Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Falsafah keperawatan adalah model konsep atau kerangka yang memberikan
batasan yang ditujukan sebagai dasar bagi perawat dalam berpikir,
mengobservasi, menginterpretasikan dan bertindak. Pandangan dasar tentang
hakekat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam
praktik keperawatan (Seedhouse, 2000)
Paradigma keperawatan ≈ cara pandang yang mendasar atau cara kita
melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap
berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan  ACUAN ATAU DASAR
DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL.
Pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan.
Teori keperawatan adalah satu kesatuan konsep-konsep, definisi-definisi dan
asumsi-asumsi yang tersusun secara sistematis yang menjelaskan fenomena
tentang asuhan keperawatan. Sebagai usaha menguraikan dan menjelaskan
berbagai fenomena dalam keperawatan. Pernyataan terstruktur dan sistematis
yang dapat menjelaskan suatu fenomena, memprediksi dan sekaligus mengontrol
terkait dengan variabel-variabel dari disiplin ilmu keperawatan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana paradigma proses teori keperawatan Orlando?
2. Bagaimana konsep utama teori keperawatan Orlando?
3. Bagaimana teori Orlando dalam proses keperawatan?
4. Bagaimana paradigma proses teori keperawatan Levine?
5. Bagaimana konsep utama teori keperawatan Levine?

C. Manfaat dan Tujuan


Manfaat:
1. Untuk memahami paradigma proses teori keperawatan Orlando dan Levine

FALSAFAH, PARADIGMA dan TEORI KEPERAWATAN Page 1


2. Untuk memahami konsep utama teori keperawatan Orlando dan Levine
3. Untuk mengetahui hubungan teori Orlando dan Levine dengan proses
keperawatan
Tujuan:
1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai teori keperawatan
Orlando dan Levine
2. Dapat digunakan sebagai salah satu referensi mengenai teori keperawatan
Orlando dan Levine

FALSAFAH, PARADIGMA dan TEORI KEPERAWATAN Page 2


BAB II
APLIKASI TEORI IDA JEAN ORLANDO

A. Biografi Ida Jean Orlando


Ida Jean Orlando dilahirkan pada 12 Agustus
1926, lulusan Diploma pada Medical College
New York tahun 1947, memperoleh Gelar B.S
pada Perawatan Kesehatan Publik, di Universitas
St. John’s Brooklyn tahun 1951, dan kemudian
memperoleh gelas M.A bidang konseling
kesehatan mental pada Universitas Columbia New
York tahun 1954. Setelah menyelesaikan
pendidikan terakhirnya, Orlando kemudian
bekerja di Sekoilah Keperawatan New Haven Conneticut, selama 8 tahuan, pada
tahun 1958, ia menjadi asosiasi peneliti dan investigator untuk proyek negara
mengenai Konsep kesehatan Mental pada Kurikulum Dasar. Proyek ini
memfokuskan pada mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi integritas
prinsip kesehatan mental untuk kurikulum dasar pendidikan keperawatan.
Setelah 3 tahun ia melakukan pencatatan hasil penelitian dan ia menghabiskan
waktu selama 4 tahun untuk menganalisa data yang diperolehnya pada penelitian
tersebut, kemudian ia melaporkan penemuannya tersebut pada buku pertamanya
yang diluncurkan pada tahun 1958 berjudul “The Dynamic nurse-patient
relationship: Function, process and principle of Professional Nursing Practice”.
Namun buku ini baru dipublikasikan pada tahun 1961. buku inilah yang
memformulasikan Teori Dasar Keperawatan Orlando., dan dicetak kedalam lima
bahasa yaitu : Bahasa Jepang, Hebrew, Prancis, Portugis dan Belanda. Pada
tahun 1962 sampai dengan tahun 1972 Orlando bekerja sebagai Konsultan
bidang Keprawatan Klinik di Rumah sakit Mc Lean Belmont. Dan ia
memberikan laporan hasil kerjanya selama 10 tahun dirumah sakit tersebut
melalui buku keduanya yang berjudul : “ The Discipline anda Teaching of
Nursing Process : An Evaluative Study”. Orlando memberikan beberapa

FALSAFAH, PARADIGMA dan TEORI KEPERAWATAN Page 3


kontribusi penting dalam teori dan [raktek keperawatan. Konsep mengenai
proses keperawatan yang ia berikan meliputi beberapa kriteria antara lain:
1. Memberikan konsep hubungan yang digambarkan secara sistematik
mengenai fenomena bidang keperawatan.
2. Mengspesifikasi hubungan antar konsep keperawatan
3. Menjelaskan apa yang terjadi selama proses keperawatan dan mengapa hal
itu terjadi.
4. Mengdeskipsikan bagaimana fenomena keperawatan dapat dikontrol.
5. Menjelaskan bagaimana mengontrol guna memprediksikan hasil dari proses
keperawatan.

