Anda di halaman 1dari 24

RUANG LNGKUP AKUNTANSI PERBANKAN

DAN
LAPORAN KEUANGAN PERBANKAN

Disusun oleh :

Nama : Ni Made Evayanti


No.Absen/NIM : 01/ 1902622010258
Kelas : Akuntansi D Malam

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
PRODI AKUNTANSI
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan
perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya pihak pihak
luar perusahaan yaitu; pemilik perusahaan (pemegang saham), pemerintah (instansi
pajak), kreditor (bank atau lembaga keuangan) dan pihak lainnya yang
berkepentingan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan
posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai
laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi
tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen
industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Baridwan (2004:11) berpendapat bahwa ”laporan keuangan adalah ringkasan
dari suatu proses pencatatan yang merupakan ringkasan dari transaksi keuangan yang
terjadi selama tahun buku yang bersangkutan”. Sedangkan Fahmi (2012:25)
mengemukakan bahwa “laporan keuangan adalah hasil proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas
tersebut”.
Kemudian menurut Sugiono dan Untung (2008:3) menyatakan bahwa “laporan
keuangan pada perusahaan merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi (siklus
akuntansi) yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan”.
Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan
keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas
yang dibebankan kepada manajemen.
Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998
Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Makalah ini disusun untuk membahas akntansi perbankan dan laporan keuangan
di lembaga keuangan terutama Bank, karena setiap perusahaan atau lembaga dapat
mengevaluasi semua kegiatan keuangan yang dilakukan dengan melihat dan
menganalisis semua kegiatan keuangan yang telah di lakukan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana ruang lingkup akuntansi perbankan?
2. Bagaimana laporan keuangan bank?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Mampu mengidentifikasikan ruang lingkup akuntansi perbankan.
2. Untuk menjelaskan laporan keuangan bank.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 RUANG LINGKUP AKUNTANSI PERBANKAN


2.1.1 Karakteristik Usaha Perbankan Bank
Karakteristik Usaha Perbankan Bank adalah suatu lembaga yang berperan
sebagai perantara keuangan(antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana
dengan pihak-pihak yang memerlukan dana serta sebagai lembaga yang berfungsi
memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha
bank adalah kepercayaan masyarakat (PSAK 31).
Karakteristik utama:
1. Lembaga intermediasi, lalu lintas pembayaran, dan menjaga
kepercayaan
2. Menjaga Likuiditas
3. Dilema antara menjaga likuiditas dan meningkatkan earning power
4. Mempunyai kedudukan strategis untuk menunjang pembangunan
nasional
2.1.2 Pengertian Akuntansi Perbankan
Akuntansi adalah proses pencatatan, pengklasifikasian, penganalisaaan, serta
penafsiran data keuangan secara sistematis dari bukti transaksi yang ada menjadi
sebuah laporan keuangan untuk pihak yang berkepentingan.
Jadi akuntansi perbankan adalah proses pencatatan, pengklasifikasian,
penganalisaan, serta penafsiran data keuangan perbankan secara sistematis untuk
pihak-pihak yang berkepentingan mengacu pada prinsip-prinsip akuntansi umum.

Sifat dan keterbatasan akuntansi :


a. Bersifat historis kejadian yang sudah berlalu
b. Bersifat umum tidak bersifat kebutuhan pihak-pihak tertentu
c. Akuntansi hanya melaporkan informasi material
d. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi
ketidakpastian
e. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah tertentu

Persaingan perbankan dalam memperebutkan pangsa pasar dan agar tetap


eksis serta mampu mengembangkan diri, maka dunia perbankan dituntut untuk
dapat bekerja dengan tingkat efisien tinggi serta dapat mengembangkan
produk/jasa sesuai kebutuhan masyarakat. Untuk itu perbankan harus memiliki
informasi yang tepat pakai dan tepat waktu serta kemampuan manajer bank dalam
pengambilan keputusan, alat yang diperlukan dalam mengelola dan memanfaatkan
dengan benar adalah Akuntansi.
Akuntansi Perbankan adalah seni, ilmu, sistem informasi yang menyangkut
pencatatan, menggolongkan/mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan transaksi
keuangan dan menginterpretasikan hasilnya dalam bentuk laporan keuangan.
Laporan keuangan bank harus sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang telah
diterima secara luas atau teknik pembukuan, posting dan pencatatan semua
transaksi yang dilakukan dalam kegiatan operasional suatu bank.

