Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ETIKA DAN HUKUM

DOSEN PENGAMPU :

Husna Farianti Amran, Sst.,M.Keb


NAMA KELOMPOK 1 :
1. Aulia Husnul Khotimah (23601094)
2. Fransisca Yunisa Tanady (23601105)
3. Stevani Thabita (23601126)
4. Lian Nurul Khadijah (23601109)
5. Neng Ratih Ariani (23601115)
6. Putri Nabella (23601121)
7. Syafilla Cantika Putri (23601127)
8. Ririn (23601124)
9. Ruri Hidayanti (23601125)
10. Nur Afni (23601118)
11. Revi Melni (23601122)
12. Nanda Yura Femberika (23601113)
13. Herzalia Witri Apriyarna (23601106)
14. Dia Putri Elok (23601099)
15. Yesi Andriyani (23601136)
16. Nurhasanah (23601119)

INFORMED CHOICE
Pada pagi hari datanglah Sepasang suami-istri yang bernama ibu aca dan bapak dani
ke Klinik Bersalin Bidan Aulia dengan kondisi hamil besar, pasien meminta saran kepada
Bidan Aulia tentang kondisi kehamilan nya dan tentang persalinan yang akan dilakukan.

Ibu Aca :”Menurut ibu bidan dengan kondisi kehamilan pertama saya, bagusnya saya
melahirkan dengan SC atau normal ya bu ?”.
Bidan Aulia :”Menurut saya dengan kondisi kehamilan ibu bisa melahirkan secara normal
ibu, tapi saya kembalikan lagi kepada ibu, mau SC atau normal”.
Ibu Aca :”Kalau boleh tau Tindakkan SC itu gimana ya ibu bidan ?”.

Bidan Aulia :”Kalau memakai tindakan SC bu, nanti ibu akan melakukan tindakan operasi
di rumah sakit dengan melakukan sayatan kecil sebagai jalan lahir si bayi,
keuntungan dari SC ini sendiri adalah ibu tidak terlalu merasakan sakit atau
nyeri karna sebelum tindakan itu dilakukan ibu akan dibius terlebih dahulu,
lalu ibu juga akan lebih cepat penyembuhannya dan langsung bias beraktivitas
dibandingkan ibu melahirkan secara normal dan yang terakhir keuntungan dari
SC ini dalam proses melahirkan lebih singkat dam tidak menganggu atau
melukai jalan lahir. Nah selain itu juga ibu ada juga kekurangan apabila ibu
memilih menjalani persalinan secara SC yaitu biaya yang lumayan mahal
dibandingkan persalinan normal, Rasa nyeri dan penyembuhan luka
pascaoperasi lebih lama dibandingkan persalinan normal, setelah melahirkan
dengan cara SC maka untuk kehamilan berikutnya pun harus dilakukan
dengan cara SC juga, dan Kehamilan dibatasi dua tahun setelah operasi, itu
semua tergantung ibu dan bapak mengambil keputusan mau melakukan
persalinan secara apa karna itu hak ibu, mohon diskursikan terlebih dahulu pak
bu..”.

Bapak Dani :”Jadi gimana mah, mama milih melahirkan dengan SC atau normal, ibu bidan
tadi sudah menjelaskan, kalau mamah memilih SC, saya selaku kepala
keluarga akan mempersiapkan semuanya, mulai dari biaya dll.”

Ibu Aca :”Baiklah pah, dari penjelasan ibu bidan tadi mamah memilih untuk
melakukan tindakan persalinan SC, saya memilih tindakan SC ibu bidan”.

Bidan Aulia :”Baiklah ibu, jika itu keputusan yang ibu dan bapak mau, Selanjutnya bapak
dan ibu langsung saja pergi ke rumah sakit yang bapak dan ibu mau untuk
melakukan persalinan”.

Ibu Aca :”Baik ibu bidan terimakasih atas saran dan infomasinya, saya pamit ya buk
bidan “.

Bidan Aulia :”Baik ibu, sama sama.. semoga lancer ya bu persalinan nya, sampai jumpa
kembali bu..”.

