Anda di halaman 1dari 21

LEMBAGA KEUANGAN BANK

MATA PELAJARAN : LAYANAN LEMBAGA KEUANGAN


MIKRO
GURU : ERFAN BAYU SAPUTRA, S.E.

Disusun Oleh :
Kelompok 1

SMK PLUS PELITA NUSANTARA


YAYASAN PELITA NUSANTARA BOGOR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mengenai
"Lembaga Keuangan Bank". Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih
kepada guru mata pelajaran yaitu Bapak Erfan Bayu, S.E dan semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini
memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Cibinong, Juli 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................1
B. TUJUAN......................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN MATERI....................................................................................3
A. DEFINISI, DASAR HUKUM, TUJUAN DAN FUNGSI OJK...............3
B. DEFINISI, DASAR HUKUM, TUGAS DAN KEWENANGAN BANK
INDONESIA.......................................................................................................5
C. DEFINISI, FUNGSI, JENIS-JENIS BANK DAN KANTOR CABANG
BANK, SERTA KEGIATAN BANK................................................................7
D. DEFINISI, TUGAS DAN WEWENANG DARI LEMBAGA
PENJAMIN SIMPANAN................................................................................10
E. KONDISI SEBELUM DAN SESUDAH DEREGULASI PERBANKAN
DI INDONESIA................................................................................................11
F. KONDISI SAAT KRISIS, PASCA KRISIS, DAN KONDISI
PERBANKAN TERKINI DI INDONESIA...................................................13
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................15
A. KESIMPULAN..........................................................................................15
B. SARAN.......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lembaga keuangan bank merupakan salah satu institusi keuangan yang memiliki
peran vital dalam perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga perantara, bank
berfungsi untuk menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat serta
menyediakan berbagai layanan keuangan guna memenuhi kebutuhan ekonomi
individu, bisnis, dan pemerintah. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang lembaga keuangan bank,
peran dan fungsi utamanya, serta dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat.

Latar belakang pembuatan makalah ini didasari oleh beberapa alasan penting:

1. Pentingnya Peran Lembaga Keuangan Bank: Lembaga keuangan bank memainkan


peran kunci dalam sistem keuangan suatu negara. Fungsi utamanya sebagai perantara
dana dan sumber pembiayaan bagi individu dan perusahaan membuatnya menjadi
pilar penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.

2. Pengaruh Terhadap Perekonomian: Kegiatan operasional bank memiliki dampak


signifikan terhadap perekonomian secara keseluruhan. Kebijakan moneter, likuiditas,
dan kredit yang diberlakukan oleh bank memiliki implikasi besar bagi inflasi,
pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas keuangan.

3. Kebutuhan Pemahaman Masyarakat: Masyarakat perlu memahami pentingnya


peran lembaga keuangan bank sebagai sarana untuk mengelola keuangan mereka
dengan bijaksana. Pengetahuan tentang produk dan layanan bank juga membantu
masyarakat dalam mengambil keputusan keuangan yang tepat.

Melalui makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami aspek fundamental


tentang lembaga keuangan bank, termasuk sejarah perkembangannya, struktur

1
organisasi, jenis-jenis bank, peran sebagai penghimpun dan penyalur dana, serta
produk dan layanan keuangan yang disediakan. Selain itu, pembahasan mengenai
tantangan dan peluang yang dihadapi sektor perbankan juga akan diangkat untuk
memberikan pemahaman yang lebih komprehensif.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat bagi
pembaca, khususnya bagi mereka yang tertarik dalam bidang ekonomi, perbankan,
dan keuangan. Semoga makalah ini dapat mendorong kesadaran akan pentingnya
peran lembaga keuangan bank dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

B. TUJUAN
Tujuan makalah ini adalah memberikan pemahaman menyeluruh tentang lembaga
keuangan bank, termasuk peran, fungsi, sejarah, regulasi, produk, dan dampaknya
pada perekonomian dan masyarakat. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menjelaskan jenis-jenis bank, tantangan, dan peluang yang dihadapi oleh sektor
perbankan. Semua ini diharapkan dapat memperkuat wawasan pembaca tentang
pentingnya peran bank dalam perekonomian modern dan inklusi keuangan.