B. Paradigma Keperawatan Teori Proses Orlando


Pada awal karirnya, Orlando bekerja sebagai staf keperawatan diberbagai
bidang seperti obstetri, perawatan penyakit dalam dan bedah, serta di ruang
emergenci. Ia juga telah menjabat sebagai suvervisor dan menjabat sebagai
asisten dua direktur keperawatan. Ia diterima di Diploma Keperawatan di New
York tahun 1947, medapat gelar Bachelor of Nursing pada tahun 1951 dari
Universitas di Brooklyn New York, Pada tahun 1954 menerima MA di mental
health consultation dari Universitas Colombia. Buku pertamanya yang
dipublikasikan pada tahun 1961dan diprint ulang pada tahun 1990 yaitu
hubungan dinamis perawat-pasien: fungsi, prinsip dan proses. Ia juga menjabat
sebagai pimpinan graduate program dalam kesehatan mental dan psikiatri nursing
di Yale. Orlando juga aktif dibebagai organisasi seperti pada Massachusetts
Nurses’ Associations dan di Harvard Community Health Plan. Ia juga sebagai
dosen dan konsultan pada berbagai institusi keperawatan.
Asumsi Orlando terhadap metaparadigma keperawatan hampir seluruhnya
terkandung dalam teorinya. Sama dengan teori-teori keperawatan pendahulunya
asumsinya tidak spesifik, namun demikian Schmieding (1993) medapatkan dari
tulisan Orlando mengenai empat area yang ditekuninya :
1. Perawat
Perawat adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi autonomi yang
didefinisikan sebagai fungsi profesional keperawatan. Fungsi profesional
FALSAFAH, PARADIGMA dan TEORI KEPERAWATAN Page 4
yaitu membantu mengenali dan menemukan kebutuhan pasien yang bersifat
segera. Itu merupakan tanggung jawab perawat untuk mengetahui kebutuhan
pasien dan membantu memenuhinya. Dalam teorinya tentang disiplin proses
keperawatan mengandung elemen dasar, yaitu perilaku pasien, reaksi
perawat dan tindakan perawatan yang dirancang untuk kebaikan pasien.
2. Manusia
Manusia bertindak atau berperilaku secara verbal dan nonverbal, kadang-
kadang dalam situasi tertentu manusia dalam memenuhi kebutuhannya
membutuhkan pertolongan, dan akan mengalami distress jika mereka tidak
dapat melakukannya. Hal ini dijadikan dasar pernyataan bahwa perawat
profesional harus berhubungan dengan seseorang yang tidak dapat menolong
dirinya dalam memenuhi kebutuhannya.
3. Sehat
Orlando tidak medefinisikan tentang sehat, tetapi berasumsi bahwa bebas
dari ketidaknyamanan fisik dan mental dan merasa adekuat dan sejahtera
berkontribusi terhadap sehat. Perasaan adekuat dan sejahtera dalam
memenuhi kebutuhannya berkontribusi terhadap sehat.
4. Lingkungan
Orlando berasumsi bahwa lingkungan merupakan situasi keperawatan
yang terjadi ketika perawat dan pasien berinteraksi, dan keduanya
mempersepsikan, berfikit, dan merasakan dan bertindak dalam situasi yang
bersifat segera. Pasien dapat mengalami distress terhadap lingkungan
therapeutik dalam mencapai tujuannya, perawat perlu mengobservasi perilaku
pasien untuk mengetahui tanda-tanda distress.

C. Konsep Utama dalam Teori Proses Keperawatan Orlando


Teori keperawatan Orlando menekankan ada hubungan timbal balik antara
pasien dan perawat, apa yang mereka katakan dan kerjakan akan saling
mempengaruhi. Dan sebagai orang pertama yang mengidentifikasi dan
menekankan elemen-elemen pada proses keperawatan dan hal-hal kritis penting
dari partisipasi pasien dalam proses keperawatan. Proses aktual interaksi
perawat-pasien sama halnya dengan interaksi antara dua orang . Ketika perawat
FALSAFAH, PARADIGMA dan TEORI KEPERAWATAN Page 5
menggunakan proses ini untuk mengkomunikasikan reaksinya dalam merawat
pasien, orlando menyebutnya sebagai ”nursing procces discipline”. Itu
merupakan alat yang dapat perawat gunakan untuk melaksanakan fungsinya
dalam merawat pasien.
Orlando menggambarkan model teorinya dengan lima konsep utama yaitu
fungsi perawat profesional, mengenal perilaku pasien, respon internal atau
kesegaraan, disiplin proses keperawatan serta kemajuan
1. Tanggung jawab perawat
Tanggung jawab perawat yaitu membantu apapun yang pasien
butuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut (misalnya kenyamanan fisik
dan rasa aman ketika dalam medapatkan pengobatan atau dalam
pemantauan. Perawat harus mengetahui kebutuhan pasien untuk membantu
memenuhinya.Perawat harus mengetahui benar peran profesionalnya,
aktivitas perawat profesional yaitu tindakan yang dilakukan perawat secara
bebas dan bertanggung jawab guna mencapai tujuan dalam membantu
pasien. Ada beberapa aktivitas spontan dan rutin yang bukan aktivitas
profesional perawat yang dapat dilakukan oleh perawat, sebaiknya hal ini
dikurangi agar perawat lebih terfokus pada aktivitas-aktivitas yang benar-
benar menjadi kewenangannya.
2. Mengenal perilaku pasien
Mengenal perilaku pasien yaitu dengan mengobservasi apa yang
dikatakan pasien maupun perilaku nonverbal yang ditunjukan pasien.
3. Reaksi segera
Reaksi segera meliputi persepsi, ide dan perasaan perawat dan pasien.
Reaksi segera adalah respon segera atau respon internal dari perawat dan
persepsi individu pasien , berfikir dan merasakan.
4. Disiplin proses keperawatan
Menurut George (1995 hlm 162) mengartikan disiplin proses
keperawatan sebagai interaksi total (totally interactive) yang dilakukan tahap
demi tahap, apa yang terjadi antara perawat dan pasien dalam hubungan
tertentu, perilaku pasien, reaksi perawat terhadap perilaku tersebut dan

