Anda di halaman 1dari 15

HADITS-HADITS TERKAIT INVESTASI (MENABUNG)

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah: Tafsir Ayat dan Hadits Ekonomi

Dosen Pengampu: Dede Rodin, M.Ag.

Disusun Oleh:

Ria Mariana Safitri (1605036036)

Triana Setyaningsih (1605036037)

Almaniatul Afriliyah (1605036038)

S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UINVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2017

Hadits-hadits Terkait Investasi (Menabung) 1


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Investasi merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang sangat penting artinya
baik bagi negara yang sedang berkembang maupun di negara yang sudah maju,
Karena investasi menjadi alat untuk memperbanyak pengeluaran barang dan jasa
yang akan datang dan pada saat yang bersamaan akan memperluas kesempatan kerja.
Hal ini pula yang menjadikan tipe investor lebih baik dilihat dari kaca mata Islam.
Sebab dengan menjadi investor hal itu akan lebih mendatangkan manfaat dari pada
halnya sebagai seorang karyawan saja. Dengan menjadi investor ia dapat memberikan
manfaat bagi dirinya juga bagi masyarakat di sekitarnya.
Investasi berkaitan dengan pengeluaran dana pada saat sekarang dan
manfaatnya baru akan diterima dimasa datang, maka investasi dihadapkan pada
berbagai macam resiko. Paling tidak ada dua resiko yang akan dihadapi oleh seorang
investor, yakni nilai riil dari uang yang akan diterima dimasa yang akan datang dan
resiko mengenai ketidak pastian menerima uang dalam jumlah yang sesuai dengan
yang diperkirakan akan diterima dimasa yang akan datang.
Sebagai seorang muslim, tentunya kita harus memerhatikan hal-hal yang
berkaitan dengan investasi jika dikaitkan dengan syariah Islam. Maka di makalah ini,
kita akan membahas tentang investasi dalam pandangan syariah Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan investasi?
2. Bagaimana prinsip-prinsip investasi berdasarkan syariah?

Hadits-hadits Terkait Investasi (Menabung) 2


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Investasi
Investasi, berasal dari kata  ‫إستثمر‬   yang artinya membuahkan. Sedangkan
dalam kamus lengkap bahasa Indonesia, investasi adalah penanaman modal dalam
suatu usaha atau perusahaan dengan maksud mendapatkan keuntungan. Investasi
secara istilah adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau badan hukum
menyisihkan sebagian pendapatannya agar dapat dilakukan untuk melakukan suatu
usaha dengan harapan pada suatu waktu tertentu akan mendapatkan hasil.1
Atau investasi juga bisa berarti menunda pemanfaatan harta yang kita miliki
pada saat ini, atau berarti menyimpan, mengelola dan mengembangkannya merupakan
hal dianjurkan dalam Al-Qur’an, salahsatunya adalah dengan menabung.2
Jadi, investasi syari’ah adalah usaha yang dilakukan seseorang dengan
menanamkan modalnya pada suatu perusahaan atau bisnis yang sesuai dengan
syari’ah dengan tujuan mendapatkan keuntungan profit dan keuntungan sosial.
B. Prinsip-prinsip Investasi Berdasarkan Syariah
1. Prinsip Maslahah
Menurut Al-Ghazali, maslahah berarti sesuatu yang mendatangkan
manfaat atau keuntungan dan menjauhkan mudharat (kerusakan) pada hakikatnya
adalah memelihara tujuan syara’ dalam menetapkan hukum. Maslahah dalam
konteks investasi yang dilakukan oleh seseorang hendaknya harus dapat manfaat
bagi pihak-pihak yang melakukan transaksi dan juga harus dirasakan oleh
masyarakat pada umumnya. Seperti dalam hadits Nabi SAW yang diriwayatkan
oleh Muslim.

