Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

AUDITING DAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
1.
2.
3.
4.
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan kehadiran Allah S.W.T., Tuhan yang
menciptakan, mengatur dan memelihara alam semesta yang menundukkan segala
sesuatu untuk kepetingan dan kemaslahatan semua makhluk ciptaannya, salam dan
salawat semogah terlimpah atau tercurah kepada junjungan Rasul-Nya Muhammad
S.A.W., keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti sunnah-nya sampai
akhir zaman.
Penulis berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis secara pribadi
untuk meningkatkan kapasitas diri dan juga bagi pembaca umum untuk menambah
wawasan mengenai Auditing dan Profesi Akuntan Publik. Selain itu, untuk
menambah khazanah keilmuan dan sebagai tolak ukur dosen dalam memberikan
penilaian. Karena makalah ini merupakan sebuah tugas kelompok pada mata kuliah
Pengauditan I.
Penulis menyadari betul bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan,
sehingga menjadi harapan Penyusun kirannya kritik korektif yang bersifat
kontruktif dalam proses revisi atau perbaikan selanjutnya.
Pada akhirnya, hanya kepada Allah SWT, kami berserah diri serta berharap
semoga bimbingan, pertolongan dan perlindungan tetap tercurah untuk mendapat
ridha-Nya.

Makassar, September 2019

Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Auditing memainkan peran penting dalam dunia bisnis, pemerintahan, dan
ekonomi kita. Sebagai lapangan kerja, auditing menawarkan peluang untuk suatu
karir yang menantang dan dihargai dalam bidang akuntansi publik, industri, dan
pemerintahan. Kebanyakan auditor mengembangkan basis klien dengan
konsentrasi pada satu atau lebih industri kunci. Sebagai hasil dari melayani banyak
klien dalam industri yang serupa, para auditor mampu memahami faktor persaingan
bisnis dengan lebih baik dibandingkan proesional lainnya.
Seseorang yang memilih karir pada suatu kantor akuntan publik
(selanjutnya disebut kantor CPA atau firma CPA) akan memulainya dari posisi
sebagai asisten staf, auditor senior, manajer, dan kemudian menjadi partner. Pada
umumnya, untuk menjadi partner diperlukan waktu sekitar sepuluh sampai dua
belas tahun. Dalam proses untuk mendapatkan status sebagai partner, para CPA
mengembangkan reputasi keahlian dalam bidang akuntansi, auditing, dan dalam
pemberian saran yang tidak memihak tentang berbagai topik yang berkaitan dengan
peningkatan kinerja bisnis. Beberapa posisi pimpinan auditor negara dikenal karena
keahliannya dalam mengevaluasi kinerja organisasi.
Nilai-nilai moral atau yang sering lebih kita kenal dengan etika merupakan
topik yang sering menyita banyak perhatian di kalangan masyarakat sekarang ini,
karena nilai etika di kalangan masyarakat telah memudar seiring perkembangan
zaman yang semakin modern. Perhatian ini merupakan indikasi penting berperilaku
dan beretika di kalangan masyarakat. Perilaku beretika merupakan hal penting
praktik akuntan public dan harus di tanggapi secara serius oleh para mahasiswa
akuntansi sebagai calon akuntan. Untuk itulah etika profesi akuntan dipelajari
secara khusus dan bab tersendiri di dalam mata kuliah auditing. Maka penulis ingin
memaparkan atau menjelaskan tentang pengertian auditing terlebih dahulu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Audit?
2. Jelaskan jenis-jenis audit dan auditor!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kantor akuntan publik dan bagaimana
struktur kantor akuntan publik!
4. Bagaimana sejarah profesi akuntan publik?
5. Apa itu proyek visi CPA?
6. Jelaskan jasa-jasa yang dapat diberikan oleh KAP dan organisasi KAP!
7. Jelaskan organisasi yang berhubungan dengan profesi akuntan publik!
8. Bagaimana kerangka Kerja Pengaturan untuk Meyakinkan Mutu Jasa?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari audit
2. Untuk mengetahui jenis-jenis audit dan auditor
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kantor akuntan publik dan
bagaimana struktur kantor akuntan publik
4. Untuk mengetahui sejarah profesi akuntan publik
5. Untuk mengetahui proyek visi CPA
6. Untuk mengetahui jasa-jasa yang dapat diberikan oleh KAP dan organisasi
KAP
7. Untuk mengetahui organisasi yang berhubungan dengan profesi akuntan
publik
8. Untuk mengetahui kerangka Kerja Pengaturan untuk Meyakinkan Mutu
Jasa.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN AUDITING
“Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of the American
Account Association” (Accounting Review, vol.47) dalam Boynton (2003:5)
memberikan definisi auditing sebagai :
“suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai asersi – asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan
tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi – asersi tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil –
hasilnya kepada pihak – pihak yang berkepentingan”.
Menurut Arens, Elder dan Beasley dalam buku berjudul Auditing dan Jasa
Assurance (2008:4) audit adalah pengumpulan data dan evaluasi bukti tentang
informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi
itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang
kompeten dan independen.
Menurut Sukrisno Agoes (2004:4), auditing adalah “suatu pemeriksaan
yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan
pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.
Sedangkan menurut Haryono (2014:10) pengauditan adalah suatu proses
sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan
asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif
untuk menentukan tingkat kepatuhan antara asersi tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Definisi ini juga serupa dengan definisi yang disampaikan oleh Mulyadi
(1998:7) yang mengemukakan bahwa “auditing adalah suatu proses sistematik
untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk
menetapkan kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan.”
Beberapa ciri penting yang ada dalam definisi tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Suatu proses sistematis berupa serangkaian langkah atau prosedur yang
logis, terstruktur, dan terorganisir.
b. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif berarti memeriksa
dasar asersi serta mengevaluasi hasil pemeriksan tersebut tanpa memihak
dan berprasangka, baik untuk atau terhadap perorangan (atau entitas) yang
membuat asersi tersebut.
c. Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi merupakan representasi
yang dibuat oleh perorangan atau entitas. Asersi ini merupakan subjek
pokok auditing. Asersi meliputi informasi yang dimuat dalam laporan
keuangan, laporan operasi intern, dan surat pemberitahuan pajak (SPT).
d. Derajat kesesuaianmenunjuk pada kedekatan dimana asersi dapat
diidentifikasi dan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Ekspresi kesesuaian ini dapt berbentu kuantitas, seperti jumlah kekurangan
dana kas kecil, atau dapat juga berbentuk kualitatif, seperti kewajaran (atau
keabsahan) laporan keuangan.
e. Kriteria yang telah ditetapkan adalah standar – standar yang digunakan
sebagai dasar untuk menilai asersi atau pernyataaan. Kriteria dapat berupa
peraturan – peraturan spesifik yang dibuat oleh badan legislative, anggaran
atau ukuran kinerja lainnya yang ditetapkan oleh manajemen, Generaaly
Accepted Accounting Principles (GAAP = prinsp – prinsip yang Akuntansi
yang Berlaku Umum) yang ditetapkan oleh Financial Accounting Standards
Board (FASB = Badan Standar Akuntansi Keuangan) serta badan – badan
pengatur lainnya.
f. Penyampaian hasil diperoleh melalui laporan tertulis yang menunjukkan
derajat kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah ditetapkan.
g. Pihak – pihak yang berkepentingan adalah mereka yang menggunakan (atau
mengandalkan) temuan – temuan auditor. Dalam lingkungan bisnis, mereka
adalah para pemegang saham, manajemen, kreditor, kantor pemerintah, dan
masyarakat luas.
Selain pengertian Auditing yang diungkapkan diatas, pengertian Auditing
juga diungkapkan oleh Castle (2010) yaitu “Auditing is the accumulation and
evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of
correspondence between the information and estabished criteria. Auditing should
be done by a competent, Independen person.”
Kata Kunci untuk Definisi Auditing menurut Castle adalah :
a) Bukti (Evidence). Informasi yang digunakan auditor untuk menetapkan
apakah inf ormasi yang diaudit dinyatakan berdasarkan kriteria yang
ditetapkan.
b) Kriteria. Informasi yang diperoleh dalam mengaudit harus diverifikasi
dan dievaluasi dengan standart (kriteria) tertentu, misal: dalam mengaudit
laporan keuangan historis maka standar yang digunakan PABU.
c) Kompeten. Auditor harus mempunyai kualifikasi, memahami kriteria
yang digunakan dan mengetahui tipe dan berbagai macam bukti audit
untuk mengambil kesimpulan setelah bukti tersebut diuji kebenarannya.
d) Independen. Auditor harus menjaga tingkat independensinya agar tetap
memperoleh kepercayaan dari pengguna telah memintanya untuk
melakukan audit ataslaporannya.
e) Audit Report. Merupakan tahap akhir dalam proses audit dan merupakan
pengkomunikasian temuan auditor dengan pengguna laporan keuangan
perusahaan. Audit report umumnya menginformasikan tingkat kesesuaian
antara informasi dengan kriteria yang ditetapkan.
2. JENIS-JENIS AUDIT DAN AUDITOR
I. JENIS-JENIS AUDIT
a. Audit Laporan Keuangan (financial statement accounting)
Berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang
laporan – laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah
laporan – laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan, yaitu prinsip – prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
Audit laporan keuangan dari perusahaan – perusahaan besar sangat
diperlukan untuk memfungsikan pasar sekuritas nasional.Secara signifikan, audit
laporan keuangan dapat menurunkan risiko investor dan kreditor dalam membuat
berbagai keputusan investasi dengan tidak menggunakan informasi yang beermutu
rendah.
b. Audit Kepatuhan (compliance audit)
Berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti – bukti untuk
menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai
dengan persyaratan, ketentuan, atau peraturan tertentu.kriteria yang ditetapkan
dalam audit jenis ini dapat berasal dari berbagai sumber. Audit kepatuhan juga
harus didasarkan pada kriteria yang ditetapkan kreditor. Aplikasi yang paling luas
dari audit kepatuhan berkaitan dengan kriteria yang didasarkan pada ketentuan
pemerintah.
c. Audit Operasional (operational audit)
Berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti – bukti
tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya
dengan pencapaian tujuan tertentu.dalam suatu perusahaan bisnis, lingkup audit ini
dapat meliputi seluruh kegiatan dari :
a. Suatu departemen, cabang, atau divisi.
b. Suatu fungsi yang mungkin merupakan fungsi lintas unit usaha, seperti
pemasaran dan pengolahan data.
Audit operasional pada pemerintah federal dapat dilakukan pada seluruh
kegiatan dari suatu lembaga seperti Federal Emergency Management Agency
(FEMA, atau suatu program tertentu seperti distribusi kupon makanan.Kriteria atau
tujuan yang diguanakan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas dapat ditentukan
oleh manajemen atau lembaga yang berwenang. Pada sisis lain, auditor operasional
dapat juga membantu menyusun kriteria yang akan digunakan. Secara khas, laporan
untuk audit operasioanal tidak hanya memuat pengukuran efisiensi dan efektivitas
saja, namun juga memuat rekomendasi untuk peningkatan kerja.
Ikhtisar Komparatif jenis-jenis audit menurut Boynton (2002:7):
Jenis audit Sifat asersi Kriteria yang Sifat laporan auditor
ditetapkan
Laporan Data laporan Prinsip – prinsip Pendapat atas kewajaran
Keuangan keuangan akuntansi yang laporan keuangan
berlaku umum
Kepatuhan Klaim atau Kebijakan Ringakasan temuan atau
data berkenaan manajemen, keyakinan tentang derajat
dengan hukum, kepatuhan
kepatuhan peraturan, atau
kepada persyaratan lain
kebijakan, pihak ketiga
perundangan,
peraturan, dan
sebagainya
operasioanal Data Menetapkan Efisiensi dan efektivitas yang
operasional tujuan, misalnya, diamati, rekomendasi untuk
atatu kinerja yang dilakukan peningkatan
oleh manajemen
atau pihak yang
berwenang