2
BAB II

PEMBAHASAN MATERI

A. DEFINISI, DASAR HUKUM, TUJUAN DAN FUNGSI OJK

1. Definisi Otoritas Jasa Keuangan (OJK):


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga yang bertanggung jawab atas
pengawasan dan regulasi sektor jasa keuangan di Indonesia. OJK berperan dalam
mengawasi dan mengatur perbankan, pasar modal, asuransi, dan lembaga keuangan
non-bank, serta melindungi kepentingan konsumen di sektor keuangan.

2. Dasar Hukum Otoritas Jasa Keuangan (OJK):


OJK didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan yang mulai berlaku pada tanggal 31 Desember 2013. Undang-undang
ini memberikan landasan hukum bagi OJK dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai lembaga pengawas dan pengatur sektor jasa keuangan.

3. Tujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK):


Tujuan utama dari OJK adalah untuk menciptakan sistem keuangan yang sehat, kuat,
dan stabil, serta meningkatkan perlindungan bagi konsumen jasa keuangan. OJK juga
bertujuan untuk mendorong perkembangan sektor jasa keuangan yang inklusif dan
berkelanjutan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan.

4. Fungsi Otoritas Jasa Keuangan (OJK):


- Pengawasan dan Regulasi: OJK bertugas mengawasi dan mengatur perbankan, pasar
modal, asuransi, dan lembaga keuangan non-bank untuk memastikan ketaatan
terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku.

3
- Perlindungan Konsumen: OJK berperan dalam melindungi kepentingan dan hak-hak
konsumen jasa keuangan dengan memberikan akses informasi yang transparan dan
memberantas praktik usaha yang merugikan konsumen.
- Pengaturan Sistem Keuangan: OJK memiliki peran dalam merancang dan
menerapkan kebijakan serta regulasi yang diperlukan untuk menjaga stabilitas sistem
keuangan secara keseluruhan.
- Pengembangan Pasar Keuangan: OJK berupaya mendorong perkembangan pasar
keuangan yang efisien dan berdaya saing untuk mendukung pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan.
- Edukasi dan Literasi Keuangan: OJK aktif dalam menyelenggarakan program
edukasi dan literasi keuangan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
jasa keuangan dan pengelolaan keuangan yang bijaksana.

Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut, OJK diharapkan dapat mencapai tujuan-


tujuannya dalam menciptakan sistem keuangan yang kuat, inklusif, dan memberikan
perlindungan yang efektif bagi konsumen jasa keuangan di Indonesia.

Lembaga keuangan bank adalah institusi yang berperan dalam menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan, seperti individu,
perusahaan, dan pemerintah. Berikut ini adalah rangkuman materi tentang lembaga
keuangan bank, termasuk definisi, fungsi, manfaat, jenis-jenis, dan hal lainnya secara
lengkap:
Definisi: Lembaga keuangan bank adalah institusi yang berperan sebagai perantara
antara pihak yang memiliki kelebihan dana (penabung) dan pihak yang membutuhkan
dana (peminjam). Bank juga menyediakan berbagai layanan keuangan lainnya seperti
pengelolaan rekening, pemrosesan pembayaran, dan pemberian nasihat keuangan.

Fungsinya:

Menghimpun dana: Bank mengumpulkan dana dari masyarakat melalui simpanan dan
deposito.

4
Penyaluran dana: Bank memberikan pinjaman kepada individu, perusahaan, atau
pemerintah yang membutuhkan dana.

Pemberian jasa keuangan: Bank menyediakan berbagai produk dan layanan keuangan
seperti tabungan, kredit, investasi, asuransi, dan jasa perbankan elektronik.

