Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ILMIAH

PEGADAIAN SYARIAH
Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia
Dosen Pengampu: Sri Indriyani Ali, S. E., M.M

Disusun oleh kelompok: 1


1. Nurdin (1214.22.19455)
2. Ananda Putri Balqis (1214.22.19421)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI`AH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
SULTAN SYARIF HASYIM SIAK SRI INDRAPURA RIAU
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami sampaikan kepada Allah SWt kami dapat menyelesaikan
makalah singkat tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah singkat ini adalah
Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia Pendidikan.

Siak, 13 September 2023

Kelompok

2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2

C. Tujuan................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

A. Struktur Lembaga Keuangan di Indonesia........................................................................3

B. Lembaga Keuangan Bank..................................................................................................4

C. Lembaga Keuangan Bukan-Bank......................................................................................5

D. Jenis-Jenis Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia.....................................................10

BAB III PENUTUP..................................................................................................................16

A. Kesimpulan......................................................................................................................16

B. Saran................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum lembaga keuangan dapat di kelompokkan dalam 2 bentuk yaitu
bank dan bukan bank, dimana perbedaan utama antara kedua lembaga tersebut adalah
pada penghimpunan dana. Dalam penghimpunan dana secara tegas disebutkan bahwa
bank dapat menghimpun dana baik secara langsung maupun tidak langsung dari
masyarakat sedangkan lembaga keuangan bukan bank hanya dapat menghimpun dana
secara tidak langsung dari masyarakat.
Sedangkan dalam hal penyaluran dana, tidak memberikan perbedaan secara
tegas, Bank dapat menyalurkan dana untuk tujuan modal kerja, untuk tujuan investasi.
Hal ini tidak berarti bahwa lembaga keuangan bukan bank tidak diperbolehkan
menyalurkan dana untuk tujuan modal kerja dan konsumsi.
Lembaga keuangan baik itu bank maupun lembaga keuangan bukan bank
mempunyai peran yang sangat penting bagi aktifitas perekonomian. Peran strategis
lembaga keuangan tersebut sebagai wahana yang mampu menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien kearah peningkatan taraf
hidup rakyat. Lembaga keuangan merupakan lembaga perantara keuangan (financial
intermediaries) sebagai perantara pendukung yang amat vital untuk menjunjung
kelancaran perekonomian. Lembaga keuangan pada dasarnya mempunyai fungsi
mentranfer dana-dana (loanable funds) dari penabung atau unit surplus (lenders)
kepada peminjam (borrowers) atau unit devisit. Dana-dana tersebut dialokasikan
dengan negosiasi antara pemilik dana dengan memakai dana melalui pasar uang dan
pasar modal. Proses transaksi lembaga keuangan dengan produk ditransaksikan dapat
berupa sekuritas primer (satuan obligasi, promes, dan sebagainya) serta sekuritas
sekunder (giro, tabungan, deposito, dan sebagainya). Sekuritas sekunder diterbitkan
oleh lembaga keuangan ditawarkan kepada unit surplus. Unit surplus akan menerima
pendapatan, dana yang dihimpun dari unit surplus disalurkan kembali kepada unit
defisit dan unit defisit akan membayar biaya bunga kepada Lembaga keuangan yang
menyalurkan dana tersebut.
Dalam perkembangannya hingga saat ini, penyaluran dana lembaga keuangan
bukan bank untuk tujuan modal kerja dan konsumsi tidak kalah intensifnya dengan
tujuan investasi. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa lembaga keungan baik bank

4
maupun lembaga keuangan bukan bank dapat berperan serta secara aktif kepada
masyarakat dalam memberikan distribusi keadilan.

B. Rumusan Masalah
1. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur lembaga keuangan di Indonesia
2. Mahasiswa dapat memahami lembaga keuangan bank
3. Mahasiswa dapat memahami lembaga keuangan bukan bank
4. Mahasiswa dapat memahami jenis-jenis lembaga keuangan syariah di Indonesia
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur lembaga keuangan di Indonesia
2. Mahasiswa dapat memahami lembaga keuangan bank
3. Mahasiswa dapat memahami lembaga keuangan bukan bank
4. Mahasiswa dapat memahami jenis-jenis lembaga keuangan syariah di Indonesia

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Lembaga Keuangan di Indonesia

Lembaga Keuangan Indonesia terbagi menjadi 2, yaitu lembaga


keuangan bank dan lembaga keuangan nonbank. Lembaga keuangan bank adalah
lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menyalurkan jasa dalam pembayaran
dan peredaran uang serta pemberian kredit. Lembaga keuangan bank terbagi
menjadi 4, yaitu bank sentral (bank Indonesia), bank umum, bank perkreditan
rakyat, dan bank bagi hasil.

