Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

ARITMIA

Peradangan Gangguan sirkulasi Intoksikasi obat- Ketidakseimbangan


Gangguan pengaturan
jantung koroner obatan elektrolit
system saraf otonom
(hipo/hiperkalemi)

Lepasnya Mengubah
Suplai O2 untuk sel Perubahan Aktivasi N Vagus
mediator repolarisasi sel
otot jantung permeabilitas terhadap
nodus otot jantung
ion K

Aktivasi sel pacu


Nekrosis sel otot Potensial istirahat sel jantung SA Node
jantung otot jantung memendek
/ memanjang

Kardiomiopati
Gangguan
pembentukan atau
penghantaran impuls

Dilatasi sel
otot jantung
Sel jantung Memicu
Degenerasi ARITMIA
digantikan jaringan focus ektopik
parut
Gagal jantung

Pengosongan Jantung tidak dapat


ventrikel mengompensasi

Darah membentuk
MK : Penurunan
gumpalan kecil
curah jantung
(thrombus)

Deep Vein Infark Miokard Akut


Emboli Paru
Thrombosis (DVT) (IMA)
Aritmia adalah berkurangnya efisiensi jantung yang
terjadi bila kontraksi atrium hilang (fibrilasi atrium,
AF). Aritmia sering ditemukan pada pasien dengan Macam-macam aritmia :
gagal jantung dan dihubungkan dengan kelainan - Sinus takikardi
struktural termasuk hipertofi ventrikel kiri pada - Sinus bradikardi
penderita hipertensi. Aritmia atau gangguan irama - Komplek atrium premature
jantug adalah kelainan elektrofisiologi jantung yang - Takikardi atrium
dapat disebabkan oleh gangguan sistem konduksi - Fluter atrium
serta gangguan pembentukan dan penghantaran - Fibrilasi atrium
impuls (Huikuri HV ; 2007). - Komplek jungsional premature
- Irama jungsional
- Takikardi ventrikuler
Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat
disebabkan oleh :
- Peradangan jantung, misalnya demam reumatik,
peradangan miokard (miokarditis karena infeksi) Tanda dan gejala
- Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis a. Perubahan tekanan darah ( hipertensi atau hipotensi ), nadi
koroner atau spasme arteri koroner), misalnya mungkin tidak teratur, defisit nadi, bunyi jantung irama tak
iskemia miokard, infark miokard. teratur, bunyi ekstra, denyut menurun, kulit pucat, sianosis,
- Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh berkeringat, edema, haluaran urin menurun bila curah
digitalis, quinidin dan obat-obat anti aritmia jantung menurun berat.
lainnya b. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi,
- Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, bingung, letargi, perubahan pupil.
hipokalemia) c. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak
- Gangguan pada pengaturan susunan saraf dengan obat antiangina, gelisah
autonom yang mempengaruhi kerja dan irama d. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman
jantung pernafasan, bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi)
- Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti
pusat. pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena
- Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis) tromboembolitik pulmonal, hemoptisis.
- Gangguan endokrin (hipertiroidisme, e. Demam, kemerahan kulit (reaksi obat), inflamasi, eritema,
hipotiroidisme) edema (trombosis siperfisial), kehilangan tonus
- Gangguan irama jantung karena kardiomiopati otot/kekuatan
atau tumor jantung
- Gangguan irama jantung karena penyakit
degenerasi (fibrosis sistem konduksi jantung)

Pemeriksaan Penunjang
a. EKG: menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek
ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
b. Monitor Holter: Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan dimana disritmia disebabkan oleh
gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat
antidisritmia.
c. Foto dada: Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup
d. Skan pencitraan miokardia: dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi konduksi
normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa.
e. Tes stres latihan: dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan yang menyebabkan disritmia.
f. Elektrolit: Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat mnenyebabkan disritmia.
g. Pemeriksaan obat: Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan atau dugaan interaksi obat contoh
digitalis, quinidin.
h. Pemeriksaan tiroid: peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat menyebabkan.meningkatkan disritmia.
i. Laju sedimentasi: Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi akut contoh endokarditis sebagai faktor pencetus
disritmia.
j. GDA/nadi oksimetri: Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.
Penatalaksanaan Komplikasi terjadi jika aritmia membuat jantung tidak
Terapi medis, obat-obat anti aritmia dibagi 4 kelas yaitu : mampu memompa darah secara efektif. Jika aritmia tidak
a. Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker segera ditangani atau tidak mendapat penanganan yang tepat,
- Kelas 1 A maka dalam jangka panjang dapat mengarah kepada:
Quinidine adalah obat yang digunakan dalam - Gagal jantung
terapi pemeliharaan untuk mencegah - Stroke
berulangnya atrial fibrilasi atau flutter. - Kematian
Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial
fibrilasi dan aritmi yang menyertai anestesi.
Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang
- Kelas 1 B
Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia
miokard, ventrikel takikardia.
Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT
- Kelas 1 C
Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
b. Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade)
Atenolol, Metoprolol, Propanolol : indikasi aritmi
jantung, angina pektoris dan hipertensi.
c. Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)
Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang.
d. Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)
Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia.

DAFTAR PUSTAKA

Huikuri HV, Castellanos A, and Myerbug RJ. Sudden Death Due to Cardiac
Arrhymias. 2007.

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk


Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made
Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC.

Price, Sylvia Anderson. 1994. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit.


Alih bahasa Peter Anugrah. Editor Caroline Wijaya. Ed. 4. Jakarta : EGC.

Hanafi B. Trisnohadi. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Ed. 3. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI.

Askep gangguan irama jantung aritmia tersedia dalam < http://www.docs-


engine.com/pdf/1/askep-gangguan-irama-jantung-aritmia.html>.
<http://www.dosen.stikesdhb.ac.id/irma-nur-amalia/wp.../askep-
aritmia.com/pdf) (tanggal akses 03-12-2016)
Banjarmasin, Januari 2018
Ners Muda

Annisa Fajriana

Preceptor Akademik

(………………………….)

Anda mungkin juga menyukai