EKONOMI PEMBANGUNAN
Tentang:
Di susun oleh:
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang senantiasa memberikan kemudahan, kelancaran serta
Kesehatan bagi kita khususnya bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ekonomi
pembangunan yang membahas tentang “pembangunan ekonomi dalam perspektif islam menurut ibnu
khaldun” Semoga dengan adanya makalah ini dapat mempermudah proses pembelajaran bagi teman-
teman dan khususnya bagi kami para penulis yang sedang belajar atau mendalami materi ini,
Pembangunan ekonomi dalam perspektif islam berbeda dengan konsep pembangunan ekonomi
yang dikemukakan oleh pemikiran barat.dalam perspektif islam, pembangunan ekonomi bersifat
material dan spiritual, dan mencangkup pula pembangunan sumber daya manusia (SDM), sosial,
kebudayaan dan lainya. Dalam perkataan lain dampak pembangunan dalam islam adalah menyeluruh
sebagaimana konsepsi islam sebagai agama yang menyeluruh. Bukan hanya ekonomi yang bersifat
material tetapi juga pembangunan nonmaterial yang bersifat spiritual, akhlak,sosial dan
kebudayaanya.
Ada lima kebijakan utama pembangunan dalam islam, yaitu; Pertama, konsep pembangunan
berlandaskan tauhid, khlifah dan tazkiyah; Kedua, aspek pembangunan meliputi fisik dan moral
spiritual; Ketiga, fokus utama pembangunan adalah manusia sebagai subjek dan objek pembangunan
guna mencapai kesejahteraan; Keempat, fungsi dan peran negara, dan; Kelima, skala waktu
pembanguna meliputi dunia dan akhirat.
Pembangunan yang di laksanakan oleh suatu negara dalam pandangan ekonomi islam harus
memiliki tujuan yang jauh, yakni berupa peningkatan kesejahteraan dan kebahagiaan manusia di
dunia dan akhiratnya. Pembanguna tidak boleh hanya berkait dengan maslahah dunia saja, tetapi
juga harus di hubungkan dengan yang lebih abadi(transedental). oleh karenanya, pembangunan
harus merujuk atau didasarkan pada ketentuan syari’ah, baik dalam bentuk firman tuhan, sabda
Rasul, ijma, qiyas, maupun ijtihad para ulama fakih.
Penulis mengucapkan terimakasi kepada dosen yang bersangkutan karena atas bimbingan,
arahan, kritikan, dan kepercayaan beliau kami bisa mendapatkan banyak dorongan dan pengalaman
untuk membuat makalah ini. Mohon dimaklumi jika dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan
dalam penulisannya. Akhir kata, tak ada gading yang tak retak. Untuk itu penulis mengharapkan
saran yang membangun demi penyempurnaan isi makalah ini, baik dalam tata letak maupun isinya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan penulis/manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menjelaskan teori dan model pembangunan dalam Islam yang sudah dikembangkan oleh
ilmuwan-ilmuwan Islam terdahulu.
B. Menurunkan orientasi, tujuan, dan ruang lingkup ekonomi pembangunan Islam
berdasarkan Islamic worldview, prinsip dasar ekonomi Islam, dan teori serta model ekonomi
pembangunan Islam yang telah dikemukakan oleh ilmuwan Islam sebelumnya.
C. Menjelaskan elemen, dimensi, dan struktur organisasi dalam ekonomi
pembangunan Islam.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan ekonomi perspektif Islam adalah pembangunan manusia secara utuh
bukan sekedar kebutuhan jasmani, tetapi lebih dari itu adalah pembangunan mental spritual.
Pandangan Islam terhadap pembangunan ekonomi difokuskan pada (a) kemaslahatan umat
manusia dari kepunahan; (b) sumber daya manusia (SDM yang baik, mencerminkan Sumber
Pendapatan yang Halal (SPH); (c) menjaga dan memelihara ekosistem alam dari kerusakan;
(d) pemanfaatan lahan secara maksimal dan membayar pajak kepada negara. Hasil
interprestasi menunjukkan, bahwa pesan al-Qur’an tentang pembangunan ekonomi perspektif
Islam belum banyak mendapat perhatian terutama pada negara-negara Islam. Salah satu
indikator pembangunan yang dijelaskan adalah tingkat ketimpangan dan kemiskinan yang
melanda berbagai Negara Sedang Berkembang.