Lembaga Keuangan nonbank adalah semua badan yang melakukan


kegiatan di bidang keuangan, yang secara langsung ataupun tidak langsung
menghimpun dana terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan
menyalurkan ke dalam masyarakat, terutama guna membiayai investasi
perusahaan-perusahaan. Lembaga keuangan nonbank terbagi menjadi 3, yaitu
lembaga keuangan kontraktual (contohnya asuransi, dana pension, pegadaian),
lembaga keuangan investasi (reksa dan dan bursa efek), dan lembaga keuangan
lainnya (sewa guna usaha, anjak piutang, modal ventura, kartu plastik, sekuritas,
dan pembiayaan konsumen.

6
B. Lembaga Keuangan Bank
Lembaga keuangan bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya
menyalurkan jasa dalam pembayaran dan peredaran uang serta pemberian kredit.
Istilah bank yang berasal dari kata Banca memiliki arti sebuah meja yang digunakan
penukar uang di pasar.

a. Bank sentral
Bank Sentral ini cuma ada satu di tiap-tiap negara karena Bank sentral punya peran
penting bagi perekonomian suatu negara. Bank Indonesia ditunjuk oleh undang-
undang menjadi bank sentral-nya Indonesia. Bank sentral punya tujuan untuk menjaga
stabilitas harga atau nilai suatu mata uang yang berlaku di negara tersebut.
Berdasarkan tujuan tersebut, Bank Indonesia punya tiga tugas utama yaitu:
 Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Tugas ini diarahkan dalam
rangka mengendalikan jumlah uang yang beredar dan /atau suku bunga agar dapat
mendukung pencapaian tujuan kestabilan nilai uang, sekaligus mendorong
perekonomian nasional.
 Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, yang mencakup
sekumpulan kesepakatan, aturan, standar, dan prosedur yang digunakan dalam
mengatur peredaran uang.
 Mengatur dan mengawasi bank. Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, tugas pengawasan perbankan yang
dilakukan Bank Indonesia difokuskan pada pengawasan macroprudential.
b. Bank Umum
Bank umum adalah lembaga keuangan yang menawarkan berbagai layanan produk
dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti menghimpun dana secara langsung
dari masyarakat dalam berbagai bentuk, memberi kredit pinjaman kepada masyarakat
yang membutuhkan, jual beli valuta asing/ valas, menjual jasa asuransi, jasa giro, jasa
cek, menerima penitipan barang berharga, dan lain sebagainya. Tugas utama dari bank
umum adalah membantu masyarakat meningkatkan taraf hidup.
c. Bank Perkreditan Rakyat
Bank perkreditan rakyat adalah bank penunjang yang memiliki keterbatasan wilayah
operasional dan dana yang dimiliki dengan layanan yang terbatas pula seperti
memberikan kredit pinjaman dengan jumlah yang terbatas, menerima simpanan

7
masyarakat umum, menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, penempatan
dana dalam SBI (Sertifikat Bank Indonesia), deposito berjangka, sertifikat / surat
berharga, tabungan, dan lain sebagainya.
d. Bank Bagi Hasil
Bank bagi hasil adalah pembagian atas hasil usaha yang telah dilakukan oleh pihak-
pihak yang melakukan perjanjian yaitu pihak nasabah dan pihak bank syariah.

