Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP DISTRIBUSI DALAM EKONOMI ISLAM

Dosen Pengampu : H. Misbahul Munir, Lc., M.EI

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Kelas : Ekonomi Islam B
1. Muhammad Ilham Maulana (18510028)
2. Ahmad Farhan Habibie (18510038)
3. Eric Sandy (18510087)

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Tahun 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan kami
kemampuan dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah memberikan pengetahuan kepada pembaca
mengenai konsep distribusi dalam ekonomi Islam.

Makalah ini pasti memiliki kekurangan didalamnya. Adapun harapan penulis agar
pembaca dapat memberikan saran dan kritiknya pada makalah ini, karena hasil tulisan penulis
tidak terlepas dari kesalahan, seperti kesalahan dalam penulisan ataupun yang lainnya. Untuk
itu penulis memohon maaf jika terjadi kesalahan dalam penulisan ataupun kesalahan lainnya,
karena penulis adalah manusia biasa yang memiliki keterbatasan kemampuan.

Malang, 15 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................1
C. TUJUAN............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. DEFINISI DISTRIBUSI....................................................................................................3
B. PRINSIP-PRINSIP DISTRIBUSI DALAM EKONOMI ISLAM....................................4
C. PEMBAGIAN DISTRIBUSI BERDASARKAN BEBERAPA POLA yaitu:..................6
D. TUJUAN DISTRIBUSI DALAM EKONOMI ISLAM....................................................9
BAB III PENUTUP................................................................................................................12
A.KESIMPULAN................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembahasan mengenai pengertian distribusi pendapatan, tidak akan lepas dari
pembahasan mengenai konsep moral ekonomi yang dianut. Islam dengan tegas
menggariskan kepada penguasa, untuk meminimalkan kesenjangan dan ketimpangan
distribusi. Pajak diterapakan atas kekayaaan seseorang untuk membantu yang miskin dan
bentuk dari sistem perpajakan ini berkaitan dengan salah satu prinsip pokok dalam islam
(zakat). Dengan demikian, tidak ada ruang bagi muslim untuk melakukan tindak
kekerasan dalam upaya melancarkan proses distribusi pendapatan.
Hal pertama yang perlu dibahas adalah konsep-konsep moral yang melatarbelakangi
pembahasan aspek-aspek ekonomi dari penentuan sumber maupun distribusi pendapatan.
Konsep moral tersebut diterjemahkan menjadi faktor internal dalam sistem distribusi
pendapatan perspektif islam. Setelah itu barulah penulis membahas masalah distribusi
pendapatan yang diihat melalui pendekatan instrumen dan mekanisme pada perspektif
individu maupun negara.
Kajian tentang distribusi kekayaan dan pendapatan merupakan satu isu yang paling
kontoversial dalam ilmu ekonomi. Kontroversial ini muncul karena biasanya dalam ilmu
ekonomi yang menjadi kajian utama adalah masalah produksi, bukan distribusi. Salah
satu alasan yang melatarbelakangi diabaikannya pembahasan tentang masalah distribusi
dalam ilmu ekonomi karena dipengaruhi oleh pandangan subjektif seorang ekonom.
Disamping karena pengaruh cara pandang positivisme. Akan tetapi, ilmu ekonomi islam
mempunyai pandangan dan pendekatan yang berbeda dari ekonomi konvensial (yang
bersifat positivisme). Ekonomi islam secara esensial mengandung nilai-nilai yaitu nilai-
nilai religius dan moral.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana definisi distibusi?
2. Bagaimana prinsip-prinsip distribusi secara garis besar?
3. Bagaiman pembagian distribusi berdasarkan beberapa pola?
a. Distribusi pendapatan melalui pola kemitraan usaha
b. Distribusi pendapatan melalui pola hubungan perburuhan
c. Distribusi pendapatan melalui mekanisme pasar

