Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH EKONOMI

LEMBAGA JASA KEUANGAN

DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

DISUSUN OLEH ;

KELOMPOK 5

1. ANNISA SALSABILLA
2. DESTIA NURRAHMA DEWI
3. RIHADAATUL PANGESTI
4. VIDYA ERNITA SARI
5. FAHIRA NURAINI
6. MARIO RACHMAN SYAHID

GURU PEMBIMBING : NOVIA AMBARWATI,S.Pd.

MAN LANDAK

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,

Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

“Lembaga Jasa Keuangan dalam Perekonomian Indonesia” dalam bentuk maupun isinya yang

sangat sederhana tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi

makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami

miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan

masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Ngabang, Januari 2022

Penyusun

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. .............................................................................................................................. Latar
Belakang .............................................................................................................. 1
B. .............................................................................................................................. Rum
usan Masalah ....................................................................................................... 1
C. .............................................................................................................................. Tuju
an ........................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2

A. .............................................................................................................................. Peng
ertian Lembaga Jasa Keuangan ............................................................................. 2
B. .............................................................................................................................. Fung
si Lembaga Jasa Keuangan ................................................................................... 2
C. .............................................................................................................................. Jenis
-Jenis Lembaga Jasa Keuangan ............................................................................. 3
D. .............................................................................................................................. Otori
tas Jasa Keuangan ................................................................................................ 12

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 14

A. .............................................................................................................................. Kesi
mpulan ................................................................................................................ 14
B. .............................................................................................................................. Sara
n .......................................................................................................................... 14
ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini, Bank dan lembaga keuangan merupakan salah satu pelaku terpenting dalam
perekonomian sebuah negara. Masyarakat maupun kalangan industri/usaha sangat
membutuhkan jasa Bank dan lembaga keuangan lainnya, untuk mendukung dan
memperlancar aktivitasnya. Dalam masyarakat sederhana,peran Bank dan lembaga keuangan
lainnya sangatlah penting, khusunya sebagai lembagai mediasi antara pihak yang memiliki
dana dan yang membutuhkan dana. Mekanisme aktivitas ekonomimasyarakat modern dengan
peran bank dan lembaga keuangan lain.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dipaparkan di atas, maka penulis merumuskan,
pokok permasalahan :

1) Apakah yang dimaksud dengan lembaga jasa keuangan ?

2) Apa saja fungsi lembaga jasa keuangan ?

3) Sebutkan jenis-jenis lembaga jasa keuangan ?

4) Apa yang dimaksud otoritas jasa keuangan ?

C. Tujuan

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran ekonomi serta
untuk mengetahui pentingnya lembaga keuangan dalam kehidupan perekonomian manusia
dan mengetahui bentuk-bentuk lembaga keuangan bank dan non bank di Negara kita.
1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Lembaga Jasa Keuangan

Berdasarkan pengertiannya, lembaga jasa keuangan adalah suatu badan atau


organisasi penyedia jasa yang berkaitan dengan keuangan. Lembaga ini menyediakan
jasa kepada nasabah lewat cara menghimpun dana, kemudian menyalurkannya sebagai
pendanaan bagi yang membutuhkan.

Lembaga jasa keuangan dalam perekonomian Indonesia telah diatur secara resmi oleh
pemerintah melalui regulasi keuangan. Aset utama dari lembaga jasa keuangan
berbentuk aset keuangan ataupun tagihan-tagihan dalam bentuk saham, obligasi dan
pinjaman. Lembaga ini tidak mengatur aset berbentuk aktiva riil seperti bangunan,
perlengkapan, dan bahan baku.

B. Fungsi Lembaga Jasa Keuangan

Jika dilihat dari fungsinya, lembaga jasa keuangan memiliki tugas sebagai berikut:

 Melancarkan Pertukaran Produk

Produk yang dimaksud baik berupa barang maupun jasa, melalui uang dan
instrumen kredit. Jadi, dalam melakukan fungsi ini, lembaga jasa keuangan akan
menghimpun uang dari masyarakat dalam bentuk simpanan, kemudian
menyalurkan uang tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit atau pinjaman.

