Anda di halaman 1dari 15

Makalah

TEORI KEPERAWATAN MADELEINE LEININGER

Disusun oleh:
Latifah Nurohmah / 2020270003
Arum Setiani Sangadah / 2020270015
Rifqi Agung Jehian / 2020270021

Fakultas Ilmu Kesehatan


Prodi S1-Keperawatan
Universitas Sains Al-Quran Wonosobo
2020/2021
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas pertama yang berjudul
TEORI KEPERAWATAN MADELEINE LEININGER.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pembimbing kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga
makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Daftar Isi

Judul
Daftar isi

Bab I
Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan

Bab II
Pembahasan
A. Biogafri Madeleine Leininger
B. Paradigma
C. Konsep teori
D. Penerapan teori Leiniger
E. Analisis teori transcultural Nursing
F. Analisi fenomena keperawatan
G. Penerapan asuhan keperawatan berdasarkan teori Leiniger
H. Evaluasi

Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-
fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.Yang
dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan
fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam
menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan
digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Berikut ini adalah ringkasan
beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat profesional sehingga
mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada keyakinan dan nilai
dasar keperawatan.
Dalam makalah ini akan dibahas secara teoritis pendapat ahli tentang konsep
keperawatan yaitu Menurut Madeleine Leininger.

B. Rumusan masalah
1. Siapa Madeleine Leininger?
2. Apa Teori Madeleine Leininger?

C. Tujuan
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang teori dan model
keperawatan menurut Madeleine Leininger.
Bab II
Pembahasan

A. Biografi Madeleine Leininger


Madeleine lahir di Sutton, Nebraska pada 13 Juli 1925, di sebuah lahan pertanian hidup
dengan empat saudara laki-laki dan seorang saudari. Tahun 1945, dia bersama saudarinya
menjadi kadet di korps perawat dan mengambil program diploma di sekolah perawat St.
Anthony, Denver. Hal yang juga mendorong dia menjadi seorang perawat di karenakan salah
satu bibinya menderita penyakit jantung bawaan, dia ingin membuat suatu perbedaan dalam
kehidupan manusia, khususnya di bidang perawatan. Tahun 1948, menyelesaikan diploma
keperawatan. Tahun 1950, menerima gelar sarjana dalam ilmu biologi, ilmu filsafat dan
humaniora dari Benedictine College di Atchison, Kansas. Membuka pelayanan keperawatan
dan program pendidikan jiwa di Creighton University di Omaha , Nebraska. Tahun 1953,
Menerima gelar master dalam ilmu keperawatan dari University Chatolik of America, di
Washington DC, pindah ke Cincinnati dan memulai program pendidikan jiwa pertama di
Amerika. Tahun antara 1954-1960, menjadi professor keperawatan dan direktur program
pasca sarjana di Universitas Cincinnati. Juga menerbitkan buku tentang keperawatan
psikiatrik, di sebut Konsep Dasar Keperawatan Jiwa, dalam sebelas bahasa dan digunakan di
seluruh dunia. Tahun 1965, Madeleine menjadi perawat pertama mendapat gelar Ph.D dalam
antropologi, di Washington University. sebagai bagian dari proses beliau mencari
penyelesaian masalah tidak cukup adekuat intervensi kejiwaan tradisional menjawab
kebutuhan anak-anak dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda. Tahun 1966, di
tunjuk sebagai professor keperawatan dan antropologi di University of Colorado, di mana
untuk pertama kalinya perawatan transkultural di perkenalakan di dunia keperawatan. Tahun
1969-1974, sebagai dekan,professor keperawatan dan dosen antropologi di University Of
Washington school of Nursing. Tahun 1974-1980, menjabat sebagai dekan dan professor
Utah University dan membuka program pertama untuk master dan doktoral transkultural
keperawatan. Tahun 1981, professor dan direktur pusat penelitian kesehatan di Wayne State
University.
Saat berkarya di sini Madeleine mendapat beberapa penghargaan, antara lain :
a.         Penghargaan bergengsi dari Presiden dalam keunggulan dalam mengajar.
b.        The Board of Governor’s Distinguished Faculty Award.
c.         Gershenson’s Research Fellowship Award.
d.        Tahun 1990, di angkat sebagai “the Women in Science Award” oleh California State
University. Tahun 1991, sebagai seoarang ahli teori keperawatan beliau menerbitkan teorinya
tentang perawatan keanekaragaman budaya dan universal dan menciptakan istilah “culturally
congruent care’ sebagai tujuan dari teorinya. Teori ini diuraikan dalam buku keanekaragaman
budaya perawatan dan universal. Mengembangkan metode Ethnonursing dan melakukan
penelitian di lapangan dengan membaur hidup bersama suku Gadsup di dataran tinggi Timur
di New Guinea tentang perawatn transkultural.

