Oleh :
19.035
TAHUN 2021/2022
A. Pengertian
Sirosis hepatis adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan fibrosis
hepar yang mengakibatkan distrosi struktur hepar dan hilangnya sebagian besar fungsi
hepar(Baradero,2008).Sirosis hepatisadalah sekelompok penyakit hati kronik yang
mengakibatkan kerusakan sel hati dan sel tersebut digantikan oleh jaringan parut
sehingga terjadi penurunan jumlah jaringan hati normal (Soemoharjo,2008).
B. Etiologi
Menurut Baradero (2008) etiologi sirosis hepatis belum secara pasti diketahui,namun
beberapa faktor penyebab yang diduga sebagai penyebab utama sirosis hepatis
meliputi :
1. Faktor keturunan dan Malnutrisi
Kekurangan protein menjadi penyebab timbulnya sirosishepatis.Hal ini
dikarenakan beberapan asam amino seperti metionin berpartisipasi dalam
metabolism gugus metil yag berperan dalam mencegah perlemakan hati dan
sirosis hepatis.
2. Hepatitis virus
Hepatitis virus terutama tipe Bsering disebut sebagai salah satu penyebab sirosis
Hati. Hepatitis virus yang telah menginfeksi sel hati semakin lama akan
berkembang menjadi sirosis hepatis.
3. Penyakit Wilson
Suatu penyakit yang jarang ditemukan,biasanya terdapat pada orang-orang muda
dengan ditndai sirosis hati,degenerasi basal ganglia dari otak dan terdapat cicin
pada kornea yang berwana coklat kehijauan disebut Kayser Fleischer
Ring.Penyakit inididuga disebabkan defisiensi bawaan dari
seruloplasmin.Penyebabnya belum diketahui dengan pasti,mungkin penimbunan
tembaga dalam jaringan hati.
4. Zat hepatotoksik
Beberapa zat kimia dan obat-obatan dapat menyebabkan terjadinya kerusakan
fungsi sel hati secara akut dan kronik.Kerusakan hati secara akut akan berakibat
nekrosis atau degenerasi lemak.Sedangkan kerusakan kronik akan berupa sirosis
hepatis.Zat hepatotosik yang sering menyebabkan sirosis hepatis adalah alcohol.
Efekyang nyata dari etil alcohol adalah penimbunan lemak dari hati.
5. Hemokromatosis
Kelebihan zat besi juga akan semakin memperberat kerja hati sehingga hati tidak
dapat mengolah zat besi yang dapat diabsorbsi tubuh tetapi zat besi akan
tertimbun dalam jumlah banyak yang dapat menyebabkan sirosis hepatis.
6. Sebab-sebab lain
a) Kelemahan jantung yang lama dapat menyebaban timbulnya sirosis
kardiak.perubahan fibrotic dalam hati terjadi sekunder terhadap anoksia.
b) Obstruksi yang lama pada saluran empedu akan dapat menimbulkan sirosis
biliaris primer.
c) Penyebab sirosis hepatis yang tidak diketahui dan digolongkan sebagai sirosis
kriptogenik.
C. Patofisiologis
Mekanisme terjadinya proses yang berlangsung terus mulai dari hepatitis virus hingga
sirosis hepatis belum jelas diketahui.Patogenesis yang mungkin terjadi yaitu secara
mekanis,imunologis,atau kombinasi keduanya.
1. Mekanis Pada daerah hati yang mengalami nekrosis,kerangka retikulumlobulus
hepar yang mengalami kolaps akan berlaku sebagai kerangka untuk terjadinya
daerah parut yang luas.Dalam kerangka jaringan ikat ini,bagian parenkim
hatiyang bertahan hidup berkembang menjadi nodul regenerasi.
2. Imunologis
Sirosis hepatis dikatakan dapat berkembang dari hepatitis akut jika melalui proses
hepatitis kronik aktif terlebih dahulu.Mekanisme imunologis mempunyai peranan
penting.Proses respon imunologis padasejumlah kasus tidak cukup untuk
menyingkirkan virus atau hepatosis yang terinfeksi,dan sel yang mengandung
irusini merupakan rangsangan untuk terjadinya proses imunologis yang
berlangsung terus sampai terjadi kerusakan sel hati.Faktor genetic dan lingkungan
yang dapat menyebabkan kerusakan sel hati dapat menyebabkansirosis melalui
respon yang saling berhubungan,yaitu reaksi sistem imun,peningkatan sintesis
matriks dan abnormalitas perkembangan sel hati yang tersisa.