FALSAFAH, PARADIGMA dan TEORI KEPERAWATAN Page 6


tindakan yang harus dilakukan, mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk
membantunya serta untuk melakukan tidakan yang tepat.
5. Kemajuan / peningkatan
Peningkatan berari tumbuh lebih, pasien menjadi lebih berguna dan
produktif.

D. Disiplin Proses Keperawatan dalam Teori Orlando


Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa disiplin proses keperawatan
dalamnursing procces theory dikenal dengan sebutan proses disiplin atau proses
keperawatan.Disiplin proses keperawatan meliputi komunikasi perawat kepada
pasiennya yang sifatnya segera, mengidentifikasi permasalahan klien yang
disampaikan kepada perawat, menanyakan untuk validasi atau perbaikan.
(Tomey, 2006 hlm 434). Disiplin proses keperawatan didasarkan pada ” proses
bagaimanaseseorang bertindak”. Tujuan dari proses disiplin ketika digunakan
antara perawat dan pasien adalah untuk membantu pemenuhan kebutuhan
pasien. Peningkatan perilaku pasien merupakan indikasi dari pemenuhan
kebutuhan sebagai hasil yang diharapkan.
1. Perilaku Pasien
Disiplin proses keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perilaku pasien .
seluruh perilaku pasien yang tidak sesuai dengan permasalahan dapat
dianggap sebagai ekpresi yang membutuhkan pertolongan, ini sangat berarti
pada pasien tertentu dalam kondisi gawat harus dipahami. Orlando
menekankan hal ini pada prinsip pertamanya ” dengan diketahuinya perilaku
pasien , atau tidak diketahuinya yang seharusnya ada hal tersebut menunjukan
pasien membutuhkan suatu batuan”.
Perilaku pasien dapat verbal dan non verbal. Inkonsistensi antara dua
perilaku ini dapat dijadikan faktor kesiapan perawat dalam memenuhi
kebutuhan pasien. Perilaku verbal yang menunjukan perlunya pertolongan
seperti keluhan, permintaan, pertanyaan, kebutuhan dan lain sebagainya.
Sedangkan perilaku nonverbal misalnya heart rate, edema, aktivitas motorik:
senyum, berjalan, menghindar kontak mata dan lain sebagainya. Walaupun
seluruh perilaku pasien dapat menjadi indikasi perlunya bantuan tetapi jika
FALSAFAH, PARADIGMA dan TEORI KEPERAWATAN Page 7
hal itu tidak dikomunikasikan dapat menimbulkan masalah dalam interaksi
perawat-pasien. Tidak efektifnya perilaku pasien merupakan indikasi dalam
memelihara hubungan perawat-pasien, ketidakakuratan dalam
mengidentifikasi kebutuhan pasien yang diperlukan perawat, atau reaksi
negatif pasien terhadap tindakan perawat. Penyelesaian masalah tidak
efektifnya perilaku pasien layak diprioritaskan. Reaksi dan tindakan perawat
harus dirancang untuk menyelesaikan perilaku seperti halnya memenuhi
kebutuhan yang emergenci
2. Reaksi Perawat
Perilaku pasien menjadi stimulus bagi perawat , reaksi ini tertidiri dari 3
bagian yaitu pertama perawat merasakan melalui indranya, kedua yaitu
perawat berfikir secara otomatis, dan ketiga adanya hasil pemikiran sebagai
suatu yang dirasakan. Contoh perawat melihat pasien merintih, perawat
berfikir bahwa pasien mengalami nyeri kemudian memberikan perhatian.
Persepsi, berfikir, dan merasakan terjadi secara otomatis dan hampir
simultan. Oleh karena itu perawat harus relajar mengidentifikasi setiap bagian
dari reaksinya. Hal ini akan membantu dalam menganalisis reaksi yang
menentukan mengana ia berespon demikian. Perawat harus dapat
menggunakan reaksinya untuk tujuan membantu pasien.
Displin proses keperawatan menentukan bagaimana perawat membagi
reaksinya dengan pasien. Orlando menawarkan prinsip untuk menjelaskan
penggunaan dalam hal berbagi “beberapa observasi dilakukan dan
dieksporasi dengan pasien adalah penting untuk memastikan dan memenuhi
kebutuhannya atau mengenal yang tidak dapat dipenuhi oleh pasien pada
waktu itu.
Orlando (1972) menyampaikan 3 kriteria untuk memastikan keberhasilan
perawat dalam mengeksplor dan bereaksi dengan pasien, yaitu ;
a. Perawat harus menemuinya dan konsisten terhadap apa yang
dikatakannya dan mengatakan perilaku nonverbalnya epada pasien
b. Perawat harus dapat mengkomunikasikannya dengan jelas terhadap apa
yang akan diekspresikannya