B. DEFINISI, DASAR HUKUM, TUGAS DAN KEWENANGAN BANK


INDONESIA
Definisi Bank Indonesia :
Bank Indonesia adalah bank sentral Republik Indonesia yang bertugas melaksanakan
fungsi bank sentral untuk mencapai dan menjaga stabilitas nilai rupiah. Sebagai bank
sentral, Bank Indonesia memiliki peran penting dalam mengatur kebijakan moneter,
mengawasi dan mengatur sistem pembayaran, serta menjaga stabilitas sistem
keuangan di Indonesia.

Dasar Hukum Bank Indonesia :


Dasar hukum pendirian dan fungsi Bank Indonesia tercantum dalam UU No. 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Dalam undang-undang ini, diatur mengenai
status, kedudukan, tugas, kewenangan, serta pengelolaan Bank Indonesia sebagai
bank sentral.

Tugas utama Bank Indonesia meliputi:


Kebijakan Moneter : Bank Indonesia bertanggung jawab untuk merumuskan dan
melaksanakan kebijakan moneter dengan tujuan utama mencapai dan menjaga
stabilitas nilai rupiah. Upaya ini dilakukan dengan mengendalikan jumlah uang yang
beredar di pasar agar inflasi dapat terjaga pada tingkat yang rendah dan stabil.

Pengaturan dan Pengawasan Sistem Pembayaran : Bank Indonesia memiliki tanggung


jawab untuk mengatur dan mengawasi seluruh sistem pembayaran di Indonesia.
Tujuan dari pengaturan ini adalah untuk memastikan efisiensi, keamanan, dan

5
mewujudkan sistem pembayaran, sehingga dapat mendukung kelancaran aktivitas
ekonomi.

Stabilitas Sistem Keuangan : Bank Indonesia bertugas menjaga stabilitas sistem


keuangan di Indonesia. Hal ini mencakup pemantauan risiko-risiko sistemik dan
penerapan kebijakan makroprudensial untuk mencegah dan mengurangi potensi krisis
keuangan.

Pengelolaan Cadangan Devisa : Bank Indonesia bertanggung jawab atas pengelolaan


cadangan devisa negara. Cadangan devisa berperan penting dalam menjaga stabilitas
nilai tukar rupiah dan melindungi perekonomian dari ketidakstabilan eksternal.

Kewenangan Bank Indonesia :


Bank Indonesia memiliki wewenang yang luas dalam menjalankan tugas sebagai
bank sentral. Beberapa di antaranya meliputi:

Kewenangan Moneter : Bank Indonesia memiliki otoritas untuk menetapkan acuan


suku bunga, operasi pasar terbuka, serta menjalankan kebijakan makroprudensial
guna mencapai tujuan stabilitas moneter.

Pengaturan Sistem Pembayaran : Bank Indonesia berwenang mengeluarkan peraturan


dan kebijakan terkait sistem pembayaran dan membentuk lembaga-lembaga yang
berhak berpartisipasi dalam sistem pembayaran.

Pengawasan Terhadap Bank : Bank Indonesia memiliki peran dalam mengawasi


bank-bank di Indonesia guna memastikan bahwa mereka beroperasi dengan prinsip
kehati-hatian dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

6
Pengaturan Terhadap Lembaga Keuangan Non-Bank : Selain bank, Bank Indonesia
juga memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengawasi lembaga keuangan non-
bank, seperti perusahaan asuransi dan dana pensiun.

Penerbitan Uang : Bank Indonesia memiliki hak eksklusif untuk menerbitkan dan
mengedarkan uang rupiah sebagai alat pembayaran sah di Indonesia.

Pengelolaan Cadangan Devisa : Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk


memiliki cadangan devisa negara dan dapat menggunakan cadangan tersebut untuk
menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Harap dicatat bahwa informasi di atas berdasarkan pengetahuan hingga September


2021, dan ada kemungkinan ada perubahan atau amandemen hukum setelah tanggal
tersebut. Untuk informasi yang lebih mutakhir, selalu merujuk pada sumber resmi
terkait.

