Anda di halaman 1dari 16

Tugas Makalah

Teori Imogene M.King


Untuk Memenuhi Mata Kuliah KeperawatanAnak

Disusun Oleh :

1. Nisaul Mukarromah 26. Rayi Mallaida


2. Nisa Utami NurCahyani 27. Reghita Anggun Ayunda
3. Nizar Fahmi 28. Rendi Cahya Arinata
4. Novan Ageng Kurniawan 29. Reni Novitasari
5. Novia Nur'Ainingsih 30. Retno Febriyanti
6. Novilia K Damayanti 31. RetnoWulandari
7. Novita Aulia 32. Revina Damayanti Dewi
8. Nunung Setiyani 33. Rianindi Meilka Falina
9. Nuris Sahilatun Ni'mah 34. Riffani Ekaputra
10. Nur Laila Mawadah 35. Rikzanatul Falakhiyyah
11. Nurul Ainingsih 36. Rio Ma’arif Saputra
12. Nurulia Eka Wulandari 37. Riris Ristiyani
13. Nurul Intan Sofiati 38. Riski Ayudea Wahyuni
14. Nuzulul Muna 39. Risky CahyaNofanti
15. Popy Lestari 40. Rismawati
16. Puji Ayu Rahmawati 41. Rizik Muhamad Al Faris
17. Puput Dwi Herawati 42. Rizka Indriyani
18. Putri Indarwati 43. Rizki Hermawan
19. Putri Irawati Oktaviani 44. Rizqi Lathifa Arum Puspita
20. Rachma Dwi Widyastuti 45. Sabela Dwi Anggraini
21. Rahmanda Firda Safitri 46. Safaatul Intani
22. Rahma Putri dewi 47. Savinatul Tri Hapsari
23. Rahma Tiara dewi 48. Selyana Erianti
24. Rama Agung Prasetyo 49. Senita Linda Avriana
25. Rasyid Ardan Al Ghozali

S1 Ilmu Keperawatan
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan
keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa secara berkelanjutan
keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, baik dibidang
pendidikan maupun di tatanan praktek keperawatan. Pada masa lalu keperawatan
dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga keperawatan dianggap hanya
sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan keilmuan yang kokoh. Salah satu
komponen penting pengembangan disiplin keperawatan adalah riset keperawatan, karena
riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan
mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam
praktek keperawatan serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of
Knowledge).
Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of Goal Attainment
yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori pencapaian tujuan
merupakan teori yang bersifat terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang
meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang,
waktu dan ruang (Marriner, A. 1986). King mengawali teori ini melalui studi literatur
dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat
dan menghadiri beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari
beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul tersebut, kemudian
King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual (Conceptual
Framework) pada tahun 1971. King mengidentifikasi kerangka kerja konseptual
(Conceptual Framework) sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini
sebagai suatu pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja
konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang
secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran model konseptual keperawatan menurut Imogene M. King ?
2. Apa saja asumsi model konsep keperawatan Imogene M. King?
3. Apa saja model konsep dan teori keperawatan Imogene M. King?
4. Apa saja konsep paradigma keperawatan Imogene M. King?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan Imogene M. King?
6. Bagaimana interaksi social menurut Imogene M. King?
7. Apa saja proses keperawatan menurut Imogene M. King?
8. Bagaimana contoh kasusnya?

C. Tujuan
1. Memberikan informasi tentang teori keperawatan menurut Imogene M. King.
2. Mengetahui asumsi model keperawtan Imogene M. King.
3. Mengetahui model konsep dan teori keperawatan Imogene M. King.
4. Mengetahui konsep paradigma Imogene M. King.
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Imogene M. King
6. Mengetahui interaksi social menurut Imogene M. King
7. Mengetahui proses keperawatan menurut Imogene M. King
8. Mengetahui contoh kasus keperawatan menurut Imogene M. King
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. King


Imogene M. King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan,
ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri
beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-
pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul tersebut, kemudian King
memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework)
pada tahun 1971. King mengidentifikasi kerangka kerja konseptual (Conceptual
Framework) sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini sebagai suatu
pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja
konseptualnya. Bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang
secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya.
Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi manusia dengan
lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu dan kelompok
dalam memelihara kesehatannya. Kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework)
terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic Interacting Systems,
meliputi: Personal systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social
systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll).

