Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, saya sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Ekonomi Moneter.
Isi dari makalah ini diambil dari beberapa sumber yang kemudian dirangkum dan
disusun sehingga berbentuk makalah.Bersama ini, saya ucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada dosen yang telah
memberikan tugas untuk penyusunan makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini, dapat membantu pembaca memahami isi yang
termuat di dalamnya.Saya sebagai penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih
jauh dari sempurna.Untuk itu segala kritik dan saran akan saya terima demi terciptanya suatu
makalah yang lebih baik lagi.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih semoga makalah mengenai Peranan Uang
Dalam Perekonomian ini dapat berguna bagi saya dan bagi para pembaca pada umumnya.
PenuliS
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................4
C. TUJUAN...................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
2. SEJARAH PERBANKAN........................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................................................23
PENUTUP.........................................................................................................................................23
1) KESIMPULAN............................................................................................................................24
2) SARAN......................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................25
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
3
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud lembaga keuangan?
2. Bagaimana sejarah perbankkan ?
3. Apa saja fungsi bank umum?
4. Bagaimana institusi perbankkan di Indonesia?
5. Bagaimana perbankkan syariah di Indonesia
6. Bagaimana sejara perbankkan LKBB di Indonesia?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan tentang lembaga keuangan.
2. Menjelaskan sejarah perbankkan.
3. Menjelaskan fungsi bank umum.
4. Menjelaskan institusi perbankkan di Indonesia.
5. Menjelaskan perbankkan syariah di Indonesia.
6. Menjelaskan sejarah perbankkan LKBB di Indonesia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Lembaga keuangan merupakan lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan
menanamkannya dalam bentuk aset keuangan lain, misalnya kredit, surat-surat berharga, giro,
dan aktiva produktif lainnya. Yang termasuk dalam lembaga keuangan adalah bank dan
lembaga keuangan nonbank (financial institution). Pengertian Formal Lembaga Keuangan
Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No.792 Tahun 1990 tentang Lembaga Keuangan
"Semua badan yang kegiatannya di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan
penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan" bank
adalah lembaga perantara keuangan yang menerima deposito dan saluran tersebut deposito ke
dalam kredit kegiatan, baik secara langsung atau melalui pasar modal. Sebuah bank
menghubungkan pelanggan yang memiliki defisit modal dengan pelanggan yang memiliki
surplus modal.
1
Bank Indonesia. 1982, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Vol. XV No.12,
Desember. Bank Indonesia
5
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional
ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
2. SEJARAH PERBANKAN
Usaha perbankan dimulai dari zaman Babylonia, dilanjutkan ke zaman Yunani Kuno
dan Romawi. Pada saat itu, kegiatan utama bank hanya sebagai tempat tukar menukar uang.
Selanjutnya, kegiatan bank berkembang menjadi tempat penitipan dan peminjaman uang.
Uang yang disimpan oleh masyarakat. oleh bank dipinjamkan kembali ke masyarakat yang
membutuhkannya. Sementara itu, mengenai sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas
dari zaman penjajahan Hindia Belanda. Pada saat itu terdapat beberapa bank yang memegang
peranan penting di Hindia Belanda antara lain: De Javasche NV, De Post Paar Bank, De
Algemenevolks Crediet Bank, Nederland Handles Maatscappij (NHM), Nationale Handles
Bank (NHB). dan De Escompto Bank NV. Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik
pribumi, Cina, Jepang, dan Eropa lainnya. Bank-Bank tersebut antara lain: Bank Nasional
Indonesia, Bank Abuah Saudagar, NV Bank Boemi, The Matsui Bank, The Bank of China,
dan Batavia Bank.2
1. Bank Negara Indonesia yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 kemudian menjadi BNI
1946.
2
Perbankan Bank Indonesia. 2016, Statistik Indonesia 2016. Bank Indonesia
6
2. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini berasal
dari DEALGEMENE VOLKCREDIET bank atau Syomin Ginko.
3. Bank Surakarta MAI (Maskapai Adil Makmur) tahun 1945 di Solo.
4. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946. 5. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun
1946 di Medan.