C. DEFINISI, FUNGSI, JENIS-JENIS BANK DAN KANTOR CABANG BANK,


SERTA KEGIATAN BANK
Definisi Bank:
Pada Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank disebutkan
sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Fungsi Bank:

Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat dijadikan sebagai
salah satu model berinvestasi. Walaupun pada umumnya merupakan jenis investasi
jangka pendek (yield enhancement).

7
Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai
salah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan jalan lindung nilai (hedging), atau
disebut juga sebagai risk management.
Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai sarana
mencari atau memberikan informasi tentang harga barang komoditas tertentu
dikemudian hari (price discovery).
Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan kesempatan
spekulasi (untung-untungan) terhadap perubahan nilai pasar dari transaksi derivatif
itu sendiri.
Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang berarti, transaksi
derivatif dapat memberikan gambaran kepada manajemen produksi sebuah produsen
dalam menilai suatu permintaan dan kebutuhan pasar pada masa mendatang.

Jenis-jenis Bank:

A. Bank sentral
Bank Sentral mempunyai tujuan untuk menjaga stabilitas harga atau nilai suatu mata
uang yang berlaku di negara tersebut. Berdasarkan tujuan tersebut, Bank Indonesia
punya tiga tugas utama yaitu:
a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Tugas ini diarahkan dalam
rangka mengendalikan jumlah uang yang beredar dan /atau suku bunga agar dapat
mendukung pencapaian tujuan kestabilan nilai uang, sekaligus mendorong
perekonomian nasional.
b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, yang mencakup sekumpulan
kesepakatan, aturan, standar, dan prosedur yang digunakan dalam mengatur peredaran
uang.

c. Mengatur dan mengawasi bank. Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 21 Tahun


2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, tugas pengawasan perbankan yang dilakukan
Bank Indonesia difokuskan pada pengawasan macroprudential.

B. Bank Umum Konvensional atau Syariah

8
Sesuai namanya -bank “umum”- memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dengan
kata lain dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Berikut jenis usaha bank-
bank umum tersebut:
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan;
b. Memberikan kredit/ pembiayaan;
c. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah;
d. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga; dan
e. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk
surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.

Kegiatan Bank:
Kegiatan bank meliputi:
Menerima Simpanan: Bank menerima simpanan dari nasabah dalam bentuk tabungan,
deposito, dan produk simpanan lainnya.

Pemberian Pinjaman: Bank memberikan pinjaman kepada nasabah yang


membutuhkan dana untuk berbagai tujuan, seperti kredit konsumsi, kredit investasi,
dan kredit modal kerja.

Pengelolaan Investasi: Bank, khususnya bank investasi, dapat melakukan pengelolaan


investasi dan portofolio atas nama nasabahnya.

Pelayanan Transaksi: Bank menyediakan berbagai sarana pembayaran dan pelayanan


transaksi, seperti cek, kartu kredit, kartu debit, transfer dana, dan layanan internet
banking.

Pemberian Jaminan dan Garansi: Bank memberikan jaminan dan garansi atas
transaksi bisnis atau proyek tertentu.

9
Pengelolaan Risiko: Bank melakukan analisis risiko dan pengelolaan portofolio untuk
mengelola risiko kredit dan keuangan lainnya.

Kegiatan Valuta Asing: Bank dapat melakukan kegiatan valuta asing, seperti
pertukaran mata uang asing dan transaksi valas.

Pengelolaan Dana Nasabah: Bank dapat membantu nasabah dalam mengelola dana
mereka melalui berbagai produk investasi atau reksa dana.

Harap mencatat bahwa peran dan kegiatan bank dapat berbeda tergantung pada jenis
bank dan regulasi di negara tertentu.

D. DEFINISI, TUGAS DAN WEWENANG DARI LEMBAGA PENJAMIN


SIMPANAN
1. Definisi Lembaga Penjamin Simpanan:
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah lembaga yang bertanggung jawab untuk
menjamin simpanan nasabah di bank yang terdaftar dalam program penjaminan. Jika
sebuah bank mengalami kesulitan keuangan atau gagal, LPS akan membayar kembali
simpanan nasabah hingga batas maksimal yang ditetapkan oleh undang-undang.

