Lembaga Keuangan
PE N DA H UL U AN
Kegiatan Belajar 1
Lembaga Keuangan
A. PENGERTIAN
2. Menghimpun dana dari sektor rumah tangga dalam bentuk tabungan dan
menyalurkan dana kepada sektor perusahaan dalam bentuk pinjaman
(intermediation role)
Artinya, lembaga keuangan menghimpun dana dari pihak yang kelebihan
dana (sektor rumah tangga) dan menyalurkan kepada pihak yang
membutuhkan dana (sektor perusahaan).
EKSI4205/MODUL 1 1.3
4. Memberikan jaminan
Artinya, lembaga keuangan mampu memberikan jaminan hukum dan
moral mengenai keamanan dana masyarakat yang dipercayakan kepada
lembaga keuangan tersebut.
Jaminan yang diberikan akan membuat nasabah semakin percaya dengan
lembaga keuangan tersebut.
Dalam pemberian jaminan, bank sentral (Bank Indonesia) menjamin
tabungan nasabah di lembaga keuangan bank yang menawarkan bunga
tabungan lebih rendah daripada bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Waktu yang akan datang, tabungan (deposito) nasabah akan dijamin oleh
lembaga keuangan bank dengan asuransi deposito.
Hal ini menunjukkan bahwa asuransi mulai dipilih sebagai lembaga yang
dapat memberikan klaim asuransi apabila peserta asuransi mengalami
musibah berkaitan dengan asuransi yang dipilih. Pegadaian mengalami
peningkatan jumlah dana yang disalurkan kepada masyarakat yang
membutuhkan dana. Hal ini disebabkan oleh kesulitan yang dialami
masyarakat dalam mendapatkan pinjaman dana dari bank karena adanya
krisis yang dialami perbankan nasional Indonesia.
2. Contractual Intermediaries
Lembaga intermediasi ini melakukan kontrak dengan nasabahnya dalam
usaha untuk menarik tabungan atau memberikan perlindungan finansial
terhadap timbulnya kerugian baik jiwa maupun harta.
Misalnya, perusahaan asuransi jiwa, perusahaan asuransi kerugian dan
dana pensiun.
3. Investment Intermediaries
Lembaga intermediasi ini menawarkan surat-surat berharga yang dapat
dimiliki sebagai investasi jangka panjang atau dapat segera dijual apabila
investor membutuhkan dananya kembali.
Misalnya, trust funds, mutual stock funds, money market funds, trust and
investment company.
dana tersebut untuk pemberian kredit dalam jumlah besar terutama pada
sektor usaha atau lembaga pemerintahan.
5. Intermediasi Lokasi
Lokasi penabung tidak selalu sama dengan lokasi pihak pemakai dana,
lembaga intermediasi secara tidak langsung dapat mempertemukan
kepentingan kedua pihak tersebut.
menghasilkan suatu produk jasa keuangan yang berbagai jenis. (Lihat gambar
di bawah ini)
Output
Input Jasa jasa Keuangan
Sumber Daya Lembaga
Intermediasi Simpanan
Tanah Investasi
Keuangan
Tenaga kerja Asuransi
Modal Kredit
Keahlian Program Pensiun
manajemen Pembiayaan
(Leasing, Factoring,
Venture, Capital)
Jasa-jasa lain
Gambar 1.1.
Lembaga Intermediasi Keuangan
keadaan normal total asetnya akan melebihi biaya bunga yang harus
dibayarkan maka keadaan ini disebut spread positif.
Risiko manajemen aktiva, utang, dan modal sangat berkaitan dengan
tingkat risiko yang mungkin dihadapi.
Pada prinsipnya ada dua risiko yang akan mungkin dihadapi oleh
lembaga keuangan, yaitu sebagai berikut.
1. Risiko likuiditas, lembaga keuangan dikatakan likuid apabila mampu
melaksanakan semua penarikan dana.
2. Risiko insolvens, yaitu ketidakmampuan memenuhi kewajiban untuk
jangka panjang. Apabila nilai pasar aset lembaga keuangan kurang dari
nilai seluruh utangnya maka secara teknik lembaga keuangan tersebut
sesungguhnya telah mengalami insolvensi.
2. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya merupakan masalah penting yang harus diperhatikan
didalam mempertahankan atau meningkatkan profitabilitas lembaga
keuangan.
Gambar 1.2.
Proses Produksi Dua Tahap Lembaga Intermediasi Keuangan
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TE S F OR M AT IF 1
Kegiatan Belajar 2
Sistem Keuangan
A. PENGERTIAN
Metode pemindahan dana dari unit surplus ke unit defisit tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan 3 (tiga) cara, yaitu sebagai berikut.
1. Metode Pembiayaan Langsung (Direct Financing Method)
Metode ini adalah suatu cara pemberian kredit di mana unit surplus atau
ultimate lenders bertemu langsung dengan unit defisit atau ultimate
borrowers tanpa melalui atau menggunakan jasa lembaga keuangan.