II. JENIS-JENIS AUDITOR


a. Auditor Independen (independent auditors)
Auditor indpenden bekerja berdasarkan imbalan. Para pengguna
mengandalkan jasa auditor independen serta menarik manfaat yang bernilai dengan
adanya kenyataan bahwa auditor tidak memihak klien yang sedang diaudit.
b. Auditor Internal (internal auditors)
Adalah pegawai dari organisasi yang diaudit. Auditor jenis ini melibatkan
diri dalam suatu kegiatan penilaian independen, yang dinamakan audit internal,
dalam lingkngan organisasi sebagai suatu bentuk jasa bagi organisasi. Tujuan audit
internal adalah untuk membantu manajemen organisasi dalam memberikan
pertanggungjawaban yang efektif. Lingkup fungsi audit internal meliputi semua
tahap dalam kegiatan organisasi. Para auditor internal terutama melibatkan diri pada
audit kepatuhan dan operasional.
Para auditor internal kebanyakan adalah pemegang sertifikat CIA (Certified
Internal Auditors), yang beberapa diantaranya juga bersertifikat CPA. Asosiasi
Internasional untuk para unuk para auditor internal adalah IIA (Institue of
International Auditors), yang menetapkan kriteria sertifikasi serta mengelola ujian
CIA. Selain itu, IIA juga telah menetapkan standar praktis untuk audit internal dan
sebuah kode etik.
c. Auditor Pemerintah (government auditors)
Untuk melaksanakan fungsi audit bagi kepentingan Kongres, para auditor
GAO (General Accounting Office) bertugas pada lingkup kegiatan audit yang luas,
termasuk melakukan audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit
operasional.
Para auditor IRS (Internal Revenue Service) melakukan audit atas Surat
Pemberitahuan Pajak Penghasilan para pembayar pajak untuk ketaatan pada
perundangan pajak yang berlaku.
Organisasai nasional untuk para akuntan di pemerintah A.S. adalah AGA
(Association of Governement Accountants). Sampai saat ini AGA belum
mengembangkan program sertifikasi untuk para akuntan pemerintah,. Namun,
beberapa auditor pemerintah adalah pemegang sertifikat CPA dan atau CIA.
3. KANTOR AKUNTAN PUBLIK
Akuntansi publik mendirikan kantor akuntan sebagai basis untuk melayani
dan memberi jasa para nasabah. Sedangkan akuntan publik mendirikan kantor
akuntan untuk memberikan jasa pelayanan kepada berbagai unit organisasi yang
membutuhkan jasa akuntan, antara lain melakukan pemeriksaan laporan keuangan.
Mereka juga memberi jasa konsultasi manajemen.
Mengingat profesi akuntan publik sangat penting perannya dalam dunia
bisnis di Indonesia, maka Akuntan Publik harus selalu menjaga integritas (integrity)
dan profesionalisme melalui pelaksanaan standar dan kode etik profesi secara
konsekuen dan konsisten. Dalam setiap penugasan yang diberikan, Akuntan Publik
harus selalu bersikap independen dan menggunakan kemahiran jabatannya secara
profesional. Akuntan Publik dan KAP agar menghindarkan diri dari tindakan
tercela, seperti kolusi (collusion) dengan klien atau menutupi terjadinya tindak
kecurangan (fraud) yang sangat merugikan berbagai pihak.
Menetapkan prosedur dengan tujuan seperti tersebut, tidak berarti bahwa
KAP bertugas untuk menentukan integritas atau keandalan klien, dan tidak juga
berarti bahwa KAP berkewajiban kepada siapa pun, kecuali kepada dirinya, untuk
menerima, menolak atau mempertahankan kliennya. Namun, dengan berdasarkan
pada prinsip pertimbangan hati-hati, KAP disarankan selektif dalam menentukan
hubungan profesionalnya seperti;
1. Penetapan Tanggung Jawab
KAP dapat menetapkan tanggung jawab kepada personelnya agar dapat
melaksanakan kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya secara efektif. Hal-
hal yang harus mendapatkan pertimbangan memadai, dalam penetapan tanggung
jawab, adalah kompetensi individu, penetapan wewenang, dan lingkup supervisi
yang diberikan.
2. Komunikasi
KAP wajib mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu
kepada personelnya dengan suatu cara yang akan memberikan keyakinan memadai
bahwa kebijakan dan prosedur tersebut dapat dipahami. Pada umumnya,
komunikasi akan lebih baik apabila dilakukan secara tertulis, namun efektivitas
sistem pengendalian mutu KAP tidak terpengaruh oleh ketiadaan dokumentasi
kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang ditetapkan oleh KAP. Umumnya,
dokumentasi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu pada KAP besar akan
lebih ekstensif dibandingkan dengan dokumentasi pada KAP kecil, begitu pula
dokumentasi akan lebih ekstensif pada KAP yang memiliki banyak kantor
dibandingkan dengan dokumentasi pada KAP yang hanya memiliki satu kantor.
3. Pemantauan
KAP harus memantau efektivitas sistem pengendalian mutunya dengan
mengevaluasi, secara rutin, kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya,
penetapan tanggung jawab, dan komunikasi kebijakan dan prosedurnya. Inspeksi
yang merupakan salah satu unsur pengendalian mutu, termasuk dalam kegiatan
pemantauan, namun kegiatan pemantauan tidak hanya terbatas pada inspeksi saja.
Bentuk usaha KAP sebagaimana diatur pada Pasal 12 Undang-undang
Akuntan Publik adalah:
1. Perorangan
2. Persekutuan perdata
3. Firma, atau
4. Bentuk usaha lain yang sesuai dengan karakteristik profesi Akuntan
Publik, yang diatur dalam undang-undang.
Yang dimaksud dengan “bentuk usaha lain yang sesuai dengan karakteristik
profesi Akuntan Publik” adalah bentuk usaha yang menunjukkan adanya
independensi dan tanggungjawab yang melekat pada Akuntan Publik, sebagai
contoh Limited Liability Partnership dan Professional Limited Liability Company.
STRUKTUR ORGANISASI KANTOR AKUNTAN PUBLIK
Karena besarnya tanggung jawab yang mereka sandang, adalah penting bagi
tenaga ahli yang bekerja di suatu kantor akuntan publik untuk memiliki
indenpendensi atau kebebasan dan kemampuan kerja (competence) yang tinggi.
Dengan kemampuan yang mereka miliki, mereka dapat melaksanakan suatu audit
dengan efektif dan efisien. Sebagian besar kantor akuntan publik dibangun dengan
struktur organisasional serupa yang terdiri atas staff akuntan, akuntan senior,
manajer, dan patner (rekan).
a. Auditor Staf
Orang tersebut biasanya digolongkan sebagai auditor staff (staff auditor)
yang sering pula disebut asisten atau auditor yunior. Auditor staf kerapkali
melakukan tugas-tugas audit rutin yang rinci, namun mereka mempunyai
pengalaman yang sangat terbatas.
b. Auditor Senior
Auditor senior disebut juga auditor penanggung jawab adalah auditor yang
memenuhi syarat untuk memikul tanggung jawab atas perencanaan dan
pelaksanaan audit serta penyusunan rancangan laporan auditor, yang akan dikaji
ulang dan disetujui oleh manajer auditor dan partner. Auditor senior bertanggung
jawab atas pekerjaan lapangan audit dan pada umumnya pengalaman dua sampai
lima tahun dalam akuntansi publik.
c. Manajer
Manajer pada kantor akuntan publik biasanya mempunyai paling tidak lima
tahun pengalaman dalam akuntansi publik. Manajer pada umumnya tidak berada di
kantor klien untuk melakukan audit secara harian yang merupakan tanggung jawab
auditor senior. Manajer dapat bertanggung jawab atas penyelidikan atau supervisori
dua atau lebih perikarikatan audit sekaligus.
d. Rekan (partner)
Rekan atau pemilik adalah orang-orang yang memiliki kantor akuntan
publik. Mereka mengemban tanggung jawab penuh atas kegiatan-kegiatan kantor
akungtan publik dan praktiknya serta memegang peran utama dalam pengembangan
klien.
4. SEJARAH PROFESI AKUNTAN PUBLIK
 Akar Auditing
Menurut catatan seorang ahli sejarah akuntansi, dikatakan bahwa :
“asal usul auditing dimulai jauh lebih awal dibandingkan dengan asal usul
akuntansi. Ketika kemajuan peradaban membawa pada kebutuhan akan adanya
orang yang dalam batas tertentu dipercaya untuk mengelola harta milik orang lain,
maka dipandang patut untuk melakukan pengecekan atas kesetiaan orang tersebut,
sehingga semuanya akan menjadi jelas”.
Pada awalnya, audit terhadap perusahaan harus dilakukan oleh satu atau
lebih pemegang saham yang bukan merupakan pejabat perusahaan, serta mereka
yang ditunjuk oleh pemegang saham lainnya sebagai perwakilan pemegang saham.
Profesi akuntansi segera bangkit dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan pasar
serta perundangan yang segera direvisi, sehingga memungkinakn orang yang bukan
pemegang saham dapat melkukan audit. Hal ini mendorong munculnya berbagai
formasi kantor audit.
 Bangkitnya Profesi Auditor di A.S.
Pada tahun 1896, Negara bagian New York menjadi yang petama dalam
pembuatan perundangan yang mengatur lisensi CPA. Pada tahun 1921, empat puluh
delapan Negara bagian telah menerbitkan perundangan serupa. Pada tahun 1917,
American Institute of Accountants didirikan.. institute tersebut kemudian berganti
nama menjadi American Institute of Certified Public Accountants (AICPA).
Selama awal tahun 1900-an, permintaan audit menigkat demikian besar
sebagai akibat pertumbuhan kepemilikan public yang sangat cepat ataas sekuritas
perusahaan. Bersamaan dengan itu, adanya kebutuhan akan pelaporan keuangan
yang seragam menjadi semakin jelas.
Pada tahun 1932, New York Stock Exchange (NYSE) mengesahkan
persyaratan yang mengharuskan semua perusahaan yang terdaftar mendapatkan
sertifikat audit dari CPA independen. Terbitnya Securities Art pada tahun 1933
serta Securities Exchange Art pada tahun 1934, lebih meningkatkan permintaan
kan jasa audit untuk perusahaan – perusahaan yang dimiliki public.
Pada tahun 1940-an secara perlahan telah terjadi tiga perubahan penting atas
praktif audit, yaitu :
a. Suatau pergeseran dari verifikasi rinci atas akun –akun menjadi penarikan
sampel atau pengujian sebagai dasar untuk memberikan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan.
b. Pengembangan praktik mengaitkan pengujian yang akan dilakukan pada
evaluasi auditor atas pengendalian intern perusahaan.
c. Mengurangi penekanan atas deteksi kecurangan sebagai tujuan audit.
Selama tahun 1980-an, pengetahuan yang diperlukan pada semua bidang
tumbuh cepat. profesi akuntan publik mengambil langkah lain untuk meyakinkan
tinginya mutu jasa profesional. Profesi akuntan juga mengembangkan standar
atestasi baru.
Pada tahun 1990-an dimulailah tahap transisi untuk industri akuntansi dan
auditing. Saat itu praktik bisnis sedang berubah cepat, dan teknologi informasi
memberikan dampak yang besar pada akuntansi. Teknologi telah menyediakan
lebih banyak informasi bagi para pembuat keputusan.
 Memandang ke Depan
Para auditor telah mengembangkan reputasi untuk menjadi ahli dalam
akuntans keuangan dan juga ahli dalam memahami faktor – faktor kunci untuk
bersaing dalam bisnis atau industri. Pada tahun – tahun terakhir ini, AICPA telah
melaksanakan dua proyek yang meberikan pandangan masa depan bagi profesi di
abad kedua puluh satu.
Pertama, AICPA menjadi sponsor pada proyek Visi CPA. Oleh karena
perusahaan, pemerintah, dan perorangan dipaksa untuk mempercepat
perubahannya sendiri, amaka mereka memerlukan CPA sebagai tempat bergantung
untuk bertahan atau keluar dari keadaan itu.
Kedua, AICPA membentuk Special Comitte on Assurance Services untuk
memberikan rekomendasi yang lebih luas pada jasa berbasis pasar dalam mengisi
kesenjangan pasar guna memperbaiki pengambilan keputusan jasa yang dibangun
atas reputasi yang didapat oleh para auditor berupa pengetahuan bisnis, integritas,
dan objektivitas.
5. PROYEK VISI CPA
Pernyataan Visi
CPA adalah profesional terpercaya yang memungkinkan manusia dan organisasi
membentuk masa depan. Dengan menggabungkan wawasan pengetahuan dan
integritas, CPA dapat memberikan nilai dengan cara :
a. Mengkomunikasikan gambaran menyeluruh dengan jelas dan objektif,
b. Mengubah informasi kompleks menjadi pengetahuan penting,
c. Mengantisipasi dan menciptakan peluang, dan
d. Merancang jalur yang dapat mengubah visi menjadi kenyataan.
Tujuan Inti
Tujuan inti CPA adalah untuk menjadikan perubahan dunia yang komples
menjadi sesuatu yang logis. Sementara hal ini dapat diterima oleh profesional
lainnya, CPA menempatkan dirinya terpisah dari profesional lain dalam proses ini
melalui nilai, kompetensi, dan jasa inti yang dapat diberikan pada situasi ini.
Elemen-elemen inti:
Nilai Inti Kompetensi Inti Jasa Inti
Pendidikan Keterampilan Integritas Keyakinan
Berkelanjutan dan Berkomunikasi dan dan Informasi
Pembelajaran Seumur Kepemimpinan
Hidup
Keterampilan Berpikir Jasa teknologi
Kompetensi Strategis dan Kritis
Berfokus pada Pelanggan, Konsultan Manajemen
Integritas Klien, dan Pasar dan Manajemen Kinerja

Menginterpretasi Perencanaan Keuangan


Menyesuaikan Diri Kumpulan Informasi
dengan Isu-isu Bisnis
yang Luas Berwawasan Teknologi Jasa Internasional

Objektivitas

 Nilai-nilai Inti
Nilai inti yang terdapat dalam Proyek Visi CPA mencerminkan penghargaan
publik yang sangat tinggi pada apa yang telah dicapai oleh CPA. Nilai-niai ini
kebanyakan dikembangkan dari keterkaitan para CPA dengan audit laporan
keuangan. Dewasa ini CPA memiliki reputasi yang kuat tentang prinsip-prinsip
etika, dalam hal integritas dan objektivitas. Selain itu, CPA adalah pihak yang lebih
dahulu melihat pentingnya pentingnya pendidikan berkelanjytan dan pembelajaran
seumur hidup.
 Kompetensi Inti
Dewasa ini, auditor seringkali mendapatkan kritikan yang tajam tentang
komunikasi yang kaku berdasarkan standar, laporan bentuk tunggal yang
multiguna, lebih berperan sebagai pelapor daripada sebagai penyelesai masalah,
terlampau mementingkan standar serta lebih berfokus pada angka-angka dan
ukuran. Para CPA yang tergabung dalam Proyek Visi CPA menyadari adanya isu-
isu tersebut dan sampai pada konsennsus atas serangkaian kompetensi yang akan
membekali para CPA dan auditor memasuki tahun 2011 dan selanjutnya.
Para auditor memerlukan kemampuan berkomunikasi yang unggul agar dapat
meminta keterangan yang tepat dari manajemen dan menyampaikan temuan-
temuan kepada manajemen, dewan direksi, dan pihak ketiga. Oleh karena teknologi
mempengaruhi cara auditor berkomunikasi, maka auditor kurang menakankan
penggunaan laporan-laporan standar namun harus lebih mampu
mengkomunikasikan dengan jelas lingkup kerja, temuan, dan kesimpulan.
Keterampilan berpikir strategis dan kritis menjadi penting bagi seorang auditor.
Sebagai contoh, seorang auditor harus mampu menilai dan mengevaluasi rencana
strategis klien serta mampu mengevaluasi apakah transaksi dapat mendukung
kesimpulan bahwa bisnis mencapai tujuannya. Auditor harus meningkatkan
keterampilannya melampaui standar yang ada serta berfokus pada pelanggan, klien,
dan pasar.

