Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ANALISIS MENGENAI
PERBEDAAN MANAJEMEN
BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH

Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Perbankan

Dosen Pengampu:

Yuviani Kusumawardhani, S.E., M.Si

Disusun Oleh :

Muhammad Ilham 173112340250387 Manajemen FEB

UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA SELATAN
T.A 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT. atas segala rahmat-Nya sehingga


makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

           Jakarta, 05 Mei 2021


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1. Latar Belakang........................................................................................................................4
2. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
3. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................5
4. Manfaat Penelitian...................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Bank....................................................................................................................6
2.2 Jenis-jenis Bank.....................................................................................................................8
2.3 Pengertian Bank Konvensional dan Bank Syariah..............................................................11
2.4 Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah..............................................................13
2.5 Tujuan Bank Konvensional Dan Bank Syariah....................................................................17
BAB III...............................................................................................................................................19
PENUTUP..........................................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pengertian perbankan sering dicampuradukkan dengan pengertian bank.
Padahal dua hal yang sangat berbeda. Perbankan adalah segala sesuatu yang
menyangkut bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan
proses melaksanakan usahanya. Pembicaraan perbankan akan lebih
komprehensif. Sedangkan bank hanya mencakup aspek kelembagaan.
Menurut Joseph Sinkey, bahwa yang dimaksud bank adalah departement store
of finance yang menyediakan berbagai jasa keuangan. Dan menurut Dictionary
of Banking and financial service by Jerry Rosenberg bahwa yang dimaksud
bank adalah lembaga yang menerima simpanan giro, deposito, dan membayar
atas dasar dokumen yang ditarik pada orang atau lembaga tertentu, mendiskonto
surat berharga, memberikan pinjaman dan menanamkan dananya dalam surat
berharga. (Taswan, 2010).
Menurut Undang-Undang nomor 10 tahun 1998, Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jenis
Bank menurut kegiatan usahanya dibagi menjadi dua jenis bank, yang
dibedakan berdasarkan pembayaran bunga atau bagi hasil usaha: (1) Bank yang
melakukan usaha secara konvensional, dan (2) Bank yang melakukan usaha
secara Syariah.
Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang sangat penting dalam
penyaluran dan pengelolaan dana masyarakat. Dana dari masyarakat yang
diterima oleh bank akan dikelola dan disalurkan pada unit kegiatan ekonomi
lainnya. Keuntungan yang di hasilkan dari unit kegiatan usaha lainnya akan di
kembalikan lagi pada masyarakat. Dengan ditetapkannya Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, Indonesia menjalankan Dual Banking
System yaitu beroperasinya sistem perbankan baik secara Konvensional
maupun syariah sekaligus dengan tetap memisahkan pengelolaan dan
pengoperasiannya.
Namun system perbankan syariah pada saat itu belum begitu kuat secara hukum
perdata mengingat belum adanya Undang-undang yang mengatur secara jelas
mengenai Perbankan syariah. Dengan mulai berlakunya UU No.21 Tahun 2008
tentang perbankan syariah akan tetapi, masyarakat Indonesia masih memiliki
presepsi yang keliru tentang bank syariah.
Kebutuhan masyarakat tersebut telah terjawab dengan terwujudnya sistem
perbankan yang sesuai dengan peraturan undang-undang. Pemerintah telah
memasukkan kemungkinan tersebut dalam undang-undang.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka dapat diambil
beberapa rumusan masalah yang akan penulis bahas dalammakalah ini.
Diantaranya sebagai berikut;
a) Apa itu Bank ?
b) Apa saja jenis-jenis bank ?
c) Serta perbedaan antara bank konvensional dengan bank syariah?
3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah :
a) Memperoleh pengetahuan dari makalah ini tentang bank konvensional dan
bank syariah.
b) Menganalisis perbedaan manajemen bank konvensional dan bank syariah.
4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :
1. Bagi penulis, Sebagai bahan perbandingan antara ilmu yang penulis peroleh
selama dibangku kuliah maupun dari hasil membaca dengan kenyataan praktis
yang ada.
2. Bagi pembaca, semoga dapat dijadikan sebagai catatan atau koreksi untuk
tugas.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bank