 Memberikan Pengetahuan dan Informasi Keuangan

Sebagai pihak ahli, lembaga jasa keuangan bertugas melakukan analisa ekonomi
dan kredit untuk kepentingan nasabah. Maka dari itu, lembaga jasa keuangan
wajib menyebarkan informasi serta kegiatan yang bermanfaat dan memberikan
keuntungan bagi para nasabahnya.
 Memberikan Jaminan Bagi Para Nasabah

Dalam hal ini, lembaga jasa keuangan dapat memberikan jaminan atau kepastian
hukum serta moral yang berkaitan dengan keamanan dana masyarakat yang
menjadi nasabahnya.

2
 Menciptakan dan Memberikan Likuiditas

Kamu sudah tahu kan apa itu likuiditas? Jadi, likuiditas adalah kemampuan
perusahaan, dalam hal ini lembaga jasa keuangan untuk mengkonversi aset
menjadi uang tunai. Artinya, lembaga jasa keuangan harus mampu memberikan
keyakinan kepada nasabahnya, bahwa dana yang dipercayakan untuk dikelola
tersebut akan dikembalikan sesuai dengan waktu jatuh tempo yang disepakati.

C. Jenis-Jenis Lembaga Jasa Keuangan

Lembaga jasa keuangan dalam perekonomian Indonesia dibagi menjadi dua


kelompok, yaitu lembaga jasa keuangan bank dan bukan bank.

1. Lembaga Jasa Keuangan Perbankan

Berdasarkan etimologinya, kata “bank” berasal dari kata “banca” dalam bahasa
Italia, yang memiliki arti meja. Meja dalam bahasa Italia tersebut adalah meja di
pasar yang digunakan untuk menukar uang. Jadi, pada dasarnya bank adalah
tempat untuk melakukan transaksi keuangan, meliputi penyimpanan uang,
pemberi pinjaman uang atau penyalur kredit, transaksi pembayaran, serta sebagai
perantara dalam transaksi keuangan tersebut.

kalau dalam UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, disebutkan bahwa


bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.

Kalau berdasarkan pengertian dalam UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang


perbankan tersebut, kita dapat mengetahui bahwa bank memiliki tiga kegiatan,
yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.
Kegiatan menghimpun dana dilakukan oleh bank dalam bentuk tabungan,
simpanan giro, dan deposito.

Kegiatan menghimpun dana ini biasanya dilakukan oleh lembaga jasa keuangan
perbankan dengan balas jasa berupa bunga dan hadiah yang dimaksudkan untuk
menarik minat masyarakat untuk menyimpan uang di bank tersebut. Kegiatan
menyalurkan dana atau penyedia kredit dilakukan bank untuk memberikan
pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan.

Sementara kegiatan memberikan jasa bank lainnya merupakan kegiatan bank


yang meliputi jasa penyewaan Safe Deposit Box (SDB), kartu kredit, anjak
piutang, dan lain sebagainya. Dari tiga kegiatan tersebut, kegiatan pokok bank

adalah menghimpun dan menyalurkan dana, sementara kegiatan memberikan


jasa bank lainnya adalah kegiatan pendukung, yang dilakukan bank demi
mendukung dua kegiatan pokoknya.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pihak bank saat menjalankan
fungsinya. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:

 Likuiditas

Bank harus memiliki kemampuan dalam melunasi kewajiban sewaktu-waktu


atau saat jatuh tempo atau dapat melunasinya dalam jangka pendek.

 Solvabilitas

Bank harus mampu memenuhi semua kewajibannya kepada nasabah.


Seandainya bank tersebut bubar, pengelola wajib mengembalikan aset nasabah
dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

 Rentabilitas

Bank wajib memiliki kemampuan dalam memperoleh keuntungan atau laba


agar dapat menjaga kontinuitasnya.

 Solidaritas

Bank harus memiliki kemampuan dalam memperoleh kepercayaan dari


masyarakat, agar dapat menunjukkan kalau bank tersebut dalam keadaan
sehat.

a. Jenis-Jenis Bank

Dalam melaksanakan kegiatannya, perbankan di Indonesia dibagi menjadi


beberapa jenis berdasarkan fungsi, kepemilikan, status, dan cara menentukan
harga.