1
d. Distribusi pendapatan melalui sedekah wajib (zakat) dan sedekah sunah (sedekah,
infak, hibah)
e. Distribusi pendapatan melalui sistem pewarisan dan wasiat
4. Apakah tujuan distribusi dalam ekonomi islam?
C. TUJUAN
1. Dapat memahami definisi distribusi secara jelas
2. Memahami prinsip-prinsip distrbusi secara garis besar
3. Agar dapat memahami pembagian distribusi berdasarkan beberapa pola yaitu:
a. Distribusi pendapatan melalui pola kemitraan usaha
b. Distribusi pendapatan melalui pola hubungan perburuhan
c. Distribusi pendapatan melalui mekanisme pasar
d. Distribusi pendapatan melalui sedekah wajib (zakat) dan sedekah sunah (sedekah,
infak, hibah)
e. Distribusi pendapatan melalui sistem pewarisan dan wasiat
4. Mengerti tujuan distribusi pendapatan atau kekayaan dalam ekonomi islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI DISTRIBUSI
Distribusi adalah suatu proses (sebagian hasi penjualan produk) kepada faktor-faktor
produk yang ikut menentukan pendapatan. Secara umum distribusi dapat diartikan sebagai
penyaluran barang ke tempat-tempat. Menurut Collins distribusi adalah proses penyimpanan
dan penyaluran produk kepada pelanggan, diantaranya melalui perantara. Definisi yang
diungkapkkan Collins memiliki pemahaman yang sempit apabila dihubungkan dengan tujuan
ekonomi islam. Hal ini disebabkan karena definisi tersebut cenderung mengarah pada
perilaku ekonomi yang bersifat individual.
Sementara Anas Zarqa mengemukakan bahwa definisi distribusi itu sendiri sebagai
suatu transfer dari pendapatan kekayaan antara individu dengan cara pertukaran (melalui
pasar) atau dengan cara lain, seperti warisan, shadaqoh, wakaf dan zakat. Jadi konsep
distribusi menurut pandangan islam adalah peningkatan dan pembagian bagi hasil kekayaan
agar sirkulasi kekayaan dapat ditingkatkan, sehingga kekayaan yang ada dapat melimpah
dengan merata dan tidak hanya beredar diantara golonagn tertentu saja serta dapat
memberikan konribusi kearah kehidupan manusia yang lebih baik1.
Distribusi ekonomi islam berbeda dengan sistem konvensional dilihat dari sisi
tujuannya, asas ideologinya, moral dan sosialnya yang tidak dapat dibandingakn dengan
sistem ekonomi konvensional.
1. Konsep moral Islam dan sistem distribusi pendapatan
Secara umum islam mengarahakan mekanisme berbasis moral, spiritiual dalam
pemeliharaan keadilan sosial pada setiap aktivitas ekonomi. Latar belakangnya karena tidak
seimbangnya distribusi kekayaan adalah hal yang mendasari hampir semua konflik individu
maupun sosial. Upaya pencapaian manusia akan kebahagiaan membimbing manusia untuk
menerapakan keadilan ekonomi yang dapat menyudahi kesengsaraan. Untuk itu, dalam
merespon perkembangan pemikiran ini yang harus dilakukan adalah:
a) Mengubah pola pikir dan pembelajaran mengenai nilai islam dari yang fokus
perhatiannya bertujuan materialistis kepada tujuan yang mengarahkan kesejahteraan
umum berbasis pembagian sumber daya dan resiko yang berkeadilan untuk mencapai
kemanfaatan yang lebih besar bagi komunitas sosial.

