Disusun Oleh :
S1 Ilmu Keperawatan
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan
keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa secara berkelanjutan
keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, baik dibidang
pendidikan maupun di tatanan praktek keperawatan. Pada masa lalu keperawatan
dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga keperawatan dianggap hanya
sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan keilmuan yang kokoh. Salah satu
komponen penting pengembangan disiplin keperawatan adalah riset keperawatan, karena
riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan
mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam
praktek keperawatan serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of
Knowledge).
Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of Goal Attainment
yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori pencapaian tujuan
merupakan teori yang bersifat terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang
meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang,
waktu dan ruang (Marriner, A. 1986). King mengawali teori ini melalui studi literatur
dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat
dan menghadiri beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari
beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul tersebut, kemudian
King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual (Conceptual
Framework) pada tahun 1971. King mengidentifikasi kerangka kerja konseptual
(Conceptual Framework) sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini
sebagai suatu pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja
konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang
secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran model konseptual keperawatan menurut Imogene M. King ?
2. Apa saja asumsi model konsep keperawatan Imogene M. King?
3. Apa saja model konsep dan teori keperawatan Imogene M. King?
4. Apa saja konsep paradigma keperawatan Imogene M. King?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan Imogene M. King?
6. Bagaimana interaksi social menurut Imogene M. King?
7. Apa saja proses keperawatan menurut Imogene M. King?
8. Bagaimana contoh kasusnya?
C. Tujuan
1. Memberikan informasi tentang teori keperawatan menurut Imogene M. King.
2. Mengetahui asumsi model keperawtan Imogene M. King.
3. Mengetahui model konsep dan teori keperawatan Imogene M. King.
4. Mengetahui konsep paradigma Imogene M. King.
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Imogene M. King
6. Mengetahui interaksi social menurut Imogene M. King
7. Mengetahui proses keperawatan menurut Imogene M. King
8. Mengetahui contoh kasus keperawatan menurut Imogene M. King
BAB II
PEMBAHASAN
C. Model Konsep dan Teori Imogene M. King terdiri dari Tiga Sistem
1. Sistem personal
Menurut King setiap individu adalah sistem personal (sistem terbuka). Untuk sistem
personal konsep yang relevan adalah persepsi (perception), diri (self), pertumbuhan
dan perkembangan (growth and development), citra diri (body image), ruang
(space), dan waktu (time).
a. Persepsi (perception)
Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadian-kejadian.
Persepsi berbeda dari satu orang ke orang lain dan hal ini tergantung dengan
pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetauhan dan status emosi.
Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami oleh semua, selektif untuk
semua orang, dansubjektif atau personal.
b. Diri (self)
Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain.
Diri adalah individu atau bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah
individu yang dinamis, sistem terbuka dan orientasi pada tujuan.
c. Pertumbuhan dan perkembangan (growth and development)
Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia.
Perubahan ini biasanya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksiakan
walaupun individu itu bervariasi, dan sumbangan fungsi genetik,
pengalaman yang berarti dan memuaskan. Tumbuh kembang dapat didefinisikan
sebagai proses diseluruh kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial
untuk mencapai aktualisasi diri.
d. Citra diri (body image)
King mendefinisikan citra diri sebagai cara bagaimana orang merasakan
tubuhnya dan reaksi-reaksi lain untuk penampilanya.
e. Ruang (space)
Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang, personal atau
subjektif, individual, situasional, dan tergantung dengan hubunganya dengan
situasi, jarak dan waktu, transaksional, atau berdasarkan pada persepsi individu
terhadap situasi. Definisi secara operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada
untuk semua arah, didefinisikan sebagai area fisik yang disebut territory dan
perilaku orang yang menempatinya.
f. Waktu (time)
King mendefisikan waktu sebagai lama antara satu kejadian dengan kejadian
yang lain, merupakan pengalaman unik setiap orang
2. Sistem interpersonal
King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interaksi antar manusia.
Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat
orang disebut GROUP. Konsep yang relevan dengan sistem interpersonal adalah
interaksi, komunikasi, transaksi, peran dan stress.
a. Interaksi
Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobservasi oleh dua
orang atau lebih didalam hubungan timbal balik.
b. Komunikasi
King mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana informasi yang
diberikan dari satu orang ke orang lain baik langsung maupun tidak langsung,
misalnya melalui telepon, televisi atau tulisan. Ciri-ciri komunikasi adalah verbal,
non verbal, situasional, perceptual, transaksional, tidak dapat diubah, bergerak
maju dalam waktu, personal, dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara
lisan maupun tertulis dalam menyampaikan ide-ide satu orang ke orang lain.
Aspek perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari
perilaku adalah jarak, postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan
tubuh.
c. Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas
personal berdasarkan persepsi mereka. Dimensi temporal-spatial, mereka
mempunyai pengalaman atau rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu.
d. Peran
Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat
sebagai pemberi dan disaat yang lain sebagai penerima. Ada 3 elemen utama
peran yaitu, peran berisi perilaku yang di harapkan pada orang yang menduduki
posisi di sistem sosial, prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan
kewajiban yang berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan
antara 2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus.
e. Stress
Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun
manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan
pertumbuhan, perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi
dan informsi antara seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor.
Stress adalah suatu yang dinamis sehubungan dengan sistem terbuka yang terus-
menerus terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya bervariasi, ada
dimensi yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu,
individual, personal, dan subjektif.
3. Sistem sosial
King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran organisasi sosisal,
perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan
mekanisme pengaturan antara praktik-praktik dan aturan (George, 1995). Konsep
yang relevan dengan sistem sosial adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan
pengambilan keputusan.
a. Organisasi
Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang
berhubungan dengan pengaturan formal dan informal seseorang dan kelompok
untuk mencapai tujuan personal atau organisasi.
b. Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif, proses
transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari
pemegang mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam
organisasi sertaberhubungan dengan wewenang.
c. Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal,
esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi,
dinamis dan orientasi pada tujuan.
d. Pembuatan keputusan
Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap
kehidupan dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif,
situasional, proses yang terus menerus, dan berorientasi pada tujuan.
e. Status
Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dan dapat diubah. King
mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam kelompok atau kelompok
dalam hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi dan mengenali
bahwa status berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.
Ketiga sistem tersebut membentuk hubungan personal antara perawat dan pasien/klien.
Hubungan perawat dan pasien/klien merupakan sarana dalam pemberian asuhan
keperawatan, di mana proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan
pasien/klien dipengaruhi oleh perilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh sistem
asuhan kesehatan yang berlaku. Tujuan perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk
membantu pasien/klien dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap
lingkungan.
4. Konsep keperawatan
Keperawatan didefinisikan sebagai suatu proses tindakan, reaksi dan interaksi
perawat dan klien dalam berbagi informasi tentang persepsi mereka dalam situasi
keperawatan. King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalah proses
interaksi klien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan
aksi, reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya
suatu persetujuan dan membuat transaksi.
Transaksi:
a) Jika persepsi tepat dan akurat maka transaksi akan terjadi.
b) Jika perawat dan pasien/klien membuat transaksi yang harmonis maka tujuan
tercapai.
c) Jika tujuan tercapai maka efisiensi dan keefisienan keperawatan tercapai.
d) Jika interaksi perawat dan pasien/klien berjalan baik maka tumbuh kembang
dapat ditingkatkan .
e) Jika peran,harapan, dan pembuatan keputusan dirasakan sama maka transaksi
terjadi.
f) Jika ada konflik peran maka terjadi stressor.
g) Jika perawat mempunyai komunikasi yang tepat maka pencapaian tujuan terjadi.
Selain itu King juga membahas tujuan, domain, dan fungsi perawat professional
- Tujuan perawat
Untuk membantu individu untuk menjaga kesehatan mereka, sehingga mereka dapat
berfungsi dalam peran mereka.
- Domain perawat
Termasuk mempromosikan, memelihara, dan memulihkan kesehatan, dan merawat
orang sakit, terluka dan sekarat.
- Fungsi perawat professional
Untuk menginterpretasikan informasi dalam proses keperawatan untuk merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi asuhan keperawatan. King berkata dalam teori nya,
seorang perawat profesional, dengan pengetahuan khusus dan keterampilan, dan klien
yang membutuhkan perawatan, dengan pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah
pribadi, bertemu sebagai orang asing di lingkungan alam. Mereka saling berinteraksi,
mengidentifikasi masalah, menetapkan dan mencapai tujuan.