A. Bank adalah lembaga intermediasi keuangan yang bertugas menghimpun
dan menyalurkan dana di masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup rakyat.
Sedangkan pengertian perbankan adalah segala sesuatu yang berhubungan
tentang bank. Penghimpunan dana dari masyarakat dilakukan bank melalui
simpanan atau tabungan dan penyaluran dana dilakukan melalui kredit atau
pinjaman kepada masyarakat.
Selain dari kedua tugas itu, menurut undang-undang negara republik Indonesia
nomor 10 tahun 1998, bank juga memberikan jasa bank lainnya. Seiring dengan
perkembangan zaman, industri perbankan mengalami perubahan besar karena
deregulasi peraturan. Sehingga mengakibatkan bank lebih kompetitif dalam
menyediakan jasa bank lainnya. Jasa tersebut di antaranya termasuk transfer
dana antar rekening, pembayaran tagihan, sarana investasi, penukaran mata
uang asing dan banyak lagi.
Berikut ini adalah definisi atau pengertian bank menurut para ahli dan berbagai
sumber:
1) Menurut Dahlan Siamat, bank didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang
kegiatan utamanya menerima simpanan dari masyarakat dan atau pihak lainnya
kemudian mengalokasikannya kembali untuk memperoleh keuntungan serta
menyediakan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2) Menurut F.E. Perry, bank adalah suatu badan usaha yang traksaksinya
berkaitan dengan uang, menerima simpanan (deposito) dari nasabah,
menyediakan dana atas setiap penarikan, melakukan penagihan cek-cek atas
perintah nasabah, memberikan kredit atau menanamkan kelebihan simpanan
tersebut sampai dibuthkan untuk pembayaran kembali.
Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan kembali pengertian
umum tentang bank, yaitu lembaga keuangan yang usahanya menyerap dana
dari kelompok masyarakat yang berkelebihan dana menyalurkannya kepada
kelompok masyarakat yang kekurangan dan membutuhkan dana serta
memenuhi persyaratan terntentu untuk diberikan bantuan dana tersebut.
Bank pertama kali didirikan dalam bentuk seperti sebuah firma pada umumnya
pada tahun 1690, pada saat kerajaan Inggris berkemauan merencanakan
membangun kembali kekuatan armada lautnya untuk bersaing dengan kekuatan
armada laut Perancis akan tetapi pemerintahan Inggris saat itu tidak mempunyai
kemampuan pendanaan kemudian berdasarkan gagasan William Paterson yang
kemudian oleh Charles Montagu direalisasikan dengan membentuk sebuah
lembaga intermediasi keuangan yang akhirnya dapat memenuhi dana
pembiayaan tersebut hanya dalam waktu dua belas hari. Sejarah mencatat asal
mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman kerajaan tempo dulu di
daratan Eropa. Kemudian usaha perbankan ini berkembang ke Asia Barat oleh
para pedagang. Perkembangan perbankan di Asia, Afrika dan Amerika dibawa
oleh bangsa Eropa pada saat melakukan penjajahan ke negara jajahannya baik
di Asia, Afrika maupun benua Amerika. Bila ditelusuri, sejarah dikenalnya
perbankan dimulai dari jasa penukaran uang. Sehingga dalam sejarah
perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat penukaran uang.
Dalam perjalanan sejarah kerajaan pada masa dahulu penukaran uangnya
dilakukan antar kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain. Kegiatan
penukaran ini sekarang dikenal dengan nama Pedagang Valuta Asing (Money
Changer). Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional
perbankan berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut
sekarang ini kegiatan simpanan. Berikutnya kegiatan perbankan bertambah
dengan kegiatan peminjaman uang. Uang yang disimpan oleh masyarakat, oleh
perbankan dipinjamkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkannya.
Jasa-jasa bank lainnya menyusul sesuai dengan perkembangan zaman dan
kebutuhan masyarakat yang semakin beragam.
B. Fungsi Bank