1
Taqiyuddin Nabani, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif, (Surabaya: Rislah Gusti, 1999), hlm. 54

3
b) Keluar dari ketergantungan kepada orang lain. Hidup diatas kemampuan pribadi
sebagai personal maupun bangsa, melaksanakan kewajiban financial sebagaimana yang
ditunjukan oleh ajaran islam dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa dunia saat
ini sementara dan akan ada kehidupan baru setelah kehidupan dunia ini.
Islam sendiri mengutamakan tema distribusi dengan perhatian besar yang nampak dalam
beberapa fenomena, dimana yang terpenting diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Banyaknya nash al-Qur’an dan hadist yang mencakup tema distribusi dengan
menjelaskan sistem manejemennya, himbauan komitmen kepada cara-cara yang
terbaik, dan memperingatkan penyimpangan dari sistem yang benar.
2. Syariat islam tidak hanya menetapkan prinsip-prinsip umum bagi distribusi dan
pengembalian distribusi, namun juga merincikan dengan jelas dan lugas, diantaranya
dengan menjelaskan cara pendistribusian harta dan sumber-sumbernya yang terpenting.
3. Al-Qur’an menyebutkan secara tekstual dan eksplisit tentang tujuan peringanan
perbedaan di dalam kekayaan, dan mengantisipasi pemutusan harta dalam kalangan
minoritas, seperti firman Allah QS Al-Hasyr ayat-7“agar harta itu jangan hanya
beredar diantara orang-orang kaya diantara kamu”.
B. PRINSIP-PRINSIP DISTRIBUSI DALAM EKONOMI ISLAM
Pada dasarnya prinsip distribusi secara umum sejauh ini dapat dikatakan belum berhasil
memberikan pemerataan distribusi kepada seluruh level masyarakat khususnya masyarakat
menengah ke bawah, fakta membenarkan prinsip distribusi umum hanya menguntungkan
pihak-pihak tertentu dalam distribusi. Berikut beberapa prinsip distribusi secara umum:2
a. Tidak ada larangan mengenai riba dan gharar
b. Mekanisme distribusi dibiarkan kerja sendiri, sehingga tidak akan terciptanya
kemaslahatan
c. Dapat terjadi penumpukan harta
Sistem ekonomi yang berbasis islam mengehendaki bahwa dalam hal pendistribusian
harus berdasarkan dua sendi yaitu sendi kebebasan dan keadilan kepemilikan 3. Ada beberapa
prinsip yang mendasari proses distribusi dalam ekonomi islam yang terlahir dalam QS Al-

2
Nasution Edwin Mustafa, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Prenadamedia GROUP,
2015), hlm. 131

3
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press,2001), hlm. 47

4
Hasyr (59): 7 yang artinya “agar harta itu jangan hanya beredar di antara golongan kaya
diantara kamu”, prinsip tersebut memiliki beberapa arti yaitu4:
1. Larangan riba dan gharar
Secara terminologi riba didefinisikan sebagai melebihkan keuntungan dari salah satu
pihak terhadap pihak lain dalam transaksi jual beli, tukar menukar dengan tanpa memberikan
imbalan atas kelebihan tersebut. Pelarangan riba merupakan permasalahn penting dalam
ekonomi islam terutama dikarenakan riba secara jelas dilarang dalam al-Qur’an. Riba
mempengaruhi dua masalah dalam distribusi yakni pertama berhubungan dengan distribusi
pendapatan antara bankir dan masyarakat secara umum serta nasabah secara khusus dan
kaitannya dengan bunga bank. Masalah kedua yang timbul yakni berhubungan dengan
distribusi pendapatan antara berbagai kelompok di masyarakat.
2. Keadilan dalam distribusi
Keadilan dalam distribusi merupakan satu kondisi yang tidak memihak pada salah satu
pihak atau golongan tertentu dalam ekonomi, sehingga menciptakan keadilan.
3. Larangan menumpuk harta
Islam membenarkan hak milik pribadi tapi tidak membenarkan penumpukan harta
benda pribadi sampai batas-batas fondasi yang dapat merusak pondasi sosial islam. Karena
penumpukan harta berlebihan bertentangan dengan kepentingan umum yang berimbas pada
rusaknaya sistem sosial dengan munculnya kelas-kelas yang mementingkan pribadi,
disamping itu penumpukan harta berlebihan dapat melemahkan daya beli masyarakat dan
menghambat mekanisme pasar bekerja secara adil karena harta tidak tersebar di masyarakat.
Akan tetapi secara garis besar prinsip-prinsip ekonomi dalam kegiatan distribusi
menurut syariat islam terbagi dalam beberapa elemen yaitu sebagai berikut:
a. Prinsip peggunaan
Segala sesuatu diciptakan oleh Allah untuk digunakan oleh manusia dan untuk melayani
manusia. Seperti penjelasan pada al-Qur’an surat an-Nahl ayat 116.
b. Prinsip pertengahan
Islam sangat mengajarkan kita agar menyukai pertengahan artinya tidak berlebihan
terhadap suatu perkara apapun
c. Mengutamakan persaudaraan dan persatuan