INFORMED COSENT
Pada Suatu Subuh,Seorang Ibu Hamil Yang Bernama Ibu Siska Merasakan Mules
Pada Perutnya,Ia Juga Melihat Ada Cairan Lendir Yang Keluar Dari Vaginanya. Ia Pun
Memanggil Suaminya Bapak Filla. Ketika Suaminya Datang,Ia Pun Menceritakan Semuanya.
Ruri : “Aduh Perut Mamah Pa”. (Sambil Mengusap Usap Perutnya)
Filla : “Kenapa Ma?”.
Ruri : “Ini Pah, Mamah Merasa Mules”.
Filla : “Sebaiknya Kita Bawa Ke Bidan Afni Saja”.
Ruri : “Iya Pah”.
Dengan Perasaan Yang Cemas, Filla Dan Ruri Pun Bergegas Ke Rumah Sakit Untuk
Memeriksakan Kehamilan Ruri.
Filla : ”Assalamualaikum Bu”.
Afni : ”Waalaikumsalam Ibu, Ada Yang Bisa Saya Bantu? ”.
Filla : ”Ini Buk Istri Saya Katanya Sakit Sekali Perutnya Dan Tadi Ada Sedikit
Pendarahan”.
Afni : ”Baik Pak, Bapak Tenang Dulu Kami Akan Periksa Istrinya”.
Afni :”Siapkan Alat, Dan Bersihkan Pasien Terlebih Dahulu”.(Ujar Dokter Ke
Perawat)
Setelah Berapa Menit Kemudian Ruri Diperiksa Oleh Dokter Afni Dan Dibantu Oleh
Perawatnya Nurhasanah. Setelah Selesai Melakukan Pemeriksaan, Dokter Menyarankan Agar
Dibawa Ke Ruang Ponex Untuk Dilakukan Operasi Caesar. Sementara Di UGD Tampak
Perawat Nurhasanah Sedang Memanggil Bapak Filla Untuk Menanyakan Persetujuan Atas
Tindakan Yang Akan Dilakukan Selanjutnya.
Nurhasanah : ”Permisi Pak, Saya Perawat Nurhasanah Yang Menangani Istri Bapak Tadi,
Istri Bapak Sudah Kami Periksa Dan Dokter Menyarankan Bahwa Istri Bapak
Harus Melakukan Tindakan Operasi Caesar. Disini Ada Surat Persetujuan ,
Apabila Bapak Setuju Bapak Bisa Tanda Tangan Surat Ini”.
Filla : ”Kira Kira Aman Kan Untuk Ibu Dan Anaknya Sus? ”.
Nurhasanah : ”Insyaallah, Kita Sama Sama Berdoa Ya Pak Semoga Operasi Nya Berjalan
Dengan Lancar”.
Setelah Memikir Beberapa Menit Dan Mempertimbangkannya Dengan Baik, Bapak
Filla Mensetujui Dan Menandatangani Surat Persetujuannya Dan Dokter Dan Rekannya Pun
Segera Melalukan Tindakan Itu. Beberapa Jam Kemudian Operasi Dinyatakan Berhasil, Ibu
Dan Bayi Selamat.
Nurhasanah :”’elamat Ya Pak, Putrinya Sudah Lahir”.
Filla :”Alhamdulillah,Terimaksih Ya Sus Dok”.
Afni :”Setelah Ini Istri Bapak Harus Dirawat Inap Sampai Keadaannya
Membaik,Dan Bayi Harus Dimasukkan Ke Dalam Incubator Agar Bayi Bapak
Dapat Mendapatkan Perkembangan Yang Baik”.
Filla :”Baik Dok”.
*KEESOKAN HARINYA DIRUANG INAP*
Nurhasanah : “Selamat Siang Ibu, Saya Perawat Nurhasanah, Saya Yang Dinas Pagi Hari
Ini Dan Ini Rekan Saya Perawat Dia Putri”.
Dia : “Selamat Pagi Ibu”. ( Sambil Tersenyum Ramah )
Ruri :” Pagi Sus”. ( Membalas Tersenyum )
Dia :” Bagaimana Keadaan Siang Ini Bu? Sudah Merasa Baikan? ”.
Ruri :”Alhamdulillah Sudah Membaik Sus, Tetapi Masih Lumayan Nyeri Dibekas
Luka Operasi”.
Dia :”Emm Masih Sedikit Nyeri Ya Bu? Jadi Tidurnya Semalam Gimana
Bu,Apakah Terganggu? ”.
Ruri : “Iya Sus, Saya Jadi Susah Tidur Karna Merasa Nyut Nyuttan Di Perut Bagian
Bawah”.
Nurhasanah :”Oh Itu Hal Yang Biasa Terjadi Bu. Ibu Tenang Aja Jangan Terlalu Dipikirin
Yang Penting Ibu Jangan Banyak Bergerak Dulu Ya”.
Ruri :”ya Sus”.
