Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH EKONOMI

“Lembaga Jasa Keuangan.”

Disusun Oleh : Kelas X.IPS.2

Aji Galang

Ayub Kurniawan

Muhtadin

M. Rabista Fajri

Sapna Anjani

Winda Anggraini

Guru Pembimbing : Sutriyanti, S.Pd

DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 09 OGAN ILIR

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

1
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR …………………………………………………………..i

DAFTAR ISI….……………………………………………………………….. i i

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang……………………………………………………………1
2. Rumusan Masalah……………………………………………………….. 2
3. Tujuan Penulisan………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN

1. Otoritas Jasa Keuangan……………………………………………….…. 3


2. Perbankan…………………………………………………………………5
3. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)….………………….……………....6
4. Industri Keuangan Non Bank (IKNB)…………………….……………....9

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan………………………………………………………………12
2. Saran……………………………………………………………………..12

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini, Bank dan lembaga keuangan merupakan salah satu pelaku
terpenting dalam perekonomian sebuah negara. Masyarakat maupun kalangan
industri/usaha sangat membutuhkan jasa Bank dan lembaga keuangan lainnya,
untuk mendukung dan memperlancar aktivitasnya. Dalam masyarakat
sederhana,peran Bank dan lembaga keuangan lainnya sangatlah penting, khusunya
sebagai lembagai mediasi antara pihak yang memiliki dana dan yang
membutuhkan dana. Mekanisme aktivitas ekonomi masyarakat modern dengan
peran bank dan lembaga keuangan lain.

B. Rumusan Masalah

Masalah umum yang terdapat dalam penulisan makalah ini adalah  tentang
keanekaragaman hayati. Agar permasalahan tersebut tidak terlalu luas maka
dibatasi menjadi sub-sub masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud Otoritas Jasa Keuangan


2. Apa yang dimaksud Perbankan
3. Apa yang dimaksud Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
4. Apa yang dimaksud Industri Keuangan Non Bank (IKNB)

C.Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tentang Otoritas Jasa Keuangan


2. Untuk mengetahui tentang Perbankan
3. Untuk mengetahui tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
4. Untuk mengetahui tentang Industri Keuangan Non Bank (IKNB)

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Sebagaimana diketahui bahwa krisis yang melanda di tahun 1998 telah


membuat sistem keuangan Indonesia porak poranda. Sejak itu maka lahirlah
kesepakatan untuk membentuk Otoritas Jasa Keuangan yang menurut undang-
undang tersebut harus terbentuk pada tahun 2002. Meskipun Otoritas Jasa
Keuangan dibidani berdasarkan kesepakatan dan diamanatkan oleh UU, nyatanya
sampai dengan 2002 draft pembentukan Otoritas Jasa Keuangan belum ada,
sampai akhirnya UU No 23/1999 tentang Bank Indonesia (BI) tersebut direvisi,
menjadi UU No 24 2004 yang menyatakan tugas BI adalah mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah.

Kemudian pada tanggal 27 Oktober 2011,  RUU Otoritas Jasa Keuangan


disahkan oleh DPR, dan selanjutnya Pemerintah mensahkan dan mengundangkan
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan dalam
Lembaran Negara Republik pada tanggal 22 November 2011. Berikut merupakan
ringkasan dari isi Undang Undang Nomor 21 Tahun 2011.

Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang
independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi,
tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.OJK berkedudukan di ibu kota
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berfungsi menyelenggarakan sistem
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di
dalam sektor jasa keuangan.

OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap :

a)      Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan;

4
b)      Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal; dan

c)      Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga


Pembiayaan, dan Sejak tanggal 31 Desember 2013, fungsi, tugas, dan wewenang
pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan beralih
dari Bank Indonesia ke OJK.

B. Perbankan

Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang umumnya didirikan dengan


kewenangan untuk menerima simpanan uang,dan meminjamkan uang. Kata bank
berasal dari bahasa italia banca berarti tempat penukaran uang. Definisi Bank
menurut Undang-undang yang lama yaitu Undang-undang Pokok Perbankan
N0.14 tahun 1967, Bank adalah Lembaga Keuangan yang usaha pokoknya
memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran
uang.

Sedangkan Menurut Undang-undang Perbankan yang baru yaitu Undang-


undang No.7 tahun 1992 dan No.10/1998 definisi Bank adalah: Bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun


terakhir. Industri ini menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan. Saat
ini, bank memiliki fleksibilitas pada layanan yang mereka tawarkan, lokasi tempat
mereka beroperasi, dan tarif yang mereka bayar untuk simpanandeposit.

Tugas bank secara umum :

1. Menghimpun dana atau tempat penyimpanan uang masyarakat.


2. Memberi atau menyalurkan kredit kepada masyarakat.
3. Sebagai perantara dalam lalu lintas pembayaran.

C. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

Lembaga Penjamin Simpanan adalah suatu lembaga independen yang berfungsi


menjamin simpanan nasabah perbankan di Indonesia. LPS ini dibentuk

5
berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2004 tentang
Lembaga Penjamin Simpanan lho.  Menurut Undang-undang tersebut simpanan
yang mengubah nilai simpanan yang dijamin oleh LPS sampai Rp 2.000.000.000
(dua miliar rupiah). Eits, nggak sembarangan simpanan ya yang dijamin ada
syarat-syaratnya, antara lain:

1. Tercatat dalam pembukuan bank.

2. Tingkat buga tidak melebihi bunga simpanan LPS.

3. Tidak melakukan tindakan yang merugikan bank.

Berdasarkan Undang-Undang tersebut, LPS merupakan lembaga independen yang


berfungsi menjamin simpanan nasabah penyimpan dan turut aktif memelihara
stabilitas sistem perbankan sesuai kewenangannnya. Simpanan nasabah bank
konvensional yang dijamin LPS berbentuk: tabungan, deposito, giro, sertifikat
deposito, dan bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Selain itu, LPS juga
menjamin simpanan nasabah bank syariah yang berbentuk: giro wadiah, tabungan
wadiah, tabungan mudharabah dan deposito mudharabah.