Sebagaimana gambar di atas, auditor independen dapat melaksanakan jasa


dalam lingkup yang luas yang mampu membantu para pengambil keputusan, namun
tanpa melibatkan diri dalam kegiatan manajemen untuk menerapkan keputusan
tersebut. auditor harus mampu menginterpretasi kumpulan informasi. Keterampilan
analitis kunci yang digunakan dalam keseluruhan audit adalah kemampuan untuk
mengevaluasi informasi keuangan dan nonkeuangan serta kemampuan menentukan
apakah laporan keuangan telah disajikan dengan wajar. Akhirnya auditor harus
berwawasan teknologi. Auditor harus mampu mengevaluasi sistem informasi dan
pengendalian intern yang secara luas menggunkan teknologi baru. Oleh karena
klien banyak yang memasuki aliansi strategis dan terlibat dalam perniagaan secara
elektronik (electronic commerce) serta pertukaran data secara elektronik (electronic
data interchange), maka auditor harus memiliki kemampuan untuk mengevaluasi
penggunaan teknologi saat ini dan merekomendasikan peningkatannya.
 Jasa Inti
Jasa inti yang ditunjukkan dalam Proyek Visi CPA adalah assurance,
teknologi, konsultasi manajemen, perencanaan keuangan, dan jasa internasional. Di
masa yang akan datang, para auditor akan terlibat pada setiap jasa tersebut dalam
derajat tertentu. Jasa inti yang ingin ditekankan auditor adalah assurance services
dan jasa teknologi.
6. JASA-JASA YANG DISEDIAKAN OLEH KAP

1. Assurance Services
“Assurance Services adalah jasa profesional independen yang mampu
meningkatkan mutu informasi, atau konteksnya, untuk kepentingan para pengambil
keputusan.”

