Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MEMAHAMI INSTITUSI KEUANGAN NON BANK (IKNB)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas :

Mata Kuliah : Lembaga Keuangan Syariah

Disusun oleh :

SINTA WULANDARI (210260046)


CUT MUTIA (210260021)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

LHOKSEUMAWE

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah swt. karena atas segala nikmat-nya makalah yang berjudul “
Memahami Institusi Keungan Non Bank” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Lembaga keungan syariah, Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Demikian, semoga makalah strategi permintaan dan penawaran dalam presfektif
islam ini dapat diterima dan bermanfaat bagi para pembacanya maupun penulisnya sendiri.

Aceh utara, 18 September 2023


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Untuk menunjang perekonomian dalam masyarakat Indonesia, berbagai lembaga
keuangan bermunculan dalam rangka untuk membantu masyarakat dalam mendapatkan
modal atau memanfaatkan jasa keuangan dalam mendapatkan modal atau dalam rangka
untuk mencari keuntungan dengan berinvestasi. Sektor keuangan di Indonesia merupakan
salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam mendorong peningkatan
perekonomian nasional dan ekonomi masyarakat. Sebagaimana dijelaskan dalam Sila
Kelima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, yang dalam
salah satu butirnya menyebutkan, bahwa “Suka menghargai hasil karya orang lain yang
bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama”. Kemudian dalam Pasal 33 ayat
(4) Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 menyebutkan, “Perekonomian
nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”.
Sehubungan dengan meningkatkan perekonomian masyarakat, salah satunya
sarana penunjangnya adalah Perbankan. Dalam Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor
23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004
Tentang Bank Indonesia menyebutkan, bahwa “Bank adalah Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tentang perbankan
yang berlaku”. Selanjutnya dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang
Perbankan menyebutkan, bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak. Hal ini juga sesuai dengan ungkapan yang disampaikan oleh Menteri Luar
Negeri ke 12 Indonesia, Mochtar Kusumaatmadja mengatakan, bahwa negara Indonesia
adalah negara kesejahteraan, artinya tujuan dari negara adalah untuk menciptakan
kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Dalam prakteknya ragam produk tergantung dari
status bank yang bersangkutan. Menurut status bank umum dibagi ke dalam dua jenis,
yaitu bank umum devisa dan bank umum non devisa. Masing-masing statusmemberikan
pelayanan yang berbeda. Bank umum devisa misalnya memiliki jumlah layanan jasa yang
paling lengkap seperti dapat melakukan kegiatan yang berhubungan dengan jasa luar
negeri. Sedangkan bank umum non devisa sebaliknya tidak dapat melayani jasa yang
berhubungan dengan luar negeri.
Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) atau disebut juga dengan Lembaga
Keuangan Mikro (LKM), meliputi lembaga pembiayaan (leasing), pegadaian, koperasi,
dan asuransi. Dalam rangka operasional Lembaga Keuangan Non Bank atau Lembaga
Keuangan Mikro (LKM) tentunya harus dilakukan pengawasan, agar dalam
pelaksanaannya tidak menyimpang, dan lembaga yang melakukan pengawasan tersebut
adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sebagaimana diketahui bahwa lembaga keuangan non bank memberikan jasa keuangan
kepada masyarakat dalam rangka untuk membantu usaha atau menambah modal usaha
agar usahanya dapat berkembang dan lebih maju. Oleh karena itu lembaga keuangan non
bank seperti lembaga keuangan, koperasi dan sebagaInya harus mengikuti ketentuan yang
berlaku, apabila menyimpang dari ketentuan yang berlaku maka lembaga keuangan
tersebut dapat ditutup dan tidak dapat lagi menjalankan usahanya.Lembaga keuangan non
bank atau disebut juga dengan lembaga keuangan mikro senantiasa memberikan bantuan
kepada usaha kecil dan menengah. Sebagaimana disebutkan, bahwa lembaga keuangan
mikro sebagai penyedia layanan keuangan untuk masyarakat berpendapatan rendah,
termasuk pedagang kecil, pedagang kaki lima, petani kecil, penjual jasa, tukang, dan
produsen kecil, yang sering dikelompokkan sebagai usaha mikro dan kecil. Masyarakat
penghasilan rendah sering kali tidak merasakan manfaat dari keberadaan bank yang
memiliki fungsi intermediasi dalam penyaluran dana dalam bentuk kredit.