5. Indonesia Banking Corporation tahun 1946 di Yogyakarta, kemudian menjadi Bank
Amerta.
6. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
7. Bank Dagang Indonesia NV di Banjarmasin tahun 1949.3
1. Penciptaan Uang, Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat
pembayaran lewat mekanisme pemindah bukuan (kliring). Kemampuan bank umum
menciptakan uang giral menyebabkan posisi dan fungsinya dalam pelaksanaan
kebijakan moneter. Bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang
yang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan uang
giral.
2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran Fungsi lain dari bank umum yang
juga sangat penting adalah mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini
dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa
yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran. Beberapa jasa yang amat dikenal
adalah kliring. transfer uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas
pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah dan
nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.
3
Bank Indonesia. 2012, Perbankan Syariah di Indonesia, didownload dari
http://www.bi.go.id/web/id/Perbankan/Perbankan+Syariah/ pada tanggal 19 Maret 2023
7
3. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat.Dana yang paling banyak dihimpun oleh
bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat
dipers amakan dengan itu. Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh lebih
besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Dana- dana
simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak-pihak yang
membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit.
4
Duley G.Luckett. 1984. Uang dan Perbankan, Mc. GrawHill, Perusahaan Buku. New
York: Edisi Ketiga,
8
4. INSTITUSI PERBANKAN DI INDONESIA
5
Nopirin. 1985. Ekonomi Moneter, BPPE Yogyakarta: edisi 2.
9
Perbankan di
indonesia
Bank
Bank umum pengkreditan
rakyat
Bank BPR
Bank swasta BPR Syariah
pemerintah Konvensional
bank umum
BPD Unit usaha
swasta unit
syatiah
usaha syariah
10
5. PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
6
Ritter L.S. & Siller W.L., 1985. Principles of Money Banking, and Financial Markets, Basic Books, Inc.,
Publishers, New York: Edisi Ketiga
11
terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian
nasional akan semakin signifikan (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).
Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia memuat visi, misi dan
sasaran pengembangan perbankan syariah serta sekumpulan inisiatif strategis dengan
prioritas yang jelas untuk menjawab tantangan utama dan mencapai sasaran dalam kurun
waktu 10 tahun ke depan, yaitu pencapaian pangsa pasar perbankan syariah yang signifikan
melalui pendalaman peran perbankan syariah dalam aktivitas keuangan nasional, regional dan
internasional, dalam kondisi mulai terbentuknya integrasi dengan sektor keuangan syariah
lainnya.
12
Dalam jangka pendek. perbankan syariah nasional lebih diarahkan pada pelayanan
pasar domestik yang potensinya masih sangat besar. Dengan kata lain, perbankan Syariah
nasional harus sanggup untuk menjadi pemain domestik akan tetapi memiliki kualitas
layanan dan kinerja yang bertaraf internasional.
Pada akhirnya, sistem perbankan syariah yang ingin diwujudkan oleh Bank Indonesia
adalah perbankan syariah yang modem, yang bersifat universal, terbuka bagi seluruh
masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Sebuah sistem perbankan yang menghadirkan bentuk-
bentuk aplikatif dari konsep ekonomi syariah yang dirumuskan secara bijaksana, dalam
konteks kekinian permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia, dan dengan
tetap memperhatikan kondisi sosio-kultural di dalam mana bangsa ini menuliskan perjalanan
sejarahnya. Hanya dengan cara demikian, maka upaya pengembangan sistem perbankan
syariah akan senantiasa dilihat dan diterima oleh segenap masyarakat Indonesia sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan negeri.
2. Grand Strategi Pengembangan Pasar Perbankan Syariah Sebagai langkah konkrit upaya
pengembangan perbankan syariah di Indonesia, maka Bank Indonesia telah merumuskan
sebuah Grand Strategi Pengembangan Pasar Perbankan Syariah, sebagai strategi
komprehensif pengembangan pasar yg meliputi aspek-aspek strategis, yaitu: Penetapan visi
2010 sebagai industri perbankan syariah terkemuka di ASEAN, pembentukan citra baru
perbankan syariah nasional yang bersifat inklusif dan universal. pemetaan pasar secara lebih
akurat, pengembangan produk yang lebih beragam, peningkatan layanan, serta strategi
komunikasi baru yang memposisikan perbankan syariah lebih dari sekedar bank.