 Bank berdasarkan Fungsi


Berdasarkan fungsinya, menurut UU Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun
1998, lembaga jasa keuangan perbankan di Indonesia dibagi menjadi
tiga, yaitu:

1. Bank sentral
Bank sentral adalah bank yang memiliki tanggung jawab atas
kebijakan moneter atau stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor
perbankan, dan sistem finansial sebuah negara secara keseluruhan. Di
Indonesia, bank yang menjadi bank sentral adalah Bank Indonesia,
4

yang otoritasnya diatur dalam UU No. 3 Tahun 2004.Dalam UU


tersebut dinyatakan bahwa bank sentral merupakan lembaga negara
yang memiliki wewenang dalam mengeluarkan alat pembayaran yang
sah dari suatu negara, merumuskan dan melaksanakan kebijakan
moneter, dan mengawasi perbankan serta menjalankan fungsi sebagai
pemberi pinjaman pilihan terakhir (lender of the last resort).

Jadi, berdasarkan UU tersebut, tujuan pokok dari Bank Indonesia


adalah mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah, yang
mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai rupiah terhadap barang
dan jasa, serta kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain.
Bagaimana peran lembaga jasa keuangan di Indonesia?

Bank Indonesia memiliki tiga pilar pokok yang mendukung tugasnya


sebagai bank sentral Indonesia, yaitu menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter, mengatur serta menjaga kelancaran sistem
pembayaran, dan mengatur serta mengawasi perbankan yang ada di
Indonesia.

Sebagai bank sentral, Bank Indonesia bersifat independen dalam


melaksanakan tugas serta wewenangnya, sehingga semua keputusan
dan kebijakan yang diambil oleh Bank Indonesia harus bebas dari
campur tangan pemerintah dan atau pihak lain, kecuali dalam hal-hal
yang sudah dengan tegas diatur dalam undang-undang.

2. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan perbankannya
secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan
bank umum adalah memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank umum juga memberikan penawaran berbagai produk dan jasa
sesuai dengan fungsinya, sebagai penghimpun dana dari masyarakat,
pemberi pinjaman kepada masyarakat, menjual dan membeli valuta
asing, menjual jasa giro, menjual jasa penagihan surat berharga,
menjual jasa asuransi, menjual jasa cek, dan memberikan jasa
penitipan barang berharga, dan lain sebagainya.
Bank umum seringkali disebut sebagai bank komersial karena
bertujuan mendapatkan laba yang diperoleh dari selisih pendapatan
dan biaya operasional perusahaan. Pendapatan bank umum
didapatkan dari jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat,
sementara biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan bank
dalam bentuk pembayaran bunga, pembayaran biaya tenaga kerja, dan
lain sebagainya.

5
3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat atau yang biasa disingkat BPR merupakan
bank yang melakukan kegiatan usahanya secara konvensional
dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Dalam menjalankan usahanya, BPR menghimpun dana dari


masyarakat, memberikan kredit konsumtif kepada masyarakat,
menyediakan pembiayaan dan penempatan dana sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia. BPR menempatkan dananya dalam bentuk
Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat deposito,
dan/atau tabungan ke bank lain.

 Bank berdasarkan Kepemilikan

Berdasarkan fungsinya, menurut UU Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun


1998, lembaga jasa keuangan perbankan di Indonesia dibagi menjadi
tiga, yaitu:

1. Bank Pemerintah
Sesuai namanya, bank milik pemerintah adalah bank yang akta
pendirian ataupun modalnya sepenuhnya milik pemerintah, sehingga
keuntungan dari usaha bank ini juga sepenuhnya dimiliki oleh
pemerintah.

Contoh dari bank milik pemerintah adalah Bank Rakyat Indonesia


(BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Tabungan Negara (BTN),
dan Bank Mandiri. Sementara contoh bank milik pemerintah daerah
adalah Bank Jabar, Bank Jatim, Bank Jateng, Bank DKI, Bank DIY,
Bank Sulawesi Selatan, Bank Riau, dan Bank Nusa Tenggara Barat.