Perlunya Standar Akuntansi Keuangan Mengenai Akuntansi Perbankan


Standar
Akuntansi keuangan yang khusus bagi perbankan dibutuhkan untuk
memberikan informasi keuangan bank yang mampu mencerminkan keadaan bank
secara wajars ehingga pihak-pihak yang berkepentingan dapat
mengikutiperkembangan usaha bank. Prinsip-prinsip yang diatur dalam Standar
Akuntansi Keuangan juga masih bersifat umum belum mengatur praktek-praktek
akuntansi bagi industri khusus termasuk perbankan. Dalam rangka terciptanya
keseragaman dalam perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan bank
perlu disusun Standar Akuntansi Keuangan tentang Akuntansi Perbankan.

2.1.3 Tujuan Akuntansi Perbankan


Tujuan dari penyusunan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia antara lain:
1. Untuk membantu pengguna dalam menyusun laporan keuangan agar sesuai
dengan tujuannya, yaitu untuk:
1) Pengambilan keputusan investasi dan kredit
Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan
keputusan yang rasional. Oleh karena itu, informasinya harus dapat
dipahami oleh pelaku bisnis dan ekonomi serta pihak-pihak lain yang
berkepentingan antara lain meliputi:
a. Deposan
b. Kreditur
c. pemegang saham
d. otoritas pengawas
e. Bank Indonesia
f. Pemerintah
g. lembaga penjamin simpanan
h. masyarakat
2) Menilai prospek arus kas
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi yang
dapatmendukung deposan, investor, kreditur dan pihak-pihak lain dalam
memperkirakan jumlah, saat, dan kepastian dalam penerimaan kas di masa
depan. Prospek penerimaan kas sangat tergantung pada kemampuan bank
untuk menghasilkan kasguna memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo,
kebutuhan operasional, reinvestasi dalam operasi, dan pembayaran
dividen.
3) Memberikan informasi atas sumber daya ekonomi
Pelaporan keuangan bertujuan memberikan informasi tentang sumber daya
ekonomi bank (economic resources), kewajiban bank untuk mengalihkan
sumber daya tersebut kepada entitas lain atau pemilik saham, serta
kemungkinan terjadinya transaksi dan peristiwa yang dapat mempengaruhi
perubahan sumber daya tersebut.
2. Menciptakan keseragaman dalam penerapan perlakuan akuntansi dan
penyajianlaporan keuangan, sehingga meningkatkan daya banding diantara
laporan keuangan bank.
3. Menjadi acuan minimum yang harus dipenuhi oleh perbankan dalam
menyusunlaporan keuangan. Namun keseragaman penyajian sebagaimana
diatur dalam PAPI (Pedoman Akuntansi Perbankan Iindoensia) tidak
menghalangi masing-masing bank untuk memberikan informasi yang relevan
bagi pengguna laporankeuangan sesuai kondisi masing-masing bank.
2.1.4 Jenis - jenis Bank
1. Jenis bank dilihat dari segi fungsinya.
Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, jenis
perbankan menurut fungsinya terdiri dari:
A. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.Sifat jasa yang diberikan
adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang
ada.Begitu juga dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh
wilayah.
B. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran,
artinya disini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan
kegiatan bank umum.
2. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya.
Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa yang memiliki bank
tersebut.Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan
saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis bank tersebut adalah
sebagai berikut:
A. Bank milik pemerintah
Akte maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh
keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank milik
pemerintah yaitu, Bank Negara Indonesia 46 (BNI), Bank Rakyat
Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN) Sedangkan bank milik
pemerintah daerah (Pemda) terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II
masing-masing Provinsi. Sebagai contoh, BPD DKI Jakarta, BPD Jawa
Barat, BPD Jawa Tengah, BPD Jawa Timur, BPD Sumatera Utara, Dan
BPD lainnya
B. Bank milik swasta nasional
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta
nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula
pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. Contoh bank
swasta nasional yaitu, Bank Muamalat, Bank Central Asia, Bank Bumi
Putra, Bank Danamon, Bank Duta
C. Bank Milik Koperasi
Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang
berbadan hukum koperasi. Sebagai contoh: Bank Umum Koperasi
Indonesia
D. Bank Milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik
milik swasta asing atau pemerintah asing.Jelas kepemilikannya dimiliki
oleh pihak luar negeri. Contoh Bank Asing antara lain, Deutsche Bank,
American Express Bank, Bank of America, Bank of Tokyo, Bangkok
Bank, Hongkong Bank.
E. Bank milik campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak
swasta nasional.Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh
warga negara Indonesia. Contoh bank campuran antara lain, Bank Sakura
Swadarma, Bank Finconesia, Mitsubishi Buana Bank, Interpacific Bank.
3. Jenis bank dilihat dari segi status.
Dilihat dari segi kemampuannya dalam melayani masyarakat, maka bank
dapat dibagi ke dalam dua macam.Pembagian jenis ini disebut juga pembagian
berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut.Kedudukan atau status bank
ini menunjukan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari
segi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanannya. Status bank yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
A. Bank Devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri
atau yang behubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan,
misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, travellers cheque,
pembukaan dan pembayaran Letter of Credit dan transaksi lainnya.
Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank
Indonesia.
B. Bank Non Devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan
transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi
seperti halnya Bank Devisa.
4. Jenis Bank dilihat dari cara menentukan harga.
Jenis bank jika dilihat dari segi atau cara dalam menentukan harga baik harga
jual maupun harga beli terbagi dalam dua kelompok.
A. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional
Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank
yang berorientasi pada prinsip konvensional. Dalam mencari keuntungan
dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan
prinsip konvensional menggunakan dua metode, yaitu:
1. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti
giro, tabungan maupun deposito.Demikian pula dengan harga untuk
produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku
bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah based.
2. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan barat menggunakan atau
menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase
tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.
B. Bank yang berdasarkan prinsip syariah
Bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga
produknya sangat berbeda dengan bank yang berdasarkan prinsip
konvensional. Bank berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak
lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan
perbankan lainnya. Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan
bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut.
1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (misyarakah)
3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)
4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan
(ijarah)
5. Pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh
pihak lain (ijarah wa iqtina)
2.1.5 Kerangka Konseptual Akuntansi
Kerangka konseptual akuntansi adalah suatu system pertalian yang erat
(koheren) dari tujuan dan konsep – konsep dasar yang saling berhubungan dan
saling mengarahkan terciptanya prinsip-prinsip yang konsisten serta
mengambarkan sifat, fungsi, dan keterbatasan akuntansi beserta laporan keuangan.
Kerangka konseptual akuntansi berfungsi sebagai perumusan prinsip-prinsip
akuntansi yang dapat menjadi acuan bagi para pemakai informasi akuntansi dan
selanjutnya hal ini akan mendasari praktik akuntansi. Dengan kerangka konseptual
juga akan dihasilkan tujuan dan dasar-dasar praktik akuntansi dan pelaporan
keuangan. Dengan demikian hal ini akan memudahkan para pemakai dalam
memahami tujuan, isi, dan karakteristik informasi yang dihasilkan oleh akuntansi.

