Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

AKUNTANSI PERBANKAN

Oleh:

KELOMPOK VI

ANDERSON BEN ONI SEREH 2010020154

DIAN MONIKA BILISTOLEN 2010020043

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI AKUNTANSI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya. Makalah ini di buat selaku untuk
melengkapi tugas Akuntansi Perbankan.

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

kupang, 13 September 2023

Kelompok II
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................2

Daftar Isi ..................................................................................................3

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang ..............................................................................4


B. Rumusan Masalah..........................................................................5
C. Tujuan ...........................................................................................5

BAB II Pembahasan

A. Bank ..............................................................................................6
B. Laporan Keuangan ........................................................................7
C. Laporan Keuangan Bank ..............................................................11
D. Cara Penyajian Laporan Keuangan...............................................11
E. Komponen-komponen Laporan Keuangan Bank..........................11
F. Perkiraan-perkiraan Dalam Laporan Keuangan ...........................13

BAB III Penutup

A. Kesimpilan ....................................................................................19
B. Saran .............................................................................................19

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajer atau


pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan
kepadanya pihak pihak luar perusahaan yaitu; pemilik perusahaan (pemegang
saham), pemerintah (instansi pajak), kreditor (bank atau lembaga keuangan)
dan pihak lainnya yang berkepentingan.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan


perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti
misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga
termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan
tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Baridwan (2004:11) berpendapat bahwa ”laporan keuangan adalah


ringkasan dari suatu proses pencatatan yang merupakan ringkasan dari
transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan”.

Sedangkan Fahmi (2012:25) mengemukakan bahwa “laporan keuangan


adalah hasil proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut”.

Kemudian menurut Sugiono dan Untung (2008:3) menyatakan bahwa


“laporan keuangan pada perusahaan merupakan hasil akhir dari kegiatan
akuntansi (siklus akuntansi) yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil
operasi perusahaan”.
Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari
proses pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen.

Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun


1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.

Makalah ini disusun untuk membahas laporan keuangan di lembaga


keuangan terutama Bank, karena setiap perusahaan atau lembaga dapat
mengevaluasi semua kegiatan keuangan yang dilakukan dengan melihat dan
menganalisis semua kegiatan keuangan yang telah di lakukan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu bank?


2. Apa itu Laporan Keuangan?
3. Apa itu Laporan Keuangan Bank?
4. Seperti Apa itu Cara Penyajian Laporan Keuangan?
5. Seperti Apa itu Komponen-komponen Laporan Keuangan Bank?
6. Apa-apa Saja Perkiraan-perkiraan Dalam Laporan Keuangan?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa itu bank


2. Mengetahui apa itu Laporan Keuangan
3. Mengetahui apa itu Laporan Keuangan Bank
4. Mengetahui Seperti Apa itu Cara Penyajian Laporan Keuangan
5. Mengetahui Seperti Apa itu Komponen-komponen Laporan Keuangan
Bank
6. Mengetahui Apa-apa Saja Perkiraan-perkiraan Dalam Laporan Keuangan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bank

a. Pengertian Bank

Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya


didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang,
meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai
banknote.

Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran
uang. Sedangkan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,
yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Menurut pasal 1 Undang - Undang No. 4 Tahun 2003 tentang


Perbankan, Bank adalah Bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.

b. Jenis Bank

Berdasarkan pasal 5 Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 tentang


Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, terdapat
dua jenis bank berdasarkan undang-undang, yaitu:

1. Bank umum adalah : Bank yang dalam pengumpulan dananya


terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dalam
usahanya terutama dalam memberikan kredit jangka pendek.
2. Bank Perkreditan Rakyat adalah : Bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.

c. Fungsi Pokok Bank


Bank sebagai lembaga perantara keuangan memberikan jasa - jasa
keuangan baik kepada pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang
memiliki dana bank - bank melakukan beberapa fungsi dasar sementara
tetap menjalankan kegiatan rutinnya di bidang keuangan.
Fungsi dasar dan bank dapat dilihat dan keterangan berikut. Bank
memiliki fungsi pokok sebagai berikut ( Dahlan Siamat 2001 : 88)

1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien


dalam kegiatan ekonomi.
2. Menciptakan uang.
3. Menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat.
4. Menawarkan jasa - jasa keuangan lain.
5. Menyediakan fasilitas untuk perdagangan intemasional
6. Menyediakan pelayanan penyimpanan untuk barang - barang
berharga.
7. Menyediakan jasa - jasa pengelolaan dana.

B. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan

Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah


sebagai “alat penguji” dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk
selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi
juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan
perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak
yang berkepentingan mengambil suatu keputusan.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007 : 19) laporan keuangan dalam
suatu perusahaan sebenarnya merupakan output dari proses atau siklus
akuntansi dalam suatu kesatuan akuntansi usaha, dimana proses akuntansi
meliputi kegiatan-kegiatan :

 Mengumpulkan bukti-bukti transaksi


 Mencatat transaksi dalam jurnal
 Memposting dalam buku besar dan membuat kertas kerja
 Menyusun laporan keuangan

Menurut Munawir (2001 : 2), laporan keuangan adalah hasil dari


proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi
antara data keuangan atau aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak
yang berkepentingan dengan data atau aktifitas perusahaan tersebut”
b. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 ,


Tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut :

1. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang


menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian,
laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin
dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena
secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di
masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non
keuangan.

Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan


manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai
apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat
demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini
mungkin mencakup, misalnya keputusan untuk menahan atau menjual
investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat
kembali atau mengganti manajemen.
c. Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan


data keuangan perusahaan. Laporan keuangan disusun dan ditafsirkan
untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau
mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan.

Menurut PSAK (2007) No. 31, laporan keuangan bank terdiri atas:

1. Neraca

Bank menyajikan aktiva dan kewajiban dalam neraca berdasarkan


karakteristiknya dan disusun berdasarkan urutan likuiditasnya; urutan
likuiditas secara garis besar akan sama dengan urutan jatuh temponya.
Pos lancar dan tidak lancar tidak disajikan secara terpisah karena
sebagian besar aktiva dan kewajiban suatu bank dapat direalisasikan
atau diselesaikan dalam waktu dekat.

2. Laporan Laba Rugi

Bank menyajikan laporan laba rugi dengan mengelompokkan


pendapatan dan beban menurut karakteristiknya dan disusun dalam
bentuk berjenjang (multiple step) yang menggambarkan pendapatan
dan beban yang berasal dari kegiatan operasional dan non operasional

3. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas harus disusun berdasarkan kas selama periode


laporan. Kas dan setara kas terdiri atas kas, giro BI dan giro bank lain.
4. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas menyajikan peningkatan dan penurunan


aktiva bersih atau kekayaan bank selama periode bersangkutan
berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus
diungkapkan dalam laporan keuangan.

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.


Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas yang
perlu penjelasan harus didukung dengan informasi yang dicantumkan
dalam catatan atas laporan keuangan.

Laporan neraca adalah laporan keuangan utama yang diterbitkan


pada akhir periode akuntansi yaitu per tanggal 31 Desember. Tanggal
tersebut adalah syarat minimal dan sifatnya formal berdasarkan suatu
kewajiban perusahaan melaporkan transaksi keuangan bukan berdasarkan
kebutuhan.

Disisi lain masih banyak perusahaan yang membutuhkan waktu


lama untuk menerbitkan laporan neraca, sehingga setiap saat pimpinan
perusahaan melihat laporan posisi keuangan yang dilihatnya adalah
informasi yang sudah basi. Sementara pengguna Aplikasi Komputer
akuntansi dapat menampilkan laporan neraca kapan saja.