2. Tugas Lembaga Penjamin Simpanan:


- Melindungi Simpanan Nasabah: Tugas utama LPS adalah melindungi simpanan
nasabah yang disimpan di bank-bank yang menjadi anggota program penjaminan. Hal
ini memberikan perlindungan kepada nasabah dalam situasi ketidakstabilan atau
kegagalan bank.

- Menjamin Stabilitas Sistem Keuangan: Dengan menjamin simpanan nasabah, LPS


berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Kepercayaan masyarakat
terhadap perbankan akan tetap terjaga karena adanya jaminan atas simpanan mereka.

10
- Memantau Kesehatan Bank: LPS juga melakukan pemantauan terhadap kesehatan
bank-bank yang menjadi anggotanya. Mereka melakukan evaluasi secara berkala
untuk memastikan bahwa bank-bank tersebut memenuhi standar keamanan dan
kecukupan modal.

3. Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan:


- Pengaturan dan Penyusunan Program Penjaminan: LPS memiliki wewenang untuk
mengatur dan menyusun program penjaminan simpanan. Mereka menetapkan batas
maksimal penjaminan yang berlaku untuk setiap nasabah di bank anggota.

- Penyediaan Dana Penjaminan: LPS mengumpulkan dana dari bank-bank yang


menjadi anggota program penjaminan. Dana ini akan digunakan untuk membayar
kembali simpanan nasabah jika bank mengalami kesulitan keuangan atau gagal.

- Penyelidikan dan Penanganan Kasus Gagal Bank: Jika sebuah bank mengalami
kesulitan keuangan atau gagal, LPS memiliki wewenang untuk menyelidiki dan
menangani kasus tersebut. Mereka akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan
untuk mengganti simpanan nasabah yang terkena dampak kegagalan bank.

Penting untuk dicatat bahwa lembaga penjamin simpanan memiliki batas maksimal
penjaminan yang berlaku untuk setiap nasabah, dan jumlah tersebut dapat berbeda-
beda di setiap negara. Jika simpanan melebihi batas maksimal penjaminan, nasabah
akan mengalami risiko kehilangan sebagian dari simpanannya jika bank mengalami
kegagalan. Oleh karena itu, penting bagi nasabah untuk memahami ketentuan dan
batas penjaminan yang berlaku di negaranya

11
E. KONDISI SEBELUM DAN SESUDAH DEREGULASI PERBANKAN DI
INDONESIA
Sebelum deregulasi perbankan di Indonesia, sistem perbankan diatur dengan ketat
oleh pemerintah dengan undang-undang dan peraturan yang kaku. Otoritas
pemerintah memiliki kendali yang kuat terhadap berbagai aspek perbankan, termasuk
suku bunga, batasan kegiatan bank, penetapan tarif, dan penetapan batas maksimum
suku bunga simpanan dan kredit. Pada saat itu, perbankan lebih terpusat pada bank-
bank milik pemerintah dan terbatasnya kompetisi di sektor perbankan.

Pada tahun 1980-an, pemerintah Indonesia mulai menerapkan deregulasi perbankan


sebagai bagian dari kebijakan ekonomi liberalisasi. Deregulasi bertujuan untuk
mendorong perkembangan industri perbankan, meningkatkan daya saing, dan
meningkatkan efisiensi di sektor perbankan. Beberapa langkah deregulasi yang
diambil antara lain:

1. Liberalisasi Suku Bunga: Pemerintah mulai menghilangkan batasan atas suku


bunga simpanan dan kredit yang sebelumnya telah ditetapkan. Bank diberi kebebasan
untuk menentukan suku bunga mereka sendiri sesuai dengan kondisi pasar.

2. Penghapusan Batasan Kegiatan Bank: Deregulasi memungkinkan bank untuk


melakukan berbagai jenis kegiatan dan mengembangkan produk dan layanan
keuangan yang lebih inovatif sesuai dengan permintaan pasar.