B. Paradigma
Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai cara
pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan
yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan yaitu :
manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan (Andrewand Boyle, 1995).
1.      Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan
norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan.
Menurut Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan
budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
2.      Kesehatan
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam engisi
kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu keyakinan, nilai,
pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan
seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat
mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang
sehat-sakit yang adaptif (Andrew and Boyle, 1995).
3.      Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu
totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk
lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik.. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau
diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim
seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari
sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan
dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di
dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku.
Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan individu
atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang
digunakan.
4.      Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan
keperawatan ditujukan memandirikan individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang
digunakan dalam asuhan keperawatan adalah perlindungan/mempertahankan budaya,
mengakomodasi/negoasiasi budaya dan mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991)

C.  Konsep Teori Medeleine Leininger 

Teori Leininger adalah untuk menyediakan langkah-langkah perawatan yang selaras dengan
individu atau kelompok budaya kepercayaan, praktik, dan nilai-nilai. Pada tahun 1960-an dia
menciptakan budaya kongruen perawatan jangka panjang, yang merupakan tujuan utama
transkultural keperawatan praktek. Budaya perawatan sebangun adalah mungkin bila
tindakan terjadi dalam hubungan perawat-klien (Leininger, 1981).

Leininger mengembangkan istilah baru untuk prinsip dasar teorinya. Ini definisi dan prinsip-
prinsip  istilah kunci untuk memahami teori tersebut. Di bawah ini adalah ringkasan
dasar prinsip yang penting untuk memahami teori Leininger :

v Care adalah untuk membantu orang lain dengan kebutuhan nyata atau diantisipasi dalam
upaya untuk memperbaiki kondisi manusia yang menjadi perhatian atau untuk menghadapi
kematian.

v Merawat adalah tindakan atau kegiatan diarahkan memberikan perawatan.

v Budaya mengacu pada belajar, berbagi, dan dipancarkan nilai-nilai, keyakinan, norma, dan


kehidupan dari individu tertentu atau kelompok yang membimbing mereka berpikir,
keputusan, tindakan, dan cara berpola hidup.

v Perawatan Budaya mengacu pada beberapa aspek budaya yang mempengaruhi seseorang


atau kelompok untuk meningkatkan kondisi manusia atau untuk menangani penyakit atau
kematian.

v Keragaman budaya peduli merujuk pada perbedaan dalam makna, nilai, pantas tidaknya
perawatan di dalam atau di antara kelompok-kelompok orang yang berbeda.

v  Universalitas peduli Budaya mengacu pada perawatan umum atau arti serupa yang
jelas di antara banyak budaya.

v  Keperawatan adalah profesi yang dipelajari dengan disiplin terfokus dengan perawatan
fenomena.

v Worldview mengacu pada cara orang cenderung untuk melihat dunia atau alam
semesta dalam menciptakan pandangan pribadi tentang hidup.
v   Budaya dan dimensi struktur sosial termasuk faktor yang berhubungan dengan
agama, struktur sosial, politik / badan hukum, ekonomi, pola pendidikan-terns, penggunaan
teknologi, nilai-nilai budaya, dan ethnohistory yang di-fluence tanggapan budaya manusia
dalam konteks budaya.

v   Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan budaya dan


dihargai oleh budaya yang ditunjuk.