ُ ‫وب َو قُ تَ ي َْب ُة ي َ ْع يِن اب َْن َس ِع ٍيد َو اب ُْن ُح ْج ٍر قَ الُ وا َح َّد ثَ نَ ا مْس َ ِع‬
‫يل ُه َو‬ َ ُّ ‫َح دَّ ثَ نَ ا حَي ْ ىَي ب ُْن َأ ي‬
‫ِإ‬
َ ‫ول اهَّلل ِ َص ىَّل اهَّلل ُ عَ لَ ي ِْه َو َس مَّل‬
َ ‫اب ُْن َج ْع َف ٍر َع نْ ال َْع اَل ِء َع نْ َأ ِب ِيه َع نْ َأ يِب ُه َر ي َْر َة َأ َّن َر ُس‬

1
Em Zul Fajri & Ratu Aprilia Senja, “Kamus Lengkap Bahasa Indonesia”, Difa Publisher.

2
Dede Rodin, “ Tafsir Ayat Ekonomi” cet. 1, ( Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015 ), hlm. 175

Hadits-hadits Terkait Investasi (Menabung) 3


ٍ ‫ات اِإْل ن َْس ُان ان َْق َط َع َع نْ ُه مَع َ هُل ُ ِإ اَّل ِم نْ ثَ اَل ثَ ٍة ِإ اَّل ِم نْ َص دَ قَ ٍة َج ِار ي َ ٍة َأ ْو ِع مْل‬ َ ‫قَ َال َذ ا َم‬
‫ِإ‬
ُ ‫يُ ن ْتَ َف ُع ِب ِه َأ ْو َو دَل ٍ َص ِال ٍح ي َ ْد ُع و هَل‬

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ayyub] dan [Qutaibah] -yaitu Ibnu
Sa'id- dan [Ibnu Hujr] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il]
-yaitu Ibnu Ja'far- dari [Al 'Ala'] dari [Ayahnya] dari [Abu Hurairah], bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang
manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga
perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa'at baginya dan anak shalih yang
selalu mendoakannya." (HR. Muslim Nomor 3084)

Kaitannya hadits tersebut dengan investasi adalah pada kata “sedekah


jariyah”. Sedekah jariyah merupakan suatu investasi akhirat yang mempunyai
maslahah atau manfaat. Sedekah jariyah dilakukan di dunia dengan cara ikhlas
bersedekah, dan manfaatnya akan diambil di akhirat kelak. Kemudian “ilmu yang
bermanfaat” juga merupakan gambaran investasi. Karena jika kita mempelajari
sebuah ilmu, secara tidak langsung kita juga berinvestasi untuk masa depan, yang
manfaatnya bukan hanya di dunia, melainkan juga di akhirat.
2. Prinsip Halal
Dalam berinvestasi haruslah memerhatikan kehalalan dari suatu hal yang
akan diinvestasikan, seperti dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim:
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُوْ ُل‬
َ ِ‫ْت َرسُوْ َل هللا‬ ُ ‫ال َس ِمع‬ َ َ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َما ق‬ ِ ‫ان ْب ِن بَ ِشي ٍْر َر‬ ِ ‫ع َْن أَبِي َع ْب ِد هللاِ النُّ ْع َم‬
ِ ‫ ال ُّشبُهَا‬ ‫ فَ َم ِن اتَّقَى‬،‫اس‬
‫ت فَقَ ْد‬ ٌ َ‫ إِ َّن ْال َحالَ َل بَي ٌِّن َوإِ َّن ْال َح َرا َم بَي ٌِّن َوبَ ْينَهُ َما أُ ُموْ ٌر ُم ْشتَبِه‬:
ِ َّ‫ات الَ يَ ْعلَ ُمه َُّن َكثِ ْي ٌر ِمنَ الن‬
‫ك أَ ْن يَرْ تَ َع‬ ُ ‫ َكالرَّا ِعي يَرْ ع َى َحوْ َل ْال ِح َمى يُوْ ِش‬،‫ت َوقَ َع فِي ْال َح َر ِام‬ ِ ‫ َو َم ْن َوقَ َع فِي ال ُّشبُهَا‬،‫ض ِه‬ ِ ْ‫ا ْستَ ْب َرأَ لِ ِد ْينِ ِه َو ِعر‬
‫صلَ َح ْال َج َس ُد‬ َ ‫ ُمضْ َغةً إِ َذا‬  ‫ار ُمهُ أَالَ َوإِ َّن فِي ْال َج َس ِد‬
ْ ‫صلَ َح‬
َ ‫ت‬ ِ ‫ك ِح ًمى أَالَ َوإِ َّن ِح َمى هللاِ َم َح‬
ٍ ِ‫ لِ ُك ِّل َمل‬ ‫ أَالَ َوإِ َّن‬،‫فِ ْي ِه‬
ُ‫ أَالَ َو ِه َي ْالقَ ْلب‬ ُ‫َت فَ َس َد ْال َج َس ُد ُكلُّه‬
ْ ‫ُكلُّهُ َوإِ َذا فَ َسد‬