C. Lembaga Keuangan Bukan-Bank


Lembaga keuangan bukan bank mulai banyak didirikan dalam tahun 1972.
Tujuannya untuk mendorong pengembangan pasar uang dan pasar modal serta
membantu permodalan perusahaan-perusahaan terutama, perusahaan golongan
ekonomi lemah. Untuk tujuan tersebut LKBB diperkenankan menghimpun dana dari
masyarakat dengan cara mengeluarkan surat-surat berharga untuk kemudian
menyalurkannya kepada perusahaan-perusahaan dan melakukan kegiatan sebagai
perantara dalam penerbitan surat-surat berharga serta menjamin terjualnya surat-surat
berharga tersebut.
Lembaga Keuangan Bukan Bank ialah semua badan yang melakukan kegiatan
di bidang keuangan, yang secara langsung ataupun tidak langsung menghimpun dana
terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkan ke dalam
masyarakat, terutama guna membiayai investasi perusahaan-perusahaan. Adapun
dasar hukum bagi pendirian dan usaha Lembaga Keuangan Bukan Bank adalah:
1. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1952 tentang Bursa (Lembaran Negara Nomor
67 tahun 1952).
2. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor Kep. 38/MK/IV/1972 tanggal 18
Januari 1972 tentang Perubahan dan tambahan Surat Keputusan Menteri
Keuangan Nomor Kep 792.MK/IV/12/1970 tanggal 7 Desember 1970.
a. Jenis Lembaga Keuangan Bukan Bank yaitu:
 Lembaga Pembiayaan Pembangunan (Development Finance Corporation)
yang dewasa ini terdiri dari; PT. Private Development Finance Company of
Indonesia, Limited (PDFCI).
 Lembaga Perantara Penerbitan dan Perdagangan Surat-surat berharga
(Investment Finance Corporation) yang terdiri dari PT. Indonesia Investment
International (Indovest), PT. Merchant Investment Corporation (Merincorp),
PT. First Indonesia Finance and Investment Corporation (Ficorinvest), PT

8
Mutual International Finance Corporation (MIFC), PT. Asian and Euro
American Capital (Aseam), PT. Inter Pacific Financial Corporation (Inter
Pacific), PT. Financial Corporation of Indonesia (Finconesia), PT.
Multinational Financial Corporation (Multicorp), PT. Indonesia Financing and
Investment Company (IFI)
 Lembaga Keuangan Bukan Bank Jenis lainnya adalah PT. Papan Sejahtera dan
PT. Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia, masing-masing didirikan pada
tanggal 15 Februari 1980 dan 2 Juni 1981.
PT. Papan Sejahtera bertujuan untuk memberikan kredit pembelian rumah
jangka menengah dan panjang dengan maksimum 20 tahun. Kredit diberikan
untuk pembelian rumah yang tidak mewah dengan harga tertinggi Rp 45 juta
untuk Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Raya dan Rp 30 juta untuk di luar wilayah
DKI Jakarta Raya. Mereka yang bisa memperoleh kredit tersebut adalah yang
berpenghasilan antara Rp. 200.000, sampai dengan Rp 750.000,- per bulan. Selain
itu perusahaan tersebut juga mengeluarkan surat hutang jangka menengah dan
panjang, terutama dalam bentuk obligasi perusahaan, dan menerima tabungan
khusus dari calon pembeli rumah dalam rangka memenuhi persyaratan
pembiayaan sendiri.
Adapun uang muka yang harus disediakan oleh peminjam adalah 30% dari
harga rumah termasuk tanah. Jumlah-modal PT. Papan Sejahtera adalah Rp 15
milyar. PT. Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia didirikan dengan tujuan untuk
mengerahkan dana dan permodalan nasional bagi perkembangan ekonomi di
dalam negeri dan sebagai wadah bagi para pemegang saham ASEAN Finance
Corporation Ltd. (AFC) di Indonesia. Pemegang saham dari PT. Sarana Bersama
Pembiayaan Indonesia adalah bank-bank pemerintah dan bank-bank swasta
nasional dengan perbandingan 50%: 50%. Hubungan PT. Sarana Bersama
Pembiayaan Indonesia dengan ASEAN Finance Corporation Ltd. (AFC).
AFC merupakan suatu lembaga keuangan yang dibentuk atas prakarsa
Dewan Perbankan ASEAN. AFC berlokasi di Singapura dengan modal yang
terbagi masing-masing 20% untuk setiap negara ASEAN. Sebagai wadah bagi
para pemegang saham AFC Indonesia, didirikanlah PT. Sarana Bersama
Pembiayaan Indonesia. Dengan demikian Indonesia diwakili oleh PT. Sarana
Bersama Pembiayaan Indonesia AFC.
b. Macam Usaha Lembaga Keuangan Bukan Bank
9
Bank Macam usaha yang dapat dilakukan oleh masing-masing jenis Lembaga
Keuangan tersebut adalah sebagai berikut:
 Lembaga Keuangan Jenis Pembiayaan Pembangunan (Development Finance
Corporation) dengan usaha utama memberikan kredit jangka menengah (1
sampai dengan 5 tahun) dan jangka panjang (lebih dari 5 tahun).
 Lembaga Keuangan Jenis Pembiayaan/Lembaga Perantara Penerbitan dan
Perdagangan Surat-surat Berharga (Investment Finance Corporation) usaha
utamanya adalah sebagai perantara dalam penerbitan dan menjamin serta
menanggung terjualnya surat-surat berharga (underwriting). Lembaga
Keuangan ini tidak diperkenankan memberikan kredit. Usaha tambahan bagi
Lembaga Pembiayaan Pembangunan dan lembaga Perantara Penerbitan dan
Perdagangan Surat-surat Berharga, antara lain: 1. Menghimpun dana dengan
jalan mengeluarkan kertas berharga 2. Sebagai perantara dalam mendapatkan
peserta/kompanyon baik dalam maupun luar negeri. 3. Melakukan usaha-
usaha lain di bidang keuangan setelah mendapat persetujuan Menteri
Keuangan seperti: bertindak sebagai makelar, komisioner dan pedagang efek
dalam pasar uang dan modal mengeluarkan surat-surat jaminan (issue
guarantees).

