DISUSUN OLEH ;
KELOMPOK 5
1. ANNISA SALSABILLA
2. DESTIA NURRAHMA DEWI
3. RIHADAATUL PANGESTI
4. VIDYA ERNITA SARI
5. FAHIRA NURAINI
6. MARIO RACHMAN SYAHID
MAN LANDAK
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Lembaga Jasa Keuangan dalam Perekonomian Indonesia” dalam bentuk maupun isinya yang
Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan
Penyusun
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
A. .............................................................................................................................. Latar
Belakang .............................................................................................................. 1
B. .............................................................................................................................. Rum
usan Masalah ....................................................................................................... 1
C. .............................................................................................................................. Tuju
an ........................................................................................................................ 1
A. .............................................................................................................................. Peng
ertian Lembaga Jasa Keuangan ............................................................................. 2
B. .............................................................................................................................. Fung
si Lembaga Jasa Keuangan ................................................................................... 2
C. .............................................................................................................................. Jenis
-Jenis Lembaga Jasa Keuangan ............................................................................. 3
D. .............................................................................................................................. Otori
tas Jasa Keuangan ................................................................................................ 12
A. .............................................................................................................................. Kesi
mpulan ................................................................................................................ 14
B. .............................................................................................................................. Sara
n .......................................................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, Bank dan lembaga keuangan merupakan salah satu pelaku terpenting dalam
perekonomian sebuah negara. Masyarakat maupun kalangan industri/usaha sangat
membutuhkan jasa Bank dan lembaga keuangan lainnya, untuk mendukung dan
memperlancar aktivitasnya. Dalam masyarakat sederhana,peran Bank dan lembaga keuangan
lainnya sangatlah penting, khusunya sebagai lembagai mediasi antara pihak yang memiliki
dana dan yang membutuhkan dana. Mekanisme aktivitas ekonomimasyarakat modern dengan
peran bank dan lembaga keuangan lain.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang dipaparkan di atas, maka penulis merumuskan,
pokok permasalahan :
C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran ekonomi serta
untuk mengetahui pentingnya lembaga keuangan dalam kehidupan perekonomian manusia
dan mengetahui bentuk-bentuk lembaga keuangan bank dan non bank di Negara kita.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Lembaga jasa keuangan dalam perekonomian Indonesia telah diatur secara resmi oleh
pemerintah melalui regulasi keuangan. Aset utama dari lembaga jasa keuangan
berbentuk aset keuangan ataupun tagihan-tagihan dalam bentuk saham, obligasi dan
pinjaman. Lembaga ini tidak mengatur aset berbentuk aktiva riil seperti bangunan,
perlengkapan, dan bahan baku.
Jika dilihat dari fungsinya, lembaga jasa keuangan memiliki tugas sebagai berikut:
Produk yang dimaksud baik berupa barang maupun jasa, melalui uang dan
instrumen kredit. Jadi, dalam melakukan fungsi ini, lembaga jasa keuangan akan
menghimpun uang dari masyarakat dalam bentuk simpanan, kemudian
menyalurkan uang tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit atau pinjaman.
Sebagai pihak ahli, lembaga jasa keuangan bertugas melakukan analisa ekonomi
dan kredit untuk kepentingan nasabah. Maka dari itu, lembaga jasa keuangan
wajib menyebarkan informasi serta kegiatan yang bermanfaat dan memberikan
keuntungan bagi para nasabahnya.
Memberikan Jaminan Bagi Para Nasabah
Dalam hal ini, lembaga jasa keuangan dapat memberikan jaminan atau kepastian
hukum serta moral yang berkaitan dengan keamanan dana masyarakat yang
menjadi nasabahnya.
2
Menciptakan dan Memberikan Likuiditas
Kamu sudah tahu kan apa itu likuiditas? Jadi, likuiditas adalah kemampuan
perusahaan, dalam hal ini lembaga jasa keuangan untuk mengkonversi aset
menjadi uang tunai. Artinya, lembaga jasa keuangan harus mampu memberikan
keyakinan kepada nasabahnya, bahwa dana yang dipercayakan untuk dikelola
tersebut akan dikembalikan sesuai dengan waktu jatuh tempo yang disepakati.
