ANALISIS MENGENAI
PERBEDAAN MANAJEMEN
BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA SELATAN
T.A 2021
KATA PENGANTAR
1. Latar Belakang
Pengertian perbankan sering dicampuradukkan dengan pengertian bank.
Padahal dua hal yang sangat berbeda. Perbankan adalah segala sesuatu yang
menyangkut bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan
proses melaksanakan usahanya. Pembicaraan perbankan akan lebih
komprehensif. Sedangkan bank hanya mencakup aspek kelembagaan.
Menurut Joseph Sinkey, bahwa yang dimaksud bank adalah departement store
of finance yang menyediakan berbagai jasa keuangan. Dan menurut Dictionary
of Banking and financial service by Jerry Rosenberg bahwa yang dimaksud
bank adalah lembaga yang menerima simpanan giro, deposito, dan membayar
atas dasar dokumen yang ditarik pada orang atau lembaga tertentu, mendiskonto
surat berharga, memberikan pinjaman dan menanamkan dananya dalam surat
berharga. (Taswan, 2010).
Menurut Undang-Undang nomor 10 tahun 1998, Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jenis
Bank menurut kegiatan usahanya dibagi menjadi dua jenis bank, yang
dibedakan berdasarkan pembayaran bunga atau bagi hasil usaha: (1) Bank yang
melakukan usaha secara konvensional, dan (2) Bank yang melakukan usaha
secara Syariah.
Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang sangat penting dalam
penyaluran dan pengelolaan dana masyarakat. Dana dari masyarakat yang
diterima oleh bank akan dikelola dan disalurkan pada unit kegiatan ekonomi
lainnya. Keuntungan yang di hasilkan dari unit kegiatan usaha lainnya akan di
kembalikan lagi pada masyarakat. Dengan ditetapkannya Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, Indonesia menjalankan Dual Banking
System yaitu beroperasinya sistem perbankan baik secara Konvensional
maupun syariah sekaligus dengan tetap memisahkan pengelolaan dan
pengoperasiannya.
Namun system perbankan syariah pada saat itu belum begitu kuat secara hukum
perdata mengingat belum adanya Undang-undang yang mengatur secara jelas
mengenai Perbankan syariah. Dengan mulai berlakunya UU No.21 Tahun 2008
tentang perbankan syariah akan tetapi, masyarakat Indonesia masih memiliki
presepsi yang keliru tentang bank syariah.
Kebutuhan masyarakat tersebut telah terjawab dengan terwujudnya sistem
perbankan yang sesuai dengan peraturan undang-undang. Pemerintah telah
memasukkan kemungkinan tersebut dalam undang-undang.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka dapat diambil
beberapa rumusan masalah yang akan penulis bahas dalammakalah ini.
Diantaranya sebagai berikut;
a) Apa itu Bank ?
b) Apa saja jenis-jenis bank ?
c) Serta perbedaan antara bank konvensional dengan bank syariah?
3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah :
a) Memperoleh pengetahuan dari makalah ini tentang bank konvensional dan
bank syariah.
b) Menganalisis perbedaan manajemen bank konvensional dan bank syariah.
4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :
1. Bagi penulis, Sebagai bahan perbandingan antara ilmu yang penulis peroleh
selama dibangku kuliah maupun dari hasil membaca dengan kenyataan praktis
yang ada.
2. Bagi pembaca, semoga dapat dijadikan sebagai catatan atau koreksi untuk
tugas.
BAB II
PEMBAHASAN
Fungsi Bank secara luas yaitu sebagai alat pemerintah untuk menjaga kestabilan
ekonomi moneter dan keuangan. Fungsi Bank secara sempit yaitu sebagai alat
penarik uang kartal dan uang giral dari masyarakat dan menyalurkannya ke
masyarakat.
Fungsi bank yang utama ada 3 yaitu :
1. Bank berfungsi sebagai alat untuk menghimpun dan menyalurkan dana
kepada masyarakat.
2. Fungsi bank yaitu memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi suatu
negara, dengan menghimpun dana dari masyarakat untuk berinvestasi terhadap
pembangunan negara.
3. Bank berfungsi sebagai lembaga yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat, yang berupa jasa pelayanan perbankan kepada masyarakat agar
masyarakat merasa nyaman dan aman di dalam menyimpan dananya tersebut.
bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi utamanya adalah menghimpun
dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga
memberikan pelayanan dalam bentuk jasa perbankan. Fungsi bank sebagai
lembaga perantara keuangan atau financial
Intermediary. Sebagai lembaga perantara keuangan, artinya bank membantu
kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang
memiliki dana dan pihak lainnya merupakan nasabah yang membutuhkan dana.
C. Tujuan Bank
Berdasarkan dari UU Nomor 10 Tahun 1998, secara garis besar tujuan
perbankan Indonesia adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas
nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat. Dari tujuan tersebut maka
perbankan (bank) di Indonesia harus menjalankan tugas dan fungsinya dengan
baik dan didasarkan atas asas demokrasi ekonomi. Jadi jika Anda berpikir
bahwa bank memiliki tujuan untuk mencari keuntungan setinggi-tingginya
berupa profit semata maka Anda sangat salah besar.
D. Tugas Bank
1) Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
2) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3) Mengatur dan mengawasi cabang bank
4) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
1) Bank Sentral
Bank sentral yang dimaksud adalah Bank Indonesia. Bank Indonesia adalah
lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lain,
kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini.
2) Bank Umum
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika
dibandingkan dengan kegiatan bank umum.
