Anda di halaman 1dari 30

Modul 1

Lembaga Keuangan

Dra. Ana Partina, M.Si.


Alni Rahmawati, S.E., M.Si.

PE N DA H UL U AN

M odul 1 terdiri dari 2 kegiatan belajar, yaitu pengertian lembaga


keuangan, fungsi sistem keuangan dan peran lembaga keuangan.
Setelah selesai membaca modul ini, diharapkan Anda mengerti dan
memahami tentang jaringan pasar keuangan, institusi, sektor usaha, rumah
tangga, dan lembaga pemerintah, dan berbagai hal yang berkaitan dengan
lembaga keuangan, sistem keuangan dan peran lembaga keuangan.
Secara khusus, Anda diharapkan mampu menjelaskan tentang:
1. pengertian lembaga keuangan, fungsi lembaga keuangan,
pengelompokan lembaga keuangan, perkembangan lembaga keuangan di
Indonesia, pengertian intermediasi keuangan beserta bentuk dan jenisnya
serta pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan lembaga keuangan;
2. pengertian sistem keuangan, fungsi sistem keuangan, metode transfer
dana dalam sistem keuangan, peran dan peranan lembaga keuangan
beserta faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya peran lembaga
keuangan dan peran bank dalam penciptaan uang beserta prosesnya.
1.2 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank 

Kegiatan Belajar 1

Lembaga Keuangan

A. PENGERTIAN

Lembaga keuangan adalah lembaga yang menghubungkan antar pelaku


ekonomi, sektor rumah tangga dan perusahaan dalam melakukan interaksi
ekonomi.
Sektor rumah tangga melakukan hubungan dengan lembaga keuangan
karena kebutuhan sektor rumah tangga untuk mengalokasikan sebagian
pendapatan untuk ditabung di lembaga keuangan.
Sektor perusahaan melakukan hubungan dengan lembaga keuangan
karena sektor-sektor perusahaan membutuhkan dana dari lembaga keuangan
untuk membiayai kegiatan investasi perusahaan.
Lembaga keuangan merupakan bagian dari sistem keuangan yang
melayani masyarakat pemakai jasa keuangan. Sistem keuangan merupakan
suatu jaringan pasar keuangan (financial market), institusi, sektor usaha,
rumah tangga, lembaga pemerintah.

B. FUNGSI LEMBAGA KEUANGAN

1. Melancarkan pertukaran produk (Transmission Role)


Artinya, melancarkan pertukaran produk dengan menggunakan uang dan
instrumen kredit atau pembayaran secara kredit (misalnya kartu kredit,
cek).

2. Menghimpun dana dari sektor rumah tangga dalam bentuk tabungan dan
menyalurkan dana kepada sektor perusahaan dalam bentuk pinjaman
(intermediation role)
Artinya, lembaga keuangan menghimpun dana dari pihak yang kelebihan
dana (sektor rumah tangga) dan menyalurkan kepada pihak yang
membutuhkan dana (sektor perusahaan).
 EKSI4205/MODUL 1 1.3

3. Memberikan analisis dan informasi ekonomi


a. Lembaga keuangan melaksanakan tugas sebagai pihak yang ahli
dalam analisis ekonomi dan kredit untuk kepentingan lembaga
keuangan dan kepentingan pihak lain (nasabah).
b. Lembaga keuangan berkewajiban menyebarkan informasi dan
kegiatan yang berguna dan menguntungkan bagi nasabahnya.
Analisis dan informasi ekonomi berguna untuk keselamatan dana yang
disalurkan kepada nasabah peminjam sehingga akan mengurangi
kemungkinan terjadinya kredit macet.

4. Memberikan jaminan
Artinya, lembaga keuangan mampu memberikan jaminan hukum dan
moral mengenai keamanan dana masyarakat yang dipercayakan kepada
lembaga keuangan tersebut.
Jaminan yang diberikan akan membuat nasabah semakin percaya dengan
lembaga keuangan tersebut.
Dalam pemberian jaminan, bank sentral (Bank Indonesia) menjamin
tabungan nasabah di lembaga keuangan bank yang menawarkan bunga
tabungan lebih rendah daripada bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Waktu yang akan datang, tabungan (deposito) nasabah akan dijamin oleh
lembaga keuangan bank dengan asuransi deposito.

5. Menciptakan dan memberikan likuiditas


Artinya, lembaga keuangan mampu memberikan keyakinan kepada
nasabah bahwa dana yang disimpan akan dikembalikan pada waktu
dibutuhkan atau pada waktu jatuh tempo. Hal ini ditunjukkan dengan
rasio likuiditas yang dimiliki oleh lembaga keuangan tersebut.

Lembaga keuangan dikelompokkan menjadi 2, yaitu sebagai berikut.


1. Lembaga Keuangan Bank (LKB) merupakan lembaga yang liabilitasnya
berupa uang, mempunyai kemampuan menciptakan kredit, mengedarkan
uang dan menambah jumlah uang yang beredar melalui efek
penggandaan uang.
2. Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), merupakan lembaga yang
liabilitasnya tidak dapat diklasifikasikan dengan uang, menyalurkan dana
kepada masyarakat terutama melalui penyertaan modal atau membiayai
investasi perusahaan.
1.4 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank 

C. PERKEMBANGAN LEMBAGA KEUANGAN DI INDONESIA

Lembaga keuangan di Indonesia mulai berkembang pada waktu


Indonesia memulai tahap pembangunan pada awal REPELITA I per 1 April
1969. Fungsi lembaga keuangan pada waktu itu adalah mendorong mobilisasi
tabungan dan mengarahkan penggunaannya secara efektif dan produktif serta
mengarahkan alokasi investasi sesuai dengan prioritas pembangunan untuk
meningkatkan produktivitas. Melalui lembaga keuangan dapat digali dana
tabungan masyarakat dan diarahkan untuk membiayai pembangunan.
Lembaga keuangan yang dibentuk pada waktu itu, antara lain PT Pembinaan
Usaha Indonesia (Bahana), PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo),
lembaga jaminan Kredit Koperasi, Indonesian Development Finance
Company (IDFC) dan Private Development Finance Company of Indonesia
(PDFCI).
Pada REPELITA II lembaga keuangan semakin berkembang baik dari
yang sudah dibentuk pada REPELITA I maupun yang muncul pada
REPELITA II. Di antaranya, perkembangan lembaga keuangan asuransi jiwa,
asuransi sosial termasuk tabungan hari tua, dana pensiun, asuransi kerugian,
dan asuransi kredit. Pada REPELITA II dirintis pembentukan pasar uang dan
pasar modal.
Pada REPELITA III dibentuk badan Pelaksana Pasar Modal
(BAPEPAM) yang bertugas mengatur prosedur penawaran dan perdagangan
surat berharga di bursa. Di samping itu, dibentuk PT Danareksa untuk
menunjang kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan saham. Pada
REPELITA IV dan V dilakukan peningkatan peranan lembaga keuangan
bank dan bukan bank.
Pada REPELITA VI, pemerintah membentuk PT Permodalan Nasional
Madani (PNM Persero) yang sahamnya 100% dimiliki pemerintah. PNM
Persero bertugas memberikan solusi pembiayaan dan manajemen pada usaha
kecil menengah dan koperasi dengan kemampuan yang ada berdasarkan
kelayakan usaha serta prinsip ekonomi pasar.
Pasca-krisis ekonomi 1997, lembaga keuangan bank mengalami
kemunduran karena berkurangnya kepercayaan masyarakat Indonesia dan
luar negeri, terhadap perbankan Indonesia. Hal ini ditunjukkan banyak bank
yang dibekukan, diambil alih pengelolaannya.
Pasca-kerusuhan Mei 1998, lembaga keuangan bukan bank, seperti
asuransi semakin mampu meningkatkan jumlah penerimaan premi asuransi.
 EKSI4205/MODUL 1 1.5

Hal ini menunjukkan bahwa asuransi mulai dipilih sebagai lembaga yang
dapat memberikan klaim asuransi apabila peserta asuransi mengalami
musibah berkaitan dengan asuransi yang dipilih. Pegadaian mengalami
peningkatan jumlah dana yang disalurkan kepada masyarakat yang
membutuhkan dana. Hal ini disebabkan oleh kesulitan yang dialami
masyarakat dalam mendapatkan pinjaman dana dari bank karena adanya
krisis yang dialami perbankan nasional Indonesia.

D. LEMBAGA INTERMEDIASI KEUANGAN

Lembaga keuangan pada prinsipnya sering pula disebut sebagai lembaga


intermediasi keuangan atau financial intermediary.
Intermediasi keuangan adalah proses pembelian surplus dana dari unit
ekonomi, yaitu sektor usaha, lembaga pemerintah, dan individu (rumah
tangga), untuk tujuan penyediaan dana bagi unit ekonomi lain. Dapat juga
dikatakan intermediasi keuangan merupakan kegiatan pengalihan dana dari
unit ekonomi surplus ke unit ekonomi defisit.
Lembaga intermediasi keuangan membeli sekuritas primer (primary
securities) yang merupakan instrumen utang yang dijual peminjam, dan
dalam waktu yang sama menjual/menerbitkan sekuritas sekunder (secondary
securities) kepada penabung. Misalnya, Bank Umum menerima simpanan
dalam bentuk deposito berjangka yang bagi penabung simpanan tersebut
merupakan financial assets. Namun, di pihak bank, simpanan tersebut
merupakan utang. Sekuritas sekunder tersebut selanjutnya dapat diubah
menjadi pinjaman (kredit) dan membeli surat-surat berharga atau sekuritas
primer yang diterbitkan oleh peminjam.
Lembaga intermediasi dalam sistem keuangan Indonesia, antara lain
bank umum, BPR, Lembaga Dana dan Kredit Pedesaan (LDKP), perusahaan
asuransi, dana pensiun, perusahaan pembiayaan, dan reksa dana. Sedangkan
di Amerika dikenal dengan credit union, savings & loan association, savings
banks. Lembaga keuangan yang tidak melakukan fungsi intermediasi antara
lain perusahaan sekuritas, perusahaan broker dan dealer pasar modal,
perusahaan broker pasar uang.
Broker surat-surat berharga bertindak hanya sebagai penghubung antara
pembeli dan penjual surat-surat berharga, mempertemukan kedua pihak
tersebut sehingga transaksi keuangan bisa terlaksana.
1.6 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank 

Dealer surat-surat berharga tidak hanya mempertemukan pembeli dan


penjual surat-surat berharga, tetapi juga membeli surat-surat berharga untuk
kepentingan dan kebutuhan sendiri. Dengan demikian, dealer memiliki dan
menanggung risiko kemungkinan terjadinya kerugian akibat kesalahan
antisipasi terhadap pergerakan harga.

E. BENTUK-BENTUK LEMBAGA INTERMEDIASI KEUANGAN

Pada prinsipnya lembaga intermediasi keuangan dapat dibedakan sebagai


berikut.
1. Depository Intermediaries
Depository Intermediaries disebut sebagai lembaga intermediasi karena
sebagian besar sekuritas sekundernya yang merupakan sumber dana
terdiri dari berbagai bentuk simpanan.
Misalnya, giro, deposito berjangka, tabungan yang diterima dari sektor
usaha, rumah tangga dan lembaga pemerintah.

2. Contractual Intermediaries
Lembaga intermediasi ini melakukan kontrak dengan nasabahnya dalam
usaha untuk menarik tabungan atau memberikan perlindungan finansial
terhadap timbulnya kerugian baik jiwa maupun harta.
Misalnya, perusahaan asuransi jiwa, perusahaan asuransi kerugian dan
dana pensiun.

3. Investment Intermediaries
Lembaga intermediasi ini menawarkan surat-surat berharga yang dapat
dimiliki sebagai investasi jangka panjang atau dapat segera dijual apabila
investor membutuhkan dananya kembali.
Misalnya, trust funds, mutual stock funds, money market funds, trust and
investment company.

F. JENIS-JENIS INTERMEDIASI KEUANGAN

Jenis-jenis intermediasi keuangan adalah sebagai berikut.


1. Intermediasi Denominasi (Denomination Intermediation)
Intermediasi ini terjadi apabila lembaga intermediasi menerima tabungan
dalam jumlah kecil dari individu atau sumber lain yang mengumpulkan
 EKSI4205/MODUL 1 1.7

dana tersebut untuk pemberian kredit dalam jumlah besar terutama pada
sektor usaha atau lembaga pemerintahan.

2. Intermediasi Risiko (Default-Risk Intermediation)


Intermediasi ini berkaitan dengan kesediaan lembaga intermediasi
keuangan memberikan kredit kepada peminjam yang berisiko dan pada
saat yang sama menerbitkan sekuritas yang relatif aman dan likuid untuk
menarik dana dari penabung.

3. Intermediasi Jatuh Tempo (Maturity Intermediation)


Intermediasi ini dilakukan lembaga keuangan dengan menerima dana
dari penabung yang pada umumnya berjangka waktu pendek, kemudian
memberikan kredit kepada peminjam yang biasanya membutuhkan dana
yang berjangka waktu lebih panjang.

4. Intermediasi Informasi (Information Intermediation)


Intermediasi ini berkaitan dengan memberikan atau menyediakan
informasi kepada penabung baik yang tidak memiliki kesempatan untuk
mengikuti perkembangan pasar maupun bagi penabung yang memang
tidak memiliki akses terhadap informasi yang relevan mengenai kondisi
pasar dan peluang-peluang.

5. Intermediasi Lokasi
Lokasi penabung tidak selalu sama dengan lokasi pihak pemakai dana,
lembaga intermediasi secara tidak langsung dapat mempertemukan
kepentingan kedua pihak tersebut.

6. Intermediasi Mata Uang (Currency Intermediation)


Mata uang penabung sering tidak sesuai dengan kebutuhan mata uang
pemakai dana. Lembaga perantara keuangan jelas akan dapat memenuhi
kebutuhan mata uang tersebut.

G. PERILAKU LEMBAGA INTERMEDIASI KEUANGAN

Lembaga intermediasi memberikan kontribusi kepada organisasi dalam


proses produksi, memberikan tempat dan kerangka kerja di mana tenaga
kerja dan modal digabungkan dengan sumber-sumber lain untuk
1.8 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank 

menghasilkan suatu produk jasa keuangan yang berbagai jenis. (Lihat gambar
di bawah ini)

Output
Input Jasa jasa Keuangan
Sumber Daya Lembaga
Intermediasi Simpanan
Tanah Investasi
Keuangan
Tenaga kerja Asuransi
Modal Kredit
Keahlian Program Pensiun
manajemen Pembiayaan
(Leasing, Factoring,
Venture, Capital)
Jasa-jasa lain

Gambar 1.1.
Lembaga Intermediasi Keuangan

H. BIDANG PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN


LEMBAGA KEUANGAN

Untuk mencapai tujuan manajemen lembaga intermediasi keuangan


tersebut, beberapa masalah pokok atau bidang yang perlu diperhatikan
manajemen dalam pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut.
a. Manajemen aktiva (terutama kredit dan surat-surat berharga).
b. Manajemen utang.
c. Manajemen modal.
d. Pengendalian biaya.
e. Kebijakan pemasaran.

1. Manajemen Aktiva, Utang, dan Modal


Dalam melakukan manajemen aktiva, utang, dan modal, lembaga
keuangan harus menyadari adanya gap antara keuntungan aset dan bunga
yang dibayarkan kepada penabung atau utang dan modal. Selisih antara hasil
yang diperoleh dari aktiva dengan biaya dana atau modal saham disebut
spread atau net margin.
Apabila hasil yang diperoleh dari aset lebih kecil dari total bunga yang
harus dibayarkan kepada penabung disebut spread negatif, tetapi dalam
 EKSI4205/MODUL 1 1.9

keadaan normal total asetnya akan melebihi biaya bunga yang harus
dibayarkan maka keadaan ini disebut spread positif.
Risiko manajemen aktiva, utang, dan modal sangat berkaitan dengan
tingkat risiko yang mungkin dihadapi.
Pada prinsipnya ada dua risiko yang akan mungkin dihadapi oleh
lembaga keuangan, yaitu sebagai berikut.
1. Risiko likuiditas, lembaga keuangan dikatakan likuid apabila mampu
melaksanakan semua penarikan dana.
2. Risiko insolvens, yaitu ketidakmampuan memenuhi kewajiban untuk
jangka panjang. Apabila nilai pasar aset lembaga keuangan kurang dari
nilai seluruh utangnya maka secara teknik lembaga keuangan tersebut
sesungguhnya telah mengalami insolvensi.

2. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya merupakan masalah penting yang harus diperhatikan
didalam mempertahankan atau meningkatkan profitabilitas lembaga
keuangan.

I. PROSES PRODUKSI DUA TAHAP

Intermediasi mempunyai proses produksi dua tahap sebagaimana


dijelaskan pada gambar di bawah. Input dalam bentuk tanah, tenaga kerja,
modal, dan keahlian manajemen digunakan pada tahap I, yaitu tahap sumber
dana, di mana tabungan lebih menarik dengan menawarkan bunga, polis
asuransi, program pensiun, dan berbagai jenis simpanan yang dibutuhkan
masyarakat. Kemudian, setelah lembaga intermediasi menyisihkan sejumlah
tertentu untuk cadangan likuiditas maka sisa dana (loanable funds),
memasuki tahap II-proses produksi, yaitu tahap penggunaan dana di mana
kegiatan pokok pada tahap ini adalah penyaluran dana.
Pada kedua tahap ini dihadapkan pada dua masalah. Pada Tahap I, yaitu
sumber dana, masalahnya adalah bagaimana menghimpun dana dari
penabung dengan biaya relatif rendah. Pada Tahap II, yaitu tahap penggunaan
dana, masalahnya sangat berbeda. Manajemen berusaha bahwa kombinasi
kredit dan aset lainnya sedapat mungkin menyebabkan naiknya tingkat
keuntungan bagi lembaga intermediasi tanpa melanggar peraturan dan tujuan
perusahaan.
1.10 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank 

Gambar 1.2.
Proses Produksi Dua Tahap Lembaga Intermediasi Keuangan

LAT IH A N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!
1) Jelaskan perbedaan antara lembaga keuangan bank dan lembaga
keuangan bukan bank!
2) Jelaskan pengertian tentang intermediasi keuangan!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Perbedaan antara lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan


bank, yaitu sebagai berikut.
a) Lembaga Keuangan Bank (LKB) merupakan lembaga yang
liabilitasnya berupa uang, mempunyai kemampuan menciptakan
 EKSI4205/MODUL 1 1.11

kredit, mengedarkan uang dan menambah jumlah uang yang beredar


melalui efek penggandaan uang.
b) Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), merupakan lembaga
yang liabilitasnya tidak dapat diklasifikasikan dengan uang,
menyalurkan dana kepada masyarakat terutama melalui penyertaan
modal atau membiayai investasi perusahaan.
2) Intermediasi keuangan adalah proses pembelian surplus dana dari unit
ekonomi, yaitu sektor usaha, lembaga pemerintah dan individu (rumah
tangga), untuk tujuan penyediaan dana bagi unit ekonomi lain.
Intermediasi keuangan dapat juga dikatakan merupakan kegiatan
pengalihan dana dari unit ekonomi surplus ke unit ekonomi defisit.

R A NG KU M AN

Modul ini membahas tentang:


1. Pengertian lembaga keuangan, yang menjelaskan bahwa lembaga
keuangan merupakan lembaga yang menghubungkan antarpelaku
ekonomi, sektor rumah tangga dan perusahaan dalam melakukan
interaksi ekonomi.
2. Fungsi lembaga keuangan pada berbagai jenis bidang dan
pengelompokan lembaga keuangan yang terbagi menjadi 2, yaitu
Lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank.
3. Perkembangan lembaga keuangan di Indonesia pada beberapa
REPELITA I, II, III, IV, V, dan VI.
4. Lembaga intermediasi keuangan yang pada prinsipnya sama dengan
lembaga keuangan. Juga membahas masalah bentuk-bentuk dan
jenis-jenis lembaga intermediasi keuangan.
5. Untuk mencapai tujuan manajemen lembaga intermediasi keuangan
tersebut, beberapa masalah pokok atau bidang yang perlu
diperhatikan manajemen dalam pengambilan keputusan, ada 5
bidang adalah manajemen aktiva, manajemen utang, manajemen
modal, pengendalian biaya, dan kebijakan pemasaran.
1.12 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank 

TE S F OR M AT IF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Fungsi lembaga keuangan sebagai lembaga yang memperlancar


pertukaran produk disebut dengan ….
A. intermediation role
B. transmission role
C. deregulator role
D. lembaga pelancar interaksi ekonomi

2) Fungsi lembaga keuangan sebagai lembaga yang menghimpun dana dari


sektor rumah tangga dan menyalurkan kepada sektor perusahaan disebut
dengan istilah ….
A. intermediaton role
B. transmission role
C. penerbitan uang giral
D. memperlancar interaksi ekonomi

3) Tindakan yang dapat dilakukan lembaga keuangan bukan bank


adalah ….
A. menciptakan uang
B. meningkatkan jumlah uang yang beredar
C. menurunkan jumlah uang yang beredar
D. menyalurkan dana kepada masyarakat terutama melalui penyertaan
modal

4) Untuk mencapai tujuan manajemen lembaga intermediasi keuangan


tersebut, beberapa masalah pokok atau bidang yang perlu diperhatikan
manajemen dalam pengambilan keputusan, kecuali ….
A. manajemen sumber daya
B. manajemen utang
C. manajemen aktiva
D. pengendalian biaya

5) Termasuk contractual intermediaries, kecuali ….


A. asuransi jiwa
B. asuransi kerugian
C. danareksa
D. dana pensiun
 EKSI4205/MODUL 1 1.13

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = × 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
1.14 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank 

Kegiatan Belajar 2

Sistem Keuangan

A. PENGERTIAN

Sistem keuangan pada dasarnya merupakan suatu jaringan pasar


keuangan (financial market), institusi, sektor usaha, rumah tangga, lembaga
pemerintah yang merupakan peserta sekaligus memiliki wewenang mengatur
operasi sistem keuangan tersebut.
Fungsi pokok sistem keuangan adalah mentransfer dana-dana (loanable
funds) dari penabung atau unit surplus kepada peminjam atau unit defisit.
Dana-dana tersebut dialokasikan melalui negosiasi dan perdagangan dalam
pasar uang yang mempertemukan individu dan sektor usaha sebagai pemilik
dana dengan pihak pemakai dana.

B. FUNGSI SISTEM KEUANGAN

Fungsi sistem keuangan dapat dijelaskan, antara lain berikut ini.


1. Menyediakan mekanisme sistem pembayaran
Sistem keuangan menyediakan suatu mekanisme pembayaran dalam
bentuk uang, rekening koran, dan alat transaksi lain.
2. Menyediakan kredit
Sistem keuangan menyediakan pembiayaan untuk mendukung
pembelian barang-barang, jasa-jasa dan untuk membiayai investasi
modal. Misalnya, pembangunan gedung, jalan, jembatan, membeli
mesin-mesin dan peralatan.
3. Penciptaan uang
Penciptaan uang dalam sistem keuangan dimungkinkan dilakukan
melalui kredit dan mekanisme pembayaran. Uang yang dimaksud di ini
adalah semua bentuk uang yang dapat digunakan sebagai alat pertukaran
untuk membeli barang dan jasa.
4. Sarana tabungan
Memberikan sarana penyimpanan dana dalam berbagai bentuk jenis
simpanan.
 EKSI4205/MODUL 1 1.15

C. METODE TRANSFER DANA DALAM SISTEM KEUANGAN

Metode pemindahan dana dari unit surplus ke unit defisit tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan 3 (tiga) cara, yaitu sebagai berikut.
1. Metode Pembiayaan Langsung (Direct Financing Method)
Metode ini adalah suatu cara pemberian kredit di mana unit surplus atau
ultimate lenders bertemu langsung dengan unit defisit atau ultimate
borrowers tanpa melalui atau menggunakan jasa lembaga keuangan.
Setelah terjadi kesepakatan pinjam meminjam, si peminjam memberikan
suatu tanda bukti utang yang disebut financial claims (misalnya saham,
obligasi atau promes) kepada pemilik dana sebagai bukti peminjaman.

2. Metode Pembiayaan Semi Langsung (Semidirect Financing Method)


Dalam proses ini pemindahan atau pertukaran dana antara kedua belah
pihak sangat tergantung pada intervensi dari pihak ketiga, yaitu broker,
dealer, investment banker untuk menyelesaikan transaksi peminjaman
dana tersebut.
Misalnya, suatu perusahaan menerbitkan obligasi maka perusahaan
bersangkutan sangat tergantung kepada peran dealer sekuritas dalam hal
penjualan seluruh surat-surat berharga yang diterbitkan kepada
kelompok investor, seperti grup perusahaan, rumah tangga, bank-bank,
perusahaan asuransi, dan dana pensiun. Investor harus memegang surat-
surat berharga yang diterbitkan oleh peminjam sampai jatuh tempo.
Broker atau dealer dalam pembiayaan ini dapat mengurangi biaya
transaksi, biaya informasi dan memperbaiki likuiditas dan kemampuan
pemasaran surat-surat berharga yang tercipta dari proses pinjam
meminjam.
Kontribusi yang paling penting dari broker atau dealer adalah pesatnya
pertumbuhan pasar sekunder sekuritas yang diterbitkan peminjam
sehingga peminjam dana tidak hanya menahan atau menyimpan suatu
sekuritas yang dimilikinya sampai jatuh tempo, tetapi dapat
diperjualbelikan melalui broker atau dealer untuk memperoleh uang
tunai.
Pada dasarnya pembiayaan semi langsung ini merupakan perbaikan dari
pembiayaan langsung, tetapi tidak dapat menyelesaikan semua masalah
dalam transaksi kredit. Misalnya, masalah risiko yang mungkin dihadapi
1.16 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank 

oleh investor, yaitu keamanan dana atas sekuritas yang dibeli atau
dimiliki.

3. Metode Pembiayaan Tidak Langsung (Indirect Financing Method)


Dalam metode ini baik peminjam maupun unit defisit maupun pemilik
dana atau unit surplus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
keuangannya melalui bantuan lembaga intermediasi keuangan (financial
intermediary).
Lembaga pembiayaan tidak langsung mempertemukan dan memenuhi
kebutuhan peminjam dan pemilik dana, misalnya bank.
Unit surplus yang menyimpan uangnya dalam bentuk deposito, giro pada
bank umum ini memiliki beberapa pertimbangan, antara lain berikut ini.
a. Safety atau default risk
Tingkat keamanan dalam arti dapat mengurangi kemungkinan tidak
kembalinya uang investor akibat terjadi default.
b. Liquidity
Simpanan di bank pada prinsipnya dapat meningkatkan dan
menjamin kemampuan likuiditas.
c. Accessibility
Penabung dapat menyimpan atau menabung dalam denominasi yang
relatif kecil.
d. Convenience
Banyaknya kemudahan dan keuntungan lain yang ditawarkan oleh
lembaga intermediasi keuangan.
Hal yang perlu diperhatikan bahwa bagian penting dari proses
pembiayaan tidak langsung adalah penciptaan instrumen tagihan yang
jauh lebih menarik bagi ultimate lenders.
Pemilik dana lebih menyukai menyimpan uangnya di bank daripada
menghadapi kemungkinan timbulnya risiko yang lebih tinggi di samping
kurangnya fleksibilitas bila mereka menginvestasikan uangnya tersebut
dalam bentuk sekuritas yang banyak ditawarkan oleh dealer atau broker.
Bagian yang paling penting dari proses pembiayaan ini adalah
bagaimana menciptakan produk-produk atau jasa-jasa serta instrumen
utang atau klaim finansial untuk dapat menarik pemilik dana. Klaim
finansial merupakan sekuritas sekunder yang dianggap dapat memenuhi
pertimbangan-pertimbangan, seperti safety, liquidity, accesibility, dan
convenience.
 EKSI4205/MODUL 1 1.17

Sekuritas sekunder terdiri dari jenis-jenis instrumen simpanan, misalnya


deposito berjangka, giro, tabungan, sertifikat deposito, polis asuransi,
dan program pensiun.
Gambar 1.3 berikut ini menunjukkan bahwa sekuritas sekunder hanyalah
merupakan sebagian proses perantara keuangan.
Peran penting lainnya adalah menyalurkan kredit kepada unit defisit baik
berupa kredit maupun dengan cara membeli obligasi yang diterbitkan
oleh unit defisit.
Kemudian, di dalam menjalankan peran ini lembaga keuangan
menjalankan fungsinya sebagai lembaga perantara yang harus bersedia
menerima risiko yang timbul dari seluruh proses kegiatan usaha tersebut.
Sekuritas primer atau primary securities diterbitkan oleh peminjam yang
kemudian dibeli oleh lembaga keuangan, misalnya dalam bentuk saham,
obligasi, dan sekuritas lainnya.

Gambar 1.3.
Sekuritas Sekunder sebagai Proses Perantara Keuangan
1.18 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank 

D. PERAN LEMBAGA KEUANGAN

Peran lembaga keuangan, antara lain berikut ini.


1. Pengalihan aset (assets transmutation)
Pengalihan aset dapat diartikan sebagai pinjaman kepada pihak lain
dengan jangka waktu yang diatur sesuai dengan kebutuhan peminjam.
Lembaga keuangan dalam membiayai aset tersebut dananya diperoleh
dengan menerima dana dari penabung yang jangka waktunya diatur
menurut kebutuhan penabung.
Dengan demikian, lembaga keuangan sebenarnya hanyalah mengalihkan
atau memindahkan kewajiban peminjam menjadi suatu aset dengan suatu
jangka waktu jatuh tempo sesuai keinginan penabung.
Sekuritas primer termasuk surat-surat berharga yang diterbitkan oleh unit
ekonomi nonkeuangan, seperti unit usaha, rumah tangga dan lembaga
pemerintah, untuk tujuan memperoleh dana, misalnya saham, obligasi,
promes dan surat-surat utang lainnya. Sering pula disesuaikan dengan
keinginan dan kebutuhan pihak yang membutuhkan dana (unit defisit).

2. Liquidity
Likuiditas berkaitan dengan kemampuan untuk memperoleh uang tunai
pada saat dibutuhkan.
Sekuritas sekunder, seperti tabungan, deposito, sertifikat deposito yang
diterbitkan bank umum memberikan tingkat likuiditas yang tinggi,
keamanan di samping tambahan pendapatan.

3. Realokasi Pendapatan (income reallocation)


Untuk menghadapi masa-masa pensiun di mana pendapatan menjadi
berkurang maka masyarakat dapat menyisihkan atau merealokasikan
dananya untuk persiapan yang akan datang. Alternatif pertama, dengan
cara membeli atau menyimpan barang, misalnya tanah, rumah, alternatif
kedua, yaitu memiliki sekuritas sekunder yang dikeluarkan lembaga
keuangan, misalnya program tabungan, deposito, program pensiun, polis
asuransi yang jauh lebih baik dibanding dengan alternatif pertama.
Unit usaha dengan rumah tangga berbeda dalam hal tujuan penerbitan
sekuritas primer. Rumah tangga biasanya menerbitkan sekuritas primer
(pinjaman dari lembaga keuangan) untuk membeli barang atau jasa yang
 EKSI4205/MODUL 1 1.19

dikonsumsi dan bukan untuk tujuan meningkatkan pendapatan di masa


yang akan datang.
Unit usaha biasanya menerbitkan sekuritas primer untuk tujuan investasi
yang diharapkan akan meningkatkan pendapatan di masa yang akan
datang, sedangkan sekuritas sekunder di beli oleh unit usaha terutama
untuk mempermudah transaksi dan tujuan likuiditas.

4. Transaksi
Sekuritas sekunder yang diterbitkan oleh lembaga intermediasi
keuangan, misalnya rekening giro, tabungan, deposito merupakan bagian
dari sistem pembayaran. Giro atau tabungan tertentu yang ditawarkan
bank pada prinsipnya dapat berfungsi sebagai uang. Produk-produk
tersebut dibeli oleh rumah tangga dan unit usaha untuk mempermudah
melakukan pertukaran barang atau jasa.
Dengan demikian, peran lembaga keuangan dalam hal ini diperlukan
apabila akan terjadi transaksi pertukaran barang ataupun jasa untuk
mempermudah transaksi moneter.

5. Menjadi bagian mekanisme pembayaran antarpelaku ekonomi sebagai


akibat transaksi yang dilakukan (transmission role), misalnya berikut ini.
a. Lembaga keuangan (dalam hal ini bank sentral) mencetak uang
rupiah sebagai alat pembayaran yang sah dimaksudkan untuk
memudahkan transaksi di antara masyarakat dan dalam
perekonomian makro.
b. Lembaga keuangan (dalam hal ini bank umum) menerbitkan cek
dimaksudkan untuk mempermudah transaksi yang dilakukan
nasabahnya.

6. Pemberian fasilitas mengenai aliran dana dari pihak yang kelebihan dana
ke pihak yang membutuhkan dana (intermediation role). Misalnya,
berikut ini.
a. Lembaga keuangan dapat sebagai broker, pialang atau dealer dalam
berbagai aktiva yang berperan untuk meningkatkan efisiensi di
antara kedua pihak.
b. Lembaga keuangan membantu menyalurkan dana dari sektor rumah
tangga kepada peminjam yang tidak dikenal oleh pemilik dana
1.20 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank 

dengan biaya transaksi dan biaya informasi yang relatif lebih rendah
dibandingkan apabila melakukan transaksi langsung.

7. Mengurangi kemungkinan risiko yang ditanggung pemilik dana atau


penabung.
Risiko yang ditanggung pemilik dana atau penabung adalah apabila
pemilik dana menyimpan uangnya di rumah maka pemilik dana akan
menanggung ongkos memegang uang tunai atau opportunity cost of
holding money. Biaya memegang uang tunai adalah biaya yang harus
dibayar pemilik dana yang menyimpan uang tunai di rumah. Pemilik
dana akan menanggung biaya sebesar bunga yang tidak diperoleh
seandainya menyimpan uangnya di lembaga keuangan.
Apabila pemilik dana sudah menyimpan uangnya di lembaga keuangan,
risiko untuk tidak dibayarkan kembali uang simpanan nasabah akan
berkurang dengan strategi lembaga keuangan dalam melakukan
diversifikasi penyaluran dana nasabah untuk beberapa alokasi dana,
misalnya dipinjamkan kepada perusahaan untuk kegiatan produktif,
untuk membeli surat berharga di pasar modal, untuk alokasi di pasar
valuta asing dan alokasi produktif lainnya.

E. FAKTOR-FAKTOR PENINGKATAN PERAN LEMBAGA


KEUANGAN

Faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya peran lembaga


keuangan adalah sebagai berikut.
1. Besarnya peningkatan pendapatan masyarakat kelas menengah.
Terjadinya peningkatan jumlah pendapatan yang diperoleh keluarga atau
individu terutama di kalangan kelas menengah menyebabkan naiknya
kemampuan untuk menabung setiap tahun.

2. Pesatnya perkembangan industri dan teknologi


Lembaga keuangan telah memperlihatkan dan memiliki kemampuan
untuk memenuhi semua kebutuhan modal ataupun dana oleh sektor
industri yang biasanya dalam jumlah besar yang bersumber dari para
penabung.
 EKSI4205/MODUL 1 1.21

3. Besarnya denominasi instrumen keuangan menyebabkan sulitnya


penabung kecil memperoleh akses.
Beberapa jenis surat berharga yang menarik dan pinjaman di pasar uang
tidak dapat dimasuki atau diperoleh penabung kecil akibat dominasinya
yang sedemikian besar. Namun demikian, dengan menghimpun dana
dari banyak penabung, lembaga keuangan dapat memberikan penabung
kecil kesempatan untuk memperoleh instrumen keuangan yang menarik
tersebut.

4. Skala ekonomi dan ruang lingkup dalam produksi dan distribusi jasa
keuangan.
Dengan mengkombinasi sumber-sumber untuk memproduksi berbagai
jenis jasa-jasa keuangan dalam jumlah besar maka biaya jasa per unit
dapat ditekan lebih rendah, yang memberikan lembaga keuangan suatu
keunggulan kompetitif (competitive advantage) terhadap pihak-pihak
lain yang menawarkan jasa keuangan.

5. Lembaga keuangan menjual jasa-jasa likuiditas yang unik, mengurangi


biaya likuiditas bagi nasabahnya.
Ketidakpastian arus kas unit usaha dan individu akan mengancam bila
keadaan keuangan perusahaan tidak dalam keadaan likuid pada saat
dibutuhkan yang menyebabkan kemungkinan akan timbul beban biaya.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut lembaga keuangan menjual jasa-
jasa likuiditas.

6. Keuntungan yang bersifat jangka panjang.


Lembaga keuangan dapat memperoleh sumber dana atau meminjam
uang dari penabung dengan tingkat bunga yang relatif lebih rendah dan
meminjamkannya dengan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada
debitur.
Keuntungan antara biaya dana lembaga keuangan dengan tingkat bunga
pinjamannya cenderung akan tetap stabil karena biaya dana di satu pihak
dan tingkat bunga kredit cenderung bergerak bersama-sama, naik atau
turun.
1.22 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank 

7. Risiko yang lebih kecil


Pengawasan dan peraturan pemerintah dan adanya program asuransi
menyebabkan risiko atas simpanan pada lembaga keuangan menjadi
lebih kecil dari jenis investasi lain.

F. PERAN BANK DALAM PENCIPTAAN UANG

Bank dalam perekonomian memiliki tempat yang penting sebagai


lembaga yang dapat mempengaruhi kegiatan perekonomian. Di samping itu,
bank juga menjadi aktor dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah. Bank
umum mempunyai tugas menjadi mediator dalam mempengaruhi jumlah
uang beredar yang merupakan sasaran kebijakan moneter, sesuai instrumen
yang digunakan oleh penguasa moneter tersebut. Bank sangat berbeda
dengan lembaga keuangan lainnya dalam sistem keuangan, keistimewaannya,
antara lain berikut ini.
1. Bank umum mempunyai kemampuan dalam menciptakan suatu jenis
tabungan yang dapat diambil ataupun ditarik dengan menggunakan
instrumen yang disebut cek atau bilyet giro, dan penarikan tanpa
memberitahu bank yang bersangkutan.
Instrumen penarikan tersebut disebut dengan uang giral yang dapat
digunakan sebagai alat pembayaran atas suatu transaksi. Jenis tabungan
ini disebut dengan tabungan giral.
2. Kemudian, bank umum juga memiliki kemampuan meningkatkan atau
mengurangi daya beli (purchasing power) dalam perekonomian. Oleh
karena itu, bank umum dengan kemampuan tersebut dapat
mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. Sedangkan
dana yang dapat dipinjamkan setelah dikurangi likuiditas wajib disebut
loanable funds.

G. PROSES PENCIPTAAN UANG OLEH BANK UMUM

Sebagaimana telah diketahui bahwa salah satu sistem keuangan adalah


penciptaan uang. Penciptaan uang antara lain dapat dilakukan melalui bank
umum, yaitu dengan melalui penciptaan uang giral. Oleh karena itu, bank
umum dapat mempengaruhi uang yang beredar.
Untuk menggambarkan proses penciptaan uang oleh bank umum dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut.
 EKSI4205/MODUL 1 1.23

1. Ketentuan cadangan likuiditas wajib (reserve requirement) 2%.


2. Semua loanable funds disalurkan dalam bentuk kredit.
3. Setiap transaksi menggunakan cek.
4. Semua simpanan dilakukan dalam bentuk giro pada bank yang
bersangkutan.
5. Simpanan giro pertama sebesar Rp1.000.000,00 dan disimpan pada Bank
Umum A.

Proses transaksi untuk menciptakan uang oleh bank dalam perekonomian


dengan menggunakan asumsi di atas dimulai dengan simpanan nasabah
dalam bentuk giro pada bank umum A sebesar Rp1.000.000,00. Untuk
memenuhi ketentuan likuiditas wajib minimum Bank Umum A menahan
sebesar Rp20.000,00 (2% × Rp1.000.000,00) sebagai alat likuid, yaitu dalam
bentuk kas dan rekening giro pada Bank Indonesia. Sisanya yang dalam hal
ini adalah loanable funds dipinjamkan kepada nasabahnya.
Selanjutnya nasabah yang mendapatkan kredit tersebut digunakan untuk
membeli kebutuhan-kebutuhannya. Pihak penjual dengan adanya transaksi
tersebut memperoleh uang yang kemudian menyetorkannya pada rekening
giro di Bank Umum B sebesar Rp980.000,00. Oleh Bank B setelah menahan
likuiditas wajib sebesar 2% × Rp980.000,00 = Rp19.600,00, sisa dananya
sebesar Rp960.400,00, kemudian dipinjamkan kepada nasabahnya.
Nasabah yang memperoleh pinjaman dari Bank Umum B
membelanjakan uangnya tersebut sebagaimana dengan nasabah Bank Umum
A sebelumnya. Oleh pihak penjual yang melakukan transaksi tersebut
disetorkan ke rekeningnya di Bank Umum C sejumlah Rp960.400,00 yang
kemudian menahan sebagian jumlah tersebut sebagai cadangan likuiditas ini
akan berulang secara terus-menerus, Bank Umum C meminjamkan sisa
cadangan likuiditasnya kepada nasabah debiturnya yang kemudian digunakan
untuk membeli kebutuhannya. Oleh penjual, hasil transaksi tersebut disimpan
pada Bank Umum D. Transaksi ini akan berakhir pada suatu tahap yang tidak
ada lagi sisa cadangan likuiditas sehingga loanable funds menjadi nihil dari
jumlah simpanan giro awal.
1.24 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank 

Tabel 1.1.
Neraca Bank Umum A
(dalam ribuan Rupiah)
Aktiva Pasiva
Cadangan likuiditas Rp 20 Giro Rp1000
Kredit yang diberikan Rp 980
Rp1000 Rp1000

Tabel 1.2.
Neraca Bank Umum B
(dalam ribuan Rupiah)
Aktiva Pasiva
Cadangan likuiditas Rp 19,6 Giro Rp 980
Kredit yang diberikan Rp 960,4
Rp 980 Rp 980

Tabel 1.3.
Neraca Bank Umum C
(dalam ribuan Rupiah)
Aktiva Pasiva
Cadangan likuiditas Rp 19,2 Giro Rp 960,4
Kredit yang diberikan Rp 941,2
Rp 960,4 Rp 960,4

Tabel 1.4.
Neraca Bank Umum D
(dalam ribuan Rupiah)
Aktiva Pasiva
Cadangan likuiditas Rp 18,8 Giro Rp 941,4
Kredit yang diberikan Rp 922,4
Rp 941,2 Rp 941,4

Pada proses penciptaan uang giral oleh Bank Umum tersebut yang
jumlah awalnya hanya sebesar Rp1.000.000,00 akan menjadi 50 kali lipat
setelah melalui proses penciptaan uang giral, dengan menggunakan rumus
tertentu, jumlah uang giral, cadangan likuiditas dan kredit yang diberikan
pada akhir proses penciptaan dapat dihitung. Perhitungan dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus berikut:1

1
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi (Lembaga Penerbit FEUI,
1985), hal 232
 EKSI4205/MODUL 1 1.25

S
D=
r

Di mana:
D = Jumlah seluruh nilai tabungan atau uang giral, cadangan wajib dan
kredit yang diberikan yang akan terwujud dalam proses penciptaan
uang.
S = Jumlah uang giral, likuiditas, dan kredit yang diberikan yang tercipta
pada awal proses penciptaan uang.
r = Ketentuan bagian uang giral (dalam persen) yang harus ditahan oleh
bank sebagai cadangan likuiditas (reserve requirement).

Dengan menggunakan rumus di atas maka uang yang tercipta dapat


dihitung sebagai berikut: (dalam ribuan rupiah)
S
a. Tabungan giral D=
R
1.000
= =Rp50.000,00
2%
S
b. Cadangan wajib D=
R
20
= =Rp1.000,00
2%
S
c. Kredit yang diberikan D =
R
980
= =Rp49.000,00
2%

LAT IH A N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!
1) Jelaskan perbedaan antara sekuritas primer dan sekunder! Beri contoh!
2) Jelaskan dengan contoh, perbedaan peran lembaga keuangan dalam
transmission role dan intermediation role!
1.26 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank 

Petunjuk Jawaban Latihan

1) a) Sekuritas primer adalah sekuritas/surat berharga yang diterbitkan


oleh peminjam untuk tujuan memperoleh dana yang kemudian
dibeli oleh lembaga keuangan, baik itu individu atau institusi
sebagai instrumen investasi.
Contoh: saham, obligasi, dan promes.
b) Sekuritas sekunder adalah sekuritas/surat berharga yang dimiliki
oleh suatu unit usaha pada suatu lembaga keuangan dengan tujuan
menjaga likuiditas, tambahan pendapatan, keamanan, dan
mempermudah transaksi.
Contoh: tabungan, giro, sertifikat, deposito, dan deposito.
2) Transmission role dari lembaga keuangan dapat dilihat dari peran:
a) Bank sentral adalah mencetak uang kartal sebagai alat pembayaran
yang sah yang akan digunakan masyarakat bertransaksi.
b) Bank umum adalah menerbitkan uang giral yang akan memudahkan
masyarakat/nasabah bertransaksi.
Intermediation role dapat dilihat dari peran lembaga keuangan sebagai:
a) broker, pialang, dealer dalam berbagai aktiva untuk meningkatkan
efisiensi baik itu pihak yang kelebihan dana dan pihak yang
kekurangan dana;
b) pihak yang membantu menyalurkan dana dari sektor rumah tangga
kepada peminjam yang tidak saling kenal sehingga biaya transaksi
relatif menjadi lebih rendah daripada bertransaksi secara langsung.

R A NG KU M AN

Pengertian sistem keuangan yang pada dasarnya merupakan suatu


jaringan pasar keuangan (financial market), institusi, sektor usaha,
rumah tangga, lembaga pemerintah yang merupakan peserta sekaligus
memiliki wewenang mengatur operasi sistem keuangan tersebut beserta
fungsi dari sistem keuangan
Metode transfer dana yang terdiri dari 3, yaitu pembiayaan
langsung, pembiayaan semi langsung, dan pembiayaan tidak langsung
Peran lembaga keuangan, seperti pengalihan aset, likuiditas, alokasi
pendapatan dan transaksi dan peranan lembaga keuangan sebagai bank
 EKSI4205/MODUL 1 1.27

sentral maupun bank umum dan sebagai broker, dealer, pialang


pengurang risiko dalam menabung yang perlu dipahami.
Memahami peran bank dalam penciptaan uang serta proses
penciptaan uang oleh bank umum dengan memperhatikan berbagai
asumsi, seperti ketentuan cadangan likuiditas wajib, semua loanable
funds disalurkan dalam bentuk kredit, setiap transaksi menggunakan cek,
semua simpanan dilakukan dalam bentuk giro pada bank yang
bersangkutan dan adanya simpanan giro pertama sebesar
Rp1.000.000,00.

TE S F OR M AT IF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Cara pemberian kredit di mana unit surplus bertemu langsung dengan
unit defisit tanpa melalui atau menggunakan jasa lembaga keuangan
disebut dengan ….
A. Metode pembiayaan tidak langsung
B. Metode pembiayaan semi tidak langsung
C. Metode pembiayaan semi langsung
D. Metode pembiayaan langsung

2) Sekuritas sekunder yang diterbitkan oleh lembaga intermediasi


keuangan, kecuali ….
A. Leasing
B. Giro
C. Tabungan
D. Deposito

3) Unit usaha biasanya menerbitkan sekuritas primer untuk tujuan investasi.


Sekuritas primer, kecuali ….
A. Saham
B. Obligasi
C. Sertifikat deposito
D. Promes

4) Fungsi bank sentral mencetak uang kartal menunjukkan peran lembaga


keuangan bank sebagai ….
A. Intermediation role
B. Transmission role
1.28 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank 

C. Deregulator role
D. Lembaga perantara

5) Fungsi bank umum mencetak uang giral menunjukkan peran lembaga


keuangan bank sebagai ….
A. Intermediation role
B. Transmission role
C. Deregulator role
D. Lembaga perantara

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = × 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan modul berikutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
 EKSI4205/MODUL 1 1.29

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1 Tes Formatif 2


1) B 1) D
2) A 2) A
3) D 3) C
4) A 4) B
5) C 5) B
1.30 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank 

Daftar Pustaka

Brigham, Eugene F., Houston. (2003). Fundamental of Financial


Management. 9th Edition. Harcourt.

Hafidudin, Didin, Hendri Tanjung. (2003). Manajemen Syariah (Dala


Praktik). Cetakan Pertama. Gema Insani.

Juli Irmayanto, Zainal A Indradewa, H. Alimastijik, Tonny Hasibuan, Hera


Purnami (1997). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Pertama.
Jakarta: Media Ekonomi Publishing Fakultas Ekonomi Universitas
Trisakti Jakarta.

Kasmir. (2000). Manajemen Perbankan. Cetakan Pertama. Raja Garfindo.

Munawir, Slamet. (2002). Analisis Investasi Keuangan. Edisi Pertama.


Liberty.

Saunders. (2003). Financial Markets and Institutions. 2nd Edition. Mc Graw


Hill.

Siamat, Dahlan. (2001). Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Ketiga.


Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI.

Subagyo, Sri Fatmawati, Rudy Badrudin, Astuti Purnamawati, Algifari


(2002). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Kedua. Bagian
Penerbitan STIE YKPN.

Sutojo, Siswanto (1997). Manajemen Terapan Bank. Pustaka Binaman


Pressindo.

Taswan (2005). Manajemen Perbankan (Konsep, Teknis, Aplikasi). UPP


STIM YKPN.

Kembali ke Daftar Isi

Anda mungkin juga menyukai