Anda di halaman 1dari 2

Promosi kesehatan didefinisikan sebagai perilaku dimotivasi oleh keinginan untuk meningkat

kesejahteraan dan mengaktualisasikan potensi kesehatan manusia. Menurut teori nilai harapan,
perilaku sehat bersifat rasional dan ekonomis. Seseorang akan mulai bertindak dari perilakunya yang
akan tetap digunakan dalam dirinya ini adalah sebuah pendekakatan untuk kesehatan. Di sisi lain,
perlindungan kesehatan atau pencegahan penyakit digambarkan sebagai keinginan perilaku termotivasi
untuk secara aktif menghindari penyakit , mendeteksi lebih dini, atau mempertahankan berfungsi dalam
batasan penyakit. (Kozier, 2004)

Keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif
meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang ditunjukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan.
Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan model konseptual
keperawatan.

Keperawatan professional diterapkan dengan mengaplikasikan ilmu dan teori keperawatan dalam
praktek, pendidikan dan riset keperawatan. Ilmu keperawatan dalam memenuhi tuntutan dan tekanan
masyarakat harus dikembangkan berdasarkan pemahaman pada konsep dan teori keperawatan.
Pengembangan berdasarkan teori ini dimaksudkan agar dalam pengaplikasiannya tidak menyimpang
dari model atau konsep keperawatan yang sudah ada. Seperti teori yang akan dibahas, yaitu teori
keperawatan Nola J. Pender tentang “Health Promotion Model” (HPM) yang menjelaskan bahwa
perilaku kesehatan merupakan hasil tindakan yang ditujukan untuk mendapatkan hasil kesehatan yang
optimal (Alligood, 2014). Teori ini merupakan sebuah model konseptual yang darinya teori-teori middle-
range dapat dikembangkan.

Model ini menggabungkan 2 teori yaitu teori nilai harapan dan teori kognitif sosial yang konsisten
dengan semua teori yang memandang pentingnya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit adalah
suatu yang hal logis dan ekonomis (Alligood, 2014). Di seluruh dunia lebih 50 juta orang terkena gagal
ginjal, lebih1 juta orang melakukan terapi pengganti ginjal seperi transplantasi ginjal dan dialisis. Dari
survey PERNEFRI (Perkumpulan Nefrologi Indonesia), (2015) pada tahun 2012 terdapat 16.040 pasien
gagal ginjal, meningkat pada tahun 2015 menjadi 51.604 pasien. Provinsi DIY terdapat 1.293 orang
mengalami tindakan HD rutin dan 34 menjalani HD akut setiap bulan. Fenomena yang terjadi di
pelayanan adalah pasien yang menjalani cuci darah tetapi hasil yang didapatkan kurang baik, banyak
faktor yang mengakibatkan ketidakefektifan terapi ini, misalnya faktor diet pasien yakni pasien kesulitan
jika harus mengatur dan komitmen tentang asupan makanan.

Armezya et al., (2014) dalam penelitainnya bahwa terdapat 38% pasien mengalami tindakan
hemodialysis tidak adekuat. Hal serupa dikemukanan oleh Tri Catur, (2014) bahwa pasien gagal ginjal
yang menjalani terapi hemodialsis selama 3 bulan tidak mengalami perubahan hasil adekuasi yang
signifikan. Perawat harus mengerti dan memikirkan usaha peningkatan derajat kesehatan, skema untuk
upaya peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga, komunitas, lingkungan dan masyarakat.
Sulistyowati, (2011) promosi kesehatan adalah memberdayakan dan menghadapi masalah kesehatan
dengan cara mencegahnya dan mengatasi masalah yang sudah terjadi dengan menanganinya secara
efektif dan effisien.
Aplikasi Teori Dengan Pendekatan Masalah Keperawatan

Terapi hemodialisis dikatakan optimal apabila memenuhi kriteria adekuasi hemodialsis dengan penilai
Kt/V dan nilai URR. Armezya et al., (2014) terapi hemodialysis mempunyai pengaruh terhadap nilai URR
pada pasien yang menjalani hemodialsisis, tetapi terdapat 38% pasien mengalami tindakan hemodialysis
tidak adekuat. Telah diketahui bahwa biasanya untuk meningkatkan AHD dapat dilakukan dengan
meningkatkan kecepatan aliran darah menuju mesin HD dan volume darah yang disaring mesin HD,
tetapi perlu diketahui bahwa langkah tersebut bisa berakibat mual, pusing dan kram otot (Tria Firza,
Aminah, & Adam Riyadi, 2015). Penelitian Hartanti (2016) bahwa exercise intradialisis berpengaruh
meningkatkan nilai URR pasien gagal ginjal kronik. Hasil penelitian (Nur Muji, I Ketut, & Haryanto, 2017)
menunjukkan bahwa kombinasi stretching exercise dan pernafasan yoga efektif untuk menurunkan
tekanan darah pasien gagal ginjal.

Oleh karena itu exercise intradialisis perlu dipahami dan diketahui oleh pasien gagal ginjal kronis
sehingga dapat diaplikasikan saat melakuakan terapi hemodialsis guna meningkatkan kesehatan dan
mencegah komplikasi. Pasien gagal ginjal harus mampu melakukan pengolahan terhadap penyakitnya
untuk mencegah terjadinya komplikasi yang mamperberat keadaan pasien dan memaksimalkan aspek
yang ada dalam dirinya untuk menentukan pilihan terbaik.

Promosi kesehatan merupakan konsep dalam pemberdayaan kemampuan individu atau keluarga untuk
meningkatkan kesehatan. HPM membantu perawat dalam menolong dan mengindentifikasi faktor
terhadap kesehatan dan perilaku sehat yang sudah dilakukan guna membentuk perilaku baru yang
dapat mencapai kesehatan yang optimal (Utami, 2017). Peran perawat dalam keperawatan Pender
adalah mencegah pasien gagal ginjal kronis kearah yang lebih buruk dengan mengajak individu dan
lingkungan sekitar agar berperilaku positif terhadap pemeliharan dan peningkatan kesehatan,
meningkatkan motivasi dan komitmen agar pasien gagal ginjal terhindar dari komplikasi. Pada penelitian
(Nuari & Kartikasari, 2015) mengidentifikasi faktor personal, manfaat tindakan yang dirasakan dan
hambatan untuk bertindak berpengaruh segnifikan dalam mempengaruhi self empowerment. Tidak
seperti model pencegahan kesehatan lainya, HPM menekankan pada metode motivasi positif (Nuari &
Kartikasari, 2015).

Anda mungkin juga menyukai