Secara detil, LPS mempunyai beberapa tugas dalam menjalankan fungsinya,


antara lain:

1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan


simpanan
2. Melaksanakan penjaminan simpanan
3. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif
memelihara stabilitas sistem perbankan
4. Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian
bank gagal yang tidak berdampak sistemik
5. Melaksanakan penanganan bank gagal yang berdampak sistemik

Untuk menunjang tugas dan fungsi tersebut, LPS diberikan wewenang antara lain:

6
1. Menetapkan dan memungut premi penjaminan dan kontribusi ketika bank
pertama kali menjadi peserta sekaligus melakukan pengelolaan kekayaan
dan kewajiban LPS
2. Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan
keuangan bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak
melanggar kerahasiaan bank sekaligus melakukan rekonsiliasi, verifikasi
dan konfirmasi atas data tersebut
3. Menetapkan syarat, tata cara dan ketentuan pembayaran klaim
4. Menunjuk, menguasakan, dan menugaskan pihak lain bertindak atas nama
LPS, untuk melaksanakan sebagian tugas tertentu
5. Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan
simpanan termasuk menjatuhkan sanksi administratif bagi yang melanggar
ketentuan

D. Lembaga Keuangan Non-Bank

Lembaga keuangan bukan bank ini tidak berarti lembaga keuangan ini tidak
melakukan kegiatan keuangan seperti halnya yang dilakukan oleh bank, hanya
saja lembaga keuangan bukan bank ini merupakan lembaga yang memberikan jasa
dalam hal keuangan namun bukan merupakan bank. Lembaga keuangan bukan
bank (LKBB) ini juga dapat menarik dana dari masyarakat namun secara tidak
langsung seperti lembaga pembiayaan yang terdiri dari leasing, factoring,
pembiayaan konsumen dan kartu kredit, perusahaan perasuransian, dan
sebagainya.
Lembaga keuangan bukan bank (LKBB) ini didirikan dengan tujuan:
1. Untuk mendorong perkembangak pasar modal
2. Untuk membantu permodalan perusahaan yang ekonominya lemah.
Pendirian LKBB antara lain untuk memberikan pembiayaan dalam bentuk
pinjaman jangka panjang atau menengah dan penyertaan saham pada perusahaan.
Contoh LKBB jenis pembiayaan pembangunan (development finance
corporation) di Negara kita antara lain :

7
 PT Indonesia Development Finance Company, didirikan tahun 1972
 PT Private Development Finance Company of Indonesia, didirikan tahun
1973
 PT Bahana Pembina Usaha Indonesia, yang ditahun 1973 sebagai lembaga
jenis investasi tetapi sejak 1978 berubah menjadi Lembaga Pembiayaan
Pembangunan.

BAB III

PENUTUP

1.1. Kesimpulan

Lembaga keuangan sangat penting dalam perekonomian Indonesia.


Ada dua lembaga keuangan yang penting, yakni bank dan lembaga keuangan
bukan bank. Usaha pokok bank adala
o menghimpun dana dari masyarakat;
o memberikan kredit kepada masyarakat;
o memberikan jasa-jasa lalu lintas pembayaran; dan
o memberikan jasa-jasa dalam peredaran uang. Usaha pokok bank ini
melekat secara inheren dalam setiap bank.
Berdasarkan undang-undang jenis bank ada tiga yaitu: bank sentral, bank
umum, bank perkreditan rakyat.Berdasarkan kepemilikan modalnya, jenis bank
antara lain: bank pemerintah, bank swasta nasional, bank swasta asing, dan kerja
sama bank swasta nasional atau swasta asing.
Lembaga keuangan bukan bank ini tidak berarti lembaga keuangan ini
tidak melakukan kegiatan keuangan seperti halnya yang dilakukan oleh bank,
hanya saja lembaga keuangan bukan bank ini merupakan lembaga yang
memberikan jasa dalam hal keuangan namun bukan merupakan bank. Lembaga
keuangan bukan bank (LKBB) ini juga dapat menarik dana dari masyarakat
namun secara tidak langsung seperti lembaga pembiayaan yang terdiri dari
leasing, factoring, pembiayaan konsumen dan kartu kredit, perusahaan
perasuransian, dan sebagainya.

8
1.2. Saran

 Sesuai dengan kesimpulan diatas, Penulis menyarankan setiap mahasiswa


dapat memahami konsep lembaga keuangan sehingga tidak terjadi masalah
dikemudian hari.
 Pemanfaatan lembaga keuangan akan membantu dalam menjaga uang yang
kita miliki khususnya pemanfaatan lembaga keuangan Bank

9
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, Dr. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainya, edisi 1, Jakarta: Rajawali
Pers, 2013.

Tri Hendro dan Conny Tjandra, Bank dan Institusi Keuangan Non Bank di
Indonesia, 2014. Yogyakarta: STIM YKPN.

Subagyo, dkk., Bank dan Lembaga keuangan Lainnya, edisi 2, Yogyakarta:


Penerbit STIE YKPN, 2005.

http://www.slideshare.net/sahwani/bab-2-bank-dan-lembaga-keuangan-13182130

http://acch.kpk.go.id/modus-korupsi-di-sektor-perbankan

http://sekilasbank.blogspot.com/2010/12/perbedaan-bank-umum-dan-bpr.html

10

Anda mungkin juga menyukai