Anda di halaman 1dari 11

NAMA : MIFTA HUL JANNAH

NIM : A031171310
RMK PENGAUDITAN II

AUDIT SIKLUS JASA PERSONALIA

1. SIFAT SIKLUS JASA PERSONALIA


Siklus jasa personalia (personnel services cycle) suatu entitas menyangkut peristiwa
dan aktivitas yang berhubungan dengan kompensasi eksekutif serta karyawan. Jenis-jenis
kompensasi ini meliputi gaji, upah per jam dan insentif (borongan), komisi, bonus, opsi
saham, dan tunjangan karyawan (misalnya asuransi kesehatan dan uang cuti). Kelompok
transaksi yang utama dalam siklus ini adalah transaksi penggajian (payroll transactions).
Siklus jasa personalia saling berkaitan dengan dua siklus lainnya. Pembayaran gaji
dan upah serta pembayatran pajak gaji dan upah berhubungan dengan transaksi pengeluaran
kas dalam siklus pengeluaran. Distribusi biaya tenaga kerja pabrik ke barang dalam proses
berkaitan dengan siklus produksi.
Perbedaan antara siklus jasa personalian dengan siklus-siklus lainnya pada umumnya
meliputi:
 Dalam penggajian hanya terdapat satu golongan transaksi. Kebanyakan siklus
mengandung lebih dari satu golongan transaksi. Penggajian hanya memiliki satu
transaksi, karena penerimaan jasa dari para pegawai dan pembayaran atas jasa tersebut
melalui penggajian berlangsung dalam tenggang waktu yang pendek.
 Transaksi biasanya jauh lebih signifikan daripada saldo akun neraca yang
bersangkutan. Akun-akun neraca yang berkaitan dengan penggajian seperti misalnya
utang gaji dan utang pajak penghasilan karyawan jauh lebih kecil daripada jumlah
rupiah transaksi penggajian selama tahun yang bersangkutan.
 Pengendalian internal atas penggajian pada umumnya efektif pada hampir semua
perusahaan, bahkan pada perusahaan kecil sekalipun. Adanya undang-undang pajak
dan ketentuan tentang tata cara pembayaran pajak penghasilan karyawan yang
ditetapkan pemerintah secara ketat mendorong perusahaan untuk menerapkan
pengendalian internal yang efektif atas pemotongan dan pembayaran pajak penghasilan
karyawan.
Karena ketiga karakteristik di atas, dalam pengauditan penggajian, auditor biasanya
menekankan pada pengujian pengendalian, pengujian substantif golongan transaksi, dan
prosedur analitis. Pengujian rinci saldo akun-akun yang berkaitan dengan penggajian
biasanya hanya memerlukan waktu yang singkat.

Akun-akun yang umumnya terdapat dalam siklus jasa personalia dapat dilihat pada
gambar di atas. Dalam gambar tersebut digunakan akun T unutk menggambarkan aliran
informasi melalui berbagai akun dalam siklus jasa personalia. Dalam sistem pada umumnya,
akun upah dan gaji hanya digunakna pada akhir periode akuntansi. Selama periode berjalan,
akun beban didebet pada saat upah dan gaji sesungguhnya dibayar, bukan ketika beban gaji
terjadi. Utang yang berkaitan dengan gaji dan upah dicatat melalui jurnal penyesuaian pada
akhir periode untuk semua yang telah menjadi beban tetapi belum dibayar.

2. TUJUAN AUDIT JASA PERSONALIA


Tujuan keseluruhan pengauditan atas siklus jasa personalia adalah untuk menilai
apakah saldo-saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus ini telah ditetapkan secara wajar sesuai
dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Dalam buku Boynton (2003:172), tujuan
audit spesifik dijabarkan dalam tabel berikut.
Kategori Tujuan Audit Kelompok Tujuan Audit Saldo Akun
Asersi Transaksi

Eksistensi atau Beban gaji dan upah serta Saldo kewajiban gaji dan upah akrual
keterjadian beban pajak gaji dan upah yang serta pajak gaji dan upah menunjukkan
tercatat berhubungan dengan jumlah yang terhutang pada tanggal
kompensasi untuk jasa yang neraca (EO2).
diberikan selama periode
berjalan (EO1).