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] Telah menceritakan kepada kami
[Zakaria] dari ['Amir] berkata; aku mendengar [An Nu'man bin Basyir] berkata;
aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Yang halal
sudah jelas dan yang haram juga sudah jelas. Namun diantara keduanya ada
perkara syubhat (samar) yang tidak diketahui oleh banyak orang. Maka

Hadits-hadits Terkait Investasi (Menabung) 4


barangsiapa yang menjauhi diri dari yang syubhat berarti telah memelihara
agamanya dan kehormatannya.” (HR. Bukhari Nomor 50 dan Muslim Nomor
2996)
Berinvestasi harus dilakukan dengan cara yang halal dan meninggalkan
segala yang haram. Dalam kaitan ini, M. Nadratuzzaman Husen dkk.3
mengemukakan bahwa mencari rezeki (berinvestasi) dengan cara halal karena
pertama, kehendak syar’i, Allah SWT dan Rasul-Nya telah memberikan
bimbingan dalam mencari rezeki (berinvestasi) yaitu melakukan yang halal dan
menjauhkan yang haram; kedua, di dalam halal mengandung keberkahan; ketiga,
di dalam halal megandung manfaat dan maslahah yang agung bagi manusia;
keempat, di dalam halal akan membawa pengaruh positif bagi perilaku manusia;
kelima, pada halal melahirkan pribadi yang istiqamah yakni yang selalu berada
dalam kebaikan, kesalehan, ketakwaan, keikhlasan, dan keadilan; keenam, pada
halal akan membentuk pribadi yang zahid, wira’i, qana’ah, santun, dan suci
dalam segala tindakan; dan ketujuh, pada halal akan melahirkan pribadi yang
tasamuh, berani menegakkan keadilan dan membela yang benar.
Oleh karena itu, pastikan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan berbasis
halal, jika masih ragu-ragu terhadap produk dan jasa yang akan digunakan sebagai
instrument investasi, mak minta petunjuk kepada MUI atau para ahli hukum Islam
yang terpercaya.4
3. Prinsip Terhindar dari Investasi yang Haram
Investasi haram adalah segala perilaku (jasa) atau barang (efek, komoditas,
dan barang) yang dilarang dalam syariat Islam, jika dikerjakan mendapat dosa dan
jika ditinggalkan akan mendapat pahala. Investasi yang dilarang dalam al-Qur’an
dan al-Hadits dibagi menjadi dua golongan. Pertama, haram karena zatnya (li
dzatihi) dan kedua, haram karena bukan atau selain zatnya (li ghairihi).
Haram li dzatihi adalah haram semenjak semula ditentukan syara’ bahwa
hal itu haram. Keharaman dalam contoh ini adalah keharaman pada zat pekerjaan
itu sendiri. Akibatnya melakukan suatu transaksi dengan sesuatu yang haram li
dzatihi ini hukumnya batal dan tidak sah, tidak ada akibat hukumnya.

3
M. Nadratuzzaman Husen dkk, “Gerakan 3 H. Ekonomi Syariah”, (Jakarta: PKES, 2007), hlm.
18-25
4
Abdul Manan, “ Hukum Ekonomi Syariah: Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama”,
edisi pertama, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm. 184.

Hadits-hadits Terkait Investasi (Menabung) 5


Dari Ibnu ‘Umar r.a, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫لَ َع َن اهَّلل ُ الْ َخ ْم َر َو َش ِارهَب َا َو َسا ِقهَي َا َواَب ئِ َعهَا َو ُم ْب َتا َعهَا َوعَارِص َ هَا َو ُم ْع َترِص َ هَا َو َحا ِملَهَا َوالْ َم ْح ُموةَل َ لَ ْي ِه‬
‫ِإ‬

“Allah melaknat khamr, orang yang meminumnya, orang yang menuangkannya,


penjualnya, pembelinya, orang yang memerasnya, orang yang mengambil hasil
perasannya, orang yang mengantar dan orang yang meminta diantarkan.” (HR.
Abu Daud, no. 3674 dan IbnuMajah no. 3380)

Maksud dari hadist di atas adalah bahwa khamr pada asalnya, hukumnya
adalah haram. Hal ini sesuai dengan ketentuan li dzatihi yaitu perbuatan itu sejak
semula haram karena itu tidak dapat di jadikan sebab (alasan) untuk mengubah
hukumnya bahkan perbuatan itu dianggap batal semenjak semula (dari awal).
Akibatnya melakukan suatu transaksi seperti melakukan investasi ke perusahaan
khamr dihukumi haram li dzatihi, hukumnya batal dan tidak ada akibat
hukumnya.