Contoh Kasus
Ny. D, berusia 29 tahun masuk ke unit keperawatan onkologi dengan keluhan nyeri pelvic
dan pengeluaran cairan pada vagina. Hasil pemeriksaaan Pap Smear didapatkan menderita Ca
Cerviks stadium II dan telah mengalami Histerektomy radikal dengan bilateral salpingo-
oophorectomy. Riwayat kesehatan masa lalu : jarang melakukan pemeriksaan fisik secara
teratur. Ny D mengatakan bahwa tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Dia
seorang perokok dan menghabiskan kurang lebih 2 bungkus sehari dan berlangsung selama
16 tahun. Dia sudah memiliki 2 orang anak. Kehamilan pertama ketika dia berusia 16 tahun
dan kehamilan yang kedua saat berusia 18 tahun. Sejak saat itu dia menggunakan kontrasepsi
oral secara teratur. Dia menikah dan tinggal dengan suaminya bersama 2 orang anaknya
dirumah ibunya, dengan sanitasi lingkungan yang kurang baik. Ny D telah mengikuti
pembedahan dengan baik kecuali satu hal dia belum mampu mengosongkan kandung
kemihnya. Dia masih merasakan nyeri dan mual post operasi. Hal itu mengharuskan dia
untuk menggunakan kateter intermitten di rumah. Ny D sangat sedih. Dia menunjukkan
perhatian yang sangat besar terhadap masa depannya dan kedua anaknya. Dia percaya bahwa
penyakit ini adalah sebuah hukuman akibat masa lalunya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan
dapat diamati dalam praktek keperawatan. Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi
pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan
sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini dapat
dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk menganalisa dan
mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang spesifik. Beberapa penjelasan
konsep cukup konsisten, Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas
dalam membentuk suatu teori. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan,
perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik.
B. Saran
Berdasarkan teori keperawatan bahwa konsep keperawatan menurut Imogene King
adalah sebagai proses aksi, reaksi dan interaksi perawat dengan klien yang secara
bersama-sama memberikan informasi tentang persepsi mereka dalam situasi keperawatan
dan sebagai proses interaksi humanis antara perawat dengan klien yang masing-masing
merasakan situasi dan kondisi yang berlainan dan melalui komunikasi mereka menentukan
tujuan mengeksplorasi maksud dan menyetujui maksud untuk mencapai tujuan. Dan kita
sesama manusia harus saling berinteraksi agar mencapai tujuan bersama sesuai apa yang
di harapkan.
Daftar Pustaka
Ajzen I., 2005. Organizational Behaviorand Human Decision Process: The Theoryof Planned
Behavior. (http://home.comcast.net/~aizen/tpb.obhd p.pdf-295, sitasi 30 Juni 2013). Ali M &
Asrori M, 2004. Psikologi Remaja. Penerbit dan Percetakan Bumi Aksara: Jakarta
Alligood, Martha Raile and Anna Marriner Tomey. (2010). Nursing Theorists And Their
Work, Seventh Edition. United States of America . (2010). Nursing Theory Untalazation and
Application, Fourth Edition. United States of America Afiyanti, Yati dan Imami Nur
Rachmawati. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Riset Keperawatan Ed. 1. Cet.
2. Rajawali Pers. Jakarta
https://prezi.com/nzoqk-bu-dcl/teori-keperawatan-menurut-imogene-king/?
frame=28db5e21d1f7717ea9b0391e65ea98fe32442c70, di akses 1 Februari 2021
Burn, N. B. & Grove, S. K. (1996). The practice of nursing research; Conduct, critigue and
utilization, Second Edition, Philadelphia; W.B. Saunders. Co.
Chinn, P. L. & Kramer, M. K. (1995). Theory and nursing a systematic approach, Fourth
Edition, St. Louis; Mosby-Year Book, Inc.
Kozier, B. Et al. (1995). Fundamentals of nursing; concepts, process, and practice. Fifth
Edition, California; Addison Wesley