Anda di halaman 1dari 3

Nama :Nelsy Eka P

NIM :19.035

Kelas :2A

SOP Komunikasi Terapeutik pada pasien Tuna Wicara

Fase Pra-Interaksi

Pada tahap ini,seorang perawat melakukan persiapan sebelum berkomunikasi dengan pasien.Terlebih
dahulu perawat mencari informasi tentang pasien dengan lawan bicaranya.Setelah itu perawat
merancang strategi untuk pertemuan pertama dengan pasien.

1. Strategi pelaksanaan (SP) komunikasi terapeutik pada klien dengan gangguan penglihatan

Fase orientasi:

a. Salam terapeutik

“Selamat pagi dik? Saya suster Suci yang bertugas pada pagi ini. Siapa nama adik?”

b. Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaan adik hari ini? Apakah adik ayu bisa tidur dengan nyenyak?”

c. Kontrak

1) Topik: “Bagimana kalau kita berbincang-bincang tentang penyakit yang adik alami ini? Dan akibat
adik merasa takut dan khwatir?”

2) Tempat : “Di mana kita akan berbicara dik ayu? Di ruangan ini?”

3) Waktu : “Baiklah, kita akan berdiskusi selama kurang lebih 30 menit ya dik ayu.”

Fase kerja:

“Nah dik ayu belum mengetahui tentang penyebab gangguan wicara yang dialami dik ayu kan?, baiklah
saya akan menjelaskan tentang penyebab dari gangguan wicara yang dik ayu alami sekarang, karena
kepala dik ayu dulu waktu kecelakaan efek samping pada korban kecelakaan salah satunya adalah tidak
dapat berbicara atau disebut juga dengan speech impairment atau tuna wicara. Tuna wicara sendiri
merupakan suatu kondisi dimana adanya hendaya atau ketidakmampuan dalam berbicara dan
berbahasa. Tuna wicara dapat ditemui sejak lahir, dimana hal ini merupakan kelainan bawaan sejak
lahir. benturan selain itu gangguan bicara .Apakah dik ayu sudah paham dengan penjelasan saya? Bagus
sekali, tapi sekarang dik ayu akan mendapatkan terapi dokter sudah menjadwalkan terapi dik ayu, dik
ayu tidak usah khwatir. Karena terapi ini jalan terbaik untuk dik ayu dan pastinya terapinya akan berjalan
lancar.

Fase terminasi:

a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

1) Evaluasi subyektif:

“Bagaimana perasaan adik ayu setelah berbincang-bincang tentang penyakit yang adik rasakan? Apakah
adik ayu bisa menjelaskan kembali? Nah betul sekali.”

2) Evaluasi obyektif:

“Nah adik ayu hasil lab dik ayu yaitu hasil ttv tekanan darah 120/80mmHg. Suhu 36,8°C, nadi 88x/mnt,
dan respirasi 20x/menit. Karena dik ay sudah mengetahui penyebab tentang penyakit dik ayu sekarang
jadi adik tidak oleh khwatir lagi.

b. Tindak lanjut klien

“Jadi, dik ayu sekarang boleh beristirahat dulu sambil menunggu perawat terapi menjemput adik untuk
operasi.”

c. Kontrak yang akan datang

1) Topik: “nah dik ayu, nanti saya akan kesini lagi untuk melihat keadaan adik ayu ya?”

2) Tempat: “kita akan bertemu lagi ditempat ini?”

3) Waktu: “baiklah dik ayu, kita akan berbincang-bincang lagi sekitar 30 menit. Saya perisi dulu ya,
sampai jumpa”

2. Strategi pelaksanaan (SP) komunikasi terapeutik pada orang tua klien

Fase orientasi:

“Selamat pagi/siang/sore, Pak/Bu. Saya suster suci, Siapa nama Bapak/Ibu? Bagaimana perasaan
Bapak/Ibu hari ini? Bagimana kalau kita berbincang-bincang tentang penyakit yang diderita anak bapak?
Di mana kita akan berbicara, Pak/Ibu? Di ruangan ini? Baiklah, kita akan berdiskusi selama kurang lebih
30 menit.”
Fase kerja:

“Bapak/ Ibu, apakah bapak/ibu mengetahui apa yang dimaksud dengan gangguan bicara? Oh tidak,
baiklah akan saya jelaskan, selain benturan gangguan bicara gangguan wicara yang dik ayu alami
sekarang, karena kepala dik ayu dulu waktu kecelakaan efek samping pada korban kecelakaan salah
satunya adalah tidak dapat berbicara atau disebut juga dengan speech impairment atau tuna wicara.
Tuna wicara sendiri merupakan suatu kondisi dimana adanya hendaya atau ketidakmampuan dalam
berbicara dan berbahasa.. Apakah bapak/ibu paham? Bapak/ibu, saya telah selesai mengambil sample
darah anak bapak/ibu, dan hasilnya normal. Jadi anak bapak/ibu bisa segera dioperasi. Bapak/ibu jangan
khawatir, karena operasi ini akan berjalan dengan lancar. Saya harap bapak/ibu selalu menemani anak
bapak/ibu sampai operasi dimulai.”

Fase terminasi:

“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah tadi kita berbincang-bincang tentang gangguan bicara?
Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan lagi? Bagus, Bapak/Ibu sudah memahaminya. Bapak/Ibu Saya akan kesini
lagi nantu untuk melihat kondisi anak Bapak/Ibu. Saya pamit dulu,, Pak/Bu. Sampai jumpa.”

Anda mungkin juga menyukai