2.1.6 Dasar-dasar Akuntansi Perbankan


1. Accrual basis di dalam pencatatan biaya
2. Cash basis di dalam pencatatan pendapatan
3. Dasar rancang bangun akuntansi perbankan
a. harus adanya perincian dari asetnya sehingga dapat menggambarkan
jumlah dana yang diinvestasikan pada masing-masing aset tersebut.
b. harus adanya perincian dari hutang-hutangnya yang disusun menurut
jatuh waktunya dan tingkat kekekalannya.
c. dapat menggambarkan Laba/rugi yang diperoleh dari hasil kegiatannya
dengan jelas.
d. harus dapat menyediakan informasi secara periodik mengenai efisiensi
dari hasil kegiatan usahanya.
e. harus ada sistem internal control yang ketat.
f. harus dapat menyediakan data untuk penguasa moneter.

Dasar-dasar penyusunan rekening stelsel bank


a. sebaiknya rekening assets disusun atas dasar tingkat likwiditasnya.
b. sebaiknya rekening hutang bank disusun atas dasar urutan
pemakaiannya atau urutan jatuh waktunya.
c. sebaiknya rekening modal disusun berurutan atas dasar urutan
kekekalannya.
d. sebaiknya rekening income/expense bank disusun berurutan atas dasar
urutan ranking yang paling besar atau berurutan dari tingkat prioritas
kegiatan utama dari bank yang bersangkutan.
2.1.7 Persamaan Dasar Akuntansi Perbankan
Dalam memahami proses akuntansi, ada baiknya untuk memahami persamaan
dasar akuntansi. Persamaan dasar akuntansi dibangun pemahaman antara hak dan
kewajiban. Hak merupakan kekayaan atau aktiva atau asset. hak ini ada karena
telah timbul kewajiban. Konsep akuntansi menghendaki keseimbangan antara hak
dan kewajiban. Oleh karena itu setiap pertambahan kewajiban bank, harus diikuti
peningkatan hak atau asset. Secara umum persamaannya adalah:

