Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA TN. M DENGAN DIAGNOSA KEPUTUSASAAN

DI PKM JANTI

Keperawatan Jiwa

Oleh:

Wadzifatu Qurrotu Aini


P17212205048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun masih
diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah yang
berjudul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Dengan Diagnosa Keputusasaan di
PKM Janti” ini disusun untuk memenuhi tugas Praktik klinik stase Keperawatan Jiwa di
Kampus Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang Jurusan Keperawan Program Profesi Ners.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Edi Sudjarwo,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Pembimbing Institusi yang telah memberikan
bimbingan kepada saya.
2. Ibu Rohani Sirait, S.Kep, Ns. selaku pembimbing lahan yang telah memberikan bimbingan
kepada saya.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan masyarakat
pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan para mahasiswa, masyarakat serta pembaca.

Malang, Desember 2020


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keputusasaan mengggambarkan individu yang tidak melihat adanyakemungkinan
untuk memperbaiki hidupnya dan bersih keras mengatakan bahwa tidak ada seorangpun
yang dapat membantunya.
Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan, orang yang putus asa tidak melihat
adanya solusi untuk permasalahannya atau tidak menemukan cara untuk mencapai apa yang
diinginkannya. Sebalikkya orang yang tidak berdaya masih dapat menemukan alternatif atau
untuk masalah tersebut, tetapi tidak mampu melakukan sesuatu untuk mewujudkannya
karena kurangnya kontrol dan sumber yang tersedia.
Perasaan tidak berdaya yang tidak kunjung hilang dapat menimbulkan keputusasaan.
Keputusasaan biasanya terkait dengan duka cita, depresi, dan keinginanuntuk bunuh diri.
Untuk individu dengan resiko bunuh diri perawat juga harus menngunakan resiko bunuh
diri.
Setiap orang pernah mengalami keputusasaan dalam hidupnya. Hal ini munculdalam
berbagai bentuk dan merupakan sejenis perasaan yang lebih sering dan lebihumum
dirasakan daripada dilaporkan.
Keputusasaan sering terlihat pada mereka yang cenderung kaku dan tidak fleksibel
baik dalam pikiran , perasaan maupun perilaku.
Keputusasaan adalah keadaan dimana seseorang atau individu tidak
mampumemandang kehidupan ke arah yang lebih baik dan cenderung putusasa akan
segalakemampuannya,dan kebanyakan Ungkapan klien mengarah ke situasi kehidupantanpa
harapan dan terasa hampa.
Dari semua cobaan dan kesulitan yang kita alami di dalam hidup, mungkin yang
paling berbahaya ialah keputusasaan. Terkadang pengalaman keputusasaan inidinamakan
malam yang gelap dalam jiwa kita. Bila mengalami keputusasaan kitaseperti merasa bahwa
semua jenis terang sirnah dan pergi, lalu kita sendiri
sedang berdiri di dalam kegelapan. Barangkali dapat menjadi satu penghiburan kecil kalua
masing-masing dari kita menyadari dan mengakui bahwa setiap orang mengalami
keputusasaan pada waktu dan tempat tertentu di dalam hidup, tanpa kecuali.
I.2 Rumusan Masalah
Bagaimana strategi pelaksanaan tindakan keperawatan pada masalah kesehatan jiwa dengan
diagnosa keputusasaan?
I.3 Tujuan Penulisan
a. Tujuan umum
Setelah membahas kasus ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memberikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah keputusasaan.
b. Tujuan khusus
 Melakukan pengkajian pada klien dengan keputusasaan.
 Merumuskan diagnosa untuk klien dengan keputusasaan.
 Membuat intervensi untuk klien dengan keputusasaan.
 Melakukan implementasi pada klien dengan keputusasaan.
 Membuat evaluasi pada klien dengan keputusasaan.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

A. LAPORAN PENDAHULUAN KEPUTUSASAAN

1. Masalah Utama

Keputusasaan
2. Proses Terjadinya Masalah
a. Definisi
 Kondisi subjektif ketika individu melihat keterbatasan atau ketiadaan
alternatif atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi
energi untuk kepentingan individu (Wilkinson & Ahern, 2011).