Sedangkan haram li ghairihi adalah haram yang dahulunya oleh syara’


hukumnya wajib atau sunnah atau mubah, karena ada sesuatu hal yang baru
sehingga perbuatan itu diharamkan. Keharaman dalam contoh ini adalah
keharaman suatu kegiatan yang yang objek dari kegiatan tersebut bukan
merupakan benda-benda yang diharamkan karena zatnya, artinya benda-benda
tersebut adalah benda yang dibolehkan (dihalalkan), akan tetapi benda tersebut
menjadi diharamkan disebabkan adanya unsur tadlis, gharar, maysir, riba, dan
terjadinya ikhtikaar dan an-Najasy.
Berikut hadist Dari Auf bin Malik, Rasullullah SAW bersabda:

ُ ُ‫ الْ ُغل‬:‫ُوب الَّيِت ال تُ ْغ َف ُر‬


،‫ول‬ َ ‫” اَّي كَ َو ُّاذلن‬: َ ‫ول اهَّلل ِ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل‬ ُ ‫ قَا َل َر ُس‬:‫ قَا َل‬، ٍ ‫َع ْن َع ْو ِف بن َماكِل‬
‫ِإ‬
ُ‫ َوآلِك ُ ّ ِالراَب فَ َم ْن َألَك َ ّ ِالراَب بُ ِع َث ي َ ْو َم الْ ِق َيا َم ِة َم ْج ُنواًن ي َ َت َخ َّبط‬،‫فَ َم ْن غَ َّل َشيْئًا َأىَت ِب ِه ي َ ْو َم الْ ِق َيا َم ِة‬

Hadits-hadits Terkait Investasi (Menabung) 6


Dari Auf bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hati-
hatilah dengan dengan dosa-dosa yang tidak akan diampuni. Ghulul
(baca:korupsi), barang siapa yang mengambil harta melalui jalan khianat maka
harta tersebut akan didatangkan pada hari Kiamat nanti. Demikian pula
pemakan harta riba. Barang siapa yang memakan harta riba maka dia akan
dibangkitkan pada hari Kiamat nanti dalam keadaan gila dan berjalan
sempoyongan” (HR Thabrani)

Maksud hadist di atas adalah pada dasarnya mengambil atau mencari harta
boleh bahkan di wajibkan karena untuk memenuhi kebutuhan hidup asalkan
dengan cara yang benar , bukan dengan cara yang khianat seperti transaksi dalam
melakukan investasi tapi dengan adanya unsur penipuan seperti investasi bodong.
Hal ini sangat dilarang karena mengambil harta disertai penipuan adalah hal yang
sangat di benci Allah. Maka contoh investasi tersebut adalah investasi haram li
ghairihi karena pada dasarnya melakukan investasi itu boleh tapi karena ada unsur
penipuan dan menimbulkan madharat bagi orang lain hal tersebut menjadi haram.

a. Haram Karena Tadlis


Tadlis adalah sesuatu yang mengandung unsur penipuan. Tadlis dalam
berinvestasi adalah menyampaikan sesuatu dalam transaksi bisnis dengan
informasi yang diberikan tidak sesuai dengan fakta yang ada pada suatu bisnis
tersebut. Berikut hadist mengenai haram karena tadlis:

‫َأ َّن النَّيِب َّ صىل هللا عليه وسمل هَن َى َع ْن ب َ ْيع ِ الث َّ َم ِر َحىَّت ي َ ْبدُ َو َص َال ُحه‬

“Sesungguhnya Nabi saw. telah  melarang untuk menjual buah hingga mulai
tampak kelayakannya”. (HR Muslim, an-Nasa’i, Ibn Majah dan Ahmad).5

Hadist tersebut menjelaskan bahwa jual beli ijon sangat dilarang


karena hal tersebut termasuk perbuatan tipu daya. Begitu juga perbuatan tipu

5
Abu Azam Mujahid, “ Investasi Syariah dalam Tafsir Hadits”, (diakses tanggal 15 november
2017) http://abuazzammujahid.blogspot.co.id/2013/04/investasi-syariah-dalam-tafsir-hadits_3956.html?
m=1

Hadits-hadits Terkait Investasi (Menabung) 7


daya dan curang dalam melakukan investasi sangat dilarang, karena setiap
investasi yang didasari dengan tipu daya muslihat hukumnya haram.