Fungsi Bank secara luas yaitu sebagai alat pemerintah untuk menjaga kestabilan
ekonomi moneter dan keuangan. Fungsi Bank secara sempit yaitu sebagai alat
penarik uang kartal dan uang giral dari masyarakat dan menyalurkannya ke
masyarakat.
Fungsi bank yang utama ada 3 yaitu :
1. Bank berfungsi sebagai alat untuk menghimpun dan menyalurkan dana
kepada masyarakat.
2. Fungsi bank yaitu memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi suatu
negara, dengan menghimpun dana dari masyarakat untuk berinvestasi terhadap
pembangunan negara.
3. Bank berfungsi sebagai lembaga yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat, yang berupa jasa pelayanan perbankan kepada masyarakat agar
masyarakat merasa nyaman dan aman di dalam menyimpan dananya tersebut.
bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi utamanya adalah menghimpun
dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga
memberikan pelayanan dalam bentuk jasa perbankan. Fungsi bank sebagai
lembaga perantara keuangan atau financial
Intermediary. Sebagai lembaga perantara keuangan, artinya bank membantu
kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang
memiliki dana dan pihak lainnya merupakan nasabah yang membutuhkan dana.
C. Tujuan Bank
Berdasarkan dari UU Nomor 10 Tahun 1998, secara garis besar tujuan
perbankan Indonesia adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas
nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat. Dari tujuan tersebut maka
perbankan (bank) di Indonesia harus menjalankan tugas dan fungsinya dengan
baik dan didasarkan atas asas demokrasi ekonomi. Jadi jika Anda berpikir
bahwa bank memiliki tujuan untuk mencari keuntungan setinggi-tingginya
berupa profit semata maka Anda sangat salah besar.

D. Tugas Bank
1) Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
2) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3) Mengatur dan mengawasi cabang bank
4) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

2.2 Jenis-jenis Bank


Berdasarkan dari pengertian bank sebelumnya, terlihat beberapa jenis
penggolongan bank di Indonesia, yaitu: Jenis Bank Menurut Aktivitas Bidang
Usaha. Setelah berlakunya UU No. 7 / 1992, jenis bank yang diakui secara
resmi di Indonesia hanya terdiri dari 2 jenis yaitu Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat. Sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 10 / 1998,

-) Bank Umum merupakan bank yang melaksanakan aktivitas usaha secara


konvensional dan / atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam aktivitasnya
memberikan pelayanan dalam urusan pembayaran.

-) Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang melakukan aktivitas usaha


secara konvensional dan berdasarkan prinsip syariah (UU No. 21/2008) yang
aktivitasnya tidak memberikan pelayanan dalam urusan pembayaran

A. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya

1) Bank Sentral

Bank sentral yang dimaksud adalah Bank Indonesia. Bank Indonesia adalah
lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lain,
kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini.

2) Bank Umum

Pengertian bank umum menurut Peraturan Bank Indonesia No. 9/7/PBI/2007


adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran. Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat umum,
artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Bank umum sering
disebut bank komersial (commercial bank).

3) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika
dibandingkan dengan kegiatan bank umum.

B. Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya

Apabila ditinjau dari segi kepemilikannya, jenis bank terdiri atas bank milik
pemerintah, bank milik swasta nasional, dan bank milik swasta asing.

1 ) Bank Milik Pemerintah


Bank pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian maupun modalnya
dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh
pemerintah pula. Contohnya Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri.
Selain itu ada juga bank milik pemerintah daerah yang terdapat di daerah
tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. Contoh Bank DKI, Bank
Jateng, dan sebagainya.

2 ) Bank Milik Swasta Nasional

Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta,
begitu pula pembagian keuntungannya juga dipertunjukkan untuk swasta pula.
Contohnya Bank Muamalat, Bank Danamon, Bank Central Asia, Bank Lippo,
Bank Niaga, dan lain-lain.

3 ) Bank Milik Asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik
swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar
negeri. Contohnya ABN AMRO bank, City Bank, dan lain-lain.

