PEDOMAN NU
Disusun oleh :
Arum Sentiani Sangadah / 2020270015
Rifqi Agung Jehian / 2020270021
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalwat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT ata limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas pertama yang berjudul PEDOMAN NU
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempruna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharap kritik
serta saran dari pembaca untuk mekalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalh yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pembimbing kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga
makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Kata Pengantar
Daftar isi
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Bab II
Pembahasan
A. Pedoman NU dalam Bidang Fiqih
1. Madzhab Hanafi
2. Madzhab Maliki
3. Madzhab Syafi’i
4. Madzhab Hambali
B. Pedoman NU dalam Bidang Tasawuf
1. Imam Junaidai Al Baghdadi
2. Imam Syeikh Abduk Qadir al-Jailani
C. Peoman NU dalam Bidang Aqidah
1. Imam Abu Manshur al-Maturidi
2. Imam Abu Hasan al-Asy’ary
Bab III
Penutup
Daftar Pustaka
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Nahdlatul Ulama (NU) adalah salah satu organisasi Islam terbesar dengan
jumlah anggota terbanyak di Indonesia, dan merupakan suatu organisasi yang berbasis
massa di bawah kepemimpinan ulama. Keyakinan yang mendalam terhadap pelbagai
pemikiran, gagasan, konsep di segala hal, serta metode-metode yang diusung NU
diyakini sebagai kunci utama NU untuk dapat eksis dan terus bertahan hingga hari ini.
Untuk memahami NU sebagai jam'iyyah diniyah (organisasi keagamaan) secara tepat,
belumlah cukup dengan melihat dari sudut formal sejak ia lahir. Sebab jauh sebelum
NU lahir dalam bentuk jam'iyyah (organisasi), ia terlebih dahulu ada dan berwujud
jama'ah (community) yang terikat kuat oleh aktivitas sosial keagamaan yang
mempunyai karakteristik tersendiri.
Dalam Nahdlatul Ulama sendiri terbagi menjadi beberapa pedoman yaitu
Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki, Mazhab Syaifi’I, Mazhab Hambali dalam bidang
Fiqih. Imam Junaidi Al-Baghdadi dan Imam Syeikh Abdul Qadir Al Jailani dalam
bidang tasawuf. Imam Abu Manshur Al maturidi dan Imam Abu Hasan Al Asy’ary
dalam bidang aqidah. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang pedoman-
pedoman tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pedoman NU di bidang fiqih?
2. Apa pedoman NU di bidang tasawuf?
3. Apa pedoman NU di bidang aqidah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pedoman NU di bidang fiqih.
2. Untuk mengetahui pedoman NU di bidang tasawuf.
3. Untuk mengetahui pedoman NU di bidang aqidah,
Bab II
Pembahasan
1. Madzhab Hanafi
Dinamakan Hanafi, karena pendirinya Imam Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsabit.
Beliau lahir pada tahun 80 H di Kufah dan wafat pada tahun 150 H. Madzhab ini
dikenal madzhab Ahli Qiyas (akal) karena hadits yang sampai ke Irak sedikit,
sehingga beliau banyak mempergunakan Qiyas. Beliau termasuk ulama yang
cerdas, pengasih dan ahli tahajud dan fasih membaca Al-Qur’an. Beliau ditawari
untuk menjadi hakim pada zaman bani Umayyah yang terakhir, tetapi beliau
menolak. Madzhab ini berkembang karena menjadi madzhab pemerintah pada saat
Khalifah Harun Al-Rasyid. Kemudian pada masa pemerintahan Abu Ja’far Al-
Manshur beliau diminta kembali untuk menjadi Hakim tetapi beliau menolak, dan
memilih hidup berdagang, madzhab ini lahir di Kufah.
2. Madzhab Maliki
3. Madzhab Syafi’i
4. Madzhab Hambali
Nama lengkap beliau adalah Abu al-Qosim al-Junaidi bin Muhammad bin al-
Junaid al-Khazzaz al-Qowariri al-Nahawandi al-Baghdadi. Al-Junaid dikenal
cerdas, dan pada usia 20 tahun beliau telah mampu mengeluarkan fatwa. Semua
kalangan menerima madzhab yang dibangunnya, dan beliau desepakati sebagai
penyandang gelar “Syeikh at-Thaifah as-Shufiyyah wa Sayyiduha” (Tuan Guru
dan Pemimpin Sufi).
Beliau lahir pada 470H di al-Jil, kini termasuk wilayah Iran. Ketika berusia 18
tahun beliau pergi mencari ilmu bersama para bijak dan orang-orang yang dekat
kepada Allah yang pada waktu itu Baghdad dikenal sebagai pusat ilmu
pengetahuan.
Pada tahun 521H beliau mengajar dan menyampaikan fatwa-fatwa agama kepada
masyarakat. Selama 25 tahun beliau menghabiskan waktunya sebagai pengembara
di padang Pasir Iraq dan akhirnya sebagai tokoh sufi yanh masyhur.
Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani dikenal sebagai pendiri Tarekat Qadiriyah, selain
itu beliau juga dikenal sebagai pelaku sufi yang mukhlis (ikhlas). Jalan untuk
mencapai proses tersebut sangatlah panjang, yang disebut dengan al-Muqamat itu
sendiri yaitu:
a. Maqam tawbat, yaitu meninggalkan dan tidak mengulangi suatu perbuatan
dosa yang pernah dilakukan, demi menjunjung tinggi ajaran Allah dan
menghindari murkanya.
b. Maqam wara’ yaitu menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu guna
menjunjung tinggi perntah Allah atau meninggalkan sesuatu yang bersifat
Subhat.
e. Maqam faqir, yaitu perasaan tenang dan tabah dikala miskin harta dan
mengutamakan kepentingan orang lain dikala kaya.
f. Maqam khauf, yaitu rasa ketakutan dalam menghadapi siksa dan azab Allah.
g. Maqam raja’, yaitu rasa gembira karena mengetahui adanya kemurahan dzat
yang maha kuasa.
h. Maqam tawakal, yaitu pasrah dan bergantung kepada Allah dalam menerima
kondisi apapun.
i. Maqam ridha, yaitu sikap tenang dan tabah tat kala menerima musibah
sebagaimana disaat menerima nikmat.
Nama lengkap Imam Abu Hasan Al Asy’ary adalah Abu al-Hasan Ali bin Ismail
bin Ishaq bin Salim bin Ismail bin Abdilah bin Musa bin Bilal bin Abu Burdah bin
Abi Musa Al Asy’ary. Beliau lahir di Bashrah pada tahun 260H/875M. setelah
berusia lebih dari 40 tahun ia hijrah ke kota Baghdad dan wafat di sana pada tahun
324H/935M.
Alhamdulillah penulis ucapkan rasa syukur kepada Allah swt yang telah memberikan
limpahan rahmatnya kepada hambanya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini
dengan tidak ada halang dan rintang yang membentang. Dalam penyusunan makalah ini,
penulis menyadari sepenuhnya banyak kesalahan di sana-sini, hal ini tidak lain disebabkan
karena pemahaman, pengalaman serta wawasan penulis yang masih sangat terbatas. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi lebih
sempurnanya lagi ini.
Daftar Pustaka
Dr. KH. Muchotob Hamzah, MM. dkk. 2018. Pengantar Studi Aswaja An-Nahdliyah.
Wonosobo: Unsiq Press.
M. Quraish Shihab. 2018. Islam Yang Saya Anut: Dasar-Dasar Ajaran Islam. Tangerang:
Penerbit Lentera Hati.