Dalam menyusun neraca pada akuntansi manual terlebih dahulu


dibuat jurnal setiap transaksi keuangan. Terus dibuat Neraca saldo dengan
menghitung jumlah saldo setiap rekening neraca & laba rugi selama satu
periode akuntansi dan hasilnya dimasukkan ke kertas kerja (neraca lajur).
Berdasarkan fakta atau hal tertentu di buat ayat penyesuaian sehingga
didapat neraca saldo yang disesuaikan. Kolom berikutnya ikhtisar
pabrikasi, rugi laba untuk merangkum biaya dan rugi laba kolom terakhir
adalah neraca akhir.
C. Laporan Keuangan Bank
Laporan keuangan bank merupakan salah satu bagian yang penting
dan harus ada dalam setiap bank. Pengertian dari laporan keuangan sendiri
adalah transparansi dari keuangan yang ada dalam bank tersebut. Proses
pelaporan keuangan ini wajib dilakukan oleh setiap bank dan
ditransparansikan pada setiap pegawai ataupun pengguna jasa bank.
Dengan mengetahui laporan ini maka karyawan dan juga nasabah bisa
mengetahui bagaimana posisi keuangan perusahaan atau bank saat ini.
Laporan yang lengkap biasanya terdiri dari laporan neraca, laporan
perubahan posisi dari keuangan, dan juga tambahan catatan yang
diperlukan dalam sebuah laporan keuangan.

D. Cara Penyajian Laporan Keuangan


Aspek yang harus dicapai untuk menyajikan laporan dengan baik adalah:
1. Jelas, tidak menimbulkan tanda tanya bagi pembacanya. Jika seandainya
pembaca itu awam akan akuntansi, maka laporan haruslah menggunakan
bahasa sederhana namun tetap detail.
2. Akurat, Aspek yang satu ini wajib dicapai. Karena data yang tidak akurat
bisa berdampak langsung maupun tidak langsung bagi berkembangnya
perusahaan.
3. Mendetail, Laporan keuangan yang baik haruslah mendetail agar bisa
mengetahui . Masing-masing perusahana terkadang berbeda kebutuhannya
mengenai detail laporan keuangannya.
4. Tepat waktu, Pelaporan harus sesuai periode
E. Komponen-komponen Laporan Keuangan Bank
Dalam sebuah bank membuat laporan keuangan harus dilakukan dan
harus terdapat beberapa komponen laporan keuangan. Adapun komponen
laporan keuangan bank yaitu:
1. Neraca bank
Laporan neraca ini merupakan sebuah laporan mengenai jumlah
harta atau kekayaan, jumlah modal, dan juga jumlah kewajiban atau
hutang dari sebuah bank. Secara mudahnya, laporan ini berisi mengenai
kekayaan dan juga modal yang dimilik oleh sebuah bank dalam jangka
waktu tertentu. Semua aset kekayaan baik yang berupa uang tunai, giro,
investasi, dan lain sebagainya dilaporkan dalam laporan neraca ini.

2. Laporan untung/rugi bank


Komponen laporan keuangan bank yang selanjutnya yaitu laporan
laba/rugi atau untung/rugi. Laporan ini berisi mengenai income atau
pendapatan dari sebuah bank dan juga beban biaya yang harus
ditanggung dalam periode waktu tertentu. Dalam laporan ini dijelaskan
jumlah pendapatan bank dalam jangka waktu tertentu dan juga biaya
yang harus dikeluarkan. Dari laporan ini akan terlihat apakah bank
mengalami keuntungan atau kerugian. Biasanya beberapa laporan
untung/rugi yang dibuat akan dibandingkan setiap periodenya.

3. Laporan kontingensi dan komitmen


Komponen laporan keuangan bank yang harus ada adalah
kontingensi dan komitmen. Laporan ini disajikan sedemikian rupanya
sehingga jika dikaitkan dengan aktiva dan pasiva dapat diperoleh
gambaran keuangan yang wajar dari sebuah bank. Kontingensi dan
komitmen ini berupa tagihan ataupun kewajiban dari bank yang tidak
akan mempengaruhi neraca aktiva dan pasiva ketika tanggal
pembuatan. Hal ini bisa berupa bentuk mata uang asing atau rupiah.