4
Zainuddin Ahmad, Kemiskinan Dan Pemerataan Pendapatan, (Jogjakarta:Dana Bakti Prima Yasa,
1998), hlm. 7

5
Di dalam masyarakat islam tidak terdapat kelas antagonistik kaya-dan miskin yang
dibenturkan satu sama lain. Sekalipun terdapat ketimpangan kekayaan, masyarakat islam
tidaklah terbagi menjadi permusuhan-permusuhan karena perbedaan antara kaya dan miskin
d. Pengembangan moral dan material
Dengan mendorong orang untuk membayar zakat dan sedekah dari sebagian hartanya,
islam mendorong semangat pengorbanan, cinta, kebaikan hati dan kerjasama
C. PEMBAGIAN DISTRIBUSI BERDASARKAN BEBERAPA POLA yaitu:5
1. Distribusi Pendapatan Melalui Pola Kemitraan Usaha : Modharabah/Trust
Financing, Trunst Investment, dan Musyarakah
Skema mudharabah merupakan jenis kemitraan dalam muamalah islam yang
menggabungkan pengalaman keuangan dengan pengalaman bisnis. Dalam sistem ini suatu
pihak memberikan modalnya dan pihak lain mengelola dengan pengalaman dan pengetahuan.
Selanjutnya laba dibagi menurut rasio yang telah disetujuisebelumnya pada perjanjian awal.
Sedangkan dalam kerugian pihak pertama memikul semua resiko keuangan dan nasabah
hanya kehilangan nilai kerjanya, bila hal ini merupakan keadaan diluar kemampuan nasabah.
Dalam mudharabah, pemilik modal tidak diberikan peran dalam manajemen
perusahaan. Konsekuensinya mudharabah merupakan perjanjian profit and loss sharing.
Musyarakah atau syirkah secara bahasa berarti al-ikhtilath (percampuran, penggabungan,
parthner). Syirkah atau perseroan adalah suatu bentuk transaksi antara dua orang atau lebih,
yang kedua-duanya sepakat untuk melakukan kerja sama yang bersifat finansial dnegan
tujuan untuk mencari keuntungan. Musyarakah juga merupakan salah satu bentuk kerja sama
(joint enterprised) antara dua orang atau lebih dalam sebuah usaha atau modal dalam bentuk
coorporate dengan bagi hasil keuntungan berdasarkan kesepakatan. Musyarakah berbeda
dengan mudharabah, dalam mudharabah pemilik modal tidak diberikan peran dalam
menjalankan manajemen perusahaan, sedangkan dalam musyarakah juga ada bagi hasil, tapi
semua pihak berhak turut serta dalam pengambilan keputusan manajerial.
2. Distribusi Pendapatan Melaluui Pola Hubungan Perburuhan
Salah satu penghasil kekayaan adalah dari hasil kerja sama antara buruh dan majikan.
Dalam islam, terdapat peringatan terhadap mereka akan tanggung jawabnya kepada Allah
SWT dan ciptaanya, dan memerintahkan kepada mereka untuk menjaga kepentingan orang
lain sama dengan kepentingan diri mereka sendiri.