Setelah terjadi kesepakatan pinjam meminjam, si peminjam memberikan
suatu tanda bukti utang yang disebut financial claims (misalnya saham,
obligasi atau promes) kepada pemilik dana sebagai bukti peminjaman.
oleh investor, yaitu keamanan dana atas sekuritas yang dibeli atau
dimiliki.
Gambar 1.3.
Sekuritas Sekunder sebagai Proses Perantara Keuangan
1.18 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
2. Liquidity
Likuiditas berkaitan dengan kemampuan untuk memperoleh uang tunai
pada saat dibutuhkan.
Sekuritas sekunder, seperti tabungan, deposito, sertifikat deposito yang
diterbitkan bank umum memberikan tingkat likuiditas yang tinggi,
keamanan di samping tambahan pendapatan.
4. Transaksi
Sekuritas sekunder yang diterbitkan oleh lembaga intermediasi
keuangan, misalnya rekening giro, tabungan, deposito merupakan bagian
dari sistem pembayaran. Giro atau tabungan tertentu yang ditawarkan
bank pada prinsipnya dapat berfungsi sebagai uang. Produk-produk
tersebut dibeli oleh rumah tangga dan unit usaha untuk mempermudah
melakukan pertukaran barang atau jasa.
Dengan demikian, peran lembaga keuangan dalam hal ini diperlukan
apabila akan terjadi transaksi pertukaran barang ataupun jasa untuk
mempermudah transaksi moneter.
6. Pemberian fasilitas mengenai aliran dana dari pihak yang kelebihan dana
ke pihak yang membutuhkan dana (intermediation role). Misalnya,
berikut ini.
a. Lembaga keuangan dapat sebagai broker, pialang atau dealer dalam
berbagai aktiva yang berperan untuk meningkatkan efisiensi di
antara kedua pihak.
b. Lembaga keuangan membantu menyalurkan dana dari sektor rumah
tangga kepada peminjam yang tidak dikenal oleh pemilik dana
1.20 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
dengan biaya transaksi dan biaya informasi yang relatif lebih rendah
dibandingkan apabila melakukan transaksi langsung.
4. Skala ekonomi dan ruang lingkup dalam produksi dan distribusi jasa
keuangan.
Dengan mengkombinasi sumber-sumber untuk memproduksi berbagai
jenis jasa-jasa keuangan dalam jumlah besar maka biaya jasa per unit
dapat ditekan lebih rendah, yang memberikan lembaga keuangan suatu
keunggulan kompetitif (competitive advantage) terhadap pihak-pihak
lain yang menawarkan jasa keuangan.
Tabel 1.1.
Neraca Bank Umum A
(dalam ribuan Rupiah)
Aktiva Pasiva
Cadangan likuiditas Rp 20 Giro Rp1000
Kredit yang diberikan Rp 980
Rp1000 Rp1000
Tabel 1.2.
Neraca Bank Umum B
(dalam ribuan Rupiah)
Aktiva Pasiva
Cadangan likuiditas Rp 19,6 Giro Rp 980
Kredit yang diberikan Rp 960,4
Rp 980 Rp 980
Tabel 1.3.
Neraca Bank Umum C
(dalam ribuan Rupiah)
Aktiva Pasiva
Cadangan likuiditas Rp 19,2 Giro Rp 960,4
Kredit yang diberikan Rp 941,2
Rp 960,4 Rp 960,4
Tabel 1.4.
Neraca Bank Umum D
(dalam ribuan Rupiah)
Aktiva Pasiva
Cadangan likuiditas Rp 18,8 Giro Rp 941,4
Kredit yang diberikan Rp 922,4
Rp 941,2 Rp 941,4
Pada proses penciptaan uang giral oleh Bank Umum tersebut yang
jumlah awalnya hanya sebesar Rp1.000.000,00 akan menjadi 50 kali lipat
setelah melalui proses penciptaan uang giral, dengan menggunakan rumus
tertentu, jumlah uang giral, cadangan likuiditas dan kredit yang diberikan
pada akhir proses penciptaan dapat dihitung. Perhitungan dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus berikut:1
1
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi (Lembaga Penerbit FEUI,
1985), hal 232
EKSI4205/MODUL 1 1.25
S
D=
r
Di mana:
D = Jumlah seluruh nilai tabungan atau uang giral, cadangan wajib dan
kredit yang diberikan yang akan terwujud dalam proses penciptaan
uang.
S = Jumlah uang giral, likuiditas, dan kredit yang diberikan yang tercipta
pada awal proses penciptaan uang.
r = Ketentuan bagian uang giral (dalam persen) yang harus ditahan oleh
bank sebagai cadangan likuiditas (reserve requirement).
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TE S F OR M AT IF 2
C. Deregulator role
D. Lembaga perantara
Daftar Pustaka