Disusun oleh :
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah swt. karena atas segala nikmat-nya makalah yang berjudul “
Memahami Institusi Keungan Non Bank” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Lembaga keungan syariah, Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Demikian, semoga makalah strategi permintaan dan penawaran dalam presfektif
islam ini dapat diterima dan bermanfaat bagi para pembacanya maupun penulisnya sendiri.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk menunjang perekonomian dalam masyarakat Indonesia, berbagai lembaga
keuangan bermunculan dalam rangka untuk membantu masyarakat dalam mendapatkan
modal atau memanfaatkan jasa keuangan dalam mendapatkan modal atau dalam rangka
untuk mencari keuntungan dengan berinvestasi. Sektor keuangan di Indonesia merupakan
salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam mendorong peningkatan
perekonomian nasional dan ekonomi masyarakat. Sebagaimana dijelaskan dalam Sila
Kelima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, yang dalam
salah satu butirnya menyebutkan, bahwa “Suka menghargai hasil karya orang lain yang
bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama”. Kemudian dalam Pasal 33 ayat
(4) Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 menyebutkan, “Perekonomian
nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”.
Sehubungan dengan meningkatkan perekonomian masyarakat, salah satunya
sarana penunjangnya adalah Perbankan. Dalam Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor
23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004
Tentang Bank Indonesia menyebutkan, bahwa “Bank adalah Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tentang perbankan
yang berlaku”. Selanjutnya dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang
Perbankan menyebutkan, bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak. Hal ini juga sesuai dengan ungkapan yang disampaikan oleh Menteri Luar
Negeri ke 12 Indonesia, Mochtar Kusumaatmadja mengatakan, bahwa negara Indonesia
adalah negara kesejahteraan, artinya tujuan dari negara adalah untuk menciptakan
kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Dalam prakteknya ragam produk tergantung dari
status bank yang bersangkutan. Menurut status bank umum dibagi ke dalam dua jenis,
yaitu bank umum devisa dan bank umum non devisa. Masing-masing statusmemberikan
pelayanan yang berbeda. Bank umum devisa misalnya memiliki jumlah layanan jasa yang
paling lengkap seperti dapat melakukan kegiatan yang berhubungan dengan jasa luar
negeri. Sedangkan bank umum non devisa sebaliknya tidak dapat melayani jasa yang
berhubungan dengan luar negeri.
Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) atau disebut juga dengan Lembaga
Keuangan Mikro (LKM), meliputi lembaga pembiayaan (leasing), pegadaian, koperasi,
dan asuransi. Dalam rangka operasional Lembaga Keuangan Non Bank atau Lembaga
Keuangan Mikro (LKM) tentunya harus dilakukan pengawasan, agar dalam
pelaksanaannya tidak menyimpang, dan lembaga yang melakukan pengawasan tersebut
adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sebagaimana diketahui bahwa lembaga keuangan non bank memberikan jasa keuangan
kepada masyarakat dalam rangka untuk membantu usaha atau menambah modal usaha
agar usahanya dapat berkembang dan lebih maju. Oleh karena itu lembaga keuangan non
bank seperti lembaga keuangan, koperasi dan sebagaInya harus mengikuti ketentuan yang
berlaku, apabila menyimpang dari ketentuan yang berlaku maka lembaga keuangan
tersebut dapat ditutup dan tidak dapat lagi menjalankan usahanya.Lembaga keuangan non
bank atau disebut juga dengan lembaga keuangan mikro senantiasa memberikan bantuan
kepada usaha kecil dan menengah. Sebagaimana disebutkan, bahwa lembaga keuangan
mikro sebagai penyedia layanan keuangan untuk masyarakat berpendapatan rendah,
termasuk pedagang kecil, pedagang kaki lima, petani kecil, penjual jasa, tukang, dan
produsen kecil, yang sering dikelompokkan sebagai usaha mikro dan kecil. Masyarakat
penghasilan rendah sering kali tidak merasakan manfaat dari keberadaan bank yang
memiliki fungsi intermediasi dalam penyaluran dana dalam bentuk kredit.
Dalam Pasal 6 ayat (3) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, bahwa: OJK melaksanakan tugas pengaturan dan
pengawasan terhadap: “Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun,
lembaga pembiayaan dan jasa keuangan lainnya”Selanjutnya dalam undang-undang No 1
pasal 28 ayat (1) tahun 2013 tentang lembaga keuangan mikro menyatakan bahwa
pembinaan, pengaturan,pengawasan lembaga keuangan mikro dilakukan oleh otoritas
keuangan Dalam hal ini tentunya pihak OJK harus dapat melakukan pengawasan dan
pengaturan terhadap keberadaan lembaga keuangan mikro atau lembaga keuangan non
bank, agar dapat melakukan kegiatannya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian istitusi non bank ?
2. Apa saja jenis- jenis keuangan non bank?
3. Apa saja fungsi lembaga keuangan non bank?
4. Bagaimana peran Lembaga keuangan non bank?
C. TUJUAN PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini ,ada beberapa tujuan yang ingin dicapai diantaranya adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu istitusi non bank
2. Untuk mengetahui jenis jenis keuangan non bank
3. Untuk mengetahui fungsi lembaga keuangan non bank
4. Untuk mengetahui bagaimana peran Lembaga keuangan non bank
BAB II
PEMBAHASAN
6. Perusahaan Asuransi
Lembaga keuangan non bank yang memiliki peran sebagai pelindung apabila terjadi hal
yang beresiko yaitu perusahaan asuransi. Perusahaan jenis ini memiliki banyak jenisnya,
antara lain yaitu asuransi kesehatan, asuransi pendidikan, asuransi kendaraan, asuransi
jiwa, asuransi perjalanan, sampai dengan asuransi properti dan kepemilikan rumah. Cara
perusahaan ini bekerja yaitu dengan cara menghimpun dana melalui premi yang
dibayarkan oleh nasabah secara rutin dan berlangsung dalam jangka waktu tertentu.
Perjanjian yang dibuat antara nasabah dengan perusahaan sesuai dengan polis asuransi.
7. Perusahaan Dana Pensiun
perusahaan dana pensiun. Lembaga keuangan non bank yang satu ini berperan sebagai
layanan penjamin hari tua. Cara kerjanya yaitu dengan menghimpun dana yang diperoleh
dari pemotongan gaji pegawai setiap bulannya dan selama pegawai tersebut masih
dikatakan aktif bekerja. Terdapat dua jenis dana pensiun yang ditangani oleh perbankan
maupun asuransi, yaitu Dana Pensiun Pemberi Pekerja (DPPK) dan Dana Pensiun
Lembaga Keuangan (DPLK). Sedangkan untuk lembaga yang mengelola dana pensiun
antara lain BPJS Ketenagakerjaan, Taspen, Asabri, dan lain sebagainya.
Saretta, I. R. (2023, Mei 23). Lembaga Keuangan Non Bank. Retrieved from cermati.com:
https://www.cermati.com/artikel/lembaga-keuangan-non-bank