Hak = Kewajiban
Aktiva = Pasiva

Kewajiban bank terdiri dari kewajiban terhadap pihak eksternal dan


kewajiban terhadap pihak internal. Kewajiban kepada pihak eksternal adalah
kewajiban kepada kreditor atau pemberi dana atau deposan. Sedangkan kewajiban
terhadap internal adalah kewajiban kepada pemilik modal. Dengan demikian
persamaan dapat diperluas menjadi:

Aktiva = Hutang + Modal

Bila bank melakukan aktivitas, akan memperoleh pendapatan dan


mengeluarkan biaya. Selisih Pendapatan dengan biaya merupakan laba bank. Laba
bank merupakan komponen modal bank. Untuk itu persamaannya menjadi:

Aktiva  =  Hutang + Modal + Pendapatan – Biaya

Atau

Aktiva + Biaya  =  Hutang + Modal + Pendapatan

Keterangan:
Pada sisi kiri terdapat aktiva dan biaya, sedangkan pada sisi kanan terdapat
Hutang, Modal dan Pendapatan. Persamaan ini akan mempermudah bagi pemula
dalam membuat jurnal.

Dengan persamaan  dan penggambaran rekening buku besar, maka dapat


disimpulkan bahwa:

a. Setiap pertambahan aktiva akan didebet, dan pengurangan aktiva akan


dikredit.
b. Setiap pertambahan biaya akan didebet, setiap pengurangan biaya akan
dikredit.
c. Setiap peningkatan hutang akan dikredit dan setiap pengurangan/pelunasan
hutang akan didebet.
d. Setiap pertambahan modal akan dikredit dan penurunan modal akan
didebet.
e. Setiap pertambahan pendapatan bank akan dikredit dan setiap penurunan
pendapatan akan didebet.

Aktiva bank misalnya berupa kas, giro BI, penempatan pada bank lain,
sekuritas jangka pendek, kredit yang diberikan, penyertaan dan aktiva tetap.
Hutang bank misalnya giro nasabah, tabungan, deposito, pinjaman diterima,
sedangkan modal berupa modal disetor maupun laba ditahan. Untuk pendapatan
bank bisa berupa pendapatan bunga dan pendapatan lainnya. Sedangkan biaya bank
berupa biaya bunga dan biaya lainnya.

2.1.8 Sistematika Rekening Bank


Penggunaan nama, struktur dan hubungan antar rekening perlu ada
keseragaman agar laporan yang dihasilkan mudah dipahami dan mudah
diperbandingkan. Untuk itu sistematika rekening perbankan diperlukan.
Sistematika rekening bank disusun dengan menggunakan digit tertentu. Digit
pertama berisi rubric rekening, digit kedua berupa identifikasi jenis valuta, digit
ketiga berisi kelompok rekening group. Digit keempat berisi kelompok rekening
subgroup dan digit ke lima dan seterusnya berisi berupa rincian atau rekening
individual.

Pengelompokan rekening selanjutnya didasarkan pada sifat dan fungsi


rekening. Pengelompokan ini dimaksudkan agar dapat menggambarkan posisi
aktiva, kewajiban, modal, pendapatan, beban, komitmen dan kontijensi dalam
tabel.

