Dosen Pembimbing
Disusun
Oleh
M. Alfani
Nurhikmah ( 601191010028 )
Pendahuluan
keuangan syariah bank dan non bank. Ekonomi Islam yang telah hadir kembali
saat ini, bukanlah suatu hal yang tiba-tiba datang begitu saja.
Ekonomi Islam sebagai sebuah cetusan konsep pemikiran dan praktik telah
hadir secara bertahap dalam periode dan fase tertentu. Memang ekonomi
sebagai sebuah ilmu maupun aktivitas dari manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya adalah sesuatu hal yang sebenarnya memang ada begitu saja. Karena
upaya memenuhi kebutuhan hidup bagi seorang manusia adalah suatu fitrah.
ekonomi negara. Sistem ekonomi Islam telah terbentuk secara berkala sebagai
munculnya konsep ekonomi Islam secara teoritis dalam bentuk rumusan yang
Pada kesempatan ini kita akan menbahas para pemikir isalam pada masa
klasik yakni Abu Hanifah, Abu Yusuf, Abu Abdillah Muhammad bin Al Hasan,
dan Abu Ubaid. Para tokoh ini merupakan para pemikir islam dibidang ekonomi
mulai dari kecil ialah Nu‟man bin Tsabit bin Zauta bin Mah. Ayahnya
dilahirkan, ayahnya sudah pindah ke Kufah. Dengan ini teranglah bahwa beliau
bukan keturunan dari bangsa Arab, melainkan beliau dilahirkan di tengah-
yang dinamakan Hanifah, ini menurut satu riwayat. Dan menurut riwayat yang
lain, sebab ia mendapat gelar Abu Hanifah, karena ia adalah orang yang rajin
itu artinya “cenderung” atau “condong” kepada agama yang benar. Dan ada
Hanifah” itu lantaran dari eratnya berteman dengan “tinta”. Karena perkataan
pengetahuan yang diperoleh dari para gurunya atau lainnya. Dengan demikian
Perlu diketahui bahwa Abu Hanifah tidak pernah menulis kitab tentang
tersebar luas. Ini karena hasil perjuangan murid-murid Abu Hanifah dalam
mengembangkan dan menyebarluaskan pemikirannya terutama
pada istimbath yang ia rumuskan.
berbagai daerah untuk dipelajari. Demikian pula halnya dengan Muhammad ibn
karya atau buku yang ditulisnya langsung, kecuali apa yang dinukil oleh para
murid beliau.
pertama kali disusun oleh murid Imam Abu Hanifah. Hal senada juga
disebutkan oleh pengikut dan para muridnya. Diantara murid Abu Hanifah yang
fiqh berdasarkan pandangan Abu Hanifah adalah Imam Abu Yusuf (w. 182 H).
Dan karya Abu Yusuf ini pada akhirnya menjadi pegangan mazhab Hanafi,
dalam ushul fiqh.
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, bahwa Abu Yusuf dan Zufar adalah dua
Selain Abu Yusuf dan Zufar, Muhammad ibn Hasan asy-Syaibani juga
salah seorang murid Abu Hanifah yang terkenal dan berjasa dalam
wa al- waqi‟at.
sahabatnya, seperti Abu Yusuf, Muhammad dan Zufar. Muhammad ibn al-
kitab tersebut kemudian disusun oleh Hakim asy-Syahid menjadi satu kitab
yang diberi nama al-Kafi. Kitab ini dikomentari atau diberi syarah oleh Syamsu
Abu Hanifah dan sahabatnya yang tidak terdapat dalam kitab yang
Hanafi yang datang kemudian, pada waktu mereka ditanyai tentang masalah
Samarqandi.
Anwar.
(260-340 H), Ta‟ziz an-Nazhar karya Abu Zaid al-Dabusi (w. 430 H), Al-
Haqaiq karya Abu Said al-Khadimi (w. 1176 H), Majallah al-Ahkam al-
[9]
Biografi Abu Yusuf
Nama lengkapnya Ya’qub ibn Ibrahim ibn Sa’ad ibn Husein al-
Anshori.Beliau lahir di kuffah pada tahun 113 H dan wafat pada tahun 182H.
Abu Yusuf berasal dari suku Bujailah, salah satu suku bangsa arab.
dengan kaum anshar. Dibesarkan di kota kufah dan Baghdad yang pada masa
itu merupakan pusat kegiatan pemikiran dan intelektual islam paling dinamis.
