Dosen Pengampu:
UNIVERSITAS MATARAM
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas tentang “Klasifikasi Lembaga Keuangan di Indonesia” yang dibimbing
oleh Dra. Gusti Ayu Arini, MP.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini, semoga bantuannya mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua
Penyusun
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Klasifikasi Bank....................................................... 3
2.2 Jenis, Fungsi dan Peranan Perbankan..........................................................................5
2.3 Sumber Dana Bank...........................................................................7
2.4 Perbedaan lembaga Keuangan Bank dan Bukan Bank ..............................................9
2.5 Lembaga Keuangan Bukan Bank ............................................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................21
3.2 Saran ...........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................22
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.
BPR merupakan salah satu lembaga keuangan yang secara umum fungsi utamanya
adalah menghimpun dana langsung dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada
masyarakat untuk berbagai tujuan atau financial intermediary (Susilo, 2000:6).Secara
umum, BPR merupakan badan usaha yang menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat,
yang memiliki fungsi penunjang modernisasi pedesaan dan memberikan layanan jasa
perbankan bagi golongan ekonomi lemah atau pengusaha kecil. Sebagian besar pelayanan
BPR diberikan kepada masyarakat yang bermodal kecil, yang sebagian berada pada sektor
informal, sehingga perbaikan kinerja, baik keuangan, manajemen, administrasi harus
ditingkatkan kualitasnya.
Keunggulan yang dimiliki Bank Perkreditan Rakyat (BPR) terhadap Bank Umum
terutama prosedur pelayanan yang sederhana, proses yang cepat, dan sistem kredit yang
lebih fleksibel. Selain itu, BPR juga unggul dalam hal pelayanan kepada nasabah yang
mengutamakan pendekatan personal dan mendatangi secara langsung nasabah, lokasi kantor
yang dekat dengan nasabah, serta lebih memahami ekonomi dan masyarakat setempat.
Dibandingkan dengan LKM non Bank, BPR memiliki keunggulan berupa adanya
pengaturan, pengawasan, dan pembinaan oleh Bank Indonesia, serta adanya infrastruktur
pendukung.
Meskipun BPR masih memiliki keunggulan dibandingkan Bank Umum dan Lembaga
Keuangan lainnya, namun BPR harus tetap memperhatikan kondisi usahanya ditengah
persaingan yang ketat saat ini. BPR seharusnya meningkatkan daya saing serta perlu
memperhatikan kondisi perusahaan, manajemen serta kinerja BPR itu sendiri dalam
penyaluran kredit usaha mikro dan kecil. Selain itu, BPR juga harus mampu menjaga
kepercayaan dari masyarakat dalam otoritas pengelolaan dananya baik dalam hal
menghimpun dan menyalurkan dana. Hal yang perlu dilakukan adalah dengan secara berkala
melakukan evaluasi kinerja BPR untuk mengetahui apakah suatu BPR dalam kondisi sehat
dan jauh dari terjadinya Bankcruptcy.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dan Klasifikasi Bank?
2. Apa Jenis, Fungsi dan Peranan Perbankan?
3. Apa Saja Sumber Dana Bank?
4. Apa Perbedaan lembaga Keuangan Bank dan Bukan Bank?
5. Apa Lembaga Keuangan Bukan Bank?
1.3 Tujuan
1. Apa Pengertian dan Klasifikasi Bank?
2. Apa Jenis, Fungsi dan Peranan Perbankan?
3. Apa Saja Sumber Dana Bank?
4. Apa Perbedaan lembaga Keuangan Bank dan Bukan Bank?
5. Apa Lembaga Keuangan Bukan Bank?
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Klasifikasi Bank
A. Pengertian
Menurut UU no 10 tahun 1998 Bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.
Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang
perbankan, bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun
dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun
dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa
bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa
mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan
deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah
sebagai rangsangan bagi masyarakat.
Berikut ada beberapa pengertian bank :
1. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan bank yang menerima
simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Dengan
lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan.