v  Pelestarian budaya perawatan atau pemeliharaan mengacu pada kegiatan pelayanan


keperawatan yang membantu orang dari budaya tertentu untuk menyimpan dan menggunakan
inti kebudayaan nilai perawatan terkait dengan masalah kesehatan atau kondisi.

v Budaya akomodasi perawatan atau negosiasi merujuk kepada tindakan keperawatan


kreatifyang membantu orang-orang dari budaya tertentu beradaptasi dengan atau bernegosiasi
dengan lain- ers dalam kesehatan masyarakat dalam upaya untuk mencapai tujuan
bersama dari hasil kesehatan yang optimal untuk klien  dari budaya yang
ditunjuk. Memahami Kerja Theorists Perawat

v Budaya perawatan restrukturisasi mengacu pada tindakan terapi yang diambil oleh


budaya perawat yang kompeten atau keluarga. Tindakan ini memungkinkan atau sebagai
klien untuk mengubah perilaku kesehatan pribadi terhadap menguntungkan hasil sementara
menghormati nilai-nilai budaya klien.

Leininger mengusulkan bahwa ada tiga modus untuk membimbing penilaian asuhan
keperawatan, keputusan, atau tindakan untuk memberikan perawatan yang tepat, bermanfaat,
dan bermakna yaitu :

a.       pelestarian dan / atau pemeliharaan

b.      akomodasi dan / atau negosiasi

c.       re-pola dan / atau restrukturisasi

Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan care dipengaruhi oleh elemen-
elemen berikut yaitu : Struktur sosial seperti teknologi, kepercayaan dan factor filosofi,
sistem sosial, nilai-nilai cultural, politik dan factor-faktor legal, factor-faktor ekonomi, dan
factor-faktor pendidikan. Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa
dan sejarah etnis, masing-masing sistem ini merupakan bagian struktur sosial. Pada setiap
kelompok masyarakat; pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam masyarakat dan
praktek-praktek. Yang merupakan bagian integral dari aspek-aspek struktur sosial (Leininger
dan MC Farland 2002). Dalam model Sunrisenya Leininger menampilkan visualisasi
hubungan antara beberapa konsep yang disignifikan.

Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger sebagai bentuk tindakan dari asuhan)
merupakan inti dari idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan merupakan jantung
dari keperawatan. Tindakan membantu didefinisikan sebagai prilaku yang mendukung.

Menurut Leininger bantuan semacam itu baru dapat benar-benar efektif jika latar belakang
budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan pemberian asuhan selalu
dikaitkan dengan budaya.
Beberapa inti dari model teorinya :

1. Asuhan membantu, mendukung atau membuat seorang atau kelompok yang memiliki


kebutuhan nyata agar mampu memperbaiki jalan hidup dan kondisinya.
2. Budaya diekspresikan sebagai norma-norma dan nilai-nilai kelompok tertentu.
3. Asuhan transkultural perawat secara sadar mempelajari norma-norma dan nilai-
nilai dan cara hidup budaya tertentu dalam rangka memberikan bantuan dan dukungan
dengan tujuan untuk membantu individu mempertahankan tingkat kesejahteraanya.
4. Diversitas asuhan kultural, Keanekaragaman asuhan kultural mengakui adanya
variasi dan rentang kemungkinan tindakan dalam hal memberikan bantuan dan dukungan.
5. Universalitas asuhan kultural merujuk pada persamaan atau karakteristik universal,
dalam hal memberikan bantuan dan dukungan

D. Penerapan teori Leininger (Sunrise Model) pada proses keperawatan


dapat dijelaskan sebagai berikut :

Proses Sunrise Model


Keperawatan
Pengkajian dan Pengkajian terhadap Level satu, dua dan tiga yang meliputi :
Diagnosis Level satu : World view and Social system level
Level dua :  Individual, Families, Groups communities   and
     Institution in diverse health system
Level tiga :  Folk system, professional system and nursing
Perencanaan dan Level empat : Nursing care Decition and Action
Implementasi  Culture Care Preservation/maintanance
 Culture Care Accomodation/negotiations
 Culture Care Repatterning/restructuring                     
Evaluasi