Pembangunan ekonomi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dalam pandangan
ekonomi Islam, modal utama pembangunan ekonomi adalah sumber daya manusia yang
berkarya dengan akhlak mulia, jujur, cerdas, kerja keras dan inovatif. Dalam konsep al-
Qur’an, katakanlah kinerja yang dicontohkan oleh nabi Ibrahim a.s telah meletakkan dasar-
dasar pembangunan yang berimpilikasi terhadap pertumbuhan ekonomi dunia berlangsung
tanpa saling mendahului, itulah makna tawaf “mengelilingi ka’bah” dan ini yang menjadi
model dari pembangunan ekonomi dunia ketika semua negara-negara maju dan negara-negara
sedang berkembang lainnya, belum bisa merubah kinerja perekonomian yang
mengedepankan kemaslahatan bersama ( rahmatan li al-‘ālamîn).
B. RUMUSAN MAKALAH
1. Menjelaskan teori dan model pembangunan dalam Islam yang sudah dikembangkan oleh
ilmuwan-ilmuwan Islam terdahulu.
2. Menurunkan orientasi, tujuan, dan ruang lingkup ekonomi pembangunan Islam
berdasarkan Islamic worldview, prinsip dasar ekonomi Islam, dan teori serta model
ekonomi pembangunan Islam yang telah dikemukakan oleh ilmuwan Islam sebelumnya.
3. Menjelaskan elemen, dimensi, dan struktur organisasi dalam ekonomi
pembangunan Islam.
BAB 2
PEMBAHASAN
A.TEORI DAN PEMBANGUNAN DALAM ISLAM
Pembangunan menurut KBBI merupakan usaha untuk mengubah keadaan masyarakat
tertentu menjadi keadaan masyarakat yang lebih baik dan yang di cita2kan. Artinya, isi dari RJPJ
maupun RPJM baik di tingkat nasional,provinsi, kabupaten/kota, hingga ke desa adalah utuk
mengubah keadaan masyarakat menjadi lebih baik secara lebih terarah. 1 Sedangkan dalam
pembahasan ibnu Khaldun mengenai pembangunan ekonomi termaksud tema yang penting dalam
karya ini. Istilah pembangunan dalam karyanya mengacu pada istilah “ umran al-alam” atau
memamuran dunia. Istilah “umran al-alam” di bentuk dari tiga komponen yaitu: sejarah (Tarikh),
kerja sama masyarakat (al ijtima’ al insani) dan alam semesta (al kwan) (tohir,2014). Berikut delapan
nasehat ibnu Khaldun : 1) pemerintah yang kuat tidak aan terwujud kecuali melalui pelaksanaan
syariah,2) syariah tidak dapat diwujudkan kecuali melalui pemerintah (al-mulk), 3) kerajaan tidak
akan meningkatkan kekuatanya kecuali melalui masyarakat(al mulk), 4) masyarakat tidak akan
bertahan kecuali dengan kekayaan (al mal), 5) kekayaan tidak dapat diperoleh kecuali dengan
pembangunan (al-imarah), 6) pembangunan tidak dapat ticapai kecuali dengan keadilan (al-adl), 7)
keadilan adalah kriteria (al-mizan) yang mana digunakan oleh tuhan untuk menilai manusia , dan 8)
pemerintahan di bebankan tanggung jawab untuk merealisasikan keadilan. 2
berdasarkan delapan
nasehat ibnu Khaldun semuanya dapat memberikan elaborasi agar dapat di pahami. Sehingga
pemikiran ini dikenal dengan multidisiplin dan memiliki karater yang dinamis serta mengandung
nilai-nilai religiulitas
Secara garis besar, model pembangunan dalam Islam yang berkembang saat ini dapat
diklasifikasikan ke dalam dua pendekatan. Pendekatan tersebut diambil berdasarkan tokoh yang
mencetuskannya, yakni: model pembangunan Ibnu Khaldun dan model pembangunan As-Syatibi.