4. Laporan rasio keuangan bank


Laporan ini merupakan analisis finansial yang dilakukan untuk
melihat hubungan antara laporan periode tertentu dengan periode
sebelumnya. Bisa dikatakan sebagai laporan perbandingan antara
laporan yang sebelumnya dan yang dibuat sekarang. Dengan adanya
rasio ini maka bank bisa melihat bagaimana perkembangan keuangan
saat ini.
Keempat komponen laporan keuangan bank ini memang harus ada
dan harus dilaporkan oleh setiap bank. Pihak utama yang harus diberikan
laporan keuangan adalah pimpinan atau pengambil keputusan dari bank
tersebut. Biasanya laporan keuangan ini dibuat setiap bulannya, ada pula
yang dibuat setiap satu tahun sekali. Bank yang ada di Indonesia pada
umumnya membuat laporan ini setiap bulan kemudian diakumulasikan
selama satu tahun. Biasanya para nasabah dan karyawan akan diberikan
laporan keuangan tahunan. Sangat penting memang laporan keuangan ini
sebagai transparansi berjalannya sebuah bank.

F. Perkiraan-perkiraan Dalam Laporan Keuangan


Bagan Perkiraan (Chart Of Account) adalah daftar yang dibuat dari
rekening yang digunakan oleh badan usaha untuk mendefinisikan setiap
barang atau uang yang dihabiskan atau diterima. Hal ini digunakan untuk
mengatur entitas keuangan dan untuk memisahkan pengeluaran,
pendapatan, aset dan kewajiban untuk memberikan pihak yang
berkepentingan pemahaman yang lebih baik tentang kesehatan entitas
keuangan. Bagan perkiraan (chart of accounts) daftar perkiraan yang ada
dalam perusahaan lengkap dengan nama dan nomor kode perkiraannya.

Akun (perkiraan) adalah formulir (media) / kartu yang digunakan


untuk mengelompokkan transaksi – transaksi yang sejenis ke dalam suatu
nama kelompok transaksi dan tempat untuk mencatat penambahan serta
pengurangan yang terjadi dalam kelompok tersebut. Dalam system
pencatatan, kita menggunakan system “Akuntansi Berpasangan” (Double
Entery Accounting), yang artinya bahwa setiap transaksi akan selalu
dicatat di dalam 2 perkiraan/lebih dengan jumlah debit dan kredit yang
seimbang.

Bentuk – bentuk perkiraan (akun) :

 Bentuk T (T form) atau Skontro


 Bentuk 2 kolom atau 2 lajur
 Bentuk 3 kolom atau 3 lajur
 Bentuk 4 kolom atau 4 lajur
Bagan / unsur – unsur akun (perkiraan) :

 Nama akun, contoh: aktiva, kewajiban, modal


 Tempat untuk mencatat penambahan yang terjadi pada akun
 Tempat untuk mencatat pengurangan yang terjadi pada akun

Debit adalah sisi sebelah kiri akun. Apabila didebit, berarti pada sisi
sebelah kiri tersebut ditulis atau dicatat suatu jumlah tertentu. Kredit
adalah sisi sebelah kanan akun. Apabila dikredit, berarti pada sisi sebelah
kanan tersebut ditulis atau dicatat suatu jumlah tertentu.

a. Kode Perkiraan (Akun) Akuntansi


Kode perkiraan adalah pemberian kode pada perkiraan sehingga setiap
perkiraan mudah diingat, dimengerti, dan digunakan. Biasanya dinyatakan
dengan notasi angka, huruf atau kombinasi angka dan huruf. Kode
perkiraan akuntansi perlu dicantumkan dalam pencatatan akuntansi,
tujuannya adalah untuk memudahkan proses pencatatan, pencarian dan
penyimpanan serta pembebaban yang dituju pada setiap perkiraan. Oleh
karenanya kode perkiraan akuntansi hendaknya mempunyai kriteria
seperti, mudah diingat, konsisten, sederhana dan singkat serta
memungkinkan adanya penambahan perkiraan akuntansi baru tanpa
mengubah kode perkiraan akuntansi yang sudah ada. Dalam
pelaksanaannya, pemberian kode tersebut dapat ditentukan dengan
memilih salah satu cara berdasarkan kebijaksanaan masing – masing
pengelola perusahaan.

b. Jenis-jenis Kode Perkiraan Akuntansi


Dalam suatu sistem akuntansi perusahaan, pemberian kode perkiraan
akuntansi sangat tergantung pada keanekaragaman transaksi dan jumlah
transaksi yang terjadi. Semakin banyak dan kompleksitas transaksi yang
terjadi akan menyebabkan semakin banyak kode perkiraan akuntansi yang
akan digunakan.
Terdapat beberapa kode perkiraan akuntansi yang dapat digunakan
biasanya seperti kode numerial, kode desimal, kode mnemonik serta kode
kombinasi huruf dan angka. Dalam pembahasan ini hanya membicarakan
dua macam kode akun yang biasa digunakan. Kode perkiraan akuntansi
yang dibahas adalah kode numerial dan kode desimal.