E. Analisis Teori Transcultural Nursing


1.      Kemampuan teori menghubungkan konsep  dalam melihat fenomena
Teori Transcultural Nursing yang digambarkan dalam Sunrise Model menunjukan
bahwa level satu dan dua dari teori memilki banyak kesamaan dengan beberapa teori
keperawatan lainnya sedangkan pada level ketiga dan keempat memiliki
perbedaan  spesifik dan bersifat unik jika dibandingkan dengan teori lainnya.
2.      Tingkat Generalisasi Teori
Teori dan model yang dikemukan oleh Leininger relatif tidak sederhana, namun
demikian teori ini dapat didemontrasikan dan diaplikasikan  sehingga dapat diberikan
justifikasi dan pembenaran bagaimana konsep-konsep yang dikemukakan saling
berhubungan. 
3.      Tingkat Kelogisan Teori
Kelogisan teori Leininger  adalah pada fokus dari pandangganya dengan melihat
bahwa latar belakang budaya pasien (individu, keluarga, kelompok, masyarakat) yang
berbeda sebagai bagian penting dalam rangka pemberian asuhan keperawatan.
4.      Testabilitas teori
Teori Cultural care diversity and Universality dikembangkan berdasarkan atas riset
kualitatif dan kuantitatif.
5.      Kemanfaatan Teori bagi Peningkatan Body Of Knowledge
Beberapa penelitian tentang konsep perawatan dengan memperhatikan budaya telah
memberikan arti akan pentingnya pengetahuan dan pemahaman tentang perbedaan
dan persamaan budaya dalam praktek keperawatan.
6.      Kemanfaatan Teori pada Pengembangan Praktek Keperawatan
Teori ini sangat relevan dan dapat diterapkan secara nyata dalam praktek
keperawatan, karena teori ini mengemukakan adanya  pengaruh perbedaan budaya
terhadap perilaku hidup sehat. Dan dalam aplikasinya teori ini  sangat relevan dengan
penerapan praktek keperawatan komunitas.
7.      Konsistensi  Teori
Leininger menyampaikan pentingnya pemahaman  budaya dalam rangka hubungan
perawat pasien yang juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Imoge
King  yang menekankan pentingnya persamaan persepsi perawat pasien untuk
pencapaian tujuan.

F. Analisis Fenomena Keperawatan


Gambaran Kasus :
Ny. D, berusia 29 tahun masuk ke unit keperawatan onkologi dengan keluhan nyeri
pelvic dan pengeluaran cairan pervagina. Hasil pemeriksaaan Pap Smear didapatkan
menderita Ca Cerviks stadium II dan telah mengalami Histerektomy radikal dengan
bilateral salpingo-oophorectomy.
Riwayat kesehatan masa lalu : jarang  melakukan  pemeriksaan fisik secara teratur.
Ny D mengatakan bahwa tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri.
Tinggi badan 5 kaki 4 inci dan BB 89 pound. Biasanya dia memiliki BB 110 pound.
Dia seorang perokok dan menghabiskan kurang lebih 2 pak sehari dan berlangsung
selama 16 tahun. Dia sudah memiliki 2 orang anak. Kehamilan pertama ketika dia
berusia 16 tahun dan kehamilan yang kedua saat berusia 18 tahun. Sejak saat itu dia
menggunakan kontrasepsi oral secara teratur. Dia menikah dan tinggal dengan
suaminya bersama 2 orang anaknya dirumah ibunya, dengan sanitasi lingkungan yang
kurang baik. Suaminya seorang pengangguran. Dia menggambarkan suaminya
seorang yang emosional dan kasar.
Ny D telah mengikuti pembedahan dengan baik kecuali satu hal dia belum mampu
mengosongkan kandung kemihnya. Dia masih merasakan nyeri dan mual post operasi.
Hal itu mengharuskan dia untuk menggunakan kateter intermitten di rumah. Obat
yang digunakan adalah antibiotic, analgetik untuk nyeri dan antiemetic untuk
mualnya. Sebagai tambahan, dia akan mendapatkan terapi radiasi sebagai pengobatan
rawat jalan.
Ny D sangat sedih. Dia menunjukkan perhatian yang sangat besar terhadap masa
depannya dan kedua anaknya. Dia percaya bahwa penyakit ini adalah sebuah
hukuman akibat masa lalunya.