B. Asumsi Model Konsep dan Teori Imogene M. King


Imogene M. King mengasumsikan model konsep dan teori keperawatan secara eksplisit
maupun implisit.
1. Asumsi eksplisit
a. Fokus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan lingkunganya,
dengan tujuan untuk kesehatan manusia.
b. Individu adalah sosial, rasional, reaksi, penerimaan, kontrol, berorientasi pada
kegiatan waktu.
c. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai klien serta
perawat.
d. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi,
berpartisipasi dalam membuat keputusan yang mempengaruhi kehidupannya,
kesehatan, dan pelayanan komunitas dan menerima atau menolak keperawatan.
e. Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan informasi kepada
individu tentang semua aspek kesehatan untuk membantu mereka membuat atau
mengambil keputusan.
f. Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan mungkin tidak
sama.
2. Asumsi implisit
a. Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
b. Pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam pembuatan
atau pengambilan keputusan.
c. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
d. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.

C. Model Konsep dan Teori Imogene M. King terdiri dari Tiga Sistem
1. Sistem personal
Menurut King setiap individu adalah sistem personal (sistem terbuka). Untuk sistem
personal konsep yang relevan adalah persepsi (perception), diri (self), pertumbuhan
dan perkembangan (growth and development), citra diri (body image), ruang
(space), dan waktu (time).
a. Persepsi (perception)
Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadian-kejadian.
Persepsi berbeda dari satu orang ke orang lain dan hal ini tergantung dengan
pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetauhan dan status emosi.
Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami oleh semua, selektif untuk
semua orang, dansubjektif atau personal.
b. Diri (self)
Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain.
Diri adalah individu atau bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah
individu yang dinamis, sistem terbuka dan orientasi pada tujuan.
c. Pertumbuhan dan perkembangan (growth and development)
Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia.
Perubahan ini biasanya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksiakan
walaupun individu itu bervariasi, dan sumbangan fungsi genetik,
pengalaman yang berarti dan memuaskan. Tumbuh kembang dapat didefinisikan
sebagai proses diseluruh kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial
untuk mencapai aktualisasi diri.
d. Citra diri (body image)
King mendefinisikan citra diri sebagai cara bagaimana orang merasakan
tubuhnya dan reaksi-reaksi lain untuk penampilanya.
e. Ruang (space)
Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang, personal atau
subjektif, individual, situasional, dan tergantung dengan hubunganya dengan
situasi, jarak dan waktu, transaksional, atau berdasarkan pada persepsi individu
terhadap situasi. Definisi secara operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada
untuk semua arah, didefinisikan sebagai area fisik yang disebut territory dan
perilaku orang yang menempatinya.
f. Waktu (time)
King mendefisikan waktu sebagai lama antara satu kejadian dengan kejadian
yang lain, merupakan pengalaman unik setiap orang
2. Sistem interpersonal
King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interaksi antar manusia.
Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat
orang disebut GROUP. Konsep yang relevan dengan sistem interpersonal adalah
interaksi, komunikasi, transaksi, peran dan stress.
a. Interaksi
Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobservasi oleh dua
orang atau lebih didalam hubungan timbal balik.
b. Komunikasi
King mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana informasi yang
diberikan dari satu orang ke orang lain baik langsung maupun tidak langsung,
misalnya melalui telepon, televisi atau tulisan. Ciri-ciri komunikasi adalah verbal,
non verbal, situasional, perceptual, transaksional, tidak dapat diubah, bergerak
maju dalam waktu, personal, dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara
lisan maupun tertulis dalam menyampaikan ide-ide satu orang ke orang lain.
Aspek perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari
perilaku adalah jarak, postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan
tubuh.
c. Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas
personal berdasarkan persepsi mereka. Dimensi temporal-spatial, mereka
mempunyai pengalaman atau rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu.
d. Peran
Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat
sebagai pemberi dan disaat yang lain sebagai penerima. Ada 3 elemen utama
peran yaitu, peran berisi perilaku yang di harapkan pada orang yang menduduki
posisi di sistem sosial, prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan
kewajiban yang berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan
antara 2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus.
e. Stress
Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun
manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan
pertumbuhan, perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi
dan informsi antara seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor.
Stress adalah suatu yang dinamis sehubungan dengan sistem terbuka yang terus-
menerus terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya bervariasi, ada
dimensi yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu,
individual, personal, dan subjektif.
3. Sistem sosial
King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran organisasi sosisal,
perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan
mekanisme pengaturan antara praktik-praktik dan aturan (George, 1995). Konsep
yang relevan dengan sistem sosial adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan
pengambilan keputusan.
a. Organisasi
Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang
berhubungan dengan pengaturan formal dan informal seseorang dan kelompok
untuk mencapai tujuan personal atau organisasi.
b. Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif, proses
transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari
pemegang mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam
organisasi sertaberhubungan dengan wewenang.
c. Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal,
esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi,
dinamis dan orientasi pada tujuan.
d. Pembuatan keputusan
Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap
kehidupan dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif,
situasional, proses yang terus menerus, dan berorientasi pada tujuan.
e. Status
Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dan dapat diubah. King
mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam kelompok atau kelompok
dalam hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi dan mengenali
bahwa status berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.
Ketiga sistem tersebut membentuk hubungan personal antara perawat dan pasien/klien.
Hubungan perawat dan pasien/klien merupakan sarana dalam pemberian asuhan
keperawatan, di mana proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan
pasien/klien dipengaruhi oleh perilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh sistem
asuhan kesehatan yang berlaku. Tujuan perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk
membantu pasien/klien dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap
lingkungan.