1) Kode Numerial.
Merupakan cara pengkodean perkiraan akuntansi berdasarkan
nomor secara berurutan. Pada sistem ini, pemberian kode terhadap
perkiraan dapat dilakukan secara mudah dan bebas. Setiap perkiraan
dapat diberikan nomor dengan aturannya sendiri.

Misalnya :

a. Kas
b. Piutang dagang
c. Perlengkapan kantor
d. dst.

2) Kode Desimal.
Merupakan cara pemberian kode perkiraan akuntansi dengan
menggunakan lebih dari satu angka. Setiap angka mempunyai arti,
kode desimal ini dapat dibedakan atas kode kelompok dan kode blok.
Pada sistem ini setiap perkiraan diberikan kode dengan menggunakan
dasar angka Sepuluh Digit, yaitu dari angka 0 sampai 9. Angka paling
depan digunakan sebagai penunjuk golongan pokok. Selanjutnya untuk
tiap anak golongan ditambah angka lagi.

Misalnya :

a. Biaya
 Biaya Penyediaan Jasa
 Gaji
 Komisi
 Komisi Perantara
 Komisi Agen
 Upah

b. Biaya Administrasi
 Perlengkapan
 Telepon
 Dst.

3) Mnemonic
Mnemonic, artinya mudah diingat. Jadi pada sistem ini pemberian
kode dilakukan dengan tanda yang mudah diingat. Namun biasanya
pada sistem Mnemonic kode perkiraan yang digunakan adalah huruf –
huruf. Paling lazim digunakan inisial dari suatu kata.

Misalnya :

 A untuk Aktiva
 H untuk Hutang
 Dan seterusnya.

Kesulitan yang akan ditemukan pada sistem ini adalah jika ada kata
yang inisialnya sama dengan inisial kata perkiraan yang lain harus
dibuat kode lain. Misalnya saja jika perusahaan menyebutkan Aktiva
sebagai Harta, maka inisialnya H, jadi tentunya untuk hutang harus
dibuat sebutan lain. Jalan keluarnya untuk hutang Kewajiban, sehingga
inisialnya K. atau cara lain dengan menggunakan kode tambahan yang
mudah diingat.

4) Kombinasi Huruf dan Angka.


Kombinasi huruf dan angka, artinya pada sistem ini setiap
perkiraan diberi kode dengan menggunakan huruf dan nomor.
Keduanya dipadukan untuk membentuk kode tertentu.

Misalnya:
Hutang Gaji Bagian Umum diberi kode H 1-21.

 (H) menunjukkan Hutang.


 (I) menunjukkan golongan hutang.
 (II) menunjukkan bagian tertentu yang berhubungan dengan
kejadian hutang tersebut.
Dari ke empat cara di atas yang peling sering digunakan dalam
prakteknya adalah cara decimal. Pada dasarnya pembuatan kode untuk
tiap perkiraan klasifikasinya disesuaikan dengan pengelompokan dan
urutan perkiraan.

c. Pengklasifikasian Kedalam Laporan Keuangan.


Perkiraan dalam buku besar biasanya diklasifikasikan menurut
sifat-sifatnya sebagai aktiva, kewajiban, modal, pendapatan dan atau
biaya. Perkiraan-perkiraan tersebut juga dapat diklasifikasikan lagi
dalam kategori-kategori yang lebih luas. Dalam artikel ini akan dibahas
klasifikasi perkiraan pada sebuah perusahaan kecil. Pengklasifikasian
perkiraan-perkiraan dilakukan sesuai dengan ketentuan bahwa
transaksi-transaksi akuntansi di samping dicatat juga harus digolong-
golongkan.