Kelengkapan Beban gaji dan upah serta Kewajiban gaji dan upah akrual serta
beban pajak gaji dan upah yang pajak gaji dan upah mencakup semua
tercatat mencakup semua beban jumlah yang terutang kepada personel
semacam itu yang terjadi untuk dan lembaga pemerintah pada tanggal
jasa personalia selama tahun neraca (C2).
berjalan (C1).

Hak dan Kewajiban gaji dan upah akrual serta


kewajiban pajak gaji dan upah adalah kewajiban
entitas yang melaporkan (RO1).

Penilaian atau Beban gaji dan upah serta Kewajiban gaji dan upah akrual serta
alokasi beban pajak gaji dan upah telah pajak gaji dan upah telah dihitung serta
dihitung serta dicatat secara dicatat secara akurat (VA2).
akurat (VA1).

Distribusi tenaga kerja pabrik telah


dihitung dan dicatat dengan benar
(VA3).

Penyajian dan Beban gaji dan upah serta Akun kewajiban gaji dan upah akrual
pengungkapan beban pajak gaji dan upah telah serta pajak gaji dan upah telah
diidentifikasi serta diidentifikasi serta diklasifikasikan
diklasifikasikan dengan tepat dengan tepat dalam neraca (PD2).
dalam laporan laba rugi (PD1).

Laporan keuangan memuat


pengungkapan yang layak atas pension
dan program tunjangan lainnya (PD3).

Menggunakan Pemahaman tentang Bisnis dan Industri untuk Mengembangkan


Strategi Audit
Waktu dan upaya audit yang dicurahkan untuk siklus jasa personalia akan bervariasi
dari satu industri ke industri lainnya. Pentingnya jasa personalia mungkin bervariasi bagi
pabrikan, pedagang grosir, dan pedagang eceran. Beberapa industri mungkin sangat berbeda
dari segi intensivitas tenaga kerja dalam melaksanakan proses pabrikasinya. Selain itu,
banyak pabrikan juga terus menjalankan program pension dengan manfaat pasti yang
pengungkapannya dianggap signifikan. Program kompensasi lainnya meliputi opsi saham
yang menghadirkan tantangan pengukuran dan pengungkapan sendiri bagi para auditor.
Sebelum melanjutkan audit atas jasa personalia, adalah penting bagi auditor untuk
memahami:
 Pentingnya jasa personalia bagi keseluruhan entitas
 Sifat kompensasi
 Pentingnya berbagai paket kompensasi

Materialitas, Risiko Inheren, dan Prosedur Analitis


Untuk perusahaan perangkat lunak dan perusahaan jasa seperti bank, perusahaan
asuransi, dan kantor profesional, jasa personalia merupakan beban utama. Untuk sekolah, jasa
personalia mungkin menjadi pengeluaran yang utama. Pertumbuhan sector jasa dalam
perekonomian dan pentingnya sumber daya manusia bagi banyak perusahaan telah membuat
siklus jasa personalia menjadi suatu bidang audit yang material bagi perusahaan.
Dalam siklus jasa personalia, risiko inheren mungkin tinggi untuk asersi eksistensi
atau keterjadian, penilaian atau alokasi, serta penyajian dan pengungkapan. Misalnya,
terdapatnya penipuan gaji dan upah yang dapat terjadi pada dua tingkatan. Karyawan yang
terlibat dalam penyiapan dan pembayaran gaji dan upah mungkin memroses data untuk
karyawan fiktif, kemudian menyimpangkan cek gaji itu untuk kepentingan pribadi. Atau,
manajemen mungkin secara sengaja salah mengklasifikasikan atau mengalihkan biaya tenaga
kerja.
Auditor biasanya akan melakukan prosedur analitis ketika memulai audit atas siklus
jasa personalia karena prosedur ini efektif dari segi biaya. Prosedur analitis berguna dalam
mengidentifikasi potensi kecurangan seperti apabila gaji dan upah kotor per karyawan
melebihi ekspektasi auditor. Jenis prosedur ini dianggap paling efektif jika auditor bisa
menggunakan perangkat lunak audit yang umum, memilah karyawan menurut kategori, dan
kemudian mengevaluasi rata-rata pembayaran menurut kategori karyawan itu.

3. AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PENGGAJIAN


Siklus jasa personalia diawali dengan pengangkatan karyawan/pegawai dan diakhiri
dengan pembayaran imbalan atas jasa yang telah mereka lakukan dan pembayaran kewajiban
pajak penghasilan karyawan yang telah dipotong kepada pemerintah dan institusi lain serta
utang biaya tenaga kerja dan utang PPh karyawan.
Dalam tabel di bawah ini, kolom ketiga menunjukkan fungsi-fungsi bisnis dalam
siklus jasa personalia dan menghubungkan hubungan antara fungsi bisnis, golongan tranaksi,
akun-akun serta dokumen dan catatan.

Golongan Akun-Akun Fungsi Bisnis Dokumen & Catatan


Transaksi

Penggajian KasGaji Sumber daya manusia Catatan tentang sumber


daya manusia
Semua akun biaya
yang berhubungan Formulir potongan wajib
dengan imbal jasa
tenaga kerja Surat keputusan penetapan
tariff
Semua akun yang
berhubungan Pencatatan waktu dan Catatan waktu kerja
dengan potongan pembuatan daftar
atas pendapatan gaji Kartu waktu per job
kotor tenaga kerja
File transaksi penggajian
Semua akun utang
yang berhubungan Jurnal penggajian
dengan
Master file penggajian
ketenagakerjaan
Pembayaran gaji Bukti transfer atau check

Rekonsiliasi bank akun


gaji

Pembuatan bukti Bukti pembayaran PPh


potong PPh karyawan
karyawan dan
pembayaran PPh
karyawan

Bagian Sumberdaya Manusia (Bagian Personalia)


Bagian ini adalah bagian yang secara independen mewawancara dan mengangkat
personil yang memenuhi syarat sesuai dengan kebutuhan entitas. Bagian ini juga merupakan
sumber independen catatan untuk memeriksa secara internal informasi gaji dan upah,
termasuk tambahan-tambahan dan penghapusan dari daftar gaji, serta perubahan gaji/upah
dan potongan-potongan.
 Catatan Kepegawaian. Catatan ini meliputi data seperti tanggal pengangkatan, data
pribadi karyawan/pegawai, tingkat gaji/upah, potongan-potongan wajib, evaluasi
kinerja, dan pemberhentian sebagai pegawai.
 Formulir Potongan Wajib. Digunakan untuk memotong gaji/upah yang bersifat wajib,
seperti PPh karyawan yang dipotong perusahaan, dan potongan wajib lainnya.
 Surat Keputusan Penetapan Gaji/Upah. Digunakan untuk menetapkan tingkat gaji/upah
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sumber informasi keputusan ini adalah kontrak
kerja, otorisasi oleh manajemen, atau khusus untuk para pejabat perusahaan diotorisasi
oleh dewan komisaris.

Pencatatan Waktu Kerja dan Pembuatan Daftar Gaji/Upah


Penggunaan catatan waktu kerja dan pembuatan daftar gaji/upah sangat penting dalam
pengauditan penggajian karena keduanya berhubungan langsung dengan biaya tenaga kerja
untuk setiap periode. Pengendalian yang memadai diperlukan untuk mencegah kesalahan
penyajian dalam empat aktivitas berikut:
 Pencatatan waktu kerja
 Ikhtisar dan perhitungan pendapatan kotor, potongan, dan pendapatan bersih
 Pembayaran gaji/upah
 Pencatatan gaji/upah