Lembaga keuangan nonbank memiliki peran dalam mengumpulkan dan menyalurkan


uang dengan mengeluarkan surat-surat berharga untuk pembiayaan investasi
perusahaan yang butuh pinjaman. Lembaga keuangan non bank terbagi menjadi 3,
yaitu:

a. Lembaga Keuangan Kontraktual

Lembaga keuangan kontraktual (contractual institutions) yaitu dengan menarik


dana dari masyarakat dengan menawarkan kontrak. Contohnya asuransi, dana
pension, dan pegadaian

b. Lembaga Keuangan Investasi


Contoh dari lembaga keuangan investasi adalah reksa dana dan bursa efek
c. Lembaga Keuangan Lainnya
Dewasa ini yang dapat dimasukkan ke dalam golongan Lembaga Keuangan
lainnya adalah perusahaan asuransi. Adapun pengertian asuransi menurut Kitab
Undang-undang Hukum Perniagaan ayat 246 adalah sebagai berikut: “Asuransi

10
atau pertanggungan merupakan suatu persetujuan antara dua pihak yaitu pihak
penanggung (assurandeur) akan mengganti kerugian pada tertanggung bila terjadi
suatu peristiwa tertentu, sebaliknya pihak tertanggung akan membayar suatu
jumlah yang dinamakan premi kepada pihak penanggungan, Oleh karena jumlah
pertanggungan makin lama makin besar yang berarti pula beban yang harus
ditanggung oleh penanggung bertambah besar, maka timbullah apa yang
dinamakan “reasuransi”.

Re-asuransi (reinsurance) dengan demikian adalah pengalihan sebagian dari


risiko kepada penanggung lain yang dilakukan oleh penanggung pertama karena
risiko yang dirasakan terlalu besar. Apabila penanggung yang disebutkan
kemudian sebagai contoh PT. Reasuransi Umum (FT. Umum RE) mengalihkan
kembali sebagian dari risikonya kepada penanggung Iain, pengalihan ini disebut
“retrosesi” (retrocession). Di dalam ayat 255 Kitab Undang-undang Hukum
Perniagaan disebutkan bahwa tiap-tiap persetujuan pertanggungan harus
didasarkan pada sebuah dokumen yaitu surat perjanjian asuransi (polis), yang
antara lain berisi: • Jumlah pertanggungan • Uraian mengenai bentuk dan sifat
benda yang dipertanggungkan • Bahaya terhadap apa penanggung memberikan
pertanggungannya • Jangka waktu berlakunya asuransi dan tanggal berakhirnya.
Di Indonesia dewasa ini perusahaan asuransi yang ada dapat dikelompokkan atas
perusahaan asuransi jiwa, asuransi sosial, asuransi kerugian dan reasuransi yang
jumlahnya cukup banyak. Yang termasuk ke dalam asuransi kerugian adalah
asuransi kebakaran, asuransi terhadap bencana pada hasil pertanian, asuransi laut
dan asuransi di darat serta sungai yang pengaturannya terdapat dalam Kitab
Undang-undang Hukum Perniagaan. Adapun asuransi sosial yang telah ada
dewasa ini terutama bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
terutama para pegawai dan pensiunan. Sebagai contoh adalah Perum Asuransi
Sosial Tenaga Kerja (ASTEK) dan Perum Asuransi ABRI (ASABRI).

Lembaga keuangan lainnya terbagi dalam beberapa macam jenis, yaitu


 Sewa Guna Usaha (Leasing)
Sewa Guna Usaha (Leasing) didefinisikan sebagai kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha dengan hak
opsi (Finance Lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (Operating Lease),

11
untuk digunakan oleh Penyewa Guna Usaha (Lessee) selama jangka waktu
tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
Penyewa Guna Usaha (Lessee) adalah perusahaan atau perorangan yang
menggunakan barang modal dengan pembiayaan dari Perusahaan Pembiayaan
(Lessor). Pengadaan barang modal melalui leasing juga dapat dilakukan dengan
cara pembelian barang Penyewa Guna Usaha (Lessee) oleh Perusahaan
Pembiayaan (Lessor) yang kemudian disewagunausahakan kembali oleh Penyewa
Guna Usaha. Pengadaan dengan cara ini disebut Sales and Lease Back.Sepanjang
perjanjian Sewa Guna Usaha masih berlaku, hak milik atas barang modal obyek
transaksi berada pada Perusahaan Pembiayaan.
 Anjak Piutang (Factoring)
Anjak Piutang sebagaimana yang didefinisikan dalam peraturan yang
berlaku adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/atau
pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu
perusahaan dari transaksi perdagangan dalam negeri ataupun transaksi
perdagangan luar negeri.

 Modal Ventura (Ventura Capital)


Perusahaan modal ventura atau venture capital company adalah badan usaha
yang melakukan usaha pembiayaan atau pemberian modal ke suatu perusahaan
yang menerima bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu.
 Kartu Plastik (Plastic Card)
Kartu plastik adalah instrument pembayaran atas kartu yang diterbitkan oleh bank
atau lembaga pembiayaan yang lain yang dapat digunakan untuk alat pembayaran
atas transaksi barang atau jasa, dan dapat digunakan untuk penarikan tunai.
Sebagai alat pembayaran, karu ini sangat fleksibel dan praktis.
 Sekuritas (Securities)
Sekuritas adalah instrumen keuangan yang mewakili posisi kepemilikan saham
dalam perusahaan publik, seperti dikutip dari Investopedia. Dengan kata lain,
sekuritas merupakan bukti kepemilikan saham di sebuah perusahaan publik.
 Pembiayaan Konsumen (Consumer Finance)
Pembiayaan konsumen adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang
berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran.

Lembaga keuangan tersebut melakukan kegiatan di pasar uang dan pasar modal.
Selain usaha yang diperbolehkan tersebut, ada juga jenis usaha yang tidak boleh

12
dilakukan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jenis usaha yang tidak
diperkenankan tersebut adalah:

 Menerima simpanan, baik dalam bentuk giro, deposito maupun tabungan


 Dana yang dihimpun di Indonesia tidak diperkenankan untuk diinvestasikan di
luar negeri.1

D. Jenis-Jenis Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia


a. Bank Umum Syariah/ Perbankan Syariah
Perbankan Syariah adalah Badan Usaha yang menjalankan fungsi
menghimpun dana dari pihak yang surplus dana kemudian menyalurkan kepada
pihak yang defisit dana dan menyediakan jasa keuangan lainnya berdasarkan
prinsip syariah Islam. Secara garis besar produk perbankan syariah dapat dibagi
menjadi tiga yaitu Produk penyaluran dana (Murabahah, As-salam, Istishna,
Ijarah, Musyarakah, dan Mudharabah) produk penghimpunan dana (Prinsip
Wadiah dan Prisip Mudharabah), dan produk jasa yang diberikan bank kepada
nasabahnya seperti Sharf (Jual Beli Valuta Asing).
b. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)
Menurut undang-undang (UU) Perbankan No. 7 tahun 1992, BPR adalah
lembaga keuangan yang menerima simpanan uang hanya dalam bentuk deposito
berjangka tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dalam bentuk itu
dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Pada UU Perbankan No. 10 tahun
1998, disebutkan bahwa BPR adalah lembaga keuangan bank yang melaksanakan
kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah.
Pengaturan pelaksanaan BPR yang menggunakan prinsip syariah tertuang pada
surat Direksi Bank Indonesia No. 32/36/KEP/DIR/tentang Bank Perkreditan
Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah tanggal 12 Mei 1999.
Dalam hal ini pada teknisnya BPR syariah beroperasi layaknya BPR
konvensional namun menggunakan prinsip syariah. UU BPR Syariah kemudian
dipertegas dalam kegiatan operasional BPR Syariah dalam pasal 27 SIK DIR. BI
32/36/1999, sebagai berikut:
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang meliputi: 1)
tabungan berdasarkan prinsip wadiah dan mudharabah; 2) deposito berjangka

1
Thamrin Abdullah, Sintha Wahjusaputri, BANK & LEMBAGA KEUANGAN, 2018, hlm 10-13

13
berdasarkan prinsip mudharabah; 3) bentuk lain yang menggunakan prinsip
wadiah atau mudharabah.
b) Melakukan penyaluran dana melalui: 1) transaksi jual beli melalui prinsip
murabahah, istishna, salam, ijarah, dan jual beli lainnya; 2) pembiayaan bagi
hasil berdasarkan prinsip mudharabah, musyarakah, dan bagi hasil lainnya;
3) pembiayaan lain berdasarkan prinsip rahn dan qardh.
c) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan BPR Syariah sepanjang
disetujui oleh Dewan Syariah Nasional.
3. Lembaga Keuangan Syariah NonBank
a. BMT atau Baitul Mal Wa Tamwil
BMT terdiri dari dua istilah, yaitu baitul mal dan baitut tamwil. Baitul
maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana
yang nonprofit, seperti zakat, infak dan shodaqoh. Sedangkan baitut tamwil
sebagai usaha pengumpulan dan dan penyaluran dana komersial. Baitul Maal
wat Tamwil (BMT) atau Balai Usaha Mandiri Terpadu, adalah lembaga
keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh
kembangkan derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir
miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh
masyarakat setempat dengan berlandaskan pada sistem ekonomi yang salam.
BMT mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
a) Penghimpun dan penyalur dana, dengan menyimpan uang di BMT,
uang tersebut dapat ditingkatkan utilitasnya, sehingga timbul unit
surplus (pihak yang memiliki dana berlebih) dan unit defisit (pihak
yang kekurangan dana).
b) Pencipta dan pemberi likuiditas, dapat menciptakan alat pembayaran
yang sah yang mampu memberikan kemampuan untuk memenuhi
kewajiban suatu lembaga/perorangan.
c) Sumber pendapatan, BMT dapat menciptakan lapangan kerja dan
memberi pendapatan kepada para pegawainya.
d) Pemberi informasi, memberi informasi kepada masyarakat mengenai
risiko keuntungan dan peluang yang ada pada lembaga tersebut.
e) Menjadi perantara keuangan (Financial Intermediary) antara aghniya
sebagai shahibul maal dengan dua’afa sebagai mudharib, terutama

14
untuk dana-dana sosial seperti zakat, infak, sedekah, wakaf dan hibah.
(Unggul Priyadi, 2017: 17).
Adapun mekanisme kerja BMT adalah sebagai berikut.
a) Pendamping atau beberapa pemrakarsa yang mengetahui tentang
BMT, menyampaikan dan menjelaskan ide atau gagasan ini kepada
rekan-rekannya sebagai upaya untuk menarik beberapa orang sebagai
pemrakarsa awal hingga mencapai lebih dari 20 orang.
b) Dua puluh orang atau lebih tersebut kemudian menyepakati pendirian
BMT di desa, kecamatan, pasar, atau masjid dan bersepakat
mengumpulkan modal awal pendirian BMT.
c) Modal awal kemudian ditentukan sesuai dengan kesepakatan bersama
(tidak harus sama jumlahnya antara pemrakarsa, hingga mencapai
jumlah yang telah ditentukan untuk pendirian sebuah BMT).
d) Pemrakarsa membuat rapat untuk memilih pengurus BMT.
e) Pengurus BMT kemudian merapatkan dan merekrut pengelola/
manajemen BMT dari lingkungan tersebut yang memiliki sifat sidiq,
amanah, fathanah dan benar-benar menguasai visi, misi, tujuan dan
usaha-usaha BMT, serta memiliki keinginan keras dan dengan
sepenuh hati untuk mengembangkan BMT.
f) Pengurus BMT menghubungi PINBUK setempat untuk memberikan
pelatihan kepada calon pengelola/manajemen BMT tersebut
(umumnya 2 minggu pelatihan dan magang).
g) Pengelola yang telah diberi pelatihan kemudian membuka kantor dan
menjalankan BMT, dengan giat menggalakkan simpanan masyarakat
dan memberikan pembiayaan pada usaha mikro dan kecil di
sekitarnya.
h) Pembiayaan pada usaha mikro dilakukan dengan menerapkan sistem
bagi hasil yang disampaikan sesuai dengan akad yang telah disepakati.
i) Hasil dari bagi hasil ini kemudian digunakan oleh para pengelola
untuk membayar honor para pengelola dan membayar kegiatan
operasional BMT.
j) Hasil dari bagi hasil juga digunakan untuk membayar bagi hasil
kepada penyimpanan data, diupayakan agar nilai bagi hasil yang

15
diperoleh para penyimpan dana bias lebih besar dari bunga bank
konvensional.
b. Asuransi Syariah
Kata asuransi berasal dari bahasa inggris, “insurance”. Dalam bahasa
arab istilah asuransi biasa diungkapkan dengan kata at-tamin yang secara
bahasa berarti tuma’ ninatun nafsi wa zawalul khauf, tenangnya jiwa dan
hilangnya rasa takut.
Asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992 tentang usaha
perasuransian, yang dimaksud dengan asuransi yaitu perjanjian antara dua
belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri
dengan pihak tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan,
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung, yang timbul dari
suatu peristiwa yang tak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seeseorang yang dipertanggungkan.
Sedangkan pengertian asuransi syariah menurut fatwa DSN-MUI
adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong diantara sejumlah orang
atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ memberikan
pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai
dengan syariah
c. Pegadaian Syariah
Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai
adalah suatu hak yang diperoleh pihak yang mempunyai piutang atas suatu
barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan oleh pihak yang
berutang kepada pihak yang berpiutang. Pihak yang berutang memberikan
kekuasaan kepada pihak yang mempunyai piutang untuk memiliki barang
yang bergerak tersebut apabila pihak yang berutang tidak dapat melunasi
kewajibannya pada saat berakhirnya waktu pinjaman.
Sesuai dengan landasan konsep di atas, pada dasarnya Pegadaian
Syariah berjalan di atas dua akad transaksi Syariah.
a) Akad Rahn.
Rahn yang dimaksud adalah menahan harta milik si peminjam sebagai
jaminan atas pinjaman yang diterimanya, pihak yang menahan
16
memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian
piutangnya. Dengan akad ini Pegadaian menahan barang bergerak sebagai
jaminan atas utang nasabah.
b) Akad Ijarah.
Yaitu akad pemindahan hak guna atas barang dan atau jasa melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
atas barangnya sendri. Melalui akad ini dimungkinkan bagi Pegadaian
untuk menarik sewa atas penyimpanan barang bergerak milik nasabah
yang telah melakukan akad.
d. Reksa Dana Syariah
Reksa dana adalah sebuah wadah dimana masyarakat dapat
menginvestasikan dananya dan oleh pengurusnya (manajer investasi) dana itu
diinvestasikan ke portofolio efek. Reksa dana merupakan jalan keluar bagi
para pemodal kecil yang ingin ikut serta dalam pasar modal dengan modal
minimal yang relatif kecil dan kemampuan menanggung risiko yang sedikit.
Pada reksa dana syariah sudah tentu dana akan disalurkan kepada saham
syariah dan surat berharga syariah seperti sukuk.
Saham syariah adalah kepemilikan atas usaha tertentu dimana usaha
tersebut harus sesuai dengan prinsip syariah Islam. Sedangkan kegiatan
transaksi saham syariah tidak berbeda jauh dengan saham konvensional. Oleh
sebab itu, sudah menjadi kewajiban pejuang ekonomi syariah untuk terus
mengkaji saham syariah lebih syar’i dalam transaksinya. Akad antara investor
dengan lembaga hendaknya dilakukan dengan sistem mudharabah/qiradh.
e. Obligasi Syariah
Obligasi syariah di dunia internasional dikenal dengan sukuk. Sukuk
berasal dari bahasa Arab “sak” (tunggal) dan “sukuk” (jamak) yang memiliki
arti mirip dengan sertifikat atau note. Dalam pemahaman praktisnya, sukuk
merupakan bukti (claim) kepemilikan. Sebuah sukuk mewakili kepentingan,
baik penuh maupun proporsional dalam sebuah atau sekumpulan aset. Jika
ditinjau dari aspek akad, obligasi dapat dimodifikasi ke pelbagai jenis seperti
obligasi saham, isthisna, murabahah, musyarakah, mudharabah ataupun
ijarah, namun yang lebih populer dalam perkembangan obligasi syariah di
Indonesia hingga saat ini adalah obligasi mudharabah dan ijarah.