Kedua model ini memiliki fokus kajian yang berbeda, model yang pertama lebih menekankan
hubungan dari elemen pembangunan (ekonomi) dalam mencapai tujuan pembangunan. Sementara
model yang kedua lebih menonjolkan model pembangunan berdasarkan komposisi tujuan
pembangunan yang harusnya dicapai. Model Pembangunan Ibnu Khaldun Ibnu Khaldun sering
disebut sebagai bapak ekonomi Islam karena sumbangsih pemikirannya yang sangat besar terhadap
1
Tim Penyusunan Dedi Sastradi, The Power Of Ideas(Kekuatan Ide),2016
2
Tim Penyusun Endah Susanti,Konsep Empowerment Sebagai Instrument Pembangunan Ekonomi Islam Dalam
Menghadapi Pandemic Covid-19 Di Indonesia(Telaah Kritis Pemikiran Ibnu Khaldun),2021,Hal,8-9
fondasi ekonomi Islam. Secara keilmuan, Ibnu Khaldun tidak hanya menguasai satu basis ilmu,
tetapi juga memiliki kekayaan intelektual di berbagai bidang lainnya. Hal ini juga lah yang membuat
pemikirannya sangat komprehensif dan masyarakat. Oleh karena itu konsep-konsep yang
dikemukakan Ibnu Khladun masih sangat kontekstual.universal, termasuk pemikiran pada bidang
ekonomi pembangunan. Basis keilmuan Ibnu Khaldun tidak hanya terbentuk dari aspek teoretis
seorang intelektual melainkan juga dari pengalaman nya yang bersentuhan langsung dengan
kehidupan
Objek pembangunan menurut Islam bukan hanya manusia. Walaupun manusia tetap sebagai pusat
pembangunan tetapi dalam proses pembangunannya juga harus memperhatikan objek lain yaitu
makhluk hidup lain dan lingkungan. Hal ini telah diungkapkan oleh Umar Chapra dalam model
pembangunan berdasarkan maqashid syariah yang bersifat rahmatan lil’alamin. Posisi manusia di
dalam Islam adalah sebagai khalifah yang berarti memegang peran sentral dalam mempengaruhi
kepentingan makhluk lain atau objek lain yang ada di dunia. Sehingga ruang lingkup ekonomi Islam
berdasarkan objek pembangunan adalah manusia dan seluruh makhluk yang ada di muka bumi.
“The rules derived from the Qur’an and the practice of the Prophet Mohammad are
compatible with the most progressive views in conventional political economy and
the recommended institutions that include those envisaged by Adam Smith in his
two-volume treatise (Wealth of Nations and Theory of Moral Sentiments) and roughly
outlined by Douglass North (2005)” (Askari, Mohammadkhan, Mydin, 2017).
Menurut Mirakhor dan Askari (2010), elemen dan dimensi dari ekonomi
pembangunan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Berdasarkan pandangan ini, elemen dari pembangunan akan menjadi sistem kepatuhan
berdasarkan aturan tertentu yang memastikan agar progress dari dimensi pembangunan tetap
berjalan. Dalam bahasa lain antara elemen dan dimensi pada ekonomi pembangunan Islam saling
terkait. Tiga elemen dan dimensi pembangunan menurut Mirakhor dan Askari berkaitan dengan self-
development, physical development dan social development. Jika dikaitkan dengan maqashid
syariah, pada dasarnya klasifikasi ini menawarkan kerangka yang berbeda, tetapi secara esensi tetap
sama. Berbicara masalah
individual development tentu sangat berkaitan dengan perlindungan jiwa dan akal. Sedangkan
physical development dalam konteks maqashid syariah secara langsung direpresentasikan oleh
perlindungan terhadap harta. Sementara dimensi dari development of society sangat berkaitan erat
dengan aspek pemeliharaan agama dan keturunan.