5
Nasution Edwin Mustafa, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Prenadamedia GROUP,
2015), hlm. 135

6
Keefektifan dalam perencanaan pembagian keuntungan terletak pada kerja sama antara
buruh dan majikan serta peningkatan mutu hubungan mereka. Jika pembagian keuntungan
dari hasil usaha diberikan kepada buruh dengan baik, itu akan meningkatkan efisieni kerja,
karena akan bekerja dengan sungguh-sungguh dan sebaik mungkin demi peningkatan
produksi dan pendapatan.
3. Distribusi Pendapatan Melalui Mekanisme Pasar
a) Penentuan harga
Dalam konsep ekonomi Islam, penentuan harga dilakukan oleh kekuatan-kekuatan
pasar, yaitu kekuatan permintaan dan penawaran. Dalam konsep islam pula, pertemuan
permintaan dengan penawaran adalah terjadi secara seimbang dengan rela sama rela atau
tidak ada pemaksaan terhadap harga tersebut pada saat transaksi. islam mengatur agar
persaingan dipasar dilakukan secara adil.
b) Larangan penimbunan
Dalam terminologi fiqih penimbunan dikenal dengan istilah ihtikar, yang berasal dari
kata hakara yang berarti az-zulm (aniaya) dan isa’ah al-muasyarah(merusak pergaulan).
Denagn timbangan ihtikara, yahtakiru, ihtikara kata ini berarti upaya penimbunan barang
dagangan untuk menunggu kenaikan harga. Menurut Al-Ghazali ihtikar dalah “Penyimpanan
barang dagangan oleh penjual makanan untuk menunggu melonjaknya harga dan
penjualannya ketika harga melonjak”. Sedangkan menurut Taqiyudin al-Nabhani,
penimbunan adalah orang yang mengumpulkan barang-barang denagn menunggu waktu
naiknya harga barang-barang tersebut, sehingga dapat dijual dengan harga yang tinggi. Syarat
terjadi nya penimbunan adalah sampainya pada suatu batas yang menyulitkan warga setempat
untuk membeli barang yang tertimbun , semata karena fakta penimbunan tersebut tidak
terajdi selain dalam keadaan semacam ini. Orang-orang yang menyembunyikan (menimbun)
hartanya yang dikumpulkan sesungguhnya mereka telah menghambat arus industri, serta
menghalangi kemajuan danpembangunan negara. Seharusnya harta mereka digunakan untuk
menghasilkan kekayaan lebih banyak keuntungan masyarakat dan kapitalis-kapitalis itu
sendiri.
c) Larangan spekulasi
Al-Masri memberikan pengertian spekulasi sebagai: Spekulasi adalah outcome dari
sikap mental ingin cepat kaya. Jika seseorang telah terjebak pada sikap mental ini, maka ia
akan berusaha dengan menghalalkan segala macam cara tanpa memperdulikan rambu-rambu
agama dan etika. Kegiatan spekulasi ada kemiripannya dengan gambling (al-qimar) dalam
konteks pengambilan keuntungan dan dianggap sebagai kegiatan misdeed ( tidak senonoh).

7
Dalam istilah fiqih muamalah dikenal sebagai istilah tas’ir wa al-jabari yaitu pematokan
harga harga dan pengambilan paksa terhadap barang.
4. Distribusi Pendapatan Melalui Sedekah Wajib (Zakat) dan sedekah Sunat
(Sedekah, infaq, Hibah).
Zakat merupakan langkah dua yang sah yang digunakan segera untuk membagi-bagi
harta di antara masyarakat. Langkah ini merupakan suatu pungutan wajib yang dikumpulkan
dari orang-orang muslim yang kaya dan dibagikan kepada orang miskin ketika mencukupi
tarif dasar (nisab dan haul). Zakat adalah poros dan pusat keuangan islami. Zakat meliputi
bidang normal, sosial dan ekonomi. Dalam bidang sosial zakat bertindak sebagai alat khusus
yang diberikan oleh islam untuk menghapuskan kemiskinan dari masyarakat dengan
menyadarkan sikaya akan tanggung jawab sosial yang mereka miliki dalam bidang ekonomi.
Zakat mencegah penumpukan kekayaan dalam tangan segelintir orang dan Menurut M.A
Mannan, zakat mempunyai enam prinsip. Pertama, prinsip keyakinan keagamaan (faith),
yaitu keyakinan keagamaan menyatakan bahwa orang yang membayar zakat yakin bahwa
pembayaran tersebut merupakan salah satu manifestasi keyakinan agamanya, sehingga kalau
orang yang bersangkutan belum menunaikannya, maka dia merasakan belum sempurna
ibadahnya. Kedua, Prinsip pemerataan (equity) dan keadilan (justice), yaitu pemerataan dan
keadilan cukup jelas menggambarkan tujuan zakat yaitu membagi lebih adil kekayaan yang
telah diberikan oleh Allah AWT kepada umat-Nya. Ketiga, Prinsip produktivitas
(productivity) dan kematangan, artinya produktivitas dan kematangan menekankan bahwa
zakat memang harus dibayar karena milik tertentu telah menghasilkan produk tertentu setelah
lewat jangka waktu tertentu. Keempat, prinsip nalar; sangat rasional bahwa zakat harta yang
menghasilkan itu harus dikeluarkan. Kelima, prinsip kebebasan; zakat hanya dibayar oleh
orang yang bebas Keenam, prinsip etika dan kewajaran; yaitu zakat tidak dipungut secara
semena-mena.
5. Distribsui Pendapatan Melalui Sistem Pewarisan dan Wasiat
Pembagian warisan yang tidak merata merupakan penyebab utama dari ketidakadilan
dalam masyarakat. Menurut Taussig, warisan mempunyai dampak-dampak yang sangat besar
dalam masyarakat. Hal tersebut senantiasa memperbesar jurang pemisah antara kaya dan
miskin. Hukum waris bagi Muslim merupakan alat yang sangat kuat dan efektif dalam
mencegah pengumpulan kekayaan di kalangan tertentu dan pengembangannya dalam
kelompok-kelompok yang besar dalam masyrakat.