2. Bank Swasta Nasional


Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar
sahamnya dimiliki oleh swasta nasional, sehingga seluruh keuntungan
dari usahanya menjadi milik swasta nasional tersebut. Contoh dari
bank milik swasta nasional adalah Bank Danamon, Bank
Internasional Indonesia, Bank Mega, Bank Central Asia (BCA), Bank
Lippo, Bank Niaga, Bank Bumi Putra, dan Bank Universal.

3. Bank Milik Koperasi


Bank milik koperasi adalah bank yang seluruh sahamnya dan seluruh
keuntungan usahanya dimiliki olehperusahaan yang
6
berbadan hukum koperasi. Contoh dari bank milik koperasi yang ada
di Indonesia adalah Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin).

4. Bank Milik Asing


Bank milik asing merupakan cabang bank dari bank yang ada di luar
negeri. Pemilik seluruh saham dari bank milik asing ini adalah pihak
asing atau luar negeri. Contoh bank milik asing yang ada di Indonesia
adalah ABN AMRO Bank, Bank of America, City Bank, American
Express Bank, Bangkok Bank, Bank of Tokyo, dan Deutsche Bank.

5. Bank Milik Campuran


Bank milik campuran merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh
pihak swasta nasional dan pihak asing. Sekalipun demikian, saham
bank milik campuran ini secara mayoritas dimiliki oleh warga negara
Indonesia. Contoh dari bank milik campuran adalah Bank Merincorp,
Bank Sakura Swadarma, Ing Bank, Pacific Bank, Mitsubishi Buana
Bank, dan Bank Finconesia.

 Bank berdasarkan Status

Berdasarkan statusnya, bank dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Bank Devisa
Bank devisa merupakan bank yang dapat melakukan transaksi ke luar
negeri atau transaksi yang berhubungan dengan mata uang asing
secara keseluruhan. Bentuk transaksi yang dilakukan bank devisa ini
adalah melakukan transfer ke luar negeri, pembayaran L/C, inkaso ke
luar negeri, dan travellers cheque. Untuk menjadi sebuah bank devisa,
sebuah bank harus memenuhi sejumlah persyaratan yang sudah
ditetapkan oleh Bank Indonesia.

2. Bank Non Devisa


Bank non devisa adalah bank yang belum memiliki izin untuk
melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat
melakukan transaksi yang berhubungan dengan luar negeri.

 Bank Berdasarkan Cara Menentukan Harga

Berdasarkan cara menentukan harga, bank dibedakan menjadi dua jenis,


yaitu:

1. Bank Konvensional
Bank yang berdasarkan prinsip konvensional adalah bank yang
mendapatkan keuntungan dengan jalan menetapkan bunga sebagai
harga, baik untuk simpanan seperti giro, tabungan, maupun deposito.
Dalam menentukan harga untuk pinjaman atau kredit, bank ini
menetapkannya berdasarkan tingkat suku bunga.

Bank ini menetapkan keuntungan untuk jasa bank lainnya dengan


cara menetapkan biaya dalam nominal atau persentase tertentu.
Hampir seluruh bank yang ada di Indonesia merupakan bank yang
berdasarkan prinsip kerja konvensional (Barat).

2. Bank Syariah
Bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah bank yang menetapkan
landasan falsafahnya kepada hukum Islam. Bank syariah tidak
menggunakan sistem bunga dan dalam penentuan harga atau
pencarian keuntungannya dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil.

b. Produk Perbankan

Sebagai salah satu lembaga keuangan yang mengumpulkan dan menyalurkan


dana kepada pihak yang membutuhkan dana, bank memiliki berbagai produk.
Di mana produk dalam perbankan ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
kredit pasif dan kredit aktif.