D. Konsep Utama Paradigma Keperawatan Menurut Imogene M. King


1. Konsep manusia
King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan
lingkungan, sehingga memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa
mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga sistem interaksi yang
dinamis sebagai individu disebut sebagai sistem personal, ketika hndividu ini bersatu
dalam kelompok disebut sistem interpersonal. Sistem sosial tercipta ketika kelompok
mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau
masyarakat.
Menurut Imogene M. King, manusia memiliki tiga kebutuhan pokok :
a. Kebutuhan informasi kesehatan yang tidak mampu pada saat diperlukan dan
dapat digunakan. 
b. Kebutuhan untuk perawatan yang bertujuan untuk mencegah penyakit.
c. Kebutuhan untuk perawatan ketika manusia tidak dapat membantu/merawat diri
mereka sendiri.
2. Konsep sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang
secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan eksternal
melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber,sumber yang dimiliki
oleh seseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari-hari yang maksimal.
3. Konsep lingkungan
Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat yang
saling berinteraksi dengan sistem lainnya secara terbuka. Merupakan kekuatan
dinamis yang mempengaruhi perilaku sosial, interaksi, persepsi, dan
kesehatan. Lingkungan merupakan suatu sistem terbuka yang menunjukkan
penukaran masalah, energi, informasi dengan keberadaan manusia. Manusia tersebut
akan berinteraksi dengan lingkungan internal dengan penukaran energi yang diatur
secara terus menerus terhadap perubahan lingkungan eksternal.
Lingkungan adalah latar belakang untuk interaksi manusia, dan melibatkan :
a) Lingkungan internal: mengubah energi untuk memungkinkan orang untuk
menyesuaikan diri dengan terus menerus perubahan lingkungan eksternal. 
b) Lingkungan eksternal: melibatkan organisasi formal dan informal. Perawat
adalah bagian dari lingkungan pasien.