8
D. TUJUAN DISTRIBUSI DALAM EKONOMI ISLAM
Ekonomi islam mempunyai sistem distribusi yang merealisasikan beragam tujaun yang
mencakup berbagai bidang kehidupan dimana distribusi dikelompokan menjadi empat
bagian, antara lain:6
a. Tujuan dakwah
Yang dimaksud dakwah disini adalah dakwah kepada islam dan menyatukan hati
kepada Allah. Contohnya, bagian mukallaf di dalam zakat. Dimana mukallaf itu adakalanya
orang kafir yang diharapakn keislamannya.
b. Tujuan pendidikan
1) Pendidikan terhadap akhlak terpuji, seperti susk memberi, berderma dan
mengutamakan orang lain
2) Mensuciakan dari akhlak tercela seprti pelit, egois dll
c. Tujuan sosial
1) Memenuhi kebutuahan kelompok yang membutuhakan, dan menghidupkan prinsip
soladoritas di dalam masyarakat muslim
2) Menguatkan ikatan cinta dan kasih sayang di antara individu dan kelompok masyarakat
3) Mengikis sebab-sebab kebenciaan dalam masyarakat, yang akan berdampak pada
terealisasinya keamanan dan ketentraman masyarakat
4) Keadilan dalam distribusi yang mencakup pendistribusian sumber-sumber kekayaaan
d. Tujuan ekonomi
1) Pengembangan harta dan pembersihannya, karena pemilik harta ketiak menginfakan
sebagian hartanya kepada orang lain, baik infak wajib maupun sunnah, maka demikian
akan mendorong untuk menginvestasikan hartanya sehingga tidak akan habis karena
zakat
2) Memberdayakan sumber daya manusia yang menganggur dengan terpenuhinya
kebutuhan tetang harta atau persiapan yang dilakukan untuk melaksanakannya dengan
melakukan kegiatan ekonomi
3) Andil dalam merealisasikan kesejahteraan ekonomi, dimana tingkat kesejahteraan
ekonomi berkaitan dengan tingkat konsumsi sedangkan tingkat konsumsi tidak hanya
berkaitan dengan bentuk pemasukan saja namun juga berkaitan dengan cara
pendistribusiannya diantara individu masyarakat

6
Madnasir. 2010. “Distribusi Dalam Islam”. Volume 2, No. 1, Januari 2010

9
Secara garis besar tujuan dari nilai-nilai islam dalam kegiatan distribusi yaitu sebagai
berikut:7
1. Pencapaian falah merupakan tujuan pada setiap manusia yang dibawa oleh islam yang
mencakup aspek yang lengkap dan menyeluruh bagi kehudupan manusia.
2. Distribusi yang adil dan merata melalui pelembagaan zakat dan sedekah, hukum
pewarisan dan wasiat, penghapusan bunga, melarang perolehan kekayaan melalui cara
yang haram dan melarang penimbunan.
3. Tersedianya kebutuhan dasar merupakan jaminan tersedianya kebutuhan dasar bagi
setiap orang yang memerlukan melalui sistem keamanan sosialnya yang komprehensif.
4. Tegaknya keadilan sosial artinya jika seluruh ajaran ekonomi islam pada islam
dilaksanakan maka distribusi ekonomi akan tercapai denagn sendirinya.