Dia :”Kalau Begitu Saya Minta Izin Untukn Memeriksa TTV Nya Dulu Ya Bu,
Saya Mau Mengukur Tekanan Darah Ibu, Nadi,Pernapasan Dan Suhu Ibu,
Apakah Ibu BERSEDIA? ”.
Ruri :”Iya Sus Silahkan”.
Pemeriksaan Pun Selesai, Perawat Lalu Berpamitan Meninggalkan Pasien
Nurhasanah :”Ya Udah Bu Saya Dan Perawat Dia Pamit Keruang Perawat Dulu Ya. Kalo
Apa Apa Silahkan Ibu Panggil Saya Di Ruang Perawat”.
Ruri :”Iya Sus Terimakasih”.
( Perawat Nurhasanah Dan Dia Pun Pergi Menuju Ruangan Perawat....)
Setelah 4 Hari Bayi Berada Incubator, Keadaan Nya Ternyata Memburuk. Sampai
Pada Akhirnya Sore Ini Bayi Tersebut Meninggal Dunia. Dokter Afni Memerintahkan
Perawat Nurhasanah Untuk Memanggil Bapak Filla Dan Ibu Ruri Untuk Segera Bertemu
Dengan Dokter Afni.
Nurhasanah :”Selamat Pagi Pak, Bapak Filla Di Panggil Oleh Dokter Afni Di
Ruangannya”.
Filla :”Ada Apa Ya? Baik Saya Akan Kesana Sebentar Lagi”.
Bapak Filla Dan Bu Ruri Pun Segera Pergi Menemui Dokter Afni Di Dalam
Ruangannya. Sesampainya Diruang Dokter Afni Sudah Menunggu Didampingi Perawat
Nurhasanah Dan Dia Putri.
Filla : ( TOK... TOK..... TOK....) “Assalamualaikum Sus,Dok, Selamat Sore”.
Nurhasanah :”Waalaikumsalam, Silahkan Pak”.
Dia :”Waalaikumsalam”.
Dia :(Berbicara Kepada Dokter Afni)”’alau Begitu Kami Permisi Keluar Dok,
Permisi Pak,Buk (Meninggalkan Ruangan) ”.
Filla :”Ada Apa Ya Dok Memanggil Kami? ”.
Afni :”Jadi Begini Pak, Tadi Saya Memeriksa Bayi Bapak, Sebelumnya, Saya
Mohon Maaf, Tapi Ada Berita Buruk Yang Harus Saya Sampaikan”.
Filla : Ada Apa Ya Dok? ”.
Afni :”Kami Sudah Berusaha Dan Memberikan Tindakan Yang Terbaik Tapi
Ternyata Bayi Bapak Tidak Bisa Terselamatkan”.
Filla : ( Terkejut Dan Terdiam Dengan Tatapan Kosong)
Ruri :”APA?!!!! Ga Mungkin Dok, Kemarin Keadaan Anak Saya Masih Baik Baik
Saja”.
Afni :”Tenang Bu, Mungkin Allah Punya Rencana Lain Yang Lebih Baik”.
Bu Ruri Kaget Dan Menangis Dengan Histeris, Dokter Afni Diam Sejenak Untuk
Memberikan Waktu Kepada Bu Ruri Menerima Kabar Buruk Tersebut. Sedangkan Bapak
Fila Berusaha Menenangkan Istrinya. Setelah Dirasa Cukup Tenang. Perawat Nurhasanah
Dan Perawat Dia Memberikan Penjelasan Lebih Lanjut.
Nurhasanah :”Karena Bayi Ibu Prematur, Dan Lahir Sebelum Waktunya Yang Ditentukan,
Maka Perkembangan Bayi Pun Tidak Berlangsung Normal”.
Ruri : ( Mendengarkan Dengan Sedih)
Nurhasanah : ”Tetapi Rahim Ibu Masih Cukup Baik Sehingga Memungkinkan Untuk
Hamil Lagi, Umur Ibu Juga Masih Muda. Mungkin Allah Punya Rencana Lain
Yang Lebih Indah, Jangan Terlalu Larut Dalam Kesedihan Ya Bu”.
Ruri : ( Mengangguk Dengan Sedih)
Dia : ”Baiklah Kalau Begitu Kami Permisi Ya Pak, Buk. Silahkan Ibu Dan Bapak
Diri, Sekali Lagi Saya Mohon Maaf Dan Turut Berduka Cita. ”.
Nurhasanah :”Jika Sekiranya Bapak Dan Ibu Membutuhkan Sesuatu Dari Kami, Silahkan
Tekan Tombol Seperti Biasanya Ya”.
Ruri : ”Terimakasih Sus”.
Dia : ”Sama Sama Bu... ”.
Meskipun Dengan Keadaan Yang Lemah, Lambat Laun Keadaan Bu Ruri Semakin
Membaik Dan Pulih. Beliau Pun Dipersilahkan Untuk Pulang Kerumah.