Auditing adalah salah satu jasa kunci yang termasuk dalam lingkup luas
assurance services. Kenyataannya, jasa audit telah menjadi dasar di mana lingkup
yang luas dari jasa atestasi dan assurance services sedang dikembangkan. Berikut
adalah pembahasan tentang aspek-aspek kunci dari assurance services.
Salah satu aspek kunci tersebut adalah konsep independensi. Para pengguna
jasa sangat mengandalkan independensi CPA serta dapat menarik manfaat yang
benilai dari kenyataan bahwa CPA bersifat tidak memihak dan objektif.
Konsep jasa profesional meliputi aplikasi pertimbangan profesional, yang
merupakan ciri unik yang dibawa CPA dalam perikatan. Meskipun kemajuan
teknologi informasi dapat mempercepat pengumpulan atau analisis data, namun
teknologi tersebut tidak dapat menggantikan pertimbangan profesional seorang
praktisi.
Assurance services meningkatkan mutu informasi dengan cara
meningkatkan keandalan atau relevansinya. Komite khusus tersebut memberikan
devinisi keandalan dan relefansi sebagai berikut.
a. Keandalan meliputi penyajian yang jujur, netralitas, konsistensi
antarperiode.
b. Relevansi meliputi dapat dipahami, dapat diperbantingkan dengan entitas
lain, dapat digunakan, dan kelengkapan.
Beberapa Contoh
Beberapa contoh assurance services adalah sebagai berikut:
1. Jasa penilaian risiko, di mana CPA dapat meningkatkan mutu informasi
risiko untuk para pengambil keputusan internal melalui penilaian
independen mengenai kemungkinan suatu peristiwa atau tindakan dan
berpengaruh buruk pada kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan
bisnis serta melaksanakan strateginya dengan berhasil.
2. Jasa penilaian kinerja berfokus pada pemberian keyakinan berkenaan
dengan penggunaan ukuran-ukuran keuangan dan nonkeuangan oleh
organisasi untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi kegiatan.
3. Assurance perawatan lansia merupakan jasa potensial di mana para CPA
dapat menyediakan jaya yang bernilai bagi anggota keluarga dengan cara
memberikan keyakinan bahwa tujuan pemeliharaan dapat tercapai untuk
para anggota keluarga berusia lanjut yang tidak lagi dapat mandiri
sepenuhnya. Tujuan jasa ini adalah untuk memberikan pihak ketiga (anak,
anggota keluarga, atau piha lain yang berkepentingan) bahwa kebutuhan
para lansia dapat terpenuhi.
2. Jasa Akuntansi dan Komplikasi
Kantor CPA mungkin mendapat tugas dari klien untuk melaksanakan jasa
akuntansi (accounting services) yang beragam. Termasuk dalam jasa ini adalah
menyusuk pembukuan manual ataupun yang telah diotomatisasi, membuat jurnal,
membukukan ayat jurnal penyesuaian, serta menyiapkan dan menyusun laporan
keuangan. Yang terakhir juga dikaitkan dengan jasa komplikasi (compilation
services). Ketika CPA melakukan kompilasi atas seberkas laporan keuangan, CPA
tidak memberikan keyakinan tentang apakah laporan keuangan telah disajikan
secara wajar sesuai GAAP.
3. Jasa Atestasi
Jasa atestasi (attest services) merupakan salah satu jasa di mana kantor CPA
mengeuarkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu kesimpulan tentang
keandalan asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain. Selanjutnya jasa
atestasi ini dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu audit, pemeriksaan, review, dan
prosedur, seperti berikut ini.
 Audit
Contoh utama dari jasa audit (audit services) adalah audit laporan
keuangan. Jenis audit ini meliputi upaya memperoleh dan mengevaluasi bukti yang
mendasari laporan keuangan historis yang memuat asersi yang bibuat oleh
menejmen entitas. Berdasarkan audit tersebut, CPA memberikan pernyataan
pendapat “positif” tentang apakah laporan tersebut telah menyajikan secara wajar
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Perhatikan bahwa istilah “positif”
berarti pasti atau yakin, termasuk juga untuk keadaan yang kurang menguntungkan,
yaitu ketika bukti-bukti yang diperoleh dalam audit telah membawa CPA pada
suatu kesimpulan yang positif (pasti) bahwa laporan tidak sesuai dengan GAAP.
Fokus utama dari audit adalah menyajikan satu berkas laporan keuangan tahunan
yang menyertai suatu laporan audit tahunan kepada investor dan pengguna lain.
 Pemeriksaan
Istilah pemerikasaan (examination) digunakan untuk menguraikan jasa lain
yang muncul dalam pernyataan positif suatu pendapat tentang kesesuaian asersi
yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang telah ditetapkan. Contoh
pemeriksaan meliputi pemeriksaan:
1. Laporan keuangan prospektif (bukan historis),
2. Asersi manajemen tentang efektivitas struktur pengendalian intern entitas,
dan
3. Keputusan entitas terhadap perundangan dan peraturan tertentu.
 Review
Jasa review (review services) terutama terdiri dari permintaan keterangan
dari manajemen entitas serta anaisis korporatif atas informasi keuangan. Tujuan
review adalah untuk memberikan “keyakinan negatif” sebagai lawan dari
pernyataan positif yang diberikan pada suatu audit. Dengan demikian, daripada
menyatakan “tidak menyajikan secara wajar sesuai GAAP”, suatu laporan yang
dibuat berdasarkan review laporan keuangan akan menyatakan bahwa pe-review
“tidak mendaoatkan adanya modifikasi material yang harus dibuat dalam laporan
keuangan agar sesuai dengan GAAP.
 Prosedur yang Disepakati
Lingkup kerja dalam melaksanakan prosedur yang disepakati
(agreedupon procedures) juga lebih sempit dibandingkan dengan jasa audit dan
jasa pemeriksaan. Untuk jenis jasa ini, kantor CPA dapat menerbitkan suatu
“ringkasan temuan”.
4. Jasa-Jasa Lain
Jenis utama jasa-jasa lain yang diberikan oleh kantor CPA adalah jasa
teknologi, koonsultasi manajemen, perencanaan keuangan, serta jasa internasional.
Ciri umum dari jasa-jasa ini adalah bahwa jasa ini tidak memberikan suatu pendapat,
keyakinan negative, ringkasan temuan, atau bentuk lain dari keyakinan. Namun
demikian, jasa-jasa ini dapat diberikan oleh kantor CPA yang sama yang sedang
melaksanakan audit.
 Jasa Teknologi
CPA memberikan jasa teknologi (technology services) dalam bentuk
analisis sitem, manajemen informasi, serta pengamanan sistem. Para CPA adalah
tenaga yang ahli dalam mengevaluasi pengendalian intern entitas serta telah
mengembangkan keahliannya dalam membantu klien untuk merancang sistem
informasi dan pengendalian, sistem untuk mendukung perencanaan keuangan,
sistem untuk mendukung kebutuhan pengambilan keputusan lainnya, serta
membuat rekomendasi untuk meningkatkan pengamanan sistem.
 Konsultasi Manajemen
Dalam melaksanakan jasa konsultasi manajemen (management
consulting services), para praktisi mendayagunakan keahlian teknis, pendidikan,
dan pengalaman mereka untuk memebrikan nasihat dan bantuan teknis kepada
klien. Jasa ini dapat membantu klien untuk meningkatkan penggunaan kemampuan
dan sumberdaya mereka dalam mencapai tujuan. Proses konsultasi meliputi
perumusan masalah atau peluang, mencari fakta, mengevaluasi alternatif,
merumuskan rencana tindakan, mengkomunikasikan hasil, menerapkan rencana
tindakan, serta tindak lanjut. Namun konsultan CPA independen harus berhenti
sesaat sebelum manajemen membuat keputusan.
 Perencanaan Keuangan
Jasa perencanaan keuangan (financial planning services) meliputi segala
sesuatu yang berkaitan dengan perencanaan pajak dan analisis laporan keuangan
untuk menyusun struktur portofolio investasi serta transaksi keuangan yang
kompleks untuk bisnis.
 Internasional
Dengan bertumbuhnya perniagaan secara elektronik (e-commerce), banyak
perusahaan yang berurusan dengan aspek internasional dari bisnis mereka yang
beberapa tahun sebelumnya tak pernah terbayangkan. CPA menyediakan beragam
jasa intenasional (international services) seperti perencanaan pajak lintas batas,
atau bantuan dalam penyusunan merger maupun kerja sama multinasional.
Menurut Silvi (2011), Sesuai dengan kompetensinya, jasa-jasa yang yang
biasanya dapat diberikan Kantor Akuntan Publik (KAP) meliputi, tetapi tidak
terbatas pada yang berikut ini:
1. Jasa Audit Laporan Keuangan.
Dalam kapasitasnya sebagai auditor independen KAP melakukan audit
umum atas laporan keuangan untuk memberikan pernyataan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan suatu entitas ekonomi dihubungkan dengan prinsip
yang berlaku umum. Prinsip akuntansi yang berlaku umum meliputi pernyataan
standar akuntansi keuangan (PSAK) yang dikeluarkan Ikatan Akuntan Indonesia
dan Standar atau Praktek Akuntansi lain yang berlaku umum ( sepanjang belum
diatur oleh PSAK). Pernyataan pendapat yang diberikan auditor mengenai
kewajaran laporan keuangan, berdasarkan audit yang dilakukannya, dapat berupa:
 Pendapat wajar tanpa pengecualian
Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa
laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha, dan arus kas satuan usaha tertentu sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
 Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa yang ditambahkan dalam
laporan audit bentuk baku
Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu
paragraf penjelasan (atau bahasa penjelasan yang lain) dalam laporan audit,
meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan
keuangan.
 Pendapat wajar dengan pengecualian
Dengan pendapat wajar dengan pengecualian, auditor dapat menyatakan
bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas satuan usaha tertentu sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan
dengan yang dikecualikan.
 Pendapat tidak wajar
Dengan pendapat tidak wajar, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan
tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan hasil usaha dan arus kas satuan usaha
tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
 Tidak memberikan pendapat
Dengan pernyataan tidak memberikan pendapat, auditor tidak menyatakan