FALSAFAH, PARADIGMA dan TEORI KEPERAWATAN Page 8


c. Perawat harus menanyakan kembali kepada pasien langsung untuk
perbaikan atau klarifikasi.
3. Tindakan Perawat
Setelah mevalidasi dan memperbaiki reaksi perawat terhadap perilaku
pasien, perawat dapat melengkapi proses disiplin dengan tindakan
keperawatan, Orlando menyatakan bahwa apa yang dikatakan dan dilakukan
oleh perawat dengan atau untuk kebaikan pasien adalah merupakan suatu
tidakan profesional perawatan. Perawat harus menentukan tindakan yang
sesuai untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien. Prinsip yang menjadi
petunjuk tindakan menurut Orlando yaitu perawat harus mengawali dengan
mengekplorasi untuk memastikan bagaimana mempengaruhi pasien melalui
tindakan atau kata-katanya.
Perawat dapat bertindak dengan dua cara yaitu : tindakan otomatis dan
tindakan terencana. Hanya tindakan terencana yang memenuhi fungsi
profesional perawat. Sedangkan tindakan otomatis dilakukan bila kebutuhan
pasien yang mendesak, misalnya tindakan pemberian obat atas intruksi medis.
Dibawah ini merupakan kriteria tindakan keperawatan yang direncanakan:
a. tindakan merupakan hasil dari indetifikasi kebutuhan pasien dengan
memvalidasi reaksi perawat terhadap perilaku pasien.
b. Perawat menjelaskan maksud tindakan kepada pasien dan sesuai untuk
memenuhi kebituhan pasien.
c. Perawat memvalidasi efektifitas tindakan, segera setelah dilakukan secara
lengkap
d. Perawat membebaskan stimulasi yang tidak berhubungan dengan
kebutuhan pasien ketika melakukan tindakan.
Tindakan otomatis tidak akan memenuhi kriteria tersebut. Beberapa
contoh tindakan otomatis tindakan rutinitas, melaksanakan instruksi dokter,
tindakan perlindungan kesehatan secara umum. Semua itu tidak
membutuhkan validasi reaksi perawat
3. Fungsi profesional
Tindakan yang tidak profesional dapat menghambat perawat dalam
menyelesaikan fungsi profesionalnya, dan dapat menyebabkan tidak
FALSAFAH, PARADIGMA dan TEORI KEPERAWATAN Page 9
adekuatnya perawatan pasien. Perawat harus tetap menyadari bahwa aktivias
termasuk profesional jika aktivitas tersebut direncanakan untuk mencapai
tujuan pemenuhan kebutuhan pasien.
Disiplin proses keperawatan adalah serangkaian tindakan dengan
suatu perilaku pasien yang membutuhkan bantuan. Perawat harus bereaksi
terhadap perilaku pasien dengan mempersepsikan, berfikir dan merasakan.
Perawat membagi aspek reaksinya dengan pasien, meyakinkan bahwa
tindakan verbal dan nonverbalnya adalah konsisten dengan reaksinya, dan
mengidentifikasi reaksi sebagai dirinya sendiri, dan perawat mengunjungi
pasien untuk memvalidasi reaksinya. Membagi reaksinya oleh perawat
membantu pasien untuk menggunakan proses yang sama agar lebih efektif
perlu komunikasinya. Selajutnya tidakan yang sesuai untuk menyelesaikan
kebutuhan adalah saling menguntungkan anatar pasien dan perawat. Setelah
perawat bertindak , perawat segera katakan kepada pasien jika tindakannya
berhasil interaksi. Secara keseluruhan interaksi , perawat meyakinkan bahwa
perawat bebas terhadap stimulasi tambahan yang bertentangan dengan
reaksinya terhadap pasien.

FALSAFAH, PARADIGMA dan TEORI KEPERAWATAN Page 10


BAB III
APLIKASI TEORI MYRA ESTRIN LEVINE

A. Biografi Myra Estrin Levine


Myra Estrin Levine (1920-1996) lahir di
Chicago, Illinois. Ia adalah anak tertua dari tiga
bersaudara. Levine mengembangkan minat
dalam perawatan karena ayahnya sering sakit
(mengalami masalah gastrointestinal) dan
memerlukan perawatan(George, 2002).
Levine lulus dari Cook County School of
Nursing tahun 1944 dan memperoleh gelar
Bachelor Science of Nursing (BSN) dari
University of Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus, Levine bekerja sebagai
perawat sipil untuk US Army, sebagai supervisor perawat bedah, dan
administrasi keperawatan. Setelah mendapatkan gelar Master Science of
Nursing (MSN) di Wayne State University pada tahun 1962, ia mengajar
keperawatan di berbagai lembagaseperti University of Illinois di Chicago dan
Tel Aviv University di Israel. Levine menulis 77 artikel yang dipublikasikan
yang termasuk artikel “An Introduction to Clinical Nursing” yang
dipublikasikan berulang kali pada tahun pada tahun 1969, 1973 & 1989.Ia
juga menerima gelar doktor kehormatan dari Loyola University pada tahun
1992(Tomey&Alligood, 2006).
Levine meninggal pada tanggal 20 Maret 1996 di usianya ke 75 tahun.
Levine pribadi menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk
mengembangkan “Teori keperawatan,” tetapi ingin menemukan cara untuk
mengajarkan konsep-konsep utama dalam Keperawatan Medikal Bedah dan
berusaha untuk mengajarkan siswa keperawatan sebuah pendekatan baru
dalam kegiatan keperawatan. Levine juga ingin berpindah dari praktek
keperawatan pendidikan yang menurutnya sangat prosedural dan kembali

FALSAFAH, PARADIGMA dan TEORI KEPERAWATAN Page 11


fokus pada pemecahan masalah secara aktif dan perawatan pasien (George,
2002).