G. Penerapan Asuhan Keperawatan Berdasarkan teori Leininger.


A.    Pengkajian
Pengkajian dilakukan terhadap respon adaptif dan maladaptif untuk memenuhi
kebutuhan dasar yang tepat sesuai dengan latar belakang budayanya.
Pengkajian  dirancang  berdasarkan 7 komponen yang ada pada “ Leininger’s Sunrise
models” dalam teori keperawatan transkultural Leininger yaitu :
1.      Faktor teknologi (technological factors)
Berkaitan dengan pemanfaatan teknologi kesehatan maka perawat perlu mengkaji
berupa : persepsi pasien tentang penggunaaan dan pemanfaatan teknologi untuk
mengatasi permasalahan kesehatan saat ini, alasan mencari bantuan kesehatan.
2.      Faktor Agama dan Falsafah Hidup (religious and Philosophical factors)
Faktor agama yang perlu dikaji perawat seperti  : agama yang dianut, kebiasaan
agama yang berdampak positif terhadap kesehatan, berikhtiar untuk sembuh tanpa
mengenal putus asa, mempunyai konsep diri yang utuh, status pernikahan, persepsi
dan cara pandang pasien terhadap kesehatan atau penyebab penyakit.
3.      Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan ( Kinship & Social factors)
Pada faktor sosial dan kekeluargaan  yang perlu dikaji oleh perawat : nama lengkap
dan nama panggilan di dalam keluarga, umur atau tempat  dan tanggal lahir, jenis
kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam anggota keluarga,
hubungan pasien dengan kepala keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin oleh
keluarga misalnya arisan keluarga, kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat
misalnya : ikut kelompok olah raga atau pengajian.
4.      Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup  (Cultural values & Lifeways)
Hal-hal yang perlu dikaji berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan  gaya hidup adalah :
posisi dan jabatan misalnya ketua adat atau direktur, bahasa yang digunakan, bahasa
non verbal yang ditunjukkan pasien, kebiasaan membersihkan diri, kebiasaan makan,
makan pantang berkaitan dengan kondisi sakit, sarana hiburan yang biasa
dimanfaatkan dan persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari, misalnya sakit
apabila sudah tergeletak dan tidak dapat pergi ke sekolah atau ke kantor.
5.       Faktor kebijakan dan peraturan Rumah Sakit (Political
and  Legal    factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dan kelompok dalam asuhan keperawatan
transkultural (Andrew & Boyle, 1995), seperti jam berkunjung, pasien harus memakai
baju seragam, jumlah keluarga yang boleh menunggu, hak dan kewajiban pasien, cara
pembayaran untuk pasien yang dirawat.
6.      Faktor ekonomi (economical factors)
Faktor ekonomi yang perlu dikaji oleh perawat antara lain seperti pekerjaan pasien,
sumber biaya pengobatan , kebiasaan menabung dan jumlah tabungan dalam sebulan
7.      Faktor pendidikan (educational factors)
Perawat perlu mengkaji latar belakang pendidikan pasien meliputi tingkat pendidikan
pasien dan keluarga, serta jenis pendidikannnya.
B.     Diagnosa Keperawatan
Perawat merumuskan masalah yang dihadapi Pasien dan keluarganya adalah :
  Perlunya perlindungan, kebutuhan akan kehadiran orang lain dan rasa ingin
berbagi sebagai nilai yang penting untuk Pasien dan keluarganya.
  Perkembangan dari pola ini adalah kesehatan dan kesejahteraan yang bergantung
pada ketiga aspek tersebut.
  Hal lain yang ditemukan adalah suatu pola yang dapat membangun kehidupan
sosial dan aspek penting lainnya yaitu masalah kerohanian, kekeluargaan dan
ekonomi yang sangat besar mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan
C.    Perencanaan dan Implementasi
Perencanaan dan implementasi keperawatan transkultural menawarkan tiga strategi
sebagai pedoman Leininger (1984) ; Andrew & Boyle, 1995 yaitu :
  Perlindungan / mempertahankan budaya (Cultural care preservation /
maintenance)  bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan,
  Mengakomodasi / menegosiasi budaya (Cultural care accommodation  /
negotiations)   apabila budaya pasien kurang mendukung kesehatan
  Mengubah dan mengganti budaya  pasien dan keluarganya (Cultural care
repartening / recontruction).
Adapun implementasi yang dilakukan terkait masalah yang telah ditemukan :
1.   The goal of culture care preservation or maintenance :
 Agama dapat digunakan sebagai mekanisme yang memperkuat dalam merawat
pasien. Dipandang penting untuk konsultasi dengan toko agama seperti ustad di
mesjid.
 Membantu pasien untuk menghilangkan persepsi negatif yang mengatakan
bahwa  dosa di masa  lalu mempengaruhi keadaan sakitnya dan mendapatkan
pertolongan dari hasil berkonsultasi kepada " dukun" yang memindahkan beberapa
kutukan kepadanya.
 Pengobatan yang baik adalah adanya kepedulian dari keluarga pasien dan teman-
temannya yang juga berperan untuk kesembuhan pasien.