1. Kredit pasif
Adapun simpanan yang berupa kredit pasif, sebagai berikut.
a) Tabungan, yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan
cek atau alat yang dipersamakan dengan itu.
b) Giro, yaitu simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan cara
pemindahbukuan.
c) Deposito berjangka, yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu menurut perjajian antara penyimpan
dengan bank yang bersangkutan.
d) Sertifikat deposito, yaitu deposito berjangka yang bukti simpanannya
dapat diperdagangkan.
e) Surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi yang
lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar utang.
8
2. Kredit aktif
Adapun macam-macam kredit aktif perbankan sebagai berikut.
a) Kredit rekening koran (R/K), artinya kredit yang diberikan sesuai dengan
kebutuhannya dengan jaminan surat-surat berharga, barang dalam
gudang, atau barang bergerak.
b) Kredit reimbus (letter of credit), artinya kredit yang diberikan dengan cara
membayar harga pembelian suatu barang setelah nasabah
memperlihatkan bukti-bukti pengiriman barang antarnegara.
c) Kredit aksep, artinya kredit yang diberikan dengan cara menandatangani
wesel yang ditarik oleh nasabah dan dijual ke bank.
d) Kredit dokumenter, artinya kredit yang diberikan atas jaminan dokumen
yang diserahkan ke bank.
e) Kredit dengan jaminan surat-surat berharga, artinya kredit yang diberikan
kepada nasabah untuk membeli surat-surat berharga.

c. Lembaga Penjamin Simpanan

Lembaga Penjangin Simpanan (LPS) adalah suatu lembaga independen yang


berfungsi menjamin simpanan nasabah perbankan di Indonesia. Fungsi dan
tugas LPS sebagai berikut.

a) Fungsi LPS, antara lain:


a) Menjamin simpanan nasabah penyimpan,
b) Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan
kewenangannya.
b) Tugas lembaga penjamin simpanan, sebagai berikut.
a) Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan
simpanan.
b) Melaksanakan penjaminan simpanan.
c) Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turit aktif
memelihara stabilitas sistem perbankan.
d) Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian
bank gagal yang tidak terdampak sistemik.
e) Melaksanakan penanganan bank gagal yang berdampak sistemik.

2. Lembaga Jasa Keuangan Bukan Bank

Lembaga jasa keuangan bukan bank memiliki fungsi yang sama dengan bank,
yaitu mengumpulkan dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat. Tujuan
dari didirikannya lembaga ini adalah untuk menunjang pengembangan pasar uang
dan pasar modal serta membantu permodalan perusahaan-perusahaan.

Lembaga jasa keuangan bukan bank didirikan atas Surat Keputusan Menteri
Keuangan No. KEP-792/MK/IV/12/1970 tanggal 7 Desember 1970 tentang
lembaga keuangan, yang telah diubah dan ditambah dengan Keputusan Menteri
Keuangan No. 562/KMK.011/1982 tanggal 1 September 1982 tentang Perubahan
dan Tambahan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-38/MK/IV/1972
tanggal 18 Januari 1972.

a. Tujuan Didirikannya Lembaga Jasa Keuangan Bukan Bank


a. Memberikan pembiayaan dalam bentuk pinjaman jangka panjang dan
menengah
b. Penyertaan saham pada perusahaan-perusahaan.
c. Merangsang penyertaan modal swasta dan memperluas sumber-sumber
pembiayaan bagi kegiatan dunia usaha.
d. Sebagai penggerak, perantara atau penanggung setiap pengeluaran dan
penukaran saham-saham, surat utang, obligasi, dan surat berharga
lainnya.
e. Sebagai salah satu lembaga penunjang pasar uang dan pasar modal.

b. Jenis-Jenis Lembaga Jasa Keuangan Bukan Bank


Berdasarkan jenisnya, lembaga jasa keuangan bukan bank dapat dibedakan
sebagai berikut:

a. Pasar Modal (Bursa Efek)


Pasar modal merupakan lembaga keuangan bukan bank yang menjadi
tempat jual beli surat-surat berharga jangka panjang. Pasar modal akan
mempertemukan para pencari dana (emiten) dan para penanam modal
(investor). Di pasar modal, perusahaan yang mencari dana akan menjual
surat berharga seperti surat penyertaan modal (saham) dan obligasi (surat
hutang jangka panjang) guna mendapatkan dana dari investor. Investor
perusahaan maupun individu kemudian akan membeli saham melalui
perusahaan sekuritas.