Investasi yang dilakukan oleh seorang muslim tidak boleh melakukan


penipuan terhadap barang dan uang yang diinvestasikannya. Ia juga tidak
dibenarkan melakukan manipulasi agar uang tersbut bisa diterima sesuai
dengan harga barang sehingga menguntungkan salah satu pihak dan
merugikan pihak lain.6

b. Haram Karena Gharar


Gharar lebih dikenal sebagai ketidakpastian atau sering disebut juga
juhala. Gharar adalah sesuatu yang tidak diketahui ketika transaksi (aqad)
dilaksanakan, sehingga mengakibatkan timbulnya suatu ketidakpastian. Maka
dari itu transaksi yang mengandung unsur gharar hukumnya haram. Dengan
dasar sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Abu
Hurairah yang berbunyi:

‫ول اهَّلل ِ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل َ َع ْن ب َ ْيع ِ الْ َح َصا ِة َو َع ْن ب َ ْيع ِ الْغ ََر ِر‬
ُ ‫هَن َى َر ُس‬

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang jual beli al-hashah dan


jual beli gharar.” 7

Maksud hadits ini adalah adanya larangan tersebut menunjukan


adanya pengharaman, sebagaimana menunjukkan kerusakan, yaitu rusaknya
sebuah transaksi. Hal ini disebabakan dua hal, pertama, adanya jahalah
(ketidakjelasan barang), kedua, adanya unsur penipuan.
Maka dari itu dalam melakukan investasi harus cermat dan harus
menghindari perbuatan gharar karena perbuatan tersebut disamping
merugikan diri sendiri, juga merugikan orang lain.
c. Haram Karena Maysir
Maysir secara etimologi bermakna mudah. Maysir merupakan bentuk
objek yang diartikan sebagai tempat untuk memudahkan sesuatu. Maysir juga

6
Manan, …, hlm. 186-199.
7
Almanhaj, “ jual Beli Gharar”, (Diakses tanggal 15 November 2017)
https://almanhaj.or.id/2649-jual-beli-gharar.html

Hadits-hadits Terkait Investasi (Menabung) 8


diistilahkan dengan kata qimar yang diartikan sebagai setiap bentuk
permainan yang mengandung unsur pertaruhan (judi).
Allah sangat melarang praktik maysir, seperti dalam sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Shahih al-Bukhari:

‫ تَ َعال ُأقَا ِم ُركَ فَلْ َي َت َصدَّ ْق‬: ‫َم ْن قَا َل ِل َصا ِح ِب ِه‬
”Barangsiapa yang menyatakan kepada saudaranya, ‘Mari, aku bertaruh
denganmu,’ maka hendaklah dia bersedekah”. (HR. Bukhari dan Muslim).8

Dalam hadits ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan


ajakan bertaruh baik dalam pertaruhan atau muamalah sebagai sebab
membayar kafarat dengan sedekah, Ini menunjukkan keharaman pertaruhan.
Demikian juga, sudah ada ijma’ tentang keharamannya.
Para pakar hukum Islam sepakat bahwa akad investasi yang didasarkan
pada judi dan taruhan termasuk akad yang tidak dibenarkan dalam syariat
Islam. Sebab akad tersebut merupakan akad mulzim bagi kedua pihak,
merupakan mu’awadhah maliyah. Termasuk akad mu’awadhah, karena
masing-masing orang yang berjudi dan bertaruh, apabila memperoleh
kemenangan maka uang yang diambilnya sebagai pengganti dari kemungkinan
ia kalah. Dan jika ia mengalami kekalahan, maka uang yang diberikannya
sebagai penganti dari kemungkinan ia menang. Kemungkinan kalah dan
menang ini adalah asas pokok dari perjanjian (akad) tersebut.