Struktur Institusi
Mengacu kepada teori pembangunan Ibnu Khaldun, ada 3 institusi utama pemerintah,
masyarakat, dan ulama. secara garis besar, ketiga institusi ini harus saling bekerja sama untuk
mencapai tujuan pembangunan. Dalam pengambilan keputusan dan mengintegrasikan institusi dan
kepentingan, Islam menganjurkan untuk mengikuti shuratic process sehingga tercipta keselarasan
tujuan pembangunan. Pemerintah berfungsi sebagai garda terdepan pembangunan yang
berdampingan dengan peran vital masyarakat. Sedangkan ulama sebagai pihak yang didengarkan dan
pemberi masukan, memiliki peran memastikan proses pelaksanaan pembangunan berjalan sesuai
dengan rencana dan tidak melanggar kaidah hukum juga syariat yang berlaku.3
STUDI KASUS
Program “Building Back Better” PBB
Istilah build back better pada dasarnya dapat mengacu kepada beberapa hal, seperti misalnya slogan
kampanye salah satu kandidat presiden Amerika tahun 2020, atau program kemanusiaan presiden
Amerika Bill Clinton di Haiti, slogan sebuah kota di Filipina, Slogan pemilu 2020 di Singapura, dan
3
Penyusun A.Jajang W. Mahri,Cupian,M. Nur Rianto Al Arif,Tika Arundina,Tika Widiastuti,Faizul Mubarok,Muhamad
Fajri,Azizon,Aas Nurasyiah,Ekonomi Pembangunan Islam,2021,Hal 118-140
salah satu program PBB. Dalam hal ini kita akan lebih menitikberatkan pada kasus terakhir, yaitu
sebagai salah satu program PBB. Istilah yang dipakai oleh program di bawah PBB ini adalah
Building Back Better (BBB). BBB adalah pendekatan pemulihan pasca-bencana yang mengurangi
kerentanan terhadap bencana di masa mendatang
dan membangun ketahanan masyarakat untuk mengatasi kerentanan guncangan fisik, sosial,
lingkungan, dan ekonomi. Dalam kerangka BBB, masyarakat terdampak memiliki kesempatan untuk
mengurangi risiko, tidak hanya dari bahaya langsung, tetapi juga dari bahaya yang mengancam (di
luar ancaman bencana). Dalam BBB bukan hanya sekadar fokus pada pembangunan fisik setelah
bencana. BBB sedikit berbeda dengan konsep pembangunan mainstream yang hanya fokus pada
pembangunan infrastruktur pasca bencana. BBB lebih berfokus untuk memastikan bahwa hasil
pemulihan memberikan dampak kesejahteraan (keselamatan) yang berkelanjutan dengan harapan
menciptakan masyarakat yang lebih tangguh (baik) dari sebelumnya. Pertama kali konsep Building
Back Better ini diperkenalkan oleh Perdana Menteri Jepang. Dalam konsep pembangunan kembali
pasca bencana, terdapat beberapa aspek yang menjadi fokus, yaitu rekonstruksi infrastruktur,
peningkatan mata pencaharian, dan penanganan isu-isu lintas sektor. BBB berlaku untuk semua
aspek dan sektor pemulihan pascabencana. Pada rekonstruksi infrastruktur, BBB bersama-sama
mendukung komunikasi, pendidikan, energi, kesehatan, perumahan, transportasi, serta air dan
sanitasi. Pada pemulihan mata pencaharian, BBB meluas ke sektorsektor seperti pertanian,
perdagangan, pekerjaan, industri, dan layanan publik. BBB juga berlaku untuk isu-isu lintas sektor
seperti lingkungan, gender, dan pemerintahan. Pada aspek rekonstruksi infrastruktur, BBB
menawarkan kesempatan untuk membangun kembali infrastruktur dan sistem yang lebih kuat, lebih
aman, dan lebih tahan bencana. BBB membangun ketahanan di sektor ketenagakerjaan
dan mata pencaharian dengan menggunakan fase pemulihan bencana sebagai peluang untuk
mempromosikan mata pencaharian tahan bencana yang berkelanjutan. BBB juga merupakan bagian
yang terintegrasi dengan isuisu lintas sektoral seperti lingkungan, gender dan pemerintahan.
Ada 10 preposisi utama (key preposition) dari BBB yang disadur dari
pemulihan bencana di samudera hindia:
1. Pemerintah, donor, dan lembaga bantuan harus menyadari bahwa keluarga dan komunitas
mendorong pemulihan mereka sendiri.