4. Konsep keperawatan
Keperawatan didefinisikan sebagai suatu proses tindakan, reaksi dan interaksi
perawat dan klien dalam berbagi informasi tentang persepsi mereka dalam situasi
keperawatan. King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalah proses
interaksi klien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan
aksi, reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya
suatu persetujuan dan membuat transaksi.
Transaksi:
a) Jika persepsi tepat dan akurat maka transaksi akan terjadi.
b) Jika perawat dan pasien/klien membuat transaksi yang harmonis maka tujuan
tercapai.
c) Jika tujuan tercapai maka efisiensi dan keefisienan keperawatan tercapai.
d) Jika interaksi  perawat dan pasien/klien berjalan baik maka tumbuh kembang
dapat ditingkatkan .
e) Jika peran,harapan, dan pembuatan keputusan dirasakan sama maka transaksi
terjadi.
f) Jika ada konflik peran maka terjadi stressor.
g) Jika perawat mempunyai komunikasi yang tepat maka pencapaian tujuan terjadi.
Selain itu King juga membahas tujuan, domain, dan fungsi perawat professional
- Tujuan perawat
Untuk membantu individu untuk menjaga kesehatan mereka, sehingga mereka dapat
berfungsi dalam peran mereka.
- Domain perawat
Termasuk mempromosikan, memelihara, dan memulihkan kesehatan, dan merawat
orang sakit, terluka dan sekarat. 
- Fungsi perawat professional
Untuk menginterpretasikan informasi dalam proses keperawatan untuk merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi asuhan keperawatan. King berkata dalam teori nya,
seorang perawat profesional, dengan pengetahuan khusus dan keterampilan, dan klien
yang membutuhkan perawatan, dengan pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah
pribadi, bertemu sebagai orang asing di lingkungan alam. Mereka saling berinteraksi,
mengidentifikasi masalah, menetapkan dan mencapai tujuan.

E. Kelebihan dan Kekurangan Imogene M. King


1. Kelebihan Teori King
a. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori ini dapat dipergunakan
dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar fenomena dalam keperawatan.
b. Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas
dan dapat diamati dalam praktek keperawatan.
c. Mengedepankan partisipasi aktif klien dalam penyusunan tujuan bersama
mengambil keputusan, dan interaksi untuk mencapai tujuan klien.
d. Teori King dapat dipakai pada semua tatanan pelayanan keperawatan.
e. Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara tenaga kesehatan
2. Kekurangan Teori King
a. Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Misalnya konsep mengenai stres
yang kurang jelas karena ia menyatakan bahwa stres memiliki konsekuensi positif
dan menyarankan para perawat harus menghapus pembuat stress dari lingkungan
rumah sakit.
b. Teori ini berfokus pada sistem interpersonal Sehingga tujuan yang akan dicapai
sangat bergantung pada persepsi perawal dan klien yang terlibat dalam hubungan
interpersonal dan hanya pada saat itu saja.
c. Teori King belum menjelaskan metode yang aplikatif dalam penerapan konsep
interaksi, komunikasi, transaksi dan persepsi misalnya pasien-pasien tidak dapat
berinteraksi secara kompeten dengan perawat seperti bekerja dengan pasien koma
bayi yang baru lahir dan pasien psikiatrik.

F. Interaksi Sosial Menurut Imogene M. King


Orang yang tidak memiliki kemampuan afektif yang baik, sulit mencapai keberhasilan
studi yang optimal. Hasil belajar kognitif dan psikomotorik akan optimal jika peserta
didik mempunyai kemampuan afektif tinggi. Oleh karena itu pendidikan harus
diselenggarakan dengan memberikan perhatian yang lebih baik menyangkut ranah afektif
ini. Terdapat lima kategori utama afektif dari yang paling sederhana sampai kompleks
yaitu: penerimaan, tanggapan, penghargaan, pengorganisasian, dan karakterisasi
berdasarkan nilai-nilai atau internalisasi nilai.
Menurut King (1981), yang mempunyai asumsi dasar bahwa manusia seutuhnya
adalah suatu sistem terbuka yang secara konsisten bertinteraksi dengan manusia lain dan
lingkungannya. Dimana ketiga sistem interaksi ini meliputi personal interaction,
interpersonal interaction, and social system interaction. Ketiga sistem iteraksi ini oleh
King di kenalkan dengan sebutan Dynamic Interacting System. Secara empiris King
menderivat asumsi interaksi manusia seutuhnya ini lebih spesifik terhadap interaksi
manusia dengan klien.
Perubahan perilaku menurut Imogene King (1981) adalah faktor interaksi yang harus
dibangun antara petugas (perawat) dengan pasien, dimana interaksi yang dimaksud
adalah personal, interpersonal, dan sosial. Menurut King (2006) mendefinisikan interaksi
sebagai suatu proses dari persepsi dan komunikasi antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai
perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan, . Teori ini dapat disimpulkan
bahwa seorang perawat kalau mau berhasil dalam melaksanakan asuhan keperawatan
harus mau berkomunikasi yang baik dengan pasien, sejawat atau tenaga kesehatan lain
dan juga dengan masyarakat sekitar. Sistem sosial dalam teori King memandang manusia
adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan individu satu kepada individu yang
lainnya