pendapat bahwa ia tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.Auditor hanya
bertanggung jawab atas pernyataan pendapat atas laporan keuangan yang
diauditnya. Tanggung jawab atas laporan keuangan tetap berada pada managemen
entitas ekonomi yang bersangkutan.
Dalam melaksanakan auditnya, KAP harus mematuhi Kode Etik Akuntan
Publik Indonesia dan Standar Auditing yang terdapat dalam Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP). Dalam standar auditing yang berlaku, diatur mengenai
umum yang harus dipenuhi auditor, termasuk persyaratan independensi, standar
pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan.
2. Jasa Audit Khusus
Disamping audit umum atas laporan keuangan, KAP juga memberikan jasa
audit khusus, sesuai dengan kebutuhan. Audit khusus dapat memberikan audit atas
akun atau pos laporan keuangan tertentu yang dilakukan dengan menggunakan
prosedur yang disepakati bersama, audit laporan keuangan yang disusun
berdasarkan suatu basis akuntansi komprehensif. Selain prinsip akuntansi yang
berlaku umum, audit atas informasi keuangan untuk tujuan tertentu dan audit khusus
lainnya. Dalam melaksanakan audit khusus ini auditor tetap berpedoman pada
standar auditing yang dimuat dalam SPAP.
3. Jasa Atestasi.
Jasa atestasi yang diberikan KAP berkaitan dengan penerbitan laporan yang
memuat suatu kesimpulan tentang keandalan asersi (pernyataan) tertulis yang
menjadi tanggung jawab pihak lain, dilaksanakan melalui pemeriksaan, review dan
prosedur yang disepakati bersama. Asersi yang menjadi obyek dalam penegasan
atestasi dapat berupa Proyeksi dan Perkiraan Keuangan (Laporan Keuangan
Prospektif Keuangan, Perkiraan Keuangan dan Proyeksi Keuangan), Pelaporan
Informasi Keuangan Proforma, Pelaporan tentang Struktur Pengendalian Intern atas
Laporan Keuangan tersebut. Dalam melaksanakan program ini KAP tunduk pada
Standar Atestasi dalam SPAP.
4. Jasa Review Laporan Keuangan
Review laporan keuangan merupakan salah satu jasa yang diberikan KAP
untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa tidak terdapat modifikasi material
yang harus dilaksanakan agar laporan keuangan tersebut sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum atas basis akuntansi komprehensif lainnya. Review
dilakukan melalui prosedur pengajuan pertanyaan dan analisis dengan berpedoman
pada Standar Jasa Akuntansi dan Review yang terdapat dalam SPAP.
5. Jasa Kompilasi Laporan Keuangan.
KAP dapat melakukan kompilasi laporan keuangan berdasarkan catatan
data keuangan serta informasi lainnya yang diberikan managemen suatu entitas
ekonomi. Dengan kompilasi ini, KAP tidak memberikan pernyataan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan atas suatu keyakinan apapun terhadap
laporan tersebut. Tanggung jawab laporan keuangan sepenuhnya tetap berada pada
managemen entitas ekonomi yang bersangkutan. Pelaksanaan kompilasi laporan
keuangan oleh KAP dilakukan berpedoman pada Standar Jasa Akuntansi dan
Review yang terdapat dalam SPAP.
6. Jasa Konsultasi.
Jasa konsultasi yang diberikan KAP meliputi berbagai bentuk dan bidang
sesuai dengan kompetensi akuntan publik. Jasa yang diberikan KAP bervariasi
mulai dari jasa konsultasi umum kepada managemen, perancangan sistem dan
implementasi sistem akuntansi, penyusunan proposal keuangan, dan studi kelayakan
proyek, penyelenggaran pendidikan dan pelatiha, pelaksanaan seleksi dan rekrutmen
pegawai, sampai pemberian jasa konsultasi lainnya, termasuk konsultasi dalam
pelaksanaan merger dan akuisisi. Dalam pemberian jasa konsultasi ini KAP
berpegang pada standar jasa konsultasi dalam SPAP.
7. Jasa Perpajakan.
KAP juga memberikan jasa profesional dalam bidang perpajakan. Jasa yang
diberikan meliputi, tetapi tidak terbatas pada konsultasi umum perpajakan,
perencanaan pajak, review kewajiban pajak, pengisian SPT dan penyelesaian
masalah perpajakan.
7. ORGANISASI YANG BERHUBUNGAN DENGAN PROFESI AKUNTAN
PUBLIK
1) AMERIKA SERIKAT
a. ORGANISASI SEKTOR SWASTA
Penjelasan tentang sifat dan kegiatan pokok dari setiap organisasi sector
swasta dikelompokkan sebagai berikut.
 American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
Misi AICPA adalah bertindak atas nama anggota serta menyediakan
dukuangan yang perlu untuk meyakinkan bahwa para CPA telah melayani
lepentingan public dalam melaksanakan jasa profesional yang bermutu.
AICPA memberikan lingkup layanan yang luas kepada para anggotanya.
Misalnya melalui komite-komite teknis senior, para anggota dapat berpartisipasi
untuk menetapkan standar-standar yang akan digunakan sebagai pedoman kinerja
jasa professional, termasuk standar yang berkaitan dengan pengendalian mutu,
review mutu, dan etika perilaku. AICPA mengembangan serta menyelenggarakan
materi dan kursus dan pendidikan profesional berkelanjutan (continuing
professional education/CPE), menyediakan jasa bantuan akuntansi auditing
melalui hotline informasi teknis dan perpustakaan yang sarat dengan referensi
teknis.
 State Societies of Certified Public Accountants (Masyarakat CPA Negara
Bagian)
Sebagian besar CPA adalah anggota AICPA dan sekaligus juga anggota
masyarakat CPA negara bagian. Masayarakat CPA negara bagian menjalankan
fungsinya melalui sejumlah kecil staf yang bekerja penuh waktu serta melalui
berbagai komite yang terdiri dari para anggota sendiri. Masyarakat negara bagian
ini memiliki kode etik profesional sendiri yang sejalan dengan Kode Etik Perilaku
Profesional AICPA (AICPA Code of Professional Conduct). Meskipun organisasi
ini bersifat otonom, biasanya masyarakat CPA negara bagian menjalin kerjasama
dengan masyarakat CPA negara bagian lainnya dan juga dengan CPA dalam bidang
kepentingan yang saling menguntungka, misalnya kepentingan pendidikan
berkelanjutan dan etik.
 Unit-uni Kerja (Kantor CPA)
Seorang CPA dapat berpraktik sendiri atau menjadi anggota sebuah kantor
akuntan public (KAP). Sebuah KAP dapat berbentuk perusahaan perorangan, firma,
perseroan terbatas, perusahaan profesional, atau bentuk organisasi lainnya yang
diizinkan oleh hukum negara bagian atau peraturan.
Kantor CPA lokal memiliki satu atau beberapa kanto di dalam suatu negara
bagian. Sejauh ini, kantor CPA lokal merupakan bentuk yang paling umum dari
unit kerja. Beberapa kantor CPA local juga melayani perusahaan publik, namun
klien utama mereka adalah usaha-usaha kecil dan perorangan. Kegiatan audit yang
dilakukan beberapa kantor CPA local yang paling kecil cenderung menurun, karena
tingginya biaya untuk mempertahankan kompetensi serta meningkatnya
pengungkapan kewajiban hukum.
 Badan-badan yang Menetapkan Standar Akuntansi
Financial Accounting Standards Board (FASB = Dewan Standar Akuntansi
Keuangan) serta Governmental Accounting Standards Boards (GASB = Dewan
Standar Akuntansi Pemerintahan) adalah badan-badan independen yang
menetapkan standar sector swasta. Fungsi utamanya adalah mengembangkan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) bagi setiap entitas bisnis dan
nirlaba, entitas permintaan negara bagian dan local.
b. ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Beberapa organisasi sector publik, baik yang berada pada tingkat negara
bagian maupun federal, secara langsung akan mempengaruhi profesi akuntan
public. Sifat dan kegiatan organisasi ini akan dijelaskan dalam bagian-bagian
berikut ini.
 State Boards of Accountancy (Badan Akuntansi Negara Bagian)
Pada umumnya, badan negara bagian terdiri dari lima sampai tujuh CPA
dan setidaknya sau anggota public yang umumnya ditunjuk oleh pemerintah.
Badan-badan negara bagian ini secara positif juga menjadi lebih audit dalam
mendorong program-program untuk mempertahankan praktik audit yang bermutu
tinggi. Fungsi utama badan-badan ini adalah menerbitkan izin untuk berpraktik
sebagai seorang CPA, memperbarui izin, menangguhkan atau membatalkan izin
praktik.
Badan-badan negara bagian ini berada di bawah National Association of
State Boards of Accounting (NASBA = Asosiasi Nasional Badan-Badan Akuntansi
Negara Bagian). NASBA mengidentifikasi, meneliti, dan menganalisis isu-isu
besar yang sedang muncul dan berkembang serta dapat mempengaruhi badan-badan
akuntansi negara bagian, memperkuat dan memelihara komunikasi denan anggota
badan, serta memelihara hubungan dengan organisasi-organisasi yang dapat
mempengaruhi peraturan tentang akuntansi publik. Kedudukan badan negara
bagian dan NASBA adalah independen terhadap AICPA dan masyarakat negara
bagian.
 Securities and Exchange Commission (Otoritas Pasar Modal di Amerika
Serikat)
Securities and Exchange Commission (SEC) adalah suatu badan pemerintah
federal yang didirikan pada tahun 1934 sesuai dengan undang-undang Securities
Exchange Act untuk mengatur peredaran saham yang ditawarkan untuk dijual
kepada public dan selanjutnya mengatur perdagangan surat-surat berharga melalui
bursa efek tidak resmi (over-the-counter markets). Menurut undang-undang ini,
SEC memiliki wewenang untuk menetapkan GAAP bagi perusahaan-
perushaan.yang berada dibawah yurisdiksinya.
SEC juga berusaha keras memperngaruhi auditing dan profesi akuntan
publik. Peraturan yang dikeluarkan mengandung kualifikasi untuk menentukan
independensi seorang akuntan, termasuk juga standar pelaporan. SEC memiliki
wewenang untuk memberikan tindak hukuman kepada akuntan independen yang
tidak mematuhi ketentuan ini.
 U.S. General Accounting Office (Kantor Akuntansi Umum A.S)
U.S. General Accounting Office (GAO) adalah suatu badan nonpartisan
yang bertindak sebagai badan audit pederal bagi Kongres U.S. Badan ini diketuai
oleh Comptroller General of the United States, dan memiliki wewenang untuk