C. Jenis Bank Berdasarkan Kegiatan Operasionalnya

1) Bank Konvensional

Bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya menerapkan


metode bunga, karena metode bunga sudah ada terlebih dahulu, menjadi
kebiasaan dan telah dipakai secara meluas dibandingkan dengan metode bagi
hasil. Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan mengeluarkan
produk-produk untuk menyerap dana masyarakat antara lain tabungan,
simpanan deposito, simpanan giro; menyalurkan dana yang telah dihimpun
dengan cara mengeluarkan kredit antara lain kredit investasi, kredit modal kerja,
kredit konsumtif, kredit jangka pendek; dan pelayanan jasa keuangan antara lain
kliring, inkaso, kiriman uang, Letter of Credit, dan jasa-jasa lainnya seperti jual
beli surat berharga, bank draft, wali amanat, penjamin emisi, dan perdagangan
efek.

Bank konvensional dapat memperoleh dana dari pihak luar, misalnya dari
nasabah berupa rekening giro, deposit on call, sertifikat deposito, dana transfer,
saham, dan obligasi. Sumber ini merupakan pendapatan bank yang paling besar.
Pendapatan bank tersebut, kemudian dialokasikan untuk cadangan primer,
cadangan sekunder, penyaluran kredit, dan investasi. Bank konvensional
contohnya bank umum dan BPR.

2) Bank Syariah
Sekarang ini banyak berkembang bank syariah.

Bank syariah muncul di Indonesia pada awal tahun 1990-an. Pemrakarsa


pendirian bank syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI) pada tanggal 18 – 20 Agustus 1990.Bank syariah adalah bank yang
beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank
yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya
yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.

Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan


transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu
pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan
sebesar mungkin. Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi,
ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan
keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan
dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas.

Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-
ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah
secara Islam.

2.3 Pengertian Bank Konvensional dan Bank Syariah


A. Pengertian Bank Konvensional dan Bank Syariah
1) Pengertian Bank Konvensional
Bank Konvensional ialah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran secara umum berdasarkan prosedur dan ketentuan yang telah
ditetapkan. Contoh : Bank Mandiri, Bank BCA, Bank BRI, dan lain-lain.
2) Pengertian Bank Syariah
Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah, atau prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa Majelis
Ulama Indonesia seperti prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa tawazun),
kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung
gharar, maysir, riba, zalim dan obyek yang haram. Selain itu, UU Perbankan
Syariah juga mengamanahkan bank syariah untuk menjalankan fungsi sosial
dengan menjalankan fungsi seperti lembaga baitul mal, yaitu menerima dana
yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan
menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai kehendak pemberi
wakaf (wakif).
Bank Syariah ialah perbankan yang segala sesuatu yang menyangkut tentang
Bank Syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha
serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Nama Bank
Syariah sebenarnya hanya digunakan di Indonesia saja, Bank Syariah pada
internasional disebut sebagai Bank Islam. Contohnya : Bank BNI Syariah, Bank
Mandiri Syariah dan Bank Muamalat.

