Anggota Kelompok 1
KELAS : A
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.3 TUJUAN..........................................................................................................................2
1.4 MANFAAT......................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1 Sehat.................................................................................................................................3
2.2 Sakit..................................................................................................................................3
BAB III...........................................................................................................................................6
PENUTUP......................................................................................................................................6
KESIMPULAN...........................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 TUJUAN
a. Mengetahui apa itu konsep sehat dan sakit dalam Islam
b. Mengetahui apa pentingnya konsep sehat dan sakit bagi kita
1.4 MANFAAT
a. Membiasakan hidup sehat
b. Agar kita sebagai umat muslim menghindari hal yang mudhorat
c. Agar mampu bersosiaisasi dengan lingkunganya
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sehat
Sehat adalah keadaan tubuh yang normal baik jasmani, rohani, dan sosial, tidak terbatas
dari suatu penyakit dan ketidakmampuan atau kecacatan menurut WHO. UU No.36 tahun
2009, yang dimaksud kesehatan dimana kondisi baik secara fisik, mental, spiritual, maupun
sosial dimana setiap orang mampu hidup produktif baik sosial maupun ekonominya. Ada
pandangan bahwa tolok ukur yang digunakan untuk menetapkan apakah seseorang sehat,
haruslah berdasarkan kajian yang dilakukan oleh profesional (Yuliandari, 2018: 20). Namun,
ada juga pandangan bahwa keyakinan sehat bergantung dari persepsi seseorang akan kondisi
dirinya. Berbicara tentang sehat yang berkaitan dengan kesehatan manusia melibatkan dua
aspek, yaitu aspek psikologi dan aspek psikososial. Karena manusia adalah individu
sekaligus sebagai makhluk sosial. Konsep sehat sangat berhubungan dengan sikap, nilai,
perilaku yang berkembang. Sehat merupakan tanggungjawab diri sendiri, sehingga pilihan
akan makna sehat yang sesungguhnya bergantung pada pandangan dan cara memperoleh
kesehatan setiap individu.
Menurut John Wayne (dalam Yuliandari, 2018: 24) bahwa ada 6 parameter kesehatan,
yaitu : 1) fungsi fisik, orang sehat tidak mengalami gangguan fisik, 2) kesehatan mental,
dimana perasaan nyaman, mampu mengontrol emosi diri, perilaku positif, 3) sosial well-
being, hubungan interpersonal aktif, 4) fungsi peran, tidak mengalami gangguan hubungan
dengan sesama, 5) persepsi umum, pandangan diri tentang kesehatan pribadi, 6) symtom-
symtom, tidak ada gangguan fisiologi maupun psikologi. Sehingga dari keenam parameter
tersebut saling berkaitan. Difinisi sehat yang di kemukakan oleh WHO: a. Merekflesikan
perhatian pada manusia. b. Sehat dari sudut pandang lingkungan dari dalam dan luar. c.
Pemaknaan sehat sebagai pola hidup aktif berkarya dan berproduksi. Dari beberapa
pernyataan tentang keyakinan konsep sehat, maka dapat penulis simpulkan bahwa konsep
sehat adalah suatu keadaan/kondisi fisik yang lengkap dan normal, dan kondisi mental serta
sosial yang baik tanpa gangguan yang berarti, sehingga akan menimbulkan kebahagian bagi
diri orang tersebut. orang sehat akan mampu menjalani aktivitas kehidupan dengan baik.
2.2 Sakit
Kata penyakit dan sakit adalah dua kondisi yang berbeda, namun penggunaannya sering
tertukar. Kata sakit identik dengan sesuatu yang tidak beres atau abnormal. Perlu kita
bedakan orang yang sakit (gangguan fisiologis/tubuh) dengan orang yang bermasalah.
Penyakit adalah merupakan istilah medis yang di gambarkan sebagai gangguan dalam fungsi
tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas. Penyakit terjadi saat tubuh tidak
seimbang serta keadaan yang tidak normal. Menurut Hidayah (2014) sakit adalah suatu
3
keadaan dimana emosional, fisik, sosial, intelektual, perkembangan, atau seseorang
terganggu atau berkurang, bukan hanya kondisi terjadinya proses penyakit.
Secara umumnya dinyatakan terkena suatu penyakit apabila sudah menimbulkan perubahan
fungsi tubuh yang tidak semestinya dan keluhan lain yang menyebabkan munculnya tanda
atau gejala. Perwujudan penyakit dapat meliputi hipofungsi (seperti konstipasi), hiperfungsi
(seperti peningkatan produksi lendir) atau peningkatan fungsi mekanis (seperti kejang). Ada
dua jeins penyakit, yaitu kronis dan tidak kronis. Dikatakan kronis bila gangguan kesehatan
berlangsung lama, kebanyakan disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Apabila sudah
terlanjur parah, bisa berujung kematian. Biasanya menyerang usia produktif, yaitu diantara
usia 25-50 tahun. Hipertensi, stroke , diabetes, kanker, bahkan penyakit jantung yang rawan
menyerang usia produktif di karenakan pola hidup yang tidak sehat, seperti merokok,
obesitas, kurang aktif bergerak, dan pengelolahan stress yang buruk merupakan beberapa
penyebab seseorang menderita penyakit kronis di usia muda.