Berdasarkan etimologinya, kata “bank” berasal dari kata “banca” dalam bahasa
Italia, yang memiliki arti meja. Meja dalam bahasa Italia tersebut adalah meja di
pasar yang digunakan untuk menukar uang. Jadi, pada dasarnya bank adalah
tempat untuk melakukan transaksi keuangan, meliputi penyimpanan uang,
pemberi pinjaman uang atau penyalur kredit, transaksi pembayaran, serta sebagai
perantara dalam transaksi keuangan tersebut.
Kegiatan menghimpun dana ini biasanya dilakukan oleh lembaga jasa keuangan
perbankan dengan balas jasa berupa bunga dan hadiah yang dimaksudkan untuk
menarik minat masyarakat untuk menyimpan uang di bank tersebut. Kegiatan
menyalurkan dana atau penyedia kredit dilakukan bank untuk memberikan
pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pihak bank saat menjalankan
fungsinya. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
Likuiditas
Solvabilitas
Rentabilitas
Solidaritas
a. Jenis-Jenis Bank
1. Bank sentral
Bank sentral adalah bank yang memiliki tanggung jawab atas
kebijakan moneter atau stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor
perbankan, dan sistem finansial sebuah negara secara keseluruhan. Di
Indonesia, bank yang menjadi bank sentral adalah Bank Indonesia,
4
2. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan perbankannya
secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan
bank umum adalah memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank umum juga memberikan penawaran berbagai produk dan jasa
sesuai dengan fungsinya, sebagai penghimpun dana dari masyarakat,
pemberi pinjaman kepada masyarakat, menjual dan membeli valuta
asing, menjual jasa giro, menjual jasa penagihan surat berharga,
menjual jasa asuransi, menjual jasa cek, dan memberikan jasa
penitipan barang berharga, dan lain sebagainya.
Bank umum seringkali disebut sebagai bank komersial karena
bertujuan mendapatkan laba yang diperoleh dari selisih pendapatan
dan biaya operasional perusahaan. Pendapatan bank umum
didapatkan dari jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat,
sementara biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan bank
dalam bentuk pembayaran bunga, pembayaran biaya tenaga kerja, dan
lain sebagainya.
5
3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat atau yang biasa disingkat BPR merupakan
bank yang melakukan kegiatan usahanya secara konvensional
dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
1. Bank Pemerintah
Sesuai namanya, bank milik pemerintah adalah bank yang akta
pendirian ataupun modalnya sepenuhnya milik pemerintah, sehingga
keuntungan dari usaha bank ini juga sepenuhnya dimiliki oleh
pemerintah.
1. Bank Devisa
Bank devisa merupakan bank yang dapat melakukan transaksi ke luar
negeri atau transaksi yang berhubungan dengan mata uang asing
secara keseluruhan. Bentuk transaksi yang dilakukan bank devisa ini
adalah melakukan transfer ke luar negeri, pembayaran L/C, inkaso ke
luar negeri, dan travellers cheque. Untuk menjadi sebuah bank devisa,
sebuah bank harus memenuhi sejumlah persyaratan yang sudah
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
1. Bank Konvensional
Bank yang berdasarkan prinsip konvensional adalah bank yang
mendapatkan keuntungan dengan jalan menetapkan bunga sebagai
harga, baik untuk simpanan seperti giro, tabungan, maupun deposito.
Dalam menentukan harga untuk pinjaman atau kredit, bank ini
menetapkannya berdasarkan tingkat suku bunga.
2. Bank Syariah
Bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah bank yang menetapkan
landasan falsafahnya kepada hukum Islam. Bank syariah tidak
menggunakan sistem bunga dan dalam penentuan harga atau
pencarian keuntungannya dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil.
b. Produk Perbankan
1. Kredit pasif
Adapun simpanan yang berupa kredit pasif, sebagai berikut.
a) Tabungan, yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan
cek atau alat yang dipersamakan dengan itu.
b) Giro, yaitu simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan cara
pemindahbukuan.
c) Deposito berjangka, yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu menurut perjajian antara penyimpan
dengan bank yang bersangkutan.
d) Sertifikat deposito, yaitu deposito berjangka yang bukti simpanannya
dapat diperdagangkan.
e) Surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi yang
lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar utang.