B. Fungsi Bank Konvensional dan Bank Syariah


a) Fungsi Bank Konvensional antara lain :
1) Menghimpun dana dari masyarakat
Bank menghimpun dana dari masyarakat melalui tabungan, deposito berjangka,
giro ataupun bentuk simpanan lainnya. Dengan menghimpun dana ini, bank
menjamin keamanan uang masyarakat tersebut sekaligus memberikan bunga
untuk dana tersebut.
2) Menyalurkan dana kepada masyarakat
Setelah menghimpun dana dari masyarakat, bank akan menyalurkan dana ini
kepada pihak-pihak yang membutuhkan melalui sistem kredit atau pinjaman.
Kredit yang di tawarkan bank akan mengenakan bunga kepada peminjam.
Produk kredit ini pun memiliki beberapa jenis seperti Kredit Tanpa Anggunan
(KTA), Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), Kredit Mobil, ataupun jenis
pinjaman lainnya.
3) Mendukung kelancaran lalu lintas pembayaran
Fungsi lain dari Bank umum yang juga sangat penting adalah mendukung
kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah satu
jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa berkaitan dengan mekanisme
pembayaran. Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang,
penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai,
kredit, fasilitas fasilitas pembyaran yang mudah dan nyaman, seperti kartu
plastik dan sistem pembayaran elektronik.
b) Fungsi Bank Syariah antara lain :
1) Penghimpun Dana
Mirip dengan bank konvensional, pada bank syariah mempunyai fungsi untuk
menghimpun dana dari masyarakat, perbedaan keduanya jika bank
konvensional penanung akan mendapatkan balas jasa dalam bentuk bunga,
sedangkan jika dibank syariah penabung akan mendapatkan balas jasa dalam
bentuk bagi hasil.
2) Menyalurkan dana kepada masyarakat
Dana yang telah dihimpun atau dikumpulkan oleh bank syariah dari nasabah,
selanjutnya akan disalurkan kembali ke nasabah lain dengan sistem bagi hasil.
3) Memberikan Pelayanan Jasa Bank
Dalam kapasitas ini, bank syariah mempunyai fungsi yaitu memberikan layanan
seperti jasa transfer, pemindahan buku, jasa tarik tunai dan juga jasa perbankan
lainnya.
2.4 Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah
A. Perbedaan Sistem Pada Bank Konvensional Dan Bank Syariah
1) Sistem Operasional
Sistem operasional bank syariah berdasarkan syarikat islam. Jika berbicara
mengenai sistem operasional yang diterapkan bank syariah jelas mengikuti
aturan syariat islam. Semua kegiatan operasional yang dijalankan dibank
syariah akan dilakukan berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan melalui fatwa
MUI yang diambil berdasarkan ketentuan-ketentuan syariat islam. Sementara
dalam bank konvensional, hal tersebut tidak berlaku. Bank konvensional akan
dijalankan berdasarkan standar operasional perbankan yang telah ditetapkan
pemerintah dan tunduk pada aturan hukum yang berlaku di Indonesia. Hal ini
diatur pemerintah melalui lembaga keuangan dan pihak-pihak lainnya yang
dianggap berkepentingan pada masalah tersebut.
2) Cara Mengelola Dana
Pengelolaan bank syariah terbatas penempatannya. Baik itu yang berasal dari
nasabah ataupun dana yang dimiliki bank itu sendiri. Pada kenyataannya dana
ini harus dikelola dengan sedemikian rupa sehingga bisa memberikan hasil bagi
bank dan menutupi berbagai biaya operasional yang dikeluarkan pihak bank.
Dalam bank syariah dana nasabah yang diterima dalam bentuk titipan ataupun
investasi tidak bias dikelolah dalam lini bisnis secara sembarangan. Pengelolaan
yang dilakukan bank syariah harus dilakukan berdasarakan syariat islam dan
harus memenuhi aturan syariat islam.
Bank konvensional, pengelolaan dana ini bisa dilakukan berbagai lini bisnis
yang dianggap aman dan menguntungkan. Selama pengelolaan dana ini tidak
menyalahi aturan dan hukum yang berlaku maka pihak bank memiliki
kebebasan untuk menjalankan dan mengelola dana tersebut pada berbagai lini
bisnis yang dianggap memberikan keuntungan yang maksimal.
3) Cara membagi keuntungan
Dalam praktiknya bank syariah tidak menerapkan sistem bunga pada layanan
mereka bank ini dijalankan berdasarkan syariat islam, sebab hal tersebut
dianggap syariat islam. Bank syariah menggunakan sistem bagi hasil dan
mendapatkan sebuah keuntungan dari sistem tersebut (selaku pengelola) untuk
membiayai seluruh kegiatan operasional perbankan yang dijalankan. Sementara
dalam bank konvensional, jelas dikatakan dalam UU NO 10 Tahun 1998 bahwa
bank konvensional menjalankan usaha secara konvensional dan memberikan
keuntungan dalam jumlah tertentu dalam bentuk suku bunga bagi nasabahnya.
4) Metode Transaksi
Transaksi dalam bank syariah diatur menurut fatwa MUI transaksi yang terjadi
dalam bank syariah akan berbeda dengan bank konvensional pada umumnya
secara khusus, beberapa transaksi ini telah diatur berdasarkan fatwa MUI antara
lain akad Al-Mudharabah ( bagi hasil), al-musyarakah (perkongsian), al-
musaqat (kerjasama tani), al- Ba`I (bagi hasil), al-Ijarah (sewa menyewa), dan
al-wakalah (keagenan). Hal yang sama tidak ditemui oleh bank konvensional.
Sebab semua aturan serta kebijakan transaksi di bank ini telah diatur dan
dijalankan berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia.
Perbandingan Bank Syariah Dan Bank Konvensional