 Catatan Waktu Kerja. Dokumen yang menunjukkan waktu kerja pegawai sejak mulai
hingga akhir bekerja setiap hari serta jumlah total jam kerja seorang pegawai. Pegawai
tetap yang dibayar dalam bentuk gaji tidak perlu mengisi catatan ini, karena mereka
wajib mengisi laporan waktu.
 Kartu Waktu per Job. Formulir yang menunjukkan untuk job mana seorang pegawai
bekerja pada suatu periode waktu tertentu. Formulir ini digunakan jika pegawai bekerja
pada job atau bagian yang berbeda.
 File Transaksi Penggajian. File ini diproses oleh komputer yang mencakup seluruh
transaksi penggajian yang diproses oleh sistem akuntansi untuk suatu periode waktu
tertentu. File ini berisi semua informasi yang dimasukkan ke dalam sistem dan
informasi untuk setiap transaksi. Tergantung pada kebutuhan perusahaan, informasi
dalam file transaksi penggajian bisa digunakan untuk membuat berbagai macam
catatan, daftar, dan laporan.
 Jurnal Penggajian atau Daftar. Laporan ini dibuat dari file transaksi penggajian.
Transaksi yang sama dimasukkan ke dalam jurnal atau daftar juga dibukukan secara
serentak ke buku besar dank e master file penggajian.
 Master File Penggajian. Ini merupakan file komputer yang digunakan untuk mencatat
transaksi penggajian untuk setiap pegawai dan menyelenggarakan total upah yang
dibayarkan kepada pegawai sampai saat ini dalam suatu tahun tertentu. Master file ini
diperbarui dari file transaksi penggajian.

Pembayaran Gaji/Upah
Persetujuan dan pendistribusian gaji/upah harus diawasi secara seksama untuk
menghindari terjadinya kecurangan. Untuk meningkatkan pengawasan, pendistribusian
gaji/upah biasanya diproses secara terpisah dari pembayaran-pembayaran lainnya.
 Bukti Transfer atau Check. Pembayaran gaji/upah bisa dilakukan dengan check, tetapi
seringkali juga dilakukan dengan transfer langsung pada akun-akun pribadi para
pegawai di bank. Jumlah yang dibayarkan adalah sebesar pendapatan kotor pegawai
dikurangi dengan PPh karyawan yang bersangkutan serta potongan-potongan lain yang
dilakukan perusahaan selaku juru potong.
 Rekonsiliasi Akun Bank Penggajian. Rekonsiliasi bank secara independen penting
dilakukan untuk semua akun kas di bank, termasuk akun bank yang disediakan khusus
untuk membayar gaji/upah pegawai, untuk mendeteksi kemungkinan adanya kesalahan
atau kecurangan. Perusahaan bisa menyediakan suatu akun penggajian imprest, cara ini
dapat menyederhanakan pembuatan rekonsiliasi akun bank untuk penggajian.