Selanjutnya berbagai program konkrit telah dan akan dilakukan sebagai tahap
implementasi dari grand strategy pengembangan pasar keuangan perbankan syariah, antara
lain adalah sebagai berikut:
Pertama, menerapkan visi baru pengembangan perbankan syariah pada fase I tahun
2008 membangun pemahaman perbankan syariah sebagai Beyond Banking, dengan
pencapaian target asset sebesar Rp.50 triliun dan pertumbuhan industri sebesar 40%, fase II
tahun 2009 menjadikan perbankan syariah Indonesia sebagai perbankan syariah paling
atraktif di ASEAN, dengan pencapaian target asset sebesar Rp.87 triliun dan pertumbuhan
industri sebesar 75%. Fase III tahun 2010 menjadikan perbankan syariah Indonesia sebagai
13
perbankan syariah terkemuka di ASEAN, dengan pencapaian target asset sebesar Rp.124
triliun dan pertumbuhan industri sebesar 81%.
Kedua, program pencitraan baru perbankan syariah yang meliputi aspek positioning,
differentiation, dan branding. Positioning baru bank syariah sebagai perbankan yang saling
menguntungkan kedua belah pihak, aspek diferensiasi dengan keunggulan kompetitif dengan
produk dan skema yang beragam, transparan, kompeten dalam keuangan dan beretika,
teknologi informasi yang selalu up-date dan user friendly, serta adanya ahli investasi
keuangan syariah yang memadai. Sedangkan pada aspek branding adalah "bank syariah lebih
dari sekedar bank atau beyond banking"
.Ketiga, program pemetaan baru secara lebih akurat terhadap potensi pasar perbankan
syariah yang secara umum mengarahkan pelayanan jasa bank syariah sebagai layanan
universal atau bank bagi semua lapisan masyarakat dan semua segmen sesuai dengan strategi
masing-masing bank syariah.
Keempat, program pengembangan produk yang diarahkan kepada variasi produk yang
beragam yang didukung oleh keunikan value yang ditawarkan (saling menguntungkan) dan
dukungan jaringan kantor yang luas dan penggunaan standar nama produk yang mudah
dipahami.
Kelima, program peningkatan kualitas layanan yang didukung oleh SDM yang
kompeten dan penyediaan teknologi informasi yang mampu memenuhi kebutuhan dan
kepuasan nasabah serta mampu mengkomunikasikan produk dan jasa bank syariah kepada
nasabah secara benar dan jelas, dengan tetap memenuhi prinsip syariah; dan
Keenam, program sosialisasi dan edukasi masyarakat secara lebih luas dan efisien
melalui berbagai sarana komunikasi langsung, maupun tidak langsung (media cetak,
elektronik, online/web-site), yang bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang
kemanfaatan produk serta jasa perbankan syariah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
14
Dalam sejarah sistem keuangan Indonesia pernah dikenal suatu jenis lembaga
keuangan yang disebut Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Pendirian lembaga
keuangan ini didasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 792/MK/IV/12/70
tanggal 7 Desember 1970 kemudian diubah dan ditambah dengan keputusan Menteri
Keuangan No.38/MK/IV/I/72 tanggal 18 Januari 1972. Lembaga Keuangan Bukan Bank
menurut ketentuan ini adalah badan usaha yang melakukan kegiatan dibidang keuangan yang
menghimpun dana dengan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkannya untuk
membiayai investasi perusahaan. LKBB tidak diperbolehkan menerima dana dari masyarakat
dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Namun berdasarkan kebijakan PAKTO 27, 1988.