Status BPR diberikan kepada Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank
Pegawai, Lumbung Pitih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan
Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil
(KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa
(BKPD), dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan berdasarkan UU
Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dengan memenuhi persyaratan tatacara yang
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Ketentuan tersebut diberlakukan karena
mengingat bahwa lembaga-lembaga tersebut telah berkembang dari lingkungan
4
masyarakat Indonesia, serta masih diperlukan oleh masyarakat, maka keberadaan
lembaga dimaksud diakui. Oleh karena itu, UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992
memberikan kejelasan status lembaga-lembaga dimaksud. Untuk menjamin
kesatuan dan keseragaman dalam pembinaan dan pengawasan, maka persy-ratan
dan tatacara pemberian status lembaga-lembaga dimaksud ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah..
3. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank Syari’ah yaitu bank yang dalam aktifitasnya,
baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya, memberikan
dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip Syari’ah yaitu jual beli dan bagi hasil.
Prinsip utama operasional bank yang berdasarkan prinsip syari’ah adalah hukum
Islam yang bersumber dari Al Qur’an dan Al Hadist. Larangan terutama berkaitan
dengan kegiatan bank yang dapat diklasifikasikan sebagai riba.
Kepengurusan Bank Syari’ah:
Dewan komisaris dan Direksi, disamping itu bank wajib memiliki Dewan
Pengawas Syari’ah yang berkedudukan di kantor pusat.
Dewan pengawas syari’ah adalah dewan yang bersifat independen, yang
dibentuk oleh dewan syari’ah nasional dan ditempatkan pada bank yang
melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syari’ah, dengan tugas yang
diatur oleh dewan syari’ah nasional.
5
yang membutuhkan, baik dalam bentuk kredit maupun bentuk-bentuk lainnya seperti
KPR (Kredit Kepemilikan Rumah).
Bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary) Maksudnya adalah
bank menjadi perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit)
dengan pihak yang membutuhkan dana (defisit unit). Bank memiliki fungsi sebagai
“Agen Pembangunan” (Agent of Development) Sebagai badan usaha, bank tidaklah
semata-mata mengejar keuntungan (profit oriented), tetapi bank turut bertanggung
jawab dalam pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi yang
bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut. Bank Sentral
berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor perbankan, dan
sistem finansial secara keseluruhan. Di Indonesia, fungsi Bank Sentral
diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Dan Bank Sentral bertanggung jawab untuk
menjaga stabilitas harga yang dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi. Bank Sentral
menjaga agar tingkat inflasi terkendali, dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang
dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu banyak maka Bank Sentral
dengan menggunakan instrumen antara lain namun tidak terbatas pada base money,
suku bunga, giro wajib minimum mencoba menyesuaikan jumlah uang beredar
sehingga tidak berlebihan dan cukup untuk menggerakkan roda perekonomian.
Dengan dikeluarkannya UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan UU
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU Nomor 7 Tahun 1992 tersebut,
dunia perbankan Indonesia mengalami perubahan yang cukup mendasar. Ada
beberapa cara dalam pengklasifikasian bank-bank di Indonesia, yaitu dilihat dari segi
fungsi atau status operasi,kepemilikan dan penyediaan jasa. Secara umum, tugas bank
sentral dalam sistem perbankan antara lain :