Dalam Pasal 6 ayat (3) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, bahwa: OJK melaksanakan tugas pengaturan dan
pengawasan terhadap: “Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun,
lembaga pembiayaan dan jasa keuangan lainnya”Selanjutnya dalam undang-undang No 1
pasal 28 ayat (1) tahun 2013 tentang lembaga keuangan mikro menyatakan bahwa
pembinaan, pengaturan,pengawasan lembaga keuangan mikro dilakukan oleh otoritas
keuangan Dalam hal ini tentunya pihak OJK harus dapat melakukan pengawasan dan
pengaturan terhadap keberadaan lembaga keuangan mikro atau lembaga keuangan non
bank, agar dapat melakukan kegiatannya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian istitusi non bank ?
2. Apa saja jenis- jenis keuangan non bank?
3. Apa saja fungsi lembaga keuangan non bank?
4. Bagaimana peran Lembaga keuangan non bank?

C. TUJUAN PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini ,ada beberapa tujuan yang ingin dicapai diantaranya adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu istitusi non bank
2. Untuk mengetahui jenis jenis keuangan non bank
3. Untuk mengetahui fungsi lembaga keuangan non bank
4. Untuk mengetahui bagaimana peran Lembaga keuangan non bank
BAB II

PEMBAHASAN

A. INSTITUSI KEUANGAN NON BANK


Lembaga Keuangan Non Bank adalah lembaga yang memiliki perizinan resmi
dalam menghimpun dana masyarakat. Dana yang terkumpul kemudian dikelola untuk
disalurkan menjadi surat berharga dan ataupun sebagai pendukung aktivitas ekonomi
yang berkaitan dengan investasi. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No
38/MK/IV/1972, Lembaga Keuangan Non Bank atau yang lebih sering disebut dengan
lembaga keuangan bukan bank (LKBB) adalah lembaga yang pendiriannya ditujukan
untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bentuk dorongan yang
diberikan oleh LKBB ini dapat berupa menghimpun dana dari masyarakat serta
penyaluran dana untuk membiayai berbagai kebutuhan dalam aktivitas perekonomian.
LKBB sendiri pertama kali muncul di Indonesia sejak tahun 1972. Tidak hanya
menghimpun dana dan mengelolanya, lembaga ini juga berkomitmen untuk menjalankan
dua prinsip penting. Prinsip pertama yaitu melaporkan segala bentuk transaksi yang
mencurigakan untuk menghindari terjadinya pencucian uang, terorisme, dan tindakan
kriminalitas lainnya. Kedua, selalu berkomitmen untuk mencari tahu latar belakang
nasabah sejelas-jelasnya. Misalnya identitas lengkap, riwayat kredit, sampai dengan
kebiasaan dalam bertransaksi.

B. JENIS – JENIS KEUANGAN NON BANK


1. Pegadaian
Pegadaian merupakan salah satu jenis Lembaga Keuangan Non Bank yang berfungsi
sebagai penyalur kredit pada masyarakat. Pegadaian adalah salah satu Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) sebagai solusi bagi masyarakat yang membutuhkan pinjaman dengan
cara menggadaikan aset ataupun barang yang dimiliki. Beberapa jenis produk pegadaian
yang paling umum antara lain :
a. Gadai Emas
b. Gadai Konvensional
c. Gadai Syariah

d. Penyedia Jasa Taksiran Logam Mulia dan Sertifikasinya

e. Penyedia Jasa Penitipan Barang Berharga


2. Koperasi Simpan Pinjam
Lembaga keuangan non bank berikutnya yaitu koperasi simpan pinjam yang memiliki
dasar hukum sesuai dengan UU No. 17 Th 2012. Lembaga yang satu ini memiliki tugas
yang mirip dengan bank yaitu menghimpun dana dari para anggota koperasi lalu
menyalurkannya ke anggota maupun non anggota. Perbedaan yang paling kentara antara
koperasi simpan pinjam dengan bank yaitu besaran bunga yang diberikan. Koperasi
simpan pinjam biasanya mematok besaran bunga yang lebih besar. Meskipun demikian,
koperasi simpan pinjam dinilai cukup menguntungkan bagi para anggotanya karena di
akhir periode akan dilakukan pembagian hasil dari selisih usaha yang didapatkan selama
satu tahun setelah dikurangi dengan beban usaha.
3. Pasar Modal
Pasar modal adalah lembaga keuangan non bank yang memiliki fungsi sebagai tempat
jual beli surat berharga dengan jangka waktu lebih dari satu tahun (jangka panjang). Pasar
modal adalah tempat yang ideal untuk para pencari dana (emiten) untuk mendapatkan
penanam modal (investor). Nantinya para penanam modal ini dapat menanamkan
modalnya dengan cara membeli saham atau obligasi perusahaan melalui pihak sekuritas.
4. Pasar Uang
Seperti halnya dengan pasar modal, pasar uang juga merupakan tempat yang ideal untuk
mencari penanam modal atau investor. Aset yang diperjualbelikan dalam pasar uang
meliputi Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Perbedaan antara pasar uang dengan pasar modal yaitu jangka waktu surat yang perjual
belikan. Pasar uang cenderung menjual surat berharga dalam jangka waktu pendek seperti
satu tahun atau kurang dari itu.
5. Perusahaan Modal Victural
Dilansir dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perusahaan modal ventura dapat diartikan
sebagai perusahaan yang mendanai suatu usaha atau perusahaan dengan jangka waktu
yang sudah ditentukan. Adapun bentuk kegiatannya bisa berupa kesepakatan dalam
pembagian hasil, saham, dan lain sebagainya.