2.2 LAPORAN KEUANGAN BANK


2.2.1 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 , Tujuan laporan
keuangan adalah sebagai berikut :
1. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama
sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan
semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan
dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non
keuangan.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
(stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau
pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat
keputusan ekonomi. Keputusan ini mungkin mencakup, misalnya keputusan untuk
menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk
mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
2.2.2 Jenis Laporan Keuangan Bank
Dalam sebuah bank membuat laporan keuangan harus dilakukan dan harus
terdapat beberapa komponen laporan keuangan. Adapun komponen atau jenis
laporan keuangan bank yaitu:
1. Neraca Bank
Gambaran posisi keuangan suatu bank pada suatu saat tertent. Laporan neraca
ini merupakan sebuah laporan mengenai jumlah harta atau kekayaan, jumlah
modal, dan juga jumlah kewajiban atau hutang dari sebuah bank. Secara
mudahnya, laporan ini berisi mengenai kekayaan dan juga modal yang dimilik
oleh sebuah bank dalam jangka waktu tertentu. Semua aset kekayaan baik yang
berupa uang tunai, giro, investasi, dan lain sebagainya dilaporkan dalam
laporan neraca ini.
2. Ikhtisar Laba/Rugi Bank
Hasil kegiatan atau operasional suatu bank selama suatu peiode tertentu.
Komponen laporan keuangan bank yang selanjutnya yaitu laporan laba/rugi
atau untung/rugi. Laporan ini berisi mengenai income atau pendapatan dari
sebuah bank dan juga beban biaya yang harus ditanggung dalam periode waktu
tertentu. Dalam laporan ini dijelaskan jumlah pendapatan bank dalam jangka
waktu tertentu dan juga biaya yang harus dikeluarkan. Dari laporan ini akan
terlihat apakah bank mengalami keuntungan atau kerugian. Biasanya beberapa
laporan untung/rugi yang dibuat akan dibandingkan setiap periodenya.
3. Ikhtisar Perubahan Posisi Keuangan
Memperlihatkan dari mana sumbe pendanaan bank dan kemana saja dana yang
telah diserapnya disalurkan. Laporan ini merupakan analisis finansial yang
dilakukan untuk melihat hubungan antara laporan periode tertentu dengan
periode sebelumnya. Bisa dikatakan sebagai laporan perbandingan antara
laporan yang sebelumnya dan yang dibuat sekarang. Dengan adanya rasio ini
maka bank bisa melihat bagaimana perkembangan keuangan saat ini.
4. Laporan Komitmen dan Kontijensi
Memperlihatkan komtmen bank dan kontijensi bank dimasa yang akan datang.
Komponen laporan keuangan bank yang harus ada adalah kontingensi dan
komitmen. Laporan ini disajikan sedemikian rupanya sehingga jika dikaitkan
dengan aktiva dan pasiva dapat diperoleh gambaran keuangan yang wajar dari
sebuah bank. Kontingensi dan komitmen ini berupa tagihan ataupun kewajiban
dari bank yang tidak akan mempengaruhi neraca aktiva dan pasiva ketika
tanggal pembuatan. Hal ini bisa berupa bentuk mata uang asing atau rupiah.

Keempat komponen laporan keuangan bank ini memang harus ada dan
harus dilaporkan oleh setiap bank. Pihak utama yang harus diberikan laporan
keuangan adalah pimpinan atau pengambil keputusan dari bank tersebut.
Biasanya laporan keuangan ini dibuat setiap bulannya, ada pula yang dibuat
setiap satu tahun sekali. Bank yang ada di Indonesia pada umumnya membuat
laporan ini setiap bulan kemudian diakumulasikan selama satu tahun. Biasanya
para nasabah dan karyawan akan diberikan laporan keuangan tahunan. Sangat
penting memang laporan keuangan ini sebagai transparansi berjalannya sebuah
bank.

2.2.3 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan


1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu kejadian yang telah lewat.
2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pihak tertentu.
3. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidak pastian
4. Laporan keuangan yang menggunakan istilah-istilah teknis.

2.2.4 Laporan Keuangan Bank


Laporan keuangan bank merupakan salah satu bagian yang penting dan
harus ada dalam setiap bank. Pengertian dari laporan keuangan sendiri adalah
transparansi dari keuangan yang ada dalam bank tersebut. Proses pelaporan
keuangan ini wajib dilakukan oleh setiap bank dan ditransparansikan pada setiap
pegawai ataupun pengguna jasa bank. Dengan mengetahui laporan ini maka
karyawan dan juga nasabah bisa mengetahui bagaimana posisi keuangan
perusahaan atau bank saat ini. Laporan yang lengkap biasanya terdiri dari laporan
neraca, laporan perubahan posisi dari keuangan, dan juga tambahan catatan yang
diperlukan dalam sebuah laporan keuangan.

A. LAPORAN KEUANGAN BULANAN


1. Laporan bulanan bank umum yang disampaikan oleh bank kepada Bank
Indonesia untuk posisi bulan Januari sampai dengan Desember akan
diumumkan pada home page Bank Indonesia atau website OJK.
2. Format yang digunakan untuk laporan keuangan publikasi nbulanan
tersebut sesuai format pada laporan keuangan bulanan dibawah ini.
3. Laporan keuangan bulanan merupakan laporan keuangan bank secara
individu yang merupakan gabungan antara kantor pusat bank dengan
seluruh kantor bank.

B. LAPORAN KEUANGAN TRIWULANAN


Laporan keuangan triwulanan disusun untuk memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja, atau hasil usaha bank serta informasi
keuangan lainnya kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan
perkembangan usaha bank.
Laporan keuangan triwulanan yang wajib disajikan adalah:
1. Laporan Keuangan Triwulan posisi akhir Maret dan September
2. Laporan Keuangan Triwulan posisi akhir Juni
3. Laporan Keuangan Triwulan posisi akhir Desember.