1. Melaksanakan kebijakan moneter dan keuangan.
2. Memberi nasehat pada pemerintah untuk soal-soal moneter dan keuangan.
3. Melakukan pengawasan, pembinaan,dan pengaturan perbankan.
4. Sebagai banker’s bank atau lender of last resort.
5. Memelihara stabilitas moneter.
6. Melancarkan pembiayaan pembangunan ekonomi.
6
7. Mendorong pengembangan perbankan dan sistem keuangan yang sehat.
2. Bank Umum
Bank Umum adalah lembaga keuangan yang menawarkan berbagai layanan
produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti menghimpun dana
secara langsung dari masyarakat dalam berbagai bentuk, memberi kredit pinjaman
kepada masyarakat yang membutuhkan, jual beli valuta asing / valas, menjual jasa
asuransi, jasa giro, jasa cek, menerima penitipan barang berharga, dan lain
sebagainya.Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah
umum. Bank Umum sering juga disebut Bank Komersial. Usaha-usaha bank
umum yang utama antara lain:
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, sertifikat
deposito, tabungan
Memberikan kredit
Menerbitkan surat pengakuan hutang
Memindahkan uang
Menempatkan dana pada atau meminjamkan dana dari bank lain
Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga
Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berhar
7
Bank umum ada yang disebut Bank Devisa dan Bank Non Devisa:
Bank Umum Devisa artinya yang ruang lingkup gerak operasionalnya sampai ke
luar negeri.
Bank Umum Non Devisa artinya ruang lingkup gerak operasionalnya di dalam
negeri saja.
4. Bank Syariah
Bank Syari’ah yaitu bank yang dalam aktifitasnya, baik penghimpunan dana
maupun dalam rangka penyaluran dananya, memberikan dan mengenakan imbalan
8
atas dasar prinsip Syari’ah yaitu jual beli dan bagi hasil. Prinsip utama operasional
bank yang berdasarkan prinsip syari’ah adalah hukum Islam yang bersumber dari
Al Qur’an dan Al Hadist. Larangan terutama berkaitan dengan kegiatan bank yang
dapat diklasifikasikan sebagai riba. Kepengurusan Bank Syari’ah:
Dewan komisaris dan Direksi, disamping itu bank wajib memiliki Dewan
Pengawas Syari’ah yang berkedudukan di kantor pusat. Dewan pengawas syari’ah
adalah dewan yang bersifat independen, yang dibentuk oleh dewan syari’ah
nasional dan ditempatkan pada bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syari’ah, dengan tugas yang diatur oleh dewan syari’ah nasional.
9
Peranan Bank dalam menjalankan kegiatannya bank mempunyai peran penting dalam
sistem keuangan, yaitu :
1. Pengalihan Aset (asset transmutation)
Pengalihan Aset (asset transmutation) yaitu pengalihan dana atau aset dari
unit surplus ke unit devisit. Dimana sumber dana yang diberikan pada pihak
peminjam berasal pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat
diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana. Dalam hal ini bank berperan sebagai
pangalih aset yang likuid dari unit surplus (lender) kepada unit defisit (borrower).
2. Transaksi (transaction)
Transaksi bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi
untuk melakukan transaksi. Dalam ekonomi modern, trnsaksi barang dan jasa tidak
pernah terlepas dari transaksi keuangan. Untuk itu produk-produk yang dikeluarkan
oleh bank (giro, tabungan, depsito, saham dan sebagainya)merupakan pengganti
uang dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
3. Likuiditas (liquidity)
Likuiditas unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam
bentuk produk-produk berupa giro, tabungan, deposito, dan sebagainya. Produk-
produk tersebut masing-masing mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda-beda.
Untuk kepentingn likuiditas para pemilik dana dapat menempatkan dananya sesuai
dengan kebutuhan dan kepentingannya. Dengan demikian bank memberikan
fasilitas pengelolaan likuiditas kepada pihak yang mengalami surplus likuiditas dan
menyalurkannya kepada pihak yang mengalami kekurangan likuidita
4. Efisiensi (efficiency)
Efisiensi peranan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan
pengguna modal tanpa mengubah produknya. Disini bank hanya memperlancar dan
mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan. Adanya informasi yang
tidak simetris (asymmetric information) antara peminjam dan investor
menimbulkan masalah insentif. Peran bank menjadi penting untuk memecahkan
masalah insentif tersebut. Untuk itu jelas peran bank dalam hal ini yaitu
10
menjembatani dua pihak yang saling berkepentingan untuk menyamakan informasi
yang tidak sempurna, sehingga terjadi efisiensi biaya ekonomi.