D. Patway
Sirosis Hepatis
Gangguan
Kronis
pembentukan empedu
Hipertensi Portal
Lemak tidak dapat
diemulsikan dan tidak
dapat diserap oleh usus
Asites
halus
Diare
Pola nafas tidak
efektif Kelebihan volume
cairan
E. Manifestasi Klinis
Gejala terjadi akibat perubahan morfologi dan lebih mengambarkan beratnya
kerusakan yang terjadi dari pada etiologinya.Gejala disebabkan oleh satu/lebih
macam kegagalan,yaitu:
1. Kegagalan parenkim hati
2. Hipertensi portal
3. Enchelopalophaty
4. Acites
Keluhan subyektif :
1. Tidak ada nafsu makan,mual,perut terasa tidak enak,cepat lelah
2. Keluhan awal:kembung
3. Tahap lanjut :icterus dan urine gelap.
Keluhan Obyektif :
1. Hati-kadang terasa keras/tumpul
2. Limpa-Pembesaran pada limpa
3. Perut-sirkulasi kolateral pada dinding perut dan ascites.
4. Manifestasi ekstra abdomal :
Spider nervi pada bagian atas
Eritema palmaris
Ginekomasti dan atropi testis
Haemorid
Mimisan
F. Komplikasi
Komplikasi sirosis hepatis yang dapat terjadi antara lain:
1. Perdarahan
Penyebab perdarahan saluran cerna yang paling sering dan berbahaya pada
sirosis hati adalah perdarahan akibat pecahnya arises esofagus. Sifat
perdarahan yang ditimbulkan adalah muntah darah atau
hematemesis,biasanya mendadak tanpa didahului rasa nyeri.Darah yang
keluar berwarna kehitam-hitamn dan tidak akan membeku karena sudah
bercampur dengan asam lambung.Penyebab lain adalah tukak lambung dan
tukak duodeni.
2. Koma hepatikum
Timbulnya koma hepatikum akibat dari faal hati yang sudah sangat
rusak,sehingga hati tidak dapat melakukan fungsinya sama sekali.Koma
hepatikum mempunyai gejala karakteristik yaitu kehilangan kesadaran
penderita.Koma hepatikum dibagi menjadi dua,yaitu :
a) Koma hepatikum primer disebabkan oleh nekrosis hati yang meluas
dan fungsi ital. terganggu seluruhnya,maka metabolism tidak dapat
berjalan dengan sempurna.
b) Koma hepatikum sekunder ditimbulkan bukan kerusakan hati secara
langsung,tetapi oleh sebab lain,antara lain karena perdarahan,akibat
terapi terhadap asites,karena obat-obatan dan pengaruh subtansia
nitrogen.
3. Ulkus peptium
Timbulnya ulkus peptikum pada penderita sirosis hepatis lebih besar bila
dibandingkan dengan penderita normal.beberapa kemungkinan diantaranya
adalah timbulnya hipermeri pada mukosa gester dan duodenum,resistensi
yang menurun pada mukosa,dan kemungkinan lain adalah timbulnya
defisiensi makanan.
4. Karsinoma hepatoseluler
Kemungkinan timbulnya karsinoma pada sirosis hepatis terutama pada
bentuk postnekrotik adalah karena adanya hiperplasi noduler yang akan
berubah menjadi adenomata multiple kemudian berubah menjadi
kersinoma yang multiple
5. Infeksi
Setiap penurunan kondisi badan akan mudah terkena infeksi,termasuk
penderita sirosis hepatis.Infeksi yang sering timbul pada penderita
sirosis,diantaranya adalah peritonitis bacterial
spontan,bronchopneumonia,pneymonia,TBC paru-paru,glomeluronefritis
kronik,pielonefritis,sistitis,pericarditis,endocarditis,erysipelas maupun
septikemi.
6. Sindrom hepatorenal
Sindrom ini di akibatkan oleh vasokonstriksi dari arteri ginjal besar dan
kecil sehingga menyebabkan menurunya perfusi ginjal yang selanjutnya
akan menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus.
G. Penatalaksanaan
1. Istirahat di tempat tidur sampai terdapat perbaikan icterus,asites,dan
demam.
2. Diet rendah protein (diet hati III protein 1gr/kg BB,55gr protein,2000
kalori).Bila ada asites diberikan diet rendah garam II (600-800mg)atau
III(1000-2000mg).Bila proses tidak aktif diperlukan diet tinggi kalori
(2000-3000kalori)dan tinggi protein (80-125 gr/hari).Bila ada tanda-tanda
prekoma atau koma hepatikum,jumlah protein dalam makanan dihentikan
(diet hati II) untuk kemudian diberikan kembali sedikit demi sedikit sesuai
toleransi dan kebutuhan tubuh.Pemberian protein yang melebihi
kemampuan pasien ata meningginya hasil metabolism protein,dalam darah
visceral dapat mengakibatkan timbulnya koma hepatikum. Diet yang baik
dengan protein yang cukup perlu diperhatikan.
3. Mengatasi infeksi dengan antibiotik diusahakan memakai obat-obatan yang
jelas tidak hipatotoksik
4. Memperbaiki keadaan gizi bila perlu dengan pemberian asam amino
esensial berantai cabang dengan glukosa
5. Roboransia vitamin B kompleks.Dilarang makan dan minum bahan yang
mengandung alkohol.
4. Data Penunjang
Berisi tentang semua prosedur diagnostic dan laporan laboratorium yang dijalani
pasien, dituliskan hasil pemeriksaan dan nilai normal. Pemeriksaan meliputi
pemeriksaan rontgen, biopsy dan pemeriksaan terkait lainnya.
5. Diagnosa Keperawatan
a) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan jalan nafas ((D.0005)
b) Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan asites
6. Intervensi Keperawatan
I. Daftar Pustaka
Baradero, dkk. 2008. Klien Gangguan Kardiovaskuler. Jakarta: EGC
Sumardjo, Damin. (2008). Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta, EGC, Jakarta.