I. Laporan Keuangan Triwulanan Posisi Akhir Maret dan September


1. Pedoman Umum
a. Laporan keuangan triwulanan terdiri dari laporan keuangan bank secara
individu dan laporan keuangan bank secara konsolidasi dengan anak
perusahaan.
b. Laporan keungan publikasi triwulanan wajib disusun dalam bahasa
Indonesia dan angka-angka yang disjakikan dalam jutaan rupiah.
c. Format laporan keuangan triwulanan merupakan standar minimal yang
wajib dipenuhi. Bila terdapat pos yang jumlahnya material dan tidak
terdapat dalam format tersebut, bank dapat menyajikan pos tersebut
secra tersendiri, namun apabila pos dimaksud jumlahnya tidak material
dapat digabungkan dengan pos lain yang sejenis.
d. Pos-pos yang memiliki bsaldo nihil dalam format laporan keuangan
publikasi triwulanan yang diumumkan di surat kabar tetap harus
dicantumkan dengan memberi garis pendek (-) pada pos bersangkutan.
e. Penyajian laporan keuangan triwulanan
1) Laporan keuangan publikasi triwulanan wajib disajikan
sekurang-kurangnya dalam bentuk perbandingan dengan laporn
pada periode yang sama tahun sebelumnya.
2) Posisi pembanding hendaknya disajikan sesuai format yang sama
dengan posisi laporan keuangan triwulanan yang diumumkan.
3) Khusus untuk perlakuan akuntansi yang baru berlaku dalam
posisi laporan maka penyajian posisi pembanding hendaknya
mengacu pada PSAK Nomor 25 tentang laba atau rugi bersih
untuk periode berjalan, kesalahan mendasar, dan perubahan
kebijakan akuntansi.
f. Bagi bank yang tidak memiliki anak perusahaan, kolom konsolidasi
dapat ditiadakan.
g. Untuk pengisian pemilik bank ndalam format laporan keuangan
publikasi triwulanan, nama pemegang saham yang wajib diucapkan
adalah perorangan atau perushaan yang memiliki saham sebesar 5%
(lima peseratus) atau lebih dari modal bank, baik melalui atau tidak
melalui pasar modal.

2. Cakupan
Laporan yang wajib disajikan dalam laporan keuangan publikasi
triwulanan sekurang-kurangnya terdiri dari :
1. Neraca
2. Perhitungan laba rugi dan saldo laba
3. Daftar komitmen dan kontinjensi
4. Transaksi valuta asing dan derivative
5. Kualitas aktiva produktif dan informasi lainnya
6. Perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum
7. Rasio keuangan
II.Laporan Keuangan Triwulanan Posisi Akhir Juni
Format dan cakupan laporan keuangan triwulanan untuk posisi Juni adalah
sama dengan format dan cakupan laporan keuangan triwulanan untuk posisi
Maret dan September dengan beberapa tambahan yang ditetapkan sebagai
berikut :
1. Bagi bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha, selain
menyajikan laporan keuangan bank secara individu dan laporan keuangan
bank konsolidasi dengan anak perusahaan, bank wajib menyajikan neraca,
laporan perusahaan induk di bidang keuangan yang merupakan hasil
konsolidasi dan kontinjensi seluruh perusahaan di dalam kelompok bidang
keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Dalam hal
kelompok usaha tidak memiliki perusahaan laporan perubahan ekuitas, dan
daftar komitmen dan kontinjensi perusahaan induk yang merupakan hasil
konsolidasi dari seluruh perusahaan di dalam kelompok usaha sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku.
2. Neraca dan laporan laba rugi perusahaan induk dibidang keuangan atau
perusahaan induk wajib disajikan dalam bentuk perbandingan dengan
posisi yang sama pada tahun sebelumnya.
III.Laporan Keuangan Triwulanan Posisi Akhir Desember
Format dan cakupan laporan keuangan publikasi triwulanan untuk posisi
Desember adalah sama dengan format dan cakupan laporan keuangan
triwulanan untuk posisi Maret, Juni, dan September dengan beberapa
tambahan sebagai berikut:
1. Bagi bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha, selain
menyajikan laporan keuangan bank secara individu dan laporan
keuangan bank konsolidasi dengan anak perusahaan, bank wajib
menyajikan necara, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan
daftar komitmen dan kontinjensi perusahaan induk di bidang keuangan
yang merupakan hasil konsolidasi dari seluruh perusahaan di dalam
kelompok bidang keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku. Dalam hal kelompok usaha tidak memiliki perusahaan induk di
bidang keuangan, bank wajib menyajikan neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan ekuitas, dan daftar komitmen dan kontinjensi
perusahaan induk yang merupakan hasil konsolidasi dari seluruh
perusahaan di dalam kelompok usaha sesuai dengan standar akuntasi
yang berlaku.
2. Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam poin 1 wajib diaudit
oleh akuntan publik. Dalam penyajian laporan keuangan triwulanan
wajib dicantumkan nama Akuntan Publik yang bertanggung jawab
(partner in charge), nama kantor akuntan publik, dan opini yang
diberikan.
3. Format neraca dan laporan laba rugi perusahaan induk di bidang
keuangan atau perusahaan induk disesuaikan dengan neraca damn
laporan laba rugi yang disajikan dalam laporan audit (audit report).
4. Neraca dan laporan laba rugi perusahaan induk di bidang keuangan
keuangan atau perusahaan induk wajib disajikan dalam bentuk
perbandingan dengan posisi yang sama pada tahun sebelumnya.

C. LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN


Laporan tahunan bank dimaksudkan untuk memberikan informasi berkala
mengenai kondisi bank secara menyeluruh, termasuk perkembangan usaha dan
kinerja bank.
Selain disampaikan kepada pemegang saham dan Bank Indonesia, lapoan
tahunan bank wajib pula disampaikan kepada lembaga lain yang
bekepentingan terhadap perkembangan usaha bank, seperti Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia (YLKI), lembaga pemeingkat di Indonesia, asosiasi
pebankan di Indonesia, Institut Bankir Indonesia (IBI), lembaga penelitian di
bidang ekonomi dan keuangan serta majalah ekonomi dan keuangan.

Laporan tahunan berisi:


1. Informasi Umum
Informasi umum dalam laporan tahunan bank berisi:
a Kepengurusan
b Rincian kepemilikan saham
c Perkembangan usaha bank dan kelompok usaha bank, yang memuat
data mengenai iktisar data keuangan dan rasio keuangan.
d Sasaran,strategi dan kebijakan manajemen yang digunakan dalam
pengembangan usaha bank.
e Laporan manajemenyang menyajikan informasi mengenai pengelolaan
bank oleh pihak manajemen
2. Laporan keuangan Tahunan
Laporan keuangan tahunan mencakup hal-hal berikut ini:
a Laporan keuangan bank, yang terdeiri dari: Neraca, laporan laba
rugi,laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas
laporan keuangan.
b Laporan keuangan konsolidasi merupakan konsolidasi laporan
keuangan bank dan perusahaan anak, yang trdiri dari: neraca, laporan
laba rugi,laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan.
c Laporan keuangan konsolidasi disertai opini dari Akuntan Publik.
d Laporan keuangan perusahaan induk yang telah di audit oleh Akuntan
Publik, yang terdiri dari:
(1) Laporan keuangan perusahaan induk yang merupakan
konsolidasi dari seluruh perusahaan yang disusun sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku ,terdiri dari: neraca, laporan laba
rugi,laporan perubahan ekuitas dan daftar komitmen dan
kontijensi.
(2) Dalam hal kelompok usaha tidak memiliki perusahaan induk di
bidang keuangan maka laporan keuangan yang disampaikan
adalah laporan keuangan perusahaan induk.
3. Opini dari akuntan Publik
Opini dari Akuntan Publik memuat pendapat Akuntan Publik atas Laporan
Keuangan Konsolidasi.
4. Aspek Transparansi yang Terkait dengan Kelompok Usaha
Untuk transparansi laporan keuangan, bank wajib pula memuat informasi
yang terkait dengan kegiatan didalam kelompok usaha, yang terdiri dari:
a Struktur kelompok usaha bank, yang disajikan sampai dengan pemilik
terakhir, serta struktur keterkaitan kepengurusan dan pemegang
sahamyang bertindak atas nama pemegang saham lain.
b Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa,
dengan memperhatikan hal-hal berikut:
(1) Informasi transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
(2) Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah
pihak-pihak sebagaimana diatur dalam PSAK.
(3) Jenis transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa antara lain meliputi : kepemilikan
silang, transaksi dari suatu kelompok usaha yang bertindak
untuk kepentingan kelompok usaha lain, pengelolaan
likuiditas jangka pendek, penyediaan dana yang diberikan
atau diterima oleh perusahaan lain, eksposur kepada
pemegang saham dalam bentuk pinjaman, komitmen dan
garansi ;pembelian atau penjualan asset.
5. Aspek transparansi Sesuai PSAK, Pedoman Akuntansi Perbankan indonesia
(PAPI), dan Laporan Keuangan Publikasi Laporan.
Laporan keuangan tahunan wajib memenuhi seluruh aspek pengungkapan
sebagaimana ditetapkan dalam PSAK dan PAPI yang berlaku.
Pengungkapan tersebut terdiri dari :
a. Laporan keuangan