FAKTOR BANK KONVENSIONAL BANK SYARIAH

Hubungan bank dengan


Investor dengan investor Kreditur dan debitur
nasabah

Sistem pendapatan usaha Bunga, Fee Bagi hasil, Marjin, Fee

Terdapat struktur
Tidak terdapat struktur
Organisasi pengawasan syariah yaitu
pengawasan syariah
Badan Pengawas Syariah
Adanya batasan-batasan,
Liberal untuk tujuan
Penyaluran Pembiayaan memperhatikan unsur moral
keuntungan
dan lingkungan.
Risiko menengah-tinggi Risiko menengah-rendah
Tingkat risiko umum dalam
karena adanya transaksi karena malarang transaksi
usaha
spekulasi spekulasi
Dua sisi yaitu bank dan
Penanggung resiko investasi Satu sisi hanya pada bank nasabah (deposan maupun
debitur).

B. Produk-Produk Bank
1) Produk Bank Konvensional
a) Giro (Demand Deposit)
Merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan
menggunakan cek atau bilyet giro. Kepada setiap pemegang rekening giro akan
diberikan bunga yang dikenal dengan nama jasa giro. Besarnya jasa giro
tergantung dari bank yang bersangkutan. Rekening giro biasa digunakan oleh
para usahawan, baik untuk perorangan maupun perusahaannya. Bagi bank jasa
giro merupakan dana murah karena bunga yang diberikan kepada nasabah
relatif lebih rendah dari bunga simpanan lainnya.
b) Deposito (deposit)
Merupakan simpanan pada bank yang memiliki jangka waktu tertentu,
pencairannya dilakukan pada saat jatuh tempo yang terdiri dari deposito
berjangka, sertifikat deposito dan deposit on call.
c) Tabungan (saving deposit)
Merupakan simpanan pada bank yang penarikan sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan oleh bank dan dapat dilakukan menggunakan buku tabungan,
slip penarikan, kwitansi atau kartu (ATM). Kepada pemegang rekening
tabungan akan diberikan bunga tabungan yang merupakan jasa atas
tabungannya. Sama seperti halnya dengan rekening giro, besarnya bunga
tabungan
d) Kredit Investasi
Merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah untuk keperluan investasi.
e) Kredit Perdagangan
Merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah untuk memperbesar atau
memperlancar perdagangan.
2) Produk Bank Syariah
Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga produknya sangat berbeda
dengan bank konvensional. Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada
kesepakatan antara bank dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis
simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya porsi
bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut ini prinsip-prinsip yang
berlaku pada bank syariah.
Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah harus berlandaskan pada
Alquran dan hadis. Bank syariah mengharamkan penggunaan harga produknya
dengan bunga tertentu. Bagi bank syariah, bunga bank adalah riba.
Sebagai berikut produk bank syariah ;
a) Wadi`ah (simpanan)
Wadi`ah dikenal juga sebagai titipan atau simpanan. Merupakan titipan murni
dari satu pihak lain, bisa perorangan atau badan hukum. Titipan ini harus niaga
dan dapat dikembalikan kapan saja bila nasabah menghendakinya. Keuntungan
atau kerugian dari penyaluran dana menjadi hak milik atau ditanggung bank,
sedang pemilik dana tidak dijanjikan imabalan dan tidak menanggung kerugian.
Bank dimungkinkan memberi bonus kapada pemilik dana sebagai suatu insentif
untuk menarik dana masyarakat namun tidak boleh diperjanjikan di muka.

