Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

JENIS-JENIS LEMBAGA KEUANGAN BANK DAN BUKAN


BANK

Dosen Pengampu : Dr. Tri Astuti, S.E .,M.Si

Disusun Oleh
Nama : Ratna
Npm : 102201097
Kelas. B. Akutansi

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Jenis-Jenis Lembaga Keuangan Bank
dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) " ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Tri Astuti, S.E.,
M.Si yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ............................................................................................i

Daftar
Isi ......................................................................................................ii

Bab I
Pendahuluan ......................................................................................iii

A. Latar
Belakang ...................................................................................iii
B. Rumusan
Masalah .............................................................................iii
C. Tujuan
Masalah .................................................................................iii

Bab II
Pembahasan .....................................................................................1

A. Jenis Lembaga Keuangan


Bank ........................................................1
B. Jenis Lembaga Keuangan Bukan
Bank .............................................4

Bab III
Penutup ............................................................................................8

A. Kesimpulan .........................................................................................
8

Daftar
Pustaka .............................................................................................9
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga Keuangan terdiri dari dua jenis yakni lembaga keuangan Bank dan lembaga
keuangan non bank. Kedua lembaga tersebut sama-sama mempunyai peranan yang sangat
penting bagi perekonomian diberbagai negara yang ada di dunia salah satunya Indonesia.
Perkembangan pasar modal di indonesia mengalami peningkatan yang sangat besar terutama
setelah pemerintah melakukan berbagai regulasi di bidang keuangan dan perbankan termasuk
pasar modal Para pelaku di pasar modal telah menyadari bahwa perdagangan efek dapat
memberikan return yang cukup baik bagi mereka, dan sekaligus memberikan konstribussi yang
besar bagi perkembangan perekonomian negara kita.

Lembaga keuangan perbankan mempunyai peran penting dalam menentukan tingkat


pertumbuhan perekonomian suatu negara terutama didalam era perdagangan bebas. Peluang
pasar internasional yang terbuka tersebut perlu dimanfaatkan oleh bank-bank domestik yang
besar. Kompetitif dan sehat untuk menghadapi tantangan dan peluang baru dari unsur internal
dan eksternal sehingga mampu bersaing pada tingkat global dengan lembaga keuangan
internasional. Lembaga keuangan non bank adalah Semua badan yang melakukan kegiatan di
bidang keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana terutama dengan
jalan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkan dalam masyarakat terutama guna
membiayai investasi perusahaan.

B. Rumusan Masalah

 Menjelaskan Jenis-jenis Lembaga Keuangan Bank?


 Menjelaskan Jenis Lembaga Keuangan Bukan Bank?
C. Tujuan Masalah

Dapat mengetahui Jenis-jenis Lembaga Keuangan Bank dan Bukan Bank.

BAB II

PEMBAHASAN

JENIS-JENIS LEMBAGA KEUANGAN BANK DAN BUKAN BANK

A. Jenis Lembaga Keuangan Bank

Lembaga jenis ini terdiri dari Bank Sentral, Bank Umum, Bank Syariah dan Bank
Perkreditan Rakyat. Berdasarkan dari Undang-Undang Pokok Perbankan No. 23 tahun 1998
jenis bank di Indonesia ada dua yakni Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat

1. Bank Sentral

Bank Sentral adalah lembaga keuangan yang memiliki tanggungjawab. untuk menstabilkan
harga-harga dan nilai mata uang suatu negara. Di Indonesia, Bank Sentral adalah Bank Indonesia
yang berpusat di Jakarta dan mempunyai kantor cabang di beberapa daerah di Indonesia. Bank
Sentral menetapkan dan menjalankan kebijakan moneter yang akan diberlakukan di suatu negara
untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem devisa serta mengatur dan mengawasi bank
lainnya. Adapun tugas pokok Bank Sentral adalah:

a) Menetapkan dan menjalankan kebijakan moneter sehingga jumlah uang yang beredar di
masyarakat dapat dikontrol. Dalam hal ini Bank Indonesia memiliki wewenang yaitu
menetapkan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi dan melakukan.
pengendalian moneter di luar operasi pasar terbuka, tingkat diskonto, cadangan dan
pengaturan kredit atau pembiayaan baik secara konvensional maupun secara Syariah.
b) Mengatur dan mendorong kelancaran sistem pembayaran produksi. Misalnya dengan
memproduksi uang lebih banyak atau menaikkan tingkat suku bunga untuk menarik uang
yang beredar di masyarakat. Berwenang untuk melaksanakan dan memberikan
persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan
laporan tentang kegiatannya, dan menetapkan penggunaan alat pembayaran.

2. Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usah secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Kegiatan usaha Bank Umum yaitu:

Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito, berjangka,
sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu

a) Memberikan kredit.
b) Menerbitkan surat pengakuan utang.
c) Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit.
d) Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
e) Bertindak sebagai pendiri dan pension dan pengurus dana pension sesuai dengan
perundang-undangan dana pension yang berlaku.
f) Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia.

Jenis bank umum terbagi menjadi dua jenis bank, yaitu:

1. Bank Devisa, merupakan bank yang memperoleh persetujuan atau ditunjuk oleh Bank Sentral
untuk dapat melakukan aktivitas usaha pada bidang perbankan dalam valuta asing. Bank devisa
mempunyai kelebihan yakni dapata menawarkan dengan mata uang asing tersebut. contohnya
adalah seperti mentransfer uang ke luar negeri, transaksi ekspor impor, jual beli valuta asing.
Dibawah ini adalah bank umum yang termasuk bank devisa, antara lain :

 Bank Rakyat Indonesia  Bank CIMB Niaga, Tbk


 Bank Bukopin, Tbk  Bank ICBC Indonesia, Tbk
 Bank Tabungan Negara (BTN)  Bank Ekonomi Raharja
 Bank Central Asia, Tbk  Bank Mandiri
 Bank Danamon Indonesia, Tbk  Bank Bumi Artha
 Bank Artha Graha Internasional, Tbk
 Bank ICB Bumiputera Indonesia,
Tbk
2. Bank Non Devisa, merupakan bank yang belum memiliki izin untuk menjalankan transaksi
sebagai bank devisa sehingga tidak dapat melakukan transaksi seperti pada bank devisa.
Misalnya, Bank BCA Syariah, Bank Mayora, Bank Panin Syariah, Bank Dinar Indonesia

3. Bank Syariah

Dalam sistem perbankan di Indonesia terdapat dua macam sistem operasional perbankan,
yaitu bank konvensional dan bank syariah. Sesuai UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah, Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah,
atau prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip
keadilan dan keseimbangan ('adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme
(alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysır, riba, zalım dan obyek yang haram. Selain itu,
UU Perbankan Syariah juga mengamanahkan bank syariah untuk menjalankan fungsi sosial
dengan menjalankan fungsi seperti lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari
zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada pengelola
wakaf (nazhir) sesuai kehendak pemberi wakaf (wakif).

Sistem dan mekanisme untuk menjamin pemenuhan kepatuhan syariah yang menjadi isu
penting dalam pengaturan bank syariah. Dalam kaitan ini lembaga yang memiliki peran penting
adalah Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI. Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah memberikan kewenangan kepada MUI yang fungsinya dijalankan oleh organ
khususnya yaitu DSN-MUI untuk menerbitkan fatwa kesesuaian syariah suatu produk bank.
Kemudian Peraturan Bank Indonesia (sekarang POJK) menegaskan bahwa seluruh produk
perbankan syariah hanya boleh ditawarkan kepada masyarakat setelah bank mendapat fatwa dari
DSN-MUI dan memperoleh ijin dari OJK

4. Bank Perkreditan Rakyat

BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional, atau berdasarkan
prinsip syariah, yang dalam kegiatan tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum karena BPR
dilarang menerima simpanan giro, kegiatan valas dan pengasuransian. Kegiatan usaha yang
dapat dilaksanakan oleh BPR adalah:

a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpana giro berupa deposito
berjangka, tabungan.
b) Memberikan kredit.
c) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah, sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
d) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka,
sertifikat deposito

Jenis bank perkreditan rakyat yaitu:

 Bank perkreditan rakyat konvesional


 Bank perkreditan rakyat syariah
 Bank perkreditan rakyat badan kredit desa

B. Jenis Lembaga Keuangan Bukan Bank

1. Asuransi

Asuransi adalah lembaga keuangan yang dapat menghimpun dana yang besar yang dapat
digunakan untuk memberikan perlindungan atau proteksi atas kerugian keuangan (financial loss)
yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga sebelumnya. Dalam ketentuan Pasal 1
Undang-Undang No. Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian didefinisikan bahwa asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, pihak penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang
timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan.

2. Leasing (Ijarah)

Leasing adalah perjanjian di mana lessor tanpa melepas hak miliknya, mengikatkan dırı
untuk memberikan hak pakai atas alat produksi atau barang modal miliknya kepada pihak lesse
yang bermaksud menggunakan benda tersebut tanpa memiliki, untuk suatu jangka waktu tertentu
yang berkaitan dengan usia ekonomis benda tersebut dan karenanya mengikatkan diri untuk
melkukan pembayaran sejumlah uang yang besarnya telah disepakatı bersama.