11
tujuan masing-masing. Tiap pilihan mempunyai pertimbangan tertentu dan adanya
suatu pengharapan yang ingin diperolehnya, yaitu berupa keuntungan, kemudahan atau
keamanan uangnya atau kesemuanya.
Pada dasarnya sumber dari masyarakat dapat berupa giro (demand deposit),
tabungan (saving deposit), dan deposito berjangka (time deposit) yang berasal dari
nasabah perorangan atau suatu badan.
1. Rekening giro
Rekening giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat dengan menerbitkan cek untuk penariakan tunai atau bilyet giro untuk
pemindahbukuan, sedangkan cek atau bilyet giro ini oleh pemiliknya dapat
digunakan sebagai alat pembayaran. Alat pembayaran giro yaitu:
Cek, merupakan perintah tak bersyarat kepada bank untuk membayar
sejumlah uang tertentu pada saat penyerahannya atas badan rekening penarik
cek.
Bilyet giro, pada dasarnya merupakan perintah kepada bank untuk memindah
bukukan sejumlah tertentu uang atas beban rekening penarik pada tanggal
tertentu kepada pihak yang tertentu dalam bilyet giro tersebut dan bilyet giro
dapat dibatalakan secara sepihak oleh penarik dan disertai dengan alasan
pembatalan.
Jasa giro, merupakan suatu imbalan yang diberikan oleh bank kepada giran atas
sejumlah saldo gironya yang mengendap di bank.
2. Tabungan
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
dengan syarat tertentu yang disepakati dan tidak dengan cek atau bilyet giro atau
alat lain yang dapat dipersamakan dengan itu.
3. Deposito berjangka
Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu sesuai tanggal yang terjanjikan antara deposan dan
bank.
C. Dana Pinjaman
1. Call Money
12
Merupakan sumber dana yang dapat diperoleh bank berupa pinjaman jangka
pendek dari bank lain melalui interbank call money market. Sumner dana ini sering
digunakan oleh bank untuk memenuhi kebutuhan dana mendesak dalam jangka
pendek, seperti bila terjadi kalah kliring atau adanya penarikan dana besar- besaran
oleh para deposan.
2. Pinjaman Antar Bank
Kebutuhan pendanaan kegiatan usaha suatu bank dapat juga diperoleh dari
pinjaman jangka pendek dan menengah dari bank lain. Pinjaman ini dilakukan
untuk memenuhi suatu kebutuhan dana yang lebih terencana dalam rangka
pengembangan usaha atau meningkatkan penerimaan bank.
3. Kredit Likuiditas Bank Indonesia
Sesuai dengan namanya, kredit likuiditas bank Indonesia adalah kredit yang
diberikan oleh bank Indonesia terutama kepada bank yang sedang mengalami
kesulitan likuiditas.
13
2.4 Perbedaan lembaga Keuangan Bank dan Bukan Bank
Mengingat kegiatan utama dari lembaga keuangan adalah menghimpun dan
menyalurkan dana, perbedaan antara bank dan lembaga non bank dapat dilihat melalui
kegiatan utama mereka tersebut.Menurut I gusti (2014 :14 ) Perbedaan antara bank dan
lembaga non bank
Lembaga Keuangan
Kegiatan
Bank Bukan Bank
Secara langsung berupa Hanya tidak secara langsung
simpanan dana masyarakat dari masyarakat (terutama
(tabungan; giro; deposito, melalui kertas berharga; dan
bisa juga dari penyertaan,
pinjaman/kredit dari lembaga
Penghimpunan
lain).
Secara tidak langsung dari
masyarakat (kertas berharga;
penyertaan; pinjaman/kredit
dari lembaga lain).