B. Paradigma Keperawatan Teori Proses Levine


1. Man / person
a. Individu terus mempertahankan keutuhan mereka dalam interaksi
konstan dengan lingkungan mereka dan memilih, yang paling
ekonomis hemat, energi-sparing pilihan yang tersedia untuk menjaga
integritas mereka.
b. Individumenjadi sentinent yang holistik, berpikir, berorientasi masa
depan dan masa lalu-sadar.
c. Seorang holistik yang memiliki batas-batas yang terbuka dan
beradaptasi dengan lingkungan.
d. Individu adalah "holistik"
e. Sebuah makhluk sosial terpadu
f. "Whole" tidak hanya dalam aspek fisik tetapi juga berkaitan dengan
aspek psychosocio-budaya dan spiritual
g. Individu adalahsebuah identitas dan layak.
h. Individu adalah unik dalam persatuan dan kesatuan, merasa, percaya,
berpikir dan seluruh sistem dari sistem.
2. Kesehatan
a. Kesehatan menjadi "Whole" bukan hanya bebas dari penyakit atau
penyakit.
b. Ditentukan oleh kemampuan untuk berfungsi secara cukup normal.
Hal ini secara kultural ditentukan dan dipengaruhi oleh etos dan
keyakinan.
c. Kesehatan adalah keutuhan dan keberhasilan adaptasi.
d. Bukan hanya menyembuhkan bagian menderita, itu adalah kembali ke
kegiatan sehari-hari, kemandirian dan kemampuan untuk sekali lagi
menjadi individu, mempunyai hubungan tanpa kendala.

FALSAFAH, PARADIGMA dan TEORI KEPERAWATAN Page 12


e. Kesehatan dapat ditentukan secara sosial (melalui interaksi mereka
dengan orang lain yang signifikan). Kegagalan dalam melakukannya
adalah skenario negatif.
3. Lingkungan
a. Lingkungan adalah tempat orang tersebut terus-menerus dan secara aktif
terlibat.
b. Lingkungan adalah di mana kita menjalani hidup kita.
c. Lingkungan terdiri dari semua pengalaman dari individu-individu.
d. Ini berkaitan dengan lingkungan internal (fisiologis) dan eksternal
(persepsi, operasional, dan konseptual).
4. Keperawatan
a. Keperawatan adalah interaksi manusia yang dirancang untuk
mempromosikan keutuhan melalui adaptasi
b. Asuhan keperawatan adalah baik mendukung dan terapi (untuk mencapai
tingkat maksimum adaptasi).
c. Promosi keperawatan konservasi melalui penggunaan empat prinsip
konservasi.
d. Keperawatan menyadari bahwa setiap individu membutuhkan cluster
yang unik dan terpisah dari aktivitas.
e. Integritas individu adalah perhatian taat dan itu adalah tanggung jawab
perawat untuk membantu dia untuk membela dan mencari relization nya.
f. Daerah utama perhatian bagi perawat dalam pemeliharaan keutuhan
seseorang.

C. Konsep Utama Dalam Teori Proses Keperawatan Levine


Terdapat tiga konsep utama konservasi model (Tomey&Alligood, 2006),
yaitu:
1. Wholeness (holistik)
Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuah
sistem terbuka: “Wholeness emphasizes a sound, organic, progressive
mutuality between diversified functions and parts within an entirety, the