PENOLAKKAN TINDAKKAN MEDIS


Dialog Penolakan Tindakan Medis (Informed Refusal) Terkait Persalinan, Penting
Untuk Diingat Bahwa Keputusan Medis Adalah Hak Pribadi Setiap Individu. Namun, Penting
Juga Untuk Mempertimbangkan Informasi Medis Yang Akurat Dan Berkualitas Sebelum
Membuat Keputusan Tersebut. Berikut Adalah Contoh Dialog Yang Dapat Digunakan Dalam
Situasi Penolakan Tindakan Medis Terkait Persalinan:
Pasien :”Saya Ingin Menolak Tindakan Medis Yang Direkomendasikan Untuk
Persalinan Saya”.
Tenaga Medis :”Tentu, Saya Menghargai Keputusan Anda. Namun, Sebagai Tenaga Medis,
Tugas Saya Adalah Memberikan Informasi Yang Akurat Dan Membantu Anda
Membuat Keputusan Yang Terbaik Untuk Kesehatan Anda Dan Bayi Anda.
Bisakah Anda Menjelaskan Alasan Di Balik Penolakan Anda? ”.
Pasien :”Saya Khawatir Tentang Risiko Dan Efek Samping Dari Tindakan Medis
Tersebut”.
Tenaga Medis :”Saya Mengerti Kekhawatiran Anda. Sebagai Bagian Dari Proses Ini, Saya
Ingin Memastikan Bahwa Anda Memiliki Pemahaman Yang Lengkap Tentang
Risiko Dan Manfaat Dari Tindakan Medis Yang Direkomendasikan. Apakah
Anda Ingin Saya Menjelaskan Lebih Lanjut Tentang Risiko Dan Manfaatnya?
”.
Pasien :”Ya, Tolong Jelaskan Lebih Lanjut. ”.
Tenaga Medis :”Tentu. Tindakan Medis Yang Direkomendasikan, Seperti Episiotomi Atau
Operasi Caesar, Memiliki Risiko Dan Manfaat Yang Perlu Dipertimbangkan.
Risiko Meliputi Infeksi, Perdarahan Berlebihan, Atau Komplikasi Lainnya.
Namun, Tindakan Ini Juga Dapat Membantu Mengurangi Risiko Cedera Pada
Bayi Atau Ibu. Apakah Anda Ingin Mengetahui Lebih Lanjut Tentang Risiko
Dan Manfaat Spesifik Dari Tindakan Medis Ini? ”.
Pasien :”Saya Ingin Mencari Alternatif Lain Untuk Mengurangi Risiko”.
Tenaga Medis: Saya Mengerti. Ada Beberapa Alternatif Yang Dapat
Dipertimbangkan, Seperti Metode Pengurangan Risiko Alami, Seperti Teknik Pernapasan
Dan Posisi Yang Tepat Selama Persalinan. Namun, Penting Untuk Diingat Bahwa Setiap
Kasus Adalah Unik, Dan Hasilnya Dapat Bervariasi. Apakah Anda Ingin Saya Memberikan
Informasi Lebih Lanjut Tentang Alternatif Ini?
Pasien :”Ya, Tolong Berikan Informasi Lebih Lanjut”.
Tenaga Medis :”Tentu. Saya Akan Memberikan Informasi Lebih Lanjut Tentang Alternatif
Yang Dapat Membantu Mengurangi Risiko. Namun, Penting Juga Untuk
Berkonsultasi Dengan Dokter Kandungan Anda Atau Tenaga Medis Lainnya
Untuk Mendapatkan Saran Yang Lebih Spesifik Dan Sesuai Dengan Kondisi
Anda. ”.
Dalam Dialog Ini, Penting Untuk Tetap Menghormati Keputusan Pasien Sambil
Memberikan Informasi Yang Akurat Dan Membantu Mereka Membuat Keputusan Yang
Terbaik Untuk Kesehatan Mereka.

Anda mungkin juga menyukai