2. Pemulihan harus mempromosikan keadilan dan kesetaraan.
3. Pemerintah harus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana di masa depan.
4. Pemerintah daerah harus diberdayakan untuk mengelola upaya pemulihan, dan donor harus
mencurahkan sumber daya yang lebih besar untuk memperkuat lembaga pemulihan
pemerintah, terutama di tingkat daerah.
5. Perencanaan pemulihan yang baik dan koordinasi yang efektif bergantung pada informasi
yang baik.
6. PBB, Bank Dunia, dan badan multilateral lainnya harus memperjelas peran dan
hubungannya, terutama dalam menangani tahap awal proses pemulihan.
7. Peran LSM yang semakin meluas dan Gerakan Palang Merah/ Bulan Sabit Merah memikul
tanggung jawab yang lebih besar untuk kualitas dalam upaya pemulihan.
8. Sejak awal operasi pemulihan, pemerintah, dan lembaga bantuan harus menciptakan kondisi
bagi wirausahawan untuk berkembang.
9. Penerima manfaat berhak atas jenis kemitraan agen yang melampaui persaingan dan
persaingan tidak sehat.
10. Pemulihan yang baik harus membuat masyarakat lebih aman dengan mengurangi risiko dan
membangun ketahanan
BAB 3
KESIMPULAN
Beberapa aspek penting dari ekonomi pembangunan Islam seperti orientasi, tujuan, ruang lingkup,
elemen, dimensi, dan struktur organisasi memperlihatkan bahwa pembangunan dalam perspektif
Islam memiliki prinsip dasar yang berbeda dengan pembangunan dalam perspektif konvensional.
Aspek pembanguna dari ekonomi pembangunan Islam lebih luas, komprehensif, menyeluruh dan
berkesinambungan dibandingkan dengan ekonomi pembangunan konvensional. Hal ini disebabkan
oleh perbedaan paradigma yang mendasarinya. Secara scope paradigma ekonomi pembangunan
Islam mengakomodir aspek-aspek (poinpoin) yang tidak terdapat dalam ekonomi konvensional
misalnya penekanan pada dimensi spiritual selain material, dimensi akhirat selain dunia, harmonisasi
antara self interest dengan social interest serta posisi nilai yang sangat krusial.
Aspek-aspek yang diturunkan dalam makalah ini akan menjadi panduan dasar dalam
mengembangkan materi setelahnya. Aspek-aspek pembangunan berdasarkan perspektif Islam ini
juga akan menjadi pedoman utama dalam merancang perencanaan dan strategi pembangunan. Selain
itu hal ini juga akan menjadi dasar untuk membentuk sebuah model baru ekonomi pembangunan
Islam. Model baru ini dibentuk sebagai penyempurnaan dari model-model pembangunan terdahulu
yang dikemukakan pada bagian awal makalah ini.
Berdasarkan pembelajaran pada makalah ini ada beberapa hal yang bisa kita rangkum atau
simpulkan di antaramya:
1. Model yang dibangun oleh Ibnu Khaldun berusaha untuk menjelaskan bagaimana
sebuah pembangunan, ekonomi, dan peradaban dapat mengalami pasang surut
sekaligus menjawab beberapa pertanyaan krusial mengenai fenomena-fenomena yang
terjadi dalam sistem kehidupan sosial.
2. Ada 3 orientasi ekonomi pembangunan Islam, yaitu People oriented, Maslahah
Oriented, dan Falah Oriented.
3. Tujuan pembangunan dalam Islam adalah: i) Menjamin kebutuhan dasar manusia; ii)
Meningkatkan kapabilitas dan martabat manusia; iii Menjamin keberlangsungan
kehidupan manusia dalam jangka panjang; iv Menumbuhkan dan menjamin
spiritualitas.
4. Ruang lingkup ekonomi pembangunan dapat dibagi ke dalam tiga aspek, yaitu:
berdasarkan objek, yaitu manusia dan seluruh makhluk ciptaan Allah; ilmu yang
mendasari, yaitu multidisiplin; dan indikator, yaitu material dan non-material
(spiritual).
DAFTAR PUSTAKA