FALSAFAH, PARADIGMA dan TEORI KEPERAWATAN Page 13


boundaries of which are open and fluent. Levine (1973) menyatakan bahwa
“Interaksi terus-menerus dari organisme individu dengan lingkungannya
merupakan sistem yang terbuka, dan kondisi kesehatan, keutuhan, terwujud
ketika interaksi atau adaptasi konstan lingkungan, memungkinkan
kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi kehidupan”. Kondisi
dinamis dalam interaksi terbuka antara lingkungan internal dan eksternal
menyediakan dasar untuk berpikir holistik, memandang individu secara
keseluruhan.
Holistik, tidak hanya menjadi sehat atau tidak adanya
penyakit.Sebaliknya, itu adalah kelengkapan dari seseorang dalam semua
aspek eksistensi manusia.Seseorang utuh jika ia secara emosional,
psikologis, spiritual, moral, fisik dan sosial yang stabil dan
mampu.Keseimbangan antara faktor-faktor yang akan menentukan segi
holistik seseorang.Menurut Levine, keutuhan ada ketika interaksi atau
adaptasi konstan lingkungan memungkinkan jaminan integritas."Holistik
adalah kesehatan, kesehatan adalah integritas"
2. Adaptasi
Adaptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan
mempertahankan integritas individu dalam menghadapi realitas lingkungan
internal dan eksternal. Konservasi adalah hasil dari adaptasi.Beberapa
adaptasi dapat berhasil dan sebagian tidak berhasil(Tomey&Alligood,
2006).
Levine mengemukakan tiga karakter adaptasi yakni: historicity,
spesificity, and redundancy. Levin menyatakan bahwa setiap individu
mempunyai pola respon tertentu untuk menjamin keberhasilan dalm
aktivitas kehidupannya yang menunjukkan adaptasi historis dan spesifik.
Berikut uraian dari tiga karakter adaptasi, yaitu:
a. Sejarah - respon adaptif dan kemampuan untuk beradaptasi dengan
perubahan juga berdasarkan dari pengalaman masa lalu.
b. Redundansi - Menurut Levine, ini adalah anatomi gagal-aman, pilihan
fisiologis dan psikologis tersedia bagi individu untuk memastikan
adaptasi lanjutan.
FALSAFAH, PARADIGMA dan TEORI KEPERAWATAN Page 14
c. Spesifisitas - Pola adaptif dapat genetik untuk individu serta
dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya.
Adaptasi adalah sarana bagi seseorang untuk hidup harmonis
dengan tantangan internal dan eksternal nya lingkungan yang dapat
mengancam menaklukkan nya kesejahteraan. Menurut
Tomey&Alligood (2006), itu adalah proses yang berkelanjutan dari
perubahan dimana individu mempertahankan integritas mereka dalam
realitas lingkungan mereka. Saat, seseorang mengalami hambatan
tertentu dan tantangan yang menimbulkan ancaman bagi kesehatan kita.
Maka seseorang menjalani perubahan untuk beradaptasi dan berada
dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan kita baik internal
maupun eksternal. "Perubahan adalah proses kehidupan dan Adaptasi
adalah metode perubahan."
Tomey&Alligood (2006), menjelaskan beberapa hal yang
mempengaruhi adaptasi, yaitu:
1. Lingkungan
Levine memandang setiap individu memiliki lingkungannya
sendiri baik lingkungan internal maupun eksternal. Perawat dapat
menghubungkan lingkungan internal individu dengan aspek
fisiologis dan patofisiologis, dan lingkungan eksternal sebagai level
persepsi, opersional dan konseptual. Level perseptual melibatkan
kemampuan menangkap dan menginterpretasi dunia dengan organ
indera. Level operasional terdiri dari segala sesuatu yang
mempengaruhi individu secara fisiologis meskipun mereka tidak
dapat mempersepsikannya secara langsung, seperti
mkroorganisme.Pada konseptual level, lingkungan dibentuk dari
pola budaya, dikarakteristikkan dengan keberadaan spiritual, dan
ditengahi oleh simbol bahasa, pikiran dan pengalaman.
2. Respon organisme
Respon organisme adalah kemampuan individu untuk
beradaptasi dengan lingkungannya, yang bisa dibagi menjadi fight

FALSAFAH, PARADIGMA dan TEORI KEPERAWATAN Page 15


atau flight, respon inflamasi, respon terhadap stress, dan
kewaspadaan persepsi.

1) Fight-flight merupakan respon yang paling primitif dimana ancaman yang


diterima individu baik nyata maupun tidak, merupakan respon terhadap
ketakutan melalui menyerang atau menghindar hal ini bersifat reaksi yang
tiba-tiba. Respon yang disampaikan adalah kewaspadaan untuk mencari
informasi untuk rasa aman dan sejahtera.
2) Respon peradangan atau inflamasi merupakan mekanisme pertahanan yang
melindungi diri dari lingkungan yang merusak, merupakan cara untuk
menyembuhkan diri, respon individu adalah menggunakan energi sistemik
yang ada dalam dirinya untuk membuang iritan atau patogen yang merugikan,
untuk hal ini sangat dibutuhkan kontrol lingkungan.
3) Respon terhadap stress menghasilkan respon defensif dalam bentuk
perubahan yang tidak spesifik pada manusia, perubahan structural dan
kehilangan energi untuk beradaptasi secara bertahap terjadi sampai rasa lelah
terjadi, dikarakteristikkan dengan pengaruh yang menyebabkan pasien atau
individu berespon terhadap pelayanan keperawatan.
4) Respon persepsi, respon sensori menghasilkan kesadaran persepsi, informasi
dan pengalaman dalam hidup hanya bermanfaat ketika diterima secara utuh
oleh individu, semua pertukaran energi terjadi dari individu ke lingkungan
dan sebaliknya. Hasilnya adalah aktivitas fisiologi atau tingkah laku. Respon
ini sangat tergantung kepada kewaspadaan perceptual individu, hanya terjadi
saat individu menghadapi dunia (lingkungan) baru disekitarnya dengan cara
mencari dan mengumpulkan informasi dimana hal ini bertujuan untuk
mempertahankan keamanan dirinya
Trophicognosis
Levine merekomendasikan trophicognosis sebagai alternatif untuk diagnosa
keperawatan.Ini merupakan metode ilmiah untuk menentukan sebuah penentuan
rencana keperawatan.