Penggolong-golongan transaksi berarti bahwa transaksi-transaksi


yang mempunyai sifat yang sama harus dilaporkan sebagai satu
kesatuan. Misalnya pada Perusahaan X, apabila selama bulan Maret
2012 telah dibeli perlengkapan sebanyak sepuluh kali, maka semua
pembelian perlengkapan ini harus dicatat dalam satu kelompok
transaksi yang disebut “perlengkapan”.

Perkiraan Neraca atau biasa disebut perkiraan riil, Perkiraan neraca


atau perkiraan riil adalah perkiraan-perkiraan yang pada akhir periode
akan dilaporkan di dalam neraca. Yang termasuk dalam perkiraan
neraca adalah aktiva (harta), kewajiban (hutang), dan modal. Contoh
perkiraan aktiva adalah kas, wesel tagih, piutang dagang atau piutang
usaha, perlengkapan, biaya dibayar di muka, peralatan, tanah, gedung,
mesin, kendaraan.

Perkiraan kewajiban di antaranya wesel bayar, hutang dagang atau


hutang usaha, hutang bank, hutang gaji, hutang bunga, hutang pajak,
hutang hipotek, hutang obligasi. Perkiraan modal mencakupi modal
Tuan Y, prive Tuan Y. Perkiraan prive digunakan untuk mencatat
pengambilan-pengambilan uang yang dilakukan oleh pemilik dan
digunakan untuk keperluan pribadinya.

Perkiraan Rugi laba atau biasa disebut perkiraan nominal Perkiraan


rugi laba atau perkiraan nominal adalah perkiraan-perkiraan yang pada
akhir periode akan dilaporkan dalam laporan rugi laba. Yang termasuk
dalam perkiraan rugi laba adalah pendapatan dan biaya. Pendapatan
dapat berasal dari bermacam-macam kegiatan, misalnya penjualan
barang, pemberian jasa, penyewaan aktiva, peminjaman uang atau
kegiatan-kegiatan lain dalam rangka usaha dan tujuan memperoleh laba.
Perkiraan-perkiraan yang termasuk dalam klasifikasi ini dapat diberi
nama penjualan, upah jasa, pendapatan jasa, pendapatan bunga atau
pendapatan sewa.

Jika suatu perusahaan mempunyai beberapa jenis pendapatan,


maka masing-masing dicatat dalam perkiraan yang terpisah. Biaya yang
terjadi untuk memperoleh pendapatan juga dapat bermacam-macam.
Luasnya pengelompokan dan banyaknya perkiraan biaya berbeda antara
satu perusahaan dengan perusahaan lain. Hal ini tergantung pada sifat
dan besarnya perusahaan. Contoh perkiraan biaya adalah biaya gaji,
biaya perlengkapan, biaya listrik, air telepon, biaya penyusutan, biaya
bunga, biaya sewa, biaya serba-serbi.
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan

Laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajer


atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan
kepadanya pihak pihak luar perusahaan yaitu; pemilik perusahaan
(pemegang saham), pemerintah (instansi pajak), kreditor (bank atau
lembaga keuangan) dan pihak lainnya yang berkepentingan.

1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. Catatan atas Laporan Keuangan

b. Saran
Dalam membuat laporan keuangan bank harus memenuhi PSAK.
Sementara data yang di ambil dari website milik Bank Indonesia hanya
menyajikan neraca, laporan laba rugi, laporan Kualitas Aktiva Produktif
Bank, Laporan Komitmen dan Kontingensi Bank sementara menurut
PSAK harus ada laporan arus ka, perubahan ekuitas dan catatan atas
laporan keuangan itu sendiri. Jadi, kita harus membuat secara manual 3
unsur tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http://asepramlan.co.id/2011/01/laporan-keuangan-bank.html

https://ferdinandwisnu.wordpress.com/2013/03/17/pengertian-jenis-jenis-fungsi-
laporan-keuangan-bank/

http://infodanpengertian.co.id/2016/07/pengertian-laporan-keuangan-
menurut.html

https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-keuangan/bank/umum-konvensional/
Default.aspx

Anda mungkin juga menyukai