Anda di halaman 1dari 3

SETRATEGI PELAKSANAAN

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TENAGA KESEHATAN


Skenario:
Di ruang KIA datang seorang ibu hamil 10 minggu dengan ANC G1P0A0 mengelu cacar
air, ia sudah periksa ke bidan keluarga dan diberi obat berupa pil dan salep, namun jika obat itu
terus dikonsumsi akan membahayakan janinnya sehingga sebagai seorang perawat
mengkonsulkan kepada dokter untuk menemukan jalan keluar terbaik agar tidak membahayakan
janinnya.

Perawat: “Pagi dok mohon maaf mengganggu waktunya.”


Dokter: “Pagi sus.”
Perawat: “Dok saya mau sedikit bertanya, kira-kira kapan ya dokter ada waktu luang?”
Dokter: “Sekarang saja sus tidak masalah, ada apa ya sus?”
Perawat: “Jadi begini dok ada klien datang ke KIA dia hamil 10 minggu datang dengan keluhan
cacar air.”
Dokter: “Oh begitu, lalu kenapa sus?”
Perawat: “Dia sudah periksa ke bidan setempat, lalu dia diberi obat ini dok.” (Sambil
menunjukkan
dan memberikan obat itu kepada dokter).
Dokter: “Oke pil dan salep?”
Perawat: “Iya dok.”
Dokter: “Sudah berapa lama ibunya mengkonsumsi obat ini?”
Perawat: “Tadi katanya sudah jalan 2 hari ini.”
Dokter: “Kalau begitu sebelum terlambat dan lebih jauh, lebih baik obatnya di stop saja.”
Perawat: “Lalu apakah ada obat penganti?”
Dokter: “Tidak sus, gunakan salepnya saja secukupnya hanya di spot cacrnya saja.”
Perawat: “Baik dok, saya sampaikan ke klien.”
Dokter: “Oke sus.”
Perawat: “Bagaimana jika menganjurkan dia mandi dengan antiseptic dan air hangat dok?”
Dokter: “Boleh sus, tapi jangan terlalu berlebihan ya sus antisepticnya. Kalau teras gatal
usahakan
jagan digaruk ya sus.”
Perawat: “Baik dok. Saya sampaikan. Kalau begitu saya permisi ya dok.”
Dokter: “Ya sus, silahkan”
Perawat: “Terimakasih atas waktu dan kerjasamanya ya dok.”
Dokter: “Sama-sama sus. Terimakasih kontribusinya.”
Perawat: “Mari dok siang.”
Dokter “Silahkan mari.”
Skenario:
Pada hari Sabtu di Puskesmas Ngesrep datang seorang klien hamil 32 minggu dengan
ANC G1P0A0 ia datang untuk memeriksakan kehamilannya. Namun saat ditanyai pertugas
ternyata ia belum mengetahui golongan darahnya dan saat periksa ke laboratorium klinik
ditemukan gula darah sehingga ia ingin mengklarifikasi apakah benar ia memiliki gula darah
untuk itu perawat mrngirim pasien ke laboratorium puskesmas untuk di cek golongan darahnya
dan gula darahnya.

Perawat: “Selamat siang, maaf mengganggu waktunya.”

Petugas Lab: “Siang sus.”

Perawat: “Saya mau sedikit berbincang tentang klien adakah waktu luang?”

Petugas Lab: “Oh begitu, sekarang saja tidak apa-apa sus. Apa apa ya?”

Perawat: “Di ruang KIA dating klien hamil sudah 32 minggu namun belum tahu golongan
darahnya dan saat periksa di laboratorium klinik ditemukan gula darah, bisakah saya minta
tolong untuk mengecekkan golongan darah dan gula darah klien ini?”

Petugas Lab: “Baik sus boleh, nanti ibunya suruh antre dulu ya, sudah di cek ia ikut faskes mana
di BPJSnya?”

Perawat: “Oh iya, dia ikut faskesnya Srondol. Apakah ada biaya tambahan?”
Petugas Lab: “Jika faskesnya di tempat lain nanti mohon maaf ibunya keberatan atau tidak untuk
bayar 10.000,- jika keberatan jelaskan kepada ibu untuk memeriksa di laboratorium sesuai faskes
yang tertera di BPJSnya.”

Perawat: “Ok baik nanti saya sampaikan.”

Petugas Lab: “Ya terimakasih, nanti tolong minta ibunya untuk segera menyesuaikan kan
mengambil nomor antrean ya sus.”

Perawat: “Ok, jika ibu tidak keberatan membayar administrasinya, lalu uang administrasinya di
bayarkan dimana?”

Petugas Lab: “Disini saja, nanti tunggu di panggill sesuai nomor antrian terus menyelesaikan
administrasi setelah itu baru kita cek.”

Perawat: “Baik nanti saya sampaikan. Kalau begitu saya permisi ya terimakasih atas
bantuannya.”

Petugas Lab: “Ya sus sama-sama, terimakasih atas kerjaamanya.”

Perawat: “Kalau begitu saya kembali keruangan, selamat siang.”

Petugas Lab: “Ya sus, siang.”

Anda mungkin juga menyukai