LKBB dapat menerbitkan sertifikat deposito sebagai sumber dana dan dapat mendirikan
kantor-kantor cabang di daerah. Pendirian LKBB ini pada dasarnya dimaksudkan untuk
mendorong pengembangan pasar uang dan pasar modal serta menyalurkan pembiayaan
kepada perusahaan (Siamat, 2001
15
7. JENIS-JENIS LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK
Jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yang saat ini beroperasi di Indonesia adalah
lembaga pembiayaan, perusahaan asuransi, dana pensiun, perusahaan efek, reksa dana,
perusahaan penjamin, perusahaan modal ventura, dan pegadaian.
1. Lembaga Pembiayaan
Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari
masyarakat. Sedangkan perusahaan pembiayaan (finance company) adalah badan usaha yang
didirikan khusus untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga
pembiayaan, Bidang usaha lembaga pembiayaan pada awalnya, sebagaimana diatur dalam
Keppres No. 61 Tahun 1988 adalah sebagai berikut:
Melihat lingkup usaha perusahaan pembiayaan yang jenisnya beragam tersebut maka
perusahaan pembiayaan yang melakukan lebih dari satu kegiatan sering pula disebut multi
finance company. Sejak lembaga pembiayaan diperkenalkan pada 1988, perkembangan usaha
ini mengalami peningkatan yang cukup pesat.
Perkembangan ini didorong oleh situasi yang kondusif antara lain kurangnya
peraturan mengenai kegiatan usaha lembaga pembiayaan dan lemahnya pengawasan dari
pihak otoritas (Departemen Keuangan) terutama dari sumber pendanaan dan penyaluran
pembiayaan. Lemahnya pengawasan khususnya penggunaan dana pinjaman baik yang berasal
16
dari luar negeri (offshore loan) maupun dari perbankan nasional tersebut memberikan
dampak yang kurang efektif terhadap pelaksanaan kebijakan moneter dan perbankan.
2. Perusahaan Asuransi
Jenis usaha perasuransian yang diatur dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992
tersebut dapat digolongkan sebagai berikut (Siamat, 2001):
a. usaha asuransi terdiri atas: asuransi kerugian (non life
insurance),asuransi jiwa (life insurance) dan reasuransi (reinsurance).
b. Usaha penunjang asuransi terdiri atas: pialang asuransi, pialang
reasuransi, penilai kerugian, konsultan aktuaria, agen asuransi
Usaha asuransi kerugian menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 adalah usaha
yang memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat
dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.
Sementara itu perusahaan asuransi kerugian adalah perusahaan yang hanya dapat
menyelenggarakan usaha dalam bidang asuransi kerugian termasuk reasuransi. Oleh karena
itu berdasarkan undang-undang ini, perusahaan asuransi kerugian tidak.
diperkenankan melakukan kegiatan di luar usaha asuransi kerugian dan reasuransi. Di
beberapa negara asuransi kerugian disebut general insurance yang terdiri atas asuransi
kebakaran, pengangkutan laut dan udara, kendaraan motor, kompensasi bagi pegawai, profesi
dan jaminan.
Asuransi jiwa adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam
17
penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya seseorang yang
dipertanggungkan. Sementara reasuransi pada prinsipnya adalah pertanggungan ulang atau
pertanggungan yang dipertanggungkan atau asuransi yang diasuransikan. Menurut Undang-
undang No. 2 Tahun 1992 perusahaan reasuransi adalah perusahaan yang memberikan jasa
dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan yang memberikan
jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi
kerugian atau perusahaan asuransi jiwa.
3. Dana Pensiun
Dana pensiun (pension funds) adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan
program yang menjanjikan manfaat pensiun. Dana pensiun diatur dalam Undang-undang
Nomor. 11 Tahun 1992. Penyelenggaraan suatu program pensiun oleh pemberi kerja bersifat
sukarela, artinya didasarkan pada asas kebebasan untuk membentuk atau tidak membentuk.