Untuk tujuan modal kerja, Terutama untuk tujuan
investasi, konsumsi Investasi
Kepada badan usaha dan Terutama untuk tujuan
Penyaluran Dana
individu Investasi
Untuk jangan pendek, Terutama untuk jangka
menengah dan panjang menengah dan panjang
Sumber :I Gusti Ayu Purnamawati, (2014:14)
14
2.5 Lembaga Keuangan Bukan Bank
Lembaga keuangan bukan bank (LKBB) bertujuan untuk mendorong
pengembangan pasar uang pasar modal serta membantu pemodalan perusahan- perusahaan
terutama untuk golongan ekonomi lemah. Untuk itu LKBB diperkenankan menghimpun
dana dari masyarakat dengan cara mengeluarkan surat-surat berharga untuk kemudian
menyalurkannya kepada perusahan- perusahaan dan melakukan kegiatan sebagai perantara
dalam penerbitan surat- surat berharga serta menjamin terjualnya surat-surat berharga
tersebut.
Lembaga Keuangan Bukan bank adalah semua badan yang melakukan kegiatan
dibidang keuangan, yaitu secara langsung maupun tidak langsung menghimpun dana
terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkan ke masyarakat,
terutama membiayai investasi perusahaan- perusahaan.
Landasan hukum bagi pendirian dan usaha Lembaga Keuangan Bukan bank yaitu:
a) Undang-undang Nomor 15 Tahun 1952 tentang Bursa (Lembaran Negara Nomor 67
Tahun 1952).
b) Surat Keputusan Mentri Keuangan Nomor Kep. 38/MK/IV/1972 tentang perubahan
dan tambahan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor Kep 792.MK/12/1970
tanggal 7 Desember 1970.
A. Jenis Lembaga Keuangan Bukan Bank
1. Pegadaian
Pegadaian adalah LKBB yang berguna menjadi penyalur dana kredit kepada
masyarakat dan menjadi salah satu BUMN yang menawarkan solusi untuk
masyarakat yang memerlukan pinjaman melalui menggadaikan aset atau barang
berharga miliknya. Beberapa contoh produk pegadaian paling umum adalah emas,
gadai syariah, gadai konvensional, layanan taksiran logam mulia beserta
sertifikasinya, dan layanan penitipan aset berharga.
2. Koperasi Simpan Pinjam,
Layanan koperasi simpan pinjam mempunyai dasar hukum UU Nomor 17
Thn.2012 yang bertugas selayaknya bank, yakni menghimpun dana para
15
anggotanya dan menyalurkannya kembali pada anggota atau non anggota. Berbeda
dengan bank, besaran bunga pinjaman pada lembaga keuangan ini umumnya lebih
tinggi.
16
yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atau
meninggal atau hidupnya seorang yang dipertanggungkan. Perusahaan
peransuransian Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Jiwa, Perusahaan
Reasuransi, Perusahaan Pialang Asuransi, Perusahaan Reasuransi, Agen Asuransi,
Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi, dan Perusahaan Konsultan Akturia.
7. Perusahaan Leasing atau Sewa Guna
Kerap disebut leasing atau multifinance, perusahaan ini menawarkan
layanan pembiayaan dengan basis kontrak, atau bisa juga digabung dengan
transaksi pembelian kredit. Layanan ini menyasar perseorangan atau perusahaan
melalui pembiayaan dengan agunan.
8. Factory Company atau Perusahaan Anjak Piutang
Jenis lembaga finansial non bank ini mempunyai peran pengambilalihan
kredit sebuah perusahaan yang sedang terkendala pinjaman. Selain itu, factoring
company juga bertugas mengelola penjualan dari kredit korporasi atau perusahaan
yang membutuhkannya.
9. Fintech atau Financial Technology
Seperti yang telah banyak dipahami masyarakat, fintech adalah layanan
keuangan non perbankan berbasis teknologi yang menawarkan layanan keuangan
via crowdfunding atau penggalangan dana, P2P lending service, pinjaman online,
atau microfinancing.
10. Dana Pensiun
Adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang
menjanjikan manfaat pensiun. Dana pensiun diatur dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 1992. Layanan dana pensiun yang, sesuai namanya, menawarkan
produk jaminan hari tua. Mekanisme kerja dari perusahaan ini adalah menghimpun
dana dari potongan gaji karyawan tiap bulan selama aktif bekerja.