Pembuatan Bukti Potong PPh dan Pembayaran Pajak


Undang-undang Pajak Penghasilan mewajibkan perusahaan selaku wajib potong atas
penghasilan karyawan untuk melakukan pemotongan dan membayarkannya ke kas Negara
secara tepat waktu. Sistem penggajian berkomputer mengolah kewajiban pajak setiap
karyawan dengan menggunakan informasi yang terdapat dalam master file transaksi
penggajian. Untuk mencegah terjadinya kesalahan penyajian dan timbulnya utang pajak serta
denda, sebaiknya dilakukan verifikasi internal secara independen oleh petugas yang
kompeten.
 Bukti Pemotongan PPh Pasal 21. Bukti pemotongan pajak bulanan akan menjadi dasar
bagi perusahaan untuk menghitung potongan pajak penghasilan karyawan yang harus
disetor setiap bulan. Salah satu lembar bukti pemotongan pajak tersebut di berikan
kepada karyawan yang bersangkutan sebagai dasar untuk membuat SPT tahunan.
 Surat Setoran Pajak (SSP). Hasil pemotongan pajak penghasilan karyawan bulanan
selanjutnya disetorkan ke Kantor Pajak dengan disertai Surat Setoran Pajak (SSP)
selambat-lambatnya 10 bulan berikutnya.
Metodologi untuk Perancangan Pengujian Pengendalian
Pengendalian internal untuk penggajian biasanya sangat terstruktur dan dikendalikan
dengan baik untuk mengelola pengeluaran kas, untuk mengurangi pengaduan dan
ketidakpuasan karyawan, serta menekan kemungkinan terjadinya kecurangan. Karena
pengolahan penggajian hampir serupa pada kebanyakan organisasi, dan program perlu
dimodifikasi karena adanya perubahan peraturan perpajakan, perusahaan biasanya
menggunakan jasa pemrograman dari luar untuk pengolahan penggajian.
Banyak audit hanya memiliki risiko minimal untuk terjadinya kesalahan penyajian
material, walaupun penggajian sering merupakan bagian yang signifikan dari total beban.
Berikut adalah alasannya:
 Karyawan pada umumnya akan protes kepada manajemen apabila dibayar tidak sesuai
dengan jumlah seharusnya
 Semua transaksi penggajian biasanya seragam dan tidak rumit
 Transaksi penggajian adalah sesuatu yang menjadi sasaran untuk diaudit oleh Kantor
Pajak dalam rangka penetapan pajak penghasilan yang benar sehingga perusahaan
cenderung melaporkannya dalam jumlah yang benar
Di bawah ini ialah pengendalian-pengendalian kunci dalam siklus jasa personalia
untuk penilaian risiko pengendalian.
 Pemisahan Tugas yang Memadai. Pemisahan tugas merupakan hal yang sangat penting
dalam siklus ini, terutama untuk mencegah terjadinya pembayaran berlebih dan
pembayaran kepada pegawai fiktif. Fungsi penggajian harus dilakukan independen
terhadap bagian sumberdaya manusia (personalia) yang mengendalikan aktivitas kunci
pengendalian. Pembuatan daftar gaji/upah juga harus dipisahkan dari pembayaran atau
penyerahan gaji/upah kepada para karyawan.
 Pengotorisasian yang Tepat. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, hanya bagian
sumberdaya manusia yang berwenang untuk menambah atau mengurangi tenaga kerja
dari daftar gaji atau melakukan perubahan atas tarif gaji/upah, serta menetapkan
potongan-potongan. Jumlah jam kerja setiap pegawai harus mendapat otorisasi dari
penyelia (supervisor).
 Dokumen dan Catatan yang Memadai. Dokumen dan catatan yang sesuai tergantung
pada sifat dari sistem penggajian. Pada banyak perusahaan, catatan waktu kerja harus
cukup memadai untuk mengumpulkan biaya tenaga kerja per job atau per penugasan.
 Pengawasan Fisik atas Aset dan Catatan. Akses untuk terjadinya check gaji yang tidak
bergtandatangan harus dicegah. Check harus ditandatangani oleh petugas yang
ditetapkan perusahaan, dan gaji harus dibayarkan oleh seseorang yang independen dari
fungsi pembuatan gaji dan fungsi pencatatan waktu.
 Pengecekan Independen atas Pelaksanaan Kerja. Perhitungan dalam daftar gaji harus
diverifikasi secara independen, termasuk dengan melakukan pembandingan antara
batch total dengan laporan ikhtisar. Salah seorang anggota manajemen atau petugas
yang ditunjuk lainnya harus mereview hasil perhitungan gaji/upah apabila terjadi
kesalahan penyajian atau jumlahnya tidak lazim.
Berikut ini adalah tabel ikhtisar untuk beberapa pengendalian internal beserta
pengujian pengendaliannya untuk setiap tujuan audit transaksi.

Tujuan Audit  Pengendalian Kunci Pengujian Pengendalian


Transaksi

Pembayaran gaji/upah Catatan waktu diberi tanda Periksa ada tidaknya tanda
hanya untuk pekerjaan persetujuan oleh supervisor persetujuan dalam catatan
yang benar-benar waktu
dikerjakan oleh pegawai
yang ada (keterjadian)
Pengangkatan tenaga kerja
harus mendapat persetujuan Periksa file sumberdaya
manusia

Transaksi penggajian Check untuk pembayaran Periksa keberurutan


yang terjadi telah gaji diberi nomor urut pemakaian check gaji
dibukukan (kelengkapan) tercetak dan
dipertanggungjawabkan
penggunaanya

Transaksi penggajian Tarif upah, gaji, atau tarif Periksa petunjuk adanya
terbukukan adalah untuk komisi telah diotorisasi otorisasi dalam catatan
jumlah waktu kerja dengan benar penggajian
sesungguhnya dan dengan
tarif yang benar dan
potongan-potongan telah
dihitung dengan tepat Perhitungan dan jumlah
(ketelitian) diverifikasi secara internal
Periksa petunjuk adanya
verifikasi internal