Jenis dana pensiun terdiri atas dana pensiun pemberi kerja dan Dana Pensiun Lembaga
Keuangan. Sedangkan program pensiun yang dapat dijalankan bagi setiap dana pensiun
adalah Program Pensiun Iuran Pasti dan Program Pensiun Manfaat Pasti. Pembentukan Dana
Pensiun harus memenuhi beberapa as as yaitu:
a. asas keterpisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan badan hukum pendirinya;
b. asas penyelenggaraan dalam sistem pembiayaan;
c. asas pembinaan dan pengawasan: d. asas tertunda manfaat.
Dana pensiun pemberi kerja adalah dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan
yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri untuk menyelenggarakan Program Pensiun
Manfaat Pasti dan Program Pensiun Iuran Pasti bagi kepentingan karyawannya. Pembentukan
dana pensiun akan menimbulkan kewajiban baik bagi karyawan sebagai peserta maupun
pemberi kerja. Sementara pembentukan dana pensiun Lembaga Keuangan. hanya dapat
dilakukan oleh bank umum dan perusahaan asuransi jiwa setelah memenuhi persyaratan.
Sedangkan program yang boleh dijalankan adalah program Iuran Pasti.
4. Reksa Dana
18
Menurut Undang-undang nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, reksa dana atau
investment fund atau mutual funds adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun
dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer in vestasi. Dari definisi tersebut terdapat tiga unsur penting dalam reksadana yaitu
adanya kumpulan dana masyarakat atau pool of funds, investasi dalam bentuk portofolio efek
dan manajer investasi sebagai pengelola dana. Dalam hal ini manajer investasi adalah pihak
yang dipercayakan mengelola dana.
Berdasarkan konsentrasi portofolio, reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi
dapat dibedakan beberapa jenis reksadana antara lain reksadana pasar uang, reksadana
pendapatan tetap, reksa dana saham dan reksa dana campuran.
Perusahaan modal ventura pada awalnya merupakan bagian dari bidang usaha
lembaga pembiayaan sebagaimana diatur dalam Kepres Nomor 61 Tahun 1988 dan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251 Tahun 1988. Namun mengingat usaha modal
19
ventura memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan usaha lembaga pembiayaan
lainnya, maka sejak tahun 1993, kegiatan usaha modal ventura dilakukan secara terpisah dari
bidang usaha pembiayaan. Bersamaan dengan itu untuk memasyarakatkan modal ventura
maka di setiap ibu kota propinsi didirikan perusahaan modal ventura daerah. Selain lebih
memasyarakatkan modal ventura, tujuan yang diharapkan adalah agar sektor usaha terutama
usaha kecil di daerah-daerah dapat lebih dekat dengan sumber-sumber pembiayaan dan
menerima bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu.
6. Perusahaan Penjamin
Perusahaan penjamin merupakan kegiatan usaha yang relatif baru dalam lingkup
lembaga keuangan bukan bank. Perusahaan penjamin didirikan dengan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 486/KMK.017/1996 tanggal 30 juli 1996. Fungsi perusahaan penjaminan
dalam proses intermediasi perbankan sampai saat ini dapat dikatakan masih sangat terbatas
dan relatif belum signifikan. Bidang usaha perusahaan penjaminan adalah melakukan
kegiatan dalam bentuk pemberian jasa penjaminan untuk menanggung pembayaran
kewajiban keuangan terjamin, apabila terjamin tidak dapat memenuhi kewajiban
perikatannya kepada penerima jaminan yang timbul dari transaksi kredit, sewa guna usaha,
anjak piutang, pembiayaan konsumen dan pembiayaan dengan pola bagi hasil serta
pembelian barang secara angsuran.