Beliau berguru pada salah seorang ulama besar kenamaan yaitu nu’man bin
tsabit yang dikenal dengan nama abu hanifah, pendiri madzhab hanafi. Beliau
belajar pada imam abu hanifah selama 17 tahun. Begitu intensnya hubungan
pribadi dan intelektual ini membuat imam abu yusuf (w. 182/798) mengambil
metode dan cara berfikir gurunya itu dan turut menyebarkan paham fikihnya
selama hidup. Beliau dikenal sebagai orang yang memiliki ketajaman pikiran,
sangat terkenal adalah imam ahmad bin hanbal(pendiri madzhab hanbali), imam
yahya bin ma’in (seorang ulama hadits yang sangat tersohor), dan yahya bin
adam (seorang ulama yang menulis karya ilmiah kitab al-kharraj juga.[10]
Abu yusuf menimba berbagai ilmu kepada banyak ulama besar, seperti
Hisyam bin Urwah, Muhammad bin Abdurrahman bin Abi Laila, Muhammad
bin Ishaq bin Yassar bin Jabbar, dan Al-Hajjaj bin Arthah. Beliau termasuk
ulama yang banyak menggunakan ra’yu (pendapat) seperti yang menjadi ciri
khas dari Fiqih Hanafiyah. Beliau dapat menempatkan kekuatan ra’yu itu dalam
perspektif hadits. Keunikan beliau yang mampu memadukan dua aliran ini
membuatnya terkenal sebagai seorang ulama ahli ra’yu dan hadits. Kedudukan
yang unik ini sebenarnya sulit dicapai tanpa kepenguasaan ilmu yang memadai
Beliau seorang alim yang sangat dihormati oleh berbagai kalangan, baik
Abu Yusuf sebagai ketua Mahkamah Agung (qadhi al-qudhah). Ketika Abu
arRasyid untuk menulis buku umum yang akan dijadikan sebagai pedoman
kitab al-kharraj. Beliau telah menetapkan teori ekonomi yang sesuai dengan
syariat islam.
Salah satu karya Abu Yusuf yang sangat monumental adalah KIitab al-
Kharraj (buku tentang perpajakan). Kitab yang ditulis oleh Abu Yusuf ini
Para sejarahwan muslim sepakat bahwa orang pertama yang menulis kitab
Yasar (W. 170 H), seorang Yahudi yang memeluk agama Islam dan menjadi
M). namun sayangnya, karya pertama di bidang perpajakan dalm islam tersebut
Penulisan kitab al-Kharraj karya Abu Yusuf didasarkan pada perintah dan
lembaga baitul mal dengan baik dan benar, sehingga Negara dapat hidup
Ghanimah, Fai, Kharraj, ushr, jizyah, dan shadaqah, yang dilengkapi dengan
dan Hadist).[12]
Kharaj adalah pajak atas tanah atau bumi yang pada awalnya dikenakan
sesuatu yang dikuasai oleh kaum muslim dari harta orang kafir melalui
dagangan, bahan pangan, dan lainnya. Pemasukan dari ghanimah tetap ada dan
menjadi bagian penting dalam keuangan publik. Akan tetapi, karena sifatnya
yang tidak rutin, maka pos ini dapat digolongkan sebagai pemasukan yang tidak
tetap bagi Negara. Abu Yusuf mengatakan jika ghanimah didapat sebagai hasil
pertempuran dengan pihak musuh , maka harus dibagikan sesuai dengan paduan
dalam al-qur’an, surat al-anfal ayat 41. Pembagian khumus ini memberikan 1/5
atau 20% dari total rampasan untuk Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
miskin dan kerabat. Sedangkan sisanya adalah saham bagi mereka yang ikut
peperangan.
Fay adalah segala sesuatu yang dikuasai kaum muslim dari harta orang
kafir tanpa peperangan, termasuk harta yang mengikutinya, yaitu kharraj tanah
Usyr adalah zakat atas hasil pertanian dan bea cukai yang dikenakan
kepada pedagang muslim maupun non muslim yang melintasi wilayah Daulah
Islamiyah, yang dibayar hanya sekali dalam setahun. Untuk pengelolaan zakat
teknik irigasi tadah hujan ditentukan 10 persen. Bea cukai untuk pedagang
dikenakan 5 persen.
Jizyah adalah pajak yang dibayarkan oleh orang non muslim yang hidup
yang mendalam terhadap al-Qur’an, hadist Nabi, atsar Shahabi, serta praktik
publik. Dengan daya observasi dan analisisnya yang tinggi, Abu Yusuf
kecil.
Afghanistan) pada tahun 154 H dari ayah keturunan Byzantium, maula dari
suku Azd. Nama aslinya al-Qosim ibn Salam ibn Miskin ibn Zaid al-Azdhi dan
Ia belajar pertama kali di kota asalnya, lalu pada usia 20-an pergi ke
Kufah, Basrah, dan Baghdad untuk belajar tata bahasa Arab, qirâ’ah, tafsir,
hadis, dan fikih (di mana tidak dalam satu bidang pun ia bermadzhab tetapi
mengajar dua keluarga yang berpengaruh. Pada tahun 192 H, Thâbit ibn Nasr
ibn Mâlik (gubernur yang ditunjuk Harun al Rasyid untuk propinsi Thughur)
mengatakan, “di antara Syafi’i, Ahmad Ibn Hambal, Ishâq, dan Abû ‘Ubaid,
maka Syafi’i adalah orang yang paling ahli di bidang fikih (fâqih), Ibnu Hambal
Rohubah: “kita memerlukan orang seperti Abû ‘Ubaid tetapi dia tidak
KESIMPULAN
mulai dari kecil ialah Nu‟man bin Tsabit bin Zauta bin Mah. Ayahnya
dilahirkan, ayahnya sudah pindah ke Kufah. Dengan ini teranglah bahwa beliau
70 tahun.
Abu Hanifa menyumbangkan beberapa konsep ekonomi, saah satnya
adalah salam ,yaitu suatu bentuk transaksi dimana antara pihak penjual dan
pembeli sepakat bila barang dikirimkan setelah dibayar secara tunai pada waktu
kontrak disepakati. Salah satu kebijakan Abu Hanifah adalah menghilangkan
ambiguitas dan perselisihan dalam masalah transaksi.