6. Perusahaan Asuransi
Lembaga keuangan non bank yang memiliki peran sebagai pelindung apabila terjadi hal
yang beresiko yaitu perusahaan asuransi. Perusahaan jenis ini memiliki banyak jenisnya,
antara lain yaitu asuransi kesehatan, asuransi pendidikan, asuransi kendaraan, asuransi
jiwa, asuransi perjalanan, sampai dengan asuransi properti dan kepemilikan rumah. Cara
perusahaan ini bekerja yaitu dengan cara menghimpun dana melalui premi yang
dibayarkan oleh nasabah secara rutin dan berlangsung dalam jangka waktu tertentu.
Perjanjian yang dibuat antara nasabah dengan perusahaan sesuai dengan polis asuransi.
7. Perusahaan Dana Pensiun
perusahaan dana pensiun. Lembaga keuangan non bank yang satu ini berperan sebagai
layanan penjamin hari tua. Cara kerjanya yaitu dengan menghimpun dana yang diperoleh
dari pemotongan gaji pegawai setiap bulannya dan selama pegawai tersebut masih
dikatakan aktif bekerja. Terdapat dua jenis dana pensiun yang ditangani oleh perbankan
maupun asuransi, yaitu Dana Pensiun Pemberi Pekerja (DPPK) dan Dana Pensiun
Lembaga Keuangan (DPLK). Sedangkan untuk lembaga yang mengelola dana pensiun
antara lain BPJS Ketenagakerjaan, Taspen, Asabri, dan lain sebagainya.

C. FUNGSI LEMBAGA KEUANGAN NON BANK


Selain menghimpun dana dari masyarakat selayaknya bank konvensional, lembaga
keuangan non bank juga memiliki fungsi lainnya:
1. Menghimpun Dana
Telah disebutkan beberapa kali sebelumnya jika salah satu tugas utama lembaga
keuangan non bank ialah menghimpun dana dari masyarakat. Dana tersebut kemudian
dikelola dan dikeluarkan kembali sebagai surat berharga dan dapat digunakan
membiayai investasi sebuah perusahaan atau individu.
2. Memberi Layanan Kredit
Peran yang kedua adalah menyediakan layanan kredit yang bisa digunakan untuk
suatu transaksi, misalnya, barang elektronik atau kendaraan. Pengajuan pinjaman ini
tentu hanya bisa disetujui jika pihak peminjam mengikuti persyaratan dan ketentuan
layanan, termasuk melampirkan berkas diri, memenuhi syarat pendapatan, riwayat
kredit, dan sebagainya.
3. Menjadi Perantara untuk Perusahaan
Tugas lembaga finansial non bank lainnya adalah membantu perusahaan memperoleh
modal atau investor. Hal tersebut sangat penting bagi perusahaan agar bisa mendapat
suntikan modal demi kelangsungan bisnisnya.
4. Menjalankan Usaha pada Bidang Finansial
Selain itu, lembaga tersebut juga turut berperan dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat serta kelangsungan aktivitas pada bidang finansial negara.
Sebagai contoh, perusahaan pembiayaan, penjamin kredit, dan penyelenggara
penjaminan sosial akan menawarkan layanannya sesuai ketentuan yang berlaku.
Tentunya, keberadaan lembaga ini tetap harus mendapat persetujuan resmi dan izin
usaha dari pihak tertentu, seperti Menteri Keuangan.

D. FUNGSI LEMBAGA KEUANGAN NON BANK


1. Menghimpun Dana
Telah disebutkan beberapa kali sebelumnya jika salah satu tugas utama
lembaga keuangan non bank ialah menghimpun dana dari masyarakat. Dana
tersebut kemudian dikelola dan dikeluarkan kembali sebagai surat berharga dan
dapat digunakan membiayai investasi sebuah perusahaan atau individu.
2. Memberi Layanan Kredit
Peran yang kedua adalah menyediakan layanan kredit yang bisa digunakan
untuk suatu transaksi, misalnya, barang elektronik atau kendaraan. Pengajuan
pinjaman ini tentu hanya bisa disetujui jika pihak peminjam mengikuti
persyaratan dan ketentuan layanan, termasuk melampirkan berkas diri, memenuhi
syarat pendapatan, riwayat kredit, dan sebagainya.
3. Menjadi Perantara untuk Perusahaan
Tugas lembaga finansial non bank lainnya adalah membantu perusahaan
memperoleh modal atau investor. Hal tersebut sangat penting bagi perusahaan
agar bisa mendapat suntikan modal demi kelangsungan bisnisnya.
4. Menjalankan Usaha pada Bidang Finansial
Selain itu, lembaga tersebut juga turut berperan dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta kelangsungan aktivitas pada bidang
finansial negara. Sebagai contoh, perusahaan pembiayaan, penjamin kredit, dan
penyelenggara penjaminan sosial akan menawarkan layanannya sesuai ketentuan
yang berlaku. Tentunya, keberadaan lembaga ini tetap harus mendapat
persetujuan resmi dan izin usaha dari pihak tertentu, seperti Menteri Keuangan.

