Ibu Inka : “Sebenarnya, kehamilan ini bukan keinginan saya, tapi mungkin ini
adalah rezeki. Saya terlalu fokus terhadap pekerjaan. Jadi tidak
sempat untuk melakukan konsultasi.”
Ibu Inka : “Iya, saya merasa menyesal. Mungkin senin nanti. Mas Wahyu mau
anterin aku ke Rumah Sakit, ke bagian kesehatan ibu dan anak.”
Bidan Nurma : “Bentar pak saya akan mengisi data pasien terlebih dahulu. ”
Mas Wahyu : “Nanti saja sus, sekarang selamatkan dulu istri saya!” (sambil
membentak)
Bidan Nurma : “Pak saya akan melakukan tindakan pemberian terapi oksigen
agar ibu tidak sesak dan saya akan memberikan obat melalui suntikan
intravena agar ibu tidak kejang lagi. Tetapi sebelumnya bidan lya
akan melakukan pemasangan infus dulu pak. Apakah bapak setuju?”
Bidan Nurma : “Pak saya akan memeriksa tekanan darah ibu yaa?”
Bidan Nurma : “Tekanan darah ibu 170/100 mmHg, nadi ibu 96 x/menit,
pernafasan 36 x/menit. Apakah ibu memiliki riwayat hipertensi
?”
Mas Wahyu : “iya sus istri saya sudah memiliki riwayat hipertensi.”
CI datang untuk melihat status pasien, kemudian CI Memberitahu kan
kepada suami pasien bahwa pasien dianjurkan untuk melakaukan pemriksaan
laboratorium kepada pasien yang bernama ibu inka.
Mas Wahyu : “Iya sus lakukan saja yang terbaik untuk istri saya.”
Ibu Inka : “iya dok masih sedikit pusing tapi sudah agak mendingan
dok.
Suami : “iya dok tidak apa-apa pokoknya selamatkan anak dan istri
saya dok.”
SELESAI