Dalam pengertian yang lain, sewa guna usaha (leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finace lease)
maupun sewa guna tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha
(lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran (Pasal 1 angka 5
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan). Kehadiran leasing di
Indonesia secara formal diperkenalkan pada tahun 1974, yakni dengan dikeluarkannya Surat
Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan RI Nomor
KEP 122/MK/TV/2/1974, Nomor 32/M/Sk/1974 dan Nomor 30/kbp/1/1974 tentang Perizinan
Usaha Leasing

3. Anjak Piutang (Factoring)

Anjak piutang (factoring) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dan
atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari
transaksi perdagangan.

4. Modal Ventura

Modal ventura adalah suatu bentuk penyertaan modal atau sejenisnya ke dalam suatu
Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) yang ingin mengembangkan usahanya dengan melakukan
ekspansi, tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk memperoleh pembiayaan, baik dari bank
maupun dari pasar modal. Atau dalam definisi yang lain, modal ventura adalah usaha
pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan
pembiayaan untuk jangka waktu tertentu.

Secara teknis yuridis pengertian perusahaan modal ventura dijumpai dalam Peraturan
Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan. Pasal 1 angka 3, yaitu bahwa
Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company) adalah badan usaha yang melakukan
usaha pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu Perusahaan yang menerima bantuan
pembiayaan (Investee Company) untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan. saham,
penyertaan melalui pembelian obligası konversi, dan/atau pembiayaan berdasarkan pembagian
atas hasil usaha.

5. Pasar Modal

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagi instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Sedangkan
pasar uang (money market) adalah pasar surat berharga jangka pendek. Di pasar modal
diperjualbelikan instrumen keuangan seperti saham, obligasi, warrant, right. obligasi convertible,
dan berbagi produk turunan (derivative) seperti opsi (put atau call), sedangkan di pasar uang
diperjualbelikan antara lain Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU),
Commercial Paper Notes, Call Money, Repurchase Agreement, Banker's Acceptance, Treasiry
Bills, dan lain- lain.

Menurut Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 1 angka 13, pasar
modal adalah kegiatan yang berkenaan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan efek. Definisi efek menurut UU Pasar Modal adalah surat berharga, yaitu
surat pengakuan hutang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif (KIK), kontrak berjangka atas
efek, dan setiap derivatif dari efek

6. Reksa Dana

Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestaikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi (Undang-
Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal).

Selain keenam lembaga pembiyaan di atas, ada beberapa lembaga pembiayaan yang lain, yaitu :

a). Dana Pensiun

Adalah badan hukum yang menyelenggarakan program pensiun yaitu suatu program yang
menjanjikan sejumlah uang yang pembayarannya dikaitkan dengan pencapaian usia tertentu.

b). Lembaga Pembiayaan Konsumen

Adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang
berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran angsuran atau berkala oleh
konsumen (Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1251/KMK03/1988 tertanggal 20 Desember
1988).

c). Pegadaian

Adalah perusahaan yang memberikan pembiyaan kepada masyarakat dalam bentuk


penyaluran dana kepada masyarakat atas dasar hukum usaha gadai. Usaha gadai adalah aktivitas
menjaminkan barang yang sudah dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian
kepada pihak pegadaian, guna memperoleh sejumlah uang dan barang. yang sudah di jaminkan
akn di tebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga pegadaian.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Lembaga keuangan bank terdiri dari Bank Sentral, Bank Umum, Bank Syariah dan Bank
Perkreditan Rakyat. Bank Sentral adalah lembaga keuangan yang memiliki tanggung jawab
untuk menstabilkan harga-harga dan nilai mata uang suatu negara. Bank Umum adalah bank
yang melaksanakan kegiatan usah secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah,
yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Syariah adalah
bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum islam
yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip keadilan dan keseimbangan
('adl wa tawazun). BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional,
atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatan tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.

Jenis Lembaga Keuangan Bukan Bank meliputi Asuransi, Leasing, Anjak Piutang, Modal
Ventura, Pasar Modal, dan Reksa Dana.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarini, Lestari, Ekonomi Moneter. Jakarta: IN MEDIA, 2015

Iskandar, Syamsu, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: IN MEDIA, 2013
https://www.ruangguru.co.id/anjak-piutang-pengertian-perusahaan-peran-dan- pihak-yang-
terlibat-didalamnya/, diakses 28 Februari 2020

https://islamicmarkets.com/publication/sejarah-perkembanga-jenis-jenis-lembaga-keuangan-non-
bank

Anda mungkin juga menyukai