FALSAFAH, PARADIGMA dan TEORI KEPERAWATAN Page 16


3. Konservasi
Tujuan model konservasi adalah memberikan intervensi melalui
prinsip-prinsip konservasi. Intervensi keperawatan disusun sesuai dengan
empat prinsip konservasi: konservasi energi, integritas struktur, integritas
pribadi, dan integritas sosial. (Tomey&Alligood, 2006). Melalui
konservasi tersebut, perawat dapat membantu mempertahankan status
kesehatan seseorang dan meningkatkan kesehatan yang optimal.
"Konservasi adalah tentang mencapai keseimbangan pasokan dan
permintaan energi yang berada dalam realitas biologis yang unik dari
individu"
Levine menguraikan model Konservasi sebagai inti atau dasar
teorinya. Konservasi menjelaskan suatu system yang kompleks yang
mampu melanjutkan fungsi ketika terjadi tantangan yang buruk.Dalam
pengertian Konservasi juga, bahwa individu mampu untuk berkonfrontasi
dan beradaptasi demi mempertahankan keunikan mereka.

Berikut, diuraikan prinsip-prinsip konservasi yang mendasari teori model


konservasi levine, yaitu:
a. Konservasi energi
Ini adalah keseimbangan antara input dan output energi untuk
menghindari kelelahan. Ini termasuk penyediaan istirahat yang cukup,
latihan gerak pasif, memberikan bantuan kepada pasien yang tidak
mampu mobilisasi, dan nutrisi yang tepat seperti itu dari makanan yang
kaya zat besi, protein dan vitamin C. Setiap orang membutuhkan
keseimbangan energi tetapi ada faktor-faktor ketika orang dan
lingkungan yang dapat menyebabkan menipisnya energi. Konservasi
melalui penggantian, pencegahan drainase energi, dan promosi
keseimbangan fisik, psikologis dan emosional juga harus dilakukan untuk
menghemat energi.
b. Konservasi integritas struktural
Hal ini mengacu untuk memelihara atau memulihkan struktur
tubuh mencegah kerusakan fisik dan mempromosikan penyembuhan.
FALSAFAH, PARADIGMA dan TEORI KEPERAWATAN Page 17
Dalam model ini, itu adalah tugas perawat untuk mempromosikan
penyembuhan serta melindungi pasien dari faktor-faktor eksternal yang
mungkin akan menyebabkan kerusakan fisik. Contoh dari hal ini adalah,
splinting dari luka bedah saat ambulating, batuk atau memiliki latihan
pernapasan. Langkah-langkah ini akan membantu mencegah dehiscence
luka. Selain itu, mempromosikan kebersihan pribadi yang baik akan
membantu mencegah infeksi yang akan kasus kerusakan kulit lebih lanjut
dan kerusakan. Hal ini dilakukan melalui struktur anatomi melestarikan
tubuh melalui perlindungan, pemeliharaan dan perbaikan status gizi dan
hidrasi dan gerakan.
c. Konservasi integritas pribadi
Hal ini mengakui individu yang berusaha untuk menentukan
pengakuan, penghormatan, kesadaran diri, dan kemandirian. Hal ini
dicapai melalui upaya menghargai pasien menuju pemulihan, membantu
pasien mendapatkan kembali harga dirinya dan gambaran dirinya.
Dengan cara ini, pasien sudah bisa pulih dari beban emosional yang
disebabkan oleh menurunnya rasa harga diri. Klien adalah orang dengan
martabat, dan perlu dihormati, dilengkapi dengan privasi, didorong dan
psikologis didukung.Kepribadian harus dipertahankan.
d. Konservasi integritas social
Ini memerlukan seorang individu yang diakui sebagai seseorang
yang tinggal bersama dalam sebuah keluarga, komunitas, kelompok
agama, kelompok etnis, sistem politik dan bangsa.Seorang pria tidak
sebuah pulau.Kutipan ini kita dengar sehari-hari sebagai anak dan itu
memang benar. Setiap orang dari kita milik unit, kelompok atau
masyarakat.Ini adalah sistem dukungan kami bahwa kita perlu menjadi
bagian darinya.Mereka menawarkan kita mendukung ketika kita sangat
membutuhkan. Ini melibatkan keberadaan dan pengakuan dari interaksi
manusia khususnya orang lain yang signifikan klien dan mereka yang
terdiri dari sistem dukungannya.

FALSAFAH, PARADIGMA dan TEORI KEPERAWATAN Page 18


D. Kelemahan dan Kelebihan Teori Levine
1. Kelemahan Teori
Meskipun kelengkapan teori dan aplikasi teori Levine luas, model ini
bukan tanpa batasan. Sebagai contoh model konservasi levine berfokus
pada penyakit yang bertentangan dengan kesehatandemikian, intervensi
keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi penyajian individu.
Oleh karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine adalah
berfokus pada saat ini dan jangka pendek, dan tidak mendukung prinsip-
prinsip promosi dan pencegahan penyakit, meskipun ini adalah komponen
penting dari praktek keperawatan saat ini. Dengan demikian, keterbatasan
utama adalah fokus individu dalam keadaan sakit dan pada
ketergantungan pasien. Selanjutnya, perawat memiliki tanggung jawab
untuk menentukan kemampuan pasien untuk berartisipasi dalam
perawatan, dan jika persepsi perawat dan pasien tentang kemampuan
pasien untuk berpartisipasi dalam keperawatan tidak cocok,
ketidakcocokan ini akan menjadi daerah konflik.
Selain itu, ada beberapa keterbatasan ketika ke empat prinsip model
konservasi diterapkan.
Pada konservasi energi, tujuan Levine adalah untuk menghindari
penggunaan energi yang berlebihan atau kelelahan. Hal ini diatur dalam
perawatan sakt samping tempat tidur klien. Dalam kasus dimana
kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada pasien mania,
ADHD (Attention-Defict Hyperactivity Disorder) pada anak-anak atau
mereka dengan gerakan terbatas seperti klien lumpuh, teori Levine itu
tidak berlaku.
Pada konservasi integritas struktural, fokusnya adalah untuk
melestarikan struktur anatomi. Ini sekali lagi memiliki keterbatasan.
Dalam kasus-kasus dimana struktur anatomis tidak begitu sempurna tapi
tanpa diidentifikasi cacat atau masalah seperti dalam operasi plastik,
prosedur seperti perangkat tambahan patudara dan liposuctions, integritas
struktural seseorang dikompromikan tetapi pilihan pasien mencari