8
2. Kredit aktif
Adapun macam-macam kredit aktif perbankan sebagai berikut.
a) Kredit rekening koran (R/K), artinya kredit yang diberikan sesuai dengan
kebutuhannya dengan jaminan surat-surat berharga, barang dalam
gudang, atau barang bergerak.
b) Kredit reimbus (letter of credit), artinya kredit yang diberikan dengan cara
membayar harga pembelian suatu barang setelah nasabah
memperlihatkan bukti-bukti pengiriman barang antarnegara.
c) Kredit aksep, artinya kredit yang diberikan dengan cara menandatangani
wesel yang ditarik oleh nasabah dan dijual ke bank.
d) Kredit dokumenter, artinya kredit yang diberikan atas jaminan dokumen
yang diserahkan ke bank.
e) Kredit dengan jaminan surat-surat berharga, artinya kredit yang diberikan
kepada nasabah untuk membeli surat-surat berharga.
Lembaga jasa keuangan bukan bank memiliki fungsi yang sama dengan bank,
yaitu mengumpulkan dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat. Tujuan
dari didirikannya lembaga ini adalah untuk menunjang pengembangan pasar uang
dan pasar modal serta membantu permodalan perusahaan-perusahaan.
Lembaga jasa keuangan bukan bank didirikan atas Surat Keputusan Menteri
Keuangan No. KEP-792/MK/IV/12/1970 tanggal 7 Desember 1970 tentang
lembaga keuangan, yang telah diubah dan ditambah dengan Keputusan Menteri
Keuangan No. 562/KMK.011/1982 tanggal 1 September 1982 tentang Perubahan
dan Tambahan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-38/MK/IV/1972
tanggal 18 Januari 1972.
10
b. Perusahaan Sewa Guna (Leasing) atau Multifinance
Perusahaan sewa guna yang sering disebut dengan leasing merupakan
lembaga keuangan bukan bank yang memiliki sistem kontrak sewa yang
digabungkan dengan pembelian secara angsuran, baik itu kepada
perorangan maupun perusahaan. Meskipun semua fasilitas dan kegunaan
barang bisa digunakan namun hak barang masih menjadi pihak leasing
sebelum pembayaran lunas. Lembaga ini juga sering disebut multifinance
atau pembiayaan (finance).
c. Modal Ventura
Perusahaan Perusahaan Modal Ventura merupakan perusahaan yang
berperan untuk memberikan modal kepada perusahaan lain yang memiliki
kegiatan beresiko tinggi tetapi membutuhkan modal besar untuk
membangunnya dan memiliki prospek bisnis yang baik. Bentuk
pembiayaannya beragam, mulai dari obligasi hingga pinjaman yang
bersifat khusus sesuai dengan syarat yang disepakati.
d. Perusahaan Asuransi
Tujuan utama dari asuransi adalah untuk mengamankan keuangan
pribadi ketika terjadi suatu resiko. Jenis asuransi yang ada di Indonesia
adalah asuransi kesehatan, asuransi perjalanan, asuransi kendaraan,
asuransi jiwa, asuransi pendidikan, asuransi kebakaran, asuransi bangunan
dan lain sebagainya. Perusahaan asuransi akan menghimpun dana melalui
penarikan premi atau sejumlah dana setiap bulannya selama jangka waktu
tertentu (masa kontrak) sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak yang
tercantum dalam polis asuransi. Ketika terjadi suatu resiko, maka
pemiliknya akan mendapat ganti rugi (klaim) dana yang jumlahnya
berbeda-beda tergantung dari besaran premi.
e. Pegadaian
Pegadaian merupakan perusahaan umum milik pemerintah (BUMN)
yang memberikan pinjaman dengan jaminan dan tanpa jaminan non-bank
yang diakui oleh negara melalui OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Biasanya
pegadaian banyak digunakan oleh orang yang ingin mengajukan pinjaman
dengan cara menjaminkan barang berharga seperti emas perhiasan hingga
sertifikat kepemilikan sepeda motor atau mobil. Saat ini PT Pegadaian
juga membuka layanan syariah demi melayani masyarakat yang
menghindari praktek riba atau pinjaman yang sifatnya tidak wajar.
11
f. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam merupakan lembaga keuangan bukan bank
berbentuk koperasi yang menghimpun dana dari para anggotanya
kemudian menyalurkannya kembali kepada anggota serta non-anggota.
Bunga yang diberikan oleh koperasi simpan pinjam umumnya lebih besar
dibandingkan bank dan pegadaian. Dalam koperasi, berlaku sistem
keanggotaan dimana layanan pinjaman ini hanya diberikan kepada
anggota dan setiap anggota akan menerima bagi hasil atau disebut Sisa
Hasil Usaha (SHU) dari keuntungan koperasi tersebut.
g. Dana Pensiun
Perusahaan dana pensiun merupakan jenis badan usaha yang memiliki
kegiatan menyediakan dana pensiun atau jaminan masa tua dengan cara
mengumpulkan dana melalui pemotongan gaji pegawai setiap bulannya
ketika seseorang masih aktif bekerja. Dana yang terkumpul akan
dibayarkan kembali ketika orang tersebut telah pensiun.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan
Undang-Undang No. 21 Tahun 2011. OJK berfungsi menyelenggarakan sistem
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di
dalam sektor jasa keuangan, baik di sektor perbankan, pasar modal, dan sektor jasa
keuangan non bank, seperti asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan
lembaga jasa keuangan lainnya.
OJK merupakan lembaga independen, bebas dari campur tangan pihak lain, yang
memiliki fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan
penyidikan. OJK merupakan lembaga pengganti peran Bapepam–LK (Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan) dalam mengawasi lembaga jasa
keuangan bank ataupun lembaga jasa keuangan bukan bank.
Dengan pengambilan peran Bapepam–LK tersebut, Bank Indonesia berperan
sebagai bank sentral yang mengatur regulasi kebijakan moneter. OJK dibentuk
dengan latar belakang adanya kebutuhan dalam melakukan penataan kembali
lembaga-lembaga yang melaksanakan fungsi pengaturan dan pengawasan di sektor
jasa keuangan.
Selain itu, OJK juga memiliki wewenang dalam bidang edukasi dan
perlindungan konsumen kepada masyarakat, Pahamifren. Wewenang tersebut
adalah sebagai berikut:
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.1 Lembaga keuangan sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Ada dua
lembaga keuangan yang penting, yakni bank dan lembaga keuangan bukan bank.
Usaha
pokok bank adalaH
a. menghimpun dana dari masyarakat;
b. memberikan kredit kepada masyarakat;
c. memberikan jasa-jasa lalu lintas pembayaran; dan
d. memberikan jasa-jasa dalam peredaran uang. Usaha pokok bank ini melekat
secara inheren dalam setiap bank.
1.2 Lembaga keuangan bukan bank ini tidak berarti lembaga keuangan ini tidak
melakukan kegiatan keuangan seperti halnya yang dilakukan oleh bank, hanya saja
lembaga keuangan bukan bank ini merupakan lembaga yang memberikan jasa dalam
hal keuangan namun bukan merupakan bank. Lembaga keuangan bukan bank
(LKBB) ini juga dapat menarik dana dari masyarakat namun secara tidak langsung
seperti lembaga pembiayaan yang terdiri dari leasing, factoring, pembiayaan
konsumen dan kartu kredit, perusahaan perasuransian, dan sebagainya.
B. Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, makalah ini menyarankan setiap siswa dapat
memahami konsep lembaga keuangan sehingga tidak terjadi masalah dikemudian
hari. Pemanfaatan lembaga keuangan akan membantu dalam menjaga uang yang
kita miliki khususnya pemanfaatan lembaga keuangan Bank.
14