d. Haram Karena Riba


Riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara
bathil. Para pakar hukum Islam membagi jenis riba kepada dua kelompok,
yaitu riba utang piutang dan riba jual beli. Riba utang piutang dibagi lagi
menjadi dua jenis, yaitu riba qardh dan jahiliyah. Adapun kelompok riba jual
beli dibagi menjadi dua jenis, yaitu riba fadhl dan riba nasiah. Dalam kitab
fiqh disebutkan bahwa barang ribawi ada enam macam, yaitu emas, perak,
8
Hafiz Ashraf, “ Larangan Al-maysir(Perjudian), (Diakses tanggal 15 November 2017)
http://hafizashraf.blogspot.co.id/2013/09/al-maisir-perjudian-adalah-dilarang_3.html?m=1

Hadits-hadits Terkait Investasi (Menabung) 9


garam, tepung, gandum, dan kurma (sebagai makanan pokok), sedangkan
uang dikategorikan sebagai emas dan perak. Syariat Islam mengharapkan
kepada kaum muslimin agar berhati-hati dalam menginvestasikan keenam
jenis barang ini agar tetap halal dan jauh dari riba. 9 Seperti hadits Nabi SAW
yang diriwayatkan oleh Darimi.

‫َخ َب َر نَا َع لِ ُّي‬


ْ ‫اد بْ ُن َس لَ َم ةَ أ‬ ٍ ‫ح َّد ثَ نَ ا ح َّج اج ب ن ِم ْن ه‬
ُ َّ‫ال َح َّد ثَ نَ ا مَح‬ َ ُْ ُ َ َ
ِ‫آخ ًذ ا بِ ِز م ِام نَاقَ ة‬
َ
ِ ‫ال ُك ْن ت‬
ُ َ َ‫اش ِّي َع ْن َع ِّم ِه ق‬ َّ ‫بْ ُن َز يْ ٍد َع ْن أَ يِب ُح َّر َة‬
ِ َ‫الر ق‬

ِ ‫و َس لَّ م يِف أ َْو َس ِط أَيَّ ِام التَّ ْش ِر‬


ُ‫يق أَذُ ود‬ َ َ ‫ص لَّ ى اللَّ هُ َع لَ ْي ِه‬ ِ ِ
َ ‫َر ُس ول اللَّ ه‬
ِ ِِ
َ‫ض وعٌ أَاَل َو إِ َّن اللَّ ه‬
ُ ‫ال أَاَل إِ َّن ُك َّل ِر بًا يِف ا جْلَ اه ل يَّ ة َم ْو‬
َ ‫اس َع ْن هُ َف َق‬
َ َّ‫الن‬
ِ ِ َّ ِ ِ َّ‫وض ُع ِر بَا َع ب‬
َ ُ‫َن أ ََّو َل ِر بًا ي‬
ُ ُ‫اس بْ ِن َع ْب د الْ ُم ط ل ب لَ ُك ْم ُر ء‬
‫وس‬ َّ ‫ض ى أ‬
َ َ‫قَ ْد ق‬

‫ون‬ َ ‫أ َْم َو الِ ُك ْم اَل تَ ظْ لِ ُم‬


َ ‫ون َو اَل تُ ظْ لَ ُم‬

Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] telah menceritakan


kepada kami [Hammad bin Salamah] telah mengabarkan kepada kami [Ali
bin Zaid] dari [Abu Hurrah Ar Raqasyi] dari [pamannya], ia berkata; "Aku
memegang tali kekang unta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada
pertengahan hari-hari Tasyriq, aku memerintahkan orang-orang supaya
menjauh darinya. Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya seluruh riba
pada masa jahiliyah telah dibatalkan, ketahuilah sesungguhnya Allah telah
memutuskan bahwa riba pertama yang dibatalkan adalah riba Abbas bin
Abdul Muththalib, yaitu bagi kalian modal harta kalian, kalian tidak
menzhalimi dan tidak dizhalimi." (HR. Darimi Nomor 2422)

Maksud dari kata “bagi kalian modal harta kalian, kalian tidak
menzhalimi dan tidak dizhalimi” adalah bahwa apabila kita berinvestasi atau

9
Manan, …, hlm. 196.

Hadits-hadits Terkait Investasi (Menabung) 10


menanamkan modal apapun itu, kita tidak boleh menzalimi harta kita yang
awalnya halal namun terzalimi karena tercampur dengan harta riba yang kita
tetapkan. Makna “dizhalimi” berlaku bagi orang yang kita investasikan,
jangan sampai mereka merasa terzalimi karena riba yang diterapkan di
investasi.
e. Terhindar dari Ikhtikar dan an-Najasy
Ikhtikar berasal dari bahasa Arab yang artinya dzalim atau aniaya.
Dalam bisnis konvensional disebut monopoli yaitu mengumpulkan atau
menahan barang-barang yang beredar di pasar dengan tujuan untuk bertindak
sesuka hatinya dalam peredaran barang terebut atau menguasai penawaran dan
permintaan sesuatu barang dengan tujuan untuk mengatur keuntungan yang
berlebihan.

