumentasian yang layak dan penyimpanan tersentralisasi
c. Evaluasi periodik atas aktivitas audit
d. Pertimbangan penggunaannya selama proses perencanaan audit tahunan

Carolina Power and Light mengemukakan hasil dari inovasi ini berupa efektivitas
biaya yang mendukung proses audit internal tradisional. Berikut ini manfaat-manfaat
utamanya :
a. Meningkatkan penggunaan metode-metode audit terbatas
b. Meningkatkan upaya audit
c. Memperbanyak audit yang efektif
d. Identifikasi masalah secara tepat waktu
e. Meningkatkan deteksi kecurangan
f. Meningkatkan perencanaan audit tahunan
PENUTUP

Kesimpulan
REFERENSI

http://kriwuull.blogspot.com/2018/09/internal-audit-bab-6.html?m=1
https://bangijang.blogspot.com/2012/05/pekerjaan-lapangan.html?m=1
https://ekaekasite.wordpress.com/2017/06/29/audit-internal/
https://www.academia.edu/32533694/
Proses_dan_Tujuan_Field_work_Pekerjaan_Lapangan
https://www.coursehero.com/file/25624431/Pekerjaan-Lapangan-Idoc/

Anda mungkin juga menyukai