Pihak-pihak yang terkait dalam transaksi penjaminan adalah:
a. terjamin adalah pihak yang memperoleh penjaminan dari perusahaan penjaminan
b. penerima jaminan adalah pihak yang berhak menerima pembayaran dari perusahaan
penjaminan, apabila terjamin tidak dapat memenuhi kewajiban perikatannya
c. perusahaan penjamin adalah badan usaha yang bergerak di bidang keuangan yang
kegiatan usaha pokoknya melakukan usaha penjaminan
20
Sebagai bukti penjaminan yang merupakan bukti persetujuan penjaminan dari
perusahaan penjaminan kepada terjamin. Untuk memperoleh sertifikat penjaminan, calon
terjamin dapat mengajukan permohonan kepada perusahaan penjamin secara langsung atau
dapat melalui penerima jaminan. Mekanisme penjaminan dapat dibedakan sebagai berikut:
(2) (3)
Pengusaha (5)
(Terjamin) (4)
Gambar 2.2
Mekanisme penjaminan langsung
Ketererangan:
21
pemberitahuan kepada penerima jaminan (bank) tentang syarat-sayarat pemberian
kredit/pembiayaan yang dijamin.
(4) Terjamin mendatangi bank untuk meminta kredit (pembiayaan dengan membawa
sertifikat penjaminan dari perusahaan penjaminan
(5) Bank (penerima jaminan) memproses permohonan kredit (pembiayaan) yang diajukan
terjamin dengan mempertimbangkan sertifikat penjaminan dari perusahaan
penjaminan. Apabila usaha tersebut layak maka kredit/pembiayaan dapat dicairkan
dan terjamin langsung membayar imbal jasa penjaminan
(6) Bank (penerima jaminan) memberitahukan ke perusahaan penjaminan bahwa
pihaknya telah memberikan kredit (atau tidak) dan meneruskan imbal jasa jaminan
yang dibayar terjamin melalui penerima jaminan kepada perusahaan penjaminan.
Keterangan:
22
5) Perusahaan penjaminan melakukan penelitian terhadap pengusaha (terjamin) dengan
mempertimbangkan keadaan nasabah dan kemampuan keuangan perusahaan
penjaminan sendiri.
6) Perusahaan penjaminan memberitahukan persetujuan/penolakan pemberi jaminan.
7) Setelah menerima konfirmasi persetujuan dari perusahaan penjaminan, bank
memberikan kredit kepada pengusaha (terjamin)
8) Bank mengirimkan nota pemberitahuan kepada penjamin atas kredit yang diberikan
kepada terjamin dan mentransfer imbal jasa penjaminan yang dibayar terjamin
melalui bank.
7. Pegadaian
Pegadaian merupakan lembaga yang menyalurkan pinjaman dengan
pengikatan cara gadai yang telah dikenal sejak pemerintahan Hindia Belanda. Dasar
hukum pegadaian telah beberapa kali mengalami perubahan terakhir dengan peraturan
pemerintah Nomor 10 Tahun 1990 yang sebelumnya berupa perusahaan jawatan.
Tugas pokok Perum pegadaian ini adalah untuk menjembatani kebutuhan dana
masyarakat dengan memberi uang pinjaman berdasarkan hukum gadai. Tugas tersebut
untuk membantu masyarakat agar tidak terjerat dalam praktik lintah darat, ijon,
pelepas uang lainnya (money lender). Perum pegadaian merupakan lembaga satu-
satunya di Indonesia yang diberikan izin memberikan pinjaman kepada masyarakat
berdasarkan hukum gadai
23
BAB III
PENUTUP
1) KESIMPULAN
Lembaga keuangan merupakan lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan
menanamkannya dalam bentuk aset keuangan lain, misalnya kredit, surat-surat berharga, giro,
dan aktiva produktif lainnya. Yang termasuk dalam lembaga keuangan adalah bank dan
lembaga keuangan nonbank (financial institution). Pengertian Formal Lembaga Keuangan
Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No.792 Tahun 1990 tentang Lembaga Keuangan
"Semua badan yang kegiatannya di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan
penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan" bank
adalah lembaga perantara keuangan yang menerima deposito dan saluran tersebut deposito ke
dalam kredit kegiatan, baik secara langsung atau melalui pasar modal. Sebuah bank
menghubungkan pelanggan yang memiliki defisit modal dengan pelanggan yang memiliki
surplus modal
Usaha perbankan dimulai dari zaman Babylonia, dilanjutkan ke zaman Yunani Kuno
dan Romawi. Pada saat itu, kegiatan utama bank hanya sebagai tempat tukar menukar uang.
Selanjutnya, kegiatan bank berkembang menjadi tempat penitipan dan peminjaman uang.
Uang yang disimpan oleh masyarakat. oleh bank dipinjamkan kembali ke masyarakat yang
membutuhkannya. Sementara itu, mengenai sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas
dari zaman penjajahan Hindia Belanda. Pada saat itu terdapat beberapa bank yang memegang
peranan penting di Hindia Belanda antara lain: De Javasche NV, De Post Paar Bank, De
Algemenevolks Crediet Bank, Nederland Handles Maatscappij (NHM), Nationale Handles
Bank (NHB). dan De Escompto Bank NV. Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik
pribumi, Cina, Jepang, dan Eropa lainnya. Bank-Bank tersebut antara lain: Bank Nasional
Indonesia, Bank Abuah Saudagar, NV Bank Boemi, The Matsui Bank, The Bank of China,
dan Batavia Bank.7
1.Penciptaan Uang, Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat
pembayaran lewat mekanisme pemindah bukuan (kliring). Kemampuan bank umum
menciptakan uang giral menyebabkan posisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan
7
Perbankan Bank Indonesia. 2016, Statistik Indonesia 2016. Bank Indonesia
24
moneter. Bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar
dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan uang giral.
2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran Fungsi lain dari bank umum yang
juga sangat penting adalah mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini
dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa
yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran. Beberapa jasa yang amat dikenal
adalah kliring. transfer uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas
pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah dan
nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.
25
rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan
ekonomi dan stabilitas nasional, ke arah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
Berdasarkan undang-undang, struktur perbankan di Indonesia, terdiri atas bank umum
dan BPR. Perbedaan utama bank umum dan BPR adalah dalam hal kegiatan
operasionalnya. BPR tidak dapat menciptakan uang giral, dan memiliki jangkauan dan
kegiatan operasional yang terbatas. Selanjutnya, dalam kegiatan usahanya dianut dual
bank system, yaitu bank umum dapat melaksanakan kegiatan usaha bank konvensional
dan atau berdasarkan prinsip syariah. Sementara prinsip kegiatan BPR dibatasi pada
hanya dapat melakukan kegiatan usaha bank konvensional .
Dalam sejarah sistem keuangan Indonesia pernah dikenal suatu jenis lembaga
keuangan yang disebut Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Pendirian lembaga
keuangan ini didasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 792/MK/IV/12/70
tanggal 7 Desember 1970 kemudian diubah dan ditambah dengan keputusan Menteri
Keuangan No.38/MK/IV/I/72 tanggal 18 Januari 1972. Lembaga Keuangan Bukan Bank
menurut ketentuan ini adalah badan usaha yang melakukan kegiatan dibidang keuangan yang
menghimpun dana dengan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkannya untuk
membiayai investasi perusahaan. LKBB tidak diperbolehkan menerima dana dari masyarakat
26
dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Namun berdasarkan kebijakan PAKTO 27, 1988.
LKBB dapat menerbitkan sertifikat deposito sebagai sumber dana dan dapat mendirikan
kantor-kantor cabang di daerah. Pendirian LKBB ini pada dasarnya dimaksudkan untuk
mendorong pengembangan pasar uang dan pasar modal serta menyalurkan pembiayaan
kepada perusahaan (Siamat, 2001
2) SARAN
Manusia dalam kehidupan sehari hari mebutuhkan bank,dan bank merupakan prasarana
yang penting bagi seluruh masyarakat di Indonesia di manapun kita berada karena di bank kita bisa
melakukan peminjaman uang ,menabung dan sebagai lainnya,oleh karena itu kita bisa melakukan
apa saja di bank.
27
DAFTAR PUSTAKA
Duley G.Luckett. 1984. Uang dan Perbankan, Mc. GrawHill, Perusahaan Buku. New
York: Edisi Ketiga,
28
Ritter L.S. & Siller W.L., 1985. Principles of Money Banking, and Financial Markets,
Basic Books, Inc., Publishers, New York: Edisi Ketiga.
29