G. Teori Imogene M. King dalam Proses Keperawatan


1. Pengkajian
a. Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat membawa
pengetahuan khusus dan ketrampilan sedangkan klien membawa pengetahuan
tentang diri dan persepsi masalah yang menjadi perhatian, untuk interaksi ini.
b. Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien, diantaranya
adalah :
1) Tingkat tumbuh kembang.
2) Pandangan tentang diri sendiri.
3) Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan interpretasi data terhadap
status kesehatan.
4) Pola komunikasi diperlukan untuk memferivikasi keakuratan persepsi, untuk
interaksi dan transaksi.
5) Sosialisasi
2. Diagnosa Keperawatan
a. Dibuat setelah melakukan pengkajian.
b. Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien.
c. Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan diagnosa
keperawatan.
3. Perencanaan
a. Dibuat berdasarkan dengan keperawatan.
b. Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalah tersebut
dilakukan.
c. Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkan tujuan dan
membuat keputusan.
d. Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang dianjurkan ikut
serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus bertanggung jawab.
4. Implementasi
a. Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan aktual untuk
mencapai tujuan.
b. Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.
5. Evaluasi
a. Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai.
b. Dalam evaluasi membahas tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses
keperawatan tersebut.

Contoh Kasus

Ny. D, berusia 29 tahun masuk ke unit keperawatan onkologi dengan keluhan nyeri pelvic
dan pengeluaran cairan pada vagina. Hasil pemeriksaaan Pap Smear didapatkan menderita Ca
Cerviks stadium II dan telah mengalami Histerektomy radikal dengan bilateral salpingo-
oophorectomy. Riwayat kesehatan masa lalu : jarang  melakukan  pemeriksaan fisik secara
teratur. Ny D mengatakan bahwa tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Dia
seorang perokok dan menghabiskan kurang lebih 2 bungkus sehari dan berlangsung selama
16 tahun. Dia sudah memiliki 2 orang anak. Kehamilan pertama ketika dia berusia 16 tahun
dan kehamilan yang kedua saat berusia 18 tahun. Sejak saat itu dia menggunakan kontrasepsi
oral secara teratur. Dia menikah dan tinggal dengan suaminya bersama 2 orang anaknya
dirumah ibunya, dengan sanitasi lingkungan yang kurang baik. Ny D telah mengikuti
pembedahan dengan baik kecuali satu hal dia belum mampu mengosongkan kandung
kemihnya. Dia masih merasakan nyeri dan mual post operasi. Hal itu mengharuskan dia
untuk menggunakan kateter intermitten di rumah. Ny D sangat sedih. Dia menunjukkan
perhatian yang sangat besar terhadap masa depannya dan kedua anaknya. Dia percaya bahwa
penyakit ini adalah sebuah hukuman akibat masa lalunya.

Hubungan Teori Dengan Kasus


1. Pengkajian
a. Diagnosa subjektif; tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri, merasa
nyeri dan mual post operasi.
b. Diagnosa objektif; putus asa, kesedihan mendalam.
Pada model konseptual system King, Ny D sebagai konsep personal system yang
saling berinteraksi dengan system lain. Banyak hal yang saling mempengaruhi
perilaku dan kesehatannya
2. Diagnosa
a. Stress dan kesedihan yang mendalam.
b. Dalam system interpersonal, pasien diidentifikasi ada jarak dan sering mengalami
kekerasan dengan suami, yg tentunya menjadi kelemahan utama dalam dukungan
emosi selama melewati masa-masa yang sulit.
3. Perencanaan
a. Komunikasi adalah kunci kestabilan mutu dan kepercayaan antara Ny D dan
perawat untuk mencapai tujuan. Ny D mengharapkan partisipasi dalam pencapaian
tujuan tersebut.
b. Sangat penting untuk menentukan sejauh mana kekhawatiran dan kecamasan yang
dialami Ny. D.
4. Implementasi
a. Perawat dalam situasi ini, dimulai dengan interpersonal system dengan Ny.D.
Proses transaksinya dimulai dengan persepsi, pertimbangan, mental action, dan
reaksi kedua individu.
b. Persepsi Ny.D mungkin mempengaruhi tingkat emosional, stress dan nyeri.
Persepsi perawat dipengaruhi oleh budaya, status social ekonomi, usia dan
pengetahuan (pengobatan dan diagnose Ny D) dan keterampilan yang professional.
c. Sebagai tambahan, perlu adanya diskusi tentang tujuan bersama, Ny.D
mengharapkan untuk dilibatkan dalam diskusi tentang tindakan untuk mencapai
tujuan.
d. Pencapaian tujuan memerlukan evaluasi yang berkelanjutan.
5. Evaluasi
a. Menurut king, jika kesepakatan telah dibuat, tujuan akan tercapai. Pencapaian
tujuan dapat meningkatkan atau memelihara status kesehatan.
b. Jika tujuan tidak tercapai, perawat perlu untuk melakukan pengkajian kembali,
berfikir kritis, dan perjanjian antara perawat dan pasien.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan
dapat diamati dalam praktek keperawatan. Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi
pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan
sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini dapat
dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk menganalisa dan
mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang spesifik. Beberapa penjelasan
konsep cukup konsisten, Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas
dalam membentuk suatu teori. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan,
perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik.

B. Saran
Berdasarkan teori keperawatan bahwa konsep keperawatan menurut Imogene King
adalah sebagai proses aksi, reaksi dan interaksi perawat dengan klien yang secara
bersama-sama memberikan informasi tentang persepsi mereka dalam situasi keperawatan
dan sebagai proses interaksi humanis antara perawat dengan klien yang masing-masing
merasakan situasi dan kondisi yang berlainan dan melalui komunikasi mereka menentukan
tujuan mengeksplorasi maksud dan menyetujui maksud untuk mencapai tujuan. Dan kita
sesama manusia harus saling berinteraksi agar mencapai tujuan bersama sesuai apa yang
di harapkan.
Daftar Pustaka

Ajzen I., 2005. Organizational Behaviorand Human Decision Process: The Theoryof Planned
Behavior. (http://home.comcast.net/~aizen/tpb.obhd p.pdf-295, sitasi 30 Juni 2013). Ali M &
Asrori M, 2004. Psikologi Remaja. Penerbit dan Percetakan Bumi Aksara: Jakarta

Alligood, Martha Raile and Anna Marriner Tomey. (2010). Nursing Theorists And Their
Work, Seventh Edition. United States of America . (2010). Nursing Theory Untalazation and
Application, Fourth Edition. United States of America Afiyanti, Yati dan Imami Nur
Rachmawati. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Riset Keperawatan Ed. 1. Cet.
2. Rajawali Pers. Jakarta

https://prezi.com/nzoqk-bu-dcl/teori-keperawatan-menurut-imogene-king/?
frame=28db5e21d1f7717ea9b0391e65ea98fe32442c70, di akses 1 Februari 2021

Burn, N. B. & Grove, S. K. (1996). The practice of nursing research; Conduct, critigue and
utilization, Second Edition, Philadelphia; W.B. Saunders. Co.
Chinn, P. L. & Kramer, M. K. (1995). Theory and nursing a systematic approach, Fourth
Edition, St. Louis; Mosby-Year Book, Inc.
Kozier, B. Et al. (1995). Fundamentals of nursing; concepts, process, and practice. Fifth
Edition, California; Addison Wesley

www,Google.com/ Imogene King/ 29 Agustus 2012

Anda mungkin juga menyukai