Ada 2 jenis layanan dana pensiun dari perbankan ataupun asuransi, yaitu
DPPK dan DPLK. Sementara lembaga yang bertugas mengatur dana pensiun
adalah BPJS Ketenagakerjaan, Asabri, Taspen, dan sebagainya
17
Telah disebutkan beberapa kali sebelumnya jika salah satu tugas utama
lembaga keuangan non bank ialah menghimpun dana dari masyarakat. Dana
tersebut kemudian dikelola dan dikeluarkan kembali sebagai surat berharga dan
dapat digunakan membiayai investasi sebuah perusahaan atau individu.
2. Memberi Layanan Kredit
Peran yang kedua adalah menyediakan layanan kredit yang bisa digunakan
untuk suatu transaksi, misalnya, barang elektronik atau kendaraan. Pengajuan
pinjaman ini tentu hanya bisa disetujui jika pihak peminjam mengikuti persyaratan
dan ketentuan layanan, termasuk melampirkan berkas diri, memenuhi syarat
pendapatan, riwayat kredit, dan sebagainya
3. Menjadi Perantara Untuk Perusahaan
Tugas lembaga finansial non bank lainnya adalah membantu perusahaan
memperoleh modal atau investor. Hal tersebut sangat penting bagi perusahaan agar
bisa mendapat suntikan modal demi kelangsungan bisnisnya.
4. Menjalankan Usaha Pada Bidang Finansial
Selain itu, lembaga tersebut juga turut berperan dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat serta kelangsungan aktivitas pada bidang finansial
negara. Sebagai contoh, perusahaan pembiayaan, penjamin kredit, dan
penyelenggara penjaminan sosial akan menawarkan layanannya sesuai ketentuan
yang berlaku. Tentunya, keberadaan lembaga ini tetap harus mendapat persetujuan
resmi dan izin usaha dari pihak tertentu, seperti Menteri Keuangan.
C. Jenis usaha yang tidak boleh dilakukan bagi Lembaga Keuangan Bukan Bank
1. Menerima simpanan, dalam bentuk giro, deposito, maupun tabungan;
2. Dana yang dihimpun di Indonesia tidak diperkenankan untuk di dalam itu sendiri
investasikan di luar negeri.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bank umum terdiri dari dua sistem, konvensioanal dan syariah. Bank konvensional
adalah Bank konvensioanal adalah bank yang dalam aktifitasnya, baik dalam penghimpunan
dana maupaun penyaluran dana memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau
sejumlah imbalan dalam presentase tertentu dari danan untuk suatu periode tertentu dan
biasanya presentase tersebut ditetukan per tahun.
Sedangkan bank syariah adalah Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya
mengikuti ketentuan-ketentuan syariah islam, khususnya yang menyangkut tata cara
bermuamalah secara islam.
Produk bank konvensioan terdiri dari simpanan tabunagn, simpanan giro, simpanan
deposito, kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit perdagangan. Sedangakan produk
bank syariah terdiri dari al-wadiah, al-mudharabah, al-musyarakah, al-murabahah dan al-
ijarah penggunaan pengelola statuter.
Lembaga keuangan bukan bank adalah semua badan yang bergerak di bidang
keuangan, yaitu menghimpun dana secara langsung atau tidak langsung, khususnya dengan
menerbitkan surat berharga dan menyalurkannya kepada masyarakat, khususnya untuk
membiayai penanaman modal pada perusahaan.
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan. Kami pikir ada banyak di makalah ini
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan dan kesalahan. dan saran
dan kritik Kami menerima dari pembaca kami untuk memperbaiki makalah berikut. Semoga
makalah ini dapat memberikan Gunakan pengetahuan pembaca Anda untuk membantu.
19
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, Dr, 2012, Bank dan Lembaga Keuangan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Kasmir, Dr, 2015, Dasar-dasar Perbankan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Martono, SU, Drs, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Ekonisia, Yoguakarta.
https://www.cermati.com/artikel/lembaga-keuangan-non-bank
20