10
b. Perusahaan Sewa Guna (Leasing) atau Multifinance
Perusahaan sewa guna yang sering disebut dengan leasing merupakan
lembaga keuangan bukan bank yang memiliki sistem kontrak sewa yang
digabungkan dengan pembelian secara angsuran, baik itu kepada
perorangan maupun perusahaan. Meskipun semua fasilitas dan kegunaan
barang bisa digunakan namun hak barang masih menjadi pihak leasing
sebelum pembayaran lunas. Lembaga ini juga sering disebut multifinance
atau pembiayaan (finance).

c. Modal Ventura
Perusahaan Perusahaan Modal Ventura merupakan perusahaan yang
berperan untuk memberikan modal kepada perusahaan lain yang memiliki
kegiatan beresiko tinggi tetapi membutuhkan modal besar untuk
membangunnya dan memiliki prospek bisnis yang baik. Bentuk
pembiayaannya beragam, mulai dari obligasi hingga pinjaman yang
bersifat khusus sesuai dengan syarat yang disepakati.

d. Perusahaan Asuransi
Tujuan utama dari asuransi adalah untuk mengamankan keuangan
pribadi ketika terjadi suatu resiko. Jenis asuransi yang ada di Indonesia
adalah asuransi kesehatan, asuransi perjalanan, asuransi kendaraan,
asuransi jiwa, asuransi pendidikan, asuransi kebakaran, asuransi bangunan
dan lain sebagainya. Perusahaan asuransi akan menghimpun dana melalui
penarikan premi atau sejumlah dana setiap bulannya selama jangka waktu
tertentu (masa kontrak) sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak yang
tercantum dalam polis asuransi. Ketika terjadi suatu resiko, maka
pemiliknya akan mendapat ganti rugi (klaim) dana yang jumlahnya
berbeda-beda tergantung dari besaran premi.

e. Pegadaian
Pegadaian merupakan perusahaan umum milik pemerintah (BUMN)
yang memberikan pinjaman dengan jaminan dan tanpa jaminan non-bank
yang diakui oleh negara melalui OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Biasanya
pegadaian banyak digunakan oleh orang yang ingin mengajukan pinjaman
dengan cara menjaminkan barang berharga seperti emas perhiasan hingga
sertifikat kepemilikan sepeda motor atau mobil. Saat ini PT Pegadaian
juga membuka layanan syariah demi melayani masyarakat yang
menghindari praktek riba atau pinjaman yang sifatnya tidak wajar.

11
f. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam merupakan lembaga keuangan bukan bank
berbentuk koperasi yang menghimpun dana dari para anggotanya
kemudian menyalurkannya kembali kepada anggota serta non-anggota.
Bunga yang diberikan oleh koperasi simpan pinjam umumnya lebih besar
dibandingkan bank dan pegadaian. Dalam koperasi, berlaku sistem
keanggotaan dimana layanan pinjaman ini hanya diberikan kepada
anggota dan setiap anggota akan menerima bagi hasil atau disebut Sisa
Hasil Usaha (SHU) dari keuntungan koperasi tersebut.

g. Dana Pensiun
Perusahaan dana pensiun merupakan jenis badan usaha yang memiliki
kegiatan menyediakan dana pensiun atau jaminan masa tua dengan cara
mengumpulkan dana melalui pemotongan gaji pegawai setiap bulannya
ketika seseorang masih aktif bekerja. Dana yang terkumpul akan
dibayarkan kembali ketika orang tersebut telah pensiun.

D. Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan
Undang-Undang No. 21 Tahun 2011. OJK berfungsi menyelenggarakan sistem
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di
dalam sektor jasa keuangan, baik di sektor perbankan, pasar modal, dan sektor jasa
keuangan non bank, seperti asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan
lembaga jasa keuangan lainnya.
OJK merupakan lembaga independen, bebas dari campur tangan pihak lain, yang
memiliki fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan
penyidikan. OJK merupakan lembaga pengganti peran Bapepam–LK (Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan) dalam mengawasi lembaga jasa
keuangan bank ataupun lembaga jasa keuangan bukan bank.
Dengan pengambilan peran Bapepam–LK tersebut, Bank Indonesia berperan
sebagai bank sentral yang mengatur regulasi kebijakan moneter. OJK dibentuk
dengan latar belakang adanya kebutuhan dalam melakukan penataan kembali
lembaga-lembaga yang melaksanakan fungsi pengaturan dan pengawasan di sektor
jasa keuangan.