3. Pemberian Lisensi Baru: Pemerintah memberikan lisensi baru kepada bank swasta
dan bank asing untuk beroperasi di Indonesia, sehingga meningkatkan persaingan di
sektor perbankan.

4. Penghapusan Kewajiban Penempatan Dana: Bank-bank tidak lagi diwajibkan


menempatkan sebagian dana pada Bank Indonesia, yang sebelumnya dikenal sebagai
Statutory Reserves.

12
Sesudah deregulasi perbankan, sektor perbankan di Indonesia mengalami perubahan
yang signifikan. Beberapa dampak dari deregulasi perbankan antara lain:

1. Pertumbuhan Industri Perbankan: Deregulasi mendorong pertumbuhan industri


perbankan di Indonesia dengan lebih banyak bank yang masuk dan beroperasi di
pasar.

2. Inovasi Produk dan Layanan: Deregulasi membuka peluang bagi bank untuk
mengembangkan produk dan layanan keuangan yang lebih inovatif dan sesuai dengan
kebutuhan pasar.

3. Peningkatan Kompetisi: Deregulasi meningkatkan tingkat persaingan di sektor


perbankan, yang mendorong bank-bank untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas
layanan mereka.

4. Diversifikasi Pemilik Bank: Setelah deregulasi, pemilikan bank menjadi lebih


beragam dengan masuknya bank-bank swasta dan bank asing.

Namun, deregulasi juga membawa risiko, seperti meningkatnya risiko keuangan dan
perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap bank-bank yang beroperasi. Oleh
karena itu, otoritas keuangan terus mengawasi dan mengatur sektor perbankan untuk
memastikan stabilitas sistem keuangan dan melindungi kepentingan nasabah

F. KONDISI SAAT KRISIS, PASCA KRISIS, DAN KONDISI PERBANKAN


TERKINI DI INDONESIA
1. Krisis Ekonomi (Contoh: Krisis Keuangan Asia 1997-1998):

Saat mengalami krisis ekonomi, lembaga keuangan bank biasanya menghadapi


berbagai tantangan serius. Kredit macet meningkat karena banyak debitur kesulitan

13
membayar utangnya, dan hal ini dapat menyebabkan menurunnya kepercayaan
masyarakat terhadap perbankan. Bank-bank juga menghadapi tekanan likuiditas dan
mengalami kerugian yang signifikan, yang dapat mengancam kelangsungan hidup
mereka.

2. Pasca Krisis (Setelah Krisis Keuangan):

Setelah krisis, lembaga keuangan bank biasanya mengalami periode pemulihan.


Pemerintah dan otoritas regulasi biasanya melakukan berbagai langkah untuk
memulihkan stabilitas perbankan dan memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap
sektor keuangan. Bank-bank mungkin melakukan restrukturisasi dan konsolidasi
untuk memperkuat posisi keuangan mereka. Pengawasan perbankan dan regulasi
biasanya diperketat untuk mencegah terulangnya krisis di masa depan.

3. Kondisi Sekarang di Indonesia (Situasi Terkini):

Bank Indonesia (BI) membeberkan kondisi perbankan Indonesia di tengah potensi


tekanan ekonomi global. Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan ketahanan sistem
keuangan tetap terjaga dan intermediasi perbankan terus meningkat.

Ini tercermin dari rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR)
perbankan Mei 2022 tetap tinggi sebesar 24,67%.

Sedangkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) tetap terjaga
yakni 3,04% untuk bruto dan 0,85% NPL neto.

Dari sisi penawaran, standar penyaluran kredit perbankan tetap longgar, terutama di
sektor Industri, Perdagangan dan Pertanian seiring dengan membaiknya persepsi
risiko kredit.

Dari sisi permintaan, pemulihan kinerja korporasi terus berlanjut, tercermin dari
perbaikan penjualan terutama di sektor Perdagangan dan Industri.