b. Adaptif Maladaptif
Respon Reaksi Supresi Reaksi Depresi
Emosional Berduka Emosi Berduka
Rumit Tertunda
( Sumber : Stuart,2013)

c. Tanda dan Gejala


 Ungkapan klien tentang situasi kehidupan tanpa harapan dan terasa
hampa (“saya tidak dapat melakukan”
 Sering mengeluh dan Nampak murung.
 Nampak kurang bicara atau tidak mau berbicara sama sekali
 Menunjukkan kesedihan, afek datar atau tumpul.
 Menarik diri dari lingkungan.
 Kontak mata kurang.
 Mengangkat bahu tanda masa bodoh.
 Nampak selalu murung atau blue mood.
 Menunjukkan gejala fisik kecemasan (takikardia, takipneu)
 Menurun atau tidak adanya selera makan
 Peningkatan waktu tidur.
 Penurunan keterlibatan dalam perawatan.
 Bersikap pasif dalam menerima perawatan.
 Penurunan keterlibatan atau perhatian pada orang lain yang bermakna

d. Pohon Masalah

Ketidakberdayaan

Keputusasaan

Harga diri rendah (Keliat, 2011)


e. Faktor yang Mempengaruhi

 Kemiskinan

 Faktor kehilangan
 Kegagalan yang terus menerus
 Faktor Lingkungan
 Orang terdekat ( keluarga )
 Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
 Adanya tekanan hidup
 Kurangnya iman

3. Data yang Perlu Dikaji


 Kaji dan dokumentasikan kemungkinan bunuh diri
 Pantau afek dan kemampuan membuat keputusan
 Pantau nutrisi: Asupan dan berat badan

4. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul


 Harga diri rendah
 Ketidakberdayaan
 Risiko bunuh diri
Rencana Tindakan Keperawatan

Tujuan Tujuan Intervensi Rasional


Umum Khusus
Klien mampu mampu Klien mampu : 1. Bina hubungan saling percaya Hubungan saling percaya merupakan
mengekspresikan harapan positif 1. Membina hubungan saling  Ucapkan salam dasar untuk menjalin hubungan trust
tentang masa depan, percaya  Perkenalkan diri: sebutkan nama dan antara perawat klien
mengekspresikan tujuan dan arti 2. Mengenal masalah panggilan yang disukai
kehidupan keputusasaan  Tanyakan nama klien dan
3. Berpartisi pasi dalam panggilan yang disukai
aktivitas  Jelaskan tujuan pertemuan
 Dengarkan klien dengan penuh
perhatian
 Bantu klien penuhi kebutuhan
dasarnya

2. Klien mengenal masalah Klien akan dapat mengatasi masalah


keputusasaannya keputusasaannya jika inti masalah
 Beri kesempatan bagi klien untuk diketahui
mengungkapkan perasaan
sedih/kesendirian/keputusasaannya
 Tetapkan adanya perbedaan
antara cara pandang klien
terhadap kondisinya dengan cara
pandang perawat terhadap
kondisi klien
 Bantu klien mengidentifikasi
tinghkah laku yang mendukung putus
asa: pembicaraan abnormal/negative,
menghindari interaksi dengan
kurnagnya partisipasi dalam aktivitas
 Diskusikan dengan klien cara yang
biasa dilakukan untuk atasi
masalahnya, tanyakan manfaat dari
cara yang digunakan
 Dukung klien untuk menggunakan
koping efektif yang selama ini
digunakan oleh klien.
tanyakan tentang
 rencana, metode, dan cara bunuh diri.

3. Klien berpartisipasi dalam


aktivitas

 Identifikasi aspek positif dari dunia


klien („keluarga anda menelepon RS
setiap hari untuk menanyakan
keadaanmu”)
 Dorong klien untuk berfikir yang
menyenangkan dan melawan rasa
putus asa
 Dukung klien untuk
mengungkapkan pengalaman yang
mendukung pikiran dan perasaan
positif
 Berikan penghargaan yang sungguh-
sungguh terhadap usaha klien dalam
mencapai tujuan, memulai perawatan
diri, dan berpartisipasi dalam aktifitas

4. Klien menggunakan keluarga


sebagai sistem pendukung

 Bina hubungan saling percaya


dengan keluarga:
- Ucapkan salam
- Perkenalkan diri: sebutkan nama
dan panggilan yang disukai
- Tanyakan nama keluarga,
panggilan yang diisukai dan
hubungan dengan klien
- Jelaskan tujuan pertemuan
- Buat kontrak pertemuan

 Identifikasi masalah yang dialami


keluarga terkait kondisi putus asa klien
 Diskusikan upaya yang telah dilakukan
keluarga untuk membantu klien atasi
masalah dan bagaimana hasilnya
 Tanyakan harapan keluarga untuk
membantu klien atasi masalahnya
 Diskusikan dengan keluarga tentang
keputusasaan:
- Arti, penyebab, tanda-tanda, akibat
lanjut bila tidak diatasi
- Psikofarmaka yang diperoleh klien:
manfaat, dosis, efek samping, akibat
bila tidak patuh minum obat
- Cara keluarga merawat klien
- Askes bantuan bila keluarga tidak
dapat mengatasi kondisi klien
(puskesmas, RS)
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Keputusasaan

SP 1: Mendiskusikan kegiatan positif yang dulu pernah dilakukan, dan menulis ulang kegiatan
positif yang sudah didiskusikan

Orientasi
Assalamualaikum wr.wb. Selamat pagi Pak?. Perkenalkan Saya perawat Wadzifatu, senang
dipanggil Ifa. Nama Bapak siapa? Senangnya dipanggil siapa?” Oooo bapak suka dipanggil pak M
ya? . Nah, saya datang kesini untuk membantu Bapak menyelesaikan masalah Bapak “.

“Bagaimana perasaan Bapak hari ini? (pasien : sedih)


”Bagaimana Pak, kalau kita berbincang-bincang tentang perasaan sedih yang Bapak rasakan saat ini
?”. Menurut Bapak dimana baiknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau ditempat ini saja”.
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 30 menit.
Apakah Bapak bersedia ?”.

Kerja
“Coba Bapak ceritakan kepada saya tentang perasaan sedih yang Ibu/Bapak rasakan saat ini”. “

Ya .... saya mengerti perasaan Bapak. Sudah berapa lama perasaan itu Bapak rasakan?
“Kalau saya boleh simpulkan, Bapak/Ibu saat ini mengalami hal yang disebut dengan keputusasaan.
Keputusasaan adalah suatu keadaan dimana seseorang itu merasa tidak ada pilihan lain lagi untuk
menyelesaikan masalahnya walaupun sebenarnya masih memiliki potensi/kemampuan untuk
menyelesaikan masalah. “Pak, bagaimana kalau saya memberitahukan tentang cara yang baik untuk
menyelesaikan masalah?” “Ada beberapa hal yang Bapak bisa lakukan, misalnya, menceritakan
masalah Bapak kepada orang lain yang Bapak percaya. Dengan demikian beban yang Bapak
rasakan setidaknya bisa berkurang. Selain itu, Bapak juga bisa mengingat atau menuliskan
kemampuan atau aspek positif yang dulu pernah Ibu/Bapak lakukan. Coba ingat kembali apa saja
hal baik yang dulu pernah bapak/ibu lakukan. Wah…. dulu ternyata bapak suka menanan sayuran
ya? Biasanya sayuran apa saya yang bapak tanam?.
Nah buat daftar sebanyak-banyaknya kemampuan lainnya. Kegiatan seperti ini berguna untuk
membantu membangkitkan semangat dan harapan Bapak kembali dalam menjalani kehidupan”.
Meskipun tidak dapat membuatnya sendiri tapi bapak masih bisa mengajarkannya ke orang lain.
Tulis dan buat daftar tersebut, ini akan membuktikan bahwa bapak masih punya banyak
kemampuan yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Hebat..

Terminasi
Nah... Pak, bagaimana rasanya setelah kita berbincang-bincang tentang masalah Ibu/Bapak tadi?”.
“ Coba Bapak menyebutkan apa sebenarnya yang Bapak/Ibu alami saat ini ? ”.
“ Coba bapak ulangi, hal baik apa saja yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah?”.
“Bagus sekali Ibu”.
“Baiklah pak,sesuai dengan janji kita telah berbincang-bincang selama 30 menit. Dan tadi bapak
telah mengetahui cara untuk menyelesaikan masalah, setelah ini Bapak bisa mencoba untuk mulai
menerapkannya. Bagaimana, apa Bapak/ bersedia melakukannya?”.” Bagus sekali Pak”. Bapak,
bagaimana kalau besok kita berlatih kegiatan lainnya , disini jam 9 pagi? Baiklah pak
Saya permisi dulu. Assalamualaiku. SelamatPagi.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
BAB 4
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas pencapaian diagnosa yang ditemukan pada klien Tn.M dengan
diagnosa keputusasaan serta membandingan dengan beberapa evaluasi yang ada dengan masalah utama
keputusasaan. Kemudian membandingkan adanya kesenjangan antara teori dan praktik dalam ruang
lingkup asuhan keperawatan dari pengkajian sampai evaluasi.
1. Pengkajian
Merupakan tahap awal dalam pengumpulan data pada klien, pada tahap pengkajian Tn.M menjadi
sumber informasi dalam pengumpulan data pengkajian klien.
Data yang didapatkan sesuai dengan tanda dan gejala pada tinjauan teori gangguan kecemasan
meliputi : khawatir akan kondisi nya, merasa putus asa, cemas.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada klien adalah :
a. Keputusasaan
b. Harga Diri Rendah
c. Gangguan integritas kulit
d. Perilaku Kesehatan cenderung beresiko
e. Ansietas
3. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan dilaksanakan berdasarkan tinjauan kasus yang disesuaikan dengan kondisi
klien berdasarkan masalah yang ditunjukkan klien pada saat pengkajian.Untuk rencana
keperawatan yang dilakukan sesuai dengan teori gangguan keputusasaan meliputi :
a. Lakukan BHSP (Bina Hubungan Saling Percaya)
b. Monitor tanda tanda keputusasaan,
c. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
d. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
e. Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan dan prognosis
f. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan melakukan kegiatan kemampuan diri pada klien.
4. Implementasi
Pelaksanaan implementasi dilakukan secara bertahap sesuai dengan intervensi yang sudah
direncanakan dan melakukan kegitan sesuai dengan intervensi.
5. Evaluasi
Evaluasi pada klien dilakukan dengan melihat respon pasien dari data subjektif dan objektif klien
serta mengobservasi respon klien selama melakukan penerapan asuhan keperawatan. Evaluasi
dilakukan dengan membuat format analisa proses interaksi antara komunikasi verbal pasien dan
komunikasi non verbal pasien.
BAB 5
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Tn.M adalah klien dengan diagnosa medis gangguan psikososial keputusasaan, klien
sudah memiliki penyakit DM selama 10 tahun dan rutin berobat ke puskesmas janti setiap satu
bulan sekali, klien merasa khawatir dan cemas akan penyakitnya yang tak kunjung sembuh
karena sudah menderita penyakit DM selama 10 tahun.
Pada kasus gangguan psikososial keputusasaan yang dialami oleh Tn.M tindakan yang
dilakukan sesuai konsep teori yaitu melakukan hubungan saling percaya dengan klien,
membantu klien mengenal keputusasaannya, membantu klien dalam mengetahui kemampuan
diri klien, dan keluarga sebagai sistem pendukung.
5.2. Saran
Dukungan keluarga sangat penting untuk membantu meningkatkan pemeliharaan kesehatan
klien, jadi diharapkan anggota keluraga dapat melibatkan diri dalam merawat anggota
keluarganya dan dapat menyediakan waktu untuk bercerita dan berinteraksi dengan klien agar
klien dapat mengutarakan perasaanya dan persepsinya.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B. A., & Akemat. (2010). Model praktek keperawatan Jiwa Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Nanda, (2011) Nursing diagnosa & intervensi Stuard, G. W. (2013), Principles and Practice of
Psychiatric Nursing (9 ed.). Missouri: Mosby, inc.
Townsend. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing Concepts of Care in Evidence-Based
Practice. Sixth Edition. Philadelphia. F.A Davis Company

Anda mungkin juga menyukai