Artinya :“Dan kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quranitu tidaklah menambah kepada orang-orang
yang zalim selain kerugian”.
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa Al-Quran sebagai penyembuh hanya kepada
orangyang beriman secara islam. Non muslim dikategorikan sebagai orang-orang lalil,
otomatistidak sehat. Dengan demikian, yang dimaksud sehat atau sakit dalam ayat ini
4
bersifatrohaniah. Secara fisik orang yang dikatakan sehat. Ukuran sehat atau sakit terletak
pada “iman‟ secara Islam.
Perilaku hidup sehat dan bersih sesungguhnya telah lama diajarkan bagi
pemelukagama Islam yang salah satu perwujudannya adalah dedngan menjaga kebersihan
pribadi.Hal ini dengan jelas terdapat dalam Al-Quran yang menekankan kualitas hidup
bersihatau suci, baik suci secara lahiriah maupun suci secara batiniah. Sebagaimana
firmanAllah dalam Qs, Al-Mudatstsir (74): 4. Artinya : “Dan pakaianmu bersihkanlah”.
Kesempurnaan fisik merupakan gambaran kesehatan jasmani yang diartiakansebagai
keserasian yang sempurna antara bermacam-macam fungsi jasmani, sesuai dengan
kemampuan untuk menghadapi kesukaran-kesukaran yang biasa, yang terdapat dalam
lingkungan, disamping secara positif merasa gesit, kuat dan bersemangat dan islam
menghendaki umatnya agar sehat dan kuat baik jasmani maupun rohani karena jika
diperhatikan secara seksama ternyata ada tipe manusia yang secara rohani sehat
yangindikasinya rajin ibadah, perilakunya baik, berbicara sopan, membaca Al-Quran
bagusdan hidupnya sederhana, tetapi secara jasmani kurang sehat, terlihat lemah, batuk-
batukkecil, raut muka kusut dan tempat huniannya kurang terawat. Tentu profil ini
tidakdikehendaki oleh Islam, ia mesti juga sehat secara jasmani maupun rohani.
Dengan demikian, anjuran terhadap umat islam dalam menjaga kesehatan
terkaitdengan perilaku sehat(health behavior) dan perilaku sakit (illness behavior). Teori-
teori yang mengembangkan oleh antropolog kesehatan mengartikan perilaku sehat
adalahtindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya,termasuk pencegahan penyait, perawatan kebersihan diri, penjagaan
kebugaran memaluiolahraga dan memakan makanan bergizi. Sedagkan perilaku sakit
diartikan sebagai segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit
agarmemperolehkesembuhan. Dalam konteks masyarakat muslim modern, masalah
kesehatan telah menjadi urusan publik makan terkait dengan kebijakan negara. Upaya
mewujudkan perilaku sehat warga masyarakat dalam perspektif kebijakan kesehatan antara
lain:kebijakan penurunan angka kasakitan dan kematian dari berbagai sebab dan
penyakit,kebijakan peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status
sosialekonomi masyarakat, kebijakan peningkatan upaya kesehatan lingkunganterutama
penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat
untukmeningkatkan mutj lingkungan hidup, kebijakan dalam mengatasi masalah
kesehatanmasyarakat melalui upaya peningkatan pencegahan, penyembuhan penyakit, dan
pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak, dan kebijakan peningkatankemampuan
masyarakat untuk hidup sehat.
5
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sehat adalah keadaan tubuh yang normal baik jasmani, rohani, dan sosial, tidak terbatas
dari suatu penyakit dan ketidakmampuan atau kecacatan menurut WHO. Kata sakit identik
dengan sesuatu yang tidak beres atau abnormal. Konsep sehat dan sakit bagi kebanyakan orang
masih membingungkan dan kurang jelas. Sakit dan penyakit merupakan suatu peristiwa yang
selalu menyertai manusia sejak jaman Nabi Adam. Kita memahami apapun yang menimpa
adalah takdir,sakit pun merupakan takdir yang dialami manusia. Pada Al-Qur’an menyebutkan
perkataan syifa‟ berarti sembuh (dari sakit), dan pengobatan (menuju kesembuhan dari keadaan
sakit). Kata syifa‟ disebut dalam Al-Quran dimana disebutkan bahwa disamping sebagai
petunjuk Al-Quran jugadinyatakan sebgaai obat yang menyembuhkan. Dan ayat ayat alqur’an
banyak menyebutkan cara menjaga kesehatan.Karena itu Sebagai hamba Allah Swt. yang
beriman dan bertakwa, hendaknya kita menjalankan ibadah kepada Allah Swt. dengan penuh
kekhuysukan serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
6
DAFTAR PUSTAKA
https://alquranmulia.wordpress.com/2015/09/14/tafsir-ibnu-katsir-surah-an-israa-ayat-82/
Diakses pada hari 22 maret 2022 pada pukul 10.25 WIB