1. Peran Otoritas Jasa Keuangan


OJK memiliki peran yang meliputi hal-hal berikut:
a) Menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan.
b) Melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa
keuangan di sektor perbankan.
12
2. Fungsi dan Tugas Otoritas Jasa Keuangan
Sebagai lembaga independen, OJK berfungsi dan bertugas dalam
menyelenggarakan sistem pengaturan serta pengawasan yang terintegrasi atas
seluruh kegiatan sektor jasa keuangan. Tugas pengaturan dan pengawasan OJK
atas sektor jasa keuangan meliputi:
a) Kegiatan jasa keuangan dalam sektor perbankan,
b) Kegiatan jasa keuangan dalam sektor pasar modal, dan
c) Kegiatan jasa keuangan dalam sektor lembaga pembiayaan, dana pensiun,
perasuransian, serta lembaga keuangan lainnya.

Nah, kalau berdasarkan pasal 6 dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2011,


OJK memiliki tugas utama dalam mengatur dan mengawasi:

a) Kegiatan lembaga jasa keuangan dalam sektor perbankan,


b) Kegiatan lembaga jasa keuangan dalam sektor pasar modal,
c) Kegiatan jasa keuangan dalam sektor dana pensiun, perasuransian, lembaga
pembiayaan, serta lembaga keuangan lainnya.

3. Wewenang Otoritas Jasa Keuangan


Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, OJK memiliki wewenang sebagai
berikut:
a) Melakukan pengawasan dan perlindungan terhadap konsumen dalam sektor
perbankan, pasar modal serta Industri Keuangan Non Bank (IKNB),
b) Memberikan dan/atau mencabut izin usaha, pengesahan, persetujuan, atau
penetapan pembubaran,
c) Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan serta menunjuk
pengelola statuter, dan
d) Menetapkan sanksi administratif.

Selain itu, OJK juga memiliki wewenang dalam bidang edukasi dan
perlindungan konsumen kepada masyarakat, Pahamifren. Wewenang tersebut
adalah sebagai berikut:

a) OJK memiliki wewenang memberikan edukasi kepada masyarakat dalam


rangka pencegahan kerugian konsumen dan masyarakat,
b) OJK memiliki wewenang dalam melakukan pelayanan pengaduan
konsumen, dan
c) OJK memiliki wewenang dalam memberikan pembelaan hukum untuk
kepentingan perlindungan konsumen dan masyarakat.

13

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1.1 Lembaga keuangan sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Ada dua
lembaga keuangan yang penting, yakni bank dan lembaga keuangan bukan bank.
Usaha
pokok bank adalaH
a. menghimpun dana dari masyarakat;
b. memberikan kredit kepada masyarakat;
c. memberikan jasa-jasa lalu lintas pembayaran; dan
d. memberikan jasa-jasa dalam peredaran uang. Usaha pokok bank ini melekat
secara inheren dalam setiap bank.
1.2 Lembaga keuangan bukan bank ini tidak berarti lembaga keuangan ini tidak
melakukan kegiatan keuangan seperti halnya yang dilakukan oleh bank, hanya saja
lembaga keuangan bukan bank ini merupakan lembaga yang memberikan jasa dalam
hal keuangan namun bukan merupakan bank. Lembaga keuangan bukan bank
(LKBB) ini juga dapat menarik dana dari masyarakat namun secara tidak langsung
seperti lembaga pembiayaan yang terdiri dari leasing, factoring, pembiayaan
konsumen dan kartu kredit, perusahaan perasuransian, dan sebagainya.

B. Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, makalah ini menyarankan setiap siswa dapat
memahami konsep lembaga keuangan sehingga tidak terjadi masalah dikemudian
hari. Pemanfaatan lembaga keuangan akan membantu dalam menjaga uang yang
kita miliki khususnya pemanfaatan lembaga keuangan Bank.

14

Anda mungkin juga menyukai