Di dunia ini terdapat banyak agama, namun Islam satu-satunya agama samawi yang benar
dan diridhai oleh Allah Swt., sebagai pedoman dan tuntunan hidup umat manusia hingga akhir
zaman.1[1] Secara umum dunia Islam Afrika mewakili salah satu keragaman budaya Islam yang
mengagumkan sesuai dengan struktur kesukuan bangsa di benua tersebut. Para sufi telah
membawa Islamisasi damai yang memberi citra pada pengukuhan akan kesan kedamaian, hingga
bentangan Islam yang cukup luas dan beragam. Dunia Afrika telah memiliki kontak dengan
Islam sejak masa Rasulullah SAW.2[2] Kemudian kontak tersebut meluas dan tersebar hingga
zaman modern ini, sehingga mengantarkan afrika menjadi satu-satunya benua di dunia yang
penduduknya mayoritas muslim. Oleh sebab itu, dalam makalah ini akan di paparkan proses
penyebaran dan peradaban Islam di Afrika.
I. PEMBAHASAN
A. Potensi Geografis Dan Peradaban Afrika
Secara demografis konsentrasi muslim bukan hanya di Timur Afrika namun juga
menembus wilayah barat Afrika. Islam di wilayah ini telah ada ratusan tahun sejak Islam
tersebar sekitar abad ke-9 M melalui para pedagang yang mengambil rute Selatan Sahara.
Sebelum abad ke-11 M beberapa kerajaan Islam muncul. Kawasan Afrika, secara umum terbagi
dalam dua kategori, yaitu wilayah Afrika Utara dan Afrika Hitam. Keduanya memiliki dua
perbedaan yang cukup mencolok baik dalam bentuk-bentuk tipologi fisik, bahasa, makanan dan
struktur sosialnya. Lingkungan geografis bagian Utara merupakan wilayah yang sangat terbuka
sehingga berbagai tradisi luar mudah masuk, terutama pengaruh dari Arab maupun berbagai
tradisi dan budaya sebelumnya. Oleh sebab itu secara etnolinguistik Afrika Utara termasuk pada
kategori Dunia Arab, seperti: Aljazair, Maroko, Libya dan sebagainya.
Sementara secara umum wilayah Afrika Hitam yang lain, sangat tertutup karena letak
wilayah yang terletak di pedalaman sehingga budaya luar jarang memberikan sentuhan dan
pengaruh pada pembentukan sikap dan mentalitas secara khusus. Yang termasuk wilayah Afrika
secara keseluruhan menunjukkan ciri sama sekali pola-pola non-Arabnya. Dengan melihat
pemetaan secara global dalam perspektif regional meliputi: tipologi Afrika Utara, Afrika
Selatan, Afrika Tengah, Afrika Barat, dan Timur.3[3]
Benua Afrika memiliki karakteristik aneh yang membedakannya dari benua-benua lain di
dunia, yaitu adanya negara-negara yang berpenduduk mayoritas muslim tapi dipimpin non
muslim. Hal ini dikarenakan sebelum kaum kolonial pergi terlebih dahulu menyerahkan
1[1]Agus Susanto, Islam Itu Sangat Ilmiah : Mengungkap Fakta-Fakta Ilmiah dalam Ajaran-
Ajaran Islam, (Jogjakarta: Najah, 2012), hlm. 14.
2[2]Ajid Thohir, Studi Kawasan Dunia Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), hlm. 255-
256.
4[4]Qosim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh, Buku Pinter Sejarah Islam, (Jakarta: Nizam, tt),
hlm.1127.
6[6]M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam.(Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher.2007), hlm. 184.
7[7]Dudung Abdurrahman, dkk, Sejarah Peradaban Islam: dari Masa Klasik Hingga Modern. (Yogyakarta:
Lesfi, 2004), hlm. 220.
11[11]Yudian W.Asmin, Krisis Peradaban Islam Modern Sebuah Kultur Praindustri dalam Era Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1994), hlm. 87-89.
15[15]Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya (terj. Adang affandi), (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994), hlm. 313.
16[16]Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya-Jilid I, (Jakarta: UI-Press, 2002), hlm. 56-88.
panglima masyhur Uqbah Ibn Nafi al-Fikri (W. 683 M), yang telah menetap di Barqah sejak
daerah itu ditaklukan.17[17]
Pada tahun 50 H/670 M ‘Uqbah mendirikan kota militer yang termasyhur, Kairawan,
disebelah selatan Tunisia. Tujuannnya adalah untuk mengendalikan orang-orang Barbar yang
ganas dan sukar diatur,dan juga untuk menjaga terhadap perusakan-perusakan yang dilakukan
oleh orang-orang Romawi dari laut berhasil membuat negeri itu aman selama beberapa tahun.
Akan tetapi, pada tahun 683 M orang-orang Islam di Afrika utara mengalami kemunduran yang
hebat, karena orang-orang Barbar dibawah kepemimpinan Kusailah bangkit memberontak dan
mengalahkan ‘Uqbah. Sejak saat itu orang Islam tidak berdaya mengembalikan kekuasaannya di
Afrika Utara, karena selain berhadapan dengan bangsa Barbar juga ada bangsa Romawi yang
memanfaatkan kesempatan dalam pemberontakan tersebut.