- ‫ َوه َُو ا ْب ُن َس ِعي ٍد‬- ‫ َع ْن حَي ْ ىَي‬- ٍ‫ يَعْىِن ا ْب َن ِب َالل‬- ‫َحدَّ ثَنَا َع ْبدُ اهَّلل ِ ْب ُن َم ْسلَ َم َة ْب ِن قَ ْعنَ ٍب َحدَّ ثَنَا ُسلَ ْي َم ُان‬
‫ « َم ِن‬-‫صىل هللا عليه وسمل‬- ِ ‫ول اهَّلل‬ ُ ‫قَا َل اَك َن َس ِعيدُ ْب ُن الْ ُم َسي َّ ِب حُي َ ِّد ُث َأ َّن َم ْع َم ًرا قَا َل قَا َل َر ُس‬
َ ‫ فَ ِقي َل ِل َس ِعي ٍد فَ ن ََّك حَت ْ َت ِك ُر قَا َل َس ِعي ٌد َّن َم ْع َم ًرا اذَّل ِ ى اَك َن حُي َ ِّد ُث َه َذا الْ َح ِد‬.» ‫ا ْحتَ َك َر فَه َُو خَا ِط ٌئ‬
‫يث‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬
)‫اَك َن حَي ْ َت ِكر (رواه مسلم‬
Di ceritakan dari Abdullah bin Maslamah bin Qa’nab, diceritakan dari
Sulaiman bin Bilal, dari Yahya bin Sa’id berkata; Sa’id bin Musayyab
menceritakan bahwa sesungguhnya Ma’mar berkata; Rasulullah saw pernah
bersabda : Barang siapa yang melakukan praktek ihtikar (monopoli) maka
dia adalah seseorang yang berdosa. Kemudian dikatakan kepada Sa’id, maka
sesungguhnya kamu telah melakukan ihtikar, Sa’id berkata; sesungguhnya
Ma’mar yang meriwayatkan hadits ini ia juga melakukan ihtikar". (HR.
Muslim)10

Hadist ini menjelaskan bahwa, berdasarkan keterangan dalam kitab


Badrul Munir, mengutip yang disampaikan oleh Abu Mas’ud Al-Dimasyqi
dari riwayat Ibnu Musayyab menyebutkan, bahwa yang dilakukan oleh Sa’id

10
Penaka diri, “ Hadist Tentang Ikhtikar”, (Diakses tanggal 15 November 2017)
http://penakadiri.blogspot.co.id/2013/01/hadits-tentang-ihtikar.html?m=1

Hadits-hadits Terkait Investasi (Menabung) 11


adalah melakukan penahanan atas barang berupa minyak. Sedangkan menurut
Tirmidzi, Sa’id bin Musayyab hanya melakukan penahanan atas beberapa
komoditas yakni minyak, biji gandum dan sejenisnya saja. Sedangkan menurut
Abu Daud yang dilakukan Sa’id adalah melakukan praktek ihtikar atas biji
kurma, benang dan rempah-rempah. Sedangkan menurut Ibnu Abdul Bar
beliau menuturkan bahwa Sa’id dan Ma’mar keduanya melakukan ihtikar atas
minyak saja. Dan mereka berdua beranggapan yang dimaksudkan dalam hadits
tersebut adalah melakukan penahanan atas barang-barang yang menjadi
kebutuhan pokok saja, bukan komoditas lain seperti minyak, biji kurma,
rempah-rempah serta komoditas lain yang bukan merupakan kebutuhan
pokok.
Hal inilah yang menjadi alasan kenapa investasi tidak boleh ada unsur
ikhtikar karena kemadharatan yang di timbulkan lebih banyak dibandingkan
manfaatnya.