Transaksi penggajian Isi master file penggajian Periksa petunjuk adanya


telah dimasukkan dengan diverifikasi secara internal verifikasi internal
benar ke dalam master file
penggajian dan
diiktisarkan dengan benar
(posting dan
pengikhtisaran)
Transaksi penggajian Digunakan daftar akun yang Review daftar akun
telah digolongkan dengan memadai
benar (penggolongan)

Transaksi penggajian Tanggal diperiksa secara Periksa petunjuk adanya


dicatat pada tanggal yang internal verifikasi internal
tepat (saat)

4. PENGUJIAN SUBSTANSI ATAS SALDO GAJI DAN UPAH


Pengujian substantif atas saldo gaji dan upah biasanya dilaksanakan pada atau
menjelang tanggal neraca. Saldo-saldo tersebut mencakup kewajiban akrual untuk gaji, upah,
komisi, bonus, tunjangan karyawan, dan pajak gaji dan upah, serta akun-akun beban yang
terkait.
Menentukan Risiko Deteksi
Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya risiko inheren untuk asersi eksistensi atau
keterjadian serta penilaian atau alokasi yang berkaitan dengan transaksi penggajian telah
disebutkan sebelumnya. Akan tetapi, bukti tentang keefektifan pengendalian atas risiko-risiko
ini dalam banyak kasus akan memungkinkan penilaian risiko pengendalian yang rendah,
sehingga menghasilkan risiko deteksi yang sedang atau tinggi untuk sebagian besar atau
seluruh asersi gaji dan upah. Akibatnya, pengujian substantif atas saldo-saldo gaji dan upah
seringkali dibatasi pada penerapan prosedur analitis, serta pengujian rincian yang terbatas.
Merancang Pengujian Substantif
Penjelasan tentang pengujian substantif yang spesifik atas saldo-saldo gaji dan upah
dibatasi pada prosedur-prosedur berikut ini.
 Menghitung Kembali Kewajiban Gaji dan Upah Akrual
Meskipun perhatian utama auditor mengenai beban gaji dan upah untuk tahun
berjalan tertuju pada lebih saji, namun untuk akun-akun akrual akhir tahun perhatian
utamanya adalah pada rendah saji. Hal yang juga harus diperhatikan adalah konsistensi
metoda untuk menghitung akrual dari periode ke periode.
 Mengaudit Tunjangan Karyawan dan Program Pensiun
Banyak perusahaan menawarkan tunjangan pensiun dan pascapensiun yang signifikan
kepada para karyawan. Sejumlah perusahaan pabrikasi telah memiliki program pensiun
dengan tunjangan pasti yang menghadirkan masalah yang signifikan dalam hal pengukuran
beban pensiun, serta pengungkapan pensiun. Auditor harus mengevaluasi kewajaran estimasi
akuntansi utama, yaitu tingkat pengembalian yang digunakan untuk menentukan proyeksi
kewajiban tunjangan, pada saat mengaudit beban pensiun.
 Mengaudit Opsi Saham dan Hak Apresiasi Saham
Salah satu bentuk kompensasi karyawan yang umum bagi banyak perusahaan
menyangkut penggunaan opsi saham. Auditor harus menentukan (1) jenis program
kompensasi insentif yang digunakan untuk memberikan kompensasi kepada karyawan dan
pejabat, (2) bagaimana beban kompensasi ditentukan, dan bagaimana beban kompensasi
dialokasikan ke berbagai periode akuntansi, serta (3) kecukupan pengungkapan yang
berkaitan dengan program kompensasi insentif.
 Memverifikasi Kompensasi Pejabat
Kompensasi pejabat sangat sensitive terhadap audit karena dua alasan: (1)
pengungkapan kompensasi pejabat secara terpisah disyaratkan dalam laporan 10-K yang
diserahkan perusahaan terbuka kepada SEC, dan (2) para pejabat mungkin bisa menghindari
pengendalian dan menerima gaji, bonus, opsi saham, serta bentuk kompensasi lainnya yang
melebihi jumlah yang diotorisasi. Pengujian ini berhubungan dengan tujuan yang berkaitan
dengan setiap kategori asersi.

Anda mungkin juga menyukai