Dalam kondisi seperti ini penyebaran Islam tidak bisa menyebar dengan baik keadaan ini
berlanjut hingga terjadi pergantian Gubernur dari Hasan Ibn Nu’man kepada Musa Ibn Nusair
tahun 708 M, pada awal pemerintahan al-Walid Ibn Abdul Malik (86-96 H)/705-715 M. Ketika
pemerintahahan dipegang oleh Musa, di Afrika Utara terjadi perubahan sosial dan politik yang
cukup drastis. Perlawanan orang-orang Barbar yang ganas dapat dihancurkan domanasi politik
berada di tangan orang orang muslim dan da’wah Islam yang menyebar dengan kecepatan yang
luar biasa. Hal-hal inilah yang menyebabkan sebagian sejarawan menganggap Musa Ibn Nusair
sebagai penakluk yang sesungguhnya atas Afrika Utara.18[18]
5. Sudan
Pada bagian utara Islam menyebar mulai sekitar tahun 1000-an M diberbagai wilayah
Sudan. Islam tumbuh menjadi agama populer, atau menjadi agama rakyat bawah dan bukan
menjadi agama para penguasa dan bangsawan sebagaimana terjadi di Sudan bagian tengah dan
barat.19[19]
6. Libya
Pemerintahan Usmani mendirikan rezim pertama di wilayah Tripolitania, Cyrenaica, dan
Fezzan yang pada masa modern ini membentuk sebuah Negara yaitu Libya. Pada abad ke-7,
dalam serangkaian invasi menimbulkan proses Arabisasi dan Islamisasi penduduk negeri namun
tidak diiringi pembentukan rezim yang memusat.20[20]
D. Kerajaan Islam di Afrika
1. Dinasti Fatimiyah (297-567 H/909-1171 M) di Afrika Utara tepatnya di Mesir dan Syria.
Dinasti ini berdiri di Raqqodah daerah al-Qairawan dengan Al-Mahdi sebagai khalifah pertama.
17[17]Siti Maryam dkk, Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik Hingga Modern (Yogyakarta: LESFI,
2004) hlm 220-221.
20[20]Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1999),
hlm.250.
Dinasti fatimiyah mencapai puncak kejayaannya dibawah pemerintahan Abu Manshur Nizar
al-‘Aziz yang terkenal pemberani dan bijaksana. Daerah kekuasaannya mencapai seluruh Syria
dan Mesopotamia. Hasil peradaban yang pernah ditorehkan, diberbagai bidang yaitu:
a. Ilmu pengetahuan (bahasa-sastra, kedokteran, filsafat, astronomi, dll).
b. Filsafat: menggunakan filsafat Yunani dan mengembangkannya.
c. Pembangunan yang pernah ditorehkan antara lain: membangun istana-istana yang megah,
masjid-masjid, rumah sakit, pemondokan khalifah, perpustakaan, pemandian umum, pasar, dan
lain-lain.
d. Ekonomi dan sosial : menghasilkan produk industry dan seni Islam yang baik hingga ke India.
e. Pemerintahan : sipil (qadi, dakwah, inspektur pasar, bendahara, dan qari’) dan militer (urusan
tentara, perang, pengawal khalifah dan pengaman).
f. Perluasan wilayah yang dilakukan masa khalifah al ‘Aziz meliputi negeri Arab sebelah timur
sampai laut altantik sebelah barat dan Asia kecil sebelah utara sampai Nabuah sebelah selatan. 21
[21]
2. Dinasti Idrisiah (786 M), Idris ibn Abdullah melakukan pemberontakan terhadap Abbasiah
pada 786 M, namun karena kalah, ia melarikan diri ke Maroko dan mendirikan dinasti Indrisiah
(788-974 H). Karena dinasti ini terletak diantara kekuasaan Islam besar yaitu Umayyah di
Andalusia dan Fatimiyah di Afrika Utara. Akhirnya panglima dari Hakam II di Andalusia, yaitu
Ghalib Billah melakukan aneksasi wilayah Indisiah. Setelah itu maka berakhirlah wilayah
Dinasti Indrisia.
3. Dinasti Aghlabiah (800-909 M), Dinasti ini berpusat di Saljiman, berdiri ketika Khalifah
Harun al-Rasyid mengangkat Ibrahim ibn al-Alghlab sebagai penguasa Ifriqiah (Tunisia) pada
800 M. Muntuk membendung kekuatan-kekuatan luar dengan Abbasiah terutama membendung
serangan dinasti Rustamiah (khawarij) dan Idrisiah. Periode ini membawa Afrika Utara dan
kawasan pesisir Laut Tengah dalam banyak kemajuan. Dinasti ini lenyap pada penguasa terakhir
Ziadatullahal-Aghlabi III pada 909 M oleh dinasti Fatimiah.
4. Dinasti Ibn Toulun, didirikan oleh Ahmad ibn Toulun yang semula ditugaskan oleh penguasa
Abbasiah sebagai penguasa Mesir. Periode ini, kegiatan intelektual, arsitektur berkembang dan
maju. Banyak rumah sakit, masjid, dan menara didirikan yaitu Masjid ibn Toulun di Mesir.
Putera Ibn Toulun, Syaibhan 904-905 M mengembalikan Mesir kedalam kekuasaan Abbasiah.
5. Dinasti Ikhshid 935-969 M, Muhammad ibn Tughuz mendirikan dinasti Turki dan ia
mendapatkan gelar nama Ikhshid dari Khalifah al-Razi, tidak lama kemudian ia menguasai
Syam, Palestina, dan kedua kota suci Islam, Mekah dan Madinah serta masjidnya. Abdullah
Misk Kapur berkuasa dengan sukses. Penguasa teakhir dari dinasti ini, Abul Fawaris Ahmad. Ia
dikalahkan oleh panglima perang dari Fatimiah.22[22]
21[21]Khoiriyah, Reorientasi Wawasan Sejarah Islam, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 171-177.
25[25]Rusydi Sulaiman, Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2014), hlm. 267.