menerbitkan standar berkenaan dengan organisasi, program, kegiatan, dan fungsi
audit pemerinthan. Standar-standar ini tidak hanya berlaku bagi para auditor
pemerintah, namu juga bagi para CPA yang melakukan audit atas entitas
pemerintah federal atau kegiatan lain yang mendapat bantuan keuangan dari
pemerintah federal, termasuk pemerintah negara bagian dan local, lembaga
pendidikan tinggi, serta organisasi dan kontraktor nirlaba.
 Internal Revenue Service (Kantor Pajak A.S)
Internal Revenue Service (IRS) merupakan salah satu divisi dari U.S.
Treasury Department (Departemen Keuangan A.S) yang bertanggung jawab untuk
mengelola dan menegakkan perundanganpajak federal.
 Pengadilan Negara Bagian dan Federal
Kadang-kadang, kantor CPA dapat digugat dengan tuduhan telah
melakukan pekerjaan di bawah standar dalam pelaksanaan audit atau jasa lainnya.
Guna mencapau putusan hukum dalam kasus semacam ini, pada umumya
pengadilan telag memperhatikan standar kinerja kerja yang dibuat oleh profesi itu
sendiri. Namun kadang-kadang pengadilan harus menetapkan bahwa standar
profesi tersebut dianggap tidak cukup melindungi public. Setelah adanya sejumlah
putusa pengadilan yang demikian, maka profesi menanggapinya dengan
memperjelas standar praktik yang telah ada atau bahkan menerbitkan standar-
standar baru.
 Kongres A.S.
Komite-komite kongres giat melukan beberapa investigasi tentang profesi
akuntan selama dua decade belakangan ini. Investigasi difokuskan pada masalah
independensi kantor CPA, efektivitas pelaksanaan audit atas perusahaan-
perusahaan yang dimiliki publik, tanggung jawab untuk mendeksi dan melaporkan
tindak kecurangan dan melawan hukum yang dilkukan klien, serta apakah sistem
pengaturan profesi telah cukup melindungi public.
2) INDONESIA
Prof. R. Soemardjo Tjitrosidojo dan empat orang lulusan pertama Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia yakni Drs. Basuki T. Siddharta, Drs. Hendra
Darmawan, Drs. Tan Tong Joe, dan Drs. Go Tie Siem, mendirikan Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) pada 23 Desember 1957.
Pada 7 April 1977, dua puluh tahun setelah IAI berdiri, Drs. Theodorus M.
Tuanakotta membentuk Seksi Akuntan Publik sebagai wadah para akuntan publik
di Indonesia untuk melaksanakan program-program pengembangan akuntan publik.
Dalam Kongres IAI ke VII tahun 1994, anggota IAI sepakat memberikan
hak otonomi kepada akuntan publik dengan mengubah Seksi Akuntan Publik
menjadi Kompartemen Akuntan Publik. Hal ini untuk merespons perkembangan
pasar modal dan perbankan di Indonesia, yang memerlukan perubahan Standar
Akuntansi Keuangan dan Standar Profesional Akuntan Publik yang setara dengan
standar internasional.
Pada 24 Mei 2007 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) resmi berdiri.
Pendirian ini diputuskan melalui Rapat Umum Anggota Luar Biasa IAI –
Kompartemen Akuntan Publik. Perubahan organisasi ini ditujukan agar dapat
memenuhi persyaratan International Federation of Accountans (IFAC) mengenai
profesi dan etika akuntan publik. Saat ini, IAPI merupakan associate member of
IFAC.
Terbit KMK no. 443/KMK.01/2011 tentang Penetapan IAPI sebagai
Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang mengakui IAPI sebagai organisasi yang
berwenang melaksanakan Ujian Profesi Akuntan Publik, penyusunan dan penetapan
Standar Profesional dan Etika Akuntan Publik, serta menyelenggarakan Program
Pendidikan Berkelanjutan, sekaligus Reviu Mutu Akuntan Publik.
Visi dan Misi IAPI
Visi
 Mewujudkan Akuntan Publik yang berintegritas, berkualitas,
berkompetensi dan berstandar internasional.
 Mendorong pertumbuhan dan independensi profesi Akuntan Publik.
 Mewujudkan lingkungan internal dan eksternal profesi yang sehat dan
kondusif bagi profesi Akuntan Publik.
 Menjaga martabat profesi Akuntan Publik dan kepercayaan publik.
 Melindungi kepentingan publik dan Akuntan Publik.
 Mendorong terwujudnya good governance di Indonesia.
Misi
 Menyediakan Sumber Daya Manusia profesi akuntan yang memiliki
kompetensi sesuai standar global melalui proses rekrutmen anggota.
 Menyediakan Standar Profesi Akuntan Publik dan Kode Etik yang
berstandar internasional.
 Mendorong peningkatan kualitas jasa profesi Akuntan Publik melalui
penguatan kelembagaan Kantor Akuntan Publik.
 Mendorong peningkatan praktik tata kelola yang baik di bidang
perekonomian dan pengelolaan negara, termasuk pencegahan korupsi
dan peningkatan kualitas pelaporan informasi keuangan.
STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP)
Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) adalah kodifikasi
berbagai pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan
jasa bagi Akuntan Publik di Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar
Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI).
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah merupakan hasil
pengembangan berkelanjutan standar profesional akuntan publik yang dimulai
sejak tahun 1973. Pada tahap awal perkembangannya, standar ini disusun oleh suatu
komite dalam organisasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang diberi nama Komite
Norma Pemeriksaan Akuntan.
Standar yang dihasilkan oleh komite tersebut diberi nama Norma
Pemeriksaan Akuntan. Sebagaimana tercermin dari nama yang diberikan, standar
yang dikembangkan pada saat itu lebih berfokus ke jasa audit atas laporan keuangan
historis. Perubahan pesat yang terjadi di lingkungan bisnis di awal dekade tahun
sembilan puluhan kemudian menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan
mutu jasa audit atas laporan keuangan historis, jasa atestasi, dan jasa akuntansi dan
review. Di samping itu, tuntutan kebutuhan untuk menjadikan organisasi profesi
akuntan publik lebih mandiri dalam mengelola mutu jasa yang dihasilkan bagi
masyarakat juga terus meningkat. Respon profesi akuntan publik terhadap berbagai
tuntutan tersebut diwujudkan dalam dua keputusan penting yang dibuat oleh IAI
pada pertengahan tahun 1994 : (1) perubahan nama dari Komite Norma
Pemeriksaan Akuntan ke Dewan Standar Profesional Akuntan Publik dan (2)
perubahan nama standar yang dihasilkan dari Norma Pemeriksaan Akuntan ke
Standar Profesional Akuntan Publik.
SPAP merupakan kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis dan aturan
etika. Pernyataan standar teknis yang dikodifikasi dalam buku SPAP ini terdiri dari:
1. Pernyataan Standar Auditing
2. Pernyataan Standar Atestasi
3. Pernyataan Jasa Akuntansi dan Review
4. Pernyataan Jasa Konsultansi
5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu
Sedangkan aturan etika yang dicantumkan dalam SPAP adalah Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang dinyatakan berlaku oleh Kompartemen
Akuntan Publik sejak bulan Mei 2000. Standar Auditing Standar auditing
merupakan panduan audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri
dari 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA).
Dengan demikian, PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar
yang tercantum dalam standar auditing. PSA berisi ketentuan-ketentuan dan
panduan utama yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam melaksanakan
perikatan audit. Termasuk dalam PSA adalah Interpretasi Pernyataan Standar
Auditing (IPSA), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh Dewan
terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh Dewan dalam PSA. Standar
Atestasi Standar atestasi memberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa
akuntan publik yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam
jasa audit atas laporan keuangan historis, pemeriksaan atas laporan keuangan
prospektif, serta tipe perikatan atestasi lain yang memberikan keyakinan yang lebih
rendah (review, pemeriksaan, dan prosedur yang disepakati).
Standar atestasi terdiri dari 11 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan
Standar Atestasi (PSAT). PSAT merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing
standar yang terdapat dalam standar atestasi. Termasuk dalam PSAT adalah
Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT), yang merupakan interpretasi
resmi yang dikeluarkan oleh Dewan terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan
oleh Dewan dalam PSAT.
Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan rerangka untuk fungsi
nonatestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review.
Standar jasa akuntansi dan review dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Jasa
Akuntansi dan Review (PSAR). Termasuk di dalam Pernyataan Standar Jasa
Akuntansi dan Review adalah Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan
Review (IPSAR), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh Dewan
terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh Dewan dalam PSAR.
Standar Jasa Konsultansi memberikan panduan bagi praktisi yang
menyediakan jasa konsultansi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik. Jasa
konsultansi pada hakikatnya berbeda dari jasa atestasi akuntan publik terhadap
asersi pihak ketiga. Dalam jasa atestasi, para praktisi menyajikan suatu kesimpulan
mengenai keandalan suatu asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain,
yaitu pembuat asersi (asserter). Dalam jasa konsultansi, para praktisi menyajikan
temuan, kesimpulan, dan rekomendasi. Sifat dan lingkup pekerjaan jasa konsultansi
ditentukan oleh perjanjian antara praktisi dengan kliennya. Umumnya, pekerjaan
jasa konsultansi dilaksanakan untuk kepentingan klien. Standar Pengendalian Mutu
Standar pengendalian mutu memberikan panduan bagi kantor akuntan publik di
dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya
dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar
Profesional Akuntan Publik dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang
diterbitkan oleh Kompartemen Akuntan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia.
Dalam perikatan jasa profesional, kantor akuntan publik bertanggung jawab
untuk mematuhi berbagai standar relevan yang telah diterbitkan oleh Dewan dan
Kompartemen Akuntan Publik. Dalam pemenuhan tanggung jawab tersebut, kantor
akuntan publik wajib mempertimbangkan integritas stafnya dalam menentukan
hubungan profesionalnya; bahwa kantor akuntan publik dan para stafnya akan
independen terhadap kliennya sebagaimana diatur oleh Aturan Etika Kompartemen
Akuntan Publik dan bahwa staf kantor akuntan publik kompeten, profesional, dan
objektif serta akan menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama (due profesional care). Oleh karena itu, kantor akuntan publik harus
memiliki sistim pengendalian mutu untuk memberikan keyakinan memadai tentang
kesesuaian perikatan profesionalnya dengan berbagai standar dan aturan relevan
yang berlaku.
Standar auditing merupakan suatu panduan audit atas laporan keuangan
historis. Didalamnya terdapat 10 standar yang secara rinci dalam bentuk pernyataan
standar auditing (PSA). PSA ini berisi tentang ketentuan-ketentuan dan panduan
utama yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam melaksanakan perikatan audit.
Audit atas laporan keuangan historis merupakan jasa tradisional yang disediakan
oleh profesi akuntan publik kepada masyarakat. Seperti yang telah dipaparkan
sebelumnya bahwa didalam standar auditing ini terdapat 10 standar auditing yang
terbagi menjadi standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.
Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing yang mana berkaitan dengan
tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan standar berkaitan dengan suatu
kriteria ukuran mutu kinerja tindakan tersebut.
8. KERANGKA KERJA PENGATURAN UNTUK MEYAKINKAN MUTU
JASA
Setiap profesi menekankan perhatian pada mutu jasa yang diberikan,
tidakterkecuali profesi akuntan publik. Mutu jsaa merupakan hal yang penting
untuk meyakinkan bahwa profesi telah memenuhi tanggung jawab klien,
masyarakat umum, serta pemerintah.
Empat komponen :
1. Pendapatan Standar (standard setting). Sector swasta menetapkan standar
akuntansi, jasa – jasa professional, etika, dan pengendalian mutu untuk
mengatur perilaku para CPA serta kantor – kantor CPA.
2. Pengaturan oleh Kantor CPA (firm regulation). Setiap kantor CPA
membuat kebijakan dan prosedur untuk meyakinkan bahwa praktik
akuntansi sesuai dengan standar professional.
3. Pengaturan sendiri atau sejawat (self-or peer regulation). AICPA telah
menerapkan suatu program komprehensif tentang pengaturan sendiri
termasuk kewajiban untuk mengikuti pendidikan berkelanjutan, review
sejawat (peer review) permintaan keterangan tentang kegagalan audit, serta
pandangan public.
4. Pengaturan oleh Pemerintah (government regulation). Hanya professional
yang layak dan mampu saja yang akan diberikan izin untuk berpraktik,
sementara perilaku auditor senantiasa dipantau oleh dewan akuntansi
Negara bagian, SEC dan pengadilan.
Penetapan Standar
Peran sector swasta dalam FASB dan GASB dalam menetapkan standar
akuntansi, serta peran AICPA dalam menetapkan standar auditing yang berlaku
umum (GAAS) serta standar lainnya untuk berbagai jenis jasa atestasi dan
akuntansi. Telah dijelaskan bahwa AICPA memilikitim etika profesi yang
menetapkan standar perilaku professional. Semua standar tersebut memberikan
pedoman bagi praktisi perorangan yang mendapaatkan pekerjaan bermutu tinggi.
Standar Pengendalian Mutu
Apabila suatu perusahaan mempertimbangkan bagaimana akan mengelola
system pengendalian mutu, maka terlabih dahulu harus mempertimbangkan tiga hal
pokok. Pertama, perusahaan harus memberikan tanggung jawab dalam perusahaan
kepada orang – orang yang tepat untuk merancang dan memelihara kebijakan
pengendalian mutu. Kedua, perusahaan harus mengkomunikasikan secara berala
kebijakan pengendalian mutu dan prosedurnya kepada para personil, sehingga
dapat diperoleh keyakinan yang memadahi bahwa mereka telah memehami dan
menaatinya.
Pengaturan oleh Kantor
Pengaturan oleh kantor (firm regulation) dilakukan dalam kantor CPA
sendiri. Bagi sebuah kantor CPA terdapat sejumlah insentif untuk melakukan
pekerjaan dengan baik. Termasuk didalamnya berupa kebanggaan,
profesionalisme, dan keinginan untuk bersaing dengan kantor akuntan lain.
Motivaasitambahan dapat berasal dari keinginan untuk menghindari beban biaya
serta hal – hal yang dapat merusak reputasi kantor yang berkaitan dengan litigasi
serta tindakan lain yang sesuai dengan kantor dan patut diduga mengandung
ketidakpatuhan terhadap standar professional.
Pengaturan Sendiri
Pengaturan sendiri (self regulation) ini juga disebut pengaturan sejawat
(peer regulation), berkaitan dengan kegiatan entitas profesional diluar perusahaan
guna meningkatkan kualitas praktik. Divisi kantor CPA dan divisi review mutu dari
AICPA memainkan peran kunci dalam komponen kerangka kerja pengaturan ini.
Divisi Kantor CPA
Divisi kantor CPA memiliki dua seksi, yaitu SEC Practice Section (Seksi
Praktik SEC) dan Private Company Practice Section (Seksi Praktik Perusahaan
Swasta). Setiap seksi memiliki tujuan, persyaratan keanggotaan dan review sejawat
(peer review), serta badan pengatur (excecutive committee) sendiri –sendiri. Pada
umumnya tujuan dan persyaratan dari seksi praktik SEC lebih luas daripada yang
ada pada Seksi Praktik Perusahaan Swasta.
Tujuan utama proses review sejawat adalah untuk meningkatkan praktik
dimasa yang akan datang. Apabila suatu kantor CPA gagal untuk melaksanakan
langkah perbaikan yang dianggap perlu oleh seksi, maka seksi akan menetapkan
sanksi tersebut :
1. Persyaratan pendidikan profesional berkelanjutan tambahan
2. Percepatan frekuensi review sejawat / review sejawat secara khusus
3. Memberi teguran kritik dan celaan
4. Denda uang
5. Skorsing dari keanggotaan
6. Pemecatan dari keanggotaan seksi
Permintaan Keterangan atas Kegagalan Audit
Kantor CPA yang terdaftar pada Seksi Praktik SEC harus melapor pada
Quality Control Inquiry Committee (QCIC = Komite Permintaan Keterangan
Pengendalian Mutu) yang da dalam seksi tersebut, tentang semua ligitasi atau
gugatan hokum yang melibatkan audit atas perusahaan public dalam waktu 30 hari
terhitung mulai tanggal penerimaan gugatan. QCIC bertanggung jawab untuk
menetapkan apakah gugatan dalam kasus tersebut menunjukkan adanya :
1. Kesalahan penyimpangan yang tidak dapat dihilangkan oleh sistem apapun
2. Kekurangan pada penerapan pengendalian mutu kantor atau kepatuhannya
3. Kekurangan pada standar profesional
Pengawasan Publik
Public Oversight Board atau Dewan Pengawasan Publik akan memantau
dengan ketat kegiatan seksi tersebut. Untuk memastikan indepensinya, Dewan akan
menunjuk anggota – anggotanya yang memiliki pengalaman luas dalam masalah –
masalah bisnis, profesional, peraturan, dan legislative. Para staf dean akan
mengawasi secara langsung setiap review sejawat yang dilaksanakan seksidan
seluruh permintaan keterangan QCIC atas tuntutan kegagalan audit.
Divisi Review Mutu
Pada tahun 1988. AICPA mendirikan Quality Review Division (Divisi
Revisi Mutu). Kegiatan utama divisi ini adalah melakukan kerjasama dengan
masyarakat CPA Negara bagian, untuk memtapkan dan melaksanakan program
review mutu bagi kantor – kantor akuntan lokal yang melakukan praktik akuntan
public namun tidak terdaftar pada salah satu seksi manapun dari Divisi Kantor CPA.
Program ini menyediakan beragam variasi review berdasarkan jenis jasa yang
diberikan.
Peraturan dari Pemerintah
Peraturan oleh Pemerintah (government regulation) bagi profesi terutama
dilakukan melalui kegiatan Dewan Akuntansi Negara Bagian, SEC, serta
pengadilan Negara bagian dan federal sebagaimana telah dibahas pada bagian
sebelumnya.
SEC juga memainkan peran penting dalam mengaitkan peraturan sendiri
dan pengaturan pemerintah. Hal ini dilaksanakan dengan mengevaluasi
independesinya sendiri atas efektivitas program pemantauan praktik Seksi Praktik
SEC dari Divisi Kantor CPA yang ada AICPA. Evaluasi meliputi review atas
pekerjaan yang dilakukan oleh tim review sejawat, Dewan Pengawasan Publik,
serta Komite Permintaan Keterangan Pengendalian Mutu. Berdasarkan evaluasi ini,
SEC dapat menyimpulkan bahwa “proses review sejawat telah memberikan
sumbangan secara signifikan guna meningkatkan sistem pengendalian mutu kantor
anggota, dank arena itu harus meningkatkan konsistensi dan mutu praktik di
hadapan Komisi”.
Profesi harus terus mewaspadai dan bersikap tanggap terhadap hal – hal
yang menjadi perhatian kongres, sehingga dapat membantu menjaga keseimbangan
yang tepat antara pengaturan pemerintah dengan komponen – komponen lain dalam
kerangka kerja pengaturan.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Auditing menawarkan beragam peluang karir dalam akuntan publik,
industri, dan pemerintahan. Pada abad yang lampau, jasa auditing yang disediakan
oleh profesi akuntan publik telah meningkat sebagaisalah satu komponen penting
dalam pasar bebas ekonomi A.S. peran profesi akuntan publik di A.S. dalam
pelaporan keuangan berlanjut sebagai pemberi jasa yang digunakan sebagai model
pengembangan profesi auditor di seluruh negara di atas muka bumi ini. selain itu,
tidak ada profesi sebaik profesi auditor dalam memahami sasaran dan tujuan
organisasi, sistem informasinya, serta kecakapannya. Masyarakat luas mengakui
kelebihan pengetahuan dan keterampilan auditor yang telah menjadikan profesi
auditor demikian tanggap pada permintaan yang kuat atas beragam jasa atestasi lain
dan jasa nonatestasi.