17
Obligasi syariah di Indonesia mulai diterbitkan pada paruh akhir tahun
2002, yakni dengan disahkannya Obligasi Indosat obligasi yang diterbitkan
ini berdasarkan prinsip mudharabah. Obligasi mudharabah mulai diterbitkan
setelah fatwa tentang obligasi syariah (Fatwa DSN-MUI No.32/DSN-MUI/
/2002) dan obligasi syariah mudharabah (Fatwa DSN-MUI No.33/DSN-MUI/
/2002). Sedangkan obligasi syariah ijarah pertama kali diterbitkan pada tahun
2004 setelah dikeluarkannya fatwa tentang obligasi syariah ijarah (Fatwa
DSN-MUI No.41/DSN-MUI/ /2003).
f. Modal Ventura Syariah
Modal Ventura Syariah adalah suatu pembiayaan dalam penyertaan
modal dalam suatu perusahaan pasangan usaha yang ingin mengembangkan
usahanya untuk jangka waktu tertentu (bersifat sementara). Modal ventura
merupakan bentuk penyertaan modal dari perusahaan pembiayaan kepada
perusahaan yang membutuhkan dana untuk jangka waktu tertentu. Perusahaan
yang diberi modal sering disebut sebagai investee, sedangkan perusahaan
pembiayaan yang memberi dana disebut sebagai venture capitalist atau pihak
investor. Penghasilan modal ventura sama seperti penghasilan saham biasa,
yaitu dari dividen (kalau dibagikan) dan dari apresiasi nilai saham dipegang
(capital gain).
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Modal Ventura
Syariah yakni penanaman modal dilakukan oleh lembaga keuangan Syariah
untuk jangka waktu tertentu, dan setelah itu lembaga keuangan tersebut
melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya kepada pemegang saham
perusahaan. 2

2
Dr. Unggul Priyadi, M.Si. GAMBARAN UMUM LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH, 2017, hlm 16-26

18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Lembaga keuangan, baik bank maupun nonbank memiliki peranan penting
dalam lalu lintas dan perkembangan perekonomian masyarakat serta negara. Karena
itulah, perkembangan perekonomian tidak akan terlepas dari keberadaan lembaga ini.

B. Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.

19
DAFTAR PUSTAKA
2023. Sewa Guna Usaha, Pengetian, Jenis, dan Contohnya, diakses pada 13 September 2023.
https://www.rumah.com/panduan-properti/sewa-guna-usaha-83906

Unggul Priyadi, 2017.Gambaran Umum Lembaga Keuangan Syariah, diakses pada 13


September 2023. https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/EKSA4206-
M1.pdf

Abdullah Thamrin, Wahjusaputri Sintha, 2018. BANK & LEMBAGA KEUANGAN, diakses
pada 13 September 2023. http://repository.uhamka.ac.id/4326/1/Buku%20-%20Bank
%20dan%20Lembaga%20Keuangan.pdf

Novy Amanita. Lembaga Keuangan Indonesia, diakses pada 13 September 2023.


https://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/lembaga-keuangan-
indonesia.pdf

Rafli Moch Aldean, 2022. Pengertian usaha modal ventura beserta penjelasannya, diakses
pada 13 September 2023. https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-usaha-modal-
ventura-sbc/#:~:text=Perusahaan%20modal%20ventura%20atau
%20venture,pembiayaan%20untuk%20jangka%20waktu%20tertentu.

20

Anda mungkin juga menyukai