FALSAFAH, PARADIGMA dan TEORI KEPERAWATAN Page 19


kecantikan fisik dan epuasan psikologis yang dibawa ke pertimbangan.
Jika tidak demikian, proedur tidak boleh dipromosikan.
Pada konservasi integritas personal, perawat diharapkan memberikan
pengetahuan dan kebutuhan pasien harus dihormati, dilengkapi dengan
privasi, didorong dan psikologis terganggu dan lumpuh dan tidak bisa
memahami dan menyerap pengetahuan, pasien koma yaitu individu atau
klien bunuh diri.
Tujuan konservasi integritas sosial adalah untuk melestarikan dan
pengakuan dari interaksi manusia, terutama dengan klien, orang lain yang
signifikan yang terdiri dari sistem dukungannya. Keterbatasan khusus
untuk ini, adalah ketika klien tidak memiliki orang lain yang signifikan
seperti ditinggalkan anak-anak, pasien psikiatris yagn tidak mampu
berinteraksi, klien tidak responsif seperti orang tak sadar, fokus disini
adalah tidak lagi pasien sendiri tetapi orang-orang yang terlibat dalam
perawatansakit samping tempat tidur klien. Dalam kasus dimana
kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada pasien mania,
ADHD pada anak-anak atau mereka dengan gerakan terbatas seperti
pasien lumpu, teori lavine itu tak dapat berlaku.
2. Kelebihan Teori
Pada teori akan terlihat lebih menguntungkan saat dimana keadaan
klien mempunyai partner pengawas non perawat yang turut membantu
dalam penjadwalan keperawatan. Dan perawat yang dapat mengerti
keadaan dan integritas klien secara penuh. Dengan didukung dari klien
yang mampu beradaptasi dan melakukan persepsi dengan normal.

FALSAFAH, PARADIGMA dan TEORI KEPERAWATAN Page 20


BAB IV
PENUTUP

A. Teori Keperawatan Orlando

Proses keperawatan dan proses disiplin Orlando keduanya


menggambarkan rangkaian tahapan. Setiap tahapan sama-sama tidak terpisah.
Pada proses disiplin Orlando hampir secara berkesinambungan saling
mempengaruhi dimana perilaku pasien menjadi tujuan reaksi perawat,
mengarahkan perilaku perawat, mengarahkan reaksi pasien. Kedua proses
tersebut merupakan proses dinamis dan responsif terhadap perubahan kondisi
pasien.
Proses keperawatan dan proses disipin Orlando mempunyai banyak
persamaan. Proses keperawatan panjang dan lebih formal dan fasenya lebih
mendetail dibandingkan proses disiplin Orlando. Dan membutuhkan perawat
untuk menggunakan pengetahuan dan prinsip keilmuan dan teori keperawatan.
Orlando hanya membutuhkan bahwa perawat harus mengikuti prinsip-prinsip
yang ia tetapkan.

B. Teori Keperawatan Levine


Teori keperawatan Myra E Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan
dipublikasikan pada tahun 1973. Model konservasi Levine merupakan
keperawatan praktis dengan konservasi model dan prinsip yang berfokus pada
pelestarian energi pasien untuk kesehatan dan penyembuhan.
Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai mahkluk hidup
terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungan.
Model konservasi Levine terdiri atas : konservasi energi, konservasi
integresitas struktur, konservasi integritas personal, dan konservasi intregitas
sosial.

FALSAFAH, PARADIGMA dan TEORI KEPERAWATAN Page 21


DAFTAR PUSTAKA

Arif Wicaksono. 2012. Biografi Ida Jean Orlando Pelletier. Blogger

Abdul Rahman. 2012. APLIKASI TEORI IDA JEAN ORLANDO DALAM


ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT. Academia

Cici Bagawanti dkk. 2017. Aplikasi Teori Myra Estrin Levine Dalam Dunia
Keperawatan. STIKes Surya Mitra Husada KEDIRI

Group A N207. 2010. Key Concepts and Metaparadigm. Blogger: Myra Levine and
the Conservation Model.

Mochammad idris. 2012. Teori Keperawatan Myra E. Levin. Blogger: Haris Idris
ingin Berbagi

Rntik. 2014. KONSEP DASAR KEPERAWATAN Myra Levine. Blogger: NURSE

FALSAFAH, PARADIGMA dan TEORI KEPERAWATAN Page 22

Anda mungkin juga menyukai