E. KARAKTERISTIK KEUANGAN NON BANK


Institusi Keuangan Non-Bank (IKNB) memiliki beberapa karakteristik yang
membedakannya dari bank tradisional. Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari
IKNB :

1. Tidak Menerima Simpanan


Salah satu karakteristik utama IKNB adalah bahwa mereka tidak menerima simpanan
dari masyarakat seperti yang dilakukan oleh bank tradisional. Mereka fokus pada
aktivitas keuangan lainnya.
2. Spesialisasi dalam Layanan Tertentu
IKNB seringkali memiliki spesialisasi dalam layanan tertentu. Contohnya, perusahaan
pembiayaan memberikan pinjaman, perusahaan asuransi menyediakan perlindungan
asuransi, dan perusahaan sekuritas berfokus pada perdagangan sekuritas.
3. Beragam Jenis IKNB
Ada berbagai jenis IKNB, termasuk perusahaan pembiayaan (multifinance), perusahaan
asuransi, perusahaan sekuritas, dana pensiun, perusahaan modal ventura, dan lain-lain.
Setiap jenis memiliki fokus yang berbeda dalam layanan keuangan.
4. Sumber Pendanaan
IKNB biasanya mendapatkan sumber pendanaan mereka dari pasar modal, pinjaman dari
bank, penerbitan saham atau obligasi, dan investasi dari berbagai pihak, termasuk
investor institusi.
5. Kecenderungan Lebih Fleksibel
IKNB seringkali lebih fleksibel dalam memberikan solusi keuangan. Mereka dapat
merancang produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan klien mereka dengan lebih
cepat daripada bank tradisional.

6. Tingkat Risiko yang Berbeda


Karakteristik risiko IKNB dapat berbeda-beda tergantung pada jenisnya. Misalnya,
perusahaan pembiayaan mungkin memiliki risiko kredit yang lebih tinggi daripada
perusahaan asuransi.
7. Peran dalam Perekonomian
IKNB memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dengan
menyediakan akses keuangan kepada berbagai sektor industri dan individu.
8. Regulasi Khusus
Karakteristik regulasi dan pengawasan IKNB cenderung berbeda dari bank. Mereka
tunduk pada regulasi yang ditetapkan oleh otoritas keuangan yang khusus mengatur jenis
IKNB tersebut.
9. Inovasi Keuangan
IKNB seringkali menjadi tempat inovasi di sektor keuangan. Mereka dapat
mengembangkan produk dan layanan baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar yang
berkembang.
10. Diversifikasi Risiko
Kehadiran IKNB membantu dalam diversifikasi risiko di dalam sistem keuangan dengan
memberikan alternatif keuangan kepada masyarakat dan bisnis.
KESIMPULAN
IKNB memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi
dengan menyediakan beragam layanan keuangan kepada masyarakat dan bisnis. Masing-
masing jenis IKNB memiliki spesialisasi dalam layanan tertentu seperti pemberian
pinjaman, asuransi, atau manajemen investasi. IKNB tidak menerima simpanan seperti
bank tradisional, dan mereka mengandalkan berbagai sumber pendanaan lainnya. IKNB
seringkali lebih fleksibel dalam merancang solusi keuangan yang sesuai dengan
kebutuhan klien mereka dan menjadi tempat inovasi dalam sektor keuangan. Kehadiran
IKNB membantu dalam diversifikasi risiko di dalam sistem keuangan dengan
memberikan alternatif keuangan. IKNB diatur dan diawasi oleh otoritas keuangan seperti
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia untuk memastikan stabilitas dan perlindungan
Pengaturan dan regulasi yang ketat juga bertujuan untuk melindungi hak konsumen
dalam bertransaksi dengan IKNB. IKNB mendukung perkembangan ekonomi dengan
menyediakan sumber pendanaan tambahan untuk bisnis, mendukung proyek-proyek
investasi, dan memberikan perlindungan finansial kepada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Saretta, I. R. (2023, Mei 23). Lembaga Keuangan Non Bank. Retrieved from cermati.com:
https://www.cermati.com/artikel/lembaga-keuangan-non-bank

Anda mungkin juga menyukai