PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permasalahan kemiskinan di Indonesia masih menjadi isu nasional, karena jika dilihat dari
angka kemiskinan di negeri ini masih menunjukan angka yang sangat memprihatinkan. Data Badan
Pusat Statistik (BPS) per-September 2011menunjukkan sebanyak 29,89 Juta orang (12,36%) masih
dalam kategori miskin. Dari data tersebut menunjukkan bahwa pengentasan kemiskinan masih
membutuhkan penanganan yang serius karena pengentasan kemiskinan merupakan kewajiban
negara dan tertuang dalam Undang-undang 1945 pasal 34 yang menyatakan bahwa fakir miskin dan
anak-anak yang terlantar harus di pelihara oleh negara. Kewajiban negara dalam menjalankan
program pengentasan kemiskinan yang sudah dijalankan belum berdampak signifikan bagi
pertumbuhan ekonomi. Hal ini terkendala pada sistem ekonomi yang menjadi acuan dalam
menjalankan strategi pengentasan kemiskinan tersebut. Secara teori, sistem ekonomi merupakan
sebuah kesatuan hubungan antara rumah tangga konsumsi, rumah tangga produksi dan rumah
tangga pemerintah berdasarkan pada sebuah perencanaan ekonomi skala nasional untuk
menghasilkan suatu produksi yang akan di distribusikan keseluruh keluarga secara merata dan
berkeadilan. Namun pengaplikasian teori tersebut dalam hal pengentasan kemiskinan kadang
menimbulkan persoalan-persoalan akibat dari ketidaksesuaian sistem ekonomi yang diterapkan.
PEMBAHASAN
Ekonomi Syariah adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh orang per orang, kelompok
orang, dan usaha yang berbadan hukum atau tidak berbadan hukum dalam rangka memenuhi
kebutuhan yang bersifat komersial dan tidak komersial menurut prinsip syariah.
Menurut Prof. Dr. Zainuddin Ali, ekonomi syariah adalah kumpulan norma hukum yang
bersumber dari al –Qur’an dan al – Hadits yang mengatur perekonomian umat manusia.
Menurut M.A. Manan, ekonomi syariah adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
masalah – masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai – nilai Islam.
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik benang merah bahwa ekonomi syariah
merupakan sistem ekonomi yang bersumber dari wahyu yang trasendental ( al – Qur’an dan as –
Sunnah / al – Hadits ) dan sumber intrepretasi dari wahyu yang disebut dengan ijtihad.
Yang dimaksud miskin iman adalah orang yang jiwanya tidak ada kontak atau
hubungan dengan Allah, atau jika ada hubungan pun terlalu tipis, yaitu hanya ingat pada
Allah saat susah saja.
Jadi miskin ilmu ini menjadi penyebab yang kedua mengapa manusia mengalami
kesusahan, miskin, dan tidak tahu cara menyelesaikan hidup.
Miskin harta (tak dapat memenuhi makan minum, tak dapat membangun rumah, tak
dapat berkemajuan dsb) adalah buah dari manusia yang sudah tidak ada kontak dengan
Allah dan buah dari manusia yang tidak ada ilmu.
2.3 Faktor – faktor Penyebab Kemiskinan
Timbulnya kemiskinan dalam suatu masyarakat bukanlah sesuatu yang tiba – tiba, namun
dipengaruhi oleh banyak faktor. Bambang Ismawan memaparkan beberapa penyebab terjadinya
kemiskinan anatara lain :
Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algaoud, 2001, dalam bukunya Perbankan Syariah yang
diterjemahkan oleh Burhan Subrata, mengatakan; lembaga keuangan syariah hadir untuk
memberikan jasa keuangan yang halal kepada komunitas muslim. Tarjet utamanya adalah
kesejahteraan ekonomi, perluasan kesempatan kerja, dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
keadilan sosio-ekonomi serta distribusi pendapatan yang kekayaan yang wajar, stabilitas nilai uang,
dan mobilisasi serta investasi tabungan untuk pembangunan ekonomi yang mampu memberikan
jaminan keuntungan (bagi-hasil) kepada semua pihak yang terlibat.