Peluang profesional yang memiliki keterampilan auditing dan atestasi


meningkat secara pesat dengan adanya teknologi informasi yang berdampak sangat
luas terhadap sistem laporan keuangan. Di masa depan, auditor dapat memberikan
keyakinan yang terus menerus atas sekumpulan informasi keuangan maupun
nonkeuangan secara tepat waktu (real time). Secara khusus, Proyek Visi CPA
menjadi penting dalam pembahasan tentang nilai-nilai inti dan kompetensi yang
akan menunjang profesi auditor serta CPA dan lainnya di masa depan. Kompetensi
ini membuka peluang bagi lingkup luas assurance services seiting dengan
pertumbuhan permintaan.

Profesi modern dipengaruhi oleh sejumlah profesional dan organisas-


organisasi pengatur yang berasal dari sektor swasta maupun publik yang menaruh
perhatian pada mutu kerja profesional. Penerapan standar kolektif serta kegiatan
pengaturan dari organisasi-organisasi ini terdiri dari kerangka kerja yang dapat
membantu meyakinkan bahwa profesi telah memberikan jasa yang bermutu dalam
memenuhi tanggung jawabnya kepada klien,masyarakat umum, serta pihak yang
mengatur.
DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A., Elder, dan Beasley. 2008. Auditing dan Jasa Assurance

Pendekatan Terintegrasi Jilid 1. Edisi 12. Jakarta: Erlangga.

Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003. Modern
Auditing. Jakarta: Erlangga.
Choirul, dkk. 2013. Auditing dan Profesi Akuntan Publik. (online)
https://www.slideshare.net/06122009/makalah-auditing-dan-profesi-
akuntan-publik . Universitas Muhammadiyah Gresik.
Hesnon, Norman. 2014. Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik. (online)
https://www.slideserve.com/norman-henson/pengauditan-profesi-akuntan-
publik (diakses tanggal 30/8/2019 jam 10:56)
Institut Akuntan Publik Indonesia. Jejak Langka IAPI (online) https://iapi.or.id/
(diakses tanggal 30/8/2019 jam 10:05)
Jusup, Al Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Edisi II.
Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan
Keluarga Pahlawan Negara.
Kurniawati, Silvi. 2011. Jasa Yang Diberikan Kantor Akuntan Publik. (online)
https://www.scribd.com/doc/51203333/Jasa-Yang-Diberikan-Kantor-
Akuntan-Publik (diakses tanggal 30/8/2019 jam 10:43)
Pelajaran co.id. (online) https://www.pelajaran.co.id/2017/28/pengertian-
akuntansi-auditing-menurut-para-ahli.html (diakses tanggal 29/8/2019 jam
19:55)
Rumah Dalam Rumah. 2013. STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK
(SPAP) (online) http://muzttofa.blogspot.com/2013/06/standar-profesional-
akuntan-publik-spap.html (diakses tanggal 29/8/2019 jam 13;04)

Anda mungkin juga menyukai