7
Rahmawati, Anita. 2013. “Distribusi dalam Ekonomi Islam”. Volume 1, No. 1, Juni 2013

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Distribusi adalah suatu proses (sebagian hasi penjualan produk) kepada faktor-faktor
produk yang ikut menentukan pendapatan. Secara umum distribusi dapat diartiakn sebagai
penyaluran barang ke tempat-tempat. Menurut Collins distribusi adalah proses penyimpanan
dan penyaluran produk kepada pelanggan, diantaranya melalui perantara. Definisi yang
diungkapkkan Collins memiliki pemahaman yang sempit apabila dikaitkan dengan tujuan
ekonomi islam. Hal ini disebabkan karena definisi tersebut cenderung mengarah pada
perilaku ekonomi yang bersifat individual. Distribusi ekonomi islam berbeda dengan sistem
konvensional dilihat dari sisi tujuannya, asas ideologinya, moral dan sosialnya yang tidak
dapat dibandingakn dengan sistem ekonomi konvensional.
Pada dasarnya prinsip distribusi secara umum sejauh ini dapat dikatakan belum
berhasil memberikan pemerataan distribusi kepada seluruh level masyarakat khususnya
masyarakat menengah ke bawah, fakta membenarkan prinsip distribusi umum hanya
menguntungkan pihak-pihak tertentu dalam distribusi. Berikut beberapa prinsip distribusi
secara umum:
a. Tidak ada larangan mengenai riba dan gharar
b. Mekanisme distribusi dibiarkan kerja sendiri, sehingga tidak akan terciptanya
kemaslahatan
c. Dapat terjadi penumpukan harta
Ekonomi islam mempunyai sistem distribusi yang merealisasikan beragam tujaun yang
mencakup berebagai bidang kehidupan diman distribusi dikelompokan menjadi empat
bagian, antara lain:
a. Tujuan dakwah
b. Tujuan pendidikan
c. Tujuan sosial
d. Tujuan ekonomi
Secara garis besar tujuan dari nilai-nilai islam dalam kegiatan distribusi yaitu sebagai
berikut:
1. Pencapaian falah merupakan tujuan pada setiap manusia yang dibawa oleh islam yang
mencakup aspek yang lengkap dan menyeluruh bagi kehudupan manusia.

11
2. Distribusi yang adil dan merata melalui pelembagaan zakat dan sedekah, hukum
pewarisan dan wasiat, penghapusan bunga, melarang perolehan kekayaan melalui cara yang
haram dan melarang penimbunan.
3. Tersedianya kebutuhan dasar merupakan jaminan tersedianya kebutuhan dasar bagi
setiap orang yang memerlukan melalui sistem keamanan sosialnya yang komprehensif.
4. Tegaknya keadilan sosial artinya jika seluruh ajaran ekonomi islam pada islam
dilaksanakan maka distribusi ekonomi akan tercapai dengan sendirinya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arwani, A. 2015. Ekonomi Islam Salah Satu Model Alternatif Strategi Merekat
kokohkan NKRI. An-Nisbah: Jurnal Ekonomi Syariah, 2(1), 275-294.
Arwani, Agus, Hadout Ekonomi Islam, www.repostory.iainpekalongan.ac.id
Madnasir. 2010. “Distribusi Dalam Islam”. Volume 2, No. 1, Januari 2010
Nasution, Edwin Mustafa.2015. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta:
Prenadamedia GROUP
Nofrianto. 2009. “Distribusi Pendapatan dan Pemenuhan Kebutuhan dalam Ekonomi
Islam”. Volume 8, No. 2, Juli-Desember 2009
Qaardhawi, Yusuf. 2001. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Press
Rahmawati, Anita. 2013. “Distribusi dalam Ekonomi Islam”. Volume 1, No. 1, Juni
2013
Zainuddin, Ahmad. 1998. Kemiskinan Dan Pemerataan Pendapatan. Jogjakarta: Dana
Bakti Prima Yasa

13

Anda mungkin juga menyukai