Ajaran Islam sudah mengatur tentang konsep lembaga keuangan tersebut di atas, meski
tidak disebut secara eksplisit dalam al-Qur’an. Namun jika yang dimaksud lembaga itu suatu yang
memiliki unsur-unsur seperti struktur, manajemen, fungsi serta hak kewajiban, maka semua
lembaga itu disebut secara jelas. Kata-kata seperti kaum,ummat (kelompokmasyarakat),
muluk(pemerintah), balad (negeri), suq (pasar) dan sebagainya mengindi-kasikan bahwa al-Qur’an
mengisyaratkan nama-nama itu memiliki fugnsi dan peran tertentu dalam ekonomi, seperti zakat,
shadaqah, fai’, ghanimah, bai’, dain, mal dan sebagainya memiliki konotasi fungsi yang dilaksanakan
oleh peran tertentu. Dalam lembaga keuangan syariah modern, konsep al-Qur’an ini diterjemahkan
menjadi sebuah lembaga keuangan yang mampu diterima oleh masyarakat umum.
Ada banyak keunggulan sistem bank syariah yang bisa dipergunakan untuk ikut serta
memberantas kemiskinan ini dibanding bank konvensional, di antaranya:
Ekonomi syariah yang menekankan keadilan, mengajarkan konsep yang unggul dalam menghadapi
gejolak moneter dibanding sistem konvensional. Fakta ini telah diakui oleh banyak pakar ekonomi
global, seperti Rodney Shakespeare (United Kingdom), Volker Nienhaus (Jerman) dsb.
BAB III
3.1 Kesimpulan
Ekonomi Syariah adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh orang per orang, kelompok
orang, adan usaha yang berbadan hukum atau tidak berbadan hukum dalam rangka memenuhi
kebutuhan yang bersifat komersial dan tidak komersial menurut prinsip syariah.
Ruang Lingkup Ekonomi Syariah terbagi menjadi beberapa hal, yang menurut pakar satu
dengan yang lainnya berbeda.
Sumber Ekonomi Syariah berasal dari al-Qur’an, al-Hadits dan Ijtihad para ulama, tetapi
hukum yang sering kita pakai adalah yang bersumber dari ijtihad yang berpedoman dari Al-Qur’an
maupun Al Hadits.
Definisi Kemiskinan adalah keadaan penghidupan dimana orang tidak dapat memenuhi
kebutuhan dasar.
Pandangan Islam terhadap Kemiskinan, terbagi menjadi 3 bagian yaitu kemiskinan iman,
kemiskinan ilmu dan kemiskinan harta.
Peran Ekonomi Syariah, Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algaoud, 2001, dalam bukunya
Perbankan Syariah yang diterjemahkan oleh Burhan Subrata, mengatakan; lembaga keuangan
syariah hadir untuk memberikan jasa keuangan yang halal kepada komunitas muslim. Tarjet
utamanya adalah kesejahteraan ekonomi, perluasan kesempatan kerja, dan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi, keadilan sosio-ekonomi serta distribusi pendapatan yang kekayaan yang wajar,
stabilitas nilai uang, dan mobilisasi serta investasi tabungan untuk pembangunan ekonomi yang
mampu memberikan jaminan keuntungan (bagi-hasil) kepada semua pihak yang terlibat.
DAFTAR PUSTAKA
Yuli Afriyandi, http://www.academia.edu/3282725/Studi-Komparatif-Sistem-Ekonomi-Islam-dan-
Sistem-Ekonomi-Lainnya-dalam-Pengentasan-Kemiskinan
Yusuf Bahtiyar,http://kumpulanmakalahislami.blogspot.com/p/blog-page_7176.html
Rosiyanti, http://rosiyanti-aljihad.blogspot.in/2013/04/makalah-ekonomi-syariah-solusi.html
http://randommind262.blogspot.com/2017/10/makalah-peran-ekonomi-syariah-dalam.html