2.   Culture Care accommodation or Negotiation:


 Perawat merencanakan kordinasi dengan tata kota untuk memperbaiki lingkungan
yang tidak sehat dan selokan yang meluap di halaman tetangga pasien.
 Perawat lain  (yang merawat Pasien) akan mengidentifikasi dan menetapkan obat-
obatan untuk menentukan apakah sesuai dengan metode yang digunakan pada pasien.
                                                          
3.   Culture care Repatterning or restructuring:
 Kepedulian akan aspek social budaya perlu untuk dipertimbangkan, seorang ahli
diet akan dikirim untuk menyusun menu pasien dan mengatasi anemia yang dialami.
 Perawat juga akan membantu pasien dalam menghentikan kebiasaan merokok,
penyuluhan tentang  pengaruh rokok terhadap, dan anjurkan para perokok untuk
merokok di luar ruangan.

H.    Evaluasi  
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap :
 keberhasilan pasien mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan
 Negosiasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatannya
 Restrukturisasi budaya yang bertentangan dengan kesehatan.
Bab III
Penutup

A.    KESIMPULAN

Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan asuhan dipengaruhi oleh
elemen-elemen antara lain : struktur sosial seeperti tehnologi, kepercayaan dan faktor filosofi,
sistem sosial, nilai-nilai kultural, politik dan fakto-faktor legal, faktor-faktor ekonomi dan
faktor-faktor pendidikan.

Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa dan sejarah etnis, masing-
masing sistem ini nerupakan bagian struktur sosial. Pada setiap kelompok masyarakat :
pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam masyarakat dan praktek-praktek yang
merupakan baggian integral dari aspek-aspek struktur sosial.

Dalam model sunrisenya Leineinger menampilkan visualisasi hubungan antara berbagai


konsep yang signifikan. Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger sebagai bentuk
tindakan dari asuhan) merupakan inti dari idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan
merupakan jantung dari keperawatan.

Tindakan membantu didefinisikan sebagai perilaku yang mendukung. Menurut Leineinger


bantuan semacam ini baru dapat benar-benar efektif jika latar belakang budaya pasien juga
dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan
budaya.

B.     SARAN

1. Penerapan teori Leinienger diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu


antropologi agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik.
2. Pelaksanaan teori leininger memerlukan pengabungan dari teori keperawatan yang
lain yang terkait seperti teori adaptasi, self care, dll
Daftar Pustaka

Alimul Hidayat, A. Azis. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.  Jakarta : Salemba


Medika

Potter A Patricia, Perry G Anne (1992) Fundamentals Of Nursing –Concepts Process &
Practice 3rd ed. London Mosby Year Book.
Harmer, B., & Henderson, V. A. 1955. Buku dari prinsip dan praktik
keperawatan. New York:Macmillan.

Anda mungkin juga menyukai