Apabila ditinjau dari segi kepemilikannya, jenis bank terdiri atas bank milik
pemerintah, bank milik swasta nasional, dan bank milik swasta asing.
Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta,
begitu pula pembagian keuntungannya juga dipertunjukkan untuk swasta pula.
Contohnya Bank Muamalat, Bank Danamon, Bank Central Asia, Bank Lippo,
Bank Niaga, dan lain-lain.
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik
swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar
negeri. Contohnya ABN AMRO bank, City Bank, dan lain-lain.
1) Bank Konvensional
Bank konvensional dapat memperoleh dana dari pihak luar, misalnya dari
nasabah berupa rekening giro, deposit on call, sertifikat deposito, dana transfer,
saham, dan obligasi. Sumber ini merupakan pendapatan bank yang paling besar.
Pendapatan bank tersebut, kemudian dialokasikan untuk cadangan primer,
cadangan sekunder, penyaluran kredit, dan investasi. Bank konvensional
contohnya bank umum dan BPR.
2) Bank Syariah
Sekarang ini banyak berkembang bank syariah.
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-
ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah
secara Islam.
Terdapat struktur
Tidak terdapat struktur
Organisasi pengawasan syariah yaitu
pengawasan syariah
Badan Pengawas Syariah
Adanya batasan-batasan,
Liberal untuk tujuan
Penyaluran Pembiayaan memperhatikan unsur moral
keuntungan
dan lingkungan.
Risiko menengah-tinggi Risiko menengah-rendah
Tingkat risiko umum dalam
karena adanya transaksi karena malarang transaksi
usaha
spekulasi spekulasi
Dua sisi yaitu bank dan
Penanggung resiko investasi Satu sisi hanya pada bank nasabah (deposan maupun
debitur).
B. Produk-Produk Bank
1) Produk Bank Konvensional
a) Giro (Demand Deposit)
Merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan
menggunakan cek atau bilyet giro. Kepada setiap pemegang rekening giro akan
diberikan bunga yang dikenal dengan nama jasa giro. Besarnya jasa giro
tergantung dari bank yang bersangkutan. Rekening giro biasa digunakan oleh
para usahawan, baik untuk perorangan maupun perusahaannya. Bagi bank jasa
giro merupakan dana murah karena bunga yang diberikan kepada nasabah
relatif lebih rendah dari bunga simpanan lainnya.
b) Deposito (deposit)
Merupakan simpanan pada bank yang memiliki jangka waktu tertentu,
pencairannya dilakukan pada saat jatuh tempo yang terdiri dari deposito
berjangka, sertifikat deposito dan deposit on call.
c) Tabungan (saving deposit)
Merupakan simpanan pada bank yang penarikan sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan oleh bank dan dapat dilakukan menggunakan buku tabungan,
slip penarikan, kwitansi atau kartu (ATM). Kepada pemegang rekening
tabungan akan diberikan bunga tabungan yang merupakan jasa atas
tabungannya. Sama seperti halnya dengan rekening giro, besarnya bunga
tabungan
d) Kredit Investasi
Merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah untuk keperluan investasi.
e) Kredit Perdagangan
Merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah untuk memperbesar atau
memperlancar perdagangan.
2) Produk Bank Syariah
Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga produknya sangat berbeda
dengan bank konvensional. Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada
kesepakatan antara bank dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis
simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya porsi
bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut ini prinsip-prinsip yang
berlaku pada bank syariah.
Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah harus berlandaskan pada
Alquran dan hadis. Bank syariah mengharamkan penggunaan harga produknya
dengan bunga tertentu. Bagi bank syariah, bunga bank adalah riba.
Sebagai berikut produk bank syariah ;
a) Wadi`ah (simpanan)
Wadi`ah dikenal juga sebagai titipan atau simpanan. Merupakan titipan murni
dari satu pihak lain, bisa perorangan atau badan hukum. Titipan ini harus niaga
dan dapat dikembalikan kapan saja bila nasabah menghendakinya. Keuntungan
atau kerugian dari penyaluran dana menjadi hak milik atau ditanggung bank,
sedang pemilik dana tidak dijanjikan imabalan dan tidak menanggung kerugian.
Bank dimungkinkan memberi bonus kapada pemilik dana sebagai suatu insentif
untuk menarik dana masyarakat namun tidak boleh diperjanjikan di muka.
g) Wakalah
Wakalah adalah penyerahan atau pendelegasinya atau pemberian mandat dari
satu pihak kepada pihak lain dan harus dilakukan sesuai dengan yang telah
disepakati oleh pemberi mandat kepada penerima mandat. Wakalah dalam
aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah memberikan kuasa pada bank untuk
mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan
L/C(Letter of Credit), inkaso dan transfer uang.
3.1 Kesimpulan
Mengenai bank dan berbagai produk jasanya harus diketahui sedini mungkin
meski hanya sebatas pengetahuan saja sehingga pengetahuan semakin
meningkat dan mendapatkan informasi terlebih dahulu mengenai jasa produk
perbankan.
Perbedaan antara bank konvensional dan bank syraiah terkait sistem yang
digunakan. Pada bank konvensional menganut sistem bunga sedangkan pada
bank syariah menggunakan sistem bagi hasil yang mana lebih meringankan
beban nasabah. Selain itu juga produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah
lebih mengadopsi kepada produk yang ditawarkan oleh perbankan konvensional
hanya saja berbeda dalam pelaksanaan serta proses terkait adanya akad yang
digunakan. Dalam perbankan syariah pembagian akad di dasarkan pada pola
tujuan dari pendanaan, pembiayaan, maupun jasa bank lainnya.