b. Komitmen dan kontigensi
c. Jumlah penyediaan dana kepada pihak terkait
d. Kualitas aktiva produktif, kredit properti dan kredit yang
direstrukturasi
e. Penyisihan Penghapusan Aktiva produktif yang telah dibentuk
dibandingkan dengan Penyisihan Penghapusan Aktiva produktif
yang wajib dibentuk.
f. Persentase pelanggan dan penghapusan batas maksimum
pemberian kredit
g. Perhitungan kewajiban Penyediaan Modal Minimum
h. Transaksi spot dan transaksi derivative
i. Rassio posisi devisa netto
j. Beberapa rasio keuangan bank
k. Aktiva bank yang dijamin
l. Kredit Usaha Kecil (KUK)
6. Eksposur dan Manajemen Risiko
Informasi mengenai eksposur dan manajemen risiko mencakup informasi
mengenai identifikasi risiko (risk identification), dan pengukuran terhadap
risk eksposure yang dihadapibank (risk measurement) serta praktek
menajemen risiko lainnyayaitu pemantauan (risk monitoring) dan
pengendalian risiko (risk controlling).
7. Informasi Lain
Informasi lain terdiri dari :
a Langkah-langkah dan rencana alam mengantisipasi risiko pasar
atas transaksi mata uang asing baik karena kurs maupun
fluktuasi sku bunga, temasuk penjelasan mengenai semua
pinjaman dan ikatan tanpa proteksi serta hutang yang suku
bunganya berfluktuasi atau tidak ditentukan telebih dahulu.
b Transaksi-transaksi penting lainnya dalam jumlah yang
signifikan.
c Informasi kejadian penting setelah tanggal laporan Akuntan
Publik (subsequent event).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam suatu bisnis terutama dunia perbankan tentunya dibutuhkan analisa dan
laporan keuangan yang akurat sehingga dalam pengambilan keputusan lebih tepat
sasaran dan berdampak pada kemajuan perusahaan. Dalam hal ini seorang akuntan
perbankan ataupun manager berperan dan berkontribusi sangat besar dalam ikut
mengembangkan perusahaan. Dunia perbankan dituntut untuk dapat mencari inovasi,
peluang usaha dengan program-programnya untuk memberikan pelayanan yang lebih
kepada masyarakat baik itu dalam tingkat nasional maupun internasional. Sebagai
badan usaha yang memiliki tanggung jawab publik, perbankan dituntut untuk
menyajikan laporan keuangan yang berkualitas tinggi sehingga dapat memberikan
informasi yang akurat dan komprehensif bagi seluruh pihak yang berkepentingan dan
mencerminkan kinerja bank. Untuk mencapai tujuan tersebut, standar dan pedoman
akuntansi yang berlaku perlu terus disempurnakan sejalan dengan perkembangan
transaksi dan produk keuangan dewasa ini serta harmonisasi dengan standar akuntansi
internasional. Pemahaman dan kepercayaan masyarakat terhadap informasi-informasi
yang disampaikan oleh bank-bank pada gilirannya dapat menumbuhkan dan
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan nasional secara
keseluruhan.

Laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan


perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya pihak pihak
luar perusahaan yaitu; pemilik perusahaan (pemegang saham), pemerintah (instansi
pajak), kreditor (bank atau lembaga keuangan) dan pihak lainnya yang
berkepentingan. Jenis-jenis laporan keuangan bank adalah neraca bank, ikhtisar laba
rugi, ikhtisar perubahan posisi keuangan dan laporan komitmen dan kontijensi.
REFERENSI

Taswan. (2008). Akuntansi Perbankan. Edisi III. Semarang:UPP STIM YKPN

https://www.academia.edu/37590903/Makalah_Akuntansi_Perbankan

https://www.scribd.com/document/359298725/ruang-lingkup-akuntansi-perbankan-
dan-laporan-keuangan-bank

https://asepramlan.co.id/2011/01/laporan-keuangan-bank.html

https://ferdinandwisnu.wordpress.com/2013/03/17/pengertian-jenis-jenis-fungsi-
laporan-keuangan-bank/

Anda mungkin juga menyukai