Adapun yang dimaksud dengan Najasy adalah mempermainkan harga


yaitu pihak pembeli menawar dalam suatu pembelian dengan maksud agar
orang lain menawar lebih tinggi. Investasi yang dilakukan dengan cara an-
najasy di larang dalam syariat Islam, sebab cara bertransaksi seperti ini akan
mendatangkan madharat, yakni kepada pihak pembeli. Seperti hadits Nabi
Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Malik.

‫ص لَّ ى‬ ِ َ ‫َن ر س‬ ِ ِ ِ ِ َ َ‫ق‬


َ ‫ول اللَّ ه‬ ُ َ َّ ‫ال َم ال ك َع ْن نَاف ٍع َع ْن َع ْب د اللَّ ه بْ ِن عُ َم َر أ‬
ِ ْ ‫ال م الِ ك و النَّ ج ش أ‬ ِ ‫اللَّ هُ َع لَ ْي ِه َو َس لَّ َم َن َه ى َع ْن النَّ ْج‬
ُ‫َن ُت ْع ط يَ ه‬ ُ ْ َ َ َ َ‫ش ق‬
ِ
َ ِ‫اش رِت َ ُاؤ َه ا َف َي ْق تَ د ي ب‬
‫ك‬ ْ ‫ك‬َ ‫س يِف َن ْف ِس‬ ِ ِ ْ ‫بِ ِس ْل ع تِ ِه أ‬
َ ‫َك َث َر م ْن مَثَ ن َه ا َو لَ ْي‬ َ
‫َغ ْي ُر َك‬

Malik berkata; dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] berkata, "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam melarang berjualan dengan cara najasy." Malik

Hadits-hadits Terkait Investasi (Menabung) 12


berkata; "Najasy ialah engkau beli barang dagangannya dengan harga yang
lebih tinggi, tidak dengan niat untuk membelinya; hingga orang-orang
mengikutimu." (HR. Malik Nomor 1190)

Hadits-hadits Terkait Investasi (Menabung) 13


BAB III
KESIMPULAN

Islam tidak melarang umat muslim untuk berinvestasi tapi menganjurkannya


berinvestasi untuk mensejahterakan keluarganya tetapi dengan cara dan sesuai aturan-
aturan islam.Ada banyak jenis investasi, jika ingin berinvestasi dipasar modal sebaiknya
teliti memilihinya ada tidaknya unsur-unsur haram. Karena jika salah dalam memilih
berinvestasi akan fatal akibatnya.
Dalam berinvestasi ada beberapa prinsip yang harus di penuhi antara lain prinsip
halal, prinsip maslahah dan prinsip terhindar dari investasi yang haram. Prinsip terhindar
dari investasi yg haram sendiri ada beberapa macam antara lain:
1. Haram karena tadlis
2. Haram karena gharar
3. Haram karena maysir
4. Haram karena riba
5. Haram karena ikhtikar dan an-najasy

Hadits-hadits Terkait Investasi (Menabung) 14


DAFTAR PUSTAKA

Buku

Fajri, Em Zul, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Difa Publisher.

Husen, M. Nadratuzzaman, 2007, Gerakan 3 H. Ekonomi Syariah, Jakarta: PKES.

Manan, Abdul, 2012, Hukum Ekonomi Syariah: Dalam Perspektif Kemenangan


Peradilan Agama, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Rodin, Dede, 2015, Tafsir Ayat Ekonomi, cet. 1, Semarang: CV. Karya Abadi Jaya.

Artikel

Almanhaj, “ Jual Beli Gharar”, https://almanhaj.or.id/2649-jual-beli-gharar.html, diakses


tanggal 15 November 2017.

Hafiz Ashraf, “ Larangan Al-maysir(Perjudian)”,


http://hafizashraf.blogspot.co.id/2013/09/al-maisir-perjudian-adalah-
dilarang_3.html?m=1, diakses tanggal 15 November 2017.

Mujahid, Abu Azam, “ Investasi Syariah dalam Tafsir Hadits”,


http://abuazzammujahid.blogspot.co.id/2013/04/investasi-syariah-dalam-tafsir-
hadits_3956.html?m=1, diakses tanggal 15 november 2017.

Penaka diri, “ Hadist Tentang Ikhtikar”, http://penakadiri.blogspot.co.id/2013/01/hadits-


tentang-ihtikar.html?m=1, diakses tanggal 15 November 2017.

Hadits-hadits Terkait Investasi (Menabung) 15

Anda mungkin juga menyukai