b) Pembiayaan dengan bagi hasil


Pada bank konvensional untuk penyaluran dananya dikenal dengan istilah kredit
atau pinjaman. Pada bank syariah untuk penyaluran dananya dikenal dengan
istilah pembiayaan. Pada bank syariah keuntungan diperoleh dari bagi hasil.
c) Murabahah
Murabahah adalah kegiatan jual beli pada harga pokok dengan tambahan
keuntungan yang disepakati. Penjual harus lebih dahulu memberikan informasi
tentang harga pokok yang dibeli dengan ditambah keuntungan yang diinginkan.
Kegiatan ini dilakukan setelah terjadi kesepakatan dengan pembeli.
d) Mudharabah
Penerapan mudharabah mutlaqah dapat berupa tabungan dan deposito sehingga
terdapat dua jenis penghimpunan dana, yaitu tabungan mudharaba dan deposito
mudharabah.
e) Salam
Salam adalah pembelian barang yang diserahkan dikemudian hari, sedangkan
pembayaran diserahkan dimuka. Prinsip yang dianut adalah kondisi barang
pembayaran sudah disepakati.
f) Ijarah
Ijarah merupakan pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikian atas
barang tersebut. Dalam praktiknya, kegiatan jenis usaha ini dilakukan oleh
perusahaan leasing baik untuk kegiatan operating lease maupun finansial lease.
Jenis kegiatan ijarah antara lain penyewaan kotak simpanan (safe deposit box)
dan jasa tata laksana administrasi dokumen (custodian). Bank dapat imbalan
sewa dari jasa tersebut.

g) Wakalah
Wakalah adalah penyerahan atau pendelegasinya atau pemberian mandat dari
satu pihak kepada pihak lain dan harus dilakukan sesuai dengan yang telah
disepakati oleh pemberi mandat kepada penerima mandat. Wakalah dalam
aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah memberikan kuasa pada bank untuk
mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan
L/C(Letter of Credit), inkaso dan transfer uang.

2.5 Tujuan Bank Konvensional Dan Bank Syariah


 Tujuan Bank Konvensional
Secara umum, tujuan perbankan Indonesia adalah untuk membantu
melaksanakan pembangunan nasional untuk mencapai pemerataan,
pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan
tujuan-tujuan ini, bank di Indonesia harus menjalankan tugas dan fungsinya
dengan baik berdasarkan demokrasi ekonomi. Pada dasarnya kegiatan ekonomi
dan pembangunan di Indonesia sangat erat kaitannya dengan perbankan.
 Tujuan Bank Syariah
Menurut Sudarsono (2012), tujuan bank syariah adalah sebagai berikut :
1. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalat secara islam,
khususnya muamalah yang berhubungan dengan perbankan, agar
terhindar dari praktek-praktek riba atau jenis usaha lainnya yang
mengandung unsur Gharar (tipuan).
2. Untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi dengan jalan
meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadai
kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak yang
membutuhkan dana.
3. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang
berusaha yang lebih besar terutama kelompok miskin, yang diarahkan
kepada kegiatan usaha yang produktif menuju terciptanya kemandirian
usaha.
4. Untuk menanggulangi masalah kemisikina, yang pada umunya
merupakan program utama dari negara-negara yang sedang berkembang.
5. Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter. Dengan aktivitas bank
syariah akan mampu menghindari pemanasan ekonomi diakibatkan
adanya inflasi.
6. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat islam terhadap bank Non
Syariah.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mengenai bank dan berbagai produk jasanya harus diketahui sedini mungkin
meski hanya sebatas pengetahuan saja sehingga pengetahuan semakin
meningkat dan mendapatkan informasi terlebih dahulu mengenai jasa produk
perbankan.
Perbedaan antara bank konvensional dan bank syraiah terkait sistem yang
digunakan. Pada bank konvensional menganut sistem bunga sedangkan pada
bank syariah menggunakan sistem bagi hasil yang mana lebih meringankan
beban nasabah. Selain itu juga produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah
lebih mengadopsi kepada produk yang ditawarkan oleh perbankan konvensional
hanya saja berbeda dalam pelaksanaan serta proses terkait adanya akad yang
digunakan. Dalam perbankan syariah pembagian akad di dasarkan pada pola
tujuan dari pendanaan, pembiayaan, maupun jasa bank lainnya.

Anda mungkin juga menyukai