14
Perbaikan kinerja tersebut meningkatkan kemampuan membayar dan belanja modal
korporasi, serta meningkatkan permintaan pendanaan dari korporasi. Sementara itu,
pertumbuhan kredit UMKM juga meningkat sebesar 17,37% (yoy) pada Juni 2022.

Dalam upaya mengakselerasi pemulihan intermediasi guna memperkuat momentum


pemulihan ekonomi, Bank Indonesia terus mendorong perbankan untuk
meningkatkan penyaluran kredit kepada sektor prioritas dan inklusif, serta
memperkuat sinergi dengan Pemerintah, otoritas lainnya dan dunia usaha.

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bank Indonesia memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas ekonomi
negara. Dengan menerapkan kebijakan moneter yang tepat guna, memperkuat
pengawasan terhadap sektor keuangan, mendorong inovasi teknologi keuangan
(fintech), dan meningkatkan koordinasi dengan pemerintah, BI dapat lebih efektif
dalam mencapai tujuan-tujuan kebijakan dan memberikan kontribusi positif bagi
pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.

B. SARAN

Bank Indonesia adalah lembaga yang luar biasa dalam menjalankan perannya sebagai
bank sentral. Selama bertahun-tahun, BI telah sukses dalam menjaga stabilitas
ekonomi dan keuangan negara. Kredibilitasnya sebagai lembaga otoritatif di dunia
keuangan telah membawa kepercayaan dan keyakinan dari masyarakat dan pelaku
ekonomi.

Meskipun telah mencapai banyak kesuksesan, beberapa saran yang dapat membantu
Bank Indonesia lebih maju adalah:

1. Terus meningkatkan transparansi dan komunikasi kepada masyarakat tentang


kebijakan moneter dan tujuan-tujuan yang ingin dicapai.

2. Lebih memperkuat koordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk pemerintah


dan lembaga keuangan lainnya, untuk mencapai sinergi dalam merespons perubahan
ekonomi.

3. Mendorong inovasi dalam penggunaan teknologi keuangan guna meningkatkan


efisiensi dan aksesibilitas layanan keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat.

16
Dengan memperhatikan saran-saran ini, Bank Indonesia dapat terus menjadi lembaga
yang andal dan berdaya saing dalam menjalankan peran strategisnya demi kemajuan
ekonomi Indonesia.

17
DAFTAR PUSTAKA

Agung, J. (n.d.). Kinerja dan Fungsi Intermediasi Perbankan Pasca Krisis dan Era
Otonomi Daerah : Overview. doi:https://doi.org/10.21098/bemp.v3i2.294

Ajim, N. (2016, September). Kondisi Perbankan Di Indonesia Sebelum Dan Sesudah


Deregulasi. Retrieved from Mikirbae.com:
https://www.mikirbae.com/2016/09/kondisi-perbankan-di-indonesia-
sebelum.html

Indonesia, B. (n.d.). Profil Bank Indonesia. Retrieved from Bank Indonesia Web Site:
https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/profil/default.aspx

Maulida, S. (2023, January 9). Lembaga Penjamin Simpanan: Pengertian, Fungsi,


dan Wewenangnya. Retrieved from tanamduit:
https://www.tanamduit.com/belajar/inspirasi/lps-adalah-pengertian-fungsi-
dan-wewenangnya

NISP, R. O. (2021, August 12). Apa Itu OJK? Ini Tujuan, Tugas, Fungsi, &
Wewenangnya. Retrieved from OCBC NISP:
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/08/12/ojk-adalah

Otoritas Jasa Keuangan. (n.d.). Retrieved from Otoritas Jasa Keuangan:


https://ojk.go.id/id/pages/faq-otoritas-jasa-keuangan.aspx

Rosyda. (n.d.). Pengertian Bank: Fungsi, dan Jenis-Jenis Bank di Indonesi. Retrieved
from Gramedia Blog Web Site:
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-bank/#google_vignette

18

Anda mungkin juga menyukai