Anda di halaman 1dari 11

JASA PERBANKAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Fikih Muamalah Kontemporer

DOSEN PENGAMPU :

Yusuf Syaikhoni, S.Pd.I.,M.Pd

DISUSUN OLEH :

Sheli Saputri & Monica

PROGRAM STUDI PEBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM (STAIDA)

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami lafadzkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah. Tak lupa
shalawat serta salam penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat melancarkan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan baik
dalam penulisan maupun penyusunan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak
guna memperbaiki kekurangan penulis dalam makalah ini.

Mesuji, 08 October 2022

penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................2
C. Tujuan Penulisan ..............................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Jasa Perbankan ...............................................................3
B. Perkembangan Jasa Perbankan di Indonesia ....................................4
C. Jenis-jenis Jasa Perbankan ...............................................................4

BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.………………………………………………………..….8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jasa – jasa bank merupakan kegiatan perbankan yang kegiatan perbankan yang
ketiga. Tujuan pemberian jasa – jasa bank ini adalah untuk mendukung dan
memperlancar kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dan. Semakin lengkap jasa
bank yang diberikan, semakin baik. Dalan arti jika nasabah hendak melakukan suatu
transaksi perbankan, cukup di satu bank saya. Demikian pula sebaliknya jika jasa bank
yang diberikan kurang lengkap, maka nasabah terpaksa untuk mencari bank lain yang
menyediakan jasa yang mereka butuhkan.

Dewasa ini perkembangan jasa perbankan tumbuh begitu pesat dikarenakan


perbankan merupakan salah satu bagian dari lembaga keuangan yang berperan sangat
penting bagi kelancaran kegiatan perekonomian dari suatu negara. Hal ini seperti
tertuang dalam Pasal empat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang
menjelaskan,” Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas
nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”. Perbankan merupakan roda
penggerak kegiatan perekonomian yang sangat penting. Seperti yang kita ketahui
bahwa jasa perbankan hampir selalu kita gunakan untuk menunjang kelancaran dalam
kegiatan keuangan yang kita lakukan. Dimana perbankan itu merupakan suatu lembaga
yang berfungsi untuk menghimpun serta menyalurkan dana kepada masyarakat.
Banyak jasa-jasa yang ditawarkan bank untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik
dalam tabungan, kredit, deposito dan penyedia dana. Menurut Undang-Undang No. 10
Tahun 1998 tentang Perbankan, menyebutkan bahwa “Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Selain untuk mencari laba dari kegiatan pelayanan jasa yang diberikan, perbankan
juga mengharapkan adanya kepuasan dari para nasabah yang telah memakai jasa-jasa
yang disediakan oleh suatu perbankan. Kepuasan nasabah telah lama menjadi prioritas
utama dalam dunia perbankan, karena kepuasan nasabah merupakan salah satu faktor
penting dalam keberlangsungan suatu jasa perbankan, dimana bila nasabah merasa
1
puas maka nasabah tersebut tentu akan kembali memakai jasa tersebut dan jika tidak
merasa puas maka mereka akan meninggalkan produk atau jasa yang telah dipakainya
tersebut.
Terciptanya kepuasan dari para nasabah akan jasa-jasa yang diberikan, maka bank
berharap para nasabah akan tetap loyal dan selalu memakai jasa-jasa perbankannya
kembali dalam kegiatan keuangan yang akan dilakukan selanjutnya. Jika para nasabah
merasa puas maka keberlangsungan usaha dari bank akan selalu terjaga dan bertahan
dalam menghadapi persaingan yang begitu ketat.

B. Rumusan Masalah

Dari pemaparan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan masalah
nya sebagai berikut :

1. Apa pengertian jasa perbankan?


2. Bagaimana perkembangan jasa perbankan di indonesia?
3. Apa saja jenis-jenis jasa perbankan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa pengertian jasa perbankan
2. Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan jasa perbankan di Indonesia
3. Untuk mengetahui jenis-jenis jasa perbankan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Jasa Perbankan


Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan.
Sedangkan menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
diperbaharui dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998, bahwa Bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masayarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Definisi perbankan secara yuridis terdapat dalam ketentuan Pasal 1 (angka 1)
Undang – undang No.10/1998, yaitu:
“Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya”
Hukum yang mengatur tentang perbankan disebut dengan hukum perbankan, tetapi
untuk menemukan definisi hukum perbankan secara operasional sangat sulit. Oleh
sebab itu, dikemukakan salah satu pengertian hukum perbankan dari ahli hukum
perbankan.
Menurut Munir Fuady dalam bukunya “Hukum Perbankan Modern mendefinisikan
hukum perbankan adalah:
“Serangkaian kaidah hukum dalam bentuk peraturan perundang – undangan,
yurisprudensi, doktrin, dan lain – lain sumber hukum, yang mengatur masalah –
masalah perbankan sebagai lembaga, dan aspek kegiatannya sehari – hari, rambu –
rambu yang harus dipenuhi oleh suatu bank, prilaku petugas – petugasnya, hak,
kewajiban, tugas, dan tanggung jawab para pihakyang tersangkut bisnis perbankan, apa
yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh bank, eksistensi perbankan, dan lain lain
yang berkenaan dengan dunia perbankan tersebut”
Hukum Perbankan Indonesia berbeda dengan Hukum Perbankan negara lain,
karena memiliki karakteristik yang menjadi ciri khas dari Hukum Perbankan yang
berlaku di negara lain.

3
Jasa – jasa bank merupakan kegiatan perbankan yang kegiatan perbankan yang
ketiga. Tujuan pemberian jasa – jasa bank ini adalah untuk mendukung dan
memperlancar kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dan. Semakin lengkap jasa
bank yang diberikan, semakin baik. Dalan arti jika nasabah hendak melakukan suatu
transaksi perbankan, cukup di satu bank saya. Demikian pula sebaliknya jika jasa bank
yang diberikan kurang lengkap, maka nasabah terpaksa untuk mencari bank lain yang
menyediakan jasa yang mereka butuhkan.

B. Perkembangan Jasa Perbankan di Indonesia


Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan dari
waktu ke waktu. Perubahan ini selain di sebabkan oleh perkembangan internal dunia
perbankan, juga tidak lepas dari pengaruh perkembangan di luar dunia perbankan,
seperti sektor ril dalam perekonomian, politik, hokum, dan social. Perkembangan
faktor internal dan eksternal perbankan tersebut menyebabkan kondisi perbankan di
Indonesia secara umum dapat di kelompokkan dalam empat periode.
Keempat periode itu adalah :
1. Kondisi perbankan di Indonesia sebelum serangkaian paket- paket deregulasi di
sektor riil dan moneter yang dimulai sejak 1990-an,
2. Kondisi perbankan di Indonesia setelah munculnya deregulasi sampai dengan
masa sebelum terjadinya krisis ekonomi pada akhir 1990-an,
3. Kondisi perbankan di Indonesia pada masa krisis ekonomi sejak akhir 1990-an,
4. Kondidi perbankan di Indonesia pada saat sekarang ini.

C. Jenis-jenis Jasa Perbankan


Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun 1967, jenis
perbankan menurut fungsinya terdiri dari : 1) Bank Umum 2) Bank Pembangunan 3)
Bank Tabungan 4) Bank Pasar 5) Bank Desa 6) Lumbung Desa 7) Bank Pegawai 8)
Dan bank lainnya.
Namun, setelah keluar UU Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan
lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998, maka jenis
perbankan berdasarkan fungsinya terdiri dari : 1) Bank Umum, adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalalm lalu lintas pembayaran. Sifat jasa

4
yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan
yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah
Indonesia, bahkan ke luar negeri (cabang). 2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR), adalah
bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip
syariah. Dalam kegiatannya BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Artinya jasa-jasa perbankan yang ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan
dengan kegiatan atau jasa bank umum.
Jenis bank dilihat dari segi kepemilikkan adalah : 1) Bank milik pemerintah ;
Merupakan bank yang akte pendirian maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh
Pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah
pula. Kemudian Bank Pemerintah Daerah (BPD) terdapat di daerah tingkat I dan
tingkat II masing-masing provinsi. Modal BPD sepenuhnya dimiliki oleh Pemda
masing-masing tingkatan. 2) Bank milik swasta nasional ; Merupakan bank yang
seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Kemudian akte
pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula dengan pembagian keuntungannya
untuk keuntungan swasta pula. 3) Bank milik koperasi ; Merupakan bank yang
kepemilikan saham-sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum
koperasi. 4) Bank milik asing ; Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di
luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikkannya pun jelas
dimiliki oleh pihak asing (luar negeri). 5) Bank milik campuran ; Kepemilikkan saham
bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikkan
sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia.
Jenis bank dilihat dari segi status adalah sebagai berikut : 1) Bank devisa ;
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang
berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer keluar
negeri, inkaso keluar negeri, travellers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of
Credit dan transaksi lainnya. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh
Bank Indonesia. 2) Bank non-devisa ; Merupakan bank yang belum mempunyai izin
untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisaa, sehingga tidak dapat
melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non-devisa merupakan
kebalikan daripada bank devisa, di mana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-
batas negara.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jasa – jasa bank merupakan kegiatan perbankan yang kegiatan perbankan yang
ketiga. Tujuan pemberian jasa – jasa bank ini adalah untuk mendukung dan
memperlancar kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dan. Semakin lengkap
jasa bank yang diberikan, semakin baik. Dalan arti jika nasabah hendak melakukan
suatu transaksi perbankan, cukup di satu bank saya. Demikian pula sebaliknya jika
jasa bank yang diberikan kurang lengkap, maka nasabah terpaksa untuk mencari bank
lain yang menyediakan jasa yang mereka butuhkan.
Serangkaian kaidah hukum dalam bentuk peraturan perundang – undangan,
yurisprudensi, doktrin, dan lain – lain sumber hukum, yang mengatur masalah –
masalah perbankan sebagai lembaga, dan aspek kegiatannya sehari – hari, rambu –
rambu yang harus dipenuhi oleh suatu bank, prilaku petugas – petugasnya, hak,
kewajiban, tugas, dan tanggung jawab para pihakyang tersangkut bisnis perbankan,
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh bank, eksistensi perbankan, dan lain
lain yang berkenaan dengan dunia perbankan tersebut.
Hukum Perbankan Indonesia berbeda dengan Hukum Perbankan negara lain,
karena memiliki karakteristik yang menjadi ciri khas dari Hukum Perbankan yang
berlaku di negara lain.
Perkembangan perbankan di Indonesia di bagi menjadi empat periode. Keempat
periode itu adalah : a) Kondisi perbankan di Indonesia sebelum serangkaian paket-
paket deregulasi di sektor riil dan moneter yang dimulai sejak 1990-an, b) Kondisi
perbankan di Indonesia setelah munculnya deregulasi sampai dengan masa sebelum
terjadinya krisis ekonomi pada akhir 1990-an, c) Kondisi perbankan di Indonesia pada
masa krisis ekonomi sejak akhir 1990-an, d) Kondidi perbankan di Indonesia pada saat
sekarang ini.
Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun 1967, jenis
perbankan menurut fungsinya terdiri dari : 1) Bank Umum 2) Bank Pembangunan 3)
Bank Tabungan 4) Bank Pasar 5) Bank Desa 6) Lumbung Desa 7) Bank Pegawai 8)
Dan bank lainnya.

6
Jenis bank dilihat dari segi kepemilikkan adalah : 1) Bank milik pemerintah, 2)
Bank milik swasta nasional, 3) Bank milik koperasi, 4) Bank milik asing, 5) Bank
milik campuran.
Jenis bank dilihat dari segi status adalah sebagai berikut : 1) Bank devisa. 2) Bank
non-devisa.

7
DAFTAR PUSTAKA

A. Hasymi Ali. (2015). Manajemen Bank. Jakarta: